Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SYAHADAT SEBAGAI ARTIKULASI KOMITMEN KEPADA ALLAH


SWT DAN KEHARUSAN KOMITMEN AKADEMIK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam yang dibimbing oleh Prof. Dr.
Made Saihu. M.Pd.I

OLEH :

Nihaya Ramadhani (101321040)

Maudi Rahmah Az-Zari (101321078)

Saddam Abdul Jabbar (101321094)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI

UNIVERSITAS PERTAMINA

2023
DAFTAR ISI

COVER ..........................................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 2

LATAR BELAKANG .............................................................................................. 2

RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 3

IDENTIFIKASI MASALAH .................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 4

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 12

KESIMPULAN ....................................................................................................... 12

BAB IV LAMPIRAN .............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga
manusia. Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup
manusia. Syahadat adalah salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa
syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada pula
islam dalam kehidupan manusia.
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam.
Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad
tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah
sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa
Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam.
Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah
rangkaian utuh yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam
untuk hanya mengimani salah satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya
mengakui Allah saja namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad saw,
begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas
Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah
mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan syahadat?
2. Bagaimana posisi, pengaruh, dan aktualisasi syahadat dalam kehidupan?
3. Apakah syarat syahadat dan penyebab batalnya syahadat?
4. Apa yang dimaksud dengan komitmen kepada Allah SWT?
5. Mengapa kita diharuskan untuk berkomitmen kepada akademik?
C. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengetahui pengertian syahadat
2. Mengetahui posisi, pengaruh dan aktualisasi syahadat dalam kehidupan
3. Mengetahui syarat syahadat dan penyebab batalnya syahadat
4. Mengetahui komitmen apa saja yang harus dipenuhi kepada Allah SWT
5. Mengetahui alasan mengapa diharuskan untuk berkomitmen kepada
akademik
BAB II

PEMBAHASAN

Syahadatain atau dua kalimah syahadat merupakan kalimat yang utama dan
pertama yang harus diucapkan dan dipahami apabila seseorang masuk Islam dan bagi
seluruh umat Islam pada umumnya. Syahadatain ini mengandung dua pengertian yang
sangat mendasar yaitu bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad SAW adalah
Rasulullah. Bagi seseorang yang mengucapkan kalimah syahadat ini ada 3 syarat yang
diperlukan agar syahadatnya diterima oleh Allah SWT yaitu: mengetahui maknanya
dengan benar, membenarkan dengan sungguh-sungguh di hati (tashdiq), dan ikhlas
yakni mengerti apa yang dia persaksikan dengan benar. Dua kalimat syahadat ini
merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Ini berarti bahwa apabila
seseorang bersaksi tiada Ilah selain Allah maka ia juga harus mempercayai bahwa
Muhammad SAW adalah pembawa risalah yang harus diikuti.

Syahadat merupakan rukun Islam pertama dan merupakan syarat untuk menjadi
seorang muslim. Dengan mengucapkan syahadat, seseorang secara resmi masuk dalam
agama Islam dan menjadi bagian dari umat muslim. Syahadat juga merupakan dasar
dari keimanan seseorang, dan tanpa keyakinan pada syahadat, tidak mungkin terdapat
keimanan yang benar. Posisi syahadat dalam kehidupan ialah sebagai pondasi seorang
mukmin, karena tanpa kalimat syahadat Rukun Islam lainnya akan runtuh begitu juga
dengan Rukun Iman. Rasulullah SAW juga mengibaratkan islam sebagai sebuah
bangunan, untuk berdirinya sebuah bangunan tersebut dibutuhkan 5 tiang pokok, yakni
Syahadatain, Shalat, Shaum, Zakat, dan Haji ke Baitullah.
Syahadat sendiri memiliki beberapa syarat sah, yaitu:
Ilmu

Maksudnya adalah ilmu tentang makna kalimat syahadat yang mengandung


peniadaan dan penetapan, yang menghilangkan kebodohan tentang hal tersebut.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surah Muhammad ayat 19 yang


artinya, “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak)
melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang
mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan
tempat tinggalmu.” (QS. Muhammad:19).

Yakin

Maksudnya adalah keyakinan yang menghilangkan keraguan, sehingga setiap


orang yang mengucapkan kalimat syahadat yakin dengan apa yang dikandung oleh
kalimat tersebut secara pasti. Karena sesungguhnya keimanan itu tidak akan
bermanfaat kecuali dengan ilmu yang yakin, bukan prasangka.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 15 yang


artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang
yang benar.” (QS. Al-Hujurot:15).

Menerima

Maksudnya adalah menerima maksud yang ada didalam dua kalimat syahadat
dengan sepenuh hati tanpa penolakan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surah
An-Naml ayat 89 yang artinya, “Barang siapa yang membawa kebaikan, maka ia
memperoleh (balasan) yang lebih baik daripadanya, sedang mereka itu adalah orang-
orang yang aman tenteram dari kejutan yang dahsyat pada hari itu.” (QS. An-
Naml:89).
Dalam Shohih Bukhori, dari Abu Musa radhiallahu’anhu, dari Nabi shalallahu
‘alaihi wa salam, beliau bersabda yang artinya: “Sesungguhnya permisalan Allah Azza
wa Jalla dengan apa-apa yang ada padaku dari petunjuk dan ilmu ini adalah bagaikan
hujan yang membasahi bumi. Ada di antara bumi yang subur, ia dapat menerima air,
menumbuhkan pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan yang banyak. Ada pula bumi yang
tidak subur, ia tidak dapat menerima air tesebut, namun Allah memberikan manfaat
bagi manusia, hingga mereka dapat minum darinya dan menggembalakan ternaknya.
Dan ada pula bumi lain yaitu padang pasir yang tidak bisa menerima air dan tidak
pula dapat menumbuhkan pohon-pohonan. Maka demikianlah permisalan bagi siapa
yang paham terhadap agama Allah dan dapat mengambil manfaat dari apa-apa yang
Allah mengutusku dengannya maka dia mengetahui dan mengajarkannya. Dan
permisalan bagi siapa yang tidak mengangkat kepalanya dengan hal itu dan tidak
menerima petunjuk Allah yang aku diutus dengannya”.

Taat/patuh

Maksudnya adalah kepatuhan terhadap apa yang dikandung oleh kalimat


syahadat dan tidak menyelisihinya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Az-
Zumar ayat 54 yang artinya, “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah
dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat
ditolong (lagi).” (QS. Az-Zumar:54).

Serta dalam Surah Luqman ayat 22 yang artinya, “Dan barang siapa yang
menyerahkan wajahnya (dirinya) kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat
kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan
hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.” (QS. Luqman:22)

Maksud dari “berpegang kepada buhul tali yang kokoh” adalah berpegang
kepada kalimat laa ilaaha illallaah dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala
urusan. Adapun makna “menyerahkan wajahnya” adalah taat. Sedangkan makna
“sedang dia orang yang berbuat kebaikan” adalah orang yang bertauhid.
Jujur

Yakni kejujuran yang menolak kedustaan, maksudnya adalah mengucapkan


kalimat syahadat dengan jujur dari hati dan lisannya. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam Surah Al-Ankabut ayat 1-3 yang artinya, “Alif laam miim Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang
mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut:1-3)

Ikhlas

Maksud ikhlas adalah memurnikan amal dengan niat yang benar dari segala
bentuk kesyirikan. Sebagaimana firman ALlah SWT dalam Surah Az-Zumar ayat 3
yang artinya, “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah
dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki
orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS Az-Zumar:3).

Dalam Shohih Bukhari, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, dari Nabi


shalallahu ‘alaihi wa salam, beliau bersabda yang artinya, “Manusia yang paling
bahagia dengan syafaatku adalah mereka yang mengucapkan laa ilaha illallaah ikhlas
dari hati atau jiwanya.”
Sebagai umat muslim yang taat, sudah seharusnya kita diwajibkan untuk
berkomitmen atau taat kepada Allah SWT. Mulai dari menjalankan segala perintahnya
serta menjauhi segala larangannya. Komitmen kepada Allah SWT adalah suatu bentuk
pengabdian dan rasa tanggung jawab seseorang terhadap Tuhan dan agama yang
dianutnya. Hal ini dapat diwujudkan melalui berbagai amalan seperti sholat, membaca
Al-Qur'an, bersedekah, berpuasa, dan lain sebagainya. Dengan memiliki komitmen
yang kuat kepada Allah SWT, seseorang diharapkan dapat mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat serta mendapatkan ridha Allah SWT.

Kita sebagai mahasiswa selain berkomitmen kepada Allah SWT, kita juga harus
komitmen kepada Akademik kita. Karena dengan kita berkomitmen pada akamedik
berarti kita bertanggung jawab terhadap nilai-nilai akademik kita. Selain itu juga
dengan kita melibatkan Allah SWT dalam menjalankan perkuliahan, kita akan diberi
kemudahan oleh Allah SWT untuk menghadapi segala permasalahan yang ada.
Berkomitmen pada akademik berarti seseorang berusaha untuk memaksimalkan
potensi dirinya dalam mencapai tujuan akademik yang telah ditentukan, seperti
mendapatkan nilai yang baik, memperoleh pengetahuan yang luas, dan meningkatkan
kemampuan diri.
BAB III

KESIMPULAN
Syahadatain atau dua kalimah syahadat merupakan kalimat yang utama dan
pertama yang harus diucapkan dan dipahami apabila seseorang masuk Islam dan bagi
seluruh umat Islam pada umumnya. Syahadatain ini mengandung dua pengertian yang
sangat mendasar yaitu bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad SAW adalah
Rasulullah.

Dengan mengucapkan syahadat, seseorang secara resmi masuk dalam agama


Islam dan menjadi bagian dari umat muslim. Syahadat juga merupakan dasar dari
keimanan seseorang, dan tanpa keyakinan pada syahadat, tidak mungkin terdapat
keimanan yang benar. Posisi syahadat dalam kehidupan ialah sebagai pondasi seorang
mukmin, karena tanpa kalimat syahadat Rukun Islam lainnya akan runtuh begitu juga
dengan Rukun Iman. Rasulullah SAW juga mengibaratkan islam sebagai sebuah
bangunan, untuk berdirinya sebuah bangunan tersebut dibutuhkan 5 tiang pokok, yakni
Syahadatain, Shalat, Shaum, Zakat, dan Haji ke Baitullah. Syarat sah syahadat antara
lain:
• Berilmu
• Meyakini
• Menerima
• Mentaati
• Jujur
• Ikhlas

Komitmen kepada Allah SWT adalah suatu bentuk pengabdian dan rasa
tanggung jawab seseorang terhadap Tuhan dan agama yang dianutnya. Dengan
memiliki komitmen yang kuat kepada Allah SWT, seseorang diharapkan dapat
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat serta mendapatkan ridha Allah SWT.
Kita sebagai mahasiswa selain berkomitmen kepada Allah SWT, kita juga harus
komitmen kepada Akademik kita. Karena dengan kita berkomitmen pada akamedik
berarti kita bertanggung jawab terhadap nilai-nilai akademik kita. Selain itu juga
dengan kita melibatkan Allah SWT dalam menjalankan perkuliahan, kita akan diberi
kemudahan oleh Allah SWT untuk menghadapi segala permasalahan yang ada.
Berkomitmen pada akademik berarti seseorang berusaha untuk memaksimalkan
potensi dirinya dalam mencapai tujuan akademik yang telah ditentukan, seperti
mendapatkan nilai yang baik, memperoleh pengetahuan yang luas, dan meningkatkan
kemampuan diri.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Awwam, Qommarudin. (2014). Air Mata Syahadat. Tanggerang: Cakrawala


Nusantara Group Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia Ke-15 Tahun
2019, 122-127.

Daradjat, Zakiah, Dasar-Dasar Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1996

Elmubarok, Zaim. engenal

Hawwa, Sa’id Al-Islam. Syahadatain dan Fenomena Kekufuran, Jakarta Al-Ishlahy,


1990.

http://ilhamsazili.blogspot.com/2016/09/pengaruh-syahadat-dalam-kehidupan.html
Diakses pada tanggal 17 Maret 2023.

https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/yaqhzan/article/view/2130 Diakses
pada tanggal 18 Maret 2023

https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/50184/komitmen-seorang-muslim-terhadap-
islam Diakses pada tanggal 19 Maret 2023

https://minanews.net/realisasi-komitmen-pada-dua-kalimat-syahadat/ Diakses pada


tanggal 19 Maret 2023

https://muslim.or.id/28007-7-syarat-diterimanya-dua-kalimat-syahadat.html Diakses
pada tanggal 19 Maret 2023

Anda mungkin juga menyukai