Anda di halaman 1dari 15

SYAHADAH SEBAGAI LANDASAN IBADAH

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Fiqih
Dosen pengampu : Anis Nizar, LC, M.H

Disusun Oleh:

Alfina Khoirunisa (2103026027)


Amru Setyawinta (2103026029)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur kehadirat Allah Subahanahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat
taufiq, serta hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Syahadah Sebagai Landasan Ibadah” dengan lancar dan tepat waktu. Dan tidak lupa
sholawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Ilmu Fiqh.
Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai Sejarah
perkembangan ilmu fiqh serta yang bersangkutan dengan hal tersebut.

Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak Anis Nizar, Lc. M.H. selaku
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Fiqh yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan
penyususunan kedepanya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
digunakan dengan baik

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Semarang, 15 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. Pengertian Ilmu Tauhid ................................................................................................... 2
B. Landasan Ilmu Tauhid ..................................................................................................... 2
C. Pembagian Tauhid ........................................................................................................... 2
D. Pengertian Syahadah ....................................................................................................... 4
1. Definisi Syahadah ....................................................................................................... 4
2. Lafal Syahadah ............................................................................................................ 5
3. Makna Syahadat .......................................................................................................... 5
E. Syarat-Syarat Syahadat ................................................................................................... 6
F. Rukun-Rukun Syahadah ................................................................................................. 7
G. Pembatal syahadat ........................................................................................................... 8
H. Fungsi syahadat ............................................................................................................. 10
BAB III .................................................................................................................................... 11
PENUTUP................................................................................................................................ 11
A.Kesimpulan....................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syahadatain sebagai salah satu pilar dari lima rukun Islam dan menempati urutan
pertama menunjukkan syadat adalah titik sentral dan bersifat fundamental dari
rangkaian rukun islam yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa syahadat sesuatu yang
sangat mendasar dan harus dibangun dengan kokoh dan kuat tertancap dalam hati
sanubari seorang muslim. Rentetan rukun Islam terdapat pada hadis dari Ibnu Umar
berikut:
‫ شهادة ان‬: ‫ ان االسالم بني على خمس‬: ‫م يقول‬.‫ اني سمعت رسول هللا ص‬:‫عن ابن عمر رضي هللا عنهما قال‬
‫ال اله اال هللا و اقام الصالة وايتاء الزكاة وصيام رمضان وحج البيت رواه مسلم‬

Artinya: “ Dari Abdullah bin Umar semoga Allah meridoi keduanya berkata:
sesungguhnya saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Islam
dibangun di atas 5 dasar yaitu persaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di
bulan Ramadhan dan berhaji ke baitullah. H.R.Muslim
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Tauhid keyakinan?


2. Apa landasan Ilmu Tauhid?
3. Apa yang dimaksud Syahadah?
4. Apa saja pembatal syahadat?
5. Apa saja pembagian Tauhid?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Tauhid keyakinan


2. Untuk mengetahui Landasan dari Ilmu Tauhid
3. Untuk mengetahui pengertian dari Syahadah
4. Untuk mengetahui Macam-macam pembatal syahadah
5. Untuk mengetahui pembagian Tauhid

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Tauhid

Menurut arti harfiah, Tauhid itu ialah"mempersatukan", berasal dari kata ‫ توحيد‬itu
ialah “mempersatukan"berasal dari kata “Wahid” ‫وحد‬. yang berarti “satu”1

Menurut istilah Agama Islam, Tauhid itu ialah "Keyakinan ten-tang satu atau Esanya
Tuhan", dan segala pikiran dan teori berikut dalil- dalilnya yang menjurus kepada
kesimpulan bahwa Tuhan itu satu disebut Ilmu Tauhid. Di dalamnya termasuk soal-soal
kepercayaan dalam Agama Islam. Menurut kaidah atau definisi para ahli, Ilmu Tauhid
itu, ialah:

ِ ‫ع ْن ِإثْبَا‬
‫ت العَق ِل الدِينِيَّ ِة بِاألَو َل اليَقِينِيَّة‬ َ ‫علم بحث فِي ِه‬
Artinya: “ ilmu yang membahas segala kepercayaan keagamaan dengan menggunakan
dalil-dalil yang meyakinkan”
Ilmu Tauhid dalam Agama Islam sama seperti Theologi dalam agama Kristen
Katholik dan Protestan, yakni kedua-duanya memper- soalkan zat Tuhan.

B. Landasan Ilmu Tauhid

Firman Allah SWT

‫س ا َِّْل ِل َي ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku
(Q.S:Ad-Dzariyat:56)2

C. Pembagian Tauhid

Banyak para ahli menjelaskan tentang pengertian ilmu tauhid ini diantaranya adalah
Syeikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa “Ilmu tauhid merupakan ilmu yang
membahas tentang wujud Allah dan sifat-sifat yang wajib ada padanya dan sifat-sifat
yang mustahil ada padanya serta membahas tentang rasul-rasul-Nya dan sifat-sifat yang
dinisbatkan pada mereka dan sifat-sifat yang mustahil ada pada mereka.” Sedangkan

1
Drs.H.Zainuddin, ilmu tauhid lengkap (jakarta,1992), hal 1
2
KITAB TAUHID Pemurnian Ibadah Kepada Allah,Kitab at-Tauhid al-Ladzi Huwa Haqqullah ‘ala
al -‘Abid , karya Syaikh Muhammad at-Tamimi,Jakarta,Darul Haq,2014,Hal 1

2
menurut Ibnu Khaldun, “Ilmu tauhid merupakan akidah keimanan yang berisi dalil-
dalil aqliyah terperinci untuk menolak kesesatan dan penyimpangan dari akidah yang
murni dan lurus.” Di samping beberapa defenisi ilmu tauhid diatas, para ulama
membagi tauhid kedalam 3 macam setelah mereka meneliti ayat-ayat Al-Qur‟an dan
juga hadits-hadits tentang keesaan Allah Swt. Ketiga bentuk pembagian tauhid tersebut
ialah: Tauhid Uluhiyah, Tauhid Rububiyah, dan Tauhid Asma wa Shifat.3

1. Tauhid Uluhiyah Tauhid uluhiyah ialah mengesakan Allah Swt dalam segala
bentuk ibadah kepada-Nya, baik itu shalat, puasa, zakat, haji, sedekah, berdo‟a,
bernadzar, berharap, dan sebagainya ditujukan semata-mata kepada Allah.
Konsekuensi tauhid ini adalah mengabdikan seluruh ibadah yang kita lakukan
hanya untuk Allah Swt dan melaksanakan ibadah tersebut harus sesuai dengan
tuntunan syar‟i baik berupa mengerjakan perintah maupun menjauhi larangan-
Nya. Diantara dalil Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang tauhid uluhiyah ini
ialah:

‫الرحِ ۡي ُم‬ َّ ‫ْل ا ِٰلهَ ا َِّْل ه َُو‬


َّ ‫الرحۡ مٰ ُن‬ ٓ َ ٌ‫َوا ِٰل ُه ُك ۡم ا ِٰلهٌ َّواحِ د‬
Artinya:“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 163)”
2. Tauhid Rububiyah Tauhid rububiyah ialah mengesakan Allah Swt dalam
perbuatan-perbuatan-Nya. Beriman dengan sepenuh hati bahwa Allah-lah
yang telah menciptakan dan memberi rezeki kepada manusia dan seluruh
makhluk lainnya, yang mengatur, mengelola, dan memelihara alam semesta
ini, dan tidak ada satupun sekutu bagi-Nya. Dia-lah Allah Yang Maha Esa atas
segala kehendak dan perbuatan-perbuatan-Nya. Konsekuensi dari konsep
tauhid rububiyah ini ialah mengimani perbuatanperbuatan Allah seperti
menciptakan, memelihara, mengatur, memberi rezeki, menghidupkan,
mematikan, serta beriman kepada qadha dan qadhar Allah. Tauhid rububiyah
ini bersifat fitrah, karena manusia telah diberi petunjuk dengan fitrah mereka
untuk mengetahui siapa sebenarnya Tuhan Pencipta dan Pemelihara alam

3
Nila Fadilah, tauhid landasan keluarga dan bermasyarakat, jurnal ilmiah multidisplin, vol.1 (2022),
hal. 2717

3
semesta ini. Diantara ayat-ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang tauhid
rububiyah ini adalah terdapat dalam (QS. Al-Fatihah: 2)”
3. Tauhid Asma wa Shifat Tauhid asma wa shifat adalah mengesakan Allah Swt
pada nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang mulia dan terdapat dalam Al-
Qur‟an dan Sunnah yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak ada sesuatupun
yang menyamai kesempurnaan nama dan sifat-Nya. Diantara dalil ayat-ayat
Al-Qur‟an yang berbicara tentang tauhid ini adalah terdapat dalam ” (QS. Al-
Isra‟: 110)”

D. Pengertian Syahadah

1. Definisi Syahadah

“ ‫ “الشهادة‬Dalam kamus al-Munawwir memiliki beberapa makna yang berarti


bukti, sumpah, kesaksian/pengakuan.Kata “saksi” dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia memiliki beberapa makna: 1.Orang yang melihat atau mengetahui sendiri
suatu peristiwa (kejadian), 2. Orang yang memberikan keterangan di muka hakim
untuk kepentingan terdakwa, 3. Keterangan (bukti pernyataan) yang diberikan oleh
orang yang melihat atau mengetahui, 4.bukti kebenaran. “Bersaksi” menyatakan
(mengakui) dengan sesungguhnya.4
Beberapa tokoh memberikan defenisi menurut istilah diantaranya, Syekh Abd
al-Rahman menjelaskan dalam kitab Durus al- Fiqhiyyah bahwa syahadat adalah
ber-iqtiqod (memantapkan hati) sesungguhnya Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagi-
Nya dan sesungguhnya Muhammad Saw adalah utusan Allah.Sedangkan menuurt
Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawy menerangkan bahwa syahadat adalah tiang
Islam yang berarti juga fondasi agama Islam sedangkan rukun-rukun islam
setelahnya adalah pelengkap dari bangunan Islam. Syahadat adalah syarat sah amal
muslim dapat diterima, sehingga jika syahadat seseorang tidak sah, maka rukun-
rukun islam setelahnya itu akan sia-sia (tidak terhitung pahala).
Pengertian di atas baik bahasa maupun menurut istilah menerangkan bahwa
syahadat memiliki beberapa makna. Pertama syahadat berarti ikrar, memiliki makna
pernyataan seorang muslim mengenai keyakinannya bahwa Allah Esa dalam segala
hal dan Muhammad saw. adalah utusan Allah yang wajib diteladani Kedua:

4
St.johariyah, Syahadat membangun visi dan misi kehidupan, jurnal ilmiah islam, vol. 17 (2020) hal.
144

4
syahadat berarti memiliki makna syahadat itu sebagai sumpah persaksian akan ke-
Esaan Allah dan ke-Rasulan Muhammad saw. dan selanjutkan mengaplikasikan
sumpah tersebut dan siap menerima resiko dari pelanggaran sumpah tersebut
sumpah. Ketiga: syahadat juga berarti janji, memiliki makna untuk senantiasa
menunjukkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya sepanjang hidup sebagai
bentuk menepati janji yang telah dikrarkan dan disumpahkan.

2. Lafal Syahadah

Lafal syahadat sebagaimana termaktub pada sanad hadis Ibnu Umar adalah lafal
bahasa Arab yang harus diucapkan dan dinyatakan sebagai bukti keislaman
seseorang . Syahadat disebut juga syahadatain karena terdiri dari dua kalimat
syahadat, kalimat pertama disebut syahadat tauhid dan kalimat kedua disebut
syahadat rasul. Kedua kalimat tersebut lafalnya (bunyinya) adalah: 5
‫اشهد ان ْل اله اْل هللا و اشهد ان محمدا رسول هللا‬
Artinya: Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.

3. Makna Syahadat

Syahadat tidak sekedar diucapkan tapi juga harus diyakini dan selanjutnya
diamalkan sebagai bukti konkrit dari keislaman orang yang mengucapkan dan
meyakininya. Oleh karena itu perlu untuk dipahami apa makna dibalik kalimat
syahadat tersebut, baik syahadat tauhid maupun syahadat rasul sendiri6
. a) Makna syahadat tauhid: ‫اشهد ان ْل اله اْل هللا‬
Syahadat tauhid (syahadat pertama) mengandung makna yaitu beritikad dan
berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah
kecuali Allah swt., mentaati hal tersebut dan mengamalkannya.Setiap muslim
harus mengarahkan semua bentuk peribadatan hanya kepada Allah serta
meyakini bahwa Dia adalah sumber motivasi juga tujuan dari segala bentuk
aktivitas manusia dunia dan ahirat

5
St.johariyah, Syahadat membangun visi dan misi kehidupan, jurnal ilmiah islam, vol. 17 (2020) hal.
144
6
St.johariyah, Syahadat membangun visi dan misi kehidupan, jurnal ilmiah islam, vol. 17 (2020) hal.
145

5
b)Makna Syahadat rasul : ‫و اشهد ان محمد رسول هللا‬
Syahadat rasul (syahadat kedua) mengandung makna yaitu mengakui secara
lahir batin bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah swt. yang diutus
kepada seluruh manusia dan mengamalkan konsekuensi pengakuan
tersebut.Meyakini bahwa Muhammad adalah rasul Allah, ajaran yang dibawa
adalah benar dan segala sabdanya sebagai tuntunan dalam beragama harus
ditaati.
Kedua syahadat tersebut bersifat integral, menyatu atau merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Keduanya harus terpatri dalam jiwa setiap
muslim. Pernyataan keislaman seseorang tidak sah kalau hanya mengakui salah
satu syahadat dari dua kalimat syahadat dan mengabaikan dan mengingkari
yang lain maka keduanya harus dinyatakan dengan sungguhsungguh, diyakini
dan dibuktikan. Seseorang tidak bisa mengenal, percaya dan beriman kepada
Allah secara benar tanpa tuntunan orang-orang yang menjadi pilihan Allah
sebagai penerima pesan-pesan dari langit.
Tidak dipungkiri bahwa secara fitrah manusia memiliki kemampuan untuk
menemukan tuhan selama logika dioperasikan tanpa mengabaikan suara hati
sebagai sumber suara tuhan, seperti apa yang dilakukan oleh Ibrahim kecil saat
bertadabbur alam dalam rangka mencari tuhan sesungguhnya. Apakah Ibrahim
kecil berhasil mendapatkan jawaban dari apa yang menjadi pertanyaannya?
Keberhasilan Ibrahim kecil mencari tuhan dengan menggunakan akal dan suara
hatinya telah ditorehkan al-Qur’an sebagai bagian dari kisah nabi dan rasul

E. Syarat-Syarat Syahadat

1) Syarat-syarat syahadat tauhid: 7


a. ilmu (mengetahui), artinya memahami makna dan maksud ‫ْل اله اْل هللا‬
b. Yaqin (yakin), artinya menyakini kandungan ‫ْل اله اْل هللا‬
c. Qabul (menerima), artinya menerima kandungan dan konsekuensi ‫ْل اله اْل هللا‬
d. Inqiyad (tunduk dan patuh), artinya tunduk dan patuh dengan kandungan ‫ْل اله‬
‫اْل هللا‬
e. Sidiq (jujur), artinya mengucapkan kalimat ‫ ْل اله اْل هللا‬disertai dengan
pembenaran didalam hati dan tidak menduskannya

7
St.johariyah, Syahadat membangun visi dan misi kehidupan, jurnal ilmiah islam, vol. 17 (2020) hal.
150

6
f. Ikhlas, artinya membersihkan amal dari debu-debu syirik
g. Mahabbah (kecintaan), artinya mencintai kalimat ‫ ْل اله اْل هللا‬dan mencintai
orang-orang yang mengamalkan konsekuensinya
2) Syarat-syarat syahadat rasul:
a. Mengakui kerasulannya dan menyakini dalam hati
b. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan hati
c. Mengikutinya dengan mengerjakan perintahnya menjauhi larangannya
d. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari-hal-hal yang gaib baik yang
sudah lewat maupun yang akan datang
e. Mencintai Rasulullah melebihi cintanya kepada yang lain
f. Mendahulukan sabdanya dari semua pendapat yang ada dan mengamalkan
sunnahnya

Syahadat yang diikrarkan oleh seseorang dianggap sah dan dapat memberikan
manfaat apabila memenuhi syarat-syarat di atas, baik syahadat tauhid maupun
syahadat rasul.

F. Rukun-Rukun Syahadah

Syahadat memiliki rukun yang harus terpenuhi baik syahadat tauhid maupun
syahadat rasul, jika salah satu rukun tidak terpenuhi maka syahadat dikategorikan batal
dan ditolak oleh Allah swt.8
1) Rukun Syahadat Tauhid Syahadat tauhid memiliki dua rukun
a. Al-nafyu ( peniadaan) yaitu pada kalimat ‫ ْل اله‬yang membatalkan syirik dengan
segala bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah
selain Allah
b. Al-itsbat (penetapan) yaitu pada kalimat ‫ اْل هللا‬menetap bahwa tidak ada yang
berhak disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengelaman sesuai dengan
konsekuensinya. Kedua rukun syahadat tauhid ( al-nafyu dan al-istbat)
2) Rukun syahadat rasul syahada rasul memiliki dua rukun, yaitu mengakui bahwa
muhammad adalah ‫ ( عبده‬hamba-Nya) dan ‫ ( رسوله‬utusan-Nya). Kedua rukun ini
menafikan ifrat (sikap melebih-lebihkan) (sifat meremehkan) Rasulullah SAW.
Persaksian bahwa Muhammad adalah seorang hamba (‫ )عبده‬memiliki makna bahwa

8
St.johariyah, Syahadat membangun visi dan misi kehidupan, jurnal ilmiah islam, vol. 17 (2020) hal.
148

7
beliau diciptakan dari bahan yang sama dengan manusia lainnya, berlaku atasnya apa
yang berlaku atas orang lain, Q.S al-kahfi/ 18: 110
ُ ‫ح ٰى إ ِ ل َ يَّ أ َ ن َّ َم ا إ ِ ل ٰ َ ه ُ ك ُ مْ إ ِ لٰ َ ه ٌ َو احِ د ٌ ۖ ف َ َم ْن ك َا َن ي َ ْر‬
‫ج و ل ِ ق َ ا ءَ َر ب ِ هِ ف َ ل ْ ي َ ع ْ مَ ْل‬ َ ‫ق ُ ْل إ ِ ن َّ َم ا أ َ ن َا ب َ ش َ ٌر ِم ث ْ ل ُ ك ُ مْ ي ُو‬
َ َ ‫ك ب ِ ِع ب َ ا د َ ة ِ َر ب ِ هِ أ‬
‫ح د اا‬ ‫ (ع َ َم اًل صَ ا ل ِ ا‬۱۱٠ )
ْ ‫ح ا َو َْل ي ُ شْ ِر‬
Artinya: “ katakanlah (Muhammad), sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kalian yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya
tuhan kamu adalah Tuhan yang maha esa, maka barangsiapa mengharap
pertemuan dengan tuhannya maka hendaklah ia mengerja kan kebijakan dan
janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatupun dalam beribadah
kepada tuhannya.”
Mengandung makna beliau manusia pilihan ‫ رسوله‬Muhammad adalah rasul
Allah yang diutus oleh Allah sebagai basyir ( pembawa berita gembira) dan nazir
(pemberi peringatan) dalam menyampaikan dakwah islam, Q.S Saba’/ 34: 28:
‫و ما ارسلناك اْل كافة للناس بشيرا ونذيرا و لكن اكثر الناس ْل يعلمون‬
Artinya:” Dan kami tidak mengutus engkau ( Muhammad ) melainkan kepada semua
umat manusia sebagai pembawa berita gembira, tetapi 17 kebanyakan manusia tidak
mengetahui.”
Paparan ayat-ayat diatas menerangkan bahwa tidak hanyalah seorang manusia (
punya kewajiban kepada tuhannya ) yang dipilih untuk mengemban amanah
kerasulan dimuka bumi untuk diikuti petunjuk-pentunjuknya bagi siapapun yang
telah mengikrarkan syahadat

G. Pembatal syahadat

Pernyataan syahadat harus disertai dengan upaya menjaganya agar tetap utuh
kemurnianya dari hal-hal yang dapat mengurangi nilai keimanan atau bahkan
membatalkannya. Mengapa kita harus bersyahadat? Karena syahadat adalah menjadi
tolak ukur diterima. Tidaknya amalan seorang hamba, sementara banyak perilaku,
pandangan yang merusak syahadat, ketika seorang hamba melakukan perbuatan nifaq,
syirik atau hal-hal yang dapat mengkafirkan maka saat itu syahadat menjadi batal atau
rusak.
Berikut beberapa hal yang merusak syahadat, sebagaimana dikemukakan oleh Said
Hawwa:9

9
St.johariyah, Syahadat membangun visi dan misi kehidupan, jurnal ilmiah islam, vol. 17 (2020) hal.
153

8
1. Bergantung berserah diri kepada selain Allah disertai keyakinan bahwa hal
tersebut bisa membawa manfaat, Q.S. al-maidah/5:23
2. Tidak mengakui bahwa nikmat yang diperoleh, baik batin maupun lahir, material
maupun non material adalah pemberian Allah, Q.S al-Nahl/16:53-55
3. Beramal bukan karena Allah, Q.S al-An’am/ 6:162-163
4. Memberikan kepada selain Allah hak perintah dan melarang secara absolut,
memberikan kepadanya hak menghalalkan dan mengharamkan, memberikannya
hak membuat syariat dan memberikannya hak membuat syariat dan
memberikannya hak kekuasaan, Q.S al-Taubah/9:31
5. Membenci sesuatu yang merupakn bagian dari islam atau membenci islam secara
keseluruhan, Q.S Muhammad/47:8-9
6. Lebih mencintai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat dan menjadikan
dunia sebagai satu-satunya tujuan hidup, Q.S Ibrahim/ 14:2-3
7. Menghalalkan atau menganggap halal apa yang telah diharamkan Allah atau
sebaliknya, mengahramkan apa yang dihalalkan, Q.S al-Nahl/16: 116

Perkata-perkata yang membatalkan syahadat diatas tercakup pada tiga perkara pokok,
yaitu:

1. Syirik, ada banyak dalil al-qur’an yang menjelaskan bahaya dan dampak yang
ditimbulkan oleh syirik dan kemusyikan, diantaranya:
a. Q.S an-Nisa/4:48
b. Q.S al-maidah/5:72
2. Nifak atau kemunafikkan, hal ini diterangkan dalam firman Allah SWT
a. Q.S an-Nisa/4:145
b. Al-munafiqun/63:1
3. Kufr atau kekafiran, hal ini diterangkan dalam firman Allah SWT
a. Q.S al-Maidah/5:73

9
H. Fungsi syahadat

Istilah “Repetitive Magic Power” terkait dengan fungsi syahadat. Repetitive magic
power artinya keajaiban sebuah pengulangan artinya bahwa sesuatu selalu terulang
kembali akan memberikan dampak dan pengaruh. Sesuatu itu bisa berupa tindakan,
perkataan atau lewat. Penglihatan kesemuanya akan mewarnai cara berfikir dan
bertindak seseorang tentunya berujung pada hasilnya positif atau negatif,
menguntungkan atau merusak. 10
Ary Ginanjar memberikan penjelasan dalam bukunya Emotional Spritual Qoutient
bahwa ketangguhan pribadi adalah ketika seseorang berada pada posisi atau dalam
keadaan telah memiliki pegangan prinsip hidup yang kokoh dan jelas. Ia tidak menjadi
korban dari pengaruh lingkungan yang dapat mengubah prinsip hidup atau cara
berpikirnya. Merdeka dari belenggu yang dapat menyesatkan fikirannya sehingga
mampu menjaga fikiran itu untuk tetap jernih dan dalam suasana fitrah. Ia memiliki
pedoman yang jelas dalam mencapai tujuan hidup serta bijaksana dalam menghadapi
berbagai realitas kehidupan. Ia mampu bercermin dan meloihat dirinya dari luar
sehingga mampu terbuka oada dirinya dan orang lain dan pada ahirnya sikap yang
ditampilkan tidak merugikan dirinya dan orang lain.
Fungsi syahadat bagi seorang muslim dapat bagia seorang muslim dalam berikut:
1. Langkah awal sosialisasi akidah
2. Syahadat membangun visi kehidupan
3. Membangun misi
4. Membualat tekad

10
St.johariyah, Syahadat membangun visi dan misi kehidupan, jurnal ilmiah islam, vol. 17 (2020) hal.
156

10
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Tauhid adalah "Keyakinan tentang satu atau Esanya Tuhan" yang menjurus kepada
kesimpulan bahwa Tuhan itu satu. Syahadah adalah makna yang berarti bukti, sumpah,
kesaksian/pengakuan.Tauhid dibagi menjadi tiga:Tauhid uluhiyah, Tauhid Rububiyah,
Tauhid Asma wa sifat.
Lafal pada syahadat yaitu ‫اشهد ان ْل اله اْل هللا و اشهد ان محمدا رسول هللا‬. Adapun Syarat
syahadat itu ada Syarat-syarat syahadat tauhid, Syarat-syarat syahadat rasul. Adapun rukun-
rukun syahadat itu ada Rukun Syahadat Tauhid Syahadat tauhid, Rukun syahadat rasul
syahada rasul.
Pembatal syahadat diantaranya yaitu:Bergantung berserah diri kepada selain Allah
disertai keyakinan bahwa hal tersebut bisa membawa manfaat, Tidak mengakui bahwa
nikmat yang diperoleh, baik batin maupun lahir, material maupun non material adalah
pemberian Allah, Beramal bukan karena Allah

11
DAFTAR PUSTAKA

At-Tamimi,Syaikh Muhammad, 2014 KITAB TAUHID pemurnian Ibadah Kepada allah.


Jakarta: Darul Haq
Fadilah, Nila, 2022. , tauhid landasan keluarga dan bermasyarakat, Sumatra Utara: UIN
Sumatra Utara, jurnal ilmiah multidisplin, vol.1 No. 8
Johariyah, S.t. 2020, Syahadat membangun visi dan misi kehidupan, Makassar: Universitas
Muslim Indonesia, jurnal ilmiah islam, vol. 17 No. 2

12

Anda mungkin juga menyukai