Khotimah (204220245)
Karnila (204220263)
2023
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayahnya sehingga kelompok kami masih diberikan kesehatan, kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik pada tepat waktu. Makalah yang berjudul “Dua
Kalimat Syahadat’’di sussun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Aqidah dan
Akhlak MI. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini bisa membantu dan menambah
wawasan bagi yang membacanya, amin.
Penulis mengharapkan semoga dari makalah ini para pembaca semua dapat
memahami dan mangambil manfaatnya. Semoga penulis bisa membuat makalah-makalah
yang lebih baik kedepannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………..2
BAB I (pendahuluan)……………………………………………………………………3
A. Latar belakang…………………………………………………………………….4
B. Rumusan masalah………………………………………………………………….5
C. Tujuan………………………………………………………………………………5
BAB II (pembahasan)……………………………………………………………………..6
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………11
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Syahaadatain atau dua kalimat syahadat merupakan kalimat yang sudah tidak
asing lagi bagi umat Islam. Kita selalu menyebutnya seetiap hari, misalnya ketika
shalat dan adzan dan sering diucapkan oleh umat Islam dalam berbagai keadaan.
Umumnya kita menghafal dua kalimat syahadat dan dapat menyebutnya dengan fasih,
namun yang menjadi pertanyaansejau manakah makna dari kalimat ini dipahami dan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah tersebut perlu dijawab dengan kenyataan yang ada. Tingkah laku
umat islam yang terpengaruh dengan jahiliyah atau cara hidup Barat yang memberi
gambaran bahwa syahadat tidak memberi pengaruh pada dirinya seperti tidak
menutup aurat, melakukan perkara yang dilarang dan meniggalkan yang diperintah-
Nya, memberi kesetiaan dan taat bukan kepada Islam, dan mengingkari rezeki atau
tidak menerima sesuatu yang dikenakan kepada dirinya. Contoh ini adalah wujud dari
seseorang yang tidak memahami syahadat yang dibacanya dan tidak mengerti makna
yang sebenarnya dibawa oleh syahadat tersebut.
Kalimat syahadat merupakan pilar utama dan ladasan penting bagi rukun
islam. Tanpa syahadat maka rukun Islam lainnya akan runtuh begitu pula dengan
rukun Imam. Tegaknya syahadat dalam kehidupan seorang individu maka akan
menegakkan ibadah dan agama dalam hidup kita. Dengan syahadat maka wujud sikap
ruhaniah yang akan memberikan motivasi kepada tingkah laku fisik dan akal pikiran
serta motivasi kita untuk melaksanakan rukun Islam lainnya.
Menegakkan Islam maka harus menegakkan rukun Islam terlebih dahulu, dan
untuk tegaknya rukun Islam maka mesti tegak syahadat terlebih dahulu. Rasulullah
SAW mengisyaratkan bahwa Islam itu bagaikan sebuah bangunan. Untuk berdirinya
bangunan Islam itu harus opang oleh 5(lima) tiang pokok yaitu syahadatain, shalat,
puasa, zakat dan haji ke Baitullah.
4
B. Rumuusan masalah
1. Pengertian dua kalimat syahadat
2. Lafaz dua kalimat syahadat
3. Makna dua kalimat syahadat
4. Waktu mengucap dua kalimat syahadat
5. Isi kandungan dua kalimat syahadat
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dua kalimat syahadat
2. Mengetahui lafaz dua kalimat syahadat
3. Memahami makna dua kalimat syahadat
4. Mengetahui waktu mengucap dua kalimat syahadat
5. Memahami isi kandungan dua kalimat syahadat
5
BAB II
PEMBAHASAN
، َو َح ٌة اْثَنَتَب، َوِإَّنَناِء الَّز َناِد، َو إناِء الَّساَد ِة،َّنِبَي اِإْل ْساَل ُم َع َلٰى َخ ْم ٍس َش َهاَد ِة أن ال إله إال ُهللا َو َأَّن ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسوُلُه
َو َس َم وِم رمضان
“Islam itu dibangun atas lima (tiang ataupun rukun) : syahadat laa ilaaha illallah
(tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali hanya allah ta’ala) dan
Muhammad adalah hamba serta rasul-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.’’
Dalil untuk syhadat adalah sebuah ayat yang agung yang menunjukkan betapa
pentingnya syhadat, karena merupakan sebuah kesaksian yang sangat agung.
Persaksian yang agung adalah persaksian tauhid karena yang bersaksi adalah Allah
Subahanahu Wa Ta’ala dan para Malaikat bahwa tiada yang berhak disembah dengan
benar kecuali Allah semata. Syahadat menurut syari’at adalah pengakuan,
pembenaran dan keyakinan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah
‘Azza Wa Jalla tiada sekutu bagi-Nya. Sebagai pondasi, syahadat bahkan termasuk
penentu utama diterima tolaknya satu amalan yang dilakukan seorang muslim.
6
B. Lafaz Dua Kalimat Syahadat
َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َرُسْو ُل ِهللا
Artinya : Aku bersaksi bahwa tiada tuhan melaikan Allah. Dan aku bersaksi bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
7
Menurut buku Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah karya Fida' Abdillah dan
Yusak Burhanudin, ada waktu-waktu tertentu yang disyariatkan untuk mengucapkan
bacaan syahadat tersebut. Waktu mengucapkan bacaan syahadat adalah:
1. Ketika seseorang akan masuk Islam (mualaf)
2. Adzan dan iqomah ketika bayi baru lahir
3. Waktu sholat fardhu atau pun sunnah
4. Hendak meninggal dunia (sakaratul maut)
5. Adzan dan iqamah
E. Isi Kandungan Dua Kalimat Syahadat
Kandungan kalimat syahadat yang mempunyai arti “Saya bersaksi bahwa tiada
tuhan selain Allah, Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah’’.
a. Madlul Syahadah
Pernyataan (ikrar), yaitu suatu statemen seorang muslim mengenai
keyakinannya. Pernyataan ini sangat kuat karena didukung oleh Allah, malaikat, dan
orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang yang beriman). Hasil dari ikrar ini
adalah kewajiban kita untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang diikrarkan.
Sumpah (qosam) yaitu pernyataan kesediaan menerima akibat dan risiko apapun
dalam mengamalkan syahadah. Muslim yang menyebut asyhadu berarti siap dan
bertanggungjawab terhadap tegaknya Islam. Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah
kemunafikan dan tempat orang munafik adalah neraka Jahanam. Perjanjian yang
teguh (mitsaq) yaitu janji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan
terhadap semua perintah Allah yang terkandung dalam Kitabullah maupun Sunnah
Rasul.
b. Imam
Syahadah yang dinyatakan seorang muslim penuh kesadaran sebagai sumpah
dan janji setia ini merupakan ruh iman, yaitu :
Ucapan (qoul) yang senantiasa sesuai dengan isi hatinya yang suci. Perkataan maupun
kalimat yang keluar dari lidahnya yang baik serta mengandungi hikmah. Syahadah
diucapkan dengan penuh kebanggaan iman (isti’la-ul iman) berangkat dari semangat
isyhadu biannaa muslimin.
Membenarkan (tashdiq) dengan hati tanpa keraguan. Yaitu sikap keyakinan dan
penerimaan dengan tanpa rasa keberatan atau pilihan lain terhadap apa yang
didatangkan Allah.
8
Perbuatan (amal) yang termotivasi dari hati yang ikhlas dan kefahaman terhadap
maksudmaksud aturan Allah. Amal merupakan cerminan dari kesucian hati dan upaya
untuk mencari ridha Ilahi. Amal yang menunjukkan sikap mental dan moral Islami
yang dapat dijadikan teladan.
Ketiga perkara diatas tidak terpisahkan sama sekali. Seorang muslim yang tidak
membenarkan ajaran Allah dalam hatinya bahkan membencinya, meskipun kelihatan
mengamalkan sebahagian ajaran Islam adalah munafiq I’tiqodi yang terlaknat.
Muslim yang meyakini kebenaran ajaran Islam dan menyatakan syahadatnya dengan
lisan tetapi tidak mengamalkan dalam kehidupan adalah munafiq amali. Sifat nifaq
dapat terjadi sementara terhadap seorang muslim oleh karena berdusta, menyalahi
janji atau berkhianat.
c. Istiqomah
Keimanan seseorang muslim yang mencakupi tiga unsur di atas mesti selalu
dipelihara dan dijaga dengan sikap istiqomah. Istiqomah adalah konsisten, tetap dan
teguh. Tetap pada pendirian, tidak berubah dan tahan uji. Sikap istiqomah akan
melahirkan tiga hal yang merupakan ciri orang-orang beriman sempurna, yaitu:
Syaja’ah (keberanian) muncul karena keyakinan sebagai hamba Allah yang
selalu dibela dan didukung Allah. Tidak takut menghadapi tantangan hidup,
siap berjuang untuk tegaknya yang haq (benar). Keberanian juga bersumber
kepada keyakinan terhadap qadha dan qadar Allah yang pasti. Tidak takut
pada kematian karena kematian di jalan Allah merupakan anugerah yang
selalu dirindukannya.
Ithmi’nan (ketenangan) berasal dari keyakinan terhadap perlindungan Allah
yang memelihara orang-orang mukmin secara lahir dan batin. Dengan
senantiasa ingat pada Allah dan selalu berpanduan kepada petunjuk-Nya
(kitabullah dan sunnah), maka ketenangan akan selalu hidup di dalam hatinya.
afa’ul (optimis), meyakini bahawa masa depan adalah milik orang-orang yang
beriman.
Kemenangan ummat Islam dan kehancuran kaum kufar sudah pasti.
Mukmin menyadari bahwa amal perbuatan yang dilakukannya tidak akan sia-
sia, melainkan pasti dibalas Allah dengan pembalasan yang sempurna.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syahadat ( )الشهادةberasal dari bahasa Arab masdar dari syahida yang artinya ia
telah memberikan persaksian, memberikan ikrar setia, memberikan pengakuan.
Secara terminologi, syahadat diartikan sebagai pernyataan diri segenap jiwa dan raga
atas persaksian bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan
Allah (Rasul-Nya).
Adapun menurut istilah, ia maklum dimengerti sebagai urutan pertama dari
lima Rukun Islam yang wajib diamalkan oleh setiap Muslim. Syahadat terdiri dua
kalimat persaksian yang disebut dengan syahadatain yaitu: Asyhadu an-laa ilaaha
illallahaah ( )ا شهد أن ال إله إال هللاyang artinya “Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah’’,
Wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah ( )و اشهد أن محمد رسول هللاyang artinya:
“dan saya bersaksi bahwanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah’’.
Menurut penjelasan mayoritas ulama, syahadat termasuk dalam 5 rukun Islam
(Arkan-al-Islam )أركان اإلسالمatau rukun agama (arkan-ad-din )أركان الدينdan
ditampilkan pada rukun islam pertama. Melaksanakan syahadat hukumnya adalah
wajib bagi setiap muslim dan muslimah.
10
DAFTAR PUSTAKA
“Syahadat’’ Hidayatullah.9 Januari 2017 feb.20
“Makna Dua Kalimat syahadat’’ www.datdut.com, 1Agustus 2017 feb. 20
Web Abu Zuhriy, 2017 Agustus 2009 feb. 20
11