Anda di halaman 1dari 2

Bab syrik

1. Syirik jali (nyata)


Menyembah patung, kuburan, memakai jimat, rajah, kepercayaan kepada keramat-kera
mat dsb, meyakini Kekuatan lain selain dari Allah.
2. Syirik khafi (halus)
ujub, riya, sum`ah, takabur, dsb.
3. Syrik khafi khafiyyun khafi (syirik yang halus terlebih halus)
Yaitu merasa ada diri:
Seperti ungkapan Imam Al Ghazali:
"Setiap manusia binasa, kecuali orang berilmu;
orang berilmu pun binasa, jika tidak mengamalkan ilmunya,
orang yang mengamalkan ilmu pun binasa, jika tidak disertai ikhlas,
orang ikhlas pun binasa, jika masih merasa keakuan diri"
Ternyata di atas ikhlaspun masih ada satu hijab lagi, yaitu hijab "keakuan diri"

Ilmu tauhid: membersihkan syirik jali dan syirik khafi bagi kalangan muslim dan
mukmin.
Ilmu tauhid hakiki: membersihkan syirik khafi khafiyun khafi bagi kalangan mukhs
in.
Jadi level / maqomnya nya adalah Muslim, Mukmin, dan Mukhsin, dalilnya adalah Di
alog Nabi dengan Jibril tntang Islam, Iman, dan Ikhsan, dan di atas Ikhsan ini m
aqomnya adalah maqom Allahu'alam..
Jadi Teringat kata sang guru: Setiap "ingin" adalah Nafsu.., jauhilah nafsu..
bahkan "Nafs al muthmainah sekalipun.. menurut beliau masihlah nafsu.."
Syaikh kemudian melanjutkan Yang dikatakan nafsu itu adalah keinginan. Mengingin
kan surga itu nafsu, maukah kamu salat ber-imam pada orang yang beribadah dengan
nafsu?
>>Maka jangan salah paham terhadap beberapa sufi yg dibukakan hijab mereka engga
n shalat bermakmum pada imam yg belum lepas dari syriknya, keliatan seolah seper
ti enggan berjemaah.
Maka jangan salah paham kepada para sufi yg shalat munfarid (shalat sendiri2).
Ada anjuran Rasulullah Saw agar Imam tidak membawakan surah yang panjang-panjang
, apa maksudnya?
Ada orang membacakan ayat terlalu dialun alun, dimerdu merdukan, bergaya berpaka
ian dialim2kan..,
Jangankan lepas dari Syrik khafi khafiyyun khafi dari gerak gerik fi'linya saja
sudah dapat dirasa dengan rasa qalbi orang tersebut ada ujubnya, ada riyanya..
Kemudian syaikh melanjutkan lebih dalam lagi..,Orang banyak tidak tau dalam ibad
ahnya lebih sering didorong oleh keinginan. Ada keinginan bertakbir, itu nafsu.
Ada keinginan rukuk, ingin sujud sampai salam juga nafsu., Shalat yg berdirikan
hawa nafsu.., shalatnya mengikuti perintah nafsu semua. Mau Makan, minum berjala
npun didorong oleh keinginan. Semuanya mengikuti perintah nafsu.
"Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, ataukah samakah gelap gulita dan
terang benderang..." (Ar ra'd 16)
Al Ghazali: "binasa!; merasa keakuan diri"
Syaikh Undang: "syrik sangat halus!; merasa keakuan diri"

Kalau tidak billahi ta'ala itu kemauan kita atau kemauan makhluk. Kemauan itu n
afsu. Setiap ingin itu nafsu. Kalau seseorang beribadah mengikuti nafsu, tidakla
h dia beribadah. Nafsunya yang beribadah.
Untuk itu perlu dipelajari, ilmu tauhid yang benar dan hukumnya wajib, sebab ban
yak orang lupa bahwa semua sirik besar, kecil, halus maupun samar dan teramat ha
lus adalah tetap dosa besar.
Nabi bilang: "Kalau mau dicintai Allah, ikuti Aku" (Al Imran 31)
Oleh Syaikh Undang yaitu Aku yang di dalam diri.., ikuti si "Aku" yg di dalam di
ri bukan "aku" yg nafs yang juga di dalam diri.
Ketahui dulu di dalam diri ada apa, dan siapa saja.. "Orang yang mengenal diriNy
a maka akan mengenal TUhannya"
http://www.pusakamadinah.org/2013/05/tauhid-rasa-dzukiyah.html
http://www.pusakamadinah.org/2010/12/tauhid-wihdatul-wujud-freemasonry.html
http://www.pusakamadinah.org/2013/03/makrifat-firasat-Khidir.html
http://www.pusakamadinah.org/2013/06/merasakan-ketuhanan-Allah.html
https://www.facebook.com/adamtroy.effendy/posts/10201296054879283?pnref=story
http://www.pusakamadinah.org/2012/12/cara-mengamalkan-budduhun.html
https://www.facebook.com/adamtroy.effendy/posts/10200155516166528?pnref=lhc&__mr
ef=message

Anda mungkin juga menyukai