Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK

“SYAHADAT”

Mata Kuliah : Agama Islam

Kelompok 7 :
1. Talenta Raja Julu Hasugian
2. Tenni Mei Tumanggor
3. Tiodora Maranatha Siahaan
4. Tunas Irwandi Siahaan
5. Vita Inara Tambunan
6. Yeheskiel Fredrick Pandapotan Pasaribu
7. Yolanda Sri Rezeki Pasaribu

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI HKBP


STT HKBP PEMATANG SIANTAR 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia.
Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah
salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan
tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam kehidupan manusia. Syahadat adalah sebuah
perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat memiliki makna yang penting untuk
dipahami setiap orang yang menginginkan menjadi muslim atau bahkan juga harus
dimengerti dan dipahami secara mendalam bagi mereka yang memang telah menjadi muslim
sejak lahir. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang.
Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam.

Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian
utuh yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani
salah satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak
mengakui Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat
memaksimalkan kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka
haruslah mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan di atas dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang dihadapi sebagai berikut: 1. Apakah syahadat?, Sejarah
Syahadat. 2. Bagaimana posisi, pengaruh, dan aktualisasi syahadat dalam kehidupan Islam?
3. Apakah syarat syahadat dan penyebab batalnya syahadat?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Syahadat

Kalimat Syahadat merupakan kalimat yang utama dan pertama yang harus diucapkan
dan dipahami apabila seseorang masuk Islam dan bagi seluruh umat Islam pada umumnya.
Syahadat ini mengandung dua pengertian yang sangat mendasar yaitu bahwa tiada Ilah selain
Allah dan Muhammad SAW adalah Rasulullah. Dua kalimat syahadat merupakan suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, hal ini mengindikasikan bahwa ketika seseorang telah
bersyahadat dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selaian Allah Swt. 1 Dalam kamus al-
Munawwir memiliki beberapa makna yang berarti bukti, sumpah, kesaksian/pengakuan. 2
Kata “saksi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa makna: 1. Orang yang
melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian), 2. Orang yang memberikan
keterangan di muka hakim untuk kepentingan terdakwa, 3. Keterangan (bukti pernyataan)
yang diberikan oleh orang yang melihat atau mengetahui, 4. bukti kebenaran. “Bersaksi”
menyatakan (mengakui) dengan sesungguhnya.3

Beberapa tokoh memberikan defenisi menurut istilah diantaranya, Syekh Abd al-
Rahman menjelaskan dalam kitab Durus al- Fiqhiyyah bahwa syahadat adalah ber-iqtiqod
(memantapkan hati) sesungguhnya Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dan
sesungguhnya Muhammad Saw adalah utusan Allah. 4 Sedangkan menuurt Syekh Muhammad
Nawawi Al-Jawy menerangkan bahwa syahadat adalah tiang Islam yang berarti juga fondasi
agama Islam sedangkan rukun-rukun islam setelahnya adalah pelengkap dari bangunan Islam.
Syahadat adalah syarat sah amal muslim dapat diterima, sehingga jika syahadat seseorang
tidak sah, maka rukun-rukun islam setelahnya itu akan sia-sia (tidak terhitung pahala). 5

Syahadatain sebagai salah satu pilar dari lima rukun Islam dan menempati urutan
pertama menunjukkan syadat adalah titik sentral dan bersifat fundamental dari rangkaian
1
Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah (Panduan Memahami Islam Dengan
Mudah). Jakarta . Medpress. 2009. Hal 35.
2
Ahmad Warsono Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif,
Cet; IV, 1997), h. 659.
3
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet; IV, 2015), hal. 120
4
Abd. al-Rahman, Durus al-Fiqhiyyah (tanpa tempat: Maktabah Syekh Salim), hal. 3
5
Muhammad Nawawi al-Jawy, Riyad al-Badi’ah, (Semarang : Pustaka al-‘Alawiyah, tanpa tahun), hal.
3

3
rukun islam yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa syahadat sesuatu yang sangat mendasar
dan harus dibangun dengan kokoh dan kuat tertancap dalam hati sanubari seorang muslim.

Terdapat seperangkat ajaran Islam yang tersimpul pada 5 rukun sebagai pokok-pokok
ajaran Islam, yaitu: 1. Syahadataian sebagai penetapan visi dan misi kehidupan (statement
mission)
2. Salat membangun karakter (character building)
3. Zakat membangun ketangguhan/ketahanan sosial (social strength)
4. Puasa sarana pengendalian diri (self contolling)
5. Haji sebagai aplikasi total dari rangkaian ajaran Islam (total action)
Berdasarkan judul makallah ini maka pembahasan kelompok terfokus pada rukun
Islam pertama yaitu syahadat.

2.2. Makna Syahadat

Syahadat tidak sekedar diucapkan tapi juga harus diyakini dan selanjutnya diamalkan
sebagai bukti konkrit dari keislaman orang yang mengucapkan dan meyakininya. Oleh karena
itu perlu untuk dipahami apa makna dibalik kalimat syahadat tersebut, baik syahadat tauhid
maupun syahadat rasul sendiri.

2.2.1. Makna Syahadat Tauhid

Syahadat tauhid (syahadat pertama) mengandung makna yaitu beritikad dan berikrar
bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah swt.,
mentaati hal tersebut dan mengamalkannya.6 Setiap muslim harus mengarahkan semua
bentuk peribadatan hanya kepada Allah serta meyakini bahwa Dia adalah sumber motivasi
juga tujuan dari segala bentuk aktivitas manusia dunia dan ahirat. Syahadat Tauhid yaitu
menyatakan bahwa tidak ada Tuhan Penguasa seluruh alam kecuali Allah yang menciptakan
mereka dan memberinya rizki. Tauhid macam ini juga telah dinyatakan oleh orang-orang
musyrik pada masa-masa pertama dahulu. Mereka menyatakan bahwa Allah semata yang
Maha Pencipta, Penguasa, Pengatur, Yang Menghidupkan,Yang Mematikan, tidak ada sekutu
bagi-Nya.7

6
Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan, Kitab Tauhid, Penerjemah Agus Hasan Bashori,
Cet.I (Jakarta: Akafa Press, 1998), hal.58.
7
Zaman, F. K. N., Sujana, A., & Ramli, Z. (2016). Makna Semar Dalam Kalimah Syahadat Pada Seni
Lukis Kaca Cirebon. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, Hal 45.

4
Kalimat Syahadat Laa Ilaaha Illallah.

Laa Ilaaha Illallah Maknanya adalah, tidak ada yang disembah di langit dan di bumi
kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Sesuatu yang disembah dengan bathil
banyak jumlahnya tapi yang disembah dengan hak hanya Allah saja. Kalimat Laa Ilaaha
Illallah bukan berarti : “Tidak ada pencipta selain Allah” sebagaimana yang disangka
sebagian orang, karena sesungguhnya orang-orang kafir Quraisy yang diutus kepada mereka
Rasulullah SAW mengakui bahwa Sang Pencipta dan Pengatur alam ini adalah Allah ta’ala,
akan tetapi mereka mengingkari penghambaan (ibadah) seluruhnya milik Allah semata tidak
ada yang menyekutukannya.

Seandainya mereka mengucapkan kalimat tersebut dan tetap menyembah kepada


berhala, maka sesungguhnya hal itu merupakan perbuatan yang bertolak belakang dan
mereka memang telah memulainya dari sesuatu yang bertentangan. Sedangkan para
penyembah kuburan zaman sekarang tidak memulainya dari sesuatu yang bertentangan,
mereka mengatakan Laa ilaaha Illallah, kemudian mereka membatalkannya dengan doa
terhadap orang mati yang terdiri dari para wali, orang-orang sholeh serta beribadah di
kuburan mereka dengan berbagai macam ibadah. Celakalah bagi mereka sebagaimana
celakanya Abu Lahab dan Abu Jahal walaupun keduanya mengetahui Laa Ilaaha Illallah.
Keutamaan Laa Ilaaha Illallah Dalam kalimat Ikhlas (Laa Ilaaha Illallah) terkumpul
keutamaan yang banyak, dan faedah yang bermacam-macam. Akan tetapi keutamaan tersebut
tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya jika sekedar diucapkan saja dia baru
memberikan manfaat bagi orang yang mengucapkannya dengan keimanan dan melakukan
kandungan-kandungannya. Diantara keutamaan yang paling utama adalah bahwa orang yang
mengucapkannya dengan ikhlas semata-mata karena mencari ridho-Nya maka Allah ta’ala
haramkan baginya api neraka.8

2.2.2. Makna Syahadat Rasul

Syahadat rasul (syahadat kedua) yaitu dengan pengucapan kalimat Muhammadan


Rasullulah yang berarti mengandung makna yaitu mengakui secara lahir batin bahwa
Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah swt. yang diutus kepada seluruh manusia dan

8
Waryono Abdul Ghafur, Tafsiran Rukun Islam, menyelami Makna Spritual dan Kontekstual Syahadat
dan Shalat. (Yogyakarta: Semesta Aksara),2018. Hal 11.

5
mengamalkan konsekuensi pengakuan tersebut.9 Meyakini bahwa Muhammad adalah rasul
Allah, ajaran yang dibawa adalah benar dan segala sabdanya sebagai tuntunan dalam
beragama harus ditaati. Kedua syahadat tersebut bersifat integral, menyatu atau merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan.10 Nabi Muhammad saw adalah Hamba Allah swt. Yang
telah diutus dan dijadikan Rasul Allah untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia
karena itu sebagai muslim yang teguh akan menaati perintah Rasul dan membenarkan ucapan
dan perbuatannya serta menjadikan dia sebagai suri tauladan yang baik untuk menjalani
kehidupan. Mencontoh dan mengikuti penuh rasa tunduk dan penuh dalam beribadah kepada
Allah swt. Sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah Muhammad saw.

Keduanya harus terpatri dalam jiwa setiap muslim. Pernyataan keislaman seseorang
tidak sah kalau hanya mengakui salah satu syahadat dari dua kalimat syahadat dan
mengabaikan dan mengingkari yang lain maka keduanya harus dinyatakan dengan
sungguhsungguh, diyakini dan dibuktikan. Seseorang tidak bisa mengenal, percaya dan
beriman kepada Allah secara benar tanpa tuntunan orang-orang yang menjadi pilihan Allah
sebagai penerima pesan-pesan dari langit.

Kalimat Syahadat yang kedua ini mengiringi kalimat Syahadat pertama sebagai wujud
nyata persaksian tentang ke-Esa-an Allah swt. Maka juga harus bersaksi dan mengakui
bahwa Allah swt juga mengutus hamba dan menjadikan dia Rasul sebagai sosok pemberi
petunjuk yang benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah swt. 11

Fungsi Syahadat

Istilah “Repetitive magic power” terkait dengan fungsi syahadat. Repetitive magic
power artinya keajaiban sebuah pengulangan memiliki makna bahwa sesuatu yang senantiasa
diulang akan memberikan dampak dan pengaruh. Sesuatu itu bisa berupa perbuatan,
perkataan atau lewat penglihatan kesemuanya akan mewarnai cara berfikir dan bertindak
seseorang tentunya berujung pada hasil positif atau negative, bermanfaat atau merusak.
Dengan kata lain dampak yang dihasilkan dari sesuatu yang diulang-ulang itu tergantung
pada jenis perbuatan tersebut baik atau buruk. Syahadat bagi seorang muslim bukan hanya
9
Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Kitab Tauhid, hal. 59.
10
Waryono Abdul Ghafur, Tafsir Rukun Islam,Menyelami Makna Spritual dan Kontekstual Syahadat
dan Shalat (Yogyakarta: Semesta Aksara, 2018), hal. 11
11
Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah (Panduan Memahami Islam Dengan
Mudah) hal 39.

6
dinyatakan dan diikrarkan di hadapan Allah saat dalam rahim tapi kalimat harus senantiasa
diulang-ulang dan diperbaharui baik dengan ucapan maupun perbuatan sebagai implementasi
syahadat itu sendiri.

Sejak awal pengakuan tersebut harus dipertanggungjawabkan dan dibawa sampai mati
dalam keadaan suci sepert halnya pada pertama kali dinyatakan dan diikrarkan dengan cara
menjadikan syahadat sebagai landasan dasar dalam segala aktifitas. Fungsi syahadat dapat
diperoleh setiap muslim apabila dinyatakan dengan sungguhsungguh, dipahami, diyakini
serta rukun dan syarat-syaratnya terpenuhi dan bisa menjadi sosok yang tangguh atau
personal strength (ketangguhan pribadi). Inilah fungsi syahadat yang paling puncak.

Seperti apa fungsi syahadat bagi seorang muslim dapat kita lihat dalam uraian berikut:

1. Langkah awal sosialisasi akidah Kalimat syahadat merupakan pintu gerbang


memasuki wilayah islam, oleh karena siapapun yang hendak memeluk islam maka
hal pertama yang diperkenalkan adalah masalah akidah yaitu syahadat itu sendiri.
Syahadat mensosialisasikan kepada manusia seperti apa akidah yang dianut dalam
Islam yaitu akidah tauhid menyembah satu tuhan itulah Allah swt. dengan
mengikuti petunjuk nabi Muhammad saw. sebagai utusannya. Mengikrarkan
syahadat dengan sendiri menghapus dan membatalkan keyakinan sebelumnya.
Seorang muslim hanya berkewajiban menyembah satu tuhan dengan keyakinan
bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
2. Syahadat membangun visi kehidupan Setiap manusia mempunya tujuan yang
hendak dicapai dalam hidup itulah cita-cita yang menajdi motivasi kuat untuk
mencapai cita-cita tersebut. Sebagai seorang muslim syahadat itulah menjadi visi
sekaligus misi dalam hidupnya. Syahadat menggambarkan bahwa visi (tujuan
ahir) yang paling pertama dan utama seorang muslim adalah meraih rido Allah
swt. yang terkandung dalam syahadat tauhid. Segala tindakannya besumber dari
suara hati yaitu suara tuhan yang telah terekam dalam diri. Apapun yang menjadi
cita-cita manusia yang banyak dan beragam tidak boleh keluar dari koridor meraih
rido Allah sehingga tidak terperdaya oleh dunia yang dapat melalaikan dari
komitmen dengan Allah swt. untuk senantiasa menunjukkan ketaatan kepadaNya
dalam segala hal kapan dan di mana saja berada. Syahadat bukan hanya berisi visi
hidup tapi di dalamnya trerbangun sekaligus misi dalam rangkai mewujudkan cita-
cita luhur seorang muslim. Misi tersebut terdapat pada syahadat rasul yaitu

7
persaksian bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah. Berdasarkan syahadat
tersebut maka seorang muslim menjadikan Rasulullah saw. sebagai contoh
kongkrit dalam menjalankan segala aktifitas dunia ahirat, yaitu dalam menjalin
relasi dengan tuhannya sesama manusia maupun lingkungan.
3. Membulatkan tekad. Fungsi yang paling puncak dari syahadat adalah
terbentuknya tekad bulat yang tertanam dalam jiwa setiap muslim. Salat bagi
seorang muslim adalah sarana untuk mengasah komitmen kepada Allah dalam
seluruh rangkaian bacaan dan gerakan salat termasuk tahiyat dimana di dalamnya
terdapat syahadat. Dengan demikian lewat syahadat yang diulang-ulang dengan
penuh pemaknaan akan mengasah dan merangsang keimanan kepada Allah swt.
sehingga membentuk jiwa istiqamah. Istiqamah disebut juga konsitensi, yaitu
keteguhan hati dalam menjalankan misi hidup untuk mencapai visi ahir yaitu rido
Allah swt.12

Prinsip syahadat tertancap dalam jiwa ibarat paku yang telah terpaku rapat pada
sebuah medan tak akan copot selama ia terpelihara dari segala pengaruh yang datang ai
berbagai arah dan bentuk. Prinsip tersebut membuahkan kenikmatan tersendiri dalam diri
seorang muslim. Istiqamah tidak bisa dipisahkan dari ketulusan dan keihlasan, segala
sesuatu dijalani dengan hati lapang, optimis, sabar, tidak pernah takut menghadapi
gelombang dunia yang sangat dahsyat. Aktivitas yang dilakukan bersumber dari keimanan
yang tertancap kokoh dalam hati, tidak ada rasa takut dan tidak pernah bersedih akan
kehilangan sesuatu.

Syarat-Syarat Syahadat Tauhid

Sayarat Syahadat yang pertama “La Ilaaha Illallah”. Dalam mengucapkan kesaksian
terhadap peniadaan Tuhan selain Allah swt, ada beberapa syarat yang harus didketahui agar
apa yang diucapkannya benar-benar dipahami dan dimengerti :

a. Syarat pertama adalah harus mengerti apa yang dia ucapkan. Ketika seseorang
bersaksi dengan mengucapkan La Ilaaha Illallah maka dia harus mengetahui dan
memahami apa yang dia ucapkan dan yang dia tetapkan. Tidak hanya mengucapkan
secara lisan akan tetapi harus membenarkan dan memahami dalam hatinya tentang

12
Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah (Panduan Memahami Islam Dengan
Mudah) Hal 40-42.

8
apa yang dimaksud dengan persaksian La Ilaaha Illallah. Apabila tidak mengetahui
dan memahami makna dari kalimat tersebut maka persaksiannya dianggap batal.
b. Sayarat kedua “ Yakin” (Yaqin) dan tidak ragu-ragu. Seseorang yang mengucapkan
kalimat syahadat maka dia harus menepis segala keraguan dalam dirinya tentang
makna yang dikandung dari apa yang dia ucapkan. Ketika dia dalam keraguan tentang
Syahadat yang dia ucapkan maka dianggap tidak sah atas syahadat yang dia ucapkan.
Takkala dia tetap dalam keraguan dalam persaksian maka dia tergolong dalam
kelompok orang yang munafik.
c. Syarat ketiga “Menerima” (Qabul). Setiap orang yang bersyahadat harus mau dan siap
menerima segala isi kandungan dan konsekuensi dari syahadat yang dia ucapkan yaitu
hanya ber-Tuhan kepada Allah swt. Dengan segala kedudukan dan kepatuhan hanya
menyembah Dia melaksanakan segala apa yang telah diperintahkan dan menjauhi dari
segala yang Dia benci terutama perbuatan syirik.
d. Sayarat keempat “tunduk dan patuh” (inqiyaad). Seseorang yang bersyahadat maka
dia harus benar-benar tunduk dan patuh kepada makna dan kandungan dari
syahadatnya.
e. Syarat kelima “Jujur” (shidiq). Dalam bersyahadat antara lisan dan hati harus sama-
sama menyakini dan membenarkan. Apabila lisan dan hatinya berlawanan maka dia
adalah pembohong dan termasuk dalam golongan pendusta dan orang munafik.
f. Syarat keenam “Iklash”. Tidak menyebut-nyebut segala amal yang telah dia lakukan
serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang menjurus pada sikap yang tidak ikhlas.
g. Syarat ketujuh “Kecintaan” (Mahabbah). Mencintai Syahadat yang telah diucapkan
beserta isi dan konsekuensi dari ucapan syahadat yang telah dilakukan dan juga
tentunya yang paling utama mencinta Allah swt dan Rasul-Nya serta sesame orang
yang mengamalkan Syahadat.13

Syarat-Syarat Syahadat Muhammadan Rasullullah

a. Mengakui Nabi Muhammad Saw dengan sebenar-benarnya dan seyakin-yakinnya


sebagai hamba utusan Allah swt dan sebagai Rasulullah.
b. Mengucupakan dengan sungguh-sungguh melalui lisan.
c. Mengamalkan apa yang telah disunahkan oleh Rasul dan meninggalkan apa yang
tidak diperintahkan.
13
Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah (Panduan Memahami Islam Dengan
Mudah) Hal 43.

9
d. Menyakini dan membenarkan apa ynag telah Rasul sampaikan baik peristiwa-
peristiwa pada masa lampau maupun peristiwa-peristiwa yang akan datang.
e. Mencintai Nabi dengan setulus hati.
f. Lebih memperhatikan dan memdengarkan sabdanya dari pada ucapan orang lain
yang tidak berdasar. 14

Rukun Syahadat

1. Rukun Syahadat Tauhid Laa Ilaaha Illallah.


Ada dua rukun dalan Syahadat pertama ini, yaitu:
a) “Laa ilaaha” yang bermakna an-Nafyu (peniadaan), menghilangkan segala
bentuk sikap, perbuatan, perkataan yang mengandung unsur syirik.
b) “Illalaah” yang bermakna al-Itsbat (penetapan), menetapkan hanya Allah swt
satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
2. Rukun Syahadat Muhammadan Rasulullah.
Pada syahadat kedua ini juga terdapat dua rukun didalamnya, yaitu pada kalimat
abduhu wa Rasuluhu yang berarti hamba dan utusanNya. Dalam kalimat ini terdapat
kalimat yang meniadakan ifrath (Melebihkan) dan taftith (merendahkan) diri
Rasulullah saw. Yang dimaksud melebihkan adalah terlalu ber;ebihan memandang
dan memuja Rasullullah saw dan hampir menyamakan kedudukan dengan TuhanNya,
sedangkan yang dimaksud merendahkan adalah merendahkan keberadaan Rasulullah
dan enggan mendengar atau menerima beliau sebagai manusia yang dianugerahi
kelebihan dan kesempurnaan budi pekerti.15

Hal-Hal Yang membatalkan Syahadat

Syahadat merupakan jalan pembuka bagi seseorang untuk memasuki agama Islam,
ketika seseorang melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar batas ketentuan Islam
maka rusaklah ibadahnya dan dianggap keluar dari Islam, dengan demikian rusak dan

14
Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah (Panduan Memahami Islam Dengan
Mudah) Hal 44.
15
Abbdullah Al Fauzan, Kitab Tauhid, Jakarta: Akafa Press 1998, Cet 1, Hal 89.

10
batallah syahadatnya. Berikut adalah beberapa macam perbuatan yang dapat membatalkan
syahadat seseorang.

1. Orang yang benci kepada sunah Nabi dan yang senang mengolok-olok apa yang
disampaikan Nabi.
2. Orang yang menghadirkan mahluk lain sebagai perantara antara dirinya dengan Allah
swt.
3. Syirik (menyekutukan Allah swt).
4. Seseorang yang mengabaikan ajaran Nabi dan mengambil ajaran kepada selain Nabi.
5. Orang yang menyukai ilmu sihir.
6. Berpaling dari agama Allah swt (Islam).
7. Bersahabat dengan orang-orang kafir untuk memusuhi agama Allah swt. 16

Konsekuensi Setelah Mengucapkan Syahadat

Seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat akan mendapatkan


konsekuensi dari apa yang telah dia ucapkan. Dengan syahadat yang dia ucapkan maka telah
resmi dia menjadi seorang muslim dengan hak dan kewajiban yang melekat dalam dirinya.
Sejak dia telah diterima menjadi seorang muslim dengan syahadatnya maka dia wajib
melaksanakan semua ketentuan dan perintah yang ada didalam ajaran Islam dan menjauhi
segala larangan-larangan di dalamnya. Untuk menjalankan perintah ajaran Islam dengan baik
dia juga harus meneladani Rasullullah dismaping mengamalkan kitab suci AlQur’an. Dengan
demikian kewajibannya sebagai seorang muslim adlah hanya menyembah Allah swt. Sebagai
satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.

Berikut beberapa konsekuensi bagi seorang yang telah bersyahadat :

1. Mendatangkan cinta hanya semata-mata untuk Allah swt.


2. Dengan syahadat yang telah diucapkan maka seseorang harus menghadirkan
keridhaan terhadap apa yang telah diucapkan, yaitu ridha menjadikan Allah swt satu-
satunya Tuhan yang wajib disembah, ridha menerima Nabi Muhammad saw sebagai
hamba utusan Allah swt, serta ridha menjadikan Islam sebagai agamanya.
3. Dua kalimat Syahadat merupakan persaksian menuju pintu surge.

16
Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah (Panduan Memahami Islam Dengan
Mudah) Hal 49.

11
4. Syahadat dijadikan sebagai dasar perubahan ke arah yang labih baik yang mencakup
pemikiran dan keyakinan.17

Kesimpulan

Syahadat adalah iqrar, sumpah dan janji yang sudah melekat dalam jiwa setiap
manusia di muka bumi, yaitu sejak memasuki fase kehidupan dalam Rahim dan dibawa
menuju alam dunia. Pengakuan itu mengalami proses dalam perkembangannya agar tetap
fitrah tentunya tidak terlepas dari bimbingan oramg tua ataupun tenaga pendidik yang
17
Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah (Panduan Memahami Islam Dengan
Mudah) Hal 51.

12
diberikan kepada anak-anak secara terus menerus dan berkelanjutan. Oleh karena itu perlu
untuk dipelajari dan dipahami agar betul-betul dapat terimplementasi dalam kehidupan
setiap pribadi muslim. Berpegang teguh pada ikatan syahadat sebagai bentuk komitmen
anak cucu umat Islam sebagai, hamba, makhluk sosial dan bagian dari lingkungan akan
membentuk pribadi yang tangguh yaitu, berprinsip kokoh, memiliki visi misi yang jelas,
serta kuat dalam pendirian. Syahadat yang merupakan inti ajaran Islam. Dengan pemahaman
syahadatain yang benar, seorang muslim akan menjadikan Allah sebagai ghayah
(tujuan)nya, Muhammad sebagai qudwah (teladan) nya, dan Al-Quran sebagai dustur
(pedoman hidup)nya. Saran Sebagai orang Islam, tentunya kita harus lebih memahami
makna syahadat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya diucapkan di lisan, tetapi
diyakini dalam hati dan diamalkan dalam kehidupan agar tidak hanya Islam KTP.

Daftar Pustaka.

Ahmad Warsono Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia (Surabaya: Pustaka


Progressif, Cet; IV, 1997).

Abd. al-Rahman, Durus al-Fiqhiyyah (tanpa tempat: Maktabah Syekh Salim,) Malang
2000.

Abbdullah Al Fauzan, Kitab Tauhid, Jakarta: Akafa Press 1998.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pustaka Jakarta


Cet; IV, 2015.

Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah (Panduan Memahami
Islam Dengan Mudah). Jakarta . Medpress. 2009.

Muhammad Nawawi al-Jawy, Riyad al-Badi’ah, (Semarang : Pustaka al-‘Alawiyah,


tanpa tahun).

Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan, Kitab Tauhid, Penerjemah Agus Hasan Bashori,
Cet.I Jakarta: Akafa Press, 1998.

Waryono Abdul Ghafur, Tafsiran Rukun Islam, menyelami Makna Spritual dan
Kontekstual Syahadat dan Shalat. (Yogyakarta: Semesta Aksara),2018.
13
Zaman, F. K. N., Sujana, A & Ramli, Z. (2016). Makna Semar Dalam Kalimah
Syahadat Pada Seni Lukis Kaca Cirebon. ATRAT: Jurnal Seni Rupa,

14

Anda mungkin juga menyukai