Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

i. Latar Belakang
Agama Katolik adalah salah satu dari enam agama yang diakui di Indonesia. Saat ini
jumlah pengikut Agama Katolik adalah sebesar 3.05% dari total jumlah penduduk di
Indonesia. Makalah Agama Katolik yang berjudul Katolik di Indonesia ini menjelaskan
mengenai sejarah penyebaran Agama Katolik di Indonesia. Dalam makalah ini akan
dibahas antara lain awal mula kedatangan Agama Katolik, perkembangannya, dan juga
pengaruh Katolik dalam politik. Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
belajar mengenai latar belakang Katolik di Indonesia.

ii. Manfaat Penulisan
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas besar untuk mata kuliah Agama Kristen
Katolik semester ganjil 2011-2011 di Universitas Mercu Buana. Makalah ini dibuat sebagai
salah satu sarana pembelajaran bagi mahasiswa secara interaktif. Dalam proses
pembuatan makalah ini, diharapkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan
kesempatan untuk lebih memahami kekatolikan di Indonesia.

iii. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini dimulai dengan pencarian data mengenai Sejarah Katolik di
Indonesia. Pencarian data dilakukan secara qualitatif melalui buku-buku dan berbagai
sumber dari internet. Setelah pengumpulan data, dilakukan pengolahan data untuk
mendukung tema dan isi dari makalah ini. Setelah semua hal tersebut, baru kemudian
dilakukan penulisan makalah ini.

2

BAB II
KEDATANGAN AGAMA KATOLIK DI INDONESIA

Agama Katolik masuk ke sudah Indonesia sejak abad ke 16, berawal dengan
kedatangan bangsa Portugis ke Maluku dan kemudian berkembang ke daerah-daerah lain
yang berhasil di kuasai Portugis dan Spanyol seperti Flores, Timor, dan Sulawesi. Di Jawa
sendiri, Katolik baru mulai masuk pada akhir abad ke-18 setelah terjadi pergantian
pemerintahan di Belanda. Asal usuk kedatangan Agama Katolik ini akan dibahas secara
detil dan dibagi menurut era penyebarannya pada bab ini.

i. Era Potugis
Pada tahun 1534, seluruh warga kampung di Maluku Utara dibabtis untuk pertama
kalinya di Indonesia setelah mendengarkan pemberitaan Injil oleh saudagar Portugis yang
bernama Gonzalo Veloso. Kemudian Santo Francis Xavier dan beberapa misioaris Katolik
lainnya pada tahun 1546-1547 datang ke Ambon, Ternate, dan Morotai; mendirikan
serikat Jesuit yang akhirnya menjadi pondasi dalam penyebaran Agama Katolik di wilayah
Timur Indonesia.
Pada tahun 1574, Portugis diusir dari Ternate sehingga banyak umat Katolik di
daerah tersebut yang dibunuh atau beralih ke Agama Islam. Pada tahun 1605 Ambon di
rebut Belanda dan umat Katolik dipaksa untuk beralih ke Kristen Protestan. Manado dan
Solor juga jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1613 sehingga aktivitas penyebaran
agama Katolik terbatas hanya di wilayah Flores dan Timor yang masih tetap berada dalam
kekuasaan Portugis.

ii. Era VOC
Belanda datang ke Indonesia pada tahun 1595, dan mendirikan VOC atau Dutch East
India Company pada tahun 1602. Seperti yang sudah dibahas, Belanda berhasil merebut
Maluku dan Manado dari Portugis sehingga banyak umat Katolik di daerah tersebut yang
kemudian dipaksa beralih ke agama Kristen Protestan. Para Imam Katolik digantikan oleh
para Pendeta Kristen Protestan dan para Pastur juga di ancam dengan hukuman berat bila
ditemukan berada di wilayah kekuasaan VOC tersebut. Pada tahun 1624, Pastur Egidius
d'Abreu, SJ. dihukum mati karena mengadakan ekaristi di penjara di Batavia.
3

Pastur Alexander de Rhodes pengikut Serikat Jesuit dari Prancis juga diusir dari
wilayah VOC pada tahun 1646. Joanes Kaspar Kratz dari Austria diusir dari Batavia karena
membantu beberapa Imam yang transit di Batavia. Dia kemudian pergi ke Macau sebelum
menginggal di Vietnam sebagai Martir.
Pada akhir abad ke-18, Eropa Barat terlibat perang antara Inggris dan Prancis.
Perebutan kekuasaan oleh Perancis menyebabkan Pemerintah Belanda kehilangan
kedaulatannya. Pada 1799, VOC bangkrut dan dibubarkan. Dan pada 1806, Louis
Napoleon mengangkat Lodewijk yang beragama Katolik sebagai Raja Belada.

iii. Era Hindia Timur
Perubahan politik Belanda yang semula pemerintahnya beragama Kristen Protestan
menjadi Katolik, membawa dampak positif dengan pengakuan mengenai kebebasan
beragama. Pada tahun 1807, Vatikan diberi ijin untuk mendirikan keuskupan di Batavia
oleh Louis Napoleon yang dikenal juga sebagai Lodewijk. Pada tahun 1808, Frater Jacobus
Nelissen dan Frater Lambertus Prinsen dari Belanda datang ke Batavia dan kemudian
Keuskupan Batavia didirikan pada tahun 1826.
VOC digantikan oleh pemerintah Belanda dibawah kekuansaan Gubernur Jendral
Daendels pada tahun 1808, dan sejak saat itu kebebasan beragama mulai diterapkan.
Beliau menyumbangkan sebuah kapel sederhana yang kemudian diubah menjadi Gereja
Katolik pertama di Indonesia kepada Frater Nelissen. Gereja ini dikenal sebagai Gereja
Santo Ludovikus. Frater Nelissen yang kemudian diangkat menjadi uskup pertama di
Batavia juga disemayamkan disana.

iv. Era Van Lith
Pastur Frans Van Lith tiba di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah dekat DI Yogyakarta
pada tahun 1896. Usahanya untuk menyebarkan agama Katolik tidak begitu membuahkan
hasil, hingga pada tahun 1904 saat 4 Petinggi Kota Kalibawang saat itu datang untuk
mendapatkan pelajaran agama darinya. Pada tahun yang sama pula 178 orang beretnis
Jawa dibabtis di Semanggung di antara dua pohon yang sekarang areanya dikenal sebagai
sendangsono.
Pastur Frans Van Lith juga mendirikan sekolah untuk para guru yang disebut
Nomaalschool pada tahun 1900 dan Kweekschool pada tahun 1904. Pada tahun 1918,
4

semua sekolah Katolik di Indonesia dikelola oleh Yayasan Kanisius. Pada tahun 1911,
Pastur Frans Van Lith mendirikan seminari menengah, dan tiga dari enam kandidat
pertama yang masuk dalam seminari tersebut akhirnya ditahbiskan menjadi Imam pada
tahun 1926-1928. Ketiga pastur tersebut adalah Pastur FX Satiman, SJ, Pastur A.
Djajasepoetra, SJ, dan Pastur Albertus Soegijapranata, SJ.

v. Era Perjuangan Kemerdekaan
Pada tahun 1940, Pastur Albertus Soegijapranata, SJ menjadi uskup pertama yang
berasal dari Indonesia. Frater Sandjaja, SJ dan Frater Hermanus Bouwens, SJ dibunuh
pada tahun 1948 di dekat Muntilan, saat pemerintah Belanda menyerang Kota Semarang
yang berlanjut ke Yogyakarta. Frater Sandjaja kemudian dikenal sebagai martir Indonesia.
Pada masa penjajahan Jepang Mgr. Soegijapranata, SJ dan Uskup Willekens, SJ
berhasil memepertahankan Rumah Sakit St. Corolus untuk tetap berjalan. Selain itu
banyak tokoh perjuangan Bangsa Indonesia yang beragama Katolik seperti Jendral Yos
Sudarso, Agustinus Adisoetjipto yang namanya kemudian diabadikan menjadi nama
airport Adisutjipto di Yogyakarta.

vi. Era Kemerdekaan
Uskup-uskup indonesia turut ambil bagian dalam Konsili Vatikan II (1962-1965)
menandai peran Gereja Katolik Indonesia di dunia. Uskup Agung Justinus Darmojuwono
diangkat menjadi Kardinal pertama dari Indonesia pada 29 Juni 1967.Paus Paulus IV
mengunjungi Indonesia pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Kardinal Indonesia Juslius Darmaatmadja, SJ turut serta dalam pelantikan Paus Benecditus
XVI.


5

BAB III
PERKEMBANGAN KATOLIK DI INDONESIA

Usaha penyebaran Agama Katolik di Indonesia mulai berkembang mencapai daerah-
daerah terpencil di Indonesia sejak kedatangan para Suster-suter Ursulin (1856) dan
Frater-frater Jesuit (1859), juga Bruder S. Aloysius (1962). Sejak saat itu juga mulai banyak
Serikat-serikat dan Ordo-ordo lain yang mulai berdatangan ke Indonesia. Diantaranya
yang terbesar adalah Ordo Serikat Jesuit (1859), Ordo Saudara-saudara Dina Kapusin
(1905), Ordo Kamel (1923), Ordo Salib Suci (1927), dan Ordo Saudara-saudara Dina
(1929).
Para misionaries ini melakukan penyebaran agama Katolik di Indonesia dengan
berbagai karya di berbagai bidang seperti Pewartaan, Pendidikan, Sosial dan Kesehatan,
Pertanian dan Teknik, serta bidang-bidang lainnya. Bentuk nyata pelaksanaan karya-karya
tersebut dapat dilihat dari banyaknya pembentukan sekolah-sekolah dan universitas
Katolik, pendirian rumah sakit oleh yayasan-yayasan Katolik Indonesia, rumah yatim
piatu, sekolah luar biasa, kursus-kursus keterampilan, dan banyak hal lainnya.
Setelah usaha penggulingan pemerintahan oleh partai Komunis berhasil dicegah,
keharusan beragama mulai ditetapkan di Indonesia. Seluruh warga negara Indonesia
diharuskan memilih dari lima agama resmi yang ditetapkan pemerintah. Sejak saat itu
Agama Katolik mengalami perkembangan pesat terutama di area yang banyak dihuni oleh
warga keturunan Cina and etnis Jawa. Penghitungan di tahun 2000 terdapat lebih dari
301.000 umat di Jakarta, dari hanya sekitar 27.695 pada tahun 1960. Saat ini terdapat 37
Keuskupan (10 merupakan Keuskupan Agung) di seluruh Indonesia dari Sabang sampai
Merauke, dengan masing-masing satu uskup kecuali Keuskupan Sufragan Amboina yang
memiliki 2 Uskup.

6

BAB IV
KATOLIK DAN POLITIK

Pada masa Perjuangan Kemerdekaan, persatuan Politik Katolik Indonesia yang
dipimpin oleh IJ. Kasimo didukung oleh Vikaris Apostolik Batavia mendukung petisi
Soetardjo (1936) yang meyatakan keinginan Indonesia memperoleh kewenangan untuk
mengatur pemerintahannya sendiri. Petisi ini diajukan melalui dewan perwakilan rakyat
Indonesia untuk Hindia Timur (Volksraad). Petisi ini tapi kemudian ditolak pada tahun
1938, dengan alasan Indonesia tidak siap untuk merdeka, bahkan dengan status
persemakmuran degan Belanda. Hal ini menyebabkan gerakan nasionalisme di Indonesia
menjadi semakin radikal.
Partai Katolik lahir pada tahun 1945 dan turut ambil bagian dalam perjuangan
kemerdekaan dipimpin oleh Mgr. A. Soegyapranata, SJ dan IJ Kasimo. Namun kemudian
pada tahun 1973, Partai Katolik yang tergabung dalam Fraksi Demokrasi Pembangunan
bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia.

7

BAB V
PENUTUP

i. Kesimpulan
Dalam sejarahnya Agama Katolik memiliki andil yang cukup besar dalam pendirian
negara Indonesia. Di mulai sejak berabad-abad yang lalu. Agama Katolik di Indonesia
dalam perkembangannya telah banyak menghadapi berbagai kesulitan. Namun iman
Katolik yang kuat turut membantu dalam penyebaran Agama Katolik ini di Indonesia. Saat
ini Katolik merupakan salah satu Agama yang diakui secara resmi oleh Pemerintah
Indonesia.

ii. Saran
Demikian makalah ini menjelaskan mengenai keberadaan Agama Katolik di
Indonesia. Masih banyak hal mengenai sejarah Kekatolikan di Indonesia yang belum dapat
dibahas dalam makalah ini. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk pemahaman
yang lebih mendalam.

8

DAFTAR PUSTAKA

Kantor Wali Gereja Indonesia. Hirarki Indonesia. Diunduh 2 November 2011.
<http://www.kawali.org/viewPage.php?aid=24>.
Kartodirdjo, Sartono. Sejarah Nasional Indonesia IV Abad kesembilan belas (1800-
1900). Jakarta: Balai Pustaka, 1975.
Oenteo, Drs. Bernard P. Mata Kuliah Agama Kristen Katolik. Jakarta : Universitas Mercu
Buana, 2011.
Studies in Christian Mission. A History of Christianity in Indonesia. Ed. Aritonang, Jan S.
Steenbrink, Karel A. Netherlands : Koninklijke Brill NV, 1978.
Webb, Paul. Indonesian Christians and their political parties, 1923-1966: The role of
Partai Kristen Indonesia and Partai Katolik. Townsville, Australia: James Cook
University, 1978.
Widiarto, Tri, dan Esther Arianti. Masa Penjajahan Belanda di Indonesia. Salatiga: Widya
Sari Press, 2007.
Wikipedia. Petisi Soetardjo. Diunduh 2 November 2011.
<http://id.wikipedia.org/wiki/Petisi_Soetardjo>.
Wikipedia. Roman Catholicism in Indonesia. Diunduh 2 November 2011.
<http://en.wikipedia.org/wiki/Roman_Catholicism_in_Indonesia>.

Anda mungkin juga menyukai