Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

URGENSI TAUHID (KEIMANAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA)

Dosen Pengampu:

Dra. Hj. Afni Dasmar, M.Pd.

Disusun Oleh :

Virra Jonea Subrata 22103161201033


Marcela Merli 22103161201089
Yulia Aisyah Salsabila 22103161201068

Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Jambi
Tahun 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehdiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahanrahmat dan karuniaNya ,penulis dapat menyelesaikan makalah “Urgensi
Tauhid”dengan baik dan lancar.Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan
kemampuanpemahaman pembaca terhadap tauhid dan dan Urgensinya,pemahaman tersebut
daptdipahami melalui pendahuluan,pembahasan masalah,serta penarikan kesimpulan
dalammakalah ini.Makalah Tauhid dan Urgensinya ini disajikan dalam bahasa yang
sederhanasehinggah dapat membuat dan membantu pembaca dalam memahami tentang
Tauhid danUrgensinya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dengan segala kerendahan hati,saran-
saran dan kritik yang konstruktif saya harapkan dari pembaca guna meningkatkan
pembuatanmakalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang

Jambi, 20 Oktober 2022

Tim Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................i

i
Daftar Isi.......................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................1

BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Tauhid..............................................................................2
2.2 Penjelasan Tauhid Rububiyah............................................................2
2.3 Penjelasan Tauhid Asma’ dan Sifat...................................................2
2.4 Penjelasan Tauhid Uluhiyah..............................................................2
2.5 Pengertian Aqidah..............................................................................3
2.6 Hakikat Syahadatain..........................................................................3
2.7 Pengertian Aqidah Islamiyah.............................................................3

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan........................................................................................4
3.2 Saran..................................................................................................4

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembahasan mengenai Tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam Agama Islam, dimana
Tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, selain
juga sebagai inti atau akar daripada ‘Aqidah Islamiyah. Kalimat Tauhid atau lebih dikanal
dengan kalimat Syahadat atau juga disebut Kalimah Thayyibah (Laailaahaillallah) begitu
masyhur di kalangan umat Islam. Dalam kesehariannya, seorang muslim melafalkan kalimat
tersebut dalam setiap shalat wajibnya yang lima waktu.

Namun rupanya saat ini pembahasan masalah 'Aqidah menjadi sesuatu yang terkesampingkan
dalam kehidupan, kencenderungan masyarakat yang hedonis dengan persaingan hidup yang
begitu ketat, sehingga urusan-urusan dunia menjadi suatu hal yang menyita perhatian
manusia daripada hal-hal lainnya, termasuk masalah keberagamaan, sehingga kita dapatkan
banyak sekali penyimpangan demi penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah umat Islam,
dengan keadaan yang semakin hari semakin buruk ini rupanya lambat laun akan
menyadarkan kita semua akan pentingnya peran agama Islam sebagai agama paripurna yang
tidak mengatur urusan ukhrawi saja, namun juga dalam mengatur urusan-urusan duniawi,
yang menjadikan 'aqidah sebagai landasan berfikirnya.
Diharapkan dari penulisan makalah ini, selain pengetahuan yang lebih luas tentang Tauhid
sebagai intisari peradaban yang telah mengantarkan umat Islam menuju kejayaan demi
kejayaan yang tidak pernah tertandingi.

B.Rumusan Masalah
Dalam makalah ini rumusan makalah yang dapat kami paparkan adalah sbb:
1.Apa pengertian tauhid sebagai inti peradaban islam?
2.Bagaimana konsep ajaran tauhid ?
3.Bagaimana tauhid dipadang sebagai dimensi metodologis?
4.Apa saja dimensi isi tauhid?

C.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan dari penulisan
makalah ini antara lain:
1. Memahami dan mempelajari pengertian tauhid.
2. Memahami dan mempelajari konsep-konsep ajaran tauhid
3. Memahami dan mempelajari dimensi metodologi tauhid

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.PengertianTauhid
Sebagai intisari peradaban islam Tauhid, dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti
”Keesaan Allah”, mentauhidkan bearti mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah
(Kamus besar Bahasa Indonesia, hal. 907). Mempercayai bahwa Allah SWT adalah satu-
satunya pencipta, pemelihara, penguasa, dan pengatur Alam Semesta. (DR. Abdul Aziz,
1998, hal. 9), Tauhid adalah keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha Esa, yang tidak
ada satu pun yang menyamai-Nya dalam Zat, Sifat atau perbuatan-perbuatan-Nya. (Prof.
Dr. M. Yusuf Musa, 1961, hal. 45) Tauhid adalah mengesakan Allah SWT dari semua
makhluk-Nya dengan penuh penghayatan, dan keikhlasan beribadah kepada-Nya,
meninggalkan peribadatan selain kepada-Nya, serta membenarkan nama-nama-Nya yang
Mulia (asma’ul husna), dan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna, dan menafikan sifat
kurang dan cela dari-Nya. (Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan, hal. 15). Demikianlah
pengertian Tauhid menurut para ulama ternama, yang intinya adalah keyakinan akan Esa-
nya ketuhanan Allah SWT, dan ikhlasnya peribadatan hanya kepada-Nya, dan keyakinan

atas nama-nama serta sifat-sifat-Nya . Beriman kepada Allah SWT terwujud dalam
empat perkara: Beriman kepada Wujud Allah,Beriman kepada Rububiyah Allah,Beriman
kepada Uluhiyah Allah ,Beriman kepada Asma’ dan shifat Allah. Dari keempat perkara
tersebut hanya tiga perkara yang diuraikan dalam makalah ini yaitu:
1. TAUHID RUBUBIYAH
Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah SWT, yaitu ‘Rabb’.
Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain: al-Murabbi (pemelihara), al-Nashir
(penolong), al-Malik (pemilik), al-Mushlih (yang memperbaiki), al-Sayyid (tuan) dan al-Wali
(wali). Dan dalam terminologi syariat Islam, istilah Tauhid Rububiyah berarti: “Percaya
bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Pencipta, Pemilik, pengendali alam raya yang dengan
takdir-Nya Ia menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-
sunnah-Nya.” (DR. Ibrahim bin Muhammad, hal. 141-142)
2. TAUHID ASMA’ dan SIFAT
Pengertian dari Tauhid Asma’ dan Sifat adalah mempercayai bahwa hanya Allah yang
memiliki segala sifat kesempurnaan dan terlepas dari sifat tercela atau dari segala kekurangan.
(Ensiklopedi Islam, jild. V, hal. 92) Atau menetapkan asma’ dan sifat Allah berdasarkan apa
yang ditetapkan oleh Allah untuk diri-Nya di dalam Al Qur’an maupun sunnah Rasul-Nya.
(DR. Abdul Aziz, hal. 24).
3.TAUHID ULUHIYAH
Tauhid Uluhiyah merupakan salah satu cabang Tauhid dari tiga macam Tauhid yang ada,
yaitu mempercayai bahwa hanya kepada Allah-lah manusia harus bertuhan, beribadah,
memohon pertolongan, tunduk, patuh, dan merendah serta tidak kepada yang lain. Makna
Uluhiyah adalah mengakui bahwa hanya Allah lah Tuhan yang berhak disembah, tidak ada
sekutu bagiNya. (DR. Abdul Aziz bin M. Alu Abdullatief, hal. 13).Tauhid Uluhiyah
merupakan ujung ruh Al Qur’an, yang karenanya para Rasul diutus, yang karenanya ada
pahala dan siksa, dan karenanya keikhlasan beragama kepada Allah terealisasi. (Ibnu
Taimiyah, Menghindari pertentangan Wahyu dan Akal, hal. 30).

2
1.Pengertian Aqidah
Kata “‘aqidah” diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ar-rabth(ikatan), al-Ibraam
(pengesahan), al-ihkam(penguatan), at-tawatstsuq(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu
biquwwah(pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk(pengokohan) dan al-
itsbaatu(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan) dan al-
jazmu(penetapan).

“Al-‘Aqdu” (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata


tersebut diambil dari kata kerja: ” ‘Aqadahu” “Ya’qiduhu” (mengikatnya), ” ‘Aqdan”
(ikatan sumpah), dan ” ‘Uqdatun Nikah” (ikatan menikah). Allah Ta’ala berfirman,
“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud
(untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu
sengaja …” (Al-Maa-idah : 89)
Menurut Abu Bakar Jabir al Jazairy, Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarakan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran
itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara
pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu (Kuliah Aqidah Islam,
Dr. Yunahar Ilyas, M.Ag., Lc.)

2.Hakikat Syahadatain

Yaitu beri’tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima
ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala, menta’ati hal terse-but dan mengamalkannya. La
ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya. Illallah adalah
penetapan hak Allah semata untuk disembah.

Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah, “Tidak ada sesembahan yang hak selain
Allah”. Khabar “Laa ” harus ditaqdirkan “bi haqqi” (yang hak), tidak boleh ditaqdirkan dengan
“maujud ” (ada). Karena ini menyalahi kenyataan yang ada, sebab tuhan yang disembah selain
Allah banyak sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah tuhan-tuhan tersebut adalah ibadah
pula untuk Allah. Ini Tentu kebatilan yang nyata.

3.Prinsip Aqidah Islamiyah


Aqidah Islamiyah adalah iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para
rasul-Nya, hari akhir, kepada Qadha dan Qadar baik-buruk keduanya dari Allah. Sedangkan makna
Iman itu sendiri adalah pembenaran yang bersifat pasti (tashdiiqul jazm), yang sesuai dengan
kenyataan (fakta), yang muncul dari adanya dalil atau bukti. Bersifat pasti artinya seratus persen
kebenaran atau keyakinannya tanpa ada keraguan (dzann) sedikitpun. Sesuai dengan fakta artinya
hal yang diimani tersebut memang benar adanya, bukan diada-adakan (misalnya keberadaan Allah,
kebenaran Al-Qur'an, wujud malaikat, dll). Muncul dari suatu dalil artinya keimanan tersebut
memiliki hujjah atau dalil tertentu. Tanpa dalil sebenarnya tidak ada pembenaran yang bersifat
pasti.

3
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari yang telah teruraikan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa tauhid merupakan inti
pokok agama islam sebagai pengakuan umat islam terhadap pencipta yang mutlak dan
tidak ada yang dituju selainya.Untuk itu dalam firman Allah dan sabda Nabi Muhammad
SAW dikatakan :
“orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman(syirik), mereka itulah oarng yang mendapat keamanan. Mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An-nam:82)
Rosullullah bersabda,
“Allah ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam, seandainya enkau datang kepada-Ku dengan
membawa dosa sepenuh jagad, lantas engkau menemuiku dalam keadaan tidak
menyekutukan-Ku dengan suatu apa pun, maka Aku akan memberimu ampunan sepenuh
jagad itu pula,” (HR.Tirmidzi 3540)

B.Saran
Semoga setelah mempelajari dan memahami pembahasan ini kita dapat mengambil
hikmah betapa pentingnya ajaran tauhid ini bagi umat islam dan merupakan faktor
terpenting untuk mengembalikan kejayaan islam pada umat ini.. Untuk itu, kita sebagai
generasi penerus perjuangan Islam harus berusaha sekuat tenaga untuk
mengimplementasikan konsep tauhid dalam semua segi kehidupan kita. Pada akhirnya
kita berharap dan berdo'a kepada Allah SWT supaya mengembalikan kejayaan ummat ini
dengan konsep tauhid yang kita amalkan.

Anda mungkin juga menyukai