Anda di halaman 1dari 13

5 REFORMASI PROTESTAN: PEMIKIRAN LUTHER DAN CALVIN

A. LATAR BELAKANG REFORMASI Gerakan Rcformasi Protcstan yang dipelopori Martin Luther, Johanes Calvin, Zwingli, John Knox dan Iain-lain berdampak luas tehadap sejaiah pcmikiran sosial, keagamaan dan politik Eropa. Gerakan ini pada mulanya hanyalah rangkaian protes kaum kngsawan dan pcnguasa Jerman terhadap kekuasaan imperium Katolik Roma. Tctapi pada perkcmbangan selanjutnya gerakan ini mcmiiiki koqptasi lain; ia dianggap identik dengan semua gerakan bagamaan dan organisasi yang menentang kekuasaan Paus di Roma. Meskipun tetap mempertahankan prinsip-prinsip utama katolisisme seperti kepercayaan pada ketuhanan dan dwisifat Yes us dan Trinitas (Tuhan Allah, Bapak, dan Roh. Kudus), Reforniasi ini mclahirkan paradigma baru dalam melihat ritus-ritus keagamaan dan ctos kapitalisme Barat. Gerakan ini telah meletakkan dasar-dasar filosofis keagamaan perkembangan kapitalisme dan negara bangsa di Barat. Maka tidak berlebihan bila Niebuhr menyebut Rcformasi sebagai fase keagamaan modern peradaban Barat. Gerakan Rcformasi Protcstan merupakan tahap lanjutan dari gerakan Renaisans Italia. Meskipun demikian, terdapat perbedaan dri fundamental antara keduanya. Gerakan Renaisans melahirkan prinsip nikmati hidup, manusia pada hakikatnya baik, percaya pada akal dan toleransi sedangkan gerakan Reformasi menekankan prinsip bahwa akhirat dan kehidupan spiritual lebih pentirig kehidupan dunia, manusia pada dasarnya corrupt dan bejat moralnya, percaya pada keimanan dan konformitas. Terlepas dari perbedaan-pcrbedaan prinsip itu, pada dasarnya baik gerakan Renaisans maupun Reformasi memiliki kaitan satu dengan lainnya. Keduanya sama-sama diinspirasikan oleh kekayaan warisan intelekrual peradaban Yunani Romawi, terlih dari kuatnya pengaruh warisan kuno itu terhadap arus utar

21

pemikiran' kedua gerakan; sama-sama merupakan produk fi|s individualisme yang menempatkan manusia dalam posisinya yjj amat terhormat. Keduanya juga lahir karena pengarj perkembangan kapitalisme, perdagangan dan markantilisme vjj marak berkembang pada abad XIV-XVI. Selain itu, RenaisJ dan Reformasi muncul sebagai akibat perlawanan gigih terhaj dominasi lembaga kepausan dan gereja abad pertengahan. Kita akan mencoba menelusuri lcbih jauh asal-usul atau latar belakang sejarah kemunculan gerakan Reformasi. Berdasakan tulisan Burns dan Ralph, World Civilization (1964) dan berdakarya lain, saya berpendapat bahwa munculnya gerakan Repormasi Protestan Eropa karena alasan-alasari keagamaan. Gerald formasi Protestan pada hakikatnya merupakan produk perk terhadap gereja katolisisme. Selama berabad-abad gereja dan lembaga kepausan telah melakukan berbagai penyimpangan keagamaan tanpa ada satu kekuatan pun yang berhasil meluruskan pangan icu. Kaiaupun ada, biasanya gagai dan berak dramatis seperti yang dialami Giodarno Bruno atau Sai yang tewas dibakar karena berusaha meluruskan Penyimpangan itu terjadi dalam berbagai bentuk. Bar muka Katolik memperoleh posisi sosial keagamaan melal cara yang tidak etis dan amoral. Mereka tak segan-segan menyogok petinggi gereja berkuasa, misalnya yang terjadi dalam kasus p a u s l e o X. Paus Katolik ini memperoleh sejumlah $

5.250.000 (?) per tahun dari hasil penjualan jabatan-jabatan gerejani. ironisnya mereka yang kemudian berkuasa karena menyogok melakukan tindakan tak terpuji seperti korupsi dan manipulasi atau komersialisasi jabatan. Ada juga Paus yang berperilaku amoral menyangkut hubungan dengan wanita seperti yang terjadi dalam kasus Alexander VI. puus yang berkuasa saat Reformasi Protestan meletus ini, diketahui memliki delapan anak haram. Tujuh di antaranya dimilikinya jjbelum menjadi Paus. Dengan kata lain, ia hidup bersama tanpa nikah sebelum menjadi Paus. Bagi kaum reformator salah satu penyebabnya adalah adanya larangan menikah bagi para pemuka agama katolisism. Kasus-kasus ini mengakibatkan terjadinya jgpioralisasi

22

di kalangan pemuka agama. Moralitas pemuka agama kdiilangan legimitasi sakralnya di mata umat Katolik. Penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgencies) merupakan penyimpangan lainnya yang turut memicu lahirnya Reformasi Protestan. Dengan alas an keagamaanmembangun gereja Santo Petrus di Roma Vatikan-Paus mengumpulkan dana melalui penjualan surat-surat itu. Mereka yang membeli surat-surat itu akan memperoleh ampunan Tuhan. Semakin besar uang yang dibayarkan untuk membeli surat-surat pengampunan itu, akan semakin besar dosa yang akan diampuni Tuhan, bahkan Paus piendekiarasikan bahwa surat pengampunan itu juga bisa meng-hapus dosa orang-orang (sanak keluarga, sahabat, dan lain-lain) jang telah meninggal dunia. Penyimpangan keagamaan juga terjadi dalam acara sakramen nici. Gereja Katolik dianggap menjadi agen utama terjadinya feneration of relics; sakramen suci atau ritus pemujaan terhadap bcnda-benda keramat atau tokoh-tokoh suci (Yesus, Bunda Maria dan para Santo). Menurut kaum reformator, sakramen, Di sisi lain, dominasi doktrinal gereja Katolik abad pertenp
L

dan Augustianisme juga merupakan penyebab lain lahirnya g e r J Reformasi. Augustianisme yang mengasumsikan manusia L sebagai wayang di hadapan Tuhan dianggap sebagai pen y e i fataJisme sosial. Mereka yang meyakini ajaran itu yakin tw dirinya sepenuhnya berada di "Tangan Tuhan", seolah-olah. berdaya mengubah nasibnya sendiri. Penyimpangan keagamaan tidak dengan sendirinya bisa m hirkan gerakan Reformasi Protestan seandainya tanpa cdiiringi terjadinya perkembangan kapitalisme dan krisis-krisis ekonornj kawasan imperium Roma. Inilah faktcr ekonomis yang m akselarasi kelahiran gerakan Reformasi. Perkembangan kapitali yang demikian cepat di Eropa, kbususnya di Italia, Ja Inggris, Perancis, dan lain-lain, sejak abad Renaisans (XIV-membawa dampak serius terhadap doktrin keagamaan. Dari segi doktrin keagamaan, perkembangan kapitalisme nuntut

reinterpretasi (penafsiran ulang) terhadap doktrin likisme, misalnya tentang ajaran

23

pembungaan uang. Apakah mia nya, pembungaan uang.dihalalkan atau diharamkan. Andaikj diharamkan, bagaimana cara gereja Katolik memecahkan masj yang dihadapi banyak bank dan transaksi ekonomi n mengandalkan mekanisme kerja sepenuhnya pada sistem pe bungaan uang. Tanpa sistem bunga, kerja bank dan berba transaksi ekonomi akan macet, atau bangkrut. Kegagalan ge* mengantisipasi masalah ini menimbulkan krisis kepercayaan I hadap kemampuan katolisisme mengantisipasi perkembangan so; ekonomi yang terjadi. Gerakan Reformasi, sebagaimana gerakan-gerakan sosial lainnya timbul sebagai akibat penarikan pajak-pajak yang dirasakan berat dalam kasus Rcformasi, masalah pajak tcrnyata menimbulkan glconomi serius. Merasa tertekan akibat pajak penduduk, terutama dari kalangan kelas bawah (petani, pekerja, dan lain-yang berada dalam dominasi imperium gereja Katolik, melakukan perlawanan terhadap kekuasaan gereja yang menarik dalam berbagai bentuk. Di awal munculnya gerakan niasi muncul tuntutan agar pajak-pajak itu dihentikan atau angi- Sebab, para penguasa lokal memerlukan dana untuk jpjiperkuat angkatan bersenjata dan membangun negeri-negeri Rica, sementara di lain pihak mereka diwajibkan untuk membayar pajak dengan jumlah yang cukup besar. Kewajiban membayar pajak kcpada lembaga-lcmbaga keagamaan menyebabkan kas gereja (Roma Vatikan) melimpah-ruah. Dengan uang itu dibangun gereja-gereia mcwah di Vatikan, sementara daeah-daerah lain seperti Jerman mengalami kesulitan dana untuk jtonbangun rumah ibadah. Kewajiban membayar pajak itu ternyata menimbulkan kctimpangan sosial ekonomi. Timbul

kecemburuan jjgial kaum bangsawan (penguasa) lokal yang kemudian menuntut agar pajak-pajak itu dihapuskan. Tuntutan itu semakin menguat ketika mereka mengctahui sebagian pajak digunakan untuk ke-pentingan pribadi pemuka agama. Gerakan Reformasi yang me-auntut penghentian pajak itu tentu saja mendapatkan dukungan kaum bangsawan ini. Dengan motivasi sama-sama and kewajiban pajak, kaum reformator dan kaum bangsawan lokal bekerja sama menentang kekuasaan kepausan. Kaum bangsawan atau penguasa lokal mempunyai peran penting dalam membidani lahirnya gerakan Reformasi Protestan. Mereka mendukung

24

reformasi ridak sekadar karena memiliki kecocokan cita-cita dengan kaum reformator (meluruskan penyirn pagan agama dan menolak kewajiban pajak), melainkan juga mempunyai motivasi politik dan

cita-cita Nasionalisme. Mereka berambisi melepaskan dirinya dari ikatan kekuasaan politik dan spritual imperium Romawi Katolik dan bermaksud membentuk pemerintrah tah an sendiri dengan batas -batas wilayah yang ditentukan. Cita -cita politik dan ambisi kekuasaan inilah yang kemudian men gerakkan mereka untuk membentuk apa yang dinamakan negara bangsa. Kebangkitan gagasan negara bangsa atau Nasionalisme sebernya telab mulai marak jauh sebelum timbulnya gerakan Reformasi Protestan. yaitu sejak abad XIV. Nasionalisme tumbuh subur terutama di negara-negara Eropa Utara seperti Inggris, Perancis dan Jerman. Sebabnya adalah di negara-negara itu pada warga negaranya menolak intervensi Paus dalam persoalan-persoala. internal negara bersangkutan. Dengan kata lain, mereka tidak mau diatur Paus dan merasa berhak menentukan nasib dirinyj sendiri. Paus dianggap sebagai kekuatan asing yang eksploitatj dan harus dilawan. Semakin kuat intervensi Paus ke persoalan. persoalan internal negara-negara itu, maka semakin kuat pula raa nasionalisme yang berkembang. Perancis hak-hak Paus menarik pajak dan men|-angkat pejabat juga dihilangkan dan hakim-hakim sipil diberik wewenang penub mengatur persoalan keagamaan di wilayah merek masing-masing bebas campur tangan Paus; di Jerman semangr; nasionalisme termanifestasi dalam bentuk pemberontakan-pemberontak terhadap pendeta dan penentangan gigih terhadap jualan surat-surat pengampunan dosa. Bangkitnya kesadaran nasionalisme dan protes terhadap ketimpagan ekonomi maupun penyimpangan agama memberikan fondasi sosial politik yang kokoh bagi kelahiran gerakan Reformasi protestan. Mengenai kaitan Reformasi dan kebangkitan nasiolisme, Niebuhr berkomentar: "Tetapi, faham Protestan Jerman, Belanda dan Skotlandia dan kota-kota Swiss sangat didorong oleh kemunculan nasionalisme."

25

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa sebab-sebab dan latar belakang munculnya gerakan Reformasi Protcstan melibatkan banyak faktor yang saling terkait. Yaitu, berbagai penyimpangan keagamaan, korupsi atas nama agama, pajak-pajak yang memberatkan ambisi kekuasaan kaum bangsawan lokal dan kebangkitan nasionalisme di Eropa.

B. REFORMASI PROTESTAN JERMAN DI BAWAH LUTHER

Mengapa awal gerakan Reformasi Protestan terjadi di Jerman? Burns dan Ralph (1964) menyebutkan beherapa faktor; Pcrtama, jerman yang sekitar abad XV-XVI masih merupakan negara agraris adalah negara yang tcrbelakang dibandingkan dengan negara-negara Eropa iainnya. Sektor industn perdagangan dan manufaktur belum berkembang seperti di Inggris atau Italia. Katolisisme yang berwatak konservatif yang paling kuat ber-pengaruh di negara ini. Penyembahan terhadap benda dan tokoh keramat dianggap sebagai kepercayaan yang wajib diyakini. Penjualan surat-surat pengampunan dosa juga paling banyak dijual di Jerman, melebihi negara-negara Eropa Iainnya. Kedua, rakyat Jermansebagian besar kaum tanirnerupakan kelompok sosial yang paling menderita akibat kekuasaan g^ katolisisme. Pajak-pajak yang memberatkan para pekerja petani yang terjadi di negara ini sulit dihentikan. Banyak petani dan kaum bangsawan dan penguasa lokal yang dikecewakan lembaga Kepausan menyangkut persoalan pemilikan tanah kekayaan ekonomi Iainnya. Harta kekayaan mereka seringrjj alih gereja tanpa alasan yang jelas. Faktor-faktor itu belum berdampak serius dan sulit men lahan subur bagi berkembangnya gerakan Reformasi sean' Jerman tidak dalam fase transisi ekonomi. Fase transisi ekor-inilah yang merupakan faktor fundamental munculnya gcr-Reformasi. Pada saat meletusnya Reformasi, Jerman sedang dalam fase transisi dari masyarakat feodal ke masyarakat ekor profit (menuju masyarakat kapitalis). Fase transisi ini, sebagji di negara-negara lain, merupakan fase kritis dan rawan.

26

sosial, keagamaan atau politik akan mudah terjadi hanya k dimulai oleh kerusuhan-kerusuhan kecil. Dalam konteks demikian muncul Martin Luther mempein keharusan adanya pembaruan keagamaan. Ia mencetuskaa rakan Reformasi Protestan di Jerman dengan melakukan bci prbtes sosial-keagamaan kepada kekuasaan Paus. Penntis Ref-ini, lahir 1483, berasal dari keluarga petani makmur. Av-menghendaki Luther menjadi ahli hokum. Suatu saat ia mer peristiwa mistis yang mengakibatkan dirinya gandrung mistisisme Katolik dan dipengamhi John Wicliff, seorang : yang hidup sekitar abad XIII. Di masa mudanya Luther sebagai mahasiswa cerdas dan berani. Ia kemudian rneni teologi, terutama Augustianisme. Setelah menyelesaikan st di Universitas Wittenberg, ia menjadi guru besar tafsir Al Universitas itu dan memegang jabatan-jabatan Iainnya.

"Pohon yang baik tidak menghasilkan buah yang korup, demikia n pula pohon yang korup tidak akan menghasilkan buah yang baik." 8

Doktrin keimanan dan berbuat baik ini merupakan wac* yang telah mendesakralisasi lembaga imamac. Doktrin-dok-Luther ini telah

meruntuhkan mitos-mitos kesucian yang ber di baiik kekuasaan geieja dan lembaga imamat. Dengan doktr doktrin itu Luther meminjam istilah Peter Berger, telah melakuk debunking; penelanjangan mitos-mitos sosial dan keagamaan yang melekat pada individu atau lembaga, sehingga nampak soso1 yang asli. Desakralisasi lembaga kependetaan berdampak jauh. Yaitu m akibatkan timbulnya tuntutan agar semua manusia dianggap 5 di hadapan Tuhan. Tidaklah ada kelebihan seorang pastor diban orang lain, melainkan karena amal kebajikannya. Desakralisasi juga menggoyahkan sistem hierarki gereja. Para pengikut Lu menolak hierarki kependetaan, karena hierarki itu dianggap bs-tentangan dengan prinsip persamaan manusia di hadapan Tuhan. Selain itu, Luther menolak tradisi keagamaan Katolik yang sudah berlangsung ratusan iahun; hak istimewa pastor membacJ dan menafsirkan kitab

27

suci. Menurutnya siapa pun pengikut Kristus, bukan hanya kaum pendeta, berhak membaca daJ menarsirkan Alkitab. Alkitab harus terbuka bagi semua orang as isi kebenaxannya diketahui semua prang, tidak tcrbatas kaw pendeta. Sehingga tidak terjadi monopoli kebenaran oleh segelintir pemuka agama. Penolakan Luther terhadap tradisi ini teraa saja berdampak luas; kebenaran agama kemudian bcrsifat intepretable dan multi-interpretasi. Pastor dan kaum agama menjadi bukan satu-satunya penafsir kebenaran. Siapapun berhak memberikan tafsiran tentang kebenaran. Dalam pamplet berjudul, Address to the Christian Nobility of the German Nation," Luther provokatif menulis: 'Tidak ada perbedaan sama sekali pastor dan orang biasa. Setiap orang Kristen berhak menafsirkan Al Kitab sesuai cara pandangnya masing-masing dan tidak harus menerima tafsiran gereja; Al Kitab bukan Gereja, yang merupakan otoritas tertinggi doktrin agama. Mendukung gagasan agar kitab suci bisa dibaca semua orang, father melangkah lebih jauh: Al Kitab yang berbahasa Latin hendaknya diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan mengha-ruslcan bahasa Latin sebagai bahasa Al Kitab, serta menggantikannya dengan bahasa Jerman. Dengan cara demikian, bangsa Jerman akan sccara langsung dapat membaca dan memahami Al Kitab. E Luther juga telah menggoyahkan sendi-sendi monastisisme ^ytolik yang telah mapan sclama berabad-abad; ia menganjurkan awinan bagi para pastor. Mcnyadari banyaknya tindakan tak ^Bkiji menyangkut hubungan dengan wanita di kalangan pastor, ^Hier menekankan pentingnya perkawinan bagi para pastor, ^navdnan menurutnya bukan suatu dosa dan merupakan tuntutan ^Dgis yaqg patut dipenuhi. Andaikata tidak menikah, pastor Bu akan mudah melakukan dosa dan maksiat; melakukan Hbungan seks di luar perkawinan atau mcmiliki istri-istri simpanan tidak sah. Hemat saya, Luther belajar dari pengalaman masa Be banyak para pastor kardinal bahkan Paus (misalnya, Alexander VI) melakukan hubungan intim dengan wanita tanpa nikah. Tokoh Rcformasi ini juga tidak setuju prinsip monastisisme yang menghendaki pastor hidup askctis dengan cara menjalani kehidupan sebagai biarawan (biarawati) atau masyarakat spiritualis yang hidup terpencil. Jauh dari hiruk pikuk kehidupan duniawi. Kehidupan eksklusif sebagai biarawan (biarawati)

28

menurut Luther cara terbaik untuk mensucikan diri dan mencari jalan atan. Luther kemudian menawarkan gagasan worldly ascetism (asketisme duniawi); orang dapat mensucikan dirin.y ; memperoleh keselamatan justru dengan terlibat secara i n , dengan berbagai persoalan hidup dunia, asalkan apa p u r i dilakukannya semata-mata untuk tujuan keagungan Tuhan. fop nai gagasan asketisme duniawi ini nanti akan kita bahas lebih ketika membahas pemikiran Calvin (Calvinism). Luther juga kritis terhadap doktrin politik gereja Katolik [ Ia misalnya, secara terbuka menentang doktrin kekuasaan ur. sal Paus. Menurutnya, kekuasaan Paus tidak universal sebab harus mengakui kekuasaan para pangeran atau penguasa s c suatu negara yang memiliki prinsip-prinsip kenegaraan yang dasarkan nasionalisme. Karena gagasannya itu, Luther memp dukungan politis yang luas dari kalangan penguasa dan bang-Dukungan mereka kepada Luther selain karena alasan keag juga karena alasan ekonomis dan politik; mereka menolak . bayar pajak-pajak yang memberatkan dan ingin memisahkar. dari kekuasaan imperium Katolik Roma. Dukungan polio: memiliki arti penting bagi keberhasilan gerakan Reformis. masa-masa awal kemunculannya. Karena dukungan itu, im Katolik Roma tidak berani memperlakukan Luther semena-seperti yang dialami para heretics terdahulu seperti Bruno, narola, dan lain-lain. Luther hanya diekskomunikasi (dipecat) dari jabatan keagamaannya. Luther juga menuntut dibedakannya otoritas politik dengan ororitas agama. Paus dituntut agar mengakui otoritas penguasa negara dan tidak

mencampur-adukkannya dengan on agama. Tuntutan Luther berhasil. Di beberapa negara I khususnya di jerman, keberhasilan itu ditandainya oleh a^ pemisahan tegas antara kekuasaan agama dan kekuasaan lembaga kepausan tidak lagi mengintervensi apa yang m wewenang penguasa negara, para pastor dijadikan wakii negara dan gereja juga kemudian ditempatkan bcrada. Adalah pandangannya mengenai kecocokan antara etos kapitajjs dengan etika keagamaan yang dalam istilah Max Weber disck efective affinity. Luther merumuskan bahwa kerja keras bagi per. nut Protestantisme merupakan sebuah panggilan Tuhan (Ingg^ calling, Jerman: Berufj. Bagi Luther, kerja keras untuk

29

mempero' kekayaan ekonomi dan status sosial bukanlah suatu dosa tetapi justru merupakan suatu bentuk pengabdian kepada Tuhan. Dengan kerja keras, orang akan memperoleh rahmat Tuhan. Luthet menu, Weber telah mensubordinasi kegiatan-kegiatan duniawi atau kegiatan ekonomi sebagai bagian dari kewajiban atau nilai-n, spiritual dan asketisme keagamaan. Dengan gagasan ini, LUQ telah memunculkan suatu moralitas kapitalis (capitalistic morals, yang tidak pernah ada dalam ajaran monastisisme Katolik abad pertengahan.

C. PEMIKJRAN JOHN CALVIN (CALVINISME) John Calvin merupakan tokoh penting Iainnya dalam gerak reformasi Protestan. Sebagaimana Luther, Calvin telah meletaki dasar-dasar teologis, filosofis dan intelektual yang kokoh bagi keberhasilan gerakan reformasi Protestan di Eropa. Bedanya adalah pemikiran Calvin lebih radikal dibanding Luther. Luther diaj agak konservatif. Calvinisme, sangat berpengaruh terhadap perjanan sejarah Eropa modern. Ia merupakan salah satu fondsi doktrinal terpenting kemajuan peradaban kapitalis Eropa di abad modern. Tokoh gerakan Reformasi ini lahir di Noyon, Picardy, Perancis: 1509. Ketika lahir ia berkewarganegaraan Perancis tapi kemudian sebagian besar hidupnya dihabiskan di Switzerland. Ibunya wd sejak ia masih kecil. Ayahnya yang kurang suka kepada anak-ia kemudian mengirimkan Calvin kepada temannya seorang bn sawan. Calvin belajar di Universitas Paris dan mendalami kajian. Asketisme Protestan ini mengajarkan orang perlu kaya <L tidak harus takut terhadap kekayaan. Kekayaan itu sendiri tidak]-. mengakibatkan dosa bagi yang memilikinya. Yang menimbm|,-dosa adalah apabila kekayaan diperoleh dengan cara yang h dan digunakan untuk foya-foya atau kesenangan jasmani lainr,-,-Menurut Calvin sumber segala dosa adaiah perbuatan meriyi, nyiakan waktu.16 Mengenai asketisme Calvinis itu, Weber berK men tar, "Pemborosan waktu adalah dosa terbesar. Pemboro&j waktu untuk hal-hal yang sia-sia; pergaulan sosial, bicara tak ten-arah, foya-foya, tidur berlebihankecuali untuk kesehatar^ dikutuk Tuhan dan merupakan dosa moralitas tak terampu^ Waktu

30

demikian berharga, setiap jam hilang sia-sia berarti sed> jam waktu hilang untuk kerja demi keagungan Tuhan".17 Asketis^. Protestan ini juga menjunjung tinggi eftsiensi dan rasionalitas. Sakramen-sakramen suci dalam katolisisme menurut doknn takdir Calvin ddak bisa memberikan penyelamatan. Calvin scis-gaimana Luther, anti sakramen suci. Oleh Weber gagasan <jt sakramen dinilainya sebagai "The great historic process in tm development of religion." Sebab doktrin anti sakramen ini tda menghapus berbagai kepercayaan magis dan mitos-mitos keaganua yang berlangsung bcrabad-abad. Kaum Puritan bahkan men semua upaCara keagamaan di kuburan; mengubur orang vug dicintai tanpa Iagu-lagu pujian dan sakramen penyelama.: Doktrin anti sakramen Calvin, menurut Weber19, lebih JMM mcmperkuat semangat individualisme.

D. DAM PA K REFORMASI PROTESTAN DI BARAT Sekarang saya akan menjelaskan dampak lain, sebagian I dikemukakan di atas, gerakan Reformasi Protestan di bJ Luther dan Calvin. Pertama, dampak sosial politik terhadap =
J

dan negara-negara Barat pada umumnya. Reformasi Prc-J

mengakibatkan tercabik-cabiknya Western Christendom ^mi negara-negara nasional kecil tanpa memiliki 'pusar. kekuJ atau 'gembala politik' seperti lembaga Kepausan Roma. Gerakan Reformasi menumbuhkan benih-benib geraka kratisasi politik. Gerakan Reformasi telah menumbuhkan kcsadJ individual akan pentingnya hak-hak politik, individual cc- dari kebebasan individu. Kesadaran ini kemudian menJ2di yang kokoh bagi lahirnya gerakan-gerakan demokratisasi data kekuasaan totaliter dan keberanian rakyat untuk melakukan LJ terhadap kekuasaan. I3iss dikatsilcs.n P.eformasi merupakss lahirnya-gagasan demokrasi yang dijtwai oleh etika dan nils-^ keagamaan. Uniknya, di sisi lain gerakan inF juga Telah mcnirab^ benih-benih kekuasaan absolut di Eropa. Gagasan Luther kekuasaan penguasa sekuler yang

31

suci memberikan andl munculnya konsepsi hak-hak ketuhanan para penguasa atau raja. Reformasi juga bertanggung jawab terhadap intoleransi dan perang-perang saudara dan agama di Barat yang berlangsung secara intens selama berabad-abad. Pertikaian antara penganut Calvinisme dan katolik menyebabkan timbulnya gerakan anti historical Christianity (agama Kristen yang termanifestasi dalam sejarah). Akibatnya banyak karya-karya seni, patung, lukisan yang berbau katolisisme abad pertengahan serta gereja dan bangunan keagamaan yang bersejarah seperti katedral dihancurkan oleh kaum Protestan. Penghancuran itu dilakukan atas nama Tuhan dan agama; Semua bcnda-bcnda itu tidak dapat dijadikan sarana pcnghubung (mediator) antara individu dan Tuhan. Intoleransi ini terjadi misalnya di Inggris dengan kaum Puritan sebagai pclaku utamanya Konflik antara penganut Katolik dan Protestan juga menimbulkan perang saudara yang hampir menghancurkan Perancis. Scjarawan mencatat telah terjadi dclapan kali terjadi perang saudara sejak 1562-1593.2^ Kota, desa, keluarga, mengalami keretakan social Man keagamaan. Karena perbedaan paham agama terjadi perukaian yang sering bcrakhir pada peristiwa pembantaian massal. DI masa awal Rcformasi di Perancis, terjadinya pembunuhan dan w-ranp-an-seranron berseniara merunakan nemandanpan sehari-hari. Perang saudara dan agama ini berbahaya karena pada perkembangan selanjutnya melibatkan motif-motif politik kaum feodal yang berambisi mempertahankan domiuasi kekuasaan lama Reformasi juga telah menyulut terjadinya pembantaian m dalam peristiwa berdarah pada malam St. Bartholomeus. Q peristiwa itu, Catherine de Medici telah menyembelih dua penganut Protestan (Hugenot) hanya dalam waktu semalam I mimpin Hugenot, Colign, dihukum mati. Kepalanya dikurim Paus. Pangeran Philip dari Spanyol yang beragama Katolik te terbahak-bahak mendengar kekalahan kaum Hugenot terbunuhnya pemimpin mereka. Ia kemudian memerint para pendetanya untuk menyanyikan Te Deum, lagu untuk m syukuri karunia Tuhan yang menganugerahi kemenangan.27 Di Belanda Reformasi juga telah memicu terjadinya i berontakan rakyat, terutama kaum tani. Rakyat yang meno membayar pajak dibantai. Dalam kasus ini pangeran Philip m anggap semua orang Protestan

32

berkhianat kepadanya. Ia k dian mengirim sepuluh ribu pasukan dengan tujuan men kaum Protestan itu. Maka selama enam tahun terjadi teror pembunuhan terhadap kaum Protestan. Merasa diperlakukan kaum Protestan melakukan serangan balik. Dan rcfjadilah per biadab 'atas namaTuhan' yang baru berakhir tahun 1609. Pang Philip berhasil dikaiahkan kaum Protestan dalam peper itu. Kedua, Reformasi juga mengakibatkan terbelabnya agama K ten fnenyadi Sckic-sekte kecik LuthcfioiTiC) C&iYiiiiSU'ie; nisme, Quakerisme,

Katholikisme. Meskipun ditinjau ds doktrin-doktrin fundamentalnya sekte-sekte itu tidak me prinsip berbeda, tetapi timbulnya hal ini menyebabkan kcrctakan serius dalam agama Kristen. Akibat adanya skte-ini, Eropa terbelah secara keagamaan; Jerman Utara dan ncc negara Skandinavia (Swedia dan Norwegia).

33

Anda mungkin juga menyukai