Anda di halaman 1dari 1

Kristen adalah salah satu agama yang mulai masuk ke wilayah Nusantara pada abad ke-16.

Penyebaran agama Kristen di Indonesia dipengaruhi oleh letak geografis sebagai negara
kepulauan dan penjajahan oleh bangsa Barat. Mayoritas agama yang berkembang di Indonesia
bagian timur adalah Kristen-Protestan dan Katolik karena pengaruh penjajahan Belanda dan
Portugis. Ketika bangsa Barat melakukan pelayaran samudra, mereka menggaungkan
semboyan 3G, yaitu Gold (kekayaan), Glory (kejayaan), and Gospel (penyebaran agama). Salah
satu wilayah di Indonesia yang menjadi tujuan utama bangsa Portugis saat itu adalah Maluku,
yang merupakan pusat rempah-rempah. Selain mencari rempah-rempah, sesuai semboyannya,
bangsa Portugis juga menyebarkan ajaran agama Kristen Katolik kepada penduduk Maluku.
Baca juga: Tujuan Bangsa Portugis ke Indonesia Bahkan, bangsa Portugis diizinkan
membangun benteng-benteng yang berfungsi sebagai pangkalan militer, pedagang, sekaligus
pusat agama di wilayah Kesultanan Ternate di Maluku Utara. Di tengah upayanya mencari
kekayaan, Portugis juga melaksanakan misi Jesuit, sehingga setiap berkunjung ke suatu tempat
akan melakukan penyebaran Injil. Bangsa Portugis menggunakan berbagai cara serta metode
untuk menyebarkan ajaran Kristen Katolik kepada penduduk di Maluku. Adapun beberapa
misionaris ternama yang menyebarkan ajaran Kristen Katolik di Maluku adalah Gonzalev Veloso
dan Simon Vas. Simon Vaz merupakan orang pertama yang mengkristenkan penduduk Ternate,
termasuk salah satu Sultan Ternate, Tabariji (1533-1534). Dalam perkembangannya, tepatnya
pada 1575, bangsa Portugis berhasil diusir dari Maluku  dan kedudukannya digantikan oleh
Belanda pada era VOC. Baca juga: Tabariji, Sultan Ternate yang Dikendalikan Portugis
Datangnya bangsa Belanda membawa pengaruh pada agama Kristen Protestan. Belanda juga
dengan tegas melarang berbagai kegiatan agama Katolik dan memulai penyebaran ajaran
Kristen. Hal ini dilakukan karena mayoritas penguasa VOC beragama Protestan, sehingga
mereka mengusir para imam Katolik berkebangsaan Portugis dan menggantinya dengan
pendeta Protestan dari Belanda. Bahkan, para imam Katolik yang ketahuan masih melanjutkan
penyebaran ajarannya akan dihukum mati oleh Belanda. Salah satu imam Katolik yang tewas
dibunuh VOC bernama Pastor Egidius d'Abreu SJ yang dibunuh di Kastel Batavia pada 1624.
Pada 1619, pendeta Belanda, yaitu pendeta Hulsebos mendirikan jemaat pertamanya di Jakarta.
Baca juga: Reformasi Protestan, Pecahnya Agama Kristen Menjadi Beberapa Aliran Pemerintah
Belanda juga banyak mendirikan gereja Kristen Protestan pertama di daerah Maluku, yang
disebut De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie atau yang lebih dikenal dengan
nama Indische Kerk pada 1605. Setelah Indische Kerk berdiri, gereja-gereja etnis besar lain
mulai dibangun juga di Indonesia Timur, seperti gereja Protestan Maluku dan Gereja Masehi Injili
di Timor. Selain di Indonesia Maluku dan Timor, ajaran agama Kristen juga mengalami
perkembangan yang signifikan di daerah Sulawesi dan Papua. Kedatangan bangsa Portugis dan
Belanda menjadikan agama Kristen dan Katolik hidup serta berkembang di Indonesia Timur
hingga sekarang. Pengaruh agama Kristen Protestan dan Katolik di Indonesia bagian barat tidak
begitu besar. Hal ini karena sebagai pusat pemerintahan, wilayah Indonesia bagian barat juga
menjalin hubungan dagang dengan negara-negara Timur Tengah dan Tiongkok yang
menyebabkan perkembangan Islam lebih pesat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Agama Kristen di Indonesia Bagian
Timur Berkembang Pesat?", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/12/120000679/kenapa-agama-kristen-di-
indonesia-bagian-timur-berkembang-pesat-?page=all.
Penulis : Verelladevanka Adryamarthanino
Editor : Widya Lestari Ningsih

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6

Anda mungkin juga menyukai