Diserahkan kepada:
Disusun oleh
NIM : 22.01.01.023
3. Usaha pemimpin gereja persia melepaskan diri dari kecurigaan negara (Persia)
terhadap posisi Gereja dalam hubungan dengan kekaisaran Romawi
Musuh pemerintahan Persia adalah kerajaan Romawi. Ada ketegangan yang
besar antara kedua kerajaan itu. Apalagi setelah kaisar Romawi, Konstantinus Agung
menjadi Kristen, Gereja awalnya lahir dan berkembang di wilayah kekaisaran Romawi.
Oleh karena iru, kehadiran Gereja di Persia sering dicurigai sebagai agen rahasia
kekaisaran Romawi. Kecurigaan itu berdampak pada sikap negara terhadap Gereja di
Persia. Dalam situasi seperti itu, para para pemimpin di Gereja Persia berupaya untuk
melepaskan diri dari kecurigaan negara. Pada tahun 424, Gereja Persia secara resmi
melepaskan diri dari Gereja Barat (keuskupan Antiokhia). Sinode Danyeshu di kota
Markabta, yang dihadiri 36 orang uskup, memutuskan bahwa Kataliksos Persia tidak
boleh diadili atau dipimpin oleh uskup agung yang lain, tetapi hanya oleh Tuhan Yesus
saja. Dengan pemutusan hubungan dengan Gereja Barat (Romawi) maka Gereja Persia
lebih mudah diterima oleh pemerintah Persia. Namun demikian umat Kristen di Persia
tetap merupakan kelompok minoritas, namun minoritas yang kuat.
Banyak orang dari golongan berjabatan tinggi, baik pegawai negeri maupun
pejabat istana, bahkan penganut Zoroaster masuk Kristen, bertobat menjadi Kristen,
meski para Magus menentangnya. Hukuman mati bagi orang yang beralih dari agama
Zoroaster masuk Kristen sering dikurangi menjadi hukuman penjara atau pembuangan.
Misalnya Katalikos Bobowai, Katalikos Mar Aba yang harus dihukum mati tetapi
akhirnya dipenjarakan 7 tahun. Bobowai kemudian dihukum mati pada tahun 484
karena pengkhianatan, oleh karena ia mengirim surat kepada uskup-uskup di Barat
untuk meminta dukungan dalam persidangan- nya dengan Barsauma, uskup Nisibis.
Meskipun Gereja dianiaya, tetapi Gereja terus berkembang. Perkembangan
Gereja di Persia paling berhasil di antara golongan masyarakat berbahasa Siria, terutama
pedagang dan orang yang mempunyai keterampilan, Pada tahun 484 Gereja Persia
berusaha melepaskan diri dari perangkap politis dengan cara menerima ajaran Nestorius
sebagai ajaran resmi Gereja Persia, sejak saat itu Gereja Persia disebut Gereja
Nestorian.
Pada abad ke-6 kebanyakan dokter di Persia adalah orang Kristen, termasuk
dokter pribadi raja. Pada abad ke-7 jumlah orang Kristen dan Yahudi di Persia
diperkirakan satu setengah juta. Pada tahun 650 Gereja Nestorian sudah mempunyai
struktur oraganisasi yang mantap dengan satu orang patriarkh, 9 metropolit, dan 96
uskup.
Misi Gereja Katolik di Asia pada periode abad XVII-XVIII diupayakan melalui:
Lahirnya Gereja Protestan di Asia tidak dapat dipisahkan dari karya Roh Kudus
melalui para misionaris dari Eropa dan orang Kristen Asia yang telah memberi
respons terhadap Injil yang diwartakan. Misi Gereja Protestan yang mempengaruhi
Asia terdiri atas aliran Calvinis yang biasanya dikenal dengan sebutan
Reformed/Kongregasional dan Presbiterian, aliran Lutheran, Anabaptis, Gerakan
Pentakosta, dan lain-lain.
Perkembangan Gereja Prostestan yang akan dibahas di sini akan diuraikan dalam
masing-masing negara Asia sejauh yang terjangkau dalam literatur Sejarah Gereja
Asia. Perlu juga diutarakan di sini bahwa urutan negara Asia di sini tidak
berdasarkan urutan abjad atau alasan-alasan lain. Urutan negara Asia dimulai dari
negara-negara Asia yang telah mengenal Kristen dan selanjutnya negara-negara
Asia yang baru mengenal Kristen, dalam arti agama Kristen masuk di negara Asia
pada abad 18 ke atas.
Pada tahun 1974 diperkirakan ada 14 juta orang Kristen di India, kurang lebih
2,5% penduduk: 5 juta merupakan orang Protestan sebanyak 16 juta orang. Pemeluk
Kristen yang paling banyak adalah India Selatan terutama di Kerela, negara bagian yang
sangat miskin, orang Kristen merupakan 1/3 jumlah penduduk. Selain itu di Goa dan
daereah Utara Timur, di antara suku-suku pegunungan Assam. Sedangkan di daerah-
daerah India lain, umat Kristen merupakan kelompok minoritas (Ruck, 2000:228).
Pada tahun 1981 di kota Madras, India Selatan jumlah orang Kristen dari
525 ber tambah menjadi 700 orang pada tahun 1986. Tahun 1991 berkembang
menjadi 1.400 orang Kristen (Ruck, 2000:256).
Denominasi Gereja Protestan di India: Gereja Anglikan, Gereja Methodis, Gereja
Reformed (Presbiterian dan Kongregasional), Gereja Baptis, Gereja Persaudaraan
(Brethren), Murid Kristus (Disciples of Christ) (Ruck, 2000:261).
C. Teologi dan Misi Kristen: Manusia Berdosa dan Manusia Sasaran Dosa
Pekabaran Injil yang dilaksanakan Gereja masa kini, tidak hanya melihat atau
membahas perihal manusia berdosa, tetapi harus melihat manusia sebagai sasaran dosa
(mangsa dosa orang lain). Dalam hal ini pekabaran atau pemberitaan Injil yang hanya
memperhatikan manusia berdosa menyampaikan terlalu banyak sikap merendahkan
sehingga kurang adil terhadap mereka yang menderita akibat penghinaan dan
ketidakadilan. (Elwood, 1996: 201-215: digumuli lebih lanjut dalam halaman tersebut)
Jadi seorang penginjil yang tidak sadar akan "sasaran dosa" tidak dapat
mengkomunikasikan kabar baik kepada mereka yang telah menjadi sasaran dosa (orang
lain). Oleh karena itu bila mana pekabaran Injil ingin menyapa batin manusia yang
terdalam melalui pemberitaan Injil, maka pekabar Injil harus menyadari serta
memahami kenyataan bahwa manusia menjadi obyek dan subyek dosa secara serempak
(Muanley, 1991: 31-31),
DAFTAR PUSTAKA
Den End, Van, Sejarah Gereja Asia, Yogyakarta: Duta Wacana, 1981 Den End, Van,
Harta dalam Bejana, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989
Den End, Van, Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam, STT Jakarta Ruck, Anne, Sejarah
Gereja Asia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
Wetzel, Klaus, Kopendium Singkat Sejarah Gereja Asia, Malang: Gandum Mas, 2000
Hoke, Donald E. (Ed), Sejarab Gereja Asia Volume 1, Malang: Gandum Mas, 2000
Hoke, Donald E. (Ed), Sejarah Gereja Asia Volume 2, Malang: Gandum Mas, 2000
Schie, G. Van, Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani dalam Konteks Sejarah Agama-
agama Lain, Jakarta: Obor, 1994
Elwood, Douglas J., Teologi Kristen Asia: Tema-tema yang Tampil ke Permukaan,
Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996 Yewango, A.A., Teologi Crucis di Asia, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1993
Kuhl, Dietrich, Gereja Katolik Roma-Sejarah Gereja Jilid 11, Yayasan Pekabaran Injil
Depertemen Literatur, 1997
Ihromi, M.A., S. Wismoady Wahono, Theodoran - Pemberian Allah, Kumpulan
karangan dalan rangka menghormati usia 75 tahun Krueger, Theodor Mueller, Jakarta:
Gunung Mulia, 1979
Hart, Michael H., Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Jakarta:
Pustaka Jaya,
1995
Culver, John, Diktat Sejarah Gereja, Bandung: Institut Alkitab Tiranus, 1991 Culver,
John, Diktat Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam, Bandung: Institut Alkitab Tiranus,
1991
Muanley, Yonas, Asia Rumah Tinggal Tuban di Bumi, Jakarta: Sekolah Tinggi
Theologia Injil Arastamar, 2005
Muanley, Yonas, Diktat Sejarah Gereja, Jakarta: Sekolah Tinggi Theologia Injili
Arastamar,
1997
Sumber-sumber Perjumpaan Gereja dan Islam:
Husein, Hackal Muhammad, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta: Intermasa, 1996
Montgomery, Islam dan Peradaban Dunia, Jakarta: Gramedia, 1995
K., Ali, Sejarah Islam, Jakarta: Grafindo Persada Saleh, Nahdi, Jihad Fi-Sabilillah
Wessels, Anton, Arab Kristen: Gereja-gereja Kristen di Timur Tengah, Jakarta: BPK
Gunung
Mulia, 2004
Den End, Van, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam, STT Jakarta Lefebure, Leo D.,
Penyataan Allah, Agama, dan Kekerasan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003
Schumann, Olaf H., Menghadapi Tantangan, Memperjuangkan Kerukunan, Jakarta:
Gnung
Mulia, 2004
Culver, John, Dikat Sejarah Gereja, Bandung: Institut Alkitab Tiranus, 1991 Culver,
John, Diktat Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam, Bandung: Institut Alkitab Tiranus,
1991
Muanley, Yonas, Diktat Sejarah Gereja Asia, Jakarta: Sekolah Tinggi Theologia Injili
Arastamar, 1997