Anda di halaman 1dari 36

Pengertian Syahadat

Sumber Web:

https://biosquad17uinwalisongo.wordpress.com/2017/12/08/featured-content/

LATAR BELAKANG

Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia. Syahadat adalah
seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah salah satu syarat utama
keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada
pula islam dalam kehidupan manusia.

Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan
islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati.
Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa
Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam.

Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat(syahadat tauhid dan syahadat rasul) tersebut
merupakan sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam
untuk hanya mengimani salah satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja
namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat
memaksimalkan kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah
mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.

Sumber web:

http://rukunislami.blogspot.com/2015/03/pengertian-syahadat.html

َّ َ‫َدا‬
‫ن‬ ُ ‫شه‬ ُ َّ ‫َداَ ْن الَاِل َه اِال‬
ْ َ‫ وَا‬،‫هللا‬ ْ َ‫ا‬
ُ ‫شه‬
ِ ‫ل‬
.‫هللا‬ ُ ‫س ْو‬ َّ ‫ح‬
ُ ‫م ًدا َر‬ َ ‫ُم‬
Aku Bersaksi Bahwa Tiada Tuhan Selain Alloh dan Aku Bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad
Adalah Utusan Alloh.

 Makna syahadat
Untuk dapat lebih meyaqini bahwa tiada tuhan selain Alloh dan bahwasannya nabi Muhammad
utusan Alloh, maka anda harus tahu dulu apa arti atau makna dari syahadat. Berikut ini saya akan
mencoba memberikan
suatu penjelasaan mengenai syahadat tersebut.

 Syahadat Menurut Etimologi

‫ )الشهادة‬berasal dari bahasa Arab berstatus sebagai kata benda


Syahadat (

َ , hasil perubahan dari kata kerja lampau (fi`il Madhi):


masdar ‫شهَادَة‬
syahida (‫)ش ِه َد‬
َ yang mempunyai arti ia telah memberikan persaksian, dengan dikasrahkan
huruf Ha`nya (‫د بكسرالهاء‬ َ ‫)ش ِه‬َ . Arti harfiah syahadat yaitu memberikan
persaksian, memberikan ikrar setia, memberikan pengakuan.
Secara terminologi, syahadat diartikan sebagai bentuk pernyataan diri segenap jiwa dan raga atas
persaksian bahwa Tiada Tuhan selain Alloh dan Nabi Muhammad adalah utusan Alloh (Rasul-Nya).

 Dua Kalimat Syahadat


Syahadat ada 2 kalimat yang disebut juga dengan syahadatain, yaitu:

1. Syahadat tauhid ( ُ َّ ‫َد أَ ْن ال َ إِل َه إِال‬


‫هللا‬ ُ ‫شه‬ ْ َ‫ )ا‬artinya: Saya bersaksi tiada
Tuhan Selain Alloh

2. Syahadat rosul (‫ل هللا‬ُ ‫س ْو‬ ُ ‫م ًدا َر‬ َّ ‫ح‬ َّ َ‫َد أ‬


َ ‫ن ُم‬ ُ ‫شه‬ ْ َ‫ )ِِ ِِ َو ا‬artinya:
dan saya bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad adalah utusan Alloh.

 Pengertian Syahadat menurut istilah

Menurut para ulama tauhid ushuluddin (pokok-pokok ilmu agama), berdasarkan 2 kalimat yang
terdapat dalam syahadatain (2 kalimat syahadat), menunjukkan tentang 2 makna, yaitu:

 Pengakuan ketauhidan (Syahadat Tauhid).

Artinya, seorang muslim hanya boleh mengakui dan menyembah pada satu Tuhan, yaitu Alloh
(Makna Keesaan Tuhan: mengesakan Alloh). Bukti Persaksian Syahadat Tauhid adalah dengan tidak
menyekutukan Alloh dalam setiap perbuatan, amal ibadah, niat (i`tikad), dll ( berbuat syirik)

 Pengakuan Kerasulan (Syahadat Rasul).

Artinya, seorang muslim wajib mempercayai semua hal yang disampaikan oleh Rosululloh / yang
datang dari Rosululloh. Bukti Persaksian Syahadat Rasul yaitu : mengikuti sunnah Rosululloh,
menerima hadits Nabi Muhammad sebagai panduan wajib bagi umat Islam.

 Syahadat Menurut Islam

Menurut pejelasan mayoritas Ulama, syahadat termasuk di dalam 5 rukun Islam ( ‫أركان‬
‫ )اإلسالم‬atau rukun agama (‫ )أركان الدين‬dan ditampilkan pada rukun yang
pertama. Dan melaksanakan syahadat hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah.

 Penggunaan 2 Kalimat Syahadat

2 Kalimat syahadat dapat ditemukan pada beberapa ritual ibadah islam berikut ini:
1. disaat seseorang pertama kali masuk Islam (menjadi Muallaf ) orang tersebut terlebih dahulu
diwajibkan membaca ikrar 2 kalimat syahadat.
2. Di dalam bacaan sholat pada bagian gerakan duduk tahiyyat sholat (tahiyat awal dan akhir)
3. ketika ritual pembacaan Ijab Kabul (ikrar pernikahan) dalam Islam.
4. Dan masih banyak lagi dalam hal-hal lainnya yang berhubungan dengan Islam.
Sumber Web:
http://rumahsejahtera.org/pengertian-syahadat/

“Syahadat” berasal dari kata: syahida—yasyhadu—syahadatan. Secara


bahasa, kata ini memiliki makna:

1. Menyampaikan berita yang pasti.


2. Menampakkan sesuatu yang tidak diketahui orang lain.
3. Menjelaskan.

Syahadatain dan maknanya

Kata “syahadatain” artinya ‘dua kalimat syahadat’. Dua kalimat ini


merupakan gerbang bagi orang nonmuslim ketika masuk Islam. Lafal
syahadatain adalah:

ْ َ ‫َللا ِإ ُل ا ِإلَ ُهَ ُل َ أ َ ْنُ أ‬


ُ‫شهَد‬ ُ‫ا‬

ْ َ ‫للا َرسولُ م َح امدًا أَناُ أ‬


ُ‫شهَدُ َو‬ ُِ

“Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah,
dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”

 Makna syahadat “la ilaha illallah”

Ketika seseorang mengucapkan syahadat ini, berarti dia mengakui dengan


lisan dan hatinya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan
dijadikan tujuan ibadah kecuali Allah. Adapun semua sesembahan selain
Allah adalah sesembahan yang batil dan tidak boleh dijadikan tujuan
beribadah.

 Makna syahadat “Muhammad adalah utusan Allah”

Pengakuan untuk menaati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua


syariat yang beliau bawa, baik bentuknya berita, perintah, maupun larangan.
Ketika seseorang mengucapkan syahadat kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, berarti dia siap untuk melaksanakan konsekuensi berikut:

– Menaati semua perintahnya.

– Menjauhi semua larangannya.

– Membenarkan semua berita darinya.

– Tidak beribadah kecuali yang sesuai dengan petunjuk beliau shallallahu


‘alaihi wa sallam.

Sumber Web:

http://walpaperhd99.blogspot.com/2013/10/syahadat-pengantar-pengertian-
keutamaan.html

Syahadat merupakan asas dan dasar dari lima rukun Islam dan merupakan ruh, inti dan
landasan seluruh ajaran Islam.
Etimologi
Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitusyahida, yang artinya ia telah menyaksikan.
Kalimat itu dalam syariat Islam adalah sebuah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Tuhan
(Allah) dan Nabi Muhammad sebagai RasulNya.
Kalimat Syahadat sering disebut denganSyahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam
bahasa arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu adalah:
 Kalimat pertama :

ʾašhadu ʾal lā ilāha illa l-Lāh


artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah
 Kalimat kedua :

wa ʾašhadu ʾanna muḥammadar rasūlu l-Lāh


artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.
Makna syahadat
 Pengakuan ketauhidan.
Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya Allah dan tiada
tuhan yang lain selain Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi
atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim
memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allâh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.
 Pengakuan kerasulan.
Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini ajaran
Allâh seperti yang disampaikan melalui Muhammad saw, seperti misalnya meyakini hadist-
hadis Muhammad saw.
Makna Laa Ilaaha Illallah
Kalimat Laa Ilaaha Illallah sebenarnya mengandung dua makna, yaitu makna penolakan
segala bentuk sesembahan selain Allah, dan makna menetapkan bahwa satu-satunya
sesembahan yang benar hanyalah Allah semata.
Berkaitan dengan mengilmui kalimat ini Allah ta'ala berfirman: "Maka ketahuilah(ilmuilah)
bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah" (QS Muhammad : 19)
Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan mesti
didahulukan daripada rukun-rukun Islam yang lain. Di samping itu Rasulullah pun
menyatakan: "Barang siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas maka akan
masuk ke dalam surga."
Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah mereka yang memahami, mengamalkan dan
mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung
tauhid yang Allah menciptakan alam karenanya. Rasul mengajak paman beliau Abu Thalib,
Ketika maut datang kepada Abu Thalib dengan ajakan "wahai pamanku ucapkanlah Laa
Ilaaha Illallah sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia sebagai hujjah di hadapan Allah"
namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal selama 13 tahun di makkah mengajak
orang-orang dengan perkataan beliau "Katakan Laa Ilaaha Illallah" maka orang kafir pun
menjawab "Beribadah kepada sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal yang
demikian dari orang tua kami". Orang qurays di zaman nabi sangat paham makna kalimat
tersebut, dan barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada selain
Allah.
Inti syahadat
Inilah sekilas tentang makna Laa Ilaaha Illallah yang pada intinya adalah pengakuan bahwa
tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah ta'ala semata.

Kandungan syahadat
 Ikrar
Ikrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya.Ketika
seseorang mengucapkan kalimat syahadah, maka ia memiliki kewajiban untuk menegakkan
dan memperjuangkan apa yang ia ikrarkan itu.
 Sumpah
Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berarti dia bersedia
menerima akibat dan risiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut. Artinya,
Seorang muslim itu berarti siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan
ajaran Islam.
 Janji
Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap muslim adalah orang-orang yang berjanji
setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT,
yang terkandung dalam Al Qur'an maupun Sunnah Rasul.
Syarat syahadat
Syarat syahadat adalah sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang disyaratkannya itu
tidak sempurna. Jadi jika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi
syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya itu tidak sah.

Syarat syahadat ada tujuh. yaitu:


 Pengetahuan
Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia
wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima
konsekuensi ucapannya.
 Keyakinan
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat
tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.
 Keikhlasan
Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna
syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak
akan diterima oleh Allah SWT.
 Kejujuran
Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus
dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan.
 Kecintaan
Kecintaan berarti mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman.
Cinta juga harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala sesuatu yang
bertentangan dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi
sunnah Rasulullah SAW.
 Penerimaan
Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari Allah dan
Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, dengan
jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran
yang datang dari syariat Islam. Artinya, bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali Al
Qur'an dan Sunnah Rasul.
 Ketundukan
Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara
lahiriyah. Artinya, seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan semua perintah-
Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Perbedaan antara penerimaan dengan
ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan
dengan fisik.Oleh karena itu, setiap orang yang bersyahadat tidak harus disaksikan amirnya
dan selalu siap melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupannya.
Asas dari tauhid dan Islam
Laa Ilaaha Illallah adalah asas dari tauhid dan Islam dengannya direalisasikan dalam
segala bentuk ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa kepadanya
semata dan berhukum dengan syariat Allah.
Seorang ulama besar Ibnu Rajab mengatakan: Al ilaah adalah yang ditaati dan tidak
dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai pertolongan
harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah. Kalimat Laa
Ilaaha Illallah bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya selama tidak membatalkannya
dengan aktivitas kesyirikan.

Makna syahadat bagi Muslim


Bagi penganut agama Islam, Syahadat memiliki makna sebagai berikut:
1.Pintu masuk menuju islam; syarat sahnya iman adalah dengan bersyahadatain (bersaksi
dengan dua kalimat syahadah)
2.Intisari ajaran islam; pokok dari ajaran Islam adalah syahadatain, sebagaimana
ajaran yang dibawa nabi-nabi dan rosul-rosul sebelumnya
3.Pondasi iman; bangunan iman dan Islam itu sesungguhnya berdiri di atas dua kalimat
syahadah
4.Pembeda antara muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban syariat yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang setelah dia
mengucapkan dua kalimat syahadah
5.Jaminan masuk surga; Allah SWT memberi jaminan surga kepada orang yang
bersyahadatain.

Pengertian Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul


Sumber Web:

https://biosquad17uinwalisongo.wordpress.com/2017/12/08/featured-content/

Syahadat Tauhid (la ilaha illallah)

Makna Syahadat Tauhid (la ilaha illallah) adalah meyakini dan mengikrarkan bahwa tidak ada yang
berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah, menaati hal tersebut dan mengamalkannya. La
ilaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapapun orangnya. Illallah adalah penetapan
hak Allah semata untuk disembah.

Jadi, makna kalimat secara global adalah, “Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah.”
Khabar harus ditaqdirkan (yang hak),tidak boleh ditaqdirkan dengan (ada). Karena selain
Allah banya sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah tuhan-tuhan tersebut adalah ibadah pula
untuk Allah. Ini merupakan sebatil-batilnya kebatilan yang merupakan mazhab widhatul
wujud (bersatunya makhluk dengan tuhan) dimana mereka adalah orang yang paling kafir di muka
bumi.

Kalimat la ilaha illallah telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil, antara lain:

la ilaha illallah artinya “Tidak ada sesembahan kecuali Allah.” Ini berarti batil, karena maknanya:
Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun batil adalah Allah.
la ilaha illallah artinya “Tidak ada pencipta selain Allah.” Ini adalah sebagian dari kalimat tersebut.
Akan tetapi, bukan ini maksud karena arti ini hanya mengakui tauhid rubbiyah saja, dan itu belum
cukup.

la ilaha illallah artinya “tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah.” Ini juga sebagian dari makna
kalimat la ilaha illallah , Tetapi bukan itu yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup.

Semua tafsiran tersebut adalah batil atau kurang. Adapun tafsir yang benar mrnurut salaf dan para
muhaqqiq (ulama peneliti) adalah (tidak ada sesembahan yang hak selain
Allah) seperti yang tersebut diatas.

Syahadat Rasul (anna muhammadar rasulullah)

Makna syahadat anna muhammadar rasulullah adalah mengakui secara lahir batin bahwa beliau
adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan serta
mengamalkan konsekuensinya, menaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi
larangannya, dan tidak menyambah Allah kecuali dengan apa yang telah disyariatkannya.

Rukun Syahadat

Rukun syahadat Tauhid ( la illaha illallah)

la illaha illallah mempunyai dua rukun :

An-Nafyu atau peniadaan : membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan mewajibkan kekafiran
terhadap segala apa yang disembah selain Allah.

Al-Isbat atau penetapan : menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan
mewajibkan pengamalan sesuai konsekuensinya.

Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an, seperti firman Allah :

“Barang siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhlul tali yang amat kuat.”(Al-Baqarah: 156).

Firman Allah, “Siapa yang ingkar kepada thaghut” adalah makna dari yang merupakan rukun
pertama, Sedangkan firman Allah, “dan beriman kepada Allah” adalah makna dari rukun
kedua .Begitu pula firman Allah kepada Nabi Ibrahim :

“Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi aku
menyembah tuhan yang menjadikanku.” (Az-Zukhruf: 26-27).
Firman Allah, “Sesungguhnya aku terlepas diri” ini adalah makna nafyu(peniadaan) dalam rukun
pertama. Sedangkan perkataan, “Tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikank” adalah makna
itsbat (penetapan) pada rukun kedua.

Rukun syahadat rasul (muhammadar rasullullah)

Syahadat ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat (hamba-Nya) dan (utusannya). Dua rukun ini
menafikan irfath (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak rasulullah. Beliau adalah
hamba dan rasul-Nya. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini.

Al-abdu di sini artinya hamba yang menyembah. Maksudnya, beliau adalah manusia yang diciptakan
dari bahan yang sama dengan ciptaan manusia lainnya. Demikian pula berlaku atas beliau apa yang
berlaku atas orang lain sebagaimana firman Allah:

“Katakanlah,”Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu,” (Al-Kahf: 110)

Beliau telah memberikan hak ubaidiyah kepada Allah dengan sebenar-benarnya, dan karenanya
Allah memujinya:

“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya?” (Az-Zumar: 36)

“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya kitab (Al-Qur’an).” (Al-Kafl: 1)

“Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjid Al-
Haram. “(Al-Isra’: 1).

Adapun Rasuul artinya orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada Allah
sebagai basyir(pemberi kabar gembira) dan nadzir(pemberi peringatan).
Persaksian untuk Rasulullah dengan dua sifat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada hak beliau,
Karena banyak orang yang mengaku umatnya lalu melebihkan haknya atau mengkultuskannya
hingga mengangkatnya diatas martabat sebagai hamba hingga kepada martabat ibadah
(penyembahan) untuknya selain Allah. Mereka beristighatsah (meminta pertolongan) kepada beliau,
dari selain Allah. Juga meminta kepada beliau apa yang tidak sanggup melakukannya selain Allah,
seperti memenuhi hajat dan menghilangkan kesulitan. Tetapi di pihak lain sebagian orang
mengingkari karasulannya atau mengurangi haknya sehingga ia bergantung kepada
pendapatpendapat yang menyalahi ajarannya serta memaksakan diri dalam menakwilkan hadis-
hadis dan hukum-hukumnya.

Syarat-syarat syahadatain

Syarat-syarat syahadat tauhid (la illaha illallah)

Bersaksi bahwa “Tiada tuhan selain Allah” harus dengan tujuh syarat. Tanpa syarat-syarat tersebut
syahadatnya tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Secara global tujuh syarat itu
adalah :

Ilmu (mengetahui)

Sebuah pengakuan tidak dianggap kecuali dengan ilmu. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk
mengucapkan kalimat syahadat ini dengan mengilmui makna dari kalimat tersebut. Alloh
berfirman, “Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Alloh tidak dapat memberi
syafa’at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang yang mengakui yang hak
(tauhid) dan mereka meyakini(nya).” (Az Zukhruf: 86). Nabi shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barangsiapa mati dalam keadaan mengilmui Laa Ilaaha Illalloh pasti masuk
surga.” (HR. Al Bukhori dan Muslim). Dan makna yang benar dari kalimat Laa Ilaaha
Illalloh yaitu tidak ada sesembahan yang haq melainkan Alloh Ta’ala.

Yaqin (yakin)

Yakin adalah tidak ragu-ragu dengan kebenaran maknanya sehingga tidak mudah terombang-ambing
oleh berbagai cobaan. Alloh berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah
orang-orang yang percaya (beriman) kepada Alloh dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu
dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh. Mereka itulah
orang-orang yang benar.” (Al Hujurat: 15)

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang engkau jumpai dari balik dinding ini
dia bersaksi Laa Ilaaha Illalloh dengan keyakinan hatinya sampaikanlah kabar gembira untuknya
bahwa dia masuk surga.” (HR. Muslim)

Qabul (menerima)

Alloh menceritakan keadaan orang kafir Quraisy yang tidak menerima dakwah Nabi Muhammad
dalam firman-Nya, “Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: ‘Laa ilaaha
Illalloh’ (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Alloh) mereka menyombongkan diri. Dan
mereka berkata: ‘Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena
seorang penyair gila?’.” (As Shoffat: 35-36)
Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. Inilah sifat orang kafir, tidak
menerima kebenaran kalimat Laa ilaaha Illalloh. Sungguh hanya Alloh lah yang berhak disembah dan
diibadahi.

Inqiyaad (tunduk dan patuh dengan kandungan makna syahadat)

Maksudnya yaitu melaksanakan konsekuensinya lahir dan batin. Alloh berfirman, “Dan barangsiapa
yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Alloh-lah
kesudahan segala urusan.”(Luqman: 22)

Nabi bersabda, “Tidaklah sempurna iman kalian sehingga hawa nafsunya tunduk mengikuti
ajaranku.” (HR. Thabrani)

Shidiq (jujur)

Alloh berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami
telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang
yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang benar (jujur) dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al ‘Ankabut: 2-3)

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tak seorang pun bersaksi Laa Ilaaha Illalloh dan
Muhammad hamba Alloh dan rasul-Nya dengan kejujuran hati kecuali Alloh mengharamkan neraka
untuk menyentuhnya.” (HR. Al Bukhori dan Muslim)

Betapa kejujuran menjadi syarat sahnya syahadat. Lihatlah bagaimana syahadat orang munafik
ditolak oleh Alloh karena tidak jujur. Sebagaimana firman-Nya, “Apabila orang-orang munafik datang
kepadamu, mereka berkata: ‘Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Alloh.’
Dan Alloh mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Alloh mengetahui
bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” (Al Munafiqun: 1)

Ikhlas

Ikhlas hakikatnya mengharapkan balasan dari Alloh saja, tidak kepada selain-Nya. Alloh
berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan mengikhlaskan
keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan
sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al Bayyinah: 5)

Apa yang dimaksud dengan ikhlas?

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh Alloh mengharamkan bagi neraka menyentuh
orang yang mengatakan Laa Ilaaha Illalloh karena semata-mata mencari wajah Alloh.” (HR. Al
Bukhori dan Muslim)

Mahabah (cinta)

Alloh berfirman, “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Alloh; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alloh. Adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Alloh. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu
mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Alloh
semuanya dan bahwa Alloh amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (Al Baqoroh: 165)

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga hal barangsiapa memilikinya pasti akan
merasakan kelezatan iman: Alloh dan rasul-Nya lebih dia cintai dibanding selain keduanya, dia
mencintai seseorang karena Alloh, dan dia benci untuk kembali kafir sebagaimana kebenciannya jika
dilempar ke dalam api.”(HR. Al Bukhori dan Muslim)

Syarat syahadat rasul (Muhammadur rasulullah)

Mengakui kerasulannya dan meyakini dalam hati.

Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.

Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta meninggalkan
kebatilan yang telah dicegahnya.

Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang gaib, baik sudah lewat maupun yang
akan dating.

Mencintainya melebihi cintanya kepada diri sendiri, harta, anak, orang tua serta seluruh umat
manusia.

Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan sunahnya.

Manfaat Syahadat

Membawa Manusia Masuk Surga

Keutamaan pertama mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah adalah ternyata kali tersebut bisa
membawa manusia menjadi penghuni surga. Suatu saat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam
mendengar muadzin mengucapkan ’Asyhadu alla ilaha illallah’. Lalu beliau mengatakan pada
muadzin tadi, ”Engkau terbebas dari neraka.” (HR. Muslim no. 873)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum
meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan
shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)

Kebaikan yang Paling Utama

Selain bisa membawa manusia terbebas dari neraka ternyata kalimat Laa Ilaaha Illallah merupakan
kebaikan yang paling utama. Abu Dzar berkata, ”Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku
amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda, ”Apabila engkau melakukan kejelekan (dosa), maka lakukanlah kebaikan
karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal.” Lalu Abu
Dzar berkata lagi, ”Wahai Rasulullah, apakah ’laa ilaha illallah’ merupakan kebaikan?” Nabi
shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Kalimat itu (laa ilaha illallah, pen) merupakan kebaikan yang
paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.” (Dinilai hasan oleh
Syaikh Al Albani dalam tahqiq beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 55)

merupakan Dzikir yang Paling Utama

Dzikir merupakan ibadah yang harus dilakukan kaum muslimin agar senantiasa mengingat Allah SWT
dalam keadaan apapun. Ada begitu banyak bacaan dzikir yang bisa diucapkan, akan tetapi ternyata
dzikir dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah menjadi dzikir yang paling utama. Hal ini sesuai dengan
sabda Rasulullah SAW:

”Dzikir yang paling utama adalah bacaan ’laa ilaha illallah’.” (Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani
dalam tahqiq beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 62)
Amal yang Paling Utama

Keutamaan kalimat Laa Ilaaha Illallah yang selanjutnya yaitu ternyata kalimat ini adalah amal yang
paling utama. Senantiasa mengucapkannya akan memberikan banyak ganjaran kepada yang
mengerjakan. Bahkan ia akan mendapatkan ganjaran menyamai memerdekakan budak dan
merupakan pelindung dari gangguan setan. Rasulullah SAW bersabdaL

”Barangsiapa mengucapkan ’laa il aha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu
wa huwa ’ala kulli syay-in qodiir’ [tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar
kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha
Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh
budak (yang dimerdekakan, pen), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan
dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama
darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu.” (HR. Bukhari no. 3293 dan HR.
Muslim no. 7018)

Kunci dari 8 Pintu Surga

Keutamaan terakhir dari kalimat Laa Ilaaha Illallah adalah kalimat tersebut adalah kunci dari 8 pintu
surga. Orang yang senantiasa mengucapkan kalimat ini dalam kesehariannya bisa menjadi penghuni
surga dengan masuk lewat pintu mana saja yang disukainya. Dari ’Ubadah bin Shomit radhiyallahu
’anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

”Barangsiapa mengucapkan ’saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah
dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan
utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ’Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-
Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah
benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga
dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim no. 149)

Sumber Web:

https://brainly.co.id/tugas/2095128

syahadat merupakan pondasi paling dasar dari keislaman seseorang, karena


itu syahadat masuk rukun islam yang pertama,

seseorang yang berikrar beragama islam harus membaca syahadat terlebih


dahulu

syahadat ada 2, yaitu:


1) syahadat tauhid

syahadat tauhid adalah persaksian kita terhadap ke-esaan Allah

bunyi syahadat tauhid

ُ‫ن أ َ ْش َهد‬
ُْ َ ‫ل أ‬
َُ َ‫للاُ ِإ َلُ إِلَ ُه‬

asyhadu alla ilaha illallah

artinya : saya bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah

maknanya, kita bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang patut kita sembah
kecuali Allah, tidak ada sekutu bagiNya

2) syahadat rosul

syahadat rosul adalah persaksian bahwa Nabi Muhammad adalah Rosulullah

bunyi syahadat rosul

ُ‫للاُِ َرس ْولُ م َح َمدًا أ َ َنُ َوأ َ ْش َهد‬

waasyhadu anna muhammadar rosulullah

artinya : dan saya bersaksi bahwa nabi Muhammad itu utusan Allah

maknanya, kita bersaksi bahwa nabi Muhammad itu utusan Allah bukan anak
Allah, Nabi Muhammad hanya menyampaikan apa yang diutus Allah untuk
disampaikan kepada ummatnya, bukan tukang sihir seperti tuduhan orang"
qurays
Sumber Web:

https://obatrindu.com/makna-dan-pengertian-2-kalimat-
syahadat/#Makna_2_Dua_Kalimat_Syahadat

Makna 2 (Dua) Kalimat Syahadat


Setelah kamu cukup mengerti isi atau kandungan serta pengertian dari dua
kalimat syahadat seperti yang telah dijelaskan diatas. Baru kita mulai
mengulas tentang makna dari dua kalimat syahadat tersebut. Selengkapnya
sebagai berikut.

Makna Kalimat Syahadat Tauhid


kurniaowan.wordpress.com

Syahadat yang pertama adalah Syahadat Tauhid. Syahat Tauhid berbunyi :


“Asyhaduُallaُilaahaُillallah”ُyangُmempunyaiُarti,ُakuُbersaksiُbahwaُtidakُ
ada yang berhak disembah kecuali Allah.

Di dalam syahadat ini memiliki penafian atau penolakan bahwa tidak


sesembahan selain Allah dan menetapkan bahwa sesembahan yang benar
dan hak hanya Allah semata. Ini juga merupakan sebuah kenyataan bahwa di
dunia ini terdapat banyak sesembahan yang dibuat-buat selain Allah.

Ada orang yang menyembah kuburan, batu, pohon, wali, jin, dan lain-lain.
Namun semua sesembahan itu sangat tidak berhak untuk disembah. Karena
yang berhak disembah hanyalah Allah semata. Allah berfirman dalam QS. Al
Hajj ayat 62 :

theonlyquran.com
“Yangُdemikianُituُadalahُkarena Sesungguhnya Allah Dialah (tuhan) yang
haq dan Sesungguhnya segala sesuatu yang mereka seru selain Allah, itulah
yang batil. Dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha
besar.”

Serta di dalam QS. Al-Baqrah ayat 256 yang berbunyi :

alqur’anmulia.com

“MakaُbarangsiapaُyangُingkarُkepadaُsesembahanُselainُAllahُdanُ
berimanُpadaُAllah,ُsungguhُdiaُtelahُberpegangُpadaُtaliُyangُsangatُkuat.”ُ
(QS. Al Baqarah:256)

Maka dari itu, dengan mengucapkan dan meyakini lafadz dari syahadat
Tauhid tersebut. Kita juga telah harus meninggalkan kepercayaan atau
sesembahan yang batil atau salah. Dan terus tetap menjaga keyakinan dan
kelakukan kita untuk tetap menyembah hanya Allah saja.

Makna Syahadat Rasul


pinwallpaper.xyz

Syahadat kedua adalah syahadat Rasul yangُberbunyiُ“Asyhaduُannaُ


MuhammadarُRasulullah”ُyangُmempunyaiُarti,ُakuُbersaksiُbahwasanyaُ
MuhammadُShallallahuُ‘alaihiُwaُsallamُadalahُRasulُAllah”.

Seperti yang kita ketahui sebagai ummat Muslim. Rasul merupakan seorang
manusia yang diberikan wahyuُolehُAllahُyaituُberupaُsyari’at.ُDanُRasulُ
diperintahkanُolehُAllahُuntukُmendakwahkanُsyari’atُtersebutُkepadaُ
ummatُmanusiaُ(SyarahُArba’inُanُNawawiyah,ُSyaikhُAlُ‘Utsaimin).

Seperti yang tercantum dalam Hadist Riwayat Muslim bahwasanya Rasulullah


shallallahuُ‘alaihiُwaُsallamُbersabda:

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya! Tidaklah mendengar


kenabianku salah seorang dari umat ini, baik itu Yahudi atau pun Nasrani, lalu
ia meninggal sementara ia tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali
ia akan termasuk penduduk neraka”
NabiُMuhammadُShallahuُ‘allaihiُwaُsallamُselainُselainُmerupakanُRasulُ
Allah, beliau juga merupakan Hamba Allah seperti kita layaknya manusia
lainnya. Namun kita harus bisa mencintai juga mengagungkan beliau yang
merupakan seorang Rasul. Namun di sisi lain, kita juga tidak boleh
mengagungkan beliau Rasulullah SAW secara berlebihan.

Hal itu sesuai yang disampaikan Beliau yang berbunyi :


“Sesungguhnyaُakuُhanyalahُhamba,ُmakaُsebutlah:ُhambaُAllahُdanُ
Rasul-Nya.”

Kita tidakُbolehُmenganggapُRasulullahُShallallahuُ‘AlaihiُWaُsallamُ
mempunyai sifat-sifat yang berlebihan, atau mempunyai sifat-sifat yang
seharusnya hanya dimiliki oleh Allah. Sepertinya misalkan menganggap
beliau bisa mengetahui perkara yang ghaib, bisa mengabulkanُdo’a,ُbisaُ
menghilangkan kesulitan hidup kita, dan banyak lagi yang lainnya.

Pemahaman tersebut adalah salah. Karena di dalam makna kalimat syahadat


Rasulullah ini adalah cukuplah kita meyakini bahwa Rasulullah Muhammad
Shallallahuُ‘AlaihiُWaُSalllam merupakan salah satu Rasul Allah. Utusan
Allah terakhir yang mengemban misi memperbaiki Aklaq manusia dan
membawa Al-Qur’anُdanُAl-Hadist sebagai jalan penuntun manusia untuk
selamat di Dunia dan Akhirat kelak.

Tugas kita yang telah mengucapkan dan meyakininya adalah dengan


melaksanakan setiap amalan serta syariat yang telah dicontohkan baik itu dari
Al-Qur’anُdanُAl-Hadist yang diturunkan melalui Nabi Muhammad kepada kita
ummat Islam.
Fungsi Syahadat
Sumber Web:
https://biosquad17uinwalisongo.wordpress.com/2017/12/08/featured-content/

Fungsi syahadat dalam Islam

Syahadat merupakan gerbang pertama yang memasukkan seseorang ke


dalam Islam, karena dalam syahadat terkandung pengakuan terhadap ke-
Esa-an Allah dalam rububiyah dan uluhiyah-Nya. Inilah inti dakwah para
rasul. Allah berfirman,

َ ‫ن أ َ ْر‬
‫س ْلنَا َو َما‬ ُْ ِ‫ون أَنَا إِ ُل ا إِلَ ُهَ ُل َ أَناهُ إِلَ ْي ِهُ نوحِ ي إِ ُل ا َرسولُ م‬
ُْ ِ‫ن قَ ْبلِكَُ م‬ ُِ ‫فَاعْبد‬

“Tidaklah Kami utus seorang rasul pun sebelum kamu (Muhammad) kecuali
Kami
wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Aku.
Karena itu, sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya’:25)

Oleh karena itu, ketika seseorang bersyahadat, dia harus membawa saksi
dari kalangan kaum muslimin dan pengucapan syahadat tersebut tidak
disembunyikan, karena hal ini menyangkut status dirinya di hadapan kaum
muslimin yang lain.
Hal Yang Membatalkan Syahadat
Sumber Web:
https://obatrindu.com/makna-dan-pengertian-2-kalimat-
syahadat/#Makna_2_Dua_Kalimat_Syahadat

okezone.com

Kita yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat dan telah dipersaksikan
oleh seseorang atau orang lain bisa saja batal. Hal tersebut karena kita telah
melakukan beberapa amalan yang dapat membatalkan syahadat tersebut.

Beberapa amalan tersebut bisa saja berupa perkataan, perbuatan, ataupun


keyakinan. Begitu banyak amalan yang dapat membatalkan dua kalimat
syahadat sehingga kita sebagai ummat Muslim yang ingin selamat harus
mengetahui dan mewaspadainya.

Secara singkat dan garis besar, hal yang dapat membatalkan syahadat kita
adalah sebagai berikut :

 Melakukan perbuatan syirik kepada Allah,


 Membuat perantara antara dirinya dengan Allah dimana dia menjadikan
perantara tersebutlah yang memberikan syafaat, tanpa menyertakan
Allah di dalamnya,
 Membenarkan keyakinan orang musyrik,
 Meyakini bahwa ada hukum yang lebih baik daripada yang dibawakan
di dalam Al-Qur’anُdanُHadist.
 Membenci sebagian atau seluruh ajaran yang dibawakan oleh
Rasulullah Muhammad SAW,,
 Menghinakan Al-Qur’anُdanُHadist,
 Melakukan sihir,
 Tolong menolong dengan kaum kafir beribadah dan keyakinan,
 Berpaling dari ajaran agama Islam, tidak mempelajari dan
mengamalkan ajaran Islam.
Sebenarnya perlu dilakukan ulasan sendiri tentang hal yang dapat
membatalkan syahadat diatas. Namun secara garis besar tersebut kita akan
tahu hal apa saja yang tidak boleh kita lakukan dan hindari agar syahadat dan
aqidah kita tetap terjaga.

Sumber Web:
https://ruh-islami.blogspot.com/2011/05/10-perkara-yang-membatalkan-
syahadat.html
Syahadat adalah pondasi dalam Islam yang juga merupakan rukun islam yang
pertama. Batalnya syahadat berakibat fatal bagi batalnya keislaman seseorang.
Untuk itu setiap mukmin diperintahkan untuk membaca syahadat minimal 9 kali
atau dalam setiap 5 kali sholat setiap hari agar pondasi keislaman seorang muslim
tetap terjaga. Batalnya syahadat berakibat fatal terhadap batalnya keislaman
seseorang.

Nah, apa saja perkara-perkara yang membatalkan syahadat. Para fuqoha’ dalam
kitab-kitab fiqih telah menulis bab khusus yang diberi nama “Riddah” (kemurtadan).
Dan yang terpenting adalah 10 hal, yaitu:

1. Syirik dalam beribadah kepada Allah


Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang merupakan
kekhususan Allah, seperti berdoa kepada selain Allah, menyembelih kurban untuk
selain Allah, seperti untuk jin atau kuburan, jembatan, rumah, atau lainnya.

Allah berfirman (yang artinya):


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (An-
Nisaa’:48)

Ada ulama yang membagi syirik menjadi tiga, yaitu: syirik akbar, syirik ashghar,
dan syirik khafi. Namun ada juga yang cuma membagi menjadi dua, yaitu: syirik
akbar dan syirik ashgar.

Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam dan menjadikannya pelakunya
kekal di dalam neraka, jika ia mati dalam keadaan membawa dosa syirik besar
tersebut dan belum bertaubat.

Diantara yang termasuk syirik besar adalah penyembelihan kurban atau nadzar
untuk selain Allah, takut kepada orang yang mati, jin, syaithan bahwa mereka bisa
membahayakan dan membuat sakit, meminta kepada orang mati.

Syirik besar dibagi menjadi empat, yaitu syirik doa (disamping berdoa kepada Allah
juga berdoa kepada selain-Nya), syirik niat, keinginan dan tujuan (menunjukkan
suatu bentuk ibadah kepada selain Allah), syirik ketaatan (mentaaati selain Allah
dalam hal maksiat kepada Allah), syirik kecintaan (menyamakan selain Allah dengan
Allah dalam hal kecintaan).

Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari Islam, tetapi mengurangi nilai
tauhid dan merupakan perantara kepada syirik besar.

Syirik kecil dibagi dua, yaitu syirik zhahir (nyata) dan syirik khafi (tersembunyi).

Syirik zhahir ini terdiri dari perkataan dan perbuatan. Contoh dari perkataan adalah
ucapan “Kalau bukan karena Allah dan karena si fulan”, adapun contoh yang berupa
perbuatan misalnya memakai kalung atau benang sebagai pengusir atau penangkal
mara bahaya atau namimah. Apabila ia berkeyakinan bahwa hal itu sebagai
perantara maka ia jatuh pada syirik kecil, namun apabila ia berkeyakin bahwa hal
itu dapat menolak bahaya maka itu syirik besar.

Syirik khafi yaitu syirik dalam keingin dan niat, seperti riya (ingin dipuji orang),
sum’ah (ingin didengar orang)

2. Orang yang membuat “Perantara” antara


dirinya dengan Allah, yang kepada perantara-
perantara itu ia berdoa atau meminta syafaat,
serta bertawakal kepada mereka; maka ia telah kafir
berdasarkan ijma’.

“Katakanlah: “Panggillah mereka yang kamu anggap selain Allah, maka mereka
tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan
tidak pula memindahkannya. Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri
mencari jalan kepada Rabb mereka siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepada
Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya; sesungguhnya
adzab Rabbmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” (Al-Isra:56-57)

3. Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik,


atau ragu terhadap kekafiran mereka, atau
membenarkan madzab (ideologi) mereka.
Mengapa demikian?

Sebab, Allah Azza wa Jalla telah mengkafirkan mereka melalui sekian banyak ayat di
dalam kitab-Nya. Serta memerintahkan untuk memusuhi mereka disebabkan karena
mereka telah mengada-adakan kebohongan atas nama Allah, menjadikan sekutu-
sekutu di samping Allah serta menganggap Allah mempunyai anak laki-laki. Maha
Tinggi Allah dari apa yang mereka katakan. Allah Jalla wa ‘Ala telah mewajibkan
atas kaum muslimin untuk memusuhi dan membenci mereka.

Seseorang tidak bisa disebut sebagai muslim, sehingga ia mengkafirkan orang-orang


musyrik. Jika ia meragukan hal itu, padahal persoalannya sudah nyata mengenai
siapa sebenarnya mereka itu, atau ia bimbang mengenai kekafiran mereka padahal
ia telah memperoleh kejelasan, berarti ia telah kafir seperti mereka.

Orang yang membenarkan orang-orang musyrik itu dan menganggap baik terhadap
kekufuran dan kezhaliman mereka, maka ia berarti kafir berdasarkan ijma kaum
muslimin. Sebab, ia berarti belum/tidak mengenal Islam secara hakiki, yaitu
berserah diri kepada Allah dengan tauhid, tunduk dan patuh kepadaNya dengan
ketaatan, berlepas diri dari syirik dan orang-orang yang berbuat syirik. Sedangkan
ia justru berwala’ (memberikan loyalitas) terhadap ahli syirik, mana mungkin dia
akan mengkafirkan mereka.

Allah berfirman (yang artinya):


“Sesugguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-
orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
“Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain
Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu
permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada
Allah saja.” (Al-Mumtahanah: 4)

Inilah millah Ibrahim, barang siapa membencinya, maka ia berarti telah membodohi
diri sendiri. Perhatikan pula surat Al-Maidah:51, Ali Imron:28, Az-Zukhruf:26-27, at-
taubah:5, at-taubah:23, al-Mujadilah:23, al-mumtahanah:1, dan msih banyak ayat
lain yang menjelaskan mengenai permasalahan ini. Perhatikanlah wahai Saudaraku
kamu muslimin. Janganlah kalian tertipu oleh dai-dai yang menyeru kepada api
neraka!!

4. Meyakini ada petunjuk yang lebih sempurna


daripada petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, atau meyakini ada hukum yang lebih
baik daripada hukum beliau; seperti orang yang
lebih mengutamakan hukum thaghut atas hukum
beliau.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya):

“Sesungguhnya dien (agama) disisi Allah adalah Islam.” (Ali Imran:19)


“Barangsiapa mencari agama selain dari dien (agama) Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (dien itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-
orang yang rugi.” (Ali Imron:85)

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (yang artinya):


“Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya Musa berada di tengah-
tengah kalian, kemudian kalian mengikutinya dan meninggalkanku, maka pastilah
kalian telah tersesat denagn kesesatan yang jauh.” (HR. Ahmad)

5. Membenci sebagian (apalagi seluruhnya)


ajaran yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam, walaupun ia mengamalkannya.
“Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus
amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhya mereka benci
kepda apa yang diturunkan Allah (al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-
pahala) amal-amal mereka.” (Muhammad: 8-9)

6. Memperolok-olok sebagian ajaran Rasulullah


Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, atau memperolok
pahala dan hukuman Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya):

“Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu


berolok-olok?” Tak usahlah kamu meminta maaf, karena kamu kafir sesudah
beriman.” (At-Taubah:65-66)

7.Sihir, seperti sharf (jenis sihir yang ditujukan


untuk memisahkan seseorang dengan
kekasihnya) dan ‘athaf (di kalangan orang Jawa
dikenal dengan istilah pelet). Ia melakukannya
atau rela dengan sihir.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala (yang artinya):

“Keduanya (Harut dan Marut) tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun


sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu
janganlah kamu kafir.” (Al-Baqarah: 102)

8.Tolong menolong dengan kaum musyrikin dan


bantu membantu dengan mereka dalam
menghadapi kaum muslimin.
Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya):

“Barangsiapa di antara kalian yang tolong-menolong dengan mereka, maka ia


termasuk golongan mereka.” (Al-Maidah: 51)

9. Meyakini bahwa ada sebagian manusia yang


mempunyai kebebasan keluar dari syariat
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
sebagaimana keleluasaan Nabi Khidir untuk tidak
mengikuti syariat Musa alaihi salam.
Dalilnya adalah:

An-Nasa’I dan laiinya meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa
beliau melihat lembaran dari kitab Taurat di tangan Umar bin Al-Khattab Radhiallahu
‘Anhu, lalu beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya):

“Apakah kamu masih juga bingung wahai putera al-Khathab?!, padahal aku telah
membawakan kepadamau ajaran yang putih bersih. Seandainya Musa masih hidup,
lalu kalian mengikutinya dan meninggalkanku, tentulah kamu tersesat.”

Dalam riwayat lain disebutkan:


“Seandainya Musa masih hidup, maka tiada keleluasaan baginay kecuali harus
mengikutiku,”
lalu Umar pun berkata: “Aku telah ridha bila Allah sebagai Rabb, Islam sebagai dien
(agama), dan Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) sebagai nabi.”

10. Berpaling dari dinul (agama) Islam, tidak


mau mempelajarinya dan tidak mau
mengamalkannya.
Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya):
“Dan siapakah yang lebih dzalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan
ayat-ayat Rabbnya, kemudian ia berpaling dari padanya? Sesungguhnya kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (As-Sajdah: 22)

Syaikh Muhammad at Tamimi berkata, “tidak ada beda dalam hal yang
membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-
sungguh) maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah
bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim wajib
berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon perlindungan kepada Allah
SWT dari hal yang bisa mendatangkan murka Allah dan siksaNya yang pedih.”

Wahai saudaraku,

Semoga Allah senantiasa memberi kita petunjuk kepada kebenaran; ketahuilah


bahwa pelaku-pelaku hal-hal yang membatalkan keislaman seseorang di atas, tidak
ada bedanya antara yang melakukan dengan main-main, sungguh-sungguh,
ataupun takut (karena harta,jabatan). Semuanya sama saja, kecuali bagi orang
yang dipaksa. Orang yang dipaksa memiliki udzur sebagaimana kisahnya Ammar bin
Yassir yang kemudian turun ayat An-Nahl: 106.

Semua hal itu besar sekali bahayanya, karenanya setiap kita harus berhati-hati dan
menjaga diri dengan baik. Jangan sampai kita terjerumus dalam hal yang berbahaya
ini. Kita berlindung kepada Allah dari murka dan adzab-Nya yang pedih.

Untuk melengkapi risalah ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal yang dapat
mengurangi,merusak,atau membatalkan kesempurnan tauhid Laa ilaaha illallah ini,
selain apa yang telah disebutkan di atas. Diantaranya adalah:

Menggunakan benang, gelang, dan sejenisnya untuk menangkal bahaya. Termasuk


juga menggantungkan selembar kertas, sepotong logam kuningan atau besi yang di
atasnya tertulis lafdhul jalalah (Allah) atau ayat kursi atau meletakkan mushaf al-
Qur’an di dalam mobil atau tempat lainnya dengan keyakinan bahwa semua itu
dapat menjaga dan mencegahnya dari bahaya kecelakaan, dari kejelekan
pandangan mata yang mengandung sihir (‘ain). Termasuk pula memasang sepotong
kertas atau logam yang berbentuk telapak tangan atau terdapat gambar mata
dengan keyakinan untuk mencegah pandangan mata (‘ain). Memasang rajah-rajah
di warung atau toko dengan harapan agar terhindar dari kecurian,perampokan, dan
harapan agar dagangannya laris.

Menggunakan akik, sabuk, atau benda-benda lainnya yang katanya benda tersebut
sudah “diisi”, sehingga orang yang menggunakannya memiliki kesaktian, kekebalan,
dan lain sebagainya dari bantuan jin.
Ilmu-ilmu tenaga dalam yang menggunakan bantuan jin, apakah itu white magic
ataupun black magic.
Semuanya itu dilarang oleh syariat Islam. Apakah itu yang langsung “diisi” ataupun
yang diperoleh dengan menggunakan ayat-ayat atau dzikir-dzikir yang bid’ah yang
beraneka ragam yang tidak ada asalnya. Semuanya itu dapat merusak syahadat Laa
ilaaha illallah.

Melakukan ruqyah-ruqyah yang tidak syar’i. Membaca hal-hal yang tidak dimengerti.
Membaca ayat Qur’an dicampur hafalan-hafalan lain yang mengandung kesyirikan.
Termasuk juga pengobatan-pengobatan “alternatif” yang dilakukan oleh para dukun
dengan nama yang beraneka ragam, dengan mengelabui kaum muslimin bahwa
seolah-olah pengobatannya adalah pengobatan sacara islam, yang diperbolehkan. Di
antaranya adalah pemindahan penyakit dari orang yang sakit ke binatang, kemudian
binatang itu disembelih untuk melihat bagian mana yang sakit dari si penderita.

Melakukan penyembelihan bukan karena Allah. Untuk rumah atau gedung yang baru
di bangun. Disembelih untuk jembatan-jembatan. Penyembelihan kurban pada bulan
Syuro (apa yang dinamakan Syuran). yang semuanya itu bertujuan untuk
mengambil manfaat dan menghindari kejahatan dari jin dan setan yang dianggap
menunggu dan atau menguasai tempat tersebut.

Termasuk juga pembuatan bubur syuro yang ada pada masyarakat jawa. Bernadzar,
isti’adzah (mohon perlindungan), istighatsah (mohon pertolongan tuk
dimenangkan), dan berdoa kepada selain Allah juga tidak diperbolehkan. Hal yang
demikian merusak tauhid.

“Ngalap berkah” ke kuburan-kuburan/petilasan-petilasan orang-orang yang


dianggap shaleh seperti: kyai, nyai, syaikh. Atau “ngalap berkah” ke pohon-pohon
angker, tempat-tempat “wingit”. Ada juga yang ke kuburannya para pahlawan, raja,
presiden, ataupun nenek moyang. Bahkan ada juga ke makam yang sebenarnya
kosong tapi dikatakan sebagai makamnya orang shaleh. Yang aneh lagi, ada juga
kuburan yang didatangi untuk ngalap berkah ini yang merupakan kuburan
binatang!!.

Beribadah di samping kubur dengan keyakinan hal itu lebih afdhal. Meminta kepada
penghuni kubur, menjadikan penghuni kubur sebagai perantara antara kita dengan
Allah. Melakukan thawaf di kuburan. Kita dilarang sholat di kuburan karena dapat
menggiring kepada kesyirikan, bagaimana pula kalau kita beribadah kepada kubur?
Untuk menjaga tauhid kita dilarang untuk membuat bangunan di atas kubur
(memasang “kijing”). Kita dilarang juga untuk menjadikan kuburan sebagai ied (hari
raya).

Kita dilarang untuk bersikap berlebih-lebihan kepada orang shalih dan mengangkat
mereka melebihi dari kedudukannya. Ada di antara kaum muslimin yang
mengangkat mereka melebihi kedudukannya, mereka angkat sederajat dengan
kedudukan rasul, bahkan sederajat dengan Allah. Orang-orang shalih tersebut
dianggap ma’sum, terbebas dari dosa.

Sebagaimana dijelaskan di atas, kita tidak boleh melakukan sihir, mendatangi


tukang sihir, dukun, para normal, orang pintar, atau apapun namanya yang
berprofesi seperti mereka, yang mengaku mengetahui hal yang ghaib. Kita tidak
boleh mendatangi, bertanya, apalagi membenarkan mereka. Hal ini dapat merusak
tauhid kita, merusak Laa ilaaha illallah kita. Termasuk juga ilmu nujum yang
menggunakan perbintangan yang sekarang ini dinamakan astrologi. Demikian pula
Zodiak-zodiak seperti: leo, pisces, aries, dan sebagainya; yang hal ini marak di
koran, majalah, ataupun di televisi. Semua ini adalah dilarang.

Merasa bernasib sial karena suatu hal juga dilarang. Hal ini dalam bahasa dien
(agama) dinamakan sebagai thiyarah. Merasa sial kalau mendengar suara burung
tertentu, sehingga membatalkan rencananya. Apabila menabrak kucing ketika
berkendaraan sudah pasti akan merasa sial (misalnya kecelakaan).Takut
mengadakan perkawinan pada bulan Muharram (Suro), tidak boleh bepergian pada
hari Sabtu karena hari tersebut hari sial, dan hal-hal lainnya yang semacam dengan
ini. Semuanya ini adalah batil. Tidak ada perhitungan bulan atau hari baik, semua
hari adalah baik

Jadi pertahankanlah keislaman kalian wahai saudaraku sekalipun nyawa terpisah


dari jasad.

Selamat berjuang wahai saudaraku, semoga Allah SWT melindungi . . .

Referensi : Kitab Tauhid (Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al Fauzan)

Sumber web:

https://taufiqsuryo.wordpress.com/2011/01/18/hal-hal-yang-membatalkan-
syahadat/

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADAT


materi ini, saya inget banget. Saya dapatkan di kelas dua SMA dalam salah satu sesi
lingkaran cahaya kami. Materi ini kemudian saya rangkum lagi, dan saya tulis setelah
mendapatkan penjelasan lengkapnya dari buku al islam karya ustadz said hawwa yang
sedang saya baca.

Banyak sekali orang yang salah presepsi bahwa barangsiapa yang telah mengucapkan dua
kalimat syahadat atau menyebut bahwa dirinya adalah seorang muslim, maka tidak ada lagi
hal-hal yang bisa merusak keimanannya. Mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya ada
banyak hal yang bisa merusak keislaman seseorang, banyak hal yang menyebabkan seseorang
dapat keluar dari islam.

Diantara contoh-contoh penyebab rusaknya dua syahadat adalah sebagai berikut :

1. Bergantung dan berserah diri kepada selain Allah, disertai keyakinan bahwa hal
tersebut mampu membawa manfaat.
Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.” (Q.S al-Maidah : 23)
2. Tidak mengakui bahwa sesungguhnya segala nikmat yang diperoleh, baik itu nikmat
lahir maupun bathin, nikmat yang bersifat materi maupun non-materi adalah
semuanya karena fadhal dan kemurahan Allah. Karena seandainya bukan karena
fadhal dan kemurahan Allah maka nikmat tersebut tidak akan pernah ada.
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah) (Q.S Ibrahim; 34)
3. Beramal tidak karena Allah, tanpa seizin dariNya.
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (Q.S
al An’aam ; 162-163)
4. Memberikan kepada selain Allah, hak perintah melarang secara absolut, dan
memberikan kepadanya hak menghalalkan dan mengharamkan, memberikannya hak
membuat syariat dan hukum dan memberikannya hak kekuasaan.
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama
itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak
mengetahui. (Q.S al Jatsiyah ; 18)
5. Memberikan hak untuk ditaati kepada selain Allah berdasarkan kemauan sendiri
dan meyakini hal tersebut tanpa seizinnya
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(Q.S an-Nisa; 59)
6. Memutuskan hukum tidak berdasarkan apa yang telah Allah turunkan atau
berperkara (meminta keputusan hukum) kepada selainNya
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang kafir. ( al Maidah 44)
7. Membenci sesuatu yang merupakan bagian dari islam atau membenci secara
keseluruhan
Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-
amal mereka. Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa
yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal
mereka. (Q.S. Muhammad; 8-9)
8. lebih mencintai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat dan menjadikan dunia
adalah satu-satunya tujuan dalam hidupnya
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan
kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali
neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah
apa yang telah mereka kerjakan[714]. (Q.S. Hud ;15-16)
9. Mengejek sesuatu bagian dari Al-Quran atau Sunnah, atau mengejek orang-orang
yang termasuk ahli Al-Quran dan Sunnah dengan tujuan mengejek Al-Quran dan
Sunnah atau mengejek salah satu hukum-hukum Allah atau mengejek salah satu ritual-
ritual yang diajarkan olehNya.
Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang
menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka:
“Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya).” Sesungguhnya Allah akan
menyatakan apa yang kamu takuti itu. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa
yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah
bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-
Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu
kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat),
niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang
yang selalu berbuat dosa. (Q.S. at Taubah ; 64-66)
10. Menghalalkan atau mengangap halal apa yang telah diharamkan oleh Allah secara
pasti yang tidak ada perselisihan lagi diantara para ulama atas keharamannya, atau
mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah yang tidak tidak ada perselisihan lagi
di antara para ulama tentang kehalalannya.
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara
dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung.

11. Tidak beriman kepada seluruh nash-nash Al-Quran dan nash-nash Sunnah yang
telah terbukti kebenaran sumbernya dari Rasulullah.
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap
sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu,
melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan
kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat (Q.S. al
Baqarah; 85)
12. Menjadikan orang-orang kafir dan munafik sebagai teman dan membenci orang-
orang mukmin
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Q.S al Maidah ; 51)
13. Tidak memuliakan Rasulullah
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi
(Q.S al Hujurat ; 2)
14. Hati merasa jijik terhadap ketauhidan Allah dan merasa senang terhadap bentuk-
bentuk kesyirikan.
. Dan apabila hanya nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman
kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang
disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati. (Q.S az-Zumar ; 45)

15. Mengklaim bahwa Al-Quran dan sunnah nabi mempunyai makna bathin yang tidak
sama dengan makna zhahirnya.
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar)
dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang
pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu
terhadap (siksa) Allah. (ar-Ra’d ;37)
16. Tidak mengetahui Allah dengan benar, sehingga mengingkari salah satu sifat-sifat,
nama-nama, atau pekerjaan-pekerjaannya.
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-
Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia.” (Q.S al-Ikhlass 1-4)
17. Tidak mengenal Rasulullah dengan sebenarnya atau mengingkari salah satu sifat
beliau yang telah diberikan oleh Allah kepadanya atau menyifati beliau dengan sifat
yang bisa mengurangi derajat kemuliaannya atau menyifati dengan sifat yang bernada
menghina dan melecehkan beliau atau tidak meyakini bahwa beliau adalah panutan
utama bagi seluruh umat manusia.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah (Q.S al-Ahzab;21)
18. Mengkafirkan orang islam atau tidak menghukumi kafir orang-orang kafir yang
menghalalkan darah orang islam
Ingatlah jangan sekali-kali kamu sekalian kembali menjadi kafir lagi, sehingga menyebabkan
kamu sekalian saling membunuh (HR bukhari, Muslim dan Abu Dawud)

19. Melakukan suatu amalan yang telah dijadikan Allah suatu ibadah yang tidak
pantas dipersembahkan kecuali kepadaNya lalu amalan tersebut dipersembahkan
kepada selainNya.
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang
mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka,
melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya
sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat)
orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka. (ar-Ra’d 14)
20. Disamping itu ada juga bentuk-bentuk kemusyrikan yang terdapat dalam suatu
amalan dan dia bisa merusak serta menodai amalan tersebut tapi tidak sampai
merusak makna dua kalimat syahadat. Dikenal dengan sebutan syirik kecil.
Banyak contoh dari bentuk kemusyrikan kecil ini, seperti melakukan shalat dengan bagus
dan sempurna karena ingin dilihat orang lain dan ingin dipuji. Bersedekah karena ingin
mendapatkan pujian dan penghargaan dari orang lain. Dan masih banyak lagi contoh
lainnya.

Sumber web:
http://blog.umy.ac.id/kukuh/10-hal-yang-membatalkan-syahadat/

Hal yang membatalkan syahadat


Wahai saudaraku, pernahkah kita mendengar atau belajar tentang hal-hal yang membatalkan sholat,

membatalkan puasa, membatalkan zakat, atau mungkin haji. Ada juga perkara-perkara yang membatalkan

wudlu. Namun seringkah kita belajar tentang perkara-perkara yang membatalkan syahadat ??

Syahadat adalah pondasi dalam Islam yang juga merupakan rukun islam yang pertama. Batalnya syahadat

berakibat fatal bagi batalnya keislaman seseorang. Untuk itu setiap mukmin diperintahkan untuk membaca

syahadat minimal 9 kali atau dalam setiap 5 kali sholat setiap hari agar pondasi keislaman seorang muslim tetap

terjaga. Batalnya syahadat berakibat fatal terhadap batalnya keislaman seseorang.


Nah, apasaja perkara-perkaraُyangُmembatalkanُsyahadat.ُParaُfuqoha’ُdalamُkitab-kitab fikih telah menulis

babُkhususُyangُdiberiُnamaُ“Riddah”ُ(kemurtadan).ُDanُyangُterpentingُadalahُ10ُhal,ُyaituُ:

1. Syirik Kepada Allah,

Firman Allah :

ً ‫اّللُِفَقَدُِا ْفت ََرىُ ِإثْماًُ َعظِ يمُا‬ َ ‫ُّللاُلَُ َي ْغفِرُأَنُي ْش َركَ ُ ِبه‬
َ ‫ُِو َي ْغفِرُ َماُدونَ ُذَلِكَ ُ ِل َمنُ َيشَاء‬
‫ُو َمنُي ْش ِركْ ُ ِب ه‬ َ ‫ِإ َن ه‬

4.48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain

dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia

telah berbuat dosa yang besar.(QS 4 ayat 48)

َ ‫ُو َمأ ْ َواهُالنَار‬


ُ‫ُو َما‬ ْ ‫ُّللاُ َعلَيه‬
َ َ‫ُِال َجنَة‬ ‫هيُو َربَك ْمُ ِإنَهُ َمنُي ْش ِركْ ُ ِب ه‬
‫اّللُِفَقَدُْ َح َر َم ه‬ َ ‫ُر ِب‬
َ ‫ّللا‬ ْ ‫ُوقَال‬
َ ‫َُال َمسِيحُيَاُبَنِيُ ِإس َْرائِيلَُاعْبدُواُْ ه‬ ْ ‫ُّللاُه َو‬
َ ‫ُال َمسِيحُابْنُ َمرْ يَ َم‬ َ ‫لَقَدُْ َكف ََرُالَذِينَ ُقَالواُْ ِإ َن ه‬
َ ‫ل‬
َ ‫ِلظالِمِ ينَ ُمِ ْنُأَن‬
ُ‫صار‬

5.72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orangُyangُberkata:ُ“SesungguhnyaُAllahُialahُAlُMasihُputeraُ

Maryam”,ُpadahalُAlُMasihُ(sendiri)ُberkata:ُ“HaiُBaniُIsrail,ُsembahlahُAllahُTuhankuُdanُTuhanmu”.ُ

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan

kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

(QS.5 ayat 72)

Termasuk didalamnya menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburanyang dikeramatkan atau untuk

jin dan lain-lain.

2. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara

Ia berdoa kepada mereka, meminta syafaat kepada merekadan bertawakkal kepada mereka. Orang seperti ini

kafirُsecaraُijma’.ُKejadianُiniُpernahُterjadiُpadaُzamanُRosulullahُSAWُyaituُyangُtelahُdilakukanُolehُkaumُ

kair Quraisy. Salah jika menganggap kaum Quraisy sepenuhnyaُberTuhanُkepadaُLatta,ُ‘Uzza,ُManat,ُsertaُ

Huban. Mereka hanyalah Ghoroniq buatan kaum mereka sendiri dengan dalih para ghoroniq inilah yang akan

menyampaikanُdo’a-do’aُsertaُpermohonanُmerekaُkepadaُAllah.ُTuhanُmerekaُhanyalahُpemberiُsyafaat
kepada mereka. Tampaknya hal ini juga banyak terjadi di kalangan masyarakat di negeri kita saat ini yaitu

generasi-generasi jahiliyah modern.

3. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang musyrik dan orang yang masih ragu terhadap kekufuran

mereka atau membenarkan madzhab mereka, dia itu kafir.

4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Muhammad SAW lebih sempurna dari petunjuk

beliau.

Seperti orang-orang yang mengutamakan hokum thaghut di atas hukum Rosulullah SAW, mengutamakan hukum

atau perundang-undangan manusia di atas hukum Islam, maka dia kafir.


5. Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rosulullah SAW sekalipun ia juga

mengamalkannya, maka ia kafir

6. Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rosul SAW atau pahala maupun siksanya, maka ia kafir.

Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah :

َُ‫ُِو َرسو ِلهُِكنت ْمُتَ ْستَ ْه ُِزئون‬


َ ‫ُِوآ َيا ِته‬ ‫ُون َْل َعبُقلْ ُأَ ِب ه‬
َ ‫اّلل‬ َ ‫سأ َ ْلتَه ْمُلَ َيقول َنُ ِإنَ َماُكنَاُنَخوض‬
َ ُ‫َولَئِن‬

9.65. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan

manjawab,ُ“Sesungguhnyaُkamiُhanyalahُbersendaُgurauُdanُbermain-mainُsaja.”ُKatakanlah:ُ“Apakahُ

dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”

َُ‫طآئِفَةًُ ِبأَنَه ْمُكَانواُْمج ِْرمِ ين‬


َ ُ ْ‫ُمنك ْمُن َع ِ هذب‬ َ ُ‫لَُتَ ْعتَذِرواُْقَدُْ َكفَرْ تمُ َب ْعدَُ ِإي َمانِك ُْمُ ِإنُنَ ْعفُ َعن‬
‫طآئِفَة ِه‬

9.66. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan

kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah

orang-orang yang selalu berbuat dosa.

(QS AT Taubah ayat 65-66)

7. Sihir

diantaranyaُsharfُdanُ‘athfُ(barangkaliُadalahُamalanُyangُmembuatُsuamiُbenciُkepadaُistrinyaُatauُmembuatُ

wanita cinta kepadanya/pelet). Barangsiapa melakukan atau meridhoinya, maka ia kafir. Firman Allah :

ُ‫ُو َما‬
َ َ‫ُو َماروت‬
َ َ‫ْنُبِبَا ِبلَُهَاروت‬ ْ َ‫نزلَُ َعل‬
ُِ ‫ىُال َملَ َكي‬ ِ ‫ُو َماُأ‬ َ َ‫شيْاطِ ينَ ُ َكفَرواُُْيعَ ِهلمونَ ُالن‬
َ ‫اسُال ِسهحْ َر‬ َ ‫ُولَـك َِنُال‬ َ َ‫شيَاطِ ينُ َعلَىُم ْلكِ ُسلَ ْي َمان‬
َ ‫ُو َماُ َكف ََرُسلَ ْي َمان‬ َ ‫َواتَبَعواُْ َماُتَتْلواُْال‬

ُ‫ُويَتَعَلَمونَ ُ َما‬ ُِ‫آرينَ ُبِهُِمِ ْنُأَ َحدُإِلَُبِإِ ْذ ِن ه‬


َ ‫ُّللا‬ ‫ض ِه‬
َ ِ‫ُِو َماُهمُب‬
َ ‫ُوزَ ْو ِجه‬ ْ َ‫انُمِ ْنُأَ َحدُ َحتَىُيَقولَُإِنَ َماُنَحْ نُفِتْنَةٌُفَالَُتَ ْكفرْ ُفَيَتَعَلَمونَ ُمِ ْنه َماُ َماُيف ِ هَرقونَ ُبِهُِبَيْن‬
َ ِ‫ُال َمرْ ء‬ ِ ‫يعَ ِله َم‬
َ ‫سُ َماُش ََر ْواُُْبِهُِأَنف‬
َُ‫سه ْمُلَ ْوُكَانواُْيَ ْعلَمون‬ َ ‫ُولَقَدُْ َعلِمواُْلَ َم ِنُا ْشت ََراهُ َماُلَهُفِيُاآلخِ َرةُِمِ ْنُ َخالَق‬
َ ْ‫ُولَبِئ‬ َ ‫ُولَُيَنفَعه ْم‬
َ ‫يَض ُّره ْم‬

2.102. Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka

mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir),

hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa

yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkanُ(sesuatu)ُkepadaُseorangpunُsebelumُmengatakan:ُ“Sesungguhnyaُkamiُhanyaُcobaanُ

(bagimu),ُsebabُituُjangnalahُkamuُkafir”.ُMakaُmerekaُmempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan

sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya . Dan mereka itu (ahli sihir) tidak

memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari

sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka

telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu

8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam.

Firman Allah :
َ ‫ِيُالقَ ْو َم‬
َُ‫ُالظالِمِ ين‬ ْ ‫ُّللاُلَُيَ ْهد‬ ‫ُو َمنُيَت ََُولَه ِه‬
َ ‫مُمنك ْمُفَإِنَهُمِ ْنه ْمُإِ َن ه‬ َ ‫ارىُأَ ْو ِليَاءُبَ ْعضه ْمُأَ ْو ِليَاءُبَ ْعض‬
َ ‫ص‬َ َ‫َُوالن‬ ْ ْ‫يَاُأَيُّ َهاُالَذِينَ ُآ َمنواُْلَُتَتَخِ ذوا‬
َ ‫ُاليَهود‬

5.51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi

pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa

diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.

Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

9.ُSiapaُyangُmeyakiniُbahwaُsebagianُmanusiaُadaُyangُbolehُkeluarُdariُsyari’atُNabiُMuhammadُ

SAW seperti halnya Nabi Khidir boleh keluar dari syariat Nabi Musa maka ia kafir. Sebagaimana diyakini

oleh ghulat sufiyah (sufi yang berlebihan / melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu

derajatatau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rosulullah SAW.

10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya.

Firman Allah :

َُ‫جْرمِ ينَ ُمنتَقِمون‬ ْ َ‫ضُ َع ْن َهاُإِنَاُمِ ن‬


ِ ‫ُالم‬ َ ‫ُِربِههُِث َمُأَع َْر‬ ْ َ‫َو َم ْنُأ‬
َ ‫ظلَمُ ِم َمنُذ ِ هك َرُبِآيَات‬

32.22. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya,

kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang

yang berdosa.

SyaikhُMuhammadُatُTamimiُberkata,ُ“tidakُadaُbedaُdalamُhalُyangُmembatalkanُsyahadatُiniُantaraُorangُ

yang bercanda, yang serius (bersungguh-sungguh) maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan

semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim wajib berhati-

hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon perlindungan kepada Allah SAW dari hal yang bisa

mendatangkanُmurkaُAllahُdanُsiksaNyaُyangُpedih.”

Jadi pertahankanlah keislaman kalian wahai saudaraku sekalipun nyawa terpisah dari jasad.

Anda mungkin juga menyukai