M.Kuliah : Sejarah Kekristenan Asia Pertemuan ke I
Gambaran Umum Sejarah Gereja Asia
Sebagai titik perjumpaan antara Barat dan Timur, Yerusalem (tempat lahirnya Agama Kristen) secara geografis adalah wilayah Asia Barat dan merupakan kekuasaan politis Romawi yang berorientasi dominan Eropa. Perluasannya ke arah Barat (Eropa), dapat dikatakan bahwa kekristenan (Injil) telah membentuk kebudayaan Barat/Eropa sedemikian rupa bahkan hingga akhir abad 16 Eropa dipahami wilayah dengan sebutan: “corpus Christianum” (dunia kekristenan). Istilah ini sekarang disebut sebagai wilayah Christendom (dunia orang Kristen) sebagai peradaban Eropa/Barat. Beberapa keadaan itu adalah: a. Berlangsungnya penghambatan besar dialami oleh orang Kristen di Asia terjadi ketika mereka berjumpa dengan kelompok agama-agama besar dan kuat yang sebelumnya sudah menyatu dengan segala aspek kehidupan dan budaya bangsa-bangsa Asia. Kelompok agama- agama besar itu adalah agama Zoroaster (hidup Persia hingga tahun 650), agama Hindu dan Budha di India, Asia Timur dan Asia Tenggara, agama Kong Hu Chu di Cina dan di negara- negara di mana Cina berserak. b. Yang cukup menentukan sangat mundurnya perkembangan gereja di Asia adalah sulitnya (sangat kurang) ditemukan bahan-bahan sebagai sumber untuk menggali akar-akar Kekristenan di Asia (wilayah di luar kekaisaran Romawi). c. Misi gereja Nestorian (ingat perpecahan gereja Barat dan Timur hasil dari Konsili Nicea: 325 dan Chalcedon: 451 tentang perdebatan Trinitatis antara Agustinus/Ambrosius dengan Arius Yang tidak dipandang oleh Barat (Eropa) sebagai misi kekristenan yang benar. Kelompok Nestorian dianggap sebagai orang Kristen bidat/sesat yang telah dikutuk oleh konsili oikumenis yang dipelopori oleh kaisar Romawi. Karya besar missionar Nestorian yang telah mencapai Asia Tengah, Timur dan Selatan ditolak Barat sebagai karya misi kekristenan yang tidak benar bahkan dianggap karya misi yang memalukan sebab dianggap selalu tunduk kepada penguasa politis duniawi. Padahal secara politis gereja Nestorian sangat mendukung pertumbuhan gereja di Asia dalam hubungannya dengan konflik Persia (bebas dari pengaruh kebudayaan Yunani) dengan Romawi. Keadaan yang mendukung kristenisasi berlangsung cepat di Eropa adalah pertentangan dan hambatan yang dialami oleh agama Kristen tidak begitu besar, karena ketika agama Kristen memasuki Eropa, di sana tidak dijumpai agama-agama besar seperti dijumpai di Asia, yang ada hanya agama-agama suku yang bersifat primitif, yang tidak mempunyai daya tahan terhadap Agama Kristen dan bahkan di banyak negara Agama Kristen dijadikan sebagai agama negara.