Anda di halaman 1dari 4

Bacaan_Pertemuan 3 SGA

A. Maksud Umum Istilah “Gereja Asia Lama”


Seperti dikatakan oleh Th. Van den End, istilah “lama” dalam pemakaian “Gereja Asia
Lama”, dipakai dalam tiga kategori yaitu:

1. Membedakan gereja di Asia pada zaman pertama dengan gereja yang muncul sesudahnya
akibat usaha-usaha PI orang Barat. Zaman “gereja Asia Lama” dihitung sampai tahun
1400, sebab terdapat kesinambungan (kontinuitas) yang besar dalam Sejarah Gereja Asia
selama periode itu. Bila dibandingkan dengan gereja Barat (Eropa) istilah lama dipakai
untuk menyiratkan periode sampai sekitar abad ke-6, gereja di Asia tidak memakai istilah
seperti ini.
2. Dalam istilah “gereja Asia Lama”, pengertian “Asia” tidak bersifat geografis semata-mata,
jadi pengertian Lama dimaksudkan sebagai wilayah Asia yang termasuk kepada wilayah
yang tidak dominan pengaruh kebudayaan Yunani Romawinya (Hellenistis). Pengaruh
Hellenisme (sebagai kebudayaan yang mencakup bahasa dll) di Asia jelas tidak sama
dengan batas wilayah kekuasaan Romawi (kekuasaan politik) di Asia.
3. Gereja Asia Lama juga bermaksud, gereja di Asia di luar pengaruh Hellenisme sejak
permulaannya sampai sekitar tahun 1400.

Dari penjelasan di atas maka periodesasi Sejarah Gereja di Asia dapat dibuat sebagai berikut:

1. Zaman gereja Asia Lama; dari permulaan kekristenan (abad I) sampai kira-kira tahun
1400-an. Zaman ini dibagi ke dalam dua periode, yaitu: Pertama, masa sebelum kelahiran
atau kedatangan Islam (Kekristenan berada di lingkungan kekuasaan Romawi dan kerajaan
Partia/Persia). Kedua, setelah kekristenan berada di bawah kekuasaan Islam. Dalam hal ini
perlu diperhatikan bahwa zaman Lama, pusat kekristenan dan penginjilan di Asia ada di
Mesopotamia Utara, dari sinilah kegiatan PI dilakukan oleh orang-orang Kristen Syria atau
kemudian oleh orang-orang Kristen Nestorian ke berbagai daerah di Asia. Faktor yang
paling menentukan bagi perkembangan gereja masa periode ini adalah berlangsungnya
perluasan gereja, perkembangan tata gereja, perkembangan ajaran gereja, hubungan gereja
dengan negara, dll.
2. Zaman Gereja Asia Baru (zaman Vasco da Gama) – Zaman Pekabaran Injil dari dan oleh
orang-orang Barat (+ tahun 1500-1947). Zaman ini juga dibagi ke dalam dua periode
yaitu: Pertama, zaman sebelum tahun 1800 (+ tahun 1500-1800). Kedua, masa antara
tahun 1800-1947. Masa periode tahun 1800, PI dilakukan atas usaha penguasa (negara
Eropa) yang menguasai beberapa daerah Asia. Sedang periode kedua yakni setelah tahun
1800, di mana usaha-usaha PI dilakukan oleh berbagai lembaga penginjilan yang datang
dari Eropa atau dunia Barat. Lembaga-lembaga penginjilan ini umumnya lahir sebagai
pengaruh dari gerakan pietisme atau gerakan revivalisme yang muncul di Eropa.

B. Alat Pendukung Bagi Perluasan Gereja di Asia Masa Abad


Pertama
Dari sudut perluasan Gereja masa Sejarah Gereja Asia lama, beberapa keadaan yang
mempengaruhi serta menentukan perluasan gereja adalah:
1. Pusat PI pertama di Asia. Pusat PI pertama abad-abad pertama sejarah gereja di Asia
adalah Antiokhia (bnd. kis. 11:19-21; 14:26 ff). Sejajar dengan ini, historigrafi (catatan
sejarah) sejarah gereja Asia sangat ditentukan oleh corak Barat (Berkhoff dan Enklaar)
walau ada PI ke arah Timur dan Selatan (lih. Kis. 2:8-11). Pola perluasan gereja sangat
ditentukan oleh keadaan lingkungan seperti situasi politis, kultus, keagamaan Asia Barat.
2. Secara Politis, Asia Barat dibagi dua yakni: Roma dan Persia. Pertentangan antara
Romawi dan Persia berlangsung terus menerus, pokok pertentangan adalah pemulihan
kekuasaan dan wilayah dari zaman Koresy dan Darius.
Sendi.sampari@ca
3. Dari Sudut kebudayaan Roma menganut kebudayaan Hellenistis bercorak Yunani.
Bahasa pengantar di Timur Romawi ialah Yunani sedang di Romawi Barat adalah
bahasa Latin. Di Persia sisa kebudayaan Babilonia kuno masih berpengaruh yang secara
langsung menolak pengaruh Hellenisme. Di Mesir penduduk menolak pengaruh Yunani
dan Hellenistis walau wilayah ini masuk ke wilayah Romawi.
4. Dari sudut Bahasa, di Persia dipakai bahasa Persia sedang di Barat (Irak, Syria dan
Palestina sekarang) dipakai bahasa Arab (Syria).
5. Dari sudut agama, di kekaisaran Romawi terdapat macam-macam agama, di antaranya
agama-agama suku kuno dan agama-agama sinkritisme yang baru. Namun di Persia
agama Zoroaster telah menjadi agama negara.

Apa kesimpulan dan tanggapan yang anda petik dari bacaan di atas?

C. Perluasan Gereja di Asia masa Abad Pertama


Setidaknya, ada empat jalan (jembatan) dapat dilihat sebagai alat untuk melintasi
rintangan (hambatan) perluasan kekristenan zaman gereja Asia Lama:

1. Jemaat Yahudi Diaspora. Sisa keturunan masa pembuangan Babel (lih. Ezra 7:6-7).
Mereka memelihara hubungan satu sama lain tanpa mengabaikan perbedaan asal negara
(Kis. 2:5-10). Usaha PI zaman Asia lama jelas memakai jembatan ini (lih. Kis.
2:13,14,16, dll). Yahudi diaspora sangat menentukan corak kerohanian/teologi gereja
Asia Lama di Persia.
2. Bahasa Aram. Sebagai bahasa resmi Romawi dan Persia bahasa ini juga secara
langsung menjadi bahasa gereja zaman Asia Lama, khususnya oleh gereja Nestorian
(Inggris – Syiriac).
3. Daerah Irak Utara yang dominan dengan agama suku. Keadaan ini memberi peluang
UPI di Persia sehingga Irak menjadi pangkalan (pusat) gereja di Asia masa abad ke-2.
Masa abad ke-2 Irak adalah negara pertama yang dikristenkan di Asia di luar kekaisaran
Romawi. Selama sejarah gereja Asia Lama sampai menjelang lahirnya Islam, Irak
(Mesopotamia Utara) adalah pusat Kekristenan di Asia sekaligus sebagai pangkalan
seluruh karya PI di Asia.
4. Jalan laut Asia Selatan-jalur Perdagangan. Perdagangan ramai antara Mesir (laut merah)
dengan India, Sri Lanka, Tiongkok (Cina). UPI melalui jalur ini menghasilkan sejumlah
jemaat Kristen walau masa selanjutnya (abad 18-19) kekristenan tetap dianggap sebagai
“asing” di Asia dan oleh karenanya sulit berkembang (tetap kecil) kecuali di India
Selatan dan Arab Selatan.

Terhadap kedudukan gereja (orang Kristen) di dalam negara, sampai masa abad VII di
Asia ada dua fase/tahap dapat digambarkan, yaitu: “di satu pihak gereja mengalami
penghambatan/pertentangan dan gereja mendapat pengakuan”.

 Fase Pertama: fase ini berlangsung sampai masa abad ke-5 di mana gereja masih dalam
wilayah kekuasaan kekaisaran Romawi (puncaknya sampai tahun 313). Identifikasi
terhadap keadaan gereja masa ini:
Tahap awal selama di dalam kerajaan Partia (yang kemudian berubah menjadi Persia)
gereja mengalami penghambatan dan sifat penghambatan itu bersifat insidentil (lokal).
Sumber penghambatan berasal dari tokoh-tokoh agama Zoroaster (Magians). Negara tidak
mengambil prakarsa dalam penghambatan ini (bnd. pengalaman gereja masa kekaisaran
Romawi sampai pemerintahan Decius, tahun 149).
Tahap kedua dimulai tahun 226 (masa pergantian kerajaan Partia menjadi Persia).
Masa ini Persia mengalami kebangunan nasional, agama Zoroaster menjadi agama negara,
agama Kristen dihambat secara sistematis dan penghambatan ini berlangsung di seluruh
wilayah Persia. Karenanya agama Kristen sangat dirugikan (bahkan mendapat presedent
Sendi.sampari@ca
negatif hingga tahun 313). Masa ini Kristen telah menjadi agama negara Romawi, secara
langsung agama Kristen turut menjadi musuh kerajaan Persia. Pernyataan raja Persia yang
menghambat Kekristenan adalah “sahabat musuh saya (Romawi) adalah musuh saya juaga
(Kristen)”, otomatis dengan pernyataan ini gereja sangat dicurigai sebagai mata-mata
Romawi di semua wilayah Persia (bnd. posisi agama Kristen di Indonesia masa tahun
1945-1950).

 Fase Kedua (terjadi tahun 410-424); masa ini gereja berhasil menemukan jalan keluar dari
perangkap politis, dan tahun 410 gereja mencapai suatu persetujuan dengan negara.
Persetujuan itu adalah:

► Negara mengakui gereja sebagai persekutuan yang sah dengan hak-hak dan kewajiban
tertentu. Uskup agung Seleukia-Ktesifon, ibukota kerajaan Persia, yang telah
mengambil gelar Patriarkh (katolikos) diakui sebagai kepala persekutuan Kristen. Ia
bertanggungjawab terhadap sah atas kelakuan anggota-anggota persekutuan Kristen.
Dalam satu hal, kebebasan beragama bagi orang Kristen dibatasi; mereka tidak boleh
berusaha membujuk seorang penganut agama Zoroaster agar masuk menjadi Kristen
(kalau ini terjadi maka hukuman mati diadakan).
► Tahun 424, Gereja persia melepaskan diri dari gereja Barat (pusat Romawi) secara
Yuridis. Patriarkh/Katolikos dalam gereja Persia tidak dipandasang lagi sebagai takluk
kepada Patriarkh Antiokhia. Pemisahan ini semakin diperkuat tahun 484, di mana
ketika kekaisaran Romawi dikutuk oleh konsili (Chalcedon 451). Penerimaan
terhadap ajaran Nestorius ini sangat dipengaruhi oleh pengamanan diri dan kecurigaan
negara. Masa selanjutnya gereja Asia mulai dikenal sebagai gereja Nesotiran
(termasuk di dalamnya Gereaja Yakobit dan Gereja Ortodox).
► Catatan yang sangat penting diperhatikan dalam hal ini bahwa masa sejarah gereja
Asia lama, orang Kristen (gereja) mendapat status dhimi atau millet. Status ini adalah
penentuan keadaan orang Kristen di wilayah kerajaan Persia yang didominasi budaya
khalifat Arab sebelum Islam lahir. Dengan kata lain, sama seperti dalam banyak hal,
orang Arab mengambil alih saja keadaan yang sudah berlaku sebelum Islam muncul.
Namun walaupun kompromi telah
dicapai, penghambatan juga masih berlangsung sampai runtuhnya kerajaan Persia
abad ke-7.

D. Corak Kerohanian Kekristenan Zaman Asia Lama Sampai Kedatangan Islam


Setidaknya Ada tiga periode yang sangat menentukan corak kekristenan Asia sampai
kedatangan Islam di Asia:

 Pertama yaitu abad 1-3: masa ini di dalam gereja belum ditemukan keseragaman dalam
gereja Asia Barat. Pengaruh paham dualistis asketis Asia yang sangat fundamentalis
sangatlah besar. Maksud dari hal ini adalah sama seperti pengaruh keYahudian yang
sangat beraneka ragam di dalam gereja Asia Lama masa abad I dimana kelompok Yahudi
Rabbinis (berpegang kuat pada PL, menutup diri pada pengaruh agama lain, fanatik
melakukan hukum Taurat) dan Essene (kelompok ini berpusat di Qumran) sangat
mempengaruhi corak kerohanian jemaat. Demikian dalam gereja Asia lama, lingkungan
kekafiran yang dipengaruhi pola keagamaan Babilonia (percaya pada pengaruh binatang-
binatang dan nasib manusia: yang disebut sebagai Astrologi dan ilmu nujum) berlangsung
dalam gereja. Ada pula pengaruh Hellenisme dengan filsafat Yunani dan agama Zoroaster
bercampur dengan berbagai-bagai cara di dalam gereja.
 Kedua abad 3-5. Gereja Ortodox mengalami kemenangan (tealah diterima secara umum
oleh jemaat-jemaat dalam wilayah kekaisaran Romawi). Pengaruh paham dualistis asketis
yang paling ekstrim dapat diatasi.
Sendi.sampari@ca
 Ketiga abad ke 5-7: Kekristenan Asia memisahkan diri dari gereja Ortodox dengan tidak
mengikuti keputusan Chalcedon. Teologia “Hellenistis” masih berpengaruh dalam gereja
Asia Lama.

Apa kesimpulan dan tanggapan yang anda petik dari bacaan di atas?

Sendi.sampari@ca

Anda mungkin juga menyukai