Anda di halaman 1dari 5

Dwi Purnomo S1 - SPak Sejarah Gereja Umum

SEJARAH GEREJA UMUM

I. RINGKASAN SEJARAH PERKEMBANGAN GEREJA DI DUNIA

Munculnya kekristenan di dunia tidak bisa dipisahkan dari keberadaan


bangsa Yahudi (Israel). Bangsa Yahudi mempercayai Tuhan Yang Esa jauh
sebelum masa kekristenan. Mereka begitu bertekun dalam pengajaran Taurat dan
Yudaisme. Dan salah satu yang di percayai oleh bangsa Yahudi ialah janji Tuhan
akan datangnya Mesias. Itu sebabnya meskipun tidak sedikit yang menolak
Kristus sebagai Mesias (sampai hari ini), namun kekristenan mula-mula timbul
dari kalangan bangsa Yahudi yang mau percaya dan menerima Yesus sebagai
Mesias yang di utus Allah. Mengacu pada salah satu definisi sejarah gereja; yang
adalah kisah tentang perubahan hidup yang dialami manusia karena keselamatan
yang diimaninya di dalam Yesus Kristus dan bagaimana mewujud nyatakan
keselamatan tersebut sebagaimana yang diajarkan Alkitab. Jadi sejarah gereja
tidak dapat dipisahkan dari catatan iman terhadap Yesus Kristus. Dari bangsa
Yahudi (yang percaya Yesus) inilah kekristenan kemudian menyebar keseluruh
dunia.
Setelah kelahiran Yesus dan pelayanan-Nya di bumi (+/- 30 M), maka
berita tentang Kerajaan Allah mulai di sampaikan. Dengan berbagai tanda dan
mujizat Yesus menyatakan bahwa Kerajaan Allah sudah turun (Luk 11:20). Hal
itu di pertegas dengan kematian dan kebangkitan-Nya sebagai penggenapan dari
apa yang tertulis dalam kitab para Nabi (PL). Murid-murid-Nya makin bertambah,
meski tidak sedikit juga yang meninggalkan DIA karena tidak tahan dengan
pengajaran Nya yang keras, namun jumlah yang percaya semakin banyak. Setelah
kenaikan-Nya dan Pencurahan Roh Kudus kepada 120 murid Nya di suatu rumah
di Yerusalem, maka murid-murid-Nya – di motori oleh para Rasul (12 murid
selain Yudas Iskariot), mereka menyebarkan Injil ke seluruh daerah di Yerusalem.
Selama periode Apostolik (30 – 100 M) kekristenan mulai menyebar. Pada dekade
awal era Apostolik ini terjadi penganiayaan yang masif terhadap pengikut Kristus
(saat itu belum disebut kristen) di Yerusalem. Hal ini memaksa para murid
melarikan diri berpencar ke berbagai penjuru daerah Israel. Dan mereka pergi ke

1
Dwi Purnomo S1 - SPak Sejarah Gereja Umum

berbagai kota dan tempat dan memberitakan Injil disitu. Jadi penganiayaan itu
justru menjadi pemicu penyebaran Injil / kekristenan yang makin meluas. Namun
masih terbatas di wilayah Israel / bangsa Yahudi. Adalah seorang Yahudi
keturunan Roma bernama Saulus yang mendapat pewahyuan pengalaman
adikodrati dalam perjalanannya hendak menangkap pengikut Kristus. Sejak
perjumpaan nya dengan Tuhan, Saulus yang kemudian bernama Paulus, menjadi
pemberita Injil yang sangat aktif. Bersama rekan nya Barnabas, Silas, dll Paulus
menyebarkan Injil keberbagai kota; mulai Antiokhia, Seleukia, Siprus, Salamis,
Pafos, Perga, Pamfilia, Pisidia, Ikonium, Makedonia, Filipi, Tesalonika, Berea,
Atena, Korintus, Efesus, sampai ke kota Roma. Selama dua tahun pelayanan
Paulus Injil sudah menyebar di hampir seluruh Asia pada saat itu.
Dari situlah kemudian Injil / kekristenan menyebar luas, dengan berbagai
tantangan; Penganiayaan oleh fihak penguasa Romawi dan pemuka agama Yahudi
yang bertubi-tubi. Juga serangan secara teologis dari ajaran-ajaran sesat (gnostik)
dan budaya Helenisme. Sekitar abad pertengahan (313 M) keristenan menjadi
agama negara setelah kaisar Konstantin melegalkan agama Kristen setelah dia
sendiri minta dibaptis. Dan pada masa itu Gereja mulai mengembangkan bentuk
organisasi. Hal ini dipengaruhi lingkungan: pemerintah dan dalam tentara, di
dalamnya dikenal hirarki: urutan pangkat. Mulai tahun 100 Masehi para penilik
(episkopoi/uskup yang dibantu oleh diaken-diaken/diakonoi) yang dipilih dari
penatua-penatua (presbuteroi) mulai menganggap pelayan-pelayan lainnya
sebagai bawahannya. Mulai ditetapkan hirarki (urutan pangkat): Penilik-Penatua-
Diaken. Sistem ini memungkinkan semua uskup mempunyai kekuasaan atau
kewenangan yang sama atau bersama-sama berkuasa dalam Gereja (sistem ini
disebut episkopalisme) sekarang masih dimiliki oleh Gereja Ortodoks Timur
(Rusia dan Eropa Tengah) dan Gereja Anglikan. Mula-mula Gereja di Eropa Barat
memakai sistem episkopal juga. Akan tetapi di Roma, uskup Roma pada tahun
590 mendapat kekuasaan tertinggi dari uskup lainnya sehingga uskup Roma
disebut Paus. Sejak itulah berlaku sistem kepausan.
Namun di era gereja negara inilah justru gereja mengalami kemunduran
dalam hal doktrin dan pengajaran Alkitabiah. Gereja sudah mengalami degradasi
iman akibat percampuran dengan politik kekuasaan dan pengaruh gnostik. Sejarah

2
Dwi Purnomo S1 - SPak Sejarah Gereja Umum

menyebut era ini sebagai masa kegelapan gereja (+/- 1500 tahun). Namun secara
lembaga agama kekristenan mengalami pertumbuhan yang pesat. Hingga era
reformasi yang dipelopori oleh Martin Luther (1483 – 1546) yang menandai
dimulainya gerakan Protestan yang melahirkan gereja Lutheran / Protestan.
Sekitar tahun 1900 an sejarah gereja mengenal gerakan pentakosta, melalui tokoh
tokoh seperti Agnes Ozman, Charles Parham, William Seymour, dll yang
kemudian melahirkan gereja pentakosta. Sekitar tahun 1970 an muncul gerakan
Kharismatik, tokoh-tokoh yang menonjol diantaranya : Demos Shakarian, Oral
Roberts, David J. Du Plessis, Dennis J. Bennet, dll, yang melahirkan berbagai
gereja kharismatik.

II. SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN GEREJA DI INDONESIA

Kekristenan di tanah nusantara dapat ditelusuri jejaknya sejak tahun 1323


M. Pada saat itu kesatuan politis bernama “Indonesia” belum ada. Wilayah
Indonesia masih berupa sebagian dunia pulau-pulau yang terletak diantara daratan
Asia dan benua Australia. Namun wilayah Indonesia sudah menjadi jalur
perdagangan penting pada masa itu. Dan beberapa kerajaan sudah berdiri di
beberapa tempat. Di tandai dengan kunjungan seorang anggota Ordo Fransiskan
bernama Oderico de Pordenone, mengunjungi Kalimantan, Istana Majapahit dan
Sumatera. Namun saat itu kekristenan belum berakar dibumi Indonesia, masih di
seputar warga pendatang. Sekitar tahun 1500 M misi katholik Roma masuk ke
nusantara bersama dengan pedagang Portugis dan Spanyol. Pada awalnya
kegiatan agama (penyebaran Injil) bukanlah agenda utama orang-orang Portugis
dan Spanyol melainkan dagang. Dengan ini kekristenan mulai di tanamkan di
bumi nusantara, terutama wilayah sebahagian Kalimantan dan sebagian Indonesia
timur. Sementara bagian lain seperti pulau Jawa dan Sumatera didominasi Islam
dan Hindu. Pada tahun 1522 orang Portugis membangun benteng di pulau itu, dan
orang-orang Kristen bersekutu dalam “Jemaat Benteng”. Di Halmahera, sejumlah
kampung di timur pulau meminta agar orang Portugis di Ternate melindungi
mereka dari musuh dan sekaligus menyatakan menerima agama pelindungnya
(1534). Mereka diberi pengajaran agama ala kadarnya, dibaptis dan diberi nama

3
Dwi Purnomo S1 - SPak Sejarah Gereja Umum

baru (nama Portugis), dengan demikian proses konversinya mirip dengan yang di
lakukan penyebar agama Islam. Agama kristen juga menyebar ke Sulawesi utara
dan kepulauan Sangihe. Tahun 1563 M Raja Manado dan sejumlah rakyatnya
dibaptis. Raja Siau yang kebetulan sedang berkunjung disitu turut juga di baptis.
Namun sejalan dengan terdesaknya Portugis oleh Ternate, kekristenan juga ikut
terkikis. Barulah pada abad ke 17 ketika orang Spanyol dari Filipina memperluas
pengaruh mereka ke kawasan ini, kekristenan mulai bangkit kembali dengan di
bentuknya jemaat-jemaat yang lebih kuat. Pada tahun 1556 M lima ribu orang di
baptis di Pulau Timor, dan lahirlah jemaat-jemaat kristen di Flores dan beberapa
pulau lain. Dan tempat ini menjadi basis / kantong Portugis di Asia tenggara.
Pada abad ke 17 mulai babak baru penyebaran agama kristen di era VOC
Belanda. Kekristenan lebih berkembang di beberapa daerah di nusantara. Era
VOC ini juga menandai perkembangan gereja Protestan, setelah di era Portugis
sebelumnya lebih dominan kekristenan Katholik yang berkembang. Gereja
Protestan pada masa VOC bercorak Calvinis (Gereja Gereformeerd) dan memakai
pola Presbiterial dimana Majelis gereja mendominasi dalam penatalayanan gereja.
Dalam kurun waktu 1605 – 1800 gereja di wilayah VOC dilayani oleh 500 lebih
pendeta yang kesemuanya orang Belanda. Barulah pada abad ke 20 orang
Indonesia diberi kesempatan mengikuti pendidikan teologia dan menjadi pendeta.
Abad ke-17 dan 18 agama Kristen meluas juga ke wilayah diluar Ambon-
Lease, yaitu ke Seram Selatan, Aru, Tanimbar, dan kepulauan barat daya (Babar,
Wetar, Leti, dll). Pada akhir abad ke 17 jumlah orang Kristen sudah naik menjadi
33.000 orang. Selama pendudukan VOC gereja di Ambon-Lease berkembang
cukup pesat, dan pada abad ke-19 dan 20 banyak guru-guru dan tenaga misi yang
dihasilkan dan mereka menjadi alat untuk membawa Injil ke seluruh Indonesia
Timur. Pada tahun 1613 VOC menancapkan kekuasaan di NTT, tepatnya di Solor
dan ujung timur pulau Flores. Kekristenan Protestan mulai berkembang meskipun
ada tantangan dari orang-orang Portugis yang telah lebih dulu menanamkan
pengaruh agama Katholik di daerah NTT. Namun pasca kemenangan VOC
terhadap Portugis dalam peperangan Penfui, pengaruh Protestan semakin
meningkat. Namun dikalangan warga setempat kekristenan kurang berakar karena
tidak adanya upaya dari orang-orang belanda untuk mengajarkan kekristenan

4
Dwi Purnomo S1 - SPak Sejarah Gereja Umum

secara sistematis kepada warga. Sehingga kekristenan sempat merosot lagi ketika
kekuasaan VOC memudar. Sesudah tahun 1950 barulah seluruh penduduk Pulau
Rote masuk Kristen. Akhir abad ke-17orang Belanda menjalin hubungan dengan
orang Batak namun tidak ada gerakan untuk mengabarkan Injil kepada orang
Batak, itu sebabnya orang Batak baru mendengar Injil melalui misionaris Jerman
yang berada dalam naungan lembaga Pekabaran Injil “RM” Rheinische
Missionsgessellschraft. Pada tahun 1836 RM memulai pekabaran Injil di
Indonesia (Kalimantan Tenggara). Namun karena perang Banjar pada tahun 1859
yang berdampak pada pembunuhan beberapa pendeta maka RM terpaksa menarik
mundur semua penginjilnya dari Kalimantan dan memindahkannya ke Tanah
Batak (1861), Nias (1865), Mentawai (1901) dan Enggano (1903). Akhirnya 4
misionaris dibawah naungan RM melakukan rapat pembagian tugas pada tanggal
7 Oktober 1861yang belakangan dicatat sebagai hari jadi gereja HKBP (Huria
Kristen Batak Protestan). Pekabaran Injil di tanah Batak sendiri mencapai puncak
dibawah pelayanan Ingwer Ludwig Nommensen (1834-1918) yang mulai masuk
ke tanah Batak (Barus) pada bulan Juni 1862, lalu masuk ke Silindung (November
1863). Dengan sokongan kuat dari penguasa lokal saat itu, Raja Pontas Lumban
Tobing, gereja di Tanah Batak mulai berkembang pesat. Dan Nommensen sendiri
kemudian di juluki sebagai “Rasul Batak”.
Pekabaran Injil kepada orang Jawa baru dimulai sekitar tahun 1840, itupun
bukan oleh gereja protestan, melainkan oleh orang swasta; Emde dan Coolen, FL
Anthing, CP Steven Philips, JC Philips Van Oostrom, dll. Mereka adalah para
awam pensiunan Belanda yang mengabdikan diri bagi Injil. Mereka melakukan
kegiatan misi sebelum datangnya organisasi-organisasi pekabar Injil dari Eropa.
Sementara di Batavia Injil sudah mulai masuk pada tahun 1600 an, di era
Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen yang membangun kota Batavia pada
tahun 1619. Kekristenan awalnya berkembang ke penduduk pribumi di komunitas
budak yang dipekerjakan oleh VOC diperkebunan mereka. Pekabaran Injil di
Batavia tidak terlepas dari peran tokoh sentral, Cornelis Chastelein, seorang
Belanda yang bekerja sebagai anggota dewan luar biasa VOC yang mulai masuk
Batavia pada 16 Agustus 1675.
== 0#0 ==

Anda mungkin juga menyukai