KEKERASAN DI SEKOLAH
1
Dwi Purnomo S1 - SPak Pendidikan Agama Kristen
terjadi di salah satu sekolah terkenal di Jakarta. Tawuran antar pelajar yang juga
marak terjadi, bukan cuma sekelas anak SMA / SMP tapi juga di Perguruan
tinggi. Keterlibatan anak-anak pelajar dalam berbagai aktifitas geng motor dan
tindak kejahatan di jalanan. Kasus-kasus penyalahan gunaan obat dan narkotika
dikalangan pelajar dan mahasiswa, praktek-praktek asusila yang melibatkan
pelajar dan mahasiswa. Semua itu menambah daftar kelam potret buram dari
pendidikan kita. Hal ini diperburuk dengan rendahnya kualitas lulusan yang
dihasilkan oleh sekolah-sekolah kita, yang belum sepenuhnya dapat menjawab
kebutuhan di dunia kerja, industri atau market place, yang berakibat pada
tingginya angka pengangguran dikalangan lulusan sekolah kita. Kita akui ada
banyak prestasi anak-anak didik kita baik di tingkat nasional bahkan Internasional.
Anak-anak binaan Prof. Surya terbukti berhasil mengharumkan nama bangsa
Indonesia di kancah internasional melalui prestasi mengagumkan di Olimpiade
Matematika, Fisika, Sains, dll. Namun secara umum kondisi pendidikan kita
belum terlalu menggembirakan.
II. Gunung Es
Untuk menemukan akar dari semua persoalan diatas tentu bukan pekerjaan
mudah. Berbagai faktor dapat menjadi penyebabnya. Krisis moral menjadi salah
satu pemicu buramnya potret pendidikan kita. Sebagai contoh dalam kasus
pembunuhan oleh AMR. Dia adalah teman korban yang dibunuhnya pada malam
hari, dan korban ditemukan oleh pengasuh asrama saat hendak membangunkan
nya untuk salat subuh. AMR nekat membunuh karena kesal karena beberapa kali
dipergoki mencuri barang-barang milik siswa lain. Perilaku ini dilakukannya
beberapa kali, dimana pelaku mencuri buku tabungan, mengambil uang milik
siswa lain, dan diketahui oleh korban. Pelaku juga sakit hati kepada korban karena
korban menyebabkan ponsel pelaku disita oleh fihak sekolah. Semua hal itu
dilakukan oleh AMR salah satunya karena lemahnya pendidikan moral yang
tertanam dalam dirinya, yang diperkuat dengan lemahnya dasar-dasar kerohanian
yang tertanam dalam dirinya. Hal itu menyebabkan lemahnya pertahanan mental
pelaku, sehingga ketika ada tekanan secara emosional dia cenderung
2
Dwi Purnomo S1 - SPak Pendidikan Agama Kristen
3
Dwi Purnomo S1 - SPak Pendidikan Agama Kristen
III. Solusi
4
Dwi Purnomo S1 - SPak Pendidikan Agama Kristen
daya serap siswa terhadap pelajaran dan merangsang kreatifitas anak murid
berkembang aktif dalam pola-pola interaksi yang sehat dan menyenangkan.
Menciptakan lingkungan yang positif di sekolah merupakan kebutuhan yang tidak
bisa ditawar lagi. Terutama dalam menjamin kelangsungan proses belajar yang
aman, damai, serta mendukung pencapaian akademis siswa dan meningkatkan
keterampilan sosial siswa. Ada banyak instrumen yang bisa di gunakan para
pemangku kepentingan pendidikan untuk mencegah radikalisme dan kekerasan di
sekolah. Salah satunya mengoptimalkan mekanisme pengambilan keputusan
tentang apapun yang terjadi di sekolah, melalui sistem keputusan bersama yang di
lembagakan kedalam mekanisme pengelolaan konflik berbasis sekolah.
Membangun komitmen pendidikan damai ialah kata kunci yang harus di
lakukan oleh komunitas sekolah dalam rangka merancang bangunan resolusi
konflik yang memadai di lingkungan sekolah agar anak-anak kita terhindar dari
semua perilaku kasar dan keras di kemudian hari. Dengan praktik tak ada
kekerasan di sekolah, baik guru maupun siswa harus berusaha menghindarkan diri
dari kebiasaan buruk berlaku kasar pada saat mengajar maupun belajar di
lingkungan sekolah. Kredo tentang asas nirkekerasan ini merupakan disiplin
serius yang harus ditegakkan di seluruh sekolah kita.
Dalam perspektif kristen dilingkungan sekolah kristen, memasukkan agenda
rohani yang secara khusus mengarah kepada penyembuhan / pemulihan roh dan
jiwa, menjadi agenda wajib disekolah, bisa menjadi alternatif solusi untuk
meredam budaya kekerasan di sekolah. Sebagai contoh ada satu perguruan tinggi
kristen yang menjadikan pelayanan HMC (Healing Movement Camp) sebagai
agenda wajib secara berkala yang wajib di ikuti oleh seluruh mahasiswa. Karena
ketika seseorang disembuhkan jiwanya, saat rohnya berdamai dengan Tuhan dan
dengan dirinya sendiri serta berdamai dengan orang lain dan masa lalunya, dalam
tindakan mengampuni orang yang menyakiti dia, serta menerima pekerjaan Roh
Tuhan dalam dirinya, itu akan menjadi “obat” yang ampuh untuk mematikan
semua virus kekerasan dan memutus rantai kekerasan.
== 0#0 ==