Anda di halaman 1dari 15

TAUHID DAN URGENISNYA BAGI KEHIDUPAN MUSLIM

(Makalah)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Pada Semester Ganjil T.A. 2023/2024

Dosen Pengampu:

Muh. Ilyas Padduntu,S.Ag,M.Pd.I

OLEH KELOMPOK III

Hijrah 2310752012

Salsyabila Margareta Z. 2310752008

Trisena Manu 2310752011

Dwi Angga Saputra 2310752005

Muh. Afriza 2310752015

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan yang maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karuniaNya,penulis dapat menyelesaiakan makalah “Tauhid
dan Urgenisnya” dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk membantu
mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca terhadap tauhid dan
urgenisnya,pemahaman tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan,pembahasan
masalah,serta penarikan kesimpulan dalam makalah ini. Makalah Tuhid dan
Urgenisnya disajikan dalam bahasa yang sederhana sehingga dapat membuat dan
membantu pembaca dalam memahami tentang Tauhid dan Urgenisnya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dengan segala kerendahan


hati,saran-saran dan kritik yang konstruktif saya harapkan dari pembaca guna
meningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Palu, September 2023


DAFTAR ISI

KATA PENANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... .ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Ltara Belakang ..............................................................................................


B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. Pengertian Tauhid .........................................................................................


B. Pembagian Tauhidd ......................................................................................
C. Makna Dari Kalimat Laa Illaahah Illa-Allah ................................................
D. Tauhid Sebagai Landasan Bagi Semua Aspek Kehidupan ...........................
E. Jaminan Allah Bagi Ahli Tauhid ..................................................................
F. Jaminan Bagi Masyarakat Yang Bertauhid ...................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................

A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembahasan mengenai Tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam

Agama Islam, dimana Tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk

pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada aqidah

Islamiyah. Kalimat Tauhid atau lebih dikenal dengan kalimat syahadat atau juga

disebut Kalimah Thayyibah (Laailaahaillallah) begitu masyhur di kalangan umat

Islam. Dalam kesehariannya,seorang muslim melafalkan kalimat tersebut dalam

setiap shalat wajibnya yang lima waktu..

Namun rupanya saat ini pembahasan masalah ‘Aqidah menjadi sesuatu

yang terkesampingkan dalam kehidupan, kecenderungan masyarakat yang hedonis

dengan persaingan hidup yang begitu ketat, sehingga urusan-urusan dunia menjadi

suatu hal yang menyita perhatian manusia dari pada hal-hal lainnya, termasuk

masalah keberagamaan, sehingga kita dapatkan banyak sekali penyimpangan demi

penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah umat Islam, dengan keadaan yang

semakin hari semakin buruk ini rupanya lambat laun akan menyadarkan kita

semua akan pentingnya peran agama islam sebagai agama paripurna yang tidak

mengatur urusan ukhrawi saja, namun juga dalam mengatur urusan-urusan

duniawi, yang menjadikan ‘Aqidah sebagai landasan berfikirnya.

Diharapkan dalam penulisan makalah ini, selain pengehtahuan yang lebih luas

tentang Tauhid sebagai intisari peradaban yang telah mengantarkan umat Islam

menuju kejayaan demi kejayaan yang tidak pernah tertandingi.


B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini rumusan masalah yang dapat kami paparkan adalah sbb:

1. Apa pengertian tauhid

2. Apa makna dari kalimat Laa ilaaha Illa-Allah?

3. Bagaimana peran tauhid sebagai landasan bagi semua aspek kehidupan?

4. Apa jaminan Allah SWT bagi ahli tauhid?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan d iatas maka tujuan dari

penulisan makalah ini antara lain:

1. Memahami dan mempelajari pengertian tauhid

2. Memahami dan mempelajari makna Laa Illaaha Illah-Allah dan

konsekuensinya dalam kehidupan.

3. Memahami dan mempelajari tauhid sebaga landasan hidup

4. Memahami dan mempelajari jaminan Allah SWT bagi ahli tauhid


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tauhid

“Tuhid”, secara bahasa, adalah kata benda (nomina) yang berasal dari

perubahan kata kerja wahhada-yuwahhidu, yang bermakna ‘menunggalkan

sesuatu’. Sedangkan berdasrkan pengertiannya syariat, “Tauhid” bermakna

mengesankan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhusunan diri-Nya.

Kekhusunan itu meliputi perkara rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa

shifat. (Al-Qaul Al-Muhid, 1:5)

Pengertian kata tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk masdar dari

kata wahnada yuwahiddu yang secara etimologi berarti keesaan, yakni

percaya bahwa Allah SWT itu satu. Tidak lain adalah Lauhidullah

(mengesakan Allah Swt). Jadi pernyataan/pengakuan. Bahwa Allah SWT

itu esa/satu. LaailahaillAllah (tiada Tuhan selain Allah).

Ilmu tauhid merupakan ilmu pengetahuan yang paling tinggi

derajatnya dalam agama Islam. Karena ilmu tauhid merupakan induk

(pokok) bagi semua ilmu pengetahuan dalam agama Islam. Bahwa para

ulama menyebutkan bahwa agama Islam adalah agama tauhid. Ilmu ini

menerankan serta membahas masalah keesaan Dzat Allah Swt hukum

yang mempelajari ilmu tauhid adalah Frdhu’ain.


Ilmu tauhid di sebut juga ilmu Usuluddin, ilmu kalam, ilmu akidah,

ilmu ma’rifat, adapula yang menyebutnya ilmu sifat 20 karena didalamnya

dibicara kan 20 sifat yang wajib bagi Allah Swt.

B. Pembagian Tauhid

1. Tuhid Rububiyah, adalah keyakinan yang pasti bahwa hanya Allah

semata Rabb dan Pemilik segala sesuatu, tidak ada sekutu bagi-Nya,

Dia-lah yang Mahapencipta, Dia-lah yang mengatur alam dan yang

menjalankannya. Dia-lah yang menciptakan para hamba, yang

memberi rizki kepada mereka, menhidupkan dan mematikannya.Dan

beriman kepada qada’ dan qadar-Nya serta ke-Esaan-Nya dalam Dzat-

Nya. Ringkasnya bahwa tauhid Rububiyah Allah Ta’ala dalam segala

perbuatan-Nya.

2. Tuhid Uluhiya, yaitu mengesakan Allah Ta’ala melalui perbuatan para

hamba, dinamakan juga dengan tauhid ibadah. Maknanya adalah

keyakinan yang pasti bahwa Allah adalah Ilah (sesembahan) dan haq

dan tidak ada ilah selain-Nya, segala yang diibadahi selain-Nya adalah

bathil, hanya Dia-lah yang patutu diibadahi, baginya ketundukan dan

ketaatan secara mutlak. Tidak boleh siapapun dijadikan sebagai

sekutu-Nya dan tidak boleh bentuk ibadah apapun diperuntukannya

kepada selain-Nya, seperti shalat puasa, zakat, haji, do’a, dan isti’anah

(meminta pertolongan), nadzar, menyembelih, tawakal, khauf (takut),

harap, cinta dan lain-lain dari macam-macam ibadah yang zahir

(tampak) maupun ibaadah kepada Allah harus dilandasi dengan rasa


cinta, cemas, dan bathin harap secara bersamaan. Beribadah kepada-

Nya dengan sebagian saja dan meninggalkan sebagian lainnya adalah

kesesatan.

Allah Ta’ala berfirman, “Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah

dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan.”(Al-

Faatihah:5).

Tuhid Uluhiyyah adalah inti dakwah yang diserukan oleh para

Rasul. Dan pengingkaran terhadap hal itu merupakan penyebab dari

berbagai malapetaka yang menimpa ummat-ummat terdahulu.

Tuhid uluhiyyah merupakan awal dan akhir agama, bathin dan

lahirnya. Juga merupakan tema pertama dakwa para Rasul dan yang

terakhir. Oleh karenanya diutuslah para Rasul, diturunkannya kitab-

kitab samawi, disyari’atkan, jihad, dibedakan antara orang muslim

dengan orang kafir, dan penghuni surga dengan penghuni neraka.

Itulah makna firman Allah, “...Tidak ada ilah yang berhak diibadahi

dengan benar kecuali Allah...” (Ash-Shaafffifat: 35).

3. Tauhid Asma Wa Sifa, yaitu keyakinan dengan pasti bahwa Allah

SWT mempunyai asmaul husna (nana-nama yang baik), dan sifat-

sifatnya yang mulia. Dia memiliki semua sifat yang sempurna dan suci

dari segala kekurangan. Dia lah Yang Maha Esa dan sifat-sifat

tersebut, tidak dimiliki oleh makluk-Nya.

Dan firman-ANya, “Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka

bermohonlah kepad-Nya dengan menyebut Asmaul Husna, maka


bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dengan

tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam

(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapatkan

balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-A’raaf: 180).

C. Makna kalimat Laa Ilaaha Ila-Allah

Kalimat Laa ilaaha ila-Allah mengandung dua makna, yaitu makna

penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah SWT, dan makna

menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Dia

semata. B,erkaitan sengan kalimat ini Allah SWT berfirman:

Artinya : “Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan

yang benar selain Allah.” (QS. Muhammad:19)

Berdasarkan ayat diatas, bahwa memahami makna syahadat adalah

wajib hukumnya dan mesti didahulukan daripa rukun-rukun islam yang

lain. Rasulullah SAW juga menugaskan : “Barang siapa yang

mengucapkan Laa ilaaha illah-Allah dengan ikhlas maka akan masuk

kedalam surga.” (HR. Ahmad). Yang dimaksud dengan ikhlas disini

adalah memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut

sebelum yang lainnya.

Bersaksi dengan Laa ilaaha illah-Allah harus dengan tujuh syarat.

Tanpa syarat-syarat itu kesaksian tersebut tidak akoan bermanfaat bagi

yang mengikrarkannya. Secara singkat tujuh syarat itu adalah:

a. ‘Ilmu (mengetahui) yang menafikan jahl (kebodohan)

b. Yaqim (yakni), yang menafikan syak (keraguan)


c. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan)

d. Inqiyad (patuh), yang mennafikan tark (meninggalkan)

e. Ikhlas, yaitu menafikan syirik

f. Shidiq (jujur), yang menafikan kidzab (dusta)

g. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdah’ (kebencian)

D. Tauhid Sebagai Landasan Bagi Semua Aspek Kehidupan

Tauhid dalam pandangan Islam merupakan akar yang meladasi setiap

aktivitas manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhid mencerminkan luasnya

pandangan, timbulnya semangat beramal dan lahrinya sikap optimistik.

Sehingga tauhid dapat digambarkan sebagai sumber segala perbuatan

(amal shalih) manusia.

Tujuan tauhid adalah memanusiakan manusia. Itu sebabnya

dehumanisasi merupakan tantangan tauhid yang harus dekembalikan pada

tujuan tauhid, yaitu memberikan perubahan terhapa masyarkatnya.

Perubahan itu didasarkan pada cita—cita profetik yang diderivisasikan

dari misi historis bagaimana tertera dalam firman Allah :

Artinya: “Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia

untuk menegakkan kebaikan, mencegah kemungkaran dan beriman kepada

Allah”. (QS. Ali’imran: 110).

E. Jaminan Allah Bagi Ahli Tauhid

Tuhid memiliki kedudukan yang sangat agung dalam islam. Oleh karena

itu, bagi siapa yang mampu merealisasikan tauhid dengan benar akan

mendapat beberapa keistimewaan. Bagi orang-orang yang termasuk ahli


tauhid, Allah menjanjikan banyak kebahagiaan, baik di dunia maupun di

akhirat, beberapa diantaranya ialah:

1. Ahli Tauhid Mendapatkan Keamanan dan Petunjuk

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An’am ayat 82 yang artinya :

“Orang-orang yang beriman dan tidaklah mencampuradukkan iamn

mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itu lahyang mendapat

keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang yang

mendapatkan petunjuk.”

Kezaliman meliputi tiga perkara, yaitu kezhaliman terhadap hak

Allah yaitu dengan berbuat syirik, kezhaliman seseorang terhadap diri

sendiri yaitu dengan berbuat maksiat, dan kezhaliman terhadap orang

lain yaitu dengan menganiaya orang lain.

2. Ahli Tauhid Dijamin Masuk Surga

Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

“Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang

berhak kecuali Allah satu-satunya dengan tidak menyekutukan-Nya

dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya dan

(bersaksi) bahwa ‘Isa adalah hamba Allah, utusan-Nya dan firman-

Nya yang Allah berikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan surga

adalah haq (benar adanya), dan neraka adalah haq, makah Allah akan

memasukkan orang itu ke dalam surga betapapun keadaan amalnya”

(H.R. Bukhori no.3180)


Allah SWT menjanjikan ahli tauhid untuk dimasukkan ke dalam

surga. Ahli tauhid adalah mereka yang bersaksi (bersyahadat) dengan

persaksian yang disebutkan dalam hadist tersebut. Maksud syahadat

yang benar harus mengandung tiga hal, yaitu mengucapkannya dengan

lisan, memahami maknanya, dan mengamalkan segala

konsekuensinya. Tidak cukup hanya mengucapkannya saja.

3. Ahli Tauhid Diharamkan Dari Neraka

Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka atas orang yang

mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan menharap wajah Allah.”

(H.R. Bukhori no.4982)

4. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya

5. Jaminan Bagi Masyarakat yang Bertauhid


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari yang telah teruraikan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa

tauhid merupakan inti pokok agama islam sebagai pengakuan umat

islam terhadap pencipta yang mutlak dan tidak ada yang dituju

selainnya. Untuk itu dalam firman Allah dan sabda Nabi

Muhammad SAW dikatakan :

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman

mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang yang

mendapatkan keamanan. Mereka itu adalah orang-orang yang

mendapat petunjuk.” (QS. Al-An-nam:82)

Rasulullah bersabda, “Allah ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam,

seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa

sepenuh jagad, lantas engkau menemuiku dalam keadaan tidak

menyekutukan-Ku dengan suatu apapun, maka Aku akan

memberimu ampunan sepenuh jagad itu pula, “(HR. Tirmidzi

3540)

3.1 Saran

Semoga setelah mempelajari dan memahami pembahsan ini kita

dapat mengambil hikmah pentingnya ajaran tauhid bagi umat islam

dan merupakan faktor terpenting untuk mengembalikan kejayaan


islam pada umat ini.. Untuk itu, kita sebagai generasi penerus

perjuangan Islam harus berusaha sekuat tenaga untuk

mengimplementasikan konsep tauhid dalam semua segi kehidupan

kita. Pada akhirnya kita berharap dab berdo’a kepada Allah SWT

supaya mengembalikan kejayaan ummat ini dengan konsep tauhid

yang kita amalkan.

DAFTAR PUSTAKA
Aduh, S M. (1992). Risalah Tauhid . Jakarta: Bulan Bintang

purnama, Y. (2021, November 2). 7 Syarat “laa ilaaha illallah”.

Retrieved Oktober 30, 2022, from muslim. Or. Id: https://muslim.

or.id//22 183-syarat-laa-illaha-illahllah.html Abdullah Ibnu

Abdurahman Aba Buthain, Risalah makna kalimat At Tauhid

diterbitkan Al Kalimat An Nafi’ah

Anda mungkin juga menyukai