Anda di halaman 1dari 82

KITAB DIRI*

Pahamilah apa sebenarnya maksud dari kalam ini :


"LA MAUJUD BIHAQI ILLALLAH"
atau "Selain ALLAH Tidak Ada"
atau "Yang Ada itu hanya ALLAH"
--------
Jadi apakah sebenarnya Tujuan setiap Insan..?
Setelah Segalanya ALLAH...
Yang Zahir dan Bathin itu ALLAH...
Awal Akhir itu ALLAH..
Yang Menafi dan Yang diIsbatkan itu Orang yang sama, AKU kata ALLAH.....
Maka kenapa lagi mencari ALLAH...? Jika semuanya ALLAH...!!
--------
Sudah terang yang ada itu, itulah ALLAH.
Maka itulah Nabi berpesan :
"Kenal DIRI maka kenalah ALLAH"
Sebenarnya mengenal DIRI membahas RASA dan KESADARAN HAKIKI
Dahulu tidak kenal setelah mengenal sebenarnya hanya Kesadaran namun yang empunya Nama tetap sama jua..
--------
Keistimewaan Manusia adalah ia Mengenal siapa sebenarnya DIRInya..
--------
Kesempurnaan Manusia itu adalah dapat ISRA' MIKRAJ, Walau semua itu hakikatnya AKU inilah hakikatnya.
--------
Namun coba kita renungkan..
Malaikat juga tidak Mengenal Dirinya, jika malaikat mengenal DIRI sudah tentu ia nampak AKU lah Manusia itu dan
ketika AKU menjadi khalifah . .
Malaikat itu tidak sesekali berkata
"Apakah Tuhan Ku ingin melihat Manusia berbunuhan dan saling menumpahkan darah".
inilah tanda Kalam Malaikat itu tidak makrifat. Sungguh AKU Allah yang mengetahui
--------
Demikian juga cerita iblis.
jika iblis makrifat kenal dirinya sudah tentu iblis nampak ADAM itulah Wajah AKU . .
sudah tentu Iblis bersujud kepada AKU disebalik ADAM.
Kenapa iblis tidak sujud Kepada ADAM?
Karena iblis tidak mempunyai RASA (perasaan) Sesempurna Manusia Yang Mengenal DIRI
--------
Maka.. puncak Makrifat itu sebenarnya pada DIRI Peribadi supaya WUJUD hanya SATU, tidak lagi mencari-cari di
mana ALLAH.
--------
Inilah AKU seadanya dengan adanya dan ketiadaannya.
ZAHIR Nabi Muhammad itulah Wajah AKU Dan BATHIN Muhammad itulah RupaKu
"Kemana Saja AKU Menghadap, itulah AKU Nyata Dengan Wajah-Wajah AKU.."
--------
Pemutus MAKRIFAT itulah AKU..
Namun ketentuan dan ketetapan AKU tetap berlangsung seperti apa yang AKU tulis di AZALI Yang dizahirkan dan
dinyatakan oleh RUH..
Maksudnya RUH itu hanya melepaskan Gerak dan kelakuan AKU..
bergeraknya RUH itu adalah gerak ketetapan dan ketentuan DI LAUH MAHFUZ-KU..
Justru, RUH itu kitab bagi JASAD .. menceritakan segala kelakuan, rezeki, jodoh, dan kematian jasad, rupa jasad
dan warna kulit dan pemikiran dan bakat-bakat jasmani semuanya sedia pada RUH yakni KITAB yang tidak akan
berubah dan tidak boleh dihapus atau ditambah lagi tulisan-tulisan kitab ini..
--------
Kembali kepada KETETAPAN dan KETENTUAN itu.. itulah yang dikatakan kembali kepada "Syariat Allah"
--------
Maksud SYARIAT sebenarnya bukanlah Sembahyang, Sedekah, Zakat, Haji, Puasa dll itu.
Itu "perbuatan syariat saja."
Jadi setiap manusia itu ada ketentuan dan ketetapan baginya (kitab) sama ada buruk atau baik, suka atau tidak
suka..
Maka itu IQRA, Bacalah!!

*KITAB DIRI DUA*

*Kitab Babul HaQ*

1
Sifat kebenaranNya,kesempurnaanNya,keelokanNya,kekerasanNya jua ialah yang dinamakan kalimah tauhid yang
mulia itu Lailahaillallah..
Kemudian daripada itu hendaklah diketahui pula maksudnya yang mulia itu supaya jangan syak dan waham lagi
pada pengetahuan tauhid pada marifat,adapun kalimah Lailahaillallah terbagi 2 ;
1. LAILAHA itu sifatnya kaya tiada kekurangan yaitu Allah Ta’ala,
2. ILLALLAH itu sifatnya kekurangan yang masih berkehendak yaitu Muhammad

maka jika sudah demikian hendaklah diketahui pula apa yang bernama Muhammad oleh Allah Ta’ala,dan bernama
Allah Ta’ala itu apa oleh Muhammad supaya menjadi Tauhid pada kalimah yang mulia itu jua hendaknya..

Adapun ilmunya dan rahasianya oleh Allah Ta’ala,karena Allah Ta’ala itu nama bagi dzat wajibbal wujd dan
mutlak..yaitu; Bathin Muhammad dan Allah Ta’ala itu nama bagi sifat dzahir Muhammad..jadi dzahir dan bathin
Muhammad itulah yang bernama Allah,jikalau demikian patut kalimah yang mulia inilah pertemuan hamba dengan
Tuhannya dan lagi kalimah yang mulia ini di umpamakan,sebesar gunung tempat perhimpunan segala rahasia dan
segala ruh,nyawa dan segala hati,tubuh,nama,ilmu dan segala isi-isinya dan segala islam,iman,segala tauhid,segala
marifat,habis terhimpun semua dikalimah ini..maka yang penting diamalkan supaya mahir seperti kata Yaumul
Mesra,mesra pada siang dan malam,terutama diwaktu dalam sembahyang 5 waktu karna diwaktu itulah Tuhan
menurunkan petunjuk yang baik adanya..jadi yang mengatakan kalimah Lailahaillallah tiada lain Dia sendiri
jua,memuja diriNya sendiri jua..LAYASRIFULLAHU ILLALLAH = tiada mengenal Allah hanya ALLAH..

Jadi yang sebenar-benarnya Muhammad,benar-benar diri dan jangan saudara syak dan waham lagi karna
*tubuh,hati,nyawa,rahasia*..Muhammad itulah yang mempunyai insan yakni Syariat namanya,adapun nyawanya itu
dinamai Alam Mitsal Hakekat namanya,adapun rahasia itulah yang bernama Alam Ruh yakni Marifat namanya..maka
sesudah demikian hendaklah Muhammad itu pula yang mengenal akan Tuhannya.

adapun yang dikatakan nyawa muhammad itu sebenarnya tiada lain kedzahiran 4 sifat Allah Ta’ala yang dinamakan
kalimah ILLA = kodrat,iradat,ilmu,hayat
adapun yang dikatakan tubuh muhammad sebenar-benarnya dari 5 = kadirrun,muriddun,aliimun,hayyun,dan
wahdaniyyat..jadi yang bernama Muhammad tiada lain ialah sifat tuhan jua..

LA = Wujd,kidam,baqa,muhalafatulil hawadis,kiyamuhu binafsih —> Diri/dzat,


ILAHA = Sama,basar,kalam,sami’un,basirun,mutakalimun—> Nyawa/Sifat,
ILLA = kodrat,iradat,ilmu,hayat—> Hati/asma,
ALLAH = kadirun,muridun,aliimun,hayyun,Wahdaniyyat—> Tubuh/Af’al
[26/7 23:36] Kk Rumy: ALLAH(dzat) —> Alif(sifat)—> * (asma)—> Af’al(dzat wajibbal wujd) muhammad—>HU
ALLAH

tetapi belum lagi Muhammad mengenal akan Tuhannya sebelum fana


tubuhnya,hatinya,nyawanya,rahasianya,dzatnya,sifatnya,af’al nya seperti firman Allah Ta’ala dalam Quranul Kariim ;
Qul Huwallahhu Ahad artinya katakan wahai muhammad ALLAH itu ESA..ESA pada
dzatnya,sifatnya,asmanya,af’alnya seperti dalam Quran kariim ; serahkan dirimu yaa Muhammad kepada Tuhanmu
yang hidup tiada mati..maka keterangan Muhammad mengEsakan,menyerahkan diri kepada Allah Ta’ala seperti
yang tersurat didalam kitab ini jangan syak dan waham lagi dengan perkataan ini..

ALIF — adapun bathin Muhammad Dzat kepada Allah Ta’ala rahasia kepada hambanya,
LAM AWAL — adapun Awal Muhammad itu sifat kepada Allah Ta’ala Nyawa kepada hambanya,
LAM AKHIR — adapun akhir Muhammad Asma kepada Allah Ta’ala Hati kepada hambanya,
HA — adapun dzahir Muhammad Af’al kepada Allah Ta’ala tubuh kepada hambanya.. JANGAN DISANGKA HAMBA
ITU KITA,ITU SALAH KARENA KITA ITU PADA ILMUNYA SUDAH TIADA ADA LAGI…

jadi rahasia,nyawa,hati,tubuh Muhammad itupun tiada ada padanya jua..tiada lagi kepada sifat,kepada asma,kepada
Af’al nya seperti firmanNya ; Wal awaalu wal akhiiru,wal dzahirru wal batiinu..jadi Muhammad itu sekedar nama
jua/keterangan yang lebih terang lagi menentukkan Muhammad itu sebenar-benarnya tiada lain kedzahiran 5 sifat
Allah Ta’ala jua yang dinamakan kalimah LAILAHAILLALLAH..
jadi firman Allah : tafakur seketika itu dengan berhadap terlebih baik daripada kebaktian seribu tahun..adapun yang
terhimpun di dalam tubuh kita ini ada 2 ruh,yang tidak diketahui yaitu ruh yang dinamakan ruhul quds dan yang
kedua dinamakan ruhani..

adapun sebutan ruh itu atau ucapannya “ALLAH”,


dan yang satu lagi ucapannya “HU”
inilah yang mau kita cari yang dinamakan rahasia Allah Ta’ala dengan Muhammad..

jikalau mau diketahui hendaklah di cari guru / mursyid yang tahu ilmu hakikat jikalau tiada,jangan dibuka karena tiada
tahu jalan rahasia tuhan yang tersembunyi dalam diri kita..ketahuilah olehmu hai talib yang beroleh pertolongan dari

2
pada nabi kita SAW dengan syafa’at pada yaumil akhir..
bermula jalan yang sempurna dari pihak dzahir dan bathin ada jalan musahadah,mukaballah,mukarammah dan
musahallah..adapun arti dari:
-musahadah = berpandangan,
-mukaballah = berhadapan,
-mukarammah = menyertakan,
-musahallah = menyempurnakan

jika ditanya apa arti di pandang dan apa arti berhadapan dan juga arti dari menyertakan?
Adapun yang berhadapan itu Ajim artinya Cita-cita yang amat tangkas,dan adapun yang dipandang itu itikat,yang
menyertakan itu yakin karna nyata tiada syak dan was-was dalamnya,menyempurnakan itu Tauhid menyampaikan
segala penglihatan mata batin dari pada meng-Esa-kan..
adapun Nakitah dan tanajul pun segala asyaita yin awal itu ilmu namanya kuat jua tiada lainnya,adapun wadah itu
wujd mutlak pun namanya jua,ilmu pun namanya jua..

Lam : wujd,kidam,baqa,muhalafatulil hawadis,kiyamuhu binafsih

*ASAL DIRI*

DZAT ALLAH–>NUR DZAT–> NURULLAH–> MUHAMMAD(insan)–> NUR MUHAMMAD


DZAT ALLAH–> JIBRIL & MUKARABIN
KITAB WASILAH&WASITAH
pengenalan ilmu marifat
Alhamdulillahirabbil Alamin wasalatu wassalamu ala sayiddina mursaliin wa’ala alihi wa’ashabihi aj’main..

adapun kemudian daripada itu ketahui olehmu hai salik bahwasanya tiada sempurna bagi seseorang mengenal diri
melainkan mengetahui akan asal kejadian diri,yang mula-mula diciptakan oleh Allah Ta’ala..pasal pada menyatakan
asal yang mula-mula di jadikan oleh Allah seperti pada sabda Abdullah ibn Abbas (ra) dari junjungan kita Nabi SAW :
yang mula-mula di jadikan oleh Allah Ta’ala yaitu Nur NabiMu..

> la yaskuluhul lahu’illah = tiada yang menyebut Allah hanya Allah,

> laya rulahu ilallah = tiada yang melihat Allah hanya Allah,

>laya budullahu ilallah = tiada yang menyembah Allah hanya Allah

seperti firman Allah di dalam hadits qudsi : dzahir tuhan didalam bathin hamba-nya,manusia itu rahasiaku dan aku
pun rahasianya(insanu sirri wa ana sirrahu) bermula insan itu rahasiaku dan rahasiaku itu sifatku dan sifat-ku tiada
lain dari padanya(al insanu sirri wassirri wa sifatun,wasifatin laghoiri) , pada hakikatnya bagi Allah katanya Allah
kepada Muhammad..ini di dalam Al-Adzhim..(jistumul insanu
wanafsuhu,wakalbuhu,warkuhu,wassamahu,wabsarrahuwarruha walisanuhu,wayajiduhu,lahuahila ana walla ana
gairuhu : tubuh manusia dan hatinya dan nyawanya,pendengarannya,penglihatannya,tangan dan kakinya sekalian
itu aku nyatakan dengan diriku bagi dirinya,dan insan itu tiada lain dari pada aku dan aku pun tiada lain dari
padanya…maka tiada engkau berani akan di aku selama engkau masih tiada fana di dalamku,syahtiada ayal,terhila
dan yaitu rupaku padamu..

maka yaitulah yang dipegang oleh orang arif’billah,firman Allah : wa huwa ma’akum Ainama kuntum ” ada tuhan
kamu serta kamu”,wa fi’an fusikum affala tafsiruun “dan didalam dirimu pun Aku maka tiadalah kamu lihat akan di
Aku,karena Aku terlebih hampor dekat pada alat matamu yang putih,terlebih Aku hampir padamu..”

maka memadailah keterangan dan nash Quran maka sampai disinilah keterangan-keterangan ajesamm andrakul
idrakul fahwa idrak,bermula lemah dari pada pendapat maka yaitulah yang di dapat La Illaha Ila Allah,Ana…tiada
tuhan melainkan Aku…

Adapun La Illaha –> isyarat wujd makhluk,

Ila Allah –> isyarat Qadim

adapun yang mematikan diri yang berhuruf dan bernama ALLAH itu demikian caranya :

1. menafikan huruf Alif,


2. Lam Awal,
3. Lam Akhir,
4. Ha

3
adapun huruf-huruf yang demikian ;
1. Alif = Allahusamma wati wal Ardh,
2. Lam Awal = Lillah husamma wati wal Ardh,
3. Lam Akhir = Lahulmulku samma wati wal Ardh,
4. Ha = Wal awallu wal akhirru Wal Dzahiru wal Batiinu

jadi jikalau demikian diri kita yang dzahir itu nyata fana sekali2 tiada mempunyai apa-apa lagi (min adami ila
wujdin,wamin wujdin ila Adami) jadi maksudnya dari pada kita diri yang dzahir walau sehelai rambut pun telah tiada
mempunyai lagi apa-apa..

tiada boleh dikatakan ada lagi pada ilmu-nya,hanya diri yang bathin jua ialah yang bernama Muhammad..seperti
firman Allah ta’ala dalam hadits Qudsi : Ku jadikan semesta sekalian alam ini karenamu yaa Muhammad,Ku jadikan
akan dikau karenaKu yaa Muhammad..

ahmad muhammad allah*


I.O

allah

titik namanya ; Ahdiat


adapun pertama,titik pindah wadah semata-mata maka ilmu A’yan sabitah hakikat tubuh Muhammad yaitu asal
sekalian Nyawa adanya..kitab ini adalah dabitan dari kitab Babul haqq dan jadi kitab berencong..dengan perkataan
perkenalan kepada Allah jangan susah mencari Allah,Allah telah lenyap menjadi nyawa sekalian batang tubuh..

–jangan susah mencari billah,


–billah ada didalam tubuh,
–jangan susah mencari Allah,
–Allah ada di dalam tubuh

yaitu Nur Allah,dimana ada Nur-nya tentu tiada terputus dari yang punya Nur tersebut..bersatu tetapi tiada sekutu
itulah antaranya kita dengan Allah..Kitab Barencong,Datu Sanggul/Datu muning

Bismillahirahmanirahiim

Rakam yaitu Mengenal,

1.Maksudnya mengenal yang sebenar-benarnya diri/mengetahui asalnya diri supaya tahu yang sebenarnya agar
mengenal akan Tuhan,
2.Ini agar meng-Esa-kan yang sebenar-benarnya diri kepada Allah Ta’Ala agar jangan sampai Murakabah yang
bersusunan pada Ilmu-Nya..
Adapun jua maksud Rakam yang 1&2 itu menerangkan keadaan perkakas isi tubuh yang dzahir & yang bathin,maka
jika sudah pula diketahui seperti ini hendaknya di fana-kan agar tetap ke-Esa an-Nya dan tidak siapa pun jua yang
dapat menduakan-Nya/Allah saja yang Tunggal/Esa,Demikianlah maksudnya..

Kemudian daripada itu disinilah saya mulai menerangkan,yang bernama Diri itu ada 2 Bagian:

–Diri yang Dzahir,


–Diri yang Bathin.

adapun diri yang Dzahir itu asal daripada unsur Adam,Adam unsurnya memiliki 4 perkara,yaitu :
1.Api,
2.Angin,
3.Air,
4.Tanah

Dan berikut ini penjabaran/makna dari tulisan/huruf ALLAH yang sering kita lihat dalam kaligrafi,

–ALIF —> Api,


–LAM AWAL –> Angin,
–LAM AKHIR –> Air,
–HA –> TANAH/BUMI

1. adapun Api itu terbit dari Diri yang Bathin jua yang berhuruf ALIF bernama DZAT yang menjadi rahasia hurufnya
pada kita,
2. adapun Angin itu terbit dari Diri yang Bathin jua yang berhuruf LAM AWAL bernama SIFAT yang menjadi nyawa
pada kita/Nafas kita,

4
3. adapun Air itu terbit jua dari Diri kita yang Bathin,berhuruf LAM AKHIR bernama ASMA yang menjadi HATI pada
kita (Air Nuthfah&Air Liur),
4. adapun Tanah/Bumi itu pula terbit dari Diri yang Bathin jua berhuruf HA bernama AF’AL menjadi tingkah Laku
pada kita..

Jadi,demikianlah Diri kita yang Dzahir ini terbit dari bayang-bayang kita yang Bathin jua dan adanya Huruf yang
bertuliskan ALLAH,tapi jangan sampai saudara mengakui bahwa saudara adalah Tuhan karena Diri kita yang Dzahir
ini hanyalah Tulisan (Ingat,hanya sebatas Huruf/Tulisan) yang berlafadz ALLAH,untuk itulah Allah Ta’Ala
menciptakan tulisan/huruf tersebut agar kita mengenal Diri kita yang Dzahir..

Kemudian daripada itu setelah kita mengetahui Diri kita yang Dzahir hendaklah kita ketahui Diri kita yang Bathin
pula,agar dapat kita kenal akan Tuhan melalui Diri yang Bathin sebagaimana seperti sebuah sabda yang sangat
dikenal oleh para kaum sufi “Man Arafa Nafsahu Fa Qad Arafa Rabbahu” barang siapa mengenal sebenar-benarnya
Diri Niscaya Diri akan mengenal Tuhannya…tetapi sebelum kita mengenal akan Diri kita yang Bathin,hendaklah mati
dahulu sebelum mati Diri kita yang Dzahir tadi,seperti Sabda Nabi SAW “Mutu Kabla Anta Mutu” jikalau telah kita
matikan Diri yang Dzahir tadi,barulah nyata dari kita yang Bathin yang bernama sebenar-benarnya DIRI..

Adapun dzat mutlak yang dinamakan oleh kaum ahli sufi akan Dia ‘Asyiq itu ialah Ta’yin Hakikat,Ta’yin hakikat ke
duanya adanya jua bukan dari padanya jua,maka tatkala hendak menyatakan IradatNya dari kodratNya maka asal
Ta’yin hakikat itu dinamakan A’yan sabitah,yaitu ibarat cermin maka limpahlah wujd mutlak itu seperti yang di dalam
cermin

Tentang keTuhanan ialah dari Bumi Naik ke Langit maksudnya beliau mengenal Hakikat Tuhan berdasarkan apa-apa
yang telah diciptakan-Nya (Alam Semesta) sehingga dari pemahaman terhadap alam semesta itulah menghantarkan
pada kebenaran sejati yakni ALLAH SWT,karena memang dari alam dan bahkan pada Diri sendirilah (manusia)
terdapat tanda-tanda kekuasaan-NYA bagi yang mentafakurrinya..dengan kata lain ilmu Tasawuf Datu Sanggul
adalah ilmu Laduni yang telah di karuniakan oleh ALLAH SWT kepada beliau,karena itu orang yang mempelajari
Tasawuf pada dasarnya bisa menggabungkan 2 sumber acuan pokok,yakni :
1.berdasarkan Wahyu (Qauliyah),
2.berdasarkan tanda-tanda ayat-NYA (Qauniyah) yang terpampang jelas pada alam atau makhluk ciptaan-NYA..

“Tidak memakai ilmu atau bacaan tertentu,hanya menjaga keluar masuknya Nafas kapan ia keluar dan kapan ia
masuk” sehingga secara rutin dapat melaksanakan sholat ke masjidil haram setiap hari jum’at…(kira-kira seperti
itulah beberapa patah kata yang pernah di katakan Datu Sanggul kepada Datu Kalampayan/Syekh Muhammad
Arsyad Al Banjari) kata-kata yang diucapakan beliau tersebut diatas juga sama seperti yang pernah di ucapkan oleh *
Mawlana Abdul Khaliq Al Ghujdawani qs tentang “Hosh Dar Dam/Bernafas secara Sadar” dan Imam Tariqah Syah
Naqsyaband qs “…(jalan) ini dibangun diatas jalan nafas (pondasi) nafas,jadi adalah keharusan seseorang menjaga
nafasnya dikala menghirup dan membuang nafasnya….”

Kitab Babul Haq~Barincong-Permulaan


Permulaan
Inilah Risalah dari warisan peninggalan Alm Bapak H. Abdul Hamid Kampung Habulung
kabupaten Martapura Banjar Kalimantan Selatan.
Bab ini menyatakan kesudahan Ilmu yang Tahkik tiada diperoleh lebih dari pada itu walau
Ambiya sekalipun. Fikirkan olehmu dan cari olehmu guru yang boleh menguraikannya.
Perkataan sedikit ini terlebih besar faedahnya dari pada dunia serta isinya dan terlebih keras dari
batu lebih tajam dari pedang. Inilah Ilmu Syuhud, Ilmu orang Ahli Syufi Radiyallahu Anhu.
Inilah suatu rahasia, bahwasanya engkau itu sampai kepada Aku hai hambaku yang Aku ridhai.
Bahwasanya maha suci Aku beserta engkau, adalah ini jika engkau berada di dalam Nur-Ku,
maka engkau itu lenyaplah di dalam kosong (0) itu, bahwasanya Ahmad itulah gaib. Itulah yang
disebut gaib dengan gaib, atau diri itulah yang disebut gaib. Maka Ahmad itulah yang disebut
diri yang gaib dan Muhammad itulah yang disebut diri yang zahir. Oleh sebab itulah Muhammad
Rasulullah telah berkata : “Ikuti aku, ikuti aku, kalau engkau tiada mengikuti maka engkau
adalah sesat“.

5
Sebab itulah kami ajarkan kalimat Tauhid dan kami perintahkan kalimat Syahadat. Jikalau
engkau itu berpegang pada keduanya, maka selamatlah engkau dunia dan akhirat dan engkau itu
adalah mu’min yang sebenar-benarnya atau yang dikatakan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Bahwasanya kalimat Tauhid itu ialah maqam Ruh yang tiada lupa ia kepada yang menjadikannya
setiap saat dan kalimat syahadat itulah yang menyempurnakan apa-apa yang diperintahkan oleh
Nabi Muhammad SAW. Maka engkau itu rindu selalu kepadaku yang menjadikan semesta alam.
Itulah yang disebut engkau itulah bertubuh NURULLAH, KUN HA TITAH, maka itulah yang
disebut lenyap dengan aku. Asal engkau yang Aku jadikan ialah mula-mula kepada engkau itu
satu Rahasia Nur, dan Nur itu yang disebut Nur-Zat, maka Nur-Zat itu menjadi diri. Sudah itu
diri engkau gaib di dalam Nurullah, maka oleh itu gaib lagi yang disebut kosong (0), maka
berkata di dalam KUN, maka KUN itulah yang disebut ALIF, maka ALIF itulah yang disebut diri.
Maka gaib ALIF itu menjadi LAISA maka berkatalah ia HAK, maka yang HAK itulah yang
disebut tiada berujud dan tiada bernama Zat, maka engkau itu yang dinamakan AKU, sebab itu
bukan di luar bukan di dalam, sehingga meliputi AKU semesta sekalian alam, maka LAISA lah
Aku di dalam diri engkau itu. Jikalau engkau mengenakan Aku, maka engkau itu adalah di dalam
kalimahKu. Sesudah engkau di dalam kalimahKu itu maka engkau itu bertubuh Syahadat,
sesudah bernama Syahadat maka engkau itu bernama Muhammad. Jikalau engkau sudah
bemama Muhammad zahirnya maka batinnya itu bernama Ahmad, sesudah
bernama Ahmad maka engkau itu gaib dengan HU maka Akulah itu. Engkau dengarkan bunyi di
dalam tubuh engkau itu berbunyi WUJUD ZAT. Wujud itu berbunyi HU, Zat itu
berbunyi ALLAH. Maka oleh hilang bunyi hanya kosong, maka kosong itu maknanya fana’,
hanya dirinyalah yang ada, yang tahu serta melihat dan yang mendengar semuanya lenyaplah di
dalam yang kosong itu.
Dari AI–Haji Hasan Negara :
Inilah pegangan kita kepada Hayat, maka Hayat itu menjadi Nyawa, dan nyawa itu mejadi
Muhammad. Maka jangan engkau cari lagi. LA itu Hayat, ILAHA itu Ruh, ILLA itu
nafas ALLAH itu Nyawa, maka jangan dicari lagi, itulah pegangan kita.
Dari AI-Haji Arsyad Dalam Pagar Kelampaian Martapura :
Adapun sebenar-benarnya diri itu Hayat, dan sebenar-benarnya Hayat itu Ruh, dan sebenar-
benarnya Ruh itu Nafas, dan sebenar-benarnya Nafas itu Rahasia, dan sebenar-benarnya Rahasia
itu Nur Muhammad dan sebenar-benarnya Nur Muhammad itu tubuh kita, maka inilah pegangan
kita.
Dari Datuk Sanggul :
Adapun badan Ruhani itu ialah Allah, dan Allah itu jangan dicari lagi, karena Allah Ta’ala sudah
menjadi segala Nyawa, jangan engkau cari lagi, karena Allah Ta’ala itu LAISA KAMISLlHI.
Penjelasan : Engkau itu adalah RahsiaKu, maka rahasia itulah yang menuju kepada Aku,
sehingga engkau itu adalah pendengaranku dan penglihatanku dan kesemuanya itu terhimpun di
dalam Rahasia Ku, maupun di dalam atau di luar. Sehingga engkau Fana Ul Fana’ dan tiada
mempunyai daya upaya, sehingga batin engkau itulah yang dikatakan Ta’ala. Jikalau engkau
hilangkan tubuh menjadi Nur sehingga tubuh engkau menjadi Ruh, maka hilangkan tubuh
engkau itu menjadi titik, maka titik itulah yang disebut Kaca Putih, yaitulah asal-asalnya
kejadian Alif, maka Alif itulah bergerak di dalam laut rahasia, itulah yang disebut Hayat, maka

6
hiduplah dan bergeraklah tubuhnya, itulah yang dinamakan sifatNya yang ada di dalam tubuh
engkau itu, itulah namanya itulah dirinya. Maka akulah yang Laisa dan jangan dicari lagi. Itulah
yang disebut sudah menjadi Nyawa. Kalau engkau kosongkan maka yang berbunyi Aku itu
Wujudku, kalau engkau keluarkan maka berbunyi Rahasia. Maka kalau engkau naikkan nafas
engkau maka berbunyi Wujud Idafi. Nafas itu adalah Rahasia antara turun naik, itulah yang
berkata AKU ADALAH ENGKAU dan ENGKAU ADALAH AKU. Disitulah engkau di dalam
diriNya, naik berbunyi Wujudku dan turun berbunyi ZatKu, disitulah engkau mengetahui atau
yang berkata disebut Rahasia di dalam Rahasia, maka hilanglah Rahasia itu, yang ada hanyalah
Wujudku. Disitulah engkau Mi’raj, pertemuan dalam HadiratKu dan apabila engkau turun maka
wajiblah engkau mengerjakan perintahku, sehingga engkau cinta kepadaKu dan engkau jauhilah
segala yang kuharamkan. Engkau lihatlah Syahadat, disitulah engkau menyempurnakan segala-
galanya, berpeganglah kepadanya, karena jikalau tidak maka engkau itu adalah sesat, maka
selalulah engkau wajib mengerjakan perintahku.
“Syahadat itu adalah tubuh engkau. Alhamdu itu Aku dengan engkau. Ingat itu adalah
Rahasiaku Kepada engkau“.
Jikalau engkau tiada berpegang pada yang diajarkan Nabi kita itu maka engkau sesat lagi kafir.
Oleh sebab itu wajiblah engkau mengerjakan perintahnya dan taat kepadanya, dan hendaklah
engkau Khauf dan cinta dan jangan engkau lupa setiap saat. Jikalau engkau lupa maka Aku lebih
jauh dan kalau engkau dekat maka Aku lebih hampir dan kalau engkau hampir maka Akulah
dirimu dan diriKu adalah LAISA KAMISLIHI, disitulah engkau zauk.
Marilah kita bersama-sama memperbanyak amaliah sehingga terbukalah bagi engkau satu
dinding rahasia atau hijab yang dikatakan NUR ALA NUREN. Maka Nur itu tajallilah kepada
dirinya, sehingga engkau gaib maka engkau adalah di dalam WUJUD–HAQ. Kita sebut kalimah
zikir LA ILAHA ILLA ALLAH satu nafas itulah yang disebut KALAMULLAH Jikalau engkau
naikkan nafas engkau itu Aku atau HU, maka itulah yang dinamakan Wujudku yang Laisa, ialah
yang tiada Huruf dan tiada suara. Jikalau engkau zahirkan suara engkau itu maka zahirlah
sifatku, Jikalau tiada engkau zahirkan maka engkau gaib di dalam Wujud Idafi. Wujud
itu Laisa Idafi, itu suci murni dan bersih. Itulah yang disebut Nur dan itulah yang dinamaKan
Ahmad dan juga adalah dinamakan Nur-Zat. Maka zat itulah yang disebut engkau, barulah itu
dikatakan Fana’ UI Fana’  atau yang disebut karam dan engkau itu sampailah sudah
kepada Baqa UI Saqa. Disitulah engkau melalui segala-galannya yang
disebut NUR ALA NUREN atau gaib dengan gaib sampai Hak kepada Hak.
Marilah kita kembali kepada asalnya AL FATIHAH, Aku Laisa, di dalam Aku engkau maka
disitulah engkau naikkan nafas engkau kepadanya. Kalau engkau turunkan ke bumi atau ke
dalam jasad, jasad itulah yang berbunyi ALLAH hurufnya. Jikalau engkau hilangkan
huruf ALLAH itu menjadi HU itulah yang disebut kosong, tiada tahu lagi akan dirinya, hanya
yang ada Wujud saja lagi. Maka engkau tiadalah berujud lagi dan sifat bersifat lagi, dan tiada
nama bernama dan tiada buat berbuat. Maka disitulah engkau karam di dalam Kalimah ini,
barulah engkau itu. hilang semuanya, yang ada hanya Wujud saja lagi semata-mata, disitulah
engkau bernama NUK atau NUKTAH. Maka NUKtah ini ialah satu-satunya yang menjadi awal
sekalian yang ada ini, Maka selalulah engkau taat akan segala perintahnya, ingatlah selalu akan
kataNya : “Esakan Aku, esakan Aku atau sempurnakan Aku“.

7
Jika engkau sempurnakan maka engkau itu yang bernama Insan, jikalau engkau manusia maka
dialah manusia Insan-Kamil. Sebenar-benarnya diri itu Ruh, sebenar-benarnya Ruh itu Sir.
Sebenar-benarnya Sir itu Rahasia. Sebenar-benarnya Nur Muhammad itu Sifat, sebenar-benarnya
Sifat itju Zat. Sebenar-benarnya Zat itu Sir. Maka Sir itulah yang disebut
Aku Laisa Kamislihi Syai‘un.
Sudahkah engkau membaca Zikrullah ?
Sudahkah engkau membaca Tasbih ?
Sudahkah engkau membaca Qul Huwallahu Ahad ?
Sudahkah engkau membaca Yasin ?
Sudahkah engkau mernbaca Suratul Fatihah?
Maka marilah menghilangkan tubuh kita sampai menjadi misra apa yang disebut di atas itu dan
bagaimana jalannya itu? Jikalau engkau sudah misrakan, maka rindulah engkau kepadaNya,
sebab dengan rindu itulah orang baru sampai kepadaNya. Maka jadikanlah darah engkau itu
Kalimah Zikrullah. Jadikanlah tubuh engkau itu Tasbih. Jadikanlah tubuh engkau itu Qul
Huwallahhu Ahad, atau Hilangkan tubuh engkau itu menjadi wujud yang hakiki. Dengan Yasin
jadikanlah tubuh engkau itu Nur Muhammad. Jadikanlah Al Fatihah itu wujud yang maha suci.
Maka dengan demikian itu adalah kita di dalam RahasiaNya.
Adapun artinya Qul Huwallahhu Ahad itu ialah :
Berkata Allah: “Esakan Aku”. Maka oleh itu supaya engkau mendapat satu rahasia, karena di
dalam kalimat Qul Huwallahhu Ahad itu terkandung lima rahasia;

 satu di dalam Rahima Kumullah,


 kedua dalam Rahim ibu,
 ketiga dalam liang lahat,
 keempat di Yaumil Mahsyar dan
 kelima di Hadratullah.

Telah berkata Allah, “bahwasanya siapa hambaku yang sampai di maqam ini maka Aku adalah
engkau, engkau adalah Aku”. Marilah kita bersama-sama membersihkan tubuh kita yang kotor
ini, sebab tubuhlah yang mengandung maka jadikanlah tubuh engkau itu seperti kaca yang terang
benderang dan cahaya itulah yang disebut NurKu. Maka Alhamdu ialah perkataan yang mula-
mula, sebab dialah yang maha suci Itulah yang dikatakan bacalah dengan namaKu yang
menjadikan engkau BA ( ‫) ب‬. Itulah yang menimbulkan satu rahasia atau Nur, itulah yang
memuji kepada dirinya, sebab disitulah kejadian asal dari pada Kun. Adapun Kun itu gaib atau
Laisa, maka jadilah satu titik atau menjadi huruf BA ( ‫) ب‬. Maka BA itulah yang berbunyi
namaKu atau yang berbunyi = ‫( = هو ب‬Ba-Hu) yang dua kata itu yang berbunyi : bacalah dengan
namaKu. Maka BA itulah yang disebut bathin, maka tubuh engkau itu karamkan atau hancurkan
atau leburkan atau binasakan, barulah engkau bertubuh Nur saja lagi, sebab tubuh atau jasad
engkau itu yang berbunyi :
‫( الحولوالقوة االباهللا‬Lahawlawalaquata’ilabillah)

8
Maka kembalilah kita kepada mula-mula asal Ruh yang tiada lupa kepadanya, sebab tiada lupa
itulah darah engkau menjadi kalimah zikir dan Tasbih, itulah cahayanya sehingga engkau adalah
Aku. Sebab itu berhati-hatilah engkau jangan sampai lupa kepadaNya. Kalau engkau lupa
kepadaNya, Dia lebih jauh. Kalau engkau hampir, Dia lebih dekat. Kalau engkau dekat maka
Akulah pendengarnya, Akulah penglihatnya dan Akulah yang meliputinya, sehingga engkau
misra dalam Wujud-Haqiqi.
Pasal: Inilah satu uraian huruf yang bernama dan berbunyi ALIF, maka Alif itu ialah yang
dikatakan Esa. Alif adalah termasuk rahasia dirinya, sebab dialah yang ada sendirinya.
Kemudian lalu Alif itu bergerak, maka gerak itulah yang berbunyi HAK, itulah yang dikatakan
atau yang berbunyi Wahdatul–Wujud, maka Laisalah dirinya itu, atas yang dikatakan gaib, di
dalam laut Gaibul–Guyuh atau Bahrul Butun. Maka di dalam laut titik itulah yang dikatakan atau
yang bernama NURULLAH ialah juga yang disebut NUR ZAT, maka gaiblah Nur Zat itu menjadi
Roh-Idafi, dan Roh idafi itu disebut AHMAD, maka Ahmad itulah yang
bernama ZATUL BUTHI Itulah namanya yang tiada rusak dan hancur. Jadikanlah jasad dan
tubuh engkau atau diri engkau itu semuanya karam di dalam KalimahKu. Maka engkaupun tiada
lupa memuji Aku, sebab Aku tiada lupa berbunyi HU ALLAH tiadalah lupa Aku memuji diriKu
sendirinya. Dengarkanlah di dalam engkau itu yang berbunyi Wujud Zat dan itulah yang
berbunyi Tik-Tik-Tik itulah bunyinya yang lebih cepat. Bahwasanya Roh itu tiada lupa
kepadaNya, sehingga keluarlah cahaya Nur-Nya yang sangat terang, maka cahaya itulah yang
dikatakan atau yang disebut Insan.
Maka kembalilah kita kepada Satu yang dikatakan ZATUL–BUHTI atau itulah yang dimaksud
Allah Ta’ala. Sehingga menjadi Akulah pendengarannya, penglihatannya, penciumannya dan
pengrasanya, maka yang empat itulah yang disebut Akulah kesemuanya. Maka itulah yang
disebut engkau adalah Aku, dan Aku adalah engkau. Maka engkau tiada berpisah atau bercerai
sebab disitulah yang berbunyi Wujud-Zat.
Pasal: Adapun yang terhimpun di dalam tubuh kita ini ada dua Ruh yang hendak diketahui, yaitu
pertama Ruh yang dikatakan Ruhul–Kuddus, dan yang kedua dinamakan Ruhani. Adapun
sebutannya Ruhul-Kuddus itu ialah HU dan sebutannya Ruhani itu ialah ALLAH. lnilah yang kita
cari yang dinamakan Rahasia Allah dengan Muhammad. Jikalau engkau hendak mengetahui
ilmu rahasia ini bersungguh-sungguhlah menuju jalan ini, supaya engkau selamat dunia dan
akhirat. Inilah jalan rahasia Tuhan yang tersembunyi di dalam diri kita ini, dan jangan
dikeluarkan kepada orang awam rahasia ini. Jangan susah-susah mencari Allah, karena Allah
sudah lenyap menjadi nyawa sekalian batang tubuh, KUN HATITAH namanya diri engkau itu.
Jangan susah mencari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di
dalam tubuh. Di mana ada Nur nya tentu terputus dari yang punya Nur. Bersatu tapi tiada
bersekutu, itulah antara kita dengan Allah.
Ini adalah pasal air MAUL HAYAT diambil secara mudah. Yaitu asal diri kita yakni sebelum ada
apa-apa. Ibu dan bapak belum berkumpul menjadi satu. maka Allah Ta’ala memerintahkan
mengambil air Maul-Hayat diarak di dalam Syurga atau dilangit dengan beberapa banyak
Malaikat, lalu Jibril diperintahkan memasukkan kepada bapak kita. Setelah menerima tujuh hari
dan berkumpul menjadi satu kepada ibu, sebagai besi bercampur di dalam batu. Yang dikandung
selama tujuh hari oleh Bapak kita yang bernama air AL MAHMUD, dan dijatuhkan air Maul-
Hayat itu di dalam rahim ibu dinamakan NUKTAH, seperti air hujan di daun keladi.

9
Empat puluh hari belum tersurat, tatkala delapan puluh hari di rahim ibu, waktu itu darah haid
lalu dinamakan ALAQAH, kemudian lalu menjadi daging segumpal dan dinamakan MUDGAH,
kemudian daging segumpal itu menjadi Alif, Ahmad pujinya. Enam puluh hari dan seterusnya
cukuplah lengkap kaki dan tangan, mata dan hidung, mulut dan telinga Muhammad pujinya,
tatkala cukup sembilan bulan sembiIan hari maka firman Allah Ta’ala :

Dengan izin Allah lalu keluarlah ke dunia dan waktu lahir itulah dia yang mengatakan Allah
Ta’ala Aku – Aku -Aku.

Berkata Rasulullah SAW: “Pada ketika telah membuat kesalahan Nabi Adam, ia bertobat kepada
Tuhan dan berkata ; “Wahai Tuhan, saya mohon kepadamu dengan hak Muhammad supaya
engkau mengampuni alku“, Maka Tuhan menjawab : “Hai Adam bagaimana engkau mengetahui
Muhammad, sedangkan ia belum Kujadikan?” Nabi adam menjawab ; “Wahai Tuhan setelah
engkau jadikan saya, saya mengangkat kcpala melihat ke Tiang atas di mana tertulis kalimat:
“LAILAHAILALLAH MUHAMMADRASULULLAH” Maka saya tahu bahwa engkau tidak akan
menyertakan nama Mu kecuali nama orang yang engkau kasihi”. Maka Tuhan menjawab :
“Engkau benar, hai Adam, ia adalah seorang laki-Iaki yang paling Aku kasihi, kalau engkau
memohon kepadaKu haknya, engkau Aku ampuni, kalau bukan karena dia, engkau tidak akan
kujadikan”  (Hadits riwayat Baihaqi dalam kitab Dalailu Nubuyah Imam Hakim dan Thabrani)
َ‫ٰۤياَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َوا ْبتَ ُغ ۤوْ ا اِلَ ْي ِه ْال َو ِس ْيلَةَ َو َجا ِه ُدوْ ا فِ ْي َسبِ ْيلِ ٖه لَ َعلَّـ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬
“Hai orang-orang yang beriman, carilah jalan yang menjurus dan bisa menyampaikan engkau
kepada Allah dan setelah engkau temukan, maka bersungguh-sungguhlah engkau niscaya
engkau telah dikasihinya” (AI Maidah ; 35)

10
Allah berfirman :
“Sesungguhnya kami telah menyerahkan amanah itu kepada langit, bumi dan semua gunung-
gunung, tetapi tiada satu yang akan menerimanya, karena takutnya. Maka diterimalah oleh
manusia. Dengan demikian, maka oleh manusia itu apabila ditinggalkan (dilalaikan)-nya, maka
ia telah menganiaya dirinya sendiri“.
Di dalam pengertian tentang apa yang dikatakan amanah itu telah dijelaskan dalam kitab
IHYA’ULUMUDDIN karangan Imamul Gazali, sebagai berikut:
Artinya : “Yang dikatakan amanah itu ialah Ma’rifat Hakiki dan Tauhid Hakiki“. Kemudian
Allah mengingatkan di dalam AI Qur’an mengatakan :
“Hai orang-orang yang beriman, jangan engkau mendustai Allah karena engkau merusak janji
Tauhidmu kepada Allah ketika dijadikanmu, dan engkau mencintai Rasul karena engkau
merusak janji pelaksanaan serta engkau telah mendustai dirimu sendiri”
Kemudian Tuhan menjanjikan untuk menampakkan dirinya kepada kita dengan firmannya:
Artinya : “Saya akan menampakkan diriKu kepadamu semua, sebagai bukti apakah aku berada
di angkasa, ataukah dalam dirimu sendiri, Hingga jelas benar bagimu, bahwa Tuhan itu benar-
benar ada”.
Kemudian di dalam salah sebuah hadits Qudsi Tuhan barkata :
“Manusia itu adalah RahasiaKu dan saya adalah Rahasia manusia itu sendiri”
Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang mengenal akan dirinya, niscaya ia telah
mengenal Tuhan dengan Rasulnya, dan mengenal akan dirinya itu adalah fardu ain (fardu yang
tertentu) bagi tiap-tiap manusia“.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya mengenal akan diri itu tiada akan sempurna apabila dengan
alam akal, tetapi akan sempurna dengan Nur yang telah ditanamkan Allah SWT di dalam hati
hambanya. Dalam rangka mengenal akan diri itu ada dua hal yang sangat terpisah dan
bertentangan maksudnya.
Pertama: Sebuah dalil sebelum Rasulullah SAW ada sebuah dalil berbunyi sebagai berikut :
“Asal kita semua dari Nabi Adam sedangkan, Nabi Adam itu berasal dari tanah“.
Jadi apabila kita mengambil dasar dalil dalil ini, nyatalah bahwa anasar kita dari empat halus,
yaitu : Api, Angin, Air dan Tanah. Apabila hal tersebut di atas kita perinci, berarti bahwa :
Rahasianya adalah Api, Ruhnya adalah Angin, Hatinya adalah Air, dan Tubuhnya adalah Tanah.
Kedua : Sebuah dalil yang berasal dari Rasulullah SAW setelah ia lahir, beliau bersabda :
“Saya berasal dari Allah dan Alam semesta itu adalah diri saya adanya“.
Jika kita teliti secara ilmiah dengan dasar dalil yang kedua itu wajib kita jadikan dasar sebab
benar-benar berasal dari pada Allah dan asal dari pada ke empat anasar tersebut pada dalil

11
pertama diatas. Adapun dalil kedua ini jelas benar bagi kita, bahwa benar kita berasal dari Allah
dengan kenyataan sebagai berikut; bahwa dalam tubuh kita terdapat tiga unsur pokok :

1. ADAM : Bertubuh Hati, Ruh dan Rahasia.


2. MUHAMMAD : Bersyariat, Tarikat, Hakikat dan Marifat.
3. ALLAH TAALA : Berzat, Sifat, Nama dan Rahasia.

Apabila ketiga unsur pokok tersebut di atas diperinci, menjadi dua belas, kemudian di
Tauhidkan, dan Tauhidnya menjadikan tiga belas. Dengan ketiga unsur pokok di atas, sangat
jelas bagi kita, bahwa dalil kedua itu adalah bukti bahwa ke empat anasar (halus) tersebut. Pada
dalil pertama itu, berasal dari kita. Bukan kita berasal dari ke empat anasar itu.
Ma‘rifat Hakiki_______________________
Arti dari pada ma’rifat hakiki itu ialah mengenal diri tetul-betul berasaldari pada Allah (kadim)
ke akhir, kemudian kembali kepada kadim lagi (kepada Allah), sebagaimana Rasulullah
bersabda: “Kami berasal dari pada Allah dan kepadanya pula kami akan kembali“. di dalam
pengertian yang di katakan ma’rifat hakiki itu ada tiga faktor yang sangat penting:

Yang dinamakan “Ahadiyah” (maha tunggal) AllahSWT diumpamakan laut yang tiada
bergelombang. ialah adanya Tuhan yang maha Suci dan maha tinggi, tiada martabat di atasnya
malah semua martabat adalah di bawahnya saja. Dengan dikatakannya “Lata’yun” (belum tentu)
itu, sebenarnya oleh karena pada masa itu kita manusia memang sudah ada dan tiada terpisah
dengan Tuhan. Berarti kita sudah berada dalam Rahasia AI1ah SWT. Tetapi oleh karena
Alla.hSWT belum mau nampak (nyata), maka kita belum dinampakkan pula. Jadi sejak
“Lata’yun” kita manusia itu, sudah tetap dalam Rahasia Allah SWT tetapi belum ada pengkuan
apa-apa karna belum nampak dan dinampakkan.

12
Titik yang mengelilingi semua yang ada, serta mengitarinya palakia (Nujum) serta pendengaran
dan penglihatan. Bukankah, Allah SWT mengelilingi semua yang ada, sama dengan
mengitarinya putih kertas dalam kertas itu sendiri ?

Yang dikatakan “Ta’yun Awal” itu ialah : Ibarat kita mengenal Allah dengan Zat, Sifat dan
semua yang ada, atas mula yang berjumlah dan tiada berlainan antara satu sama lain martabat ini
dinamakan “Wahdat” (tunggal) dan asal mula semua yang ada.
Relas : Pada ketika Tuhan telah mempunyai keinginan mengadakan (menampakkan) dirinya,
maka dinampakkan-Nyalah manusia itu dahulu (Titik) itu di dalam dirinya sendiri, seraya
melihat dan berkata: “Tahukah engkau bahwasanya akulah Tuhanmu?” Maka kita segera
menjawabnya: “Benar! Engkaulah Tuhan kami“. Setelah pengakuan bersama itu terjadi, maka
tuhan berkata : “Hai pada saat ini aku akan mengambil empat macam Halus dari tubuhmu
kujadikan Alam, agar engkau tempati kelak“. Maka kita menjawab ucapan Tuhan itu, artinya :
“Tiada kemauan dan kekuatanku selain Allah“. Setelah ucapan itu diucapkan maka Allah
mengambil ke empat halus itu, yakni : mengambil dari Rahasia kita untuk dijadikan Api,
mengambil dari Ruh untuk dijadikan Angin, mengambil dari Hati untuk dijadikan Air, dan
mengamhil dari Tubuh untuk dijadikan Tanah. Kemudian dijadikannya alam bersama isinya oleh
Allah SWT. Adapun setelah pengambilan keempat anasar alam tersebut, maka titik yang tadinya
itu mengembang di tempat itu sendiri hingga menjadi banyak dan besar, dinamakanlah Alif.

13
Alif pada zat menyelubungi semua rahasia yang ada, artinya sekalipun syarat diselubunginya. Ah
! Bukankah mengelilingi segala sesuatu yang ada, sebagaimana kengelilingnya perak pada cincin
itu sendiri.

Yang dikatakan “Wahidia” (mentauhidkan) ialah seumpama laut dengan gelombang.


Sesungguhnya Allah SWT Tuhan yang maha Suci lagi maha Tinggi diumpamakan laut,
sedangkan semua yang ada diumpamakan gelombang. Adapum gelombang itu, tiada di atas laut
dengan tiada selain dari laut. Demikianlah tauhid orang-orang yang ma’arif kepada Allah SWT.
Tetapi perkataan ini lemah, karena sesungguhnya jalan yang ditempuh orang-orang ma’arif
kepada Allah itu berada di belakang akal.

“Ta’yin sani” ialah : umpama kita mengenal Allah SWT dengan zat, sifat dan semua yang ada
atas kelainan, maka berlainan antara satu dengan yang lain. Martabat ini dinamakan Wahidia
serta asal mula semua manusia. Ini tiga martabat semuanya adalah kadim. Serta terdahulu atau
terbelakangnya, itu hanya oleh karena perkataan saja, bukan karena waktu. Ketika kita
mengatakan ‫( احدية‬Ahadiyat) maha tunggal ‫( وحدة‬Wahdat) tunggal ‫( واحدية‬Wahdiyat) Dan ketika
mengatakan ‫( التعينـ‬Lata’yin) belum tentu ‫( اول تعين‬Awal Ta’yin) ketentuan pertama ‫تعينالثانى‬
(Ta’yin Sani) ketentuan kedua. Ketika mengatakan ketiga martabat itu semuanya adalah kadim,
sedangkan terdahulu atau terbelakangnya itu hanya dari perkataan saja, bukan karena waktu.
Karena sesungguhnya, laut yang tiada bergelombang itu, di situ juga. terdapat satu gelombang

14
dan dinamakan titik. Dengan titik itu juga yang berkembang menjadi banyak, maka
dinamakan Alif. Jadi hakekatnya satu saja, tetapi tiada dalam sebutan.
Relas: Setelah dimengerti betul-betul serta menjadi patokan dalam hati sanubari, tiada pernah
terpisah dengan Allah SWT dari awal yang tiada berawal hingga kepada akhir yang tiada
berakhir nanti, serta Tauhid telah sempurna. Maka jagalah sebaik-baiknya, tidak bersama hati
kita kiranya jangan kemasukan syaitan lagi niscaya jangan kotor. Sebab apabila hati kotor, tidak
sembarang bicara, maka rusaklah i’tikad. Tentunya menjadi lagi syaitan berkuasa, atau jin.
Secara otomatis dapat menjadi syaitan, atau jin lagi. Sedangkan muka tetap berwajah manusia.

15
16
RAHASIA DI BALIK RAHASIA
KESEMPURNAAN TUHAN Yaitu sifat kebenaranNya, kesempurnaanNya,
keelokanNya, kekerasanNya jua ialah yang dinamakan kalimah tauhid yang mulia itu
Lailahaillallah.. Kemudian daripada itu hendaklah diketahui pula maksudnya yang mulia
itu pengetahuan tauhid pada marifat, adapun kalimah Lailahaillallah terbagi 2 ;

1. LAILAHA itu sifatnya kaya tiada kekurangan yaitu Allah Ta’ala,


2. ILLALLAH itu sifatnya kekurangan yang masih berkehendak yaitu Muhammad maka
jika sudah demikian hendaklah diketahui pula apa yang bernama Muhammad oleh Allah
Ta’ala, dan bernama Allah Ta’ala itu apa oleh Muhammad supaya menjadi Tauhid pada
kalimah yang mulia itu. Adapun ilmunya dan rahasianya oleh Allah Ta’ala, karena Allah
Ta’ala itu nama bagi dzat wajibbal wujd dan mutlak..yaitu; Bathin Muhammad dan Allah
Ta’ala itu nama bagi sifat dzahir Muhammad.

.jadi dzahir dan bathin Muhammad itulah yang bernama Allah, jikalau demikian patut
kalimah yang mulia inilah pertemuan hamba dengan Tuhannya dan lagi kalimah yang
mulia ini di umpamakan, sebesar gunung tempat perhimpunan segala rahasia dan
segala ruh, nyawa dan segala hati, tubuh, nama, ilmu dan segala isi-isinya dan segala
islam, iman, segala tauhid, segala marifat, habis terhimpun semua dikalimah ini..maka
yang penting diamalkan supaya mahir pada siang dan malam, terutama diwaktu dalam
sembahyang 5 waktu karna diwaktu itulah Tuhan menurunkan petunjuk yang baik
adanya..jadi yang mengatakan kalimah Lailahaillallah tiada lain Dia sendiri jua, memuja
diriNya sendiri jua..

LAYASRIFULLAHU ILLALLAH = tiada mengenal Allah hanya ALLAH.. Jadi yang


sebenar-benarnya Muhammad, benar-benar diri karna tubuh, hati, nyawa,
rahasia..Muhammad itulah yang mempunyai insan yakni Syariat namanya, adapun
nyawanya itu dinamai Alam Mitsal Hakekat namanya, adapun rahasia itulah yang
bernama Alam Ruh yakni Marifat namanya..

maka sesudah demikian hendaklah Muhammad itu pula yang mengenal akan
Tuhannya. ALLAH(dzat) —> Alif(sifat)—> * (asma)—> Af’al(dzat wajibbal wujd)
muhammad—>HU ALLAH tetapi belum lagi Muhammad mengenal akan Tuhannya
sebelum fana tubuhnya, hatinya, nyawanya, rahasianya, dzatnya, sifatnya, af’al nya
seperti firman Allah Ta’ala dalam Quranul Kariim ; Qul Huwallahhu Ahad artinya
katakan wahai muhammad ALLAH itu ESA..ESA pada dzatnya, sifatnya, asmanya,
af’alnya seperti dalam Quran kariim ; serahkan dirimu yaa Muhammad kepada
Tuhanmu yang hidup tiada mati..maka keterangan Muhammad mengEsakan,
menyerahkan diri kepada Allah Ta’ala ALIF — adapun bathin Muhammad Dzat kepada
Allah Ta’ala rahasia kepada hambanya, LAM AWAL — adapun Awal Muhammad itu
sifat kepada Allah Ta’ala Nyawa kepada hambanya, LAM AKHIR — adapun akhir
Muhammad Asma kepada Allah Ta’ala Hati kepada hambanya, HA — adapun dzahir
Muhammad Af’al kepada Allah Ta’ala tubuh kepada hambanya.. JANGAN DISANGKA
HAMBA ITU KITA, ITU SALAH KARENA KITA ITU PADA ILMUNYA SUDAH TIADA

17
ADA LAGI… jadi rahasia, nyawa, hati, tubuh Muhammad itupun tiada ada
padanya ..tiada lagi kepada sifat, kepada asma, kepada Af’al nya seperti firmanNya ;
Wal awaalu wal akhiiru, wal dzahirru wal batiinu..jadi Muhammad itu sekedar nama
jua/keterangan yang lebih terang lagi menentukkan Muhammad itu sebenar-benarnya
tiada lain kedzahiran 5 sifat Allah Ta’ala jua

yang dinamakan kalimah LAILAHAILLALLAH.. KUASA TUHAN DENGAN SIFATNYA


jadi firman Allah : tafakur seketika itu dengan berhadap terlebih baik daripada kebaktian
seribu tahun.. adapun yang terhimpun di dalam tubuh kita ini ada 2 ruh, yang tidak
diketahui yaitu ruh yang dinamakan ruhul quds dan yang kedua dinamakan ruhani..
adapun sebutan ruh itu atau ucapannya “ALLAH”, dan yang satu lagi ucapannya “HU”
inilah yang mau kita cari yang dinamakan rahasia Allah Ta’ala dengan Muhammad..
jikalau mau diketahui hendaklah di cari guru / mursyid yang tahu ilmu hakikat jikalau
tiada,

 jangan dibuka karena tiada tahu jalan rahasia tuhan yang tersembunyi dalam diri
kita..ketahuilah olehmu hai talib yang beroleh pertolongan dari pada nabi kita SAW
dengan syafa’at pada yaumil akhir.. bermula jalan yang sempurna dari pihak dzahir dan
bathin ada jalan musahadah, mukaballah, mukarammah dan musahallah..adapun arti
dari: -musahadah = berpandangan, -mukaballah = berhadapan, -mukarammah =
menyertakan, -musahallah = menyempurnakan jika ditanya apa arti di pandang dan apa
arti berhadapan dan juga arti dari menyertakan?

Adapun yang berhadapan itu Ajim artinya Cita-cita yang amat tangkas, dan adapun
yang dipandang itu itikat, yang menyertakan itu yakin karna nyata tiada syak dan was-
was dalamnya, menyempurnakan itu Tauhid menyampaikan segala penglihatan mata
batin dari pada meng-Esa-kan.. adapun Nakitah dan tanajul pun segala asyaita yin awal
itu ilmu namanya kuat jua tiada lainnya, adapun wadah itu wujd mutlak pun namanya
jua, ilmu pun namanya jua.. Lam : wujd, kidam, baqa,muhalafatulil hawadis, kiyamuhu
binafsih adapun yang dikatakan nyawa muhammad itu sebenarnya tiada lain
kedzahiran 4 sifat Allah Ta’ala yang dinamakan kalimah ILLA = kodrat, iradat, ilmu,
hayat adapun yang dikatakan tubuh muhammad sebenar-benarnya dari 5 = kadirrun,
muriddun, aliimun, hayyun, dan wahdaniyyat..jadi yang bernama Muhammad tiada lain
ialah sifat tuhan. LA = Wujd, kidam, baqa, muhalafatulil hawadis, kiyamuhu binafsih —>
Diri/dzat, ILAHA = Sama, basar, kalam, sami’un, basirun, mutakalimun—> Nyawa/Sifat,
ILLA = kodrat, iradat, ilmu, hayat—> Hati/asma, ALLAH = kadirun, muridun, aliimun,
hayyun,Wahdaniyyat—> Tubuh/Af’al HAKEKAT TUHAN & MANUSIA adapun yang
mematikan diri yang berhuruf dan bernama ALLAH itu demikian caranya : 1. menafikan
huruf Alif, 2. Lam Awal, 3. Lam Akhir, 4. Ha adapun huruf-huruf yang demikian ;

1. Alif = Allahusamma wati wal Ardh, 2. Lam Awal = Lillah husamma wati wal Ardh, 3.
Lam Akhir = Lahulmulku samma wati wal Ardh, 4. Ha = Wal awallu wal akhirru Wal
Dzahiru wal Batiinu jadi jikalau demikian diri kita yang dzahir itu nyata fana sekali2 tiada
mempunyai apa-apa lagi (min adami ila wujdin, wamin wujdin ila Adami) jadi
maksudnya dari pada kita diri yang dzahir walau sehelai rambut pun telah tiada

18
mempunyai lagi apa-apa.. tiada boleh dikatakan ada lagi pada ilmu-nya, hanya diri yang
bathin jua ialah yang bernama Muhammad..seperti firman Allah ta’ala dalam hadits
Qudsi : Ku jadikan semesta sekalian alam ini karenamu yaa Muhammad, Ku jadikan
akan dikau karenaKu yaa Muhammad.

 Adapun dzat mutlak yang dinamakan oleh kaum ahli sufi akan Dia ‘Asyiq itu ialah
Ta’yin Hakikat, Ta’yin hakikat ke duanya adanya jua bukan dari padanya jua, maka
tatkala hendak menyatakan IradatNya dari kodratNya maka asal Ta’yin hakikat itu
dinamakan A’yan sabitah, yaitu ibarat cermin maka limpahlah wujd mutlak itu seperti
yang di dalam cermin.. ahmad muhammad allah I . O allah titik namanya ; Ahdiat
adapun pertama, titik pindah wadah semata-mata maka ilmu A’yan sabitah hakikat
tubuh Muhammad yaitu asal sekalian Nyawa adanya…dengan perkataan perkenalan
kepada Allah jangan susah mencari Allah, Allah telah lenyap menjadi nyawa sekalian
batang tubuh.. –jangan susah mencari billah, –billah ada didalam tubuh, –jangan susah
mencari Allah, –Allah ada di dalam tubuh yaitu Nur Allah, dimana ada Nur-nya tentu
tiada terputus dari yang punya Nur tersebut..bersatu tetapi tiada sekutu itulah antaranya
kita dengan Allah..

 MENGENAL DIRI SEBENARNYA 1.Maksudnya mengenal yang sebenar-benarnya


diri/mengetahui asalnya diri supaya tahu yang sebenarnya agar mengenal akan Tuhan,
2.Ini agar meng-Esa-kan yang sebenar-benarnya diri kepada Allah Ta’Ala agar jangan
sampai Murakabah yang bersusunan pada Ilmu-Nya.. Adapun maksud 1&2 itu
menerangkan keadaan perkakas isi tubuh yang dzahir & yang bathin, maka jika sudah
pula diketahui seperti ini hendaknya di fana-kan agar tetap ke-Esa an-Nya dan tidak
siapa pun yang dapat menduakan-Nya/Allah saja yang Tunggal/Esa, Demikianlah
maksudnya.. Diri SEJATI itu ada 2 Bagian: –Diri yang Dzahir, –Diri yang Bathin. adapun
diri yang Dzahir itu asal daripada unsur Adam,

 Adam unsurnya memiliki 4 perkara,yaitu : 1.Api, 2.Angin, 3.Air, 4.Tanah Dan berikut ini
penjabaran/makna dari tulisan/huruf ALLAH yang sering kita lihat dalam kaligrafi, –ALIF
—> Api, –LAM AWAL –> Angin, –LAM AKHIR –> Air, –HA –> TANAH/BUMI 1. adapun
Api itu terbit dari Diri yang Bathin, berhuruf ALIF bernama DZAT yang menjadi rahasia
hurufnya pada kita, 2. adapun Angin itu terbit dari Diri yang Bathin, berhuruf LAM AWAL
bernama SIFAT yang menjadi nyawa pada kita/Nafas kita, 3. adapun Air itu terbit dari
Diri kita yang Bathin, berhuruf LAM AKHIR bernama ASMA yang menjadi HATI pada
kita (Air Nuthfah&Air Liur), 4. adapun Tanah/Bumi itu pula terbit dari Diri yang Bathin,
berhuruf HA bernama AF’AL menjadi tingkah Laku pada kita..

 Jadi, demikianlah Diri kita yang Dzahir ini terbit dari bayang-bayang kita yang Bathin
dan adanya Huruf yang bertuliskan ALLAH, tapi jangan sampai saudara mengakui
bahwa saudara adalah Tuhan karena Diri kita yang Dzahir ini hanyalah Tulisan (Ingat,
hanya sebatas Huruf/Tulisan) yang berlafadz ALLAH, untuk itulah Allah Ta’Ala
menciptakan tulisan/huruf tersebut agar kita mengenal Diri kita yang Dzahir.. Kemudian
daripada itu setelah kita mengetahui Diri kita yang Dzahir hendaklah kita ketahui Diri
kita yang Bathin pula, agar dapat kita kenal akan Tuhan melalui Diri yang Bathin

19
sebagaimana seperti sebuah sabda yang sangat dikenal oleh para kaum sufi “Man
Arafa Nafsahu Fa Qad Arafa Rabbahu” barang siapa mengenal sebenar-benarnya Diri
Niscaya Diri akan mengenal Tuhannya…tetapi sebelum kita mengenal akan Diri kita
yang Bathin, hendaklah mati dahulu sebelum mati Diri kita yang Dzahir tadi,seperti
Sabda Nabi SAW

 “Mutu Kabla Anta Mutu” jikalau telah kita matikan Diri yang Dzahir tadi, barulah nyata
dari kita yang Bathin yang bernama sebenar-benarnya DIRI.. KESATUAN DARI
SEMUA YANG ADA Alhamdulillahirabbil Alamin wasalatu wassalamu ala sayiddina
mursaliin wa’ala alihi wa’ashabihi aj’main.. adapun kemudian daripada itu ketahui
olehmu hai salik bahwasanya tiada sempurna bagi seseorang mengenal diri melainkan
mengetahui akan asal kejadian diri, yang mula-mula diciptakan oleh Allah Ta’ala..pasal
pada menyatakan asal yang mula-mula di jadikan oleh Allah seperti pada sabda
Abdullah ibn Abbas (ra) dari junjungan kita Nabi SAW : yang mula-mula di jadikan oleh
Allah Ta’ala yaitu Nur NabiMu.. > la yaskuluhul lahu’illah = tiada yang menyebut Allah
hanya Allah, > laya rulahu ilallah = tiada yang melihat Allah hanya Allah, >laya
budullahu ilallah = tiada yang menyembah Allah hanya

Allah seperti firman Allah di dalam hadits qudsi : dzahir tuhan didalam bathin hamba-
nya, manusia itu rahasiaku dan aku pun rahasianya(insanu sirri wa ana sirrahu)
bermula insan itu rahasiaku dan rahasiaku itu sifatku dan sifat-ku tiada lain dari
padanya (al insanu sirri wassirri wa sifatun, wasifatin laghoiri) , pada hakikatnya bagi
Allah katanya Allah kepada Muhammad..ini di dalam Al-Adzhim.. (jistumul insanu
wanafsuhu, wakalbuhu, warkuhu, wassamahu, wabsarrahu warruha walisanuhu,
wayajiduhu, lahuahila ana walla ana gairuhu : tubuh manusia dan hatinya dan
nyawanya, pendengarannya, penglihatannya, tangan dan kakinya sekalian itu aku
nyatakan dengan diriku bagi dirinya, dan insan itu tiada lain dari pada aku dan aku pun
tiada lain dari padanya…

maka tiada engkau berani akan di aku selama engkau masih tiada fana di dalamku,
syahtiada ayal, terhila dan yaitu rupaku padamu.. maka yaitulah yang dipegang oleh
orang arif’billah, firman Allah : wa huwa ma’akum Ainama kuntum ” ada tuhan kamu
serta kamu”,wa fi’an fusikum affala tafsiruun “dan didalam dirimu pun Aku maka
tiadalah kamu lihat akan di Aku, karena Aku terlebih hampir dekat pada alat matamu
yang putih,terlebih Aku hampir padamu..” maka memadailah keterangan dan nash
Quran maka sampai disinilah keterangan-keterangan ajesamm andrakul idrakul fahwa
idrak,bermula lemah dari pada pendapat maka yaitulah yang di dapat La Illaha Ila
Allah,Ana…tiada tuhan melainkan Aku…

20
HAQIQAT SEMATA

Maqam ini disebut juga dengan haqiqat mujaradat atau dengan kata DERAJAT HAQIQAT. Orang awan
dan orang alim belum mendapat atau mencapai DERAJAT HAQIQAT ini. Mereka hanya sampai kepada
tingkat ilmu belaka. Belum lagi sampai kepada DERAJAT HAQIQAT ILMU DAN MA”RIFAT. Orang yang
berada pada tingkat haqiqat semata ini, tiada lagi berpegang kepada kulit lahir dan nash dan dalil mereka
telah menyeberang dari al’Qur’an dan al-hadits.

Mereka langsung menuju tuhan tanpa perantara

Rasulullah S.A.W sendiri, sebelum turunnya al’Qur’an beliau beliau sudah ma’rifat kepada Tuhan Allah.
Beliau cukupmemakai dalil-dalil alam sekelilingnya. Itulah yang disebut KITABUL UJUD. Orang yang
berada pada maqam ini berkata dengan sembarang kata, karena mereka tidak peduli atas kaedah sareat.
Makanya ulama-ulama sareat atau ulama fiqih menghukumkan jindik kepada mereka. Sebenarnya kata-
kata jindik itu hanya kata-kata menakuti saja.

Orang-orangsiddik yang kuat memegang sareat berkata-kata jindik itu hanya untuk supaya jangan ditiru
oleh orang yang dangkal ilmu pengetahuanya. Jadi saya yakin, bahwa haqiqat semata ini dapat
dibenarkan, asal orang itu benar-benar mendalam, dan dalam ilmu ma’rifah dan telah sampai
kepuncaknya.

RASULULLAH S.A.W sendiri pernah bersabda, dan tiba-tiba disuruh Tuhan menutup lidahnya, agar
supaya terpelihara sareat MUHAMMAD. Para sahabat mengumpulkan dan mencatat semua hadits nabi
saw tetapi nabi melarang mencatat hadits-hadits nabi yang sangat rahasia, kalau dicatat semua maka
bisa membawa fitnah besar, para sahabat sering membicarakan soal yang mendalam. Sampai-sampai
keluar dari al-qur’an dan alhadits nabi saw sering melarang. Sebab sabda beliau : tidak semua umatku
yang mencapai makam ini. Dan nanti bisa membawa fitnah besar, dan sabda nabi s.a.w. yang sangat
rahasia itu hanya dibisikan orang ditelinga yang beroleh ilham.

Dan RASULULLAH s.a.wa sendiri pernah bersabda, yang artinya begini : AKU ALLAH TIDAK ADA
TUHAN, MELAINKAN AKU.

Demikianlah hadits shahih yang pernah saya temui dalam sebuah kitab tasauf yang sangat mendalam
sekali isinya. Maka apabila saya sak dan ragu dengan hadits ini, maka kafirlah saya pada saat ini juga.
Dan bakarlah saya dengan neraka jahanam itu. turunkanlah bala bencana yang hebat didalam dunia ini
juga. Dan janganlah engkau terima tobat saya sampaii hari kiamat.

Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui. Orang yang telah mencapai tingkat ini, mereka telah
berada pada alam yang tertinggi, yang disebut dalam firman Tuhan yang berbunyi AL MALA IL ‘ALA.
Orang ini hakikat semata, tiada lagi berpegang kepada sareat yang jahir ini. Sebab dalam pandangannya
sareat yang berlaku ini adalah sareatullah jua. Gerak dan gerik hanya pada Allah.

21
Orang yang sampai pada Allah mereka seia sekata , seujud, senyawa , serasa dan serahasia.
Kehendaknya tidak berlawanan dengan kehendak Allah. Mereka telah satu dengan Tuhan.

Sifat Tuhan menjadilalah sifatnya.

Ia telah fana dalam Tuhan dan baqa dalam Tuhan. Siapakah lagi yang memerintahkan dan siapakah
yang diperintah. Tentunya tidak ada apa-apa lagi. PAHAMKANLAH.

Orang yang pada maqam tertinggi ini, telah mendapat kebebasan dari Tuhan, karena mereka satu
kedudukan dengan Tuhan dalam segala hal. Orang ini kerap kali berkata dengan sembarang kata

Karena mereka berdiri sendiri dan berbuat sendiri menurut sesukanya, sering mereka berkata; Aku yang
punya alam, aku yang punya kuasa, dan aku yang menentukan hokum. Yang Tuhan itu adalah Aku.
Maha suci aku dan sembahlah aku. Tidak ada Tuhan, melainkan Aku MUHAMMAD itu utusanku,
MALAIKAT itu abdiku.

Dan semua makhluk mendapat menghadap kepadaku, dan algi katanya ; Akulah Tuhan sekalian
makhluk.

Semua orang yang mengahadap itu adalah menyembah kepadaku. Alangkah besarnya kuasa. Akulah
Tuhan yang hidup, yang tiada mati semua dengan sendirinya, tiada Ruh dan tiada jasad. Kadang-kadang
mereka berpisah.

Berkata pula; Akulah Tuhan yang maha besar, yang meliputi alam.

Aku ada dimana-mana. DI ARSY, DI LANGIT DAN DI BUMI.

Apabila aku berkata ; maka tuhanku menjawab, hambamu mendengar suaramu. Alangkah mesranya
hidupku bersama kekasihku. Dia adalah aku dan aku adalah dia. AKU DAN AKU ADALAH DIA.

Aku satu dengan Allah, Aku satu dengan Muhammad, Aku satu dengan Adam, Aku atu dengan seluruh
alam, Akulah Tuhan yang maha Esa (rahasianya).

Aku berbuat menurut sekehendakku. Kalau hendak melihat Tuhan ; lihatlah aku. Semua wali-wali itu
adalah waliku. Aku berkata sembarangan kata, Tak ada satupun kata, Tak ada satupun yang
menenagahnya, kecuali aku sendiri.

Alangkah mulianya aku, Akulah lapang dan akulah yang sempit. Semua perbuatanku di ala mini adalah
baik. Hanyalah makhluk sendiri salah sangka.

Siapa menyangka buruk, buruklah jadinya

Siapa menyangka baik, maka baiklah ia.

Inilah contoh orang yang sejajar dengan maqam Rasulullah s.a.w.

22
Janganlah pandang jahir semata, niscaya jauh dari Tuhan.

Apakah arti hakikat yang sesungguhnya ?

Arti hakikat itu ialah Tuhan semata, tiada campur dengan makhluk

Sedang makhluk itupun juga asma Tuhan. Allah itupun asma Tuhan, semua asma Tuhan, tetap ia
hakikatnya satu jua.

Jadi bagi orang yang telah bertemu dengan inti sari ilmu dan ma’rifat adalah ; ia tidak perlu lagi menyebut
asmanya, atau pengkatnya, cukuplah ia menyatakan dirinya dengan kata-kata Aku (Hu). Inipun kalau
keluar. Tetapi bagi bathinnya ; cukuplah diamnya orang yang telah bulat atau satu dengan Tuhan, telah
hapus kata-kata sareat atau tarikat. Hanya tinggal bathin hakikat dan lahir ma’rifat. Yang teratasnya lagi
tidak ada/hapus kata-kata ma’rifat ; tinggallah hakikat (tuhan semata). Jadi tinggallah satu pandang
syuhud saja. SYUHUDUL WAHDAH FILWAHDAH. Tuhan memandang kepada dirinya sendiri. Jadi disini
tidak ada sareat, tarekat dan ma’rifat lagi. Semuanya tidak ada yang berdiri diatas hakikat.

Hakikat adalah ZAT DARI TUHAN ALLAH AZZAWAZALLA, jelasnya tidak ada sifat yang berdiri diatas
zat. Jadi jahir Tuhan, bathinnya Tuhan. Yang nyata Tuhan dan yang bathinpun Tuhan jua.

Jadi yang berlaku pada sekalian ala mini adalah ZAT SEMATA atau yang disebut hakikat semata.
Dengan kata lain (Rahasia) ialah : HU (AKU) semata.

Kata-kata AKU disini adalah murni dan tak diragukan lagi kebenarannya. MAN ANA (SIAPA AKU) ; Aku
disini ialah, Tuhan sekalian makhluk. Simpun seluruh alam dunia dan alam akhirat. Kalau hendak
menerangkan kalimah AKU (ANA). Kering air laut untuk tintahnya dan tak cukup daun kayu-kayu untuk
kertasnya. Untuk menulis kalimah KU atau ANA tak akan habis-habisnya.

Untuk memecahkan satu kalimah saja, tak cukup umur kita. Inilah tanda kebesaran Tuhan seru sekalian
Alam.

Sedang inipun hanya satu tetes dari pialanya

Ilmu rahasia yang dianugerahikan Tuhan kepada hambanya hanyalah sebagai setetes embun diwaktu
pagi. Sedang setetes ini sajapun banyak orang yang heran dan tercengang mendengarnya.

Apalagi umpamanya dua tetes, mungin ada yang matiterkejut karenanya. Atau langsung
mendustakannya.

Sekurang-kurangnya orang mengatakan gila atau kapir.

Tetapi saya tidak heran atas tingkah laku hamba Allah didalam alam dunia ini. Karena semuanya itu
terjadi atau kudrat dan kehendak Allah semata-mata.

23
Dunia ini adalah panggung sandiwara Allah Ta’ala, dimana Tuhan sendiri sebagai dalangnya. Maka kalau
sudah tahu rahasianya, tentunya tentram dan bahagia hidupnya. Dan tak pernah mengeluh lagi. Orang
yang sudah benar-benar bulat tekadnya, tidak ada takut lagi. Kadang-kadang orang yang telah merasa
nikmatnya kurnia tuhan itu, ada yang ingin mati saja, yaitu mati di pangkuan kekasih. Orang yang
demikian ini pandangannya Allah semata dan baik semata dan tersenyum semata. Tak ada lagi
kebencian, buruk sangka, fitnah dan lain-lain sebagainyaorang yang seperti ini berkata selalu benar dan
tak mau dusta lagi. Mereka tidak mengeluh dalam kemiskinan dan cacian orang. Orang ini telah melekat
alam hati sanubarinya sampai kepuncak ARSY perasaan ridhanya dan suci bersih RUH dan SIRNYA.
Hanya dalam pandangannya; AKU semata-mata.

Ia tidak lagi mengata : AMALLAH atau ANAL HAQ, atau AKU ZAT, AKU SIFAT. Atau aku hamba, atau
aku makhluk atau Aku manusia. Tetapi cukuplah dengan isarat : AKU (ANA).

Kalau tidak perlu diam saja. Mereka tidak dapat lagi membedakan, yang mana dirinya dan yang mana
Tuhannya dan mana makhluknya.

Ia tidak tahu lagi siapa dirinya dan siapa Tuhannya.

Ia tidak tahu lagi membedakan yang mana dirinya dan yang mana Tuhannya dan mana makhluk.

Ia tidak tahu lagi siapa dirinya dan siapa Tuhannya

Ia tidak tahu lagi dosa dan pahala. Hanya ia berkata dengan sembarang kata. AL-HAQ ada padanya dan
dengan dialah hakikat. Dialah yang bathin dalam hakikat dan dialah yang lahir dalam ma’rifat zahirnya
Tuhan dan bathinnya Tuhan. Dia berdiri diatas hukum, bukan di bawah hukum. Biarpun dia dicela dan
dicaci, dimanja dan dipuja baginya adalah sama saja.

Inilah manusia Allah yang suci murni dan tiada noda, walaupun satu titik hitam kata-kata kafir atau gila
dianggapnya sebagai suara merdu bagaikan seorang sufi meniup seruling buluh perindu dari surga.

Suara cacian dan hinaan sebagai nyanyian pelepas rindu dikala kesepian, tak mampu manusia
memutarbalikkan hatinya atau yang disebut kalbun salim.

Dia tetap tenang ; tentram dan bahagia.

Allah tetap hadir dalam setiap saat / detik dalam perasaan

Orang yang seperti ini dapat dihitung dengan jari tangan, dia adalah termasuk golongan yang sedikit
diantara 72 atau 73 golongan. Kami berani menyatakan, bahwa kami termasuk golongan yang sedikit.
Yaitu golongan FIYAH QALILLAH.

Dalam istilah sufi disebut keluarga Tuhan.

Artinya : satu haderat dengan Tuhan, bahkan satu kedudukan dan satu kekayaan dengan Tuhan. Satu
kekuasaan dan satu kebesaran dan satu kemuliaan. Kamilah Tuhan sekalian alam.

24
NUR ILAHI memenuhi jiwanya, NUR MUHAMMAD meliputi ujudnya.

Akhlak Allah dalam gerakan dan geriknya. Kalamullah setiap kata dan ucapannya. RACHMAN DAN
RACHIM dalam setiap pandangannya. Suara ALAIH dalamsetiap pendengarannya.

Kalimah Allah dalam dalam setiap langkah dan tujuannya. SIRULLAH dalam setiap niat dan
perasaannya. NIKMAT dan RACHMAD ALLAH dalam setiap turun naik nafasnya.

ZIKRULLAH dalam setiap denyut jantungnya.

HUDAWAATUZZIKRI dalam setiap diamnya. RAHASIA ALLAH dalam setiap akuannya.

Dia ESA dalam ARSYnya dan tunggal dalam melayutnya.

Dia berhaq berkata ; dengan namaku yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji itu hanya
untukku. Karena ia dating dariku dan kembali kepadaku.

Tahukah kamu wahai makhlukku !

Bukan engkau yang berbuat itu ; tetapi aku juga memuji diriku. Aku memuji diriku atau aku diam saja;
apakah aku tidak kuasa ? aku bebas menurut sekehendakku.

Aku jua yang menyuruh dan Aku jua yang mendengar.

Apabila Aku yang menyuruh, maka satu makhluk pun tak ada yang sanggup meninggalkannya. Dan
apabila aku ang menengahmu, maka satu makhlukpun tak ada yyang sanggup mengerjakannya. Inilah
tanda kebesaranku dan tanda kekuasaanku dalam setiap makhluk.

Apakah kamu masih belum mengerti?

Apakah aku yang ada, maka tak usah kamu takut dengan neraka, dan tak perlu kamu mencari surga.
Akulah yang berhak menentukannya. Karena aku jua yang berbuat dan yang melarangnya.

Apabila aku menyampaikannya bukan aku yang mewajibkannya apa-apa untukku. Hanya semata-mata
aku menyuruhmu supaya masuk kedalam surgaku. Apakah kamu belum mengerti? Bukanlah aku
merindukan surga tetapi surga itu rindu padaku

Dan aku takut neraka ; teapi neraka sendiri lenyap dariku. Akankah neraka itu terbit dari surga?

Surga itu terbit dari AKU.

Pantaskah aku yang sujud kepada surge dan neraka?

Orang yang mencari surga atau takut akan neraka ?

Tahukah kamu wahai sekalian manusia ?

Dia ini milikmu dan akhirat itu haqmu

25
Dia ini zahirmu dan akhirat itu bathinmu

Dia ini badanmu dan akhirat itu jiwamu

Dia ini sifatmu dan akhirat itu zatmu

Zatmu tiada lain daripada zatmu

Dia ini neraka pada hakikatnya. Akhirat itu adalah surga . ia dan akhirat adalah satu.

Surga dan nerakapun satu jua. Allah dan Muhammad satu. Kalau begini manakah neraka itu?

Manakah dunia atau makhluk itu ?. Manakah yang adan dan Muhammad ?

Manakah yang jasad dan manakah yang roh itu ? manakah yang makhluk dan manakah yang Tuhan itu?
rohlah kamu kalau masih belum mengerti.

Bacalah kitab barincong ; artinya perpisahan antara yang lahir dengan yang bathin. Antara yang batal
dengan yang haq. Antara ahli kulit dengan ahli isi. Antara ahli sareat dengan ahli hakikat. Perpisahan
antara makhluk dengan Tuhan. Perpisahan antara ahli jahir dengan ahli ibadat bathin.

RINCUNG : tak mau campur baur dengan ahli sareat. Memisahkan diri tak mau rapat. Ilmu jahir
membawa mudarat.

Hakikat Allah bahagia dunia akhirat. Kitab barincungpusaka lama. Jangan dibuang dilaut merah. Hati
bingung didalam dada.

Ingin mati dilautan darah. Kalau belum bertemu, rindukan bulan

Kalau dapat, jangan tak dihiraukan

Sulit mencari, buang anak bini rahasia sejati ilmu robbani.

PANTUN ORANG HAKIKAT

KALAU BENAR INGIN TERUSKAN

TUNJUKKAN MUKA TARUH DIDEPAN

PANTANG MUNDUR PAHLAWAN TUHAN

MATI SYAHID DIPANGKUAN TUHAN

KITAB BARINCUNG JANGAN TANYAKAN

TAK ADA JAWAB TUAN DAPATKAN

KALAU PERCAYA SILAHKAN MAKAN

26
KALAU RAGU SILAHKAN (CEPAT) MUNTAHKAN

BANYAK BICARA RAGU TIMBULAN

BANYAK TANYA, NYATA KETAKUTAN

HATI DUA, MAKHLUK DAN TUHAN

KITAB BARINCUNG UNGGUL DIDEPAN

DATUK SANGGUL GELAR MULIA

ILMU SEJATI TAK MAU DIBELAH DUA

TUHAN DAN MUHAMMAD ADALAH BETA

SANGGUL UNGGUL AKULAH TIMBUL

DATUK SANGGUL JELMAAN TUHAN

TUHAN MENJELMA BERNAMA SANGGUL

LIMPAH RACHMAT ABDULLAH TIMBUL

SANGGUL LENYAP DIDALAM MAKBUL

BUKAN AKU BERTAKLID BUTA

KEPADA PIMPINAN ASAL SEMULA

KINI LANGSUNG MENUJU DIA

TUHAN ALLAH TANPA PERANTARA

AKU ALLAH SANGGUL PUN ALLAH

PARA WALI HALIFATULLAH TIDAK BERDUA DIHADERAT ALLAH

WALAU TAK HINA ATAU NABI-NABI ALLAH

RASUL DAN NABI-NABI MANUSIA UTAMA

PANDANGAN JAHIR ADAT DUNIA

AKU ALLAH DIATAS SEGALA-GALANYA

NAMA DAN PANGKAT HANYALAH ASMA

KALAU ORANG BERKATA ; RASUL INI

MULIA DAN NABI INI ADALAH KAYA

27
SAHABAT DAN AULIA SERTA ANBIYA

PARA WALI TARUH DISUKA

DARI KUJAWAB SEMUA KATA

SEMUA ITU ADALAH BETA

MISKIN DAN KAYA, MULIA ADA PADA KITA

SEMUA ALLAH TUHAN YANG KAYA

ADAKAH YANG TINGGI ATAU MELATA

SEMUA MAKHLUK TERMASUK KITA

TUHAN ALLAH KHALIK PENCIPTA

SEMUA KATA DIHADAPKAN KITA

ORANG JAHIL SERTA PENDUSTA

PAKAI JUBAH KAYA PENDETA

HATI BUSUK, JIWA KAYA BUAYA

LAIN DIMULUT LAIN PULA DIRASA

ILMU ZAHIR MENCEGAH KATA

YANG SATU DIBELAH DUA

ALIM ULAMA JANGAN DIPERCAYA

KALAU MAKHLUK MASIH BERDAYA

BIAR MALING GAWIAN DUNIA

ILMUNYA AMBIL ASAL SEMPURNA

TIDAK SEMBAHYANG BUKAN UKURANNYA

ILMU SEJATI TUHAN YANG PUNYA

BIAR ALIM DALAM DUNIA

TAQLID BUTA HIDUP PERCUMA

BILA SEMBAHYANG MENCARI BALASANNYA

TANDA MUNAFIK NAMPAK KELIHATANNYA

28
AMAL SEMBAHYANG TIADA ARTINYA

HATI SIRIK, KATA JIWANYA

AKU ALLAH YANG MENENTUKANNYA

SIAPA KENAL ITULAH SEMPURNA.

Tuhan itulah haqiqat ujud dalam hidup ini

Tuhan itulah haqiqat alam, Alam dan tuhan adalah satu

Maka siapa yang fana dengan Allah, niscaya ia lupa akan dirinya.

Dan berkenalan dengan Allah dalam suhudnya

Siapa tiada melekat Allah, dalam apa yang ia lihat ; nyatalah ia masih terdinding. Seorang ahlul haqiqat
yang tiada ber haqiqat.

Seorang pencinta Tuhan, yang tiada bertuhan. Dan seorang sareat, yang tiada bersareat.

Dan seorang ahlul ma’rifat, yang tiada berma’rifat. Seorang ahli pikir, yang tiada menggunakan pikiran.
Dan seorang ahli tasyauf, yang tiada bertasyauf. Seorang pengenal, yang tiada mengenal lagi. Karena
yang dikenal dan yang dikenal adalah satu jua.

Yang mencari itu, itulah yang dicari. Artinya ; Tuhan mengenal Tuhan.

Lemah dari pendapatan akan mendapat, itulah pendapatan Tuhan.

Jadi siapa kenal akan dirinya, niscaya kenal akan Tuhannya. Sebab dirinya itu tiada lain dari Tuahnnya.
Jadi nyatalah tuhan didalam diri. Diri dalam genggaman Tuhan.

Dengan kata lain ; pemeliharaan Tuhan pada bathin hambanya. Jadi kesimpulannya JOHIR TUHAN,
BATHINPUN TUHAN.

Dunia Tuhan, akhiratpun Tuhan, yang nyata Tuhan, yang ghoib pun Tuhan.

Awal pun Tuhan, akhir pun Tuhan

Yang nyata Tuhan, yang ghoib pun Tuhan

Semua itu Tuhan dan Tuhan itu semuanya.

Inilah ilmu ma’rifat yang sempurna.

Inilah ilmu rahasia yang esa yang sejati.

Inilah agama Islam yang sebenarnya.

29
Inilah iman haq yang diridhai.

Inilah amal ibadat yang bernilai.

Inilah manusia Allah yang suci murni.

Inilah dua kalimah syadahat yang sesungguhnya dan yang sempurna.

Disinilah sembahyang mi’roj namanya.

Disinilah puasa yang sebenarnya.

Disinilah yang sesungguhnya yang berzakat.

Disinilah haji yang mabrur.

Disinilah letaknya kebenaran cinta kepada Rasulullah dan

Kepada Tuhandan kepada segala makhluk.

Dan inilah yang disebut: AGAMA

Artinya: ALIF, AGEN DAN MIM.

APAKAH ARTI AGAMA itu.

Dalam arti yang sangat mendalam ialah.

ALIF artinya : ZAT ALLAH.

MIM artinya : SIFAT ALLAH.

AGEN artinya : Antara dua ujud. Yaitu ujud Allah dan ujud Muhammad.

Atau antara ujud Adam dn Ujud Allah.

Baiklah aku susun dengan rapi sekali.

ALIF : artinya ALLAH

MIM : artinya Muhammad.

AGEN : artinya nafsu Syahwat.

Jadi dinding antara Muhammad dengan Allah Ta’ala inilah NAFSU. Siapa sanggup mengalahkan nafsu
itu ; berarti bertemu dengan Tuhan. Inilah arti yang sebenarnya dalam Rahasia ke-Tuhanan. Jangan
hanyabisa mengatakan saja. Sedang haqiqat belum tahu.

Haqiqat yang sesungguhnya nafsu itu ialah ; SYAHWAT .

30
Maka saya uraikan dalam beberapa fasal.

1. Yang disebut dal Al’Qur’an yaitu : SYAITON

2. Nafsu kebinatangan (hayawan)

3. Nafsu yang belum terkendalikan

Siapa yang sudah sanggup mengalahkan nafsu shaiton itu berarti tidak adashaitonnya lagi.

Kini menjadilah ia nafsu ZAT HAQ TAALA atau nafsu mutmainnah. Inilah SIROLLAH NAMANYA. Maka
apabila datangnya dari ZAT – illahiyah (Zat-ketuhanan) semuanya baik dan semuanya ibadat. Ialah
artinya Agama itu. inilah agama yang selamat.

Atau yang lazim disebut : AGAMA ISLAM. Islam itu artinya selamat sejahtera.

Jadi dinding (hijab Allah) itu ialah : yang disebut AGEN itu tadi. Apabila musnah Agen itu tadi ; disebut
juga AEN. Inilah ZAT ketuhanan yang mutlak. Marilah kita buka terus rahasia ini. Anda sering mendengar
orang berkata : Hilangkan titiknya dahulu, baru kamu sampai kepada Allah. Baiklah aku dengan rela hati
menerangkannya kepada anda, sesudah itu tutuplah. Baiklah kita membicarakan kembali antara “AIN” ( )
dan Agen ( ). Huruf AIN tidak bertitik.

Sedangkan huruf AGEN ( ) ada titiknya. Maka jadilah ia huruf “AIN” ( ). AGEN

AIN kalau huruf agan itu tadi sudah kita buang titiknya ; maka otomatis orang menyebut “AIN”.

Jadi “AIN ini ZAT ketuhanan yang mutlak (Nafsu ZAT Hau Ta’ala) sedang AGEN itu tadi adalah nafsu
shaiton atau nafsu yang batil. Maka bila hilang titik AGEN itu tadi ; berubahlah menjadi “AIN” contohnya ;

Hanya menghilangkan titiknya, jadi sempurna ilmunya. Sama halnya dengan kata-kata AKU. Dan si batal
menyebut AKU jua.

Disini kita kita hanya menghilangkan akuan makhluk. Bila sudah hilang, hanya akuan Allah saja yang ada
lagi. Sempurnalah ilmunya.

Inilah cara menghilangkan titik itu tadi. Rahasiakanlah buat sementara. Mudah saja bukan. Semuanya
jadi rahasia kalau belum diketahui.

ISLAM

Dalam artian umum ialah selamat

Artian dalam ma’rifat lain pula.artinya : Allah, Sir, Nafsu, yang haq, dan Muhammad

Antara Allah dengan Muhammad adalah Sir rahasia dan nafsu zat haq Ta’ala.

31
Apabila dapat menyatukan antara Sir dan nafsu yang haq, maka baru benarlah dapat menyatukan Allah
dengan Muhammad. Apabila sempurna yang empat macam ini ; berarti sempurna islamnya dan
sempurna imannya. Dan setelah tersebut tadi.

Sesudah mengetahui yang sesungguhnya arti islam itu ; Barulah dinamakan Islam sejati dan iman yang
sempurna. Inilah yang sebenar-benarnya Agama, dan sebenar-benarnya islam dan iman yang haq. Inilah
mu’min sejati dan hamba yang sempurna.

Janganlah hanya mengaku beragama Islam, sedang jiwanya kosong dari Agama.

Demikian pula halnya mengenai akidah/ pendirian seseorang yaitu tanpa taqlid buta dan ikut-ikutan orang
lain. Kita wajib menyaksikan sendiri, membuktikan sendiri, dan merasakan sendiri. Inilah yang sebenar-
benarnya agama Islam yang sempurna. Keterangan, ini merupakan ILMU LADUNI DAN RAHASIA
KUDUS.

KEBENARAN DALAM AJARAN TASYAUF

Untuk mengetahui kebenaran dalam ajaran tasyauf ini kita dapat merasakan sendiri, umpamanya ;
mendapat musibah, kita harus sabar dan ridha. Dan hanya sanggup tidak berdusta lagi. Jadi dalam
pandangan kita semata-mata Allah, dan dalam perasaan kita harus kasih sayang. Dalam hidup ini kita
telah mengetahui arti AGAMA.

AKIDAHKU : Aku tidak mau taklid buta lagi, walaupun ulama memakai dalil-dalil dan nash yang
hebat.

Alhamdulillah kini jiwaku tenteram dan bahagia, hidupku puas dengan nikmat Allah dn setiap saat. Dalam
soal ibadah aku aku tidak takut sedikit amal. Perasaanku kini tak ada lagi merasakan takut atau gentar.
Aku tidak takut dengan neraka dan tidak takut siksa dan tidak takut sedikit amal dan tidak takut dicela dan
tidak takut dikapirkan makhluk, tidak takut miskin dan tidak takut mati. Kata-kata takut itu lenyap semua
dalam perasaanku. Sebaliknya ; aku merasa senang, bahagia, kasih saying, sabar, cinta dan ridha. Dan
aku telah merasa nikmat didalam nikmat. Semua nikmat, tidak ada bala dan siksa.

Kini aku tidak minta sorga lagi. Sebab nikmat itu sorga, dan telah kurasakan didalam dunia ini.

Dunia nikmat akhiratpun nikmat. Senang nikmat susahpun nikmat.

Tidak ada yang tidak nikmat bagiku. Tak ada yang tak baik bagiku. Tak ada yang tak taat bagiku.

Semua nikmat, semua baik, semua ibadat, semua rahmat dan semua ridha bagiku. Dalam pandanganku
tak ada lagi iblis dan shaiton, manusia dan jin, malaikat dan nahi-nahi, semua Tuhan dan Tuhan
semuanya. Pendeknya serba Tuhan, tak ada selalu Tuhan.

32
Hanya dengan cara beginilah hamba Allah akan mencapai ketentraman jiwadan kebahagiaan. Dengan
inilah caraku mencari kebenaran mutlak dan tidak ada yang lebih bahagia daripada kebahagiaan seorang
ahlul ma’rifat.

WAL AWAL WAL ACHIR ALLAHUSSAMA WATIWAL ARDI


WAL JAHIRU WAL BATHINU LILLAHISSAMA WATIWAL ARDI
LAHU KUSSAMA WATIWAL ARDI
ALLAHUL LAZI KHOLAQOSSAMA WATIWAL ARDI
LAHURUFIN ALIF TIDAK KOSONG
WALA SAUTIN
FA LAM ALIF
KOSONG TITIK ALIF
ALLAH MUHAMMAD ADAM
AHADIYAT WAHDAH WAHDIYAT
ZAT SIFAT AF’AL
ALIF _________ TERBANG
LA HURUFIN WALA SAUTIN
TIADA HURUF TIADA SUARA
INILAH DIA JIBU
ALIF TERBANG INI DIBUNYIKAN MENJADI : A.I.U
(AKU INI HIDUP) ATAU DENGAN LAIN KATA :
AKU TUHAN, IA TUHAN, UJUD TUHAN
SEMUANYA SIMPUN KEPADA HU ; DAN HU ITU LENYAP
DALAM JIBU, ARTINYA ;
TIADA HURUF DAN TIADA SUARA
INILAH AHIR PERJALANAN SEORANG SALIK/ PENUNTUT KAUM SUFI ATAU AHLI
PERJALANAN
DEMIKIANLAH ADANYA.
—oo0oo—
ZAT …………………………………JIBU
SIFAT …………………………Kenyataan ZAT
sifat namanya
ASMA ……………………………………Kenyataan ZAT,
Asma namanya

33
AF’AL …………………………………Kenyataan ZAT
Kelakuan namanya
SYAREATTHAREKATTHAQIQATMA’RIFAT
ALIF ADALAH ZAT
LAM AWAL ADALAH SIFAT
LAM ACHIR ADALAH ASMA
HA ADALAH AF’AL
INILAH YANG BERNAMA ALLAH YANG SEBENARNYA
ALIF KENYATAAN HAYATULLAH ZAT
KAF KENYATAAN ALIMULLAH
BA KENYATAAN KUDRATULLAH
RO KENYATAAN IBADATULLAH
INILAH KEMAHA BESARAN TUHAN ALLAH AZZAWAZALLA
KALAU KITA SIMPUNKAN MENJADI SATU
1. ALLAH : ADALAH NAMA BAGI ZAT YANG WAJIBAL WUJUD
AKBAR : ADALAH NAMA BAGI SIFAT HAYATULLAH ZAT
2. ALLAH : NAMA BAGI BATHIN
ALLAH TA’ALA
AKBAR : NAMA BAGI ZAHIR
JADI YANG SEBENAR-BENARNYA TAKBIR ITU ADALAH :
MENUNJUKKAN KEADAAN ALLAH PADA MUHAMMAD
ARTINYA : ZAHIR TUHAN ADA PADA MUHAMMAD DAN BATHIN MUHAMMAD ADA DI
TUHAN
BER-ARTI : YANG MENYEMBAH JUGA YANG DISEMBAH
MAKA YANG BERLAKU DALAM KEADAAN SEMBAHYANG ITUADALAH RAHASIA ALLAH
SEMATA-MATA
DALILNYA : LAYA’ BUDULLAH ILLALLAHARTINYA : TIADA YANG MENYEMBAH ALLAH,
HANYA ALLAH
—oo0oo—
NAIKNYA NAFAS SHIFAT
TURUNNYA NAFAS ZAT
HILANGNYA NAFAS ASMA
NAIKNYA NAFAS, BUKAN HURUF

34
TURUNNYA NAFAS, BUKAN SUARA
ATAU PUN DENGUNG
LENYAPNYA NAFAS TURUNYA NAFAS NAIKNYA NAFAS
BERSATUNYA NAFAS.
A I U = AKU INI HIDUP
LA HURUFIN WALA SAUTIN.
TIADA HURUF TIADA SUARA TIADA KATA-KATA.
KUDRAT
ILMU
IRADAT
HAYAT
SAMA
KALAM
SHIFAT 7
BASAR
INSAN INSAN
INSAN IMAN
RAHASIA ISLAM
NYATA TAUHID
HATI MA’RIFAT
ZATTUBUH MA’RIFAT
AF’AL
SIFAT
ASMA
LAISA
TA’ALA SANI TA’AIN AWAL LA TA’AIN
ROH IDHOFI UJUD IDHOFI ALLAH
RAHASIA SIR ZAT
ROH ROH
NYAWA
PENGRASA PENGLIHAT PENDENGAR PENCIUM
KAKI PUSAT DADA KEPALA
Maghrib Ashar Zohor Subuh

35
ISYA : meliputi seluruhnya ataupun dengan kata lain zahir bathinNYAWA ADAMSAREAT :
TUBUH
TAREQAT : HATI
HAQIQAT : RUH
MA’RIFAT : RAHASIA NYAWA MUHAMMADFANA MUHAMMAD
PADA ALLAH
NUR MUHAMMAD = NUR ALLAH
HA DAN ALLAH“WAL AWAL WAL ACHIR”NAH : INILAH ZIKIR MARIFAT ATAU RAHASIA
(SEMPURNA) KENAL DAN MENGENAL
HA ALIF
TIDAK BERHURUF TIDAK BERSUARA DAN TIDAK ADA KATA-KATA.
AKU ADALAH AKU DALAM SEGALA HAL
Tidak akan diucapkan kalimat AKU : melainkan oleh orang yang berkawan dengan
kelengahan dan oleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat. Tidaklah semuanya benar bagi
orang yang ber-AKU-AKU. Engkau berani mengatakan AKU ; sedang engkau masih
terhijab/terdidinding dari padaku. Pesona dunia ini masih mencekam dirinya (dirimu),
masing-masing akan menyambar dirimu dengan seruan kepad zat dirimu, engkau saja
masih didalam kegaiban yang kelam daripadaku. Maka apabila engkau telah melihat AKU;
dan akupun telah bernyata dihadapanmu, maka tetapkanlah keteguhanmu, maka tiada Aku
lagi, melainkan aku.
Telah kuciptakan atau kuadakan untukmu dan untuk sesuatu menjadi tujuan ; antara lain
tujuan itu ialah ; CINTAMU KEPADA DIRIMU SENDIRI.
Itulah tetesan waham atau kalimat yang engkau warisi. Kata-kata Aku adalah egomu sendiri
; Aku berlepas diri dari anggapan yang demikian. Dan tidak lain ZAT itu, melainkan
kepunyaanku jua. Dan tidak lain AKU itu, kecuali hanya untukmu semata.
Akulah yang dia itu : dan adapun hakikatmu itu bukanlah pula persoalan. Hanya
sesungguhnya engkau berada pada pembagian yang bersifat waham atau dugaan saja
(sangka-sangka).
Hal ini disebabkan karena caramu berfikir dan pencapaianmu pada pendakian jiwa dan
persoalan. Engkau dalam setiap saat terbagi kepada : “menyaksikan dan disaksikan
Dua menjadi satu dalam bentuk perjodohan. Jiwa yang mencapai dan persoalan yang
dicapai. Adapun hakikatnya sendiri tersembunyi jauh dibalik perjodohan itu, meninggi
atasnya, jauh dari segala itu semuanya. Sekarang engkau bukan lagi ZAT dan perjodohan;

36
tetapi engkau hanyalah RUH dari RUHKU, tiada nisbah bagimu melainkan padaku. Engkau
tidak mengungkapkan hakikat ini, kecuali dikala terangkat daripadamu tirai penutup dan
engkau memandangku ketika itulah engkau telah lenyap dari pada dirimu yang berjodohan
yang bersifat serba duga/waham (sangka-sangka).
Dirimu yang sebenarnya yang bukan ZAT dan bukan pula dari persoalan. Tetapi hanya
engkau semurni-murni RUH yang tidak terbagi-bagi atau JAUHAR, meninggi, tidak nisbah
melainkan kepadaku. Maka engkau tidak lagi mengulangi mengata AKU.
Melainkan engkau mengatakan “ENGKAU TUHANKU”
Akumu itu adalah rahasiaku jua adanya. Sebab telah engkau ketahui, bahwa AKU adalah
untukmu semata. Dan sekarang engkau adalah hambaku, Hai hambaku.
Jika engkau sudah melihatku, maka tiada lagi engkau dan apabila engkau telah tiada, maka
tiada lupa ada tuntutan dan apabila tiada tuntutan hilanglah sebab, dan bila sebab telah
lenyap tiada lagi nisbah, sampai disini sirnalah hijab.
CINTA MUTLAK
Cinta hakiki tak mau dibelah dua, dia tetap satu, dia rahasia. Inilah akidah/pendirian
seorang sumber segala akal yang mengatur alam ini, yang terbit daripadany karena se-
mata-mata limpahan dan anugerah.
Puncak segala akal ialah aqlul faal atau akal pembuat dan dialah yang mengatur bumi dann
segala yang ada dalam bentuknya yang tetap. Dan dialah masdar atau tempat timbul jiwa
insane. Oleh karena jiwa-jiwa itu senantiasa ingin hendak kembali kepadanya maka apabila
manusia menyediakan dirinya untuk belajar dan menuntut dan merenungi dan tidak puas-
puas/ tidak bosan-bosan menyediakan sedalam-dalamnya, niscaya akan beroleh dia akan
kebahagiaan yang dimiliki orang lainnya yaitu dengan ma’rifatul kamilat atau pengetahuan
yang sempurna. Dan hakikat mujaradat atau hakikat semata, sampai tercapai pertemuan
dengan al aqlul faal. Permulaan dan kesedahan ujud adalah ALLAH. Diatasnya tidak ada
apa-apa lagi, walaupun Adam dia jadi sendirinya dan tidak berkehendak kepada
penciptanya/pencipta lainnya buat menciptakan dirinya. Karena demikian timbullah bertali-
tali dan berlingkar-lingkar yang tiada putus-putusnya. Kainat atau segala yang ada, yang
lainnya adalah mashor atau kenyataan daripada adanya, daripada ilmunya dan iradatnya.
Dan daripadanyalah terambil hayat seluruhnya. Memang alam itu adalah mendatang atau
ardi. Sebab itu yang ada itu hanya satu pada hakikatnya. Bahkan dialah ujud semata, kainat
yang Nampak. Jadi fahamnya kembali kepada keesaan ujud jua.
Beramal bukan ingin sorga dan bukan pahala takut akan neraka

37
Tetapi karena CINTA. Dan yang ada dalam diri sendiri.
Karena itu adalah tumpahan segala cinta. Jadi siapa-siapa yang telah sampai kepada cinta
hakiki atau cinta mutlak atau cinta qudus, maka mereka berhak disebut INSAN KAMIL, atau
dengan kata lain, MUHAMMAD INSAN KAMIL.
Muhammad insan kamil itu ialah: orang yang ber-akhlak dengan akhlak Allah. Orang yang
bersifat dengan sifat Allah. Orang yang berakal dengan akal Allah. Orang yang berbuat
dengan perbuatan Allah. Orang yang berpandangan dengan pandangan Allah.
Semuanya demi Allah, bukan demi itu dan ini.
Orang yang seperti ini pandangannya hanya satu ialah : SEMUA ITU ALLAH DAN ALLAH ITU
SEMUANYA.
Inilah yang hamba maksud dengan :
FANA DALAM CAHAYA DAN LEBUR DALAM API.
…………………………………………………………….
demikianlah akidah atau pendirian seorang wali semoga kita demikian pula hendaknya.
—oo0oo—
YANG DIMAKSUD MA’SIAT BATHIN
1. Minta habarkan dan minta didengari oleh orang tatkala berbuat ibadat (sembahyang).
2. Ria, minta dilihat orang waktu ibadat
3. Membesarkan diri – angkuh-sombong – menghina orang lain
4. Hasad – dengki akan anugerah Allah Ta’ala kepada orang lain
5. Al-Haqad – dendam pada orang lain
6. Hubul Mal –kasih akan harta dunia, kikir berbuat sedekah
7. Hubul Jah – kasih akan kejahatan
8. Hubul mada – kasih untuk dipuji
9. Hubul dunnya – kasih akan dunia malas beribadat untuk akhirat
10. Ujuh – menyebut-nyebut orang lain dengan sindiran
Demikianlah yang dimaksud dengan maksiat bathin. Semoga kita sekalian sungguh-
sungguh terlepas daripada yang 10 (sepuluh) pasal tersebut.
—oo0oo—
BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM
Alhamdulillahi robbil alamin washolatu wassalamu ala asrofil anbiya wal mursalin wa’ala
alihi wasahbihi ajmain amma ba’du.
Asal suatu risalah yang kecil yang menyatakan usul bagida ALI kepada RASULULLAH

38
S.A.W. barang siapa mengetahui jalan sempurna amalnya ini. Bermula sembah asiyidina
ALI.
Ya Tuhanku apakah Syari’at, tharikat, hakikat, dan ma’rifat itu.
Jawab Rasulullah
Syareat itu pada TAUBAT
Tharikat itu pada HATI
Hakikat itu pada RUH
Ma’rifat itu pada ZAT ALLAH
Sembah syaidina ALI
Ya tuhanku apakah syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat itu, samakah, samakah
berlainankah amalnya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Asalnya orang sareat dan tharikat ; semata-mata mengerjakan segala pesuruh.
Amalnya orang hakikat ; mengesakan Zat Allah
Amalnya orang ma’rifat : tetap pada Zat Allah
Sembah Saiyidina ALI
Ya Tuanku adapun syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat, berlainankah atau samakah
nafsunya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Syariat, nafsunya, amarah, matinya hancur lebur/cerai berai
Tharekat, nafsunya sawiyah, matinya kurus kering
Hakikat nafsunya lawwamah, matinya lamak gemuk putih kuning
Ma’rifat nafsunya mutmainah, matinya lenyap dalam kubur
Sembah saiyidina ALI ya tuanku adapun syareat, tharekat, hakikat, ma’rifat, berlainankah
atau samakah sembahyangnya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Sembahyang orang sareat akan kiblat. Menghadap baitullah membara hatinya bercahaya.
Sembahyang orang tharekat membara hatinya bercahaya, kiblatnya menghadap Baitul
makmur.
Sembahyang orang hakikat kiblatnya menghadapa Arsy membara hatinya bercahaya.
Sembahyang orang ma’rifat kiblatnya menghada seperti firman Allah s.w.t. didalam al-
qur’an.
FA’ATIMALLA TUWALLU FASSAMA WAD HULLAH

39
Barang siapa dimana kamu menghadap akan mukamu/wajahmu, atau akalmu, rohmu maka
disanalah wujud Allah bercahaya-cahaya dan imannya terang tiada sepertinya.
Sembah sayisina ALI
Ya tuanku adapun syareat, tarekat, hakikat dan ma’rifat, berlainankah atau samakah
pekerjaannya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Pekerjaan sareat itu : mengucap syahadat, sembahyang, puasa, memberi zakat dan naik
haji.
Pekerjaan tarekat itu : mentasdikkan barang yang diamalkannya
Pekerjaan hakikat itu : senantiasa tetap adanya dan mengesakan zat Allah Ta’ala
menepikan
barang lainnya.
Pekerjaan ma’rifat itu: semata-mata tetap adanya dan sendirinya zat Allah Ta’ala
Sembah sayidina Ali
Ya Tuanku adapun sareat, tarekat, hakekat dan ma’rifat, berlainankah atau samakah
alamnya
Sabda Rasulullah s.a.w
Sareat itu ialah : alamnya perjalanan tubuh
Tarekat itu ialah : alamnya malakut perjalanannya hati
Hakikat itu ialah : alamnya jabarut perjalanannya RUH
Ma’rifat itu ialah : alamnya lahud perjalanannya SIR
Sembah sayidina Ali
Syareat, tharekat, hakikat, ma’rifat, samakah ilmunya.
Sabda Rasulullah s.a.w
Sareat itu ialah : ilmunya yakin
Tharekat itu ialah : Ainal yakin
Hakikat itu ialah: Haqul yakin
Ma’rifat itu ialah : Kamallul yakin
Sembah Sayidina Ali
Apakah yang empat itu sama kebangkitannya?
Sabda Rasulullah s.a.w
Kebangkitan sareat ialah : taubat sekalian dosa
Kebangkitan tarekat ialah : sabar dan ridha akan qudrat Allah

40
Kebangkitan hakikat ialah : syukur akan barang yang dating daripada Allah swt.
Kebangkitan ma’rifat ialah : ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah Ta’ala.
Maka sembah Sayidina Ali
Ya tuanku orang yang ampuk itu apa kejadiannya.
Sabda Rasulullah saw
Adapun sareat itu ialah : kejadiannya af’al
Adapun tharekat itu ialah : kejadiannya asma
Adapun hakikat itu ialah : kejadiannya sifat
Adapun ma’rifat itu ialah : kejadiannya zat
Sembah Sayidna Ali
Adapun yang empat (4) itu apakah atas zatnya
Sabda Rasulullah saw
Adapun sareat itu ialah : kulit dan bulunya
Adapun tharekat itu ialah : darah dan daging
Adapun hakikat itu ialah : urat tulang
Adapun ma’rifat itu ialah : otak dan sumsum
Sembah Sayidna Ali
Ya tuanku adapun yang 4 itu apakah maujudnya
Sabda Rasulullah saw
Sareat itu ialah : pendengarannya
Tharekat itu ialah : penglihatannya
Hakikat itu ialah: penciumannya
Ma’rifat itu ialah : pengrasanya
Sembah Sayidna ALI
Ya tuanku adapun yang 4 (empat) itu berlainankah Rohnya
Sabda Rasulullah saw
Syareat itu ialah : Rohani
Tharekat itu ialah : Rahmani
Hakikat itu ialah: Roh Idofi
Ma’rifat itu ialah : Robbani
Sembah Sayidna ALI
Ya, tuanku : Apakah yang tinggi tiada rendah
Yang hidup tiada mati.

41
Yang luas tiada sempit
Yang benar tiada salah
Yang menghadap tiada membelakangi
Yang manis tiada pahit
Yang ruh tiada dua
Sabda Rasulullah s.a.w
Yang tinggi tiada rendah itu Allah
Yang hidup tiada mati itu Allah
Yang besar tiada kecil itu Allah
Yang hampir itu tiada jauh itu Allah
Yang luas tiada sempit itu Allah
Yang menghadap itu tiada membelakangi itu Allah
Yang suci itu tiada nazis itu Allah
Yang manis tiada tiada pahit itu Allah
Yang ESA tiada dua itu Allah
Sembah Sayidina ALI
Ya, tuanku dapatkah hamba peroleh ilmuyang dimiliki itu?
Maka sabda Rasulullah s.a.w
Siapa ia sungguh-sungguh mengenal dirinya itulah yang tinggi tiada rendah
Siapa yang merendahkan diri itulah yang besar tiada kecil
Siapa yang mengesakan Allah itulah yang hidup tiada mati
Siapa percaya akan Allah ituah yang suci tiada Nazis
Dan barang siapa yang tiada sirik itulah yang manis tiada pahit
Barang siapa yang menafikan hal lain itulah ESA tiada dua
Sembah sayidina Ali
Apakah hamba dapat memiliki martabat seperti itu
Sabda Rasulullah s.a.w
HAI ANAKKU ALI : tatkala akan makan minum didalam dunia, supaya engakau makan
minum beserta Allah.
Tatkala akan dudukmu didalam dunia supaya engkau melihat serta Allah.
Tatkala akan pendengaranmu didalam dunia supaya engkau mendengar serta Allah.
Tatkala akan perkataanmu didalam dunia, supaya engkau berkata-kata serta Allah
Matikan dirimu didalam dunia, besok aku bertemu akan Allah

42
Sembah Sayidina Allah
Ya, Tuhanku, sejak syujud menyembah.
Rasulullah s.a.w
Matinya iman itu agama, guru iman itu ikhlas, dan dahan iman itu cita-cita, dan iman itu SIR,
dan cabang iman itu amal, dan daun iman itu kasar tekun dan haraf, buah iman itu jo’ah
(joah) dan nyawa iman itu kasih (kasihan), iman itu ruh dan iman itu hati, yang mu’min dan
iman itu yakin, dan pertahanan iman itu sembahyang, dan sareat iman itu fardhu. Dan
tharekat iman itu jalan sempurna, dan hakikat iman itu Esa. Ma’rifat iman itu tetap pada zat
waibal wujud.
Adakah syahadat iman itu selain daripada itu.
Kepala iman itu akir (laillahaillallah) hatina menyatakan iman dan cahaya iman itu benar,
dan kalam iman itu suci, dan nyawa iman itu hidup.
Jantung iman itu jama’ah.
Urat iman itu segala rukun.
Tulang iman itu rukun.
Lutut iman itu sabar.
Dada iman itu amar.
Iga iman itu ikhlas.
Ilmu iman itu sempurna dunia dan akherat.
Wallahu alam bisawwab.
—oo0oo—
Kemudian apa yang terkandung dalam nama MUHAMMAD.
1. MIM-MAHMUDUN ’ALAIYAH : maksud kepujian pada Muhammad ialah; yang
menjadikan wakil dari Tuhan YME pada hari hisab.
Firman Allah Ta’ala ; tiada aku utus engkau Muhammad melainkan menjadi rahmat sekalian
alam.
2. HA-HAMIDUN ALAIHI : maksudnya MUHAMMAD lah yang terpuji yag mendirikan ;
syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat, seperti kata Tuhan
YME. Dalam hadits qudsyi, maksudnya ; benarlah hambaku
Muhammad, setiap apa yang disampaikannya kepadaku.
3. MIM- MUJANIUN : ialah MUHAMMAD lah yang menghimpun puji bagi Allah
LAHMIJIDILLAH Ta’ala, bagi puji zahir maupun puji bathin
Firman Allah Ta’ala maksudnya : sesungguhnya kami menyuruh mengikuti Muhammad

43
pada perhatiannya maupun perbuatannya.
4. DAL – TOBADILLAH ILLA HUA : maksudnya, kuganti kerjaanku kepadamu ya Muhammad,
dijadikan Muhammad atas rupaku, artinya tiada wujudku melainkan wujud Muhammad
ganti kerjaanku.
Syahadat bathin ada mengandung sifat 20 kadim :
Syahadat jahirpun ada juga sifat 20nya nyata, yaitu :
UJUD ialah : Bumbunan kepala
KIDAM ialah : Telinga kanan
BAQA ialah : Telinga kiri
MUHALLAFAH ialah : Mata kanan
KIAMUHU ialah : Mata kiri
WAHDANIYAT ialah : Mulut
KODRAT ialah : Bahu kanan
IRADAT ialah : Bahu kiri
ILMU ialah : Susu kanan
HAYAT ialah : Susu kiri
SAMA ialah : Tangan kanan
BASHAR ialah : Tangan kiri
KALAM ialah : Pangkal tangan kanan
KODIRUN ialah : Pangkal lengan kiri
MURIDUN ialah : Kaki kanan
ALIMUN ialah : Kaki kiri
HAYUN ialah : Paha kanan
SAMIUN ialah : Paha kiri
BASIRUN ialah : Pusat
MUTAKALIMAN ialah : Jantung
Maka dengan adanya sifat 20 (dua puluh ) ini, bathin maupun zahir, sudah ada dalam
wujud.
BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM
WASSOLATU WASSALAMU ALA ASROFIL MURSALIN SYAIYIDINA MUHAMMAD WA ALA
ALLIHI WASOHBIHI WASSALAM A’MA BA’DU
Adapun pasal menyatakan bicara hakikat dan am’rifat menyemabah Allah Ta’ala dengan
memelihara segala hukum syareat yang zahir yang diperintahkan oleh Rasulullah, yaitu :

44
yang dimaksudkan oleh Allah Ta’ala, ilmu dan amal, dan menjalankan akan jalan segala
nabi-nabi dan wali-wali Allah
Yaitu memandang Allah Ta’ala itu dengan hati yang normal. Bahwasannya Allah Ta’ala
wujud sendirinya,yaitu memandang dan mengetahui, mengenal satu-satunya paham dan
putih bersih, dan nugrahanya haq Allah Ta’ala serta dalil aqal dan naqal. Maka tiada hasil
hakikat itu, melainkan dibaiki syareat. Hasil ketiganya itu menghasilkan ma’rifat.
Pasal pada menyatakan hal dan limpahan segala ahli tasauf yang diperbuat tiap-tiap hari
siang dan malam ketika mengerjakan segala yang dipardukan Allah Ta’ala dengan sekira-
kiranya memadai kuatnya jasad pada mengerjakan dia yang disuruhnya atau disuruh oleh
Allah Ta’ala. dan menjauhkan segala yang dilarang. Dan disuruh oleh Allah ta’ala
memeliharakan segala rahasia-rahasia kehati dan melazimkan segala makam yang 11
(sebelas) ; seperti Taubat, sakit, sabar, syukur, tawwakal, ridha, wara, suci, ajam, murakabah
dan lainnya.
Pertama-tama orang yang megerjakan jalan ini mulai dengan taubat karena taubat itu
bersuci dari pada najis. Demikianlah ha ahli tasauf.
Bermula setengah dari rahasia ketuhanan itu IMAN DAN KAMIL. Yaitu keluarlah engkau dari
pada Allah ta’ala seperti bahwasannya, jangan engkau sekutukan Allah Ta’ala dengan
sesuatu dari segala sifatnya yang tertentu dengan DIA :
Dan “YAKIN KAMIL” Yaitu keluar engkau dari diriku, artinya keluar dari pada dayamu dan
kuatmu dan wujudmu. Jangan engkau sekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu dari segala
sifatnyayang tertentu dengan dia yang yakin kamil, yaitu ada pada mukamu, karena ujudmu
dan dayamu itu majas., dan bayang-bayang jua. Karena sekalian yang dijadikan Allah Ta’ala
hanya ujud hakiki, dan kuat daya upaya yang hakikatnya hanya Allah Ta’ala jua.
Maka hendaklah engkau nafikan ujud dirimu dan sekalian yang lan daripada ujud Allah
Ta’ala itu. supaya sempurnalah dari pada syirik hafi dan supaya engkau pandang
kesempurnaan Allah Ta’ala dan daya upayanya dan kuatnya pada temat ujud dan
lemahnya/lemahmu dan daifmu itu.
Setengah dari pada rahasia, ketahuilah olehmu akan bahwasannya kita pandang, kita
I’tiqadkan, bahwa sesungguhnya akan kita ini tetap selama-lamanya dalam ilmu Allah
Ta’ala.
Pertama : Penglihat, pendengar, kelakuan dan kehendaknya.
Sekianlah pada sebenarnya I’tiqad segala nabi-nabi dan wali-wali Allah serta Ulama-ulama
yang saleh-saleh, janganlah kita berubah I’tiqad ini supaya kita sampai kepada jalan FANA

45
BILLAH – BAQA BILLAH. Yaitu lenyapkanlah kita ke dalam Allah Ta’ala supaya kekal dalam
keadaan Allah ta’ala.
Bermula dikehendaki lenyap dan hapus itu, tiada lagi kita atau diri kita, hanya yang kelihatan
ZAT ALLAH TA’ALA jua semata-mata tetap dengan penglihatannya mata hati dan mata
zahir harus menyatu dalam rahasianya.
Dan tilik hakikat adalah isyarat umpama besi di dalam api, maka tatkala merah besi, tidak
kelihatan besi, hanyalah keadaan api jua yang kelihatah itu semata-mata. Maka ZAT ALLAH
TA’ALA – SIFAT ALLAH TA’ALA – AF’AL ALLAH TA’ALA semata-mata.
Maka apabila tetap dikarenakan sukuan didalam keadaan kita niscaya kita ini hilang. Maka
tiada tinggal lagi baginya bekam. Maka kita sampailah kepada jalan fana billah dan baqa
billah. Adapun dalil akal, apabila kita tidur lihatlah pada dirimu, adakah kekuasaan, dan
kehendak, pengetahuan, penglihatan, pendengaran dan perkataan dan gerakan. Maka
dalilnya yang menunjukkan akan tiada mempunyai, hanya daripada menerima sifat jua.
Dan empunya sifat itulah Allah Ta’ala jua semata-mata.
Maka jad dalil tahliklah kita dengan pengajaran guru yang kamil adanya.
SABDA NABI MUHAMMAD SAW pada menyatakan :
Bermula Syareat itu seperti tanah
Tharekat itu seperti air
Hakikat itu seperti angin
Ma’rifat itu seperti api
Maka sembahah syayidina Ali, ya, junjunganku adapun
Syareat itu seperti tanah, tanah yang mana ?Tharekat itu seperti air, air yang mana ?
Hakikat itu seperti angin, angin yang mana ?Ma’rifat itu seperti api, api yang mana ?
Jawab Rasulullah s.a.w
Hai ALI dengarlah pengajaranku, yaitu :
Syareat itu seperti tanah, yaitu badanku
Tharekat itu seperti air, yaitu Nur Muhammad
Hakikat itu seperti angin, yaitu nafasku
Ma’rifat itu seperti api, yaitu penglihatanku
Maka sembah Syaiyidina ALI, ya junjunganku sebenar-benarnya lah
Maka jikalau mati orang syareat apakah kejadiannya?
mati orang tharekat apakah kejadiannya?
mati orang hakikat apakah kejadiannya?

46
mati orang ma’rifat apakah kejadiannya?
RASULULLAH MENJAWAB :
Mati orang syareat hancur luluh
Mati orang tharekat kurus kering
Mati orang hakikat lemak gemuk putih kuning
Mati orang ma’rifat hilang lenyap
Sembah syaiyidina ALI, ya Rasuullah sebenar-benarnyalah
Jawab Rasulullah, barang siapa mengetahui ilmu ini maka sempurnalah serta sselamatlah
dunia akherat, imannya lagi tiada kurang NUGRAHA Allah Ta’ala akan rezeki. Inaya Allah
Ta’ala. Maka barang siapa yang tidak mengetahui ilmu ini yaitu terlebih atau dulu daripada
binatang, sebab belum mengetahui akan tubuhnya sendir, wallahu alam bisawab.
MAN ARAFA NAFSAHU ARAFU RABAHU, artinya ; Barang siapa mengenal akan dirinya
maka sesungguhnya ia mengenal akan Tuhannya.
MAKAM ARAFA RABBAHU FASADUL JASAD. Artinya : Barang siapa mengenal akan
Tuhannya maka binasalah dirinya.
Maka ketahuilah olehmu NUR MUHAMMAD, itulah anginnya, biasa gaib kepada sekalian
nyawa, itu misalnya jadi badan Muhammad, umpamanya karena sabit gaib kepada
Muhammad, dan Muhammad itu gaib kepada sekalian hambanya Allh Ta’ala.
Firman Allah Ta’ala dalam hadits qudsyi yang artinya; bermula Sir Allah dengan Sir
Muhammad itu sama arti.
Firman Allah ta’ala dalam hadits qudsyi, yang artinya :
Bermula Sir Allah dengan Sir Muhammad artinya ; Rahasia allah rahasia Muhammad. Maka
Rahasia Allah tiada sekutu baginya an lawannya, tiada boleh nabi yang lain seperti NABI
MUHAMMAD, karena diakui SIR ALLAH KALILLAHU TA’ALA ; menjadikan akan sesuatu jika
tiada serta Muhammad, maka tidaklah dijadikannya semesta ala mini. Maka dinamai sifat
hamba didalam badan, maka sembah syaiyidina ALI kepada Rasulullah s.a.w.
Ya Rasulullah, apakah yang dinamai jalan empat itu?
1. SYAREAT 2. THAREKAT 3. HAKIKAT 4. MA’RIFAT
Itu jalan empat dalam manusia.
Sabda Nabi s.a.w ya, Ali,
Adapun yang dinamai syareat itu ialah lidahku
Adapun yang dinamai tharekat itu ialah hatiku
Adapun yang dinamai hakikat itu ialah kediamanku

47
Adapun yang dinamai ma’rifat itu ialah nyawaku. Inilah jalan empat namanya.
Sembah Syaiyina ALI
Ya, rasulullah, akan tuan hamba mencari siddiq
Ya , rasulullah, adapun seperti syareat itu apa, tharekat itu
Apa, hakikat itu apa,, ma’rifat iru apa
Sabda Rasulullah s.a.w YA ALI
Diri itu ada dua : 1. Diri bathin, 2. Diri zahir
Keterangan :
Diri zahir / jasad : nyata daripada Nabi Muhammad s.a.w yaitu api, angin, air, tanah. Maka
itulah asal tubuh kita yang kasar atau zahir ini.
Yang dimaksud diri bathin, yaitu yang tersembunyi didalam badan adapun nyawa itu
daripada NUR MUHAMMAD
artinya : adapun syareat itu perkataanku
tharekat itu perbuatanku
Hakikat itu kediamanku
Ma’rifatitu penglihatanku
Dan yang dikatakan : Syareat itu tubuh RASULULLAH
Tharekat itu Hati RASULULLAH
Hakikat itu kediaman RASULULLAH
Ma’rifat itu Rahasia RASULULLAH
Maka ma’na : Tubuh Rasulullah itu – Roh Rohani
Hati Rasulullah itu – Roh Rahmani
Hati Rasulullah itu – Roh Robbani
Dan jadinya : Syareat itu hancurkan jadikan tharekat
Tharekat itu hancurkan jadikan hakikat
Hakikat itu hancurkan jadikan ma’rifat
Ma’rifat itu hancurkan jadikan cahaya
Itulah bayang-bayang Allah ta’ala yang sebenar-benarnya karena :
Syareat itu – Af’al Allah Ta’ala
Tharekat itu – Asma Allah Ta’ala
Hakikat itu – Sifat Allah Ta’ala
Ma’rifat itu – Ujud Allah Ta’ala
Maka barulah sampai (sempurna) marifat kita pada orang arif billah atau alimullah. Wallahu

48
alam bissawab.
Asal mula-mula kejadian dunia tatkala belum ada sesuatu , maka Allah ta’ala sendirinya.
Kallahu Ta’ala atau kallallahu Ta’ala.
Kun fayakun, maka nur Muhammad sekaliannya lengkap. Maka jadilah nur Muhammad itu.
Apakah artinya Allah ta’ala ?
Jawabnya : hual awalu, wal achiru, wajohiru, walbathinu.
Ia jua yang awal, ia jua yang akhir, ia jua yang zahir, ia jua yang goib (bathin).
Tentang syahadat artinya – tahu akan zatnya, tahu akan sifatnya, tahu akan asmanya, tahu
akan af’al. dan tahu akan iradatnya.
ASYHADU itu artinya syareat
ANLA itu artinya tharekat
ILAHA itu artinya hakikat
ILALLAH itu artinya ma’rifat
Syareat itu tempatnya pada lidah
Tharekat itu tempatnya pada hati
Hakikat itu tempatnya pada Ruh
Ma’rifat itu tempatnya pada Rahasia
ASYHADU itu artinya Ma’rifat
ANLA itu artinya Tauhid
ILAHA itu artinya Iman
ILALLAH itu artinya Islam
Soal syahadat yang empat didalamnya yaitu : Ma’rifat, tauhid, iman, islam, barang siapa
belum sampai pada ketetapan ilmu ma’rifat.
Barang siapa belum sampai pada ketetapan ilmu ma’rifat-tharekat, hakekat-syareat ia
membawa kitab ini membawa sesat. Jika engkau tetap didalam syareat, tharekat, hakekat,
ma’rifat, maka engkau bacalah kitab ini niscaya jalanmu sekalian anbiya dan mulia,sekalian
yang salah-salah.
Jalannya ilmu hakekat juga karena syareat. Hakekat yang tak ada didalam syareat yaitu
batal. Barang siapa menghimpunkan antara keduanya maka itulah yang bernama KAMIL
MUKAMIL artinya sempurna yakni bernama suci.
Adapun yang bernama rahasia itu ialah SIR ALLAH. Adapun kita ini tidak tahu jikalau tidak
serta guru yang benar-benar kepada murid. Maka tiadalah mendapat perkataan-perkataan
ini, tidak boleh didengar orang. Karena ilmu ini tidak ada didalam kitab. Adapun kita ini

49
MENTUBUHKAN MUHAMMAD JAHIR BATHIN. Maka berbuahlah RUH namanya. Tidaklah
kita genang lagi dihati dan tubuh. Artinya Muhammad jadi tubuh kita kepada hakikat kita.
Maka kita ini bertubuhkan idhafi. Karena kita tidak lagi mengenang atau mengingat-ingat
tubuh bathin dan zahir itu karena yang bernama Muhammad itu Rahasia Sir namanya.
Karena nama rahasia itu banayk sekali namanya. Allah, sifat, asma, af’al namanya jua,
Muhammad sekalipun itu namanya jua. Adapun yang sebenar-benarnya Allah itu kepada
kita ialah rahasia yang ada pada kita ketahui. Adapun tatkal jalan hakikat namanya : yang
mengata ALLAHUAKBAR. Ber-zat-ber-sifat-ber-asma-ber-af’al. tidak lagi tubuhnya menyebut
dan tidak lagi yang mengata itu lidah. Yang mengata itu ialah : ZAT, SIFAT, ASMA, AF’AL.
yang mengata Allahu akbar itu, atau yang berbagai-bagai itu bunyinya.
Didalam sembahyang itu hanya zat-sifat-asma-af’al-hayat-ilmu-kodrat-iradat. Itulah yang
mengata tidak dihati lagi. Karena yang bernama zat-sifat-asma-af’al itu ialah hayat-ilmu-
kodrat-dan iradat. Itulah yang namanya RAHASIA ALLAH TA’ALA kepada bathin hambanya
yang memerintah didalam diri kita yaitu RAHASIA ALLAH TA’ALA.
RAHASIA ITULAH YANG BERNAMA : …………………………………………………
Adapun ujar ma’rifat atau kata ma’rifat :
Tatkala berdiri sembahyang itu Allah yang ada ia sendiri dan tidak dua tiga, hanya Allah
yang ada,
Adapun yang mengata Allahu akbar itu Rahasia Allah. Ia memuji dirinya sendiri jua. Maka
itulah namanya fana kita namanya fana itu tiada lagi tubuh kita bathin dan zahir dan
tidaklah rahasia hati yang mengatakan, hanya Allah jua yang ada. Karena Allah jua yang
bernama rahasia itu, kehendaknya Allah kepada kita menjadi RASA. Jikalau tidak/tiada
RASA, karena mengenal Allah dan memuji Allah, dan dapat ber-kata-kata dan sebagainya
itulah, seperti dalil :
MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD ARRAFA ROBBAHU
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal akan tuhannya
Bab ini pasal menyatakan asal Nabi ADAM as. unsurnya kepada kita API, ANGIN, AIR,
TAMAN, turun kepada kita.
API ITU RUH KITA HURUFNYA
ANGIN ITU NAFAS KITA HURUFNYA
AIR ITU RASA KITA HURUFNYA
TANAH ITU TUBUH KITA HURUFNYA
Keterangan lainnya :

50
Kejadian tanah itu bernama syareat
Kejadian air itu bernama tharekat
Kejadian angin itu bernama hakikat
Kejadian api itu bernama ma’rifat
Syareat itu tubuh kita
Tharekat itu nafas kita
Hakikat itu ruh kita
Ma’rifat itu rasa kita
Syareat itu umpama kaki kita
Tharekat itu umpama tangan kita
Hakikat itu umpama tubuh kita
Ma’rifat itu umpama kepala kita
Jadi yang 4 (empat) ini tak boleh bercerai.
SYAHADATAIN
Aku naik sakai tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku naik sakai sebenarnya Muhammad itu
utusan Allah.
Maksudnya ialah yang dinamakan Tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup kita pribadi. Se
bab sebenar-benarnya, sebanyak-banyaknya yang disebut itu tidak ada, itulah sebabnya,
disebutkan tiada tuhan itu menetapkan hanya hidup kita pribadi. Sebab yang disebut itu,
juga yang menyebut. Atau menyaksikan itu juga yang disaksikan. Artinya : Dia menyaksikan
dia sendirinya. Sama halnya dengan ma’rifatullah dia yang mengenal dia yang dikenal.
Atau seperti puji qadim bagi qadim. Bahkan si muhaddas memuji si qadim. Maka dari itu
NUR MUHAMMAD itu disebut qadim. Adapun yang dinamakan MUHAMMAD itu : bukannya
Muhammad yang di MEKKAH atau yang dimadinah itu, tetapi yang sebenarnya adalah
cahaya kita pribadi. Itulah sebabnya diakui utusan. Sebab cahay kita itu pertandanya Tuhan.
FAHAMKANLAH. Masalahnya adalah : apabila kita benar-benar sampai kepada Tuhan ;
utusan Tuhan dari diri kita bahwa utusan itu medatangkan apa ciptamu atau citamu. Maka
barang siapa percaya maka niscaya mendapat kasih ampunan Allah (al-maghfirah) apabila
sudah menerima petunjuk yang demikian itu, harap hati-hati dan waspada didalam hati,
yang hidup kita pribadi. Itulah adanya nugrah dan anugraha. Artinya , nugrah itu Tuhan, dan
anugraha itu hamba. Sebab sudah senyawa didalam badan kita pribadi. Janganlah ada ayak
dan ragu lagi didalam hati kita semua.
SAKSI DAN PENYAKSIAN

51
Yang dinamakan kesaksian : sebab diwaktu menyampaikan sunnah supaya disaksikan oleh
sanak saudara kita sesame muslim, yaitu semua titah yang dititahkan didalam alam dunia
ini diantaranya ; seperti bumi, langit, bulan, bintang, matahari, api, angin, air dan tanah dan
alin-lain sebagainya, supaya semua menjadi saksi dan menaksikan bahwa kita sekarang ini
sudah mengakui berdirinya dan adanya Tuhan dan jadi hamba Tuhan, karena Tuhan itu
mempunyai dua sifat : 1. Sifat ketuhanan (lahud)
2. Sifat kehambaan (nasud)
Allah adalah hakikat alam, maka jelaslah bahwa sat itu bermula segala ujud, tidak ada yang
ujud hanya Allah. Kalau sudah jelas dalam hati ma’rifat akan hakikat ketuhanan itu, af’al,
sifat, dan zatnya ; itulah yang dikatakan bahagia.
Dan tiada merasa apa yang dimaksud amal kita mati itu tadi ialah ; mati ma’nawi/mati fil
haqiqat, hukum mati hisyi, yang sebenarnya kita ini hidup sebelum ada kehidupan alam
ini/dunia fana ini, itulah dia zat yang maha suci, yang tiada huruf dan tiada kata, tiada suara,
tiada isyarat dan tiada bernama, tiada warna dan tiada ruh dn tiada jasad dan tiada apa-apa;
itlah dia JIBU.
—oo0oo—
MELEBURKAN DIRI
TUJIBUL BADANI SARRIL QALBI
TUJIBUL QALBI SARRIR RUH
TUJIBBURUH SARRIN NUR
TUJIBUN NUR SARRIL ANA
Artinya
HANCURKAN BADAN JADIKAN HATI
HANCURKAN HATI JADIKAN RUH
HANCURKAN RUH JADIKAN NUR
HANCURKAN NUR JADIKAN AKU
SIRAU ANA : AKU ALLAH (dalam rahasia).
—oo0oo—
NAMA TUHAN YANG DIJADIKAN ADAM : IALAH MUFTI
Keterangan : M : MA’RIFATUL
U : UJUDIN
F : MAFATULILLAHI
T : TASRUFIL

52
I : IHSAN.
—oo0oo—
TAHTINU HAFSANU WATAKARAMU NAFSAHU. Artinya
Ia hendak berbesar dirinya dan bermulia dirinya, ia asyik mengasihi birahinakan kekasihnya
maka ditiliknya dirinya dengan asyik. NUR MUHAMMAD.
—oo0oo—
Jadi yang tidak ada maujud didalam ujud ini hanya Allah, Adam pun tiada maujud dengan
seendirinya. Tetapi ia maujud dengan ujud Allah Ta’ala yang hakiki, dan fana dibawah
ujudnya.
Jadi kalau begini jelaslah kepada kita bahwa ala mini madjhor ujud Allah Ta’ala jua. Maka
nyatalah ujud makhluk adalah waham dan hayal jua, kalau dinisbahkan kepada ujud Allah
Ta’ala yang hakiki dan fana dibawh ujudnya, jadi nyatalah bahwa ; Allah, Muhammad, Adam
adalah satu. Insan kamil pun Allah jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya.
HADITS QUDSYI
Artinya : Aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada Tuhan selain aku. Dan aku naik
saksi bahwasannya Muhammad itu utusanku dan sebenarnya yang bernama itu AKIDAHKU,
RASUL ITU RASAKU, dan Muhammad itu CAHAYAKU, akulah Tuhan yang hidup yang tiada
mati-mati yang ingat tiada kekal tiada berubah pada kenyataan ZAT ; Akulah yang hawas
lagi tahu, tiada samar akan sesuatu. Akulah yang kuasa dan yang menguasai dan akulah
yang maha bijaksana. Dan maha suci aku, maha adil dan maha pengasih ddan maha
penyayang aku, dan sembahlah aku/kenallah aku.
Jadi hadits qudsyi yang diatas ini tadi bukanlah dibaca begitu saja, maksudnya ialah untuk
pribadi kita sendiri. Beanikan dlalam soal ini dan jangan takut dan jangan gentar, Tuhan
beserta kita. Jadi bolehlah kita mengatakan bahwa kita ini termasuk golongan yang sedikit
atau golongan FIAHQALILLAH sedikit tapi bermutu.
Orang awam dan orang alim belum sampai kepada tingkat ini. Orang awam dan orang alim
hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belumlagi ampai kepada derajat haqiqat, ilmu
dan ma’rifat. Jadi sekarang yang penting sekali adalah untuk pribadi kita sendiri. Jadi yang
dinamakan Allah itu adalah : af’alnya, dan yang disebut Rasul-rasul itu ya Muhammad, dan
Muhammad itu sebenarnya adalah cahaya kita jua. Maka jelaslah yang sebenarnya hidup
kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah. Bukti nyata dalil qur’an mengatakan : bahwa Tuhan
Allah itu kuasa menghidupkan yang mati, adanya mati dari hidup. Justru hidup kita pribadi
berasal dari yang mati dan akhirnya tiada mati-mati dan tetap hidup di dunia dan di akhirat

53
dan tiada pernah lupa akan hidup kita, tanpa perubahan dan tanpa bergeser dalam keadaan
kenyataan sejati. Itulah dia kesempurnaan hidup. Dan tiada merasa apa yang terang cahaya
jauh dipandang. Hendak mendekat dalil dan menaruh dibelakang. Penyeberang dari anak
dan dalil menang terlarang. Hati rindu tidak tidak diperdulikan. Biar bahaya, terus berjuang
Tuhan Tuhan mengampuni pahlawan sejati.
Qur’an dan hadits khusus pedoman
Baiklah aku serukan ; agar supaya lebih mendalam, tiada batas menurut qur’an tiada
seorang makhluk sanggup menghalang jangan pduli ocehan orang sebagai penghalang
memuji Tuhan.
Yakin dan bulat didalam bulan, menunjukkan Tuhan chalikul alam.
TUHAN ALLAH ADA BERPERI
SETIAP INSAN HARUS DIBERI
ASAL TUAN SUDI MENCARI
TUHAN ALLAH DIDALAM DIRI

 MAKAM PENELANJANGAN TUHAN

Makam ini disebut juga dengan makam ahlul ahirat, atau makam HAKIKAT SEMATA. Makam ini
sangat dahsyat sekali. Ia diluar dari akal orang banyak. Dan ia tidak berpegang kepada kulit lahir
daripada Nas dan dalil lagi. Ia telah menyeberang daripada

Nas dan dalil yang ada ini, ia tidak berpegang dengan kata- kata yang ada ini lagi, dan tidak
bersandar kepada hukum-hukum lahir lagi. Ia berdirisendiri menurut kata SIR-nya

Inilah yang menjadi hokum baginya Jadi yang beginilah yang hamba katakan sangat dahsyat
sekali, dan sangat hebat sekali

TIDAK AdA TUHAN, MELAINKAN TUHAN

TIDAK ADA ENGKAU, MELAINKAN AKU

TIDAK ADA AKU, MELAINKAN ENGKAU

ENGKAU DAN AKU ADALAH ESA

ENGKAU LENYAP, AKU BERNYATA

AKU LENYAP ENGKAUPUN NYATA

ENGAKU DAN AKU telah lenyap didalam kefanaannya,

54
kefanaan lenyap didalam ke-esaannya Tuhan.

Keesaan lenyap didalam kekidaman.

Kekidaman lenyap didalam kebaqaan.

Akhirnya fana dan baqa dalam keagungan.

Kini tiada kelihatan lagi makhluknya.

HAMBA dan TUHAN hanyalah asma.

HAMBA itu berarti ; AKU

TUHAN itu berarti ALLAH

HAMBA dan TUHAN adalah Satu

AKU dan ALLAH juga Satu

Kalau dihimpunkan menjadi : AKU ALLAH

Lenyap AKU, tinggallah ALLAH

FANA HURUF ALLAH, timbullah kosong

Kosong huruf, kosong asma, kosong suara, kosong segala-galanya, dan tidak apa-apa, tiada
hingga. Ahirnya didalam kekosongan, Nampak jelas ujud membayang. Bayangan Allah adalah
alam.

Terpandang kepada Allah Nampak jelas ujud yang sebenarnya. Karena ia tiada boleh pisah
walau ……….

Jadi bagi orang yang berada pada makam penelanjangan TUHAN, berkata dengan sembarang
kata, tapi jadi. Apa yang dikehendaki pasti jadi.

Hanya orang banyak tidak mengerti dan tidak paham dengan apa yang dimaksudkan. Contoh
banyak sekali kepada wali-wali Allah yang terdahulu. Hamba pribadi telah banyak membuktikan
apa-apa. Yang terjadi, diluar kemampuan orang umum/awam.

Siapa percaya boleh percaya, dan siapa yang tidak percaya boleh tinggalkan ajaran ini.

AKULAH YANG ERNAMA CINTA, AKULAH YANG BERNAMA si HAK, AKULAH YANG
BERNAMA SORGA DAN NERAKA ITU. AKULAH YANG BERNAMA ZATULHAQQ,
SIFATULHAQQ, ASMAULHAQQ, DAN AF’ALLUNHAQQ, HAQUQULHAQ adalah ; HAQQ,
HAQQ TA’ALA itulah AKU.

55
TA’ALA itu namaku yang rahasia didalam ala mini.

RUHULHAQ RASIA HAMBA, NAMAKU DISEBUT SETIAP SAAT.

Apabila orang menyebut TA’ALA didalam bacaannya, atau dalam hatinya atau dalam DIAMnya.
Maka tersebut samaku didalamnya.

AKULAH TA’ALA ITU, DAN AKULAH RAHASIA ITU.

BERARTI HAMBA ALLAH. Yang member nama yang empunya nama.

HAMBA ALLAH berarti : AKU ALLAH

NAMA YANG DIHANTARKAN KEPADAKU NYATA DARI ALLAH

Tiap-tiap nama seseorang itu mengandung hikmah. Hikmah itu bertepatan dengan pemberian
nama itu. AKULAH YANG HAMBA DAN AKULAH YANG TUHAN.

AKULAH YANG BERNAMA siHAQ ITU

DAN AKULAH YANG NYATA DAN YANG GOIB ITU

AKU JUA YANG LAHIR DAN AKU JUA YANG BATHIN

AKU HIDUP YANG TIADA MATI-MATI, dan apabila AKU tiada lagi dalam dunia fana ini,
janganlah mencari Aku lagi.

Aku tetap ada setiap orang yag beriaman kepada ALLAH. Bila engkau hendak bertemu AKU,
pandanglah dirimu itu AKU. Tidak ada AKU, melainkan AKU. Dalam keseluruhannya.

AKULAH yang bernama ala mini, dan AKULAH YANG bernama akhirat itu

Tidak aku lihat didalam sesuatu itu, melainkan AKU melihat AKU

AKU itu telah lenyap dalam KE AKUANKu, sehingga tidaklah AKU melihat kehambaanku lagi.
Dan Aku telah bernyata didalam AKU, beraku ku. Sehingga hapuslah mulutku dan hatiku

mengata AKU. Kini Aku tidak berkata dengan lidah lagi, tidak dengan hati lagi, dan tidak dengan
puad dan jantung lagi.

TA’ALA RIDHA KASIH SAYANGKU

TA’ALA RACHMAD ITU SELIMUTKU

TA’ALA NIKMAT ITU RASAKU

TA’ALA HIKMAH ITU RACHMAN RACHIMKU

56
TA’ALA SUNNAH ITU ATURANKU

TA’ALA SHOLEH ITU ILMUKU

TA’ALA ADIL ITU KEKUASAANKU

TA’ALA ISFIAH ITU KEMAUANKU

TA’ALA DHOIM ITU RAHASIA PRIBADIKU

TA’ALA ALAIH ITU KALAMKU PASTI

T ‘ALA JALAL ITU KEMESRAANKU

TA’ALA JAMAL ITU KEELOKKANKU

TA’ALA KOHAR ITU KEKERASANKU

TA’ALA KAMAL ITU KESEMPURNAAN DAN KEMULIAANKU

TA’ALA KHIB ITU KESATUANKU BAGI SELURUH ALAM

Demikialah sebagai penutup dari pembukaan

Rahasia yang terkandung pada kejadian DUNIA dan

Achirat, dan amalan akhir kalamku sebagai harta atau

Pembendaharaan GOIB yang kuwariskan kepada saudaraku

MUSLIMIN DAN MUSLIMAH dimanapun ia berada.

INILAH ASAL SEBENARNYA TUHAN

MENJADIKAN MANUSIA

1. KUN PAYAKUN : MENJADI OTAK PADA KITA YAITU ; ROH

IDOFI

2. KUN HAQ : MATA TERANG HATI TERANG

3. KUN SABITAH : NAPSIAH NAFSU PADA KITA

4. KUN SAPUTIH : NYAWA PADA KTA (GERAK PADA KITA)

5. KUN SADJATURRACHMAN : KEHENDAK PADA KITA

6. KUN SUDJATULLAH : KELAKUAN PADA KITA

57
7. KUN RAHMAN : RUPA KITA

8. KUN ZAT HAYUN : TIADA MATI

9. KUN ILLA NUR : RASA SEGALA TUBUH KITA

NAMA DIRI HAMBA NUR HAYA QADIM

TURNA ILALLAHI WAYARAKNA ILLALLAHI WAMA DAMA, ALA MA’PA’AL NAHU WALA
ADJAM NAHU, MINGKULI DJAMIL AZIM WALA NAU WUDU BIHI ABADAN ABADA.

Kata Allah nyawa itu kekuasaanku dihati putih tempat bernyawa

dalam UKUP, dijadikan umat MUHAMMAD sekaliannya daripada ;

AIR KUM DUMULLAH. (yang bernama NUR MAYA QADIM).

LAILLAHAILLALLAH : Hampir hamba kepada Tuhannya

LAILLAHAILLALLAH : MAUJUD BIHAKQI

ILLALLAH : Aku maujud pa’hu (diri)

RAHASIA SYARIAT PD ANGGOTA TUBUH.

RAHASIATHARIKAT PD HATI.

RAHASIA HAKIKAT PD NYAWA.

RAHASIA MA’RIFAT PD DIRI. Kalau sudah mengenal diri nampaklah hakikat diri pencipta
sekalian alam.

Itulah yang bernama ; ALLAH : tiada berpermulaan tiada berkesudahan

1. LAILLAHAILLALLAH ; zikir

2. ILLALLAH ; zikir

3. ALLAH ; zikir

4. ; sunyi

MINALLAH ; HAMBA

BILLAH ; MUHAMMAD

LILLAH ; ALLAH

1. Dari pada ALLAH

58
2. Kepada ALLAH

3. Karena ALLAH

1. ROHANI : TUBUH SYARIAT

2. RAHMAN : HATI THARIKAT

3. IDOFI : NYAWA HAKIKAT

4. BABBANI : RAHASIA MA’RIFAT

INI PASAL AIRMULHAYAT

Bermula asal diri kita diambil secara ringkas.

Asal diri kita selagi belum ada apa-apa, hanya ibu dan bapak belum berkumpul menjadi satu.
Maka Allah Ta’ala memerintahkan mengambil air MULHAYAT, diarak didalam surga atau dilangit
beberapa malaikat dan jibril membawanya lalu diperintahkan dikirim kepada Bapak kita
MAKAMAL MACHMUD, namanya setelah mahaluat 7(tujuh) hari lamanya. Lalu bapak kita
menjadi satu kepada ibu, umpama besi terdampar dibatu, jatuhlah air mulhayat dirahim ibu kita,
yang dinamakan MUKTAH.

Air mani ayah berasal dari matahari, justru Putih warnanya, maka dari itu sir atau syahwat cepat
merangsang pada pihak ayah, itu dinamakan ZAT SIR RAHU, jatuh kepada ibu seperti air hujan
setitik didalam daun keladi. Maka menjadi anasar ayah aurat, tulang, otam, sumsum. Dan pada
ibu air mani tersebut dari bulan dan dinamakan MUTEPAH. Karena itu air mulhayat ibu kuning
warnanya. Sir atau syahwat ibu lambat merangsang namun kekuatannya air tadi sama dengan
bapak, pihak ibu dinamakan ZAT SIR JAMANINI artinya anasar ibu ; bulu, kulit, darah, dan
daging. Dan anasar MUHAMMAD ; Pendengar, Penglihatan, pencium dan pengrasa. Empat
puluh hari belum lagi terserat, tatkala delapan puluh hari didalam rahim ibu kita, waktu itu darah
haid nikah bercampur dengan air bercampur dengan air Nuktah, lalu suka makan asam-asam ibu
kita dan suka tidur, karena sudah hamil atau mengandung. Demikianlah daeerahnya atau alkah
sedarah namanya daging segumpal dirahim ibu kita. Tatkala seratus dua puluh hari didalam
rahim ibu maka menjadi ALIF ACHMAD pujinya, Inilah daerahnya tatkala genap seratus empat
puluh hari cukup lengkap kai, tangan, mata, mulut, kepala, hidung dan telinga MUHAMMAD
pujinya, inilah darahnya didalamrahim ibu kita. Tatkala cukup 9 (sembilan bulan)9 (sembilan) hari
maka firman Allah Ta’ala : LA TATTAHARAKA ILA BI IZNILLAH dengan seizin Allah maka
keluarlah anak itu demikianlah berdo’alah amin.

MAKAM SALIK

59
Ini jalan ringkas dimakam salik yaitu ambil jumlah, supaya lekas paham, asal mula ambil dari
bawah naik keatas : Pertama ROHANI jasmani, arad basariyah segala tubuh yang kasar. Kedua
ayan darajiah, roh idhofi atau roh maruhul qudus artinya roh yang halus tetapi masih kasar jua
halusnya itu jirim-jisim artinya tubuh yang halus betul, halus masih kasar jua, halusnya ini seperti
debu dijendela iruhul cahaya matahari, karena alam roh, alammitsal, alam ajasam dan alam
insan, sifat ma’ani nur iman belum dapat mengenal allah, mesti berhancur atau jalan fana, hapus
atau jalan baqa ulbaqa atau jalan kadim bagi kadim, baru bisa dapat makam ubudiyah dan
mendapat makam uluhiyah serta didapatnya pula makam rububiyah. Serta didapatnya akan salik
karena nur mubassarah dengan nur mutalazimah, berlazim-laziman didapatnya ZAUK
WADJIDAN IDRAK artinya dirasa dengan pengrasanya dan didapat dengan pendapatnya
daripada yang lemah, karena kita tiada merasa, dan mendapat serta lemah, hanya ilmu saja
yang tahu sampai kepada JUDBAH, dan makam laduniyah atau makam istiqomah artinya tetap.

ALAM NUR / NUR AKLI NUR

BISMILLAHIRRACHMANNIRRACHIM

Ambil ringkas saja jalan asal UJUD ADAM mesti mengambil amanah HALAKAL INSANA
MINTIN. Artinya asal manusia itu dari pada ujud Adam. Adapun ujud Adam dari pada NUR
MUHAMMAD. Jadi jasad dan roh oun jadi dari pada NUR MUHAMMAD jua. Sebenar-benarnya
diri adalah Roh. Sebenar-benarnya Roh adalah manusia, sebenar-benarnya manusia adalah
Muhammad, sebenar-benarnya Muhammada adalah NURULLAH, sebenarnya NURULLAH ialah
NUR ZAT, sebenarnya NUR ZAT ialah ILMU ; mengetahui pandang SUHUD yaitu pandang
SALIK.

NAIK dan TURUN, tatkala naik pujinya “HU” dan tatkala turun pujinya “ALLAH” Naik senaiknya,
turun seturunnya tiada di naik-naikan, tiadaa diturunkan. Ini hanya sendirinya, janagan
berpegang kepada nafas keluar masuknya, kalau naik, nafas masuk, kalau turun nafas keluar.

Yang dikata dengan lidah dan hati. Yang dipakai puji naik HU dan turun ALLAH. Supaya jangan
berpegang kenafas, tetapi naik-turun, tatkala naik pujinya HU melengkapi tujuh lapis langit
ujudnya HUTASARPAH la hurufin wala sautin, tiada huruf dan suara, zat dirinya. Tatkala turun
pujinya ALLAH melengkapi tujuh lapis bumi ujudnya huyasariyah ZAT dirinya.

Inilah dinamakan makam SALIK, (taraki dan tanazul) turun dan naiknya tetap berdiri sendirinya
sampai pulang ke rahmattullah. Jika ada yang menyerupai tolak, semua was-was dari syaiton,
tidak ada yang menyerupai lagi.

Itulah JIBU / UJUD MUHDAR.

BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM

60
Yang menjadikan dan yang memberi baik dan jahat dan yang lengkap tujuh lapis langit dan tujuh
lapis bumi yaitu hanya ZAT ALLAH dan SIFAT ALLAH yang sebenar-benarnya. Adapun akan
JIBU itu yaitu yang tiada ber ujud dan tiada ia ZAT. Adapun ZAT dan SIFAT itu namanya jua,
maka jikalau ada ujud, ZATlah namanya. Sungguhpun ada ujudnya, yaitu belum nama tetapi
pada hakikatnya tiada lain daripada JIBU, tiada ujudnya dan tiada zatnya dan tiada sifatnya
melainkan dirinya jua, yang sekalian ni JIBU jua. Adapun yang ber-ujud itu zatnya dan yang
berzat itu ujudnya, dan yang ber pa-el itu sifat ilmunyadan yang berilmu itu Zatnya karena Tuhan
itu yang tiada bersifat. Adapun Allah itu bukan karena ia karena nama, Allah itu namanya.
Engkau pikirkan/ cari dengan pikiran yang sempurna. Maka barang siapa yang menyembah ZAT
ALLAH maka orang itu sirik, barang siapa meninggalkan ZAT ALLAH dan UJUD ALLAH maka
orang itu mukmin sebenar-benarnya MUKMIN.

Maka itu barang siapa menyembah ZAT atau SIFAT, maka orang itu BID’AH sesat menjadi kafir
kepada Allah, Islam makhluknya. Adapun lenyap sekalian semesta alam ini ma’lum, lenyap
maklum kepada hayun, lenyap hayun kepada ZAT, kepada hidup yang tiada berzat, karena zat
dan sifat dan ujud kembali kepada JIBU, pada hari yang kemudian, kedua-keduanya itu karena
tiada kembali kepada tiada.

UJUD MUHDAR……………

UJUD MUHDAR

Alhamdulillahirabbil alamin wassalatu wassalam ‘ ala saidul mursalin, wa’ala alihi wasahbihi
ajma’in. Asal-usul sebelum ada bumi dan langit, tiada ada apa-apa hanya kosong saja,
melainkan ALLAH TA’ALA saja yang ada sendirinya tiada apa-apa. Allah pun belum ada
namanya LA – TA – YIN, tiada senyata-nyatanya. Hanya UJUD MUHDAR yang ESA, hidup
didalam ilmunya takluk kabdah namanya ESA sendirinya didalam genggamannya yang hidup
tiada mati.

AHDIYAT, WAHDAH, WAHDIYAT

Tanzizi kadim suluhiyah kadim takluk kodrat iradat ; jalal, jamal, kabar dan kamal. artinya ;
kebesaran, keelokkan, kekerasan dan kesempurnaan. Maka lengkaplah bumi dan langit dengan
isinya semesta sekalian alam ini adanya. KUN katanya ALLAH PAYAKUN kata MUHAMMAD,
ALLAH bernama ZAT MUHAMMAD bernama SUHUN ZAT, karena kita bernama tanzizi hadist,
arad basariyah tubuh yang kasar sifat baharu alam, keterangan ringkas ini didabit oleh DATUK
ABDURRAHMAN dan diperbanyak oleh DATUK SYAHRUDIN.

Sekian hanya untuk akhlinya saja.

—oo0oo—

61
HADIST QUDSYI

Dan ini bermula hadist qudsyi, menerangkan sehingganya pada batang tubuh kita dan lenyap
melainkan yang ada, Ujudnya Allah Ta’ala semata-mata, dan inilah keterangannya tersebut di
bawah ini.

1. Hancurlah badan timbul hati

2. Hancurlah hati timbul akal

3. Hancurlah akal timbul fikir

4. Hancurlah fikir timbul faham

5. Hancurlah faham timbul ilmu

6. Hancurlah ilmu timbul rahasia

7. Hancurlah rahasia timbul cahaya

8. Hancurlah cahaya timbul nyawa

9. Hancurlah nyawa timbul AKU (rahasia) melainkan ujudku yang ada.

NAMA ROH DALAM JANTUNG

1. Ruhul amin

2. Ruhul Amri

3.

1. AKU : ALLAH

2. AKU : MUHAMMAD

3. KARENA : HAMBA

: ALLAH

: IRADAT

: UJUD

—oo0oo—

UNTUK HALAMAN YG TERAKHIR INI ; saya gali sejarah

KALIMANTAN SELATAN pada abad ke 18 (delapan belas)

62
Ada beberapa tokoh yang terkenal ditengah-tengah

PERTAMA ialah Syeh ABDUL HAMID TATAKAN/RANTAU, yaitu dengan gelar DATUK
SANGGUL / DATUK KUNING.

KEDUA ialah SYEH MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

KETIGA ialah SYEH ABDUL HAMID ABULUNG

KEEMPAT ialah SYEH MUHAMMAD NAFIS AL BANJARI

Dan pada abad ke-19 bertambah banyak lagi tokoh-tokoh agama di Kalimantan ini. Dan akhirnya
pada abad ke-20 banyak lagi melahirkan tokoh-tokoh baru untuk penerus perjuangan beliau itu.

Jadi tokoh-tokoh empat besar itu tadi patut kita warisi, karena adalah berdasarkan Al-Qur’an dan
hadist dan ijma Ulama yang ahlus sunnah wal jama’ah yang hak.

Bagaimana kita hendak ingkar dengan ajaran-ajarannya yang berbau dengan kebenaran itu.

Demikian pula wali-wali itu adalah di bawah nabi sebagai halifah didalam bumi ini, sedang nabi-
nabi itu beroleh wahyu dan wali-wali beroleh ilham.

Marilah kita teruskan perjuangan yang gigih itu untuk merebut kembali kemenangan yang pernah
dicapai oleh nenek moyang kita dahulu. Beranikanlah dirimu untuk terjun dimedan laga, untuk
meraih kemenangan yang gilang-gemilang. Serahkanlah dirimu bulat-bulat kepadanya, niscaya
Tuhan berdiri dihadapanmu sekaliannya. Kita semua harus berani jangan pengecut ; karena
pengecut itu adalah bibit segala dosa durhaka. Kalau siapa pengecut dalam perjuangan, itu
namanya pahlawan syaiton namanya. Dan siapa berani berjuang dengan Allah, ia akan
mendapat gelar pahlawan Tuhan. Pilihlah antara dua, inign jadi pahlawan Tuhan atau jadi
pahlawan shaiton.

Marilah kita menuju kebenaran ; insya Allah, Tuhan akan menunjukkan jalannya.

Lihat contoh sebagai pahlawan Tuhan yaitu ;

DATUK ABULUNG mati dalam mempertahankan agamanya. Dan beliau meninggalkan warisan
yaitu sebuah kata-kata mutiara yang lebih berharga daripada harta benda dunia, apakah kata-
kata itu ;

TIADA YANG MAUJUD, MELAINKAN HANYALAH DIA

DIA ADALAH AKU

DAN AKU ADALAH DIA

63
Inilah inti sari tasauf beliau

Dan DATUK SANGGUL mewariskan kalimat ; A, I, U

Dan DATUK KELAMPAIAN mewariskan kalimat ; L, L, L

Dan DATUK MUHAMMAD NAFIS mewariskan sebuah kitab yang bernama ADDURUN NAFIS

Dengan intisarrinya yang berbunyi ; A, A, A

Apakah arti dan makna A, L, U, itu ?

Apakah arti dan makna L, L, L, itu ?

Dan apakah arti dan makna dari A, A, A

Marilah kita gali selanjutnya sampai tuntas, siapa beroleh

Petunjuk, dialah yang beruntung

DEMIKIANLAH RIWAYAT SINGKAT TENTANG TOKOH “ KEAGAMAAN DI KALIMANTAN


SELATAN, KHUSUSNYA, DAN KALIMANTAN UMUMNYA.

Sekian.

WASSALAM

INSAN KAMIL

1. Jadi insan kamil adalah pada waktu tanazul berada paling akhir, sedang pada waktu taraki
nantinya jadi yang awal sekali.

2. Yang disebut rahul hajat ialah pintu Tuhan hakikatnya dikatakan pintu-pintu zat itulah dia
lobang yang dinamakan mekar dan kkuncupnya marnas atau buka tutupnya mahid.

3. Syiratal mustaqim ialah maksudnya menamakan hilang perginya atau, sempat diakhirat atau
diakhirat ilahi robbi dan tuhan kita mengatakan bahwa ayat yang diatas ini tadi maksudnya
adalah keluarnya perkataan kita.

4. Arsiullah artinya muka pada hakikatnya wadah persidangan zat yaitu berada di kepala dan di
dada kita

5. Kursi artinya tempat duduk pada hakikatnya tempat duduk zat yaitu berada pada otak dan
jantung

64
6. Luch machfut / luch kalam artinya luch tempat machfut dijaga pada hakikatnya adalah sifat-
sifat zat. tempatnya berada di jasad serta dijaga oleh malaikat katibin. Jadi yang dimaksud
puncak hidup itu ialah berada di badan kita pribadi (pahmakanlah)

7. Mizan artinya timbangan, pada hakikatnya pertimbangan zat yang berada di penglihat,
pendengar, pencium, pengrasa dan perkataan maksudnya mengatakan terhadap pertimbangan
hidup kita yang berada di panca indra.

Ibarat wahana zat dengan sifat itu, seperti sendiri-sendiri saja. Jelasnya mengatakan terhadap
berdirinya hamba dan Tuhan. Seolah-olah berdiri sendiri-sendiri padahal yang sebenarnya
adalah tetap satu (esa). Jadilah kesimpulannya adalah tidak ada sifat yang berdiri diatas zat atau
yang bertambah dengan sifat ma’ani yaitu gazlikun bizatihi, maridun bizatihi, alimun bizatihi, dan
seterusnya sampai kalam.

Jadi disini duduknya kepada JIBU artinya tiada huruf dan tiada suara, zat dirinya. Ibarat roh
dengan badan, tetap kekal. Inilah yang dinamakan alip mutakalimun wahid. Artinya yang berkata-
kata jadi ucapan tanpa mulut itu adalah yang mempunya rupa yang sejati, dan tempatnya berada
didalam sukma/nyawa kita pribadi, dan suara. Inilah yang disbut zikir batin yang sesungguhnya
dan yang sebenarnya serta azali dan qadimdan yang baqa. Sedang malaikat pun tidak boleh
tahu apapun yang keluar itu : semua malaikat dan zipun bisa tahu. Tetapi yang disebut
mudawatuhzukri itu tak ada seorangpun yang tahu kecuali dia sendiri inilah puncak segala
puncak ilmu dan amal ma’rifat. Dan inilah zikir yang senantiasa dan tiada pernah lupa walau
sekejap matapun. Maka ada seorang wali pernah berkata : apabila aku lupa sekejap juapun
sengaja atau tidak sengaja, maka aku hukumnya diriku itu murtad. Demikianlah adanya kepada
kita ini semuanya, bila lupa berarti belum sempurna ilmnya. Dengan sdanya keterangan ini itulah
apa adanya dapat hamba sampaikan semoga Allah meridhoinya amin ya robbal alamin.

TENTANG NAFSU

Nafsu itu ada empat martabat :

1. Nafsu amarah tempatnya pada empedu

2. Nafsu lawwamah tempatnya pada perut

3. Nafsu sawiyah tempatnya pada limpa

4. Nafsu mutmainah tempatnya pada tulang

Inilah nafsu zat haq ta’ala. Kenyataannya pada/diri hidung kejadiannya dalam cahaya putih :
kelihatan segala macam sesuatu dikalam laut Rachmad jadi kesempurnaan dari ke 4 macam
tersebut diatas tadi adalah bersatu di dalam alam nur/ cahaya kita pribadi. Demikianlah uraian

65
ringkas dari hamba semoga kita semua beroleh petunjuk, serta taufik dan hidayahnya dari pada
Tuhan azzawazallah. Amin

Qalbu hati

Hati itu ada dua bagian :

1. Hati sanubari : juga disebut hati nabati

2. Hati nurani : juga disebut hati cahaya

Sebab disebut hati nabati, karena ia daging segumpal berhenti dibawah lambung kiri diantara
dua jari di bawah susu kiri di dalam dada kita. Dan adapun hati nabati itu mempunyai beberapa
nama. Namanya Halifatullah artinya ganti Allah karena ia memerintah tubuh manusia dan lain-
lainnya. Namanya amisu mu’minin artinya raja yang nyata karena kuasa akan sesuatu. Namanya
arsyullah artinya mahligai Allah, karena ia tempat taajalli allah ta’ala kepadanya. Namanya
Zarrotul Haq artinya cermin haq ta’ala karena ia haq ta’ala kepadanya. Namanya iradatul ujud
artinya kehendak yang nyata ada atau kehendak dari. Karena ia tiada luput daripadanya. Adapun
hati nurani itu amat besar dan amat luasnya daripada segala alam. Tetapi amat/halus maka ialah
menerima tadjali zat allah, sifat allah, asma allah, af’al allah. Maka daripadanya lampah kepada
yang lainnya Karena hati nurani itulah yang memakai sifat 7 yaitu: hayat, ilmu, kudrat, iradat,
sama, besar dan kalam, jadi kalau terhenti kepada hati nurani karena hidupnya hati nurani itu
adalah kenyataan hayat.

Zatullah ta’ala. Tahu hati nurani kenyataan ilmu Zatullah ta’ala. Kuasa hati nurani kenyataan
kudrat Zatullah ta’ala. Berkehendak hati nurani kenyataan pendengaran Zatullah ta’ala melihat
hati nurani kenyataan penglihat Zatullah ta’ala. berkata hati nurani kenyataan alam Zatullah
ta’ala. jadi pernahkah susunan/gugurnya kepada diri kita sendiri atau diri pribadi.

Arti dan Makna

Jadi baiklah kita uraikan arti dan makna sebenarnya apa yang berlaku kepada hati nurani itulah
kelakuan Zatullah ta’ala maknanya apabila kelakuan Zatullah ta’ala pada hati nurani itu tiada di
dalam da tiada diluar hamba tiada dengan nyata-nyatanya hati nurani karena hati nurani itu
adalah sifat zattullah dan daripada hati nurani itulah lampah kepada tubuh kita ini. Maka nyatalah
tubuh kalimah daripada hati nurani. Maka karena hidup tubuh kita ini sebab hidup hati nurani tahu
tubuh kita ini sebab tahu hati nurani. Kuasa tubuh kita ini sebab kuasa hati nurani. Berkehendak
tubuh kita ini sebab berkehendak hati nurani. Mendengar tubuh kita ini, sebab mendengar hati
nurani. Melihat tubuh kita ini. Sebab melihat hati nurani. Berkata tubuh kita ini sebab melihat hati
nurani. Berkata tubuh kita ini sebab berkata hati nurani. Bergerak tubuh kita ini sebab bergerak
hati nurani. Gerak dan diam tubuh kita ini sebab gerak diam hati nurani jua. Maka nyatalah hidup

66
kita dan tahu, kuasa kita, bergerak dan mendengar/melihat serta berkata-kata ini kenyataan hati
nurani artinya kelakuan hati nurani. Maka apabila kelakuan hati nurani pada tubuh kita yang
kasar ini, tiada nyatanya kepada tubuh kita yang kasar ini karena tubuh kita yang kasar ini. Sifat
hati nurani dan hati nurani itulah kenyataan zat Allah Ta’ala yang tiada baginya ialah yang di per-
ujudileh sekalian yang maujud adapun sebenarnya hamba itu yaitu : mata tiada melihat, telinga
tiada mendengar, mulut tiada berkata-kata, hidung tiada mencium, maka mata dapat melihat,
telinga dapat mendengar hidung dapat mencium mulut dapat berkata-kata. Hanya pekerjaannya
jua. Sabda rasulullah saw yang artinya : lidah itu juru bicara hati dan hati itu juru bahasa lidah,
hidayah itu daripada cahaya yang qadim dan azali. Adapun arti hidayah itu ialah sifat tubuh yang
nyata pada hati nurani adapun sifat itu adalah kenyataan zat yang wajibal wujud. Tuhan Allah
ada menerangkan didalam al-Qur’an yang artinya kenyataan Allah didalam diri kamu melengkapi,
mengapakah kamu tidak melihat. Dan lagi Allah Ta’ala serta kamu, dimana saja kamu berada

Maka nyatalah bahwa kelakuan yang nyata kepada dirimu itu ialah nafsumu itu semuanya
kenyataan keadaan zatullah ta’ala yang meutlak, adapun hamba tak punya. Jadi yang
mempunyai kelakuan itu tiada huruf dan tiada suara.dan tiada isyarat itulah dirimu dunia dan
akhirat itulah Jibu. Adapun pahamnya segala yang tersebut didalam akibat yang lain-lainnya, ang
dinaakan kitab maksudi tasauf itu yaitu jikalau kita ada bisa mengembalikan amanah allah atau
berlaku barang sebgainya sama didalam sembahyang, didalam ziki atau barang pekerjaan dunia,
maka sudah karamlah kita didalma laut qadim ang haqiqi. Manakal karam hapuslah namanya,
manakala hapus lenyaplah baginya namapun tiada itulah yang dikata Esa dan meliputi. Jadi
kalau tiada demikian, tiadalah hasil ma’rifat seperti ini barulah benar-benar cinta dan rindu
dendam dengan zat hayat yang hidup sendirinya. Maka berkasih-kasih dan berinjak-jinakan,
karena sudah sauju senyawa, serta serasa dan serahasia. Inilah walaupun sembarang saja
kelakuannya, tiada diketahuinya dirinya karena pekerjaan itu atau kelakuannya didunia dan
diakhirat sama dibuatnya adapun arti rindu itu belum berjumpa dan arti dendam itu sudah
bertemu.

Dan arti rindu itu hamba, dan dendam ialah Tuhan maksudnya. Yang artinya berjumpa itu sudah
bertemu nyatalah dengan nyatanya, manakala nyata datanglah laut rahmat dan nikmat itulah jibu.

KARENA itu tidaklah BERDIRI SENDIRI. TETAPI SEMUANYA BERHAJAT KEPADA ALLAH.
MAKANYA ADANYA ALAM INI TIDAK MENARIK PERHATIANNYA. KARENA ITU MEREKA
ANGGAP BAGAIKAN TIDAK ADA. INILAH CAHAYA ILAHI ROBBI YANG MENYINARI DIRINYA
LAHIR BATIN.

DUA KALIMAH SYAHADAT

Dua kalimah syahadat itu ada dua bagian : pertama yang disebut syahadat tauhid, kedua
syahadat rasul. Dua kalimah syahadah itu kita sudah maklum yang artinya menurut logat umum

67
ialah aku naik saksi tiada tuhan melainkan allah. Dan aku naik saksi bahwasannya Muhammad
itu utusan Allah.

Maksudnya ialah : yang dinamakan tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup kita pribadi. Sebab
sebenar-benarnya yang kita sebut itu tidak ada. Itulah disebut tiada tuhan itu menetapkan hanya
hidup kita pribadi. Sebab yang menyebut itu juga yang menyebut atau yang menyaksikan itu juga
yang disaksikan. Berdasarkan dalil al-Qur’an dan al-Hadist al-insanu sari wa ana sirrohu.
Artinya : insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya.

Dan lagi firmannya : al-insan sirri wa ana sirri sifatin wa sifatun ligoirih, artinya : insan itu
rahasiaku, rahasiaku itu sifatku, dan sifatku itu tiada lain daripada aku jua. Jadi nyatalah kepada
kita bahwa allah, Muhammad, adam (insan) adalah satu. Insan kamil pun allah jua. Adam dan
Muhammad pun pada hakikatnya. Jadi pada hakikatnya manusia ini adalah tuhan (dalam
rahasia) atau rahasia dalam ketuhanan.

Johiro abdi bathinu abdi artinya : pemeliharaan tuhan pada bathin tuhannya yakni kepada ilmu
hakikat kenyataannya, adanya tiadanya dan Esanya huwal awwalu wal ahiru wadjohiro wal
bathinu wahuwa ala kulli sya’in qadir. Dia yang awal dia yang akhir, dia yang johir dia yang batin.
Adapun yang dinamakan Muhammad itu bukannya Muhammad yang di Madinah. Tetapi yang
sebenarnya ialah cahaya kita pribadi. Itulah sebabnya diakui utusan, sebab cahaya kita itu
pertandanya tuhan. Masalahnya adalah begini : apabila kita benar-benar sampai kepada tuhan,
utsan tuhan keluar dari diri kita : bahwa utusan tuhan itu mendatangkan apa ciptamu, maka
barang siapa percaya mendapat kasih ampunan tuhan. Apabila sudah menerima petunjuk yang
demikian itu. harap hati-hati dan waspadalah didalam hati. yang hidup kita pribadi itulah adanya
nugraha dan anugrah. Artinya : nugraha itu tuhan dan anugrah itu hamba.Sebab usaha senyawa
didalam badan pribadi. Janganlah sak dan ragu lagi.

—oo0oo—

Artinya : aku adalah suatu perbendaharaan yang tersembunyi, aku ingin dikenal, maka kujadikan
makhluk, supaya mereka mengenal aku dengan aku. Maka disinilah kita membuatkan cita-cita
yaitu : yang disebut jam-ul himmah dan ada lagi sebuah hadist yang berbunyi. Mal’lam yazuq lam
yarif, artinya barang siapa belum pernah merasai, maka belumlah ia akan tahu, dan lagi sebuah
hadist yang berbunyi : Mal-lam bizuq lam yadir, artinya : barang siapa tiada merasai niscaya
tiadalah ia mendapat dan tiada beroleh maqam arifinbillah, jadi dalam tingkat ini siapa tiada
merasai dengan rasanya niscaya ia bergemilang dalam dosa durhaka kepada tuhan dan kepada
rasulullah saw sekarang baiklah hamba teruskan kepada membicarkan tentang Hulul. Hulul
artinya : yaitu ketuhanan atau lahu menjelma kedalam diri insan atau nasud. Nur Muhammad
sebagai asal usul segala kejadian amal perbuatan dan ilmu pengetahuan dan dengan
perantaraanya seluruhnya ala mini djadikan. Bila batin seorang insan telah suci di dalam

68
menempuh perjalanan dalam hidup kebathinan, niscaya akan naiklah tingkat hidupnya it dari satu
makam ke makam yang lainnya yaitu yang dmulai makam yang paling bawah sampai ke makam
yang paling atas yaitu makam Mukarrabin.

Mukarrabin artinya: orang yang paling dekat kepada tuhan di atas daripada makam mukarrabin
itu tibalah di puncak sehingga bersatu dengan tuhan (tunggal dalam rahasia) maka tidak dapat
lagi dibedakan atau dipisahkan diantara asyik dengan ma’syuknya. Dan apabila ketuhanan itu
telah menjelma atau tjih di badan dirinya maka tidaklah lagi kehendaknya yang sabda Rasulullah
saw.

Sabda nabi: yang aku khawatirkan terhadap umatku, ialah kelemahan dalam iman keyakinan.
Kalau lemah dalam ibadah lahir dapat diperbaiki dengan kesabaran. Kelemahan iman keyakinan
bisa membawa lenyapnya semua amal yang lalu/ yang sekarang dan yang akan dating maka dari
pada itu ma’rifatlah lain tidak. Sebab ma’rifat itu adalah puncak segala amal, dan puncak segala
kebahagiaan dunia dan akhirat, puncak rasa menikmati ridhanya. Jadi kesempatan adalah sorga
karena adanya ma’rifat dan neraka itu karena terhijap artinya ; tidak kenal kepada Allah, dan
tidak melihat allah dalam apa yang ia lihat.

Sabda nabi Isa alaihissallam

Berbahagialah orang yang perkataannya zikir, diamnya berzikir panangannya penuh perhatian.
Sesungguhnya orang yang sempurna akalnya ialah selalu mengoreksi dirinya sendiri, sebelum
dikoreksi orang lain.

Dan selalu berakal untuk kemudian harinya rasulullah saw bersabda

Rasulullah saw membenarkan perkataan seorang pujangga yang berkata : bahwa segala
sesuatu itu selain allah semuanya palsu belaka. Maksudnya ialah : apabila memandang kepada
sesuatu apapun jua, maka pandangan itu tertuju kepada sesuatu itu saja, maka pandangan itu
palsu belaka. Jadi yang benar ialah apabila kita memandang kepada sesuatu itu maka
pandangan kita lenyaplah sesuatu itu dalam pandangan basyirah hati itu. walaupun kita
memandang kepada makhluk namun hati tetap memandang kepada Allah Ta’ala. itulah
pandangan yang benar yang hak. Jadi jelasnya begini : semua itu allah dan allah itu semuanya
inilah yang disebut yang satu, memandang kepada yang satu (suhudul wahdah filwahdah).

Demikianlah tampak jelas sifat-sifat allah didalm tiap-tiap sesuatu didalam ala mini sehingga
apabila masih ada manusia tidak dapat melihat allah dalam apa yang ia lihat dan ia dengar
niscaya ia masih terdinding/terhijab.

Ciri-ciri nas seorang arif

69
Suatu tanda/ciri nas dari orang yang lulus dalam perjuangan mereka selalu menyerah kepada
allah sejak awal perjuangannya mereka ridho kepada allah dan berbuat menurut kehendak allah.

Pertama : syua’aa’ul basyirah : cahaya akal

Kedua : ainal basyirah : cahaya ilmu

Ketiga : haqqul basyirah : cahaya ilahi

Keterangan-keterangan

Orang yang sampai kepada cahaya akal yakni : allah selalu meliputi dirinya dan mengurung
mereka lahir dan bathin, artinya : ia yang meliputi dan ia yang meliputi, ia yang mengurung dan ia
yang dikurung.

Orang yang sampai kepada cahaya ilmu, yakni : allah selalu bersamanya dimana saja ia berada.
Ia merasa dirinya tidak ada lagi jika disbanding dengan adanya allah : artinya adanya adalah
adanya allah, dan tiadanya adalah tiada makhluk. Karena pada hakikatnya makhluk ini fana
kepada / kedalam allah (fana zihir dan bathinlahir bathin). Inilah disebut seorang aribillah.

Karena ahli hakikat itu hanya melihat kepada allah saja walaupun matanya terbelalak melihat
alam. Orang seperti itu bukanlah tidak melihat kepada sesuatu disampingnya karena itu tidaklah
berdiri sendir-sendiri.

Maka tidaklah lagi kehendaknya yang berlaku, melainkan kehendak allah ta’ala jua. Apabila ruh
allah telah meliputi akan isa anak mariyam, demikian pula kita ini pada hakikatnya tiada berbeda-
beda dengan isa a.s.Jadi apabila siapapun mampu memfanakan dirinya ke dalam tuhan yaitu
dengan pensucian ruh. Maka pada waktu itu ruh Allah masuk ke dalam badan insan maka dikala
itu perbuatan dan iradat insani tadi menjadi perbuatan dan iradat tuhan. Tegasnya insan ain allah
dan allah ain insan. Jadi pada hakikatnya manusia itu adalah tuhan tuhan dalam rahasia. Sebab
insane jadi daripada zatnya jua (rahasia). Tuhan menurut bentuk dan surahnya sendiri. Itulah
sebabnya maka tuhan menindahkan kepada malaikat supaya sujud kepada adam (manusia). Ini
adalah bukti yata dalam al-Qur’an. Tuhan itu menjelama atau tjli kepada insan yang telah
sanggup mempanakan dirinya kedalam tuhan, sehingga mendapat baqa didalamnya, fana
kedalam tuhan dan baqa dalam tuhan. Cinta kedalam tuhan adalah kecintaan tuhan. Sekarang
kita lanjutkan pula kepada membicarakan tentang hakikat. Perkataan hakikat berpokok dari kata
al-haqqu (sebenarnya) kemudian pindah menjadi muhaqqa (nyata kebenarannya). Sudah itu
pindah menjadi ta haqio (benar tak salah lagi). Akhirnya menjadi hakikat (zat dari al-haqqu). Jadi
ang disebut haikat dalam mutunya yang luhur itu ialah bebas lepas dari segala pengaruh
berkuasa sendiri dan tidak satu misalpun di pendapat untuk dicontohnya. Hakikat yang kuhur itu

70
hanya dapat dilihat oleh ilmu, ruh dan perasaan (ZAUQ). Sekarang kita dalami lagi tentang
mengenal hakikat.

Kata-kata hakikat tadi berpokok dari pada al-haqqu. Al-haqqu itulah yang memberikan nur
cahaya dan aulia yang menjadikan segala yang ujud (segala yang ada) dialah yang

Menjadikan segala yang ujud (segala yang ada). Dialah yang menjadikan alam seluruhnya.
Didalam alam itulah terletak sinar yang membukakan rahasia dari al-haqqu. Dengan kata lain al-
haqqu itu ialah : allah ta’ala. Jadi apabila manusia berangsur-angsur mengetahui dan mengenal
al-haqqu itu. Maka akhirnya al-haqqu itu pulalah yang menjadi buah kehidupan manusia itu.
Demikianlah keterangan tentang mengenal Hakikat.

SAKSI DAN PENYAKSIAN

Yang dinamakan kesaksian ialah sebab diwaktu menyampaikan kewejangan atau ajaran, supaya
disaksikan oleh sanak saudara kita sesama muslim. Yaitu semua titah yang dititahkan didalam
alam dunia ini diantaranya seperti bumi, langit, bulan, bintang, matahari, api, angin, air, hawa dan
udara dan lain-lainnya. Semuanya menjadi saksi dan menyaksikan bahwa kita sekarang ini
mengakui berdirinya dan adanya tuhan dan jadinya hamba Tuhan. Didalam hadist qudsyi, Tuhan
berfirman artinya : aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada tuhan melainkan aku.

Dan aku naik saksi bahwa Muhammad itu urusanku.

Dan sebenarnya yang bernama Allah itu akidahku.

Rasul itu rasaku. Muhammad itu cahayaku.

Akulah yang hidup yang tiada pernah mati. Yang ingat yang tidak

Lupa, kekal tiada berubah, pada kenyataan zat, akulah yang hawas lagi tahu, dan tiada samar
dan dari segala sesuatu.

Akulah yang kuasa dan menguasai, dan akulah yang maha bijaksana, maha suci aku, dan
sungguh besar kuasaku, dan sembahlah aku.

Di hadist qudsyi ini tadi, bukan saja kita baca saja tetapi yang utama sekali ialah ; untuk pribadi
kita sendiri dan untuk akidah kita sendiri.

Jadi inti dari semua itu adalah ; Tiada tuhan melainkan allah, dan Muhammad itu utusan Allah.

Jadi yang disebut allah itu adalah af’alnya.

Dan disebut rasul itu ya muhammad.

Muhammad itu adalah cahaya kita jua.

71
Jadi hakikat kita yang sebenarnya adalah, hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah (Rahasia)

Buktinya Tuhan kuasa menghidupkan yang mati dan adanya mati dari hidup. Justru hidup kita ini
berasal dari yang mati.

Dan akhirnya tiada yang mati, dan hidup didunia dan akhirat tiada akan pernah lupa akan hidup
kita, tanpa perbuatan, tanpa bergeser dalam kenyataan yang sejati.

Jadi dasar kenyataan yang sampai kepada pusat yakin. Itulah dia kesempurnaan hidup.

Dan tiada merasa apa-apa yang dimaksud asal kita mati ialah, mati MA’NAWI, bukan mati HISYI.

Adapun kehidupan ini atau kehidupan dunia ini, itulah dia zat yang maha suci, yang tiada huruf,
dan tiada suara, tiada kata-kata dan tiada nama, tiada warna-warni, tiada roh, tiada jasad, dan
tiada apa-apa tiulah dia JIBU.

LAHURUFIN WALA SAUTIN artinya ialah tiada huruf, tiada suara, tiada kata-kata zat dirinya.
Demikian tentang dua kalimat syahadat tersebut.

Asal dua kalimat syahadat itu ialah ; nur Muhammad, nur Muhammad itu ialah cahaya kita yang
terang benderang tuhan telah bertazalli kepadanya. Nur Muhammad itu adalah hakikat alam. Dan
nur Muhammad itu ialah cahaya kita pribadi. Jadi kesimpulannya ialah kita ini asal adam. Adam
dari nur Muhammad, dan nur Muhammad itu dari nur zat. Maka wajarlah kita ini dengan zat allah.
Karena zat itulah bermula segala ujud. Jadi nyatalah kepada kita bahwa ujud sekalian alam ini
kenyataan ujudnya allah ta’ala jua. Inilah yang disebut wahdatul ujud (ke-esaan ujud). Nyata dan
jelaslah kepada kita bahwa semua ujud ala mini adalah ujud allah ta’ala jua. Jadi allah,
Muhammad, adam adalah satu. Insane kamil pun allah jua, adam dan Muhammad pun pada
hakikatnya. Jadi hakikatnya manusia ini tuhan/dalam rahasia hamba.

—oo0oo—

Beberapa hadist untuk jadi pertimbangan

Rithatu bil ilmilah

Pokok pengetahuan itu ialah : orang yang telah mendapatkan makam tuhannya. Dan diduduki
kedudukan orang yang kuasa manusia allah yang bersifat dengan sifat-sifat allah dalam dirinya.
Latknatuni goirif wala goirifuna. Artinya : adapun ilmu yang satu itu, siapa saja yang
menangkapnya, niscaya masuk sorgalah ia.

Laya’rifu Robbahu wala robbahu. Artinya : barang siapa yang mengetahui ilmu satu itu, dan
dapat mengamalkan, niscaya sempurnalah ia di dunia dan akhirat. Demikianlah yang hamba
sampaikan kepada saudaraku muslim.

72
Wala mukminin hayun fiddroini. Artinya : masuk dalam lipatan pakaian suaminya hal ini terdapat
pada nikah batin, sebab dia mengaku ma’mum pada suaminya.

Dan menghalalkan dirinya kepada suaminya, dan mengharuskan nyawanya pada allah dan
melenyapkan tubuhnya pada nabi Muhammad, serta mengaku ma’mum pada suaminya dunia
akhirat.

Nata kimbolong artinya : termasuk dalam lipatan pakaian istrinya : ialah karena perkawinan itu.

Nikah bathin yang sebenarnya, dan jangan sampai pisah dunia akhirat. Nikah bathin yang
sebenarnya ialah : apabila si istri mengenal diri dan memahami sebenar-benarnya tentang
rahasia dirinya dan memahami akan tuhannya sedalam-dalamnya. Maka dialah yang diberikan
oleh suaminya nikah bathin.Sebab mustahil akan bercerai dengan suami dari dunia hingga
akhiratnya. Cobalah renungkan sejenak berpisahnya allah dengan Muhammad.

Inilah bukti nyata dan dalil nyata.

Syahadatnya para rasul-rasul

Nama-nama rasul utusan tuhan allah

1. Nabi Muhammad saw

2. Nabi Adam a.s

3. Nabi Nuh a.s

4. Nabi Musa a.s

5. Nabi Isa a.s

a. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah

b. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna adam khalifatullah

c. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna nuh habibullah

d. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna Ibrahim kholilullah

e. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna musa kalamullah

f. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna isa ruhullah

Firman Tuhan kepada Muhammad

Ya, Muhammad, engkau utusanku

73
Sekarang engkau harus ma’rifat kepadaku. Sebab engkau adalah kehadiranku. Dalilnya adalah:
al-insanu sirri, wa ana sirrohu. Insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya. Jelasnya adalah,
sesungguhnyarasaku ini sudah pasti dan derajatnya tidak salah lagi Muhammad rasulullah. Dan
aku menganugerahimu burokuntuk nanti menghadapku dan terus sampai ke anak cucumu, lalu
kepada wali-waliku.

Ini tiada batas sampai kepada hari kiamat.

Kesimpulannya apabila nabi kita mi’raj maka kitapun mi’raj jua adanya.

Kalau tidak demikian, maka tersalahlah ma’rifat kita kepada Allah Ta’ala. karena hakikatnya
disekujur badan kita ini telah menerima keadaan dalam wujud pribadi.

Jadi hakikat adam itu tadi adalah sebagai adekan perwujudan kita pribadi yang nyata kepada kita
adalah pendengaran, penglihatan, perkataan, penciuman kita itulah nafas kita yang sudah pasti
dan Muhammad itu tadi adalah rasa jasad kita. Sekarang meresap sekali yaitu : penglihatan,
pendengaran, pencium, pengrasa dan pengucap. Semuanya masuk kedalam rasa. Ujud juga
adalah sebagai bukti. Jadi pada hakikatnya seluruh rasa itu sudah menyatu atau menunggal
didalam jasad. Tentu tidak ada kekurangan lagi bukan ?

Makanya sudah kita katakan dahulu tadi bahwa kalau didalam hadits qudsyi allah mengatakan
seperti di bawah ini. Tidak ada Tuhan melainkan Aku dan Muhammad itu adalah utusan-Ku.
Makanya kitapun harus demikian juga adanya kalau tidak tersalahlah ma’rifat kita kepada Allah
dan kepada Rasulullah. Memang banyak yang dapat memahami arti dalil-dalil dan hadits yang
mendalam sekalipun mereka tiu cap seorang guru atau seorang ulama dan penceramah, belum
tentu dapat memahami dalil dan nash dan hadits-hadits qudsyi yang mendalam dan yang penuh
dengan liku-likunya memang sulit kalau tidak ada pertolongan, Ilham dari Tuhan robbul alamin.
Kalau hanya menggunakan akal manusia semata, bangkrutlah yang akan bertemu.

Jadi yang utama sekali dalam menggali ilmu ketuhanan itu ialah tumpahan ilham dari alam goib
dan jangan mengartikan ayat-ayat al-Qur’an dan al-hadits menurut seleramu sendiri, karena ayat-
ayat suci al-Qur’an itu mengandung empat arti dan makna dan pengertiannya. Kalau mengajinya
hanya selapis saja memang sulit untuk mencari kebenaran mutlak maka dari itu wahai sekalian
penuntut camkanlah selama akalmu masih bergelimang dalam nafsumu selama itu pula shaiton
selalu mengkuti jejakmu.

Bagaimanakah mengatasi yang demikian ? untuk megatasi dalam perjuangan pertama ialah :
menyerah bulat-bulat dengan tak ada sak wasangka lagi. Mohonlah doamu supaya hatimu
beroleh petunjuk.

Firman allah kepada nabi adam a.s

74
Wahai engkau adam, diperintahkan olehmu menjadi utusan tetapi engkau sekarang jangan
ma’rifat kepadaku dulu, pengetahuanmu tiu biarlah dahulu wujudmu itu sendiri. Sebab ujudmu itu
sebagai kenyataan adanya aku. Dalilnya adanya : wallahu bathinul insan johirullah.

Artinya : johir Tuhan ada dimanusia dan bathin manusia ada di Tuhan. Dan sholatmu itu dua
rakaat. Yaitu pada waktu subuh apakah sebabnya jadi dua rakaat ? sebabnya ialah adanya
nyawa dan ujud.

Firman Allah kepada nabi Nuh a.s

Wahai engkau Nuh, aku perintahkan engkau menjadi utusanku, tetapi engkau jangan ma’rifat
dulu kepadaku, ketahui siapa dulu olehmu : bahwa pendengaranmu itu adalah pendengaranku,
dalilnya sama dengan adam dan engkau sholat empat rakaat pada waktu johor. Apakah
sebabnya jadi empat rakaat ? sebabnya ialah engkau punya telinga dan dua kaki.

Firman Allah kepada Nabi Ibrahim a.s

Wahai engkau Ibrahim, kuperintahkan engkau jadi utusanku, tetapi engkau jangan ingin ma’rifat
kepadaku dahulu. Ketahui saja dahulu bahwa penglihatanmu itu adalah penglihatanku dan
sholatmu empat rakaat ashar. Demikianlah tentang sholat ashar.

Firman Allah kepada Nabi Musa a.s

Wahai engkau Musa kujadikan engkau utusanku, tetapiengkau jangan ingin tahu dahulu kepada
zat dan sifatku. Ketahui saja bahwa pengucapmu itu sesungguhnya adalah pengucapku. Dalilnya
sudah ada yaitu kalam mutakalimun. Sholatmu ada tiga rakaat pada waktu maghrib, yaitu mulut,
punya lisan dan memiliki arti yang tak salah lagi.

Firman Allah kepada Nabi Isa a.s

Wahai nabi Isa, engakau adalah utusanku, dan engkau tak usah ma’rifat kepadaku dulu, atau
engkau ingin tahu tentang zatku ketahui saja bahwa nafasmu itu sendiri. Itu adalah kenyataan
hidupku ini pasti, dan engkau harus sholat empat rakaat pada waktu isa. Sebab di dirimu itu ada
dua lobang hidung, sebagai bukti nyata dari padaku, dan punya darah. Sebab darah itu nanti mati
(beku), dan nafasmu habis hilang. Jadi dapatlah kita simpulkan bahwa sholat lima waktu itu
sudah terhimpun pada diri.

Baikah hamba susun seperti di bawah ini. Inilah sholat yang 17 rakaat itu pada diri kita.

1. 1. Nyawa 11. mulut

2. 2. Ujud 12. lisan

3. 3. Telinga kanan` 13. Arti yang tak salah lagi

75
4. 4. Telinga kiri 14. Lobang hidung kanan

5. 5. Kaki kanan 15. Lobang hidung kiri

6. 6. Kaki kiri 16. nafas

7. 7. Mata kanan 17. darah

8. 8. Mata kiri

9. 9. Tangan kanan

10. 10. Tangan kiri

Demikianlah adanya usul sholat 17 rakaat yang ada pada diri kita masing-masing. Inilah
sebenarnya sholat (ingat) ingatlah selalu jangan lupa pada asalnya.

Ma’rifat ada tiga bagian

Pertama : ma’rifat sariat

Kedua : ma’rifat tharikat

Ketiga : ma’rifat hakikat

Apakah perbedaan antara tiga bagian itu :

Pertama : ma’rifat orang ahli sariat itu yaitu : mengenal segala hukum dan mubah, fardhu dan
sunat.

kedua : adapun ma’rifat orang dalil tharikat itu yaitu mengenal barang yang seni seperti: ria, ujud,
takbur, sum’ah, dan hasad dan Lainnya. Segala sifat mazmumah yang tercela oleh rasa dan
mengenal akan kasih sayang akan Allah Ta’ala kepada hambanya dan mengenal buruk dan baik
zahir bathin.

Ketiga : adapun ma’rifat orang ahli hakikat yaitu: antara antazzahu tasybih dan tiada terdinding
pandangan zahir dengan yang bathin dan sebaliknya tiada terdinding pandangan bathin akan
zahir. Demikianlah secara ringkasnya saja.

Apakah yang dinamakan sariat dan apapula hakikat ? sariat itu tubuh kita dan hakikat itu jiwa,
keduanya itu tiada boleh pisah atau bercerai walaupun kita sudah kembali kea lam baqa. Ruh
dan badan tiada tiada boleh pisah. Sebab sudah senyawa di dalam badan atau di dalam rasa.
Jadi siapa sariat semata dalam hidupnya, maka tiada harapan kumpul dengan ruhnya. Tetapi
kalau sudah sampai kepada hakikat tidak mungkin lagi terpisah dengan sifatnya (badannya).

76
Jadi bagi ahlul hakikat walau bagaimanapun jua bentuknya, tetaplah ia ada sariat inilah arti sariat
yang sejati dan mutlak, disini tidak ada tawar menawar lagi, titik.

Sariat tubuh, tharikat nafas, hakikat ruh, dan ma’rifat adalah sir. Inilah yang disebut af’al.Asma,
sifat, dan zat kesemuanya ada dalam diri kita lahir bathin. Dan inilah orang yang dahulu disebut:
pandanagn, pengrasa, pengucap, dan pencium. Kesemua itu bersatu atau bersamaan di dalam
di dalam rasa. Jadi siapa sudah mengembalikan hak ta’ala yaitu rasa, maka dialah yang merasa
di dalam rasanya da siapa masih betah dalam rasa adam, maka tempatnya d neraka karena rasa
itu ada tiga martabat, 1. Rasa allah 2. Rasa Muhammad 3. Rasa adam. Demikianlah yang
sebenarnya yang dapat hamba sampaikan, dan pilihlah sendiri-sendiri.

Iman dan Islam

Adapun islam itu sariat, dan iman itu hakikat, atau dengan kata lain ialah islam itu zahir dan iman
itu bathin, dan bisa juga disebut islam itu tubuh dan iman itu ruh/nyawa, jadi kalau kita
kembalikan kepada asalnya yaitu: ruh dan jasad kembali kepada nur Muhammad dan nur
Muhammad itu jadi daripada kudrat dan iradatnya. Kalau demikian adanya nyata kepada kita

bahwa nur Muhammad itu jadi daripada nur zat nyata benar bahwa zat itulah bermula sgala ujud.
Zat itulah bermula segala ujud tidak ada yang ujud hanya allah dan perbuatan allah ta’ala. Jadi
nur Muhammad itu tadi disebut juga dengan hakikat alam, Muhammad, dan hakikat Muhammad
ialah hakikat alam. Jaid nyata kepada kita bahwa ujud alal dan ujud allah, dan ujud allah ain ujud
alam ialah adalah hakikat alam. Jadi alam dan tuhan ialah satu (rahasia). Kalau demikian adanya
maka ini dengan alam seluruhnya adalah satu rahasia di kesimpulannya adalah: allah,
Muhammad, adam ialah satu rahasia insane kamil pun allah jua. Muhammad dan adam pun
pada hakikatnya, jadi ada hakikatnya manusia ini tuhan dalam rahasia. Syarat a dalam beramal.
Yang sebenarnya syarat syah beramal ialah: khusyu, ikhlas, dan ikhsan (ma’rifat)

Baiklah kita ambil pertengahan saja dahulu ikhlas ada tiga martabat/tiga bagian:

1. Ikhlas orang mubtadi

2. Ikhlas orang mutawasit

3. Ikhlas orang muntahi

1. Ikhlas orang mubtadi itu ialah; suci daripada riya, ujud sum’ah dan tujuannya hanya semata
karena allah ta’ala. maksud dan tujuannya untuk masuk surge dan takut akan neraka. Jenisnya
ingin pahala dan menjauhi akan segala dosa.

2. Ikhlas orang mutawasit itu ialah:

77
Maha suci dari riya dan sum’ah hanya semata karena allah dan tidak inign pahala, hanya
mengerjakan suruh dan meningkatkan tengah.

3. Ikhlas orang muntahi itu ialah: tiada menilik baginya dari atau amal lainny, hanya memandang
fi’il hakiki kelakuan allah ta’ala pada dirinya.

Dan mereka tiada merasa lagi ada ujudnya sendiri, semuanya fana zahir dan batinnya.
Kehendaknya adalah tidak bersalahan dengan kehendak tuhannya pandangannya manuggal
dengan pandangan tuhannya. Kemauannya telah menunggal dengan kemauannya atau
tuhannya dan dia seujud, senyawa, serasa, serasi dan serahasia dengan tuhannya. Tuhan
menjadi matanya untuk melihat, telinganya untuk mendengar dan lidahnya untuk berkata-kata.
Dia menjadi wali allah dan allah menjadi walinya. Demikianlah orang yang duduk pada golongan
muntahi itu tadi. Inilah yang dimaksud dengan ikhlas, atau khusu dan ikhlas, dan ihsan. Inilah
maqam ahlul akhirat namanya. Untuk menjalani ke maqam muntahi ini kita harus sabar dan ridha
apa kehendak allah ta’ala saja dan harus menjalani maqam/martabat yang tiga itu seperti yang
diterangkan di atas tersebut. Demikianlah keterangan ini.

—oo0oo—

Rahasia – Ma’rifat

Adapun rahasia itu didalam hati, dan hati itu didalam puat, puat itu didalam jantung, dan jantung
itu di dalam rahasia allah.

Tetapi hati, puat, jantung itu sudah lebur kedalam rahasia allah. Jadi tuhan itu tiada bertempat
dan tiada ditempati oleh makhluk siapa yang sangka bahwa tuhan itu bertempat di hati, di puat, di
jantung, di arsy, di langit, di surge, atau di manusia, maka rang itu kafir.

Atau rahasia ma’rifat itu tidak terpakai lagi kata-kata yang bagaimanapun, sebab kalau kita masih
berpegang kepada kata-kata maka kata-kata itulah yang jadi dinding. Dan yang disebut rahasia
allah itu tadi, pertama rahasia yang berada di dalam jantung itulah yang bernama allah. Dan yang
demikian bernama rahasia allah, dan kehendaknya, kehendak allah inilah yang berada dalam
puad, dan inilah yang bernama rasa. Karena disitulah tempat akan segala kehendak allah, lahir
atau bathin. Sekali lagi janganlah dipahami bahwa tuhan itu bertempat kepada manusia, atau
manusia bertempat kepada tuhan. Untuk membuktikan hilangnya rasa itu. lihatlah contoh orang
yang sedang tidur. Semuanya tiada merasa apa-apa lagi. Apalagi yang disebut in itu sudah tidak
ada. Dari itu janganlah lagi akhluk berkehendak, jangan lagi ada Ingatanmu, dan dirimupun tiada.
Maka yang ada itupun hanya hayat jua adanya. Jadi, disini adalah rahasia allah itu jad iradat
kepada insane dan kepada hayawan, sekiranya jika rahasia allah itu dan iradat allah zahir dan
bathin, tidak ada maka disitulah manusia menganggap ada perbuatan dirinya sendirinya.
Disinilah hawa nafsu menunggangi manusia. Bukan manusia menunggangi nafsu, tapi nafsulah

78
yang beraku-aku itu dalam setiap kejapan mata. Aku haramkan mulutku, aku kapirkan hatiku, bila
aku masih beraku-aku dengan hawa nafsu yang tercela atau dengan nafsu akuan makhluk aku
sebagai si penyusun kitab ini bertanggung jawab atas kata-kataku tadi. Siapa yang hendak
mengambil boleh dan siapa yang menolakpun boleh.

Tidak ada pakaian dalam agama allah.

Seorang wali itu tidak beraku-aku lagi kecuali dengan akuan allah. Bulanlah engkau yang beraku-
aku.

Dikata engkau beraku-aku tepi allahlah yang beraku-aku tiada engkau beraku-aku. Jadi yang
beraku-aku dikala itu adalah rahasia allah, bukan engkau dalilnya: wama romaita idjromaita,
walakinnallah aroma. Artinya: bukanlah engkau yang melempar dikala engkau melempar, tapi
allahlah yang melempar dikala engkau melempar. Pahamkah.

—oo0oo—

Yang Sebenar Diri

Yang sebenar benar diri itu nyawa

Yang sebenar benar nyawa itu ruh.

Yang sebenar benar ruh itu nur Muhammad

Yang sebenar benar nur Muhammad itu sifat

Yang sebenar benar sifat itu zat (zat hayat)

Yang sebenar benar zat itu diri

Yang sebenar benar sifat itu rupa

Tapi bila kita mendakwa kepada ruh, maka teruskanlah kepada zat dan sifat allah. Supaya
jangan terdinding kepada allah apabila sudah kita tembuskan kepada zat dan sifat allah, itulah
tubuh orang ma’rifat yang sebenarnya. Kalau sudah sampai kepada diri yang sebenarnya atau
diri bathin, barulah bathin dapat melihat bathin. Disini dapatlah orang yang sampai itu melihat
perjalanan ruh/rohani. Adapun yang disebut roh idhofi itu berbadan Muhammad. Disini hamba
tambahkan pula tentang nama-nama roh yang patut dikenal: seperti roh idhofi, roh mukayyat, dan
roh mutlak. Dan yang pertama tadi disebut roh idhofi. Dan yang disebut roh/nyawa itu tadi disebut
juga roh mukayyat. Yang disebut roh mutlak itu adalah roh robbani itu adalah roh tuhan allah.

Kalau orang yang hanya sampai kepada roh mukayyat atau yang disebut nyawa itu: artinya yang
belum meneruskan kepada zat dan sifat allah ta’ala.

79
Maka orang yang telah meneruskannya kepada zat dan sifat allah itulah yang disebut roh mutlak.
Atau lazim disebut oleh kaum sufi dengan ruhul kudus atau ruhul haq, ruhul amin.

Jadi seorang wali allah yang berada pada tingkat atas darinya bertubuh sir, dan berubah-ubah
tuhan. Yang disebut sir dan roh itu ialah : zat allah dan sifat allah. Dengan adanya zat dan sifat
itu lalu kita ingat kepada kalimah yang berbunyi ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah. Disini ada dua huruf,
yaitu huruf alif dan huruf ha. Alif itu berarti ujud, dan h itu berarti hayat. Tiap-tiap hayat tentunya
dengan ujud. Setiap ujud dan hayat, pasti dengan namanya pula. Dan setiap ada ujud, hayat dan
asma, tentu ada af’al jadi susunannya yang sebenarnya itu adalah : zat, sifat, asma, dan af’al
itulah yang bernama allah dan akhirnya kalimah la illha ilallah itulah yang bernama zat sifat asma
dan af’al. inilah rahasia bathin dan zahir syariat dan hakikat. Hamba dan tuhan, abid dan ma’bud,
khalik dan makhluk. Zat dan sifat tiada boleh pisah, begitu juga tidak boleh sekutu. Ia seperti naïf
dan isbat jua adanya dan masa lalinya rasa, kita lupa dan kita tidak ingat lagi yang sebagai
macam, itulah yang bernama idhafat ma’allah artinya : hilang semuanya dan tidak ketinggalan
walau sebesar atom. Maka ini hamba disebut dengan makam : penelanjangan tuhan. Sekarang
baiklah kita teruskan kepada membicarakan tentang yang lainnya. Adapun cita-cita dan rasa
perasaan masalah berbagai bathin dan zahir sekalian tubuh itu lahir dan bathin. Sebab karena

yang dipuji itu jatuhnya kepada tubuh bathin dan zahir. Inilah jadinya kedalam diri kita, bilangan
tatkala allah ta’ala itu bersifat dengan sifat, kata ain. Jadi kesimpulannya ialah yang memuji ia
yang dipuji. Ia yang menyembah dan ia juga yang disembah. Karena ahadiyah, wahdah, dan
wahadiah adalah Esa. Jadi disini boleh di kata : puji qadim bagian qadim, puji hadist bagi qadim.
puji qadim bagi hadits. Dan puji hadits bagi hadits. Bagi orang yang paham tentan rahasia
ma’rifat itu, tidak ada lagi syakan ragu atas kata-kata yang diatas ini tadi sebab dalam ilmu
hakikat ada kesimpulan yang berbunyi wahadiah, wahdah, wahidiyah, adalah Esa. Jadi
Muhammad, adam adalah Esa.

Kamilpun allah jua. Muhammad dan adapun ada hakikatnya : jadi pada hakikatnya manusia ini
adalah rahasia Tuhan menurut bentuk dan surahnya sendiri. Makadari itu tuhan memerintahkan
kepada malaikat supaya sujud kepada adam a.s.

KHALIK DAN MAKHLUK

Beberapa kesimpulan

Asal kata makhluk diambil dari kata-kata halq dan kata-kata halq diambil dari kata khaliq. Dan
kata-kata khalik itu adalah khalik. Jadi asal dari khalik kembali lagi kepada khalik. Innalillahi wa
inna ilaihi rojiun. Datang dari allah kembali kepada allah. Awalnya allah, dan akhirnya allah.
Awalnya tuhan dan akhirnya tuhan. Awalnya tidak ada permulaannya dan akhirnya puntidak ada
penghabisannya.

80
Kalau ma’rifat kita sudah ta’zimullah, yaitu :

Tilik seorang arif itu akan kebesaran dan kemuliaan dan keagungan tuhan allah azza wazalla jua
adanya maka intisari dari pada itu adalah segala makhluk itu adalah khalik, dan khalik itu
sebaliknya. Dalilnya : syhudul kasrah til wahdah dan syuhudul wahdah fil kasrah, akhirnya
syuhudul wahdah fil wahdah. Demikianlah pandangan seorang arifin billah. Jadi kesimpulannya
adalah : semua itu allah dan allah itu semuanya inilah yang disebut wahdah al-ujud atau
kesatuan ujud. Jadi hamba dapat menyimpulkan pula bahwa allah adalah hakikat alam.

Apakah yang dimaksud Azzazatullah

Baiklah hamba uraikan secara ringkas saja bagi orang yang telah ma’rifat zat, tiadalah baginya
permulaan dan penghabisan.

Pandangannya jauh berbeda dengan pandangan orang yang hanya berada dengan pandangan
tingkat bawah. Orang demikian berpandangan bahwa ia melihat allah setiap kejapan mata dan
dalam setiap sentuhan hatinya yang disebut mata hati itu bukannya ia nya. Sebab mata lahir dan
mata hati itu hanya asma jua adanya disini mata bathin melihat bathin. Dan mata hati itu sudah
lebur kedalam fana. Jadi pandangan yang tertinggi sekarang ini adalah kembali kepada mata
zahir jua dahulu. Hingga mata bathin, sebab tiada kebilangan hakikat itu tanpa syariat/ zahir dan
tiada kebilangan sariat itu tanpa hakikat/bathin. Kesimpulannya adalah : zahir ia yang bathin, dan
bathin ia yang zahir, sebab awal dan akhir itu adalah rahasia insan. Maka dari pada itu
pandangan akhir jua pandangan awal. Disinilah letaknya rahasia allah / insan, dan rahasia allah
adalah rahasia insan. Rahasia insan dan rahasia allah itu disebut juga dengan sirullah atau
sirullahzat atau zat ilahiah.

Zat ilahiah itu yaitu diri bathin dan zahir. Zahir tuhan ada dimanusia dan bathin manusia ada di
tuhan. Dengan kata lain yaitu : johirnya makhluk dan bathinnya tuhan dan
zahirnya……..bathin……..

Jadi hendaklah diketahui akan sirullah didalam ujud insan dari kita ini. Sekira kira ujudullah berdiri
dihadapanmu dengan nyata dan jelas. Hilangkan dan lenyapkan ujudmu. Niscaya ujudullah
berdiri dengan kedirianmu.

Tak ada ujud bagimu, lahir dan bathinnya, kecuali itu hanya ujudullah jua yang ada.

Ujud kesegalaan ini hanya ujud hayal, bukan sebenarnya ujudullah ada pada setiap diri : dan ada
pada setiap manusia dan seluruh makhluk. Tetapi disini memerlukan perincian yang mendalam.
Jadi siapa masih melihat kepada dirinya seumur hidupnya tidak akan bertemu dengan tuhannya.
(tidak akan melihat kepada tuhannya). Siapa yang melihat kepada tuhannya niscaya tiada lagi
melihat kepada dirinya sendirinya. Tiada lagi melihat makhluk yang terlihat hanya tuhannya. Itu

81
menunjukkan tidak lagi melihat dirinya dengan kekuatan dalil yang nyata yaitu : ROBBI BI
ROBBI.

Melihat tuhannya dengan tuhannya.

Mengenal tuhannya dengan tuhannya.

Demikianlah tentang ujudillah itu tadi.

Beberapa Bentuk Zikir

Dalam ajaran tasauf ada beberapa bentuk zikir walaupun umpamanya berlainan antara saufi ini
dan saufi itu, atau guru ini, dan guru itu, semuanya disebut zikir jua. Bagi penelitian hamba yang
daif lagi hina in, semua bentuk zikir itu baik hanya ada beda dalam sebutannya dan hurufnya.
Tapi semua itu adalh zikir. Tetapi yang penting disini bukan huruf dan suara akan tetapi isinya
apakah zikirnya kosong, atau isi, itulah yang menjadi nasa allah. Dalilnya adalah : laya’ zikrullah
ilallah, artinya : tiada menyebut allah hanya allah, inilah ainnya. Sekarang zikir yang hendak
menangkap burung nuri seekor. Umpamanya kita berzikir mangata : hu allah, hu allah. Itu
ibaratnya menangkap burung tertangkap ekornya.

Mengata : allahu, allahu, baru tertangkap bulunya saja

Mengata : allah, allah, tertangkap kakinya saja

Mengata : la ilalaha ilallah zatullah tertangkap kepala

Mengata : la ilaha ilallah hak, tertangkap paruhnya

Mengata : la ilaha ilallah nurul hak, tertangkap dadanya.

Mengata : lahu, lahu, tertangkap lehernya

Mengata : la, la, la tertangkap sayapnya saja

Mengata : hu, hu, hu tertangkap suaranya saja

Mengata : ah, ah, ah tertangkap keindahannya saja.

Ahirnya : la hurupin wala sautin : baru tertangkap saikungan

Artinya : diam

bersambung..
Share this:

82

Anda mungkin juga menyukai