Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

TAUHID SEBAGAI INTI AJARAN ISLAM

Disusun Oleh:

 Ahmad Ghozi .A.M. (1901045062)


 Hana Ghina Fauziyyah (1901045010)
 Bima Sastra (1901045022)
 Muhammad Lucky.F. (1901045094)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH PROF. DR. HAMKA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah “Tauhid Sebagai
Inti Ajaran Islam” yang Insyaallah tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak kekurangan.
Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis butuhkan untuk dijadikan
pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Jakarta, 25 September 2019

Penulis

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid............................................................................. 5
B. Makna Syahadatain........................................................................... 6
C. Implementasi Tauhid......................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................. ....................................................... 8
B. Saran................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 9

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembahasan mengenai Tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam Agama Islam, dimana
Tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga
sebagai inti atau akar daripada ‘Aqidah Islamiyah. Kalimat Tauhid atau lebih dikanal dengan
kalimat Syahadat atau juga disebut Kalimah Thayyibah (Laailaahaillallah) begitu masyhur di
kalangan umat Islam. Dalam kesehariannya, seorang muslim melafalkan kalimat tersebut dalam
setiap shalat wajibnya yang lima waktu.

Namun rupanya saat ini pembahasan masalah 'Aqidah menjadi sesuatu yang terkesampingkan
dalam kehidupan, kencenderungan masyarakat yang hedonis dengan persaingan hidup yang
begitu ketat, sehingga urusan-urusan dunia menjadi suatu hal yang menyita perhatian manusia
daripada hal-hal lainnya, termasuk masalah keberagamaan, sehingga kita dapatkan banyak sekali
penyimpangan demi penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah umat Islam, dengan keadaan
yang semakin hari semakin buruk ini rupanya lambat laun akan menyadarkan kita semua akan
pentingnya peran agama Islam sebagai agama paripurna yang tidak mengatur urusan ukhrawi
saja, namun juga dalam mengatur urusan-urusan duniawi, yang menjadikan 'aqidah sebagai
landasan berfikirnya.
Diharapkan dari penulisan makalah ini, selain pengetahuan yang lebih luas tentang Tauhid
sebagai intisari peradaban yang telah mengantarkan umat Islam menuju kejayaan demi kejayaan
yang tidak pernah tertandingi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Tentang Tauhid ?
2. Apa makna dari syahadatain?

C. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulis makalah ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan :
1. Mengetahui Pengertian Tentang Tauhid
2. Mengetahui bagian-bagian dari Tauhid
3. Mengetahui makna syahadatain secara lengkap

[4]

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Tauhid
Sebagai umat Islam kita diwajibkan untuk mentauhidkan Allah semata. Banyak hal yang
dijadikan sekutu Allah untuk disembah, seperti malaikat, para Nabi, Orang shaleh, atau makhluk
Allah yang lainnya. Tentu saja itu termasuk daripada syirik dan dosa besar karena Allah adalah
Tuhan yang Maha Esa.

Tauhid kepada Allah dibagi menjadi tiga. Hal itu sesuai dengan kesepakatan para ulama setelah
mengkaji dalil-dalil yang berhubungan dengan tauhid. Pembagian tauhid tersebut adalah seperti
berikut ini.

1. Tauhid Rububiyah (pengertian tauhid)


Tauhid Rububiyah ialah bentuk mengesakan Allah dalam hal kejadian-kejadian yang hanya bisa
dilakukan oleh Allah sebagai Tuhan. Serta menyatakan bahwa Allah Ta’ala adalah Tuhan yang
satu, Raja, dan Pencipta semua makhluk, serta Allah juga lah yang mengatur mereka.

Contoh tauhid Rububiyah, yaitu meyakini bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi
beserta isinya. Meyakini Allah sebagai pemberi rizki, penggerak bintang-bintang, mendatangkan
hujan dan badai, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga telah disebutkan dalam QS. Al An’am: 1

2. Tauhid Uluhiyah (pengertian tauhid)


Merupakan wujud mengesakan Allah dalam segala bentuk ibadah baik lahir maupun batin.
Ibadah sendiri memiliki arti, yaitu segala sesuatu yang disukai oleh Allah baik perkataan maupun
perbuatan. Biasanya ibadah telah diperintahkan Allah lewat para RasulNya.

Contoh dari tauhid uluhiyah, yakni shalat, puasa, zakat, qurban hanya dengan nama Allah atau
untuk mencari ridha Allah semata. Berdzikir dan berdoa juga yang kita sebut hanya asma Allah
saja. Mentauhidkan Allah dengan tauhid uluhiyah telah disebutkan dalam beberapa ayat Al
Quran. [QS Al Fatihah: 5] dan [QS. An Nahl: 36]

3. Tauhid Asma’ wa Sifat


Wujud mengesakan Allah dalam hal Nama serta SifatNya adalah bentuk tauhid Asma wa Sifat.
Allah memiliki nama-nama serta sifat yang hanya dimilikiNya atau yang berpredikat paling.
Bentuk penyimpangan dari tauhid asma wa sifat ialah menyerupakan sifat-sifat Allah kepada
makhlukNya.

[5]

Misalnya saja memberi nama anak dengan nama Razak yang berarti Maha Pemberi Rezeki.
Seharusnya didepan nama Razak ditambahkan nama Abdur atau hamba sehingga kita tidak
disebuk sebagai pendua oleh Allah.
Makna Syahadatain ( Makna Dua Kalimat Syahadat)

Makna Syahadatain ( Makna Dua Kalimat Syahadat): Syahadatain merupakan bagian dari
rukun islam, bahkan merupakan hal yang paling pokok dalam agama islam. Syahadat dalam agama
islam mempunyai peranan pokok, karena dengan syahadatain ini bisa jadi pembeda antara yang
beragama islam dan non islam.

Secara istilah syahadatain adalah seorang manusia yang mempunyai tekad dan keyakinan bahwa
tiada tuhan yang wajib disembah selain Allah SWT dan Nabi Muhammad merupakan utusan
Allah SWT.

Makna Syahadatain Secara Lengkap:

1. Makna "Laa Illaha Illallah"

Makna "Laa Illaha Illallah" dalam agama islam mempunyai tiga makna yaitu sebagai berikut:
➜ Tiada tuhan selain dzat Allah.
➜ Tiada yang wajib disembah kecuali Allah (kita beribadah hanyalah kepada allah).
➜ Tiada yang diminta pertolongan kecuali Allah (hanya Allah yang memberi pertolongan pada
hambanya).

2. Makna "Anna Muhammadar Rasulullah"

Makna "Anna Muhammadar Rasulullah" dalam agama islam mempunyai 3 makna yaitu sebagai
berikut:
➜ Nabi Muhammad itu utusan Allah.
➜ Nabi Muhammad merupakan pemimpin semua nabi dan rasul.
➜ Nabi Muhammad merupakan nabi akhir zaman.

Syarat-syarat Syahadatain adalah sebagai berikut:


➜ Harus tersimpan rasa yakin kepada Allah dan Nabi Muhammad.
➜ Ikhlas (menerima bahwa Allah tuhan kita dan Nabi Muhammad Rasul).
➜ Mahabbah (timbulnya rasa cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad)
➜ Siap melaksanakan semua yang diperintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang oleh Allah.

[6]
Implementasi Tauhid Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Konsep pengesaan jika kita menariknya lebih dalam ia memiliki hal lain yang harus kita aplikasikan dalam
kehidupan sosial juga, yaitu tadi dikatakan bahwa pengesaan Tuhan berarti hanya fokus kepada satu Tuhan, maka
dalam kehidupan sehari-hari kita juga harus fokus tehadap kewajiban yang kita emban, tidak boleh menduakan
kewajiban itu dengan kepentingan lain apalagi kepentingan pribadi.
Implikasi sosial juga harus dengan masyarakat sekitar dan harus saling menghargai dan saling mendorong
dalam segi apapun, tidak harus adanya kesombongan dari kedua belah pihak karena allah tidak suka orang-orang
sombong. Agar dapat menerapkan ini kita juga harus memiliki landasan tauhid seperti dalam surah an-nisa ayat 36.
Sudah jelas dikatakan dalam an-nisa ayat 36 bahwa dalam suatu masyarakat kita harus saling menjaga satu
sama lain dan juga menerapkan tauhid agar mencapainya suatu yang diinginkan dari suatu masyarakat itu sendiri.
Jika kita ingat sebuah perkataan Nabi yang menyatakan bahwa jika berjanji lalu kita mengingkari, maka itu berarti
kita masuk dalam golongan orang-orang munafik. Maka sama dengan hal ini, jika kita tidak setia dan tidak taat
terhadap janji kita dalam ranah sosial, maka itu berarti bahwa kita “munafik sosial”.Seharusnya, dengan Tauhid
Sosial tersebut, realita-realita menyedihkan di atas tidak muncul, dengan Tauhid Sosial umat Islam seharusnya
mempraktikkan nilai-nilai Tauhid ke dalam realitas sosial secara benar.
Ada beberapa contoh implementasi tauhid dalam masyarakat yakni :
1. Gotong Royong
Dengan adanya gotong royong inilah individu dengan individu lain secara otomatis berintraksi secara langsung.
Nah, dari sinilah timbul keakraban dan saling membantu antar masyarakat.
2. Tegur Sapa
Cara ini adalah cara dimana untuk menghormati orang ketika berpapasan dijalan atau dimanapun berada, agar orang
yang berada disekelilingnya itu merasa dihargai.
3. Saling Menasehati
Hal ini adalah hal yan paling penting bagi kehidupan masyarakat. Disamping bisa mempererat tali silaturrahmi. Cara
ini juga bisa mebuat antara satu individu dengan individu lain itu seperti merasa bahwa dia adalah saudaranya.

[7]

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari yang telah teruraikan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa tauhid merupakan inti pokok agama
islam sebagai pengakuan umat islam terhadap pencipta yang mutlak dan tidak ada yang dituju
selainya.Untuk itu dalam firman Allah dan sabda Nabi Muhammad SAW dikatakan :
“orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman(syirik),
mereka itulah oarng yang mendapat keamanan. Mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. Al-An-nam:82)
Rosullullah bersabda,
“Allah ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam, seandainya enkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa
sepenuh jagad, lantas engkau menemuiku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan suatu apa pun,
maka Aku akan memberimu ampunan sepenuh jagad itu pula,” (HR.Tirmidzi 3540)

B.Saran
Semoga setelah mempelajari dan memahami pembahasan ini kita dapat mengambil hikmah betapa
pentingnya ajaran tauhid ini bagi umat islam dan merupakan faktor terpenting untuk mengembalikan
kejayaan islam pada umat ini.. Untuk itu, kita sebagai generasi penerus perjuangan Islam harus berusaha
sekuat tenaga untuk mengimplementasikan konsep tauhid dalam semua segi kehidupan kita. Pada
akhirnya kita berharap dan berdo'a kepada Allah SWT supaya mengembalikan kejayaan ummat ini
dengan konsep tauhid yang kita amalkan.

[8]
DAFTAR PUSTAKA

https://makalahcyber.blogspot.com/2012/04/makalah-agama-islam-tentang-tauhid.html
[9]

Anda mungkin juga menyukai