DISIAPKAN
OLEH:
JOKO SEMBODO, S.PAK,M.TH
1
SILABUS
METODE
1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Tugas
TUGAS
Meringkas buku dan presentasi (bentuk Pramen)
SISTEM PENILAIAN
1. Presensi 10%
2. Sikap dan aktifitas kelas 10%
3. Tugas 15%
4. Ujian Mid 25%
5. Ujian semester 40%
KEPUSTAKAAN
1. Berkhof, H. Dan Enklaar, I.H; sejarah Gereja, Jakart: BPK Gunung Mulia,
1986
2
2. Christian dejonge, pembimbing ke dalam sejarah Gereja, BPK Gunung
mulia, 1986
3. Charistian, de Jonge, Gereja Mencari Jawab , Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1993
4. Sizoo, A,Dr. Agustinus Hidup dan karyanya, Jakarta, Jakarta: BPK Gunung
Mulia
5. Lohse,B; Pengantar Sejarah Dogma Kristen , Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1989
6. Hale,I ,Jujur Terhadap Pielisme, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1993
7. Thomas Van Den End, Harta dalam Bejana, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1995
8. Tany lane, Runtut Pijar , Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
9. Willem F,D , Drs.,M. Th, Riwayat Hidup Singkat Tokoh – tokoh dalam
Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia
10.Williem F,D, Drs.,M.Th, Kamus Sejarah Gereja , Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1993
11.Van den End, Th, Ragi Carita, 2 Jilid, Jakarta ;BPK Gunung Mulia, 1998
3
SEJARAH GEREJA INDONESIA
Kedatangan imam Portugis, abad 16 telah berdiri jemaat yang didirikan oleh
Pekabar Injil Katholik di Minahasa dan Nusa Tenggara Barat
Ada banyak bukti sumber sejarah
Kedatangan VOC
1. Konteks Agama
Agama asli Indonesia adalah agama suku, disebut agama suku sebab agama
tersebut terikat kepada salah satu suku, setiap anggota suku harus menganut
agama itu, suku sama dengan persekutuan ibadah.
2. Sosial Ekonomi
a. Indonesia ada hubungan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain
b. Ada jalan dagang melalui India, Persia, Mesir, dan Eropa. Pusat
perdagangan ada di Indonesia bagian Barat
3. Politik
a. Terjadi perubahan-perubahan dibidang politik
- Kerajaan Majapahit lenyap tahun 1478
- Sisanya lari ke Bali; kerajaan Blambangan – Hindu tahun 1599 lenyap
- Indonesia bagian Timur, Ternate dan Tidore memperluas kekuasaannya
b. Penyebab utama Perubahan Politik
Kedatangan Islam dan pedagang dari Persia terutama dari India Barat
(Gujarat)
c. Islam masuk Indonesia cara penyebarannya secara damai
- Memasuki istana-istana raja u/ perdagangan
- Menjalin hubungan pernikahan dengan keluarga kerajaan
d. Akibat Islam masuk ke Indonesia
Aceh menjadi mayoritas beragama Islam, pusat
Merambat ke Jawa dan Maluku
4. Budaya
Yang utama Hindu-Budha, di pulau Jawa dan Bali
6
- Tidak ada terjemahan Alkitab (baru pada abad 18, ada terjemahan dalam
bahasa Portugis)
c. Negara harus melayani Gereja
- Gereja menguasai seluruh kehidupan masyarakat
- Negara dianggap di bawah gereja
- Tugas negara adalah melayani gereja, melindungi iman Kristen dari
serangan musuh, mendukung penyiaran agama keluar
2. Orang-orang Barat datang ke Indonesia (Portugis)
Ideologi orang Portugis
a. Selain agama Katolik dikenal ada 2 agama lain:
- Agama Suku
- Agama Islam
*) kedua agama tersebut dianggap agama dari manusia, sedangkan
Katolik adalah agama wahyu
b. Setiap orang yang mau menerima agama mereka juga harus menerima
kebudayaan mereka
c. Menganggap Islam adalah musuh, karena dilatarbelakangi mereka lama
menjajah di Arab
d. Penyebaran wilayah sama dengan penyebaran iman
7
SPANYOL PORTUGIS
1. Menjajah seluruh daerah yang 1. Hanya mendirikan beberapa
ditemukan benteng kecil di daerah jajahan
dan sekitarnya
2. Menetap di wilayah suku asli
yang beragama suku 2. Menetap di wilayah kediaman
Hasilnya seluruh daerah jajahan orang-orang Hindu, Budha, dan
Spanyol berhasil dikristenkan Islam
Hasilnya: hanya sedikit yang
masuk Kristen
8
- Muncul Kontra Reformasi adalah suatu pembaharuan dalam tubuh Gereja Roma
Katholik. Salah satu pembaharuan dari Kontra Reformasi adalah bahwa gereja
bukan suatu lembaga negara, bahwa gereja mepunyai metode metode dan tujuan
tersendiri.
- Salah satu kelompok kontra Reformasi adalah kelompok Yesuit
Biografi Fransiscus Xaverius
1. Lahir tahun 1506 dari keluarga bangsawan di Spanyol
2. Pendidikan teologi di Paris, murid dari Ignatius dari Layola
3. Anggota Serikat Yesuit 1534 – 1540
9
1. Pusat misi di Ternate
2. Orang-orang Yesuit yang melaksanakan misi
3. Pada masa pemerintahan Sultan Hairun
Yang membangun kerajaan muslim
4. Ada hambatan dari orang pribumi, karena sultan Hairun adalah orang
pendatang. Pribumi mendukung Portugis, karena orang Islam (Hairun) jahat
kepada orang pribumi, orang Portugis berhasil mengkristenkan orang Pribumi
Hasil
Akhirnya orang Kristen bertambah, dan orang Portugis semakin meluaskan
daerah, bagi misi semakin banyak orang yang tertarik menjadi Kristen
Suatu ketika terjadi krisis ekonomi, semua kekayaan Hairun dirampas
(cengkeh) sampai orang Islam dan tokoh-tokohnya ditangkap dan
dipenjarakan. Setelah dibebaskan mereka dendam pada orang Portugis dan
orang Kristen. Akhirnya orang-orang Portugis pergi, orang-orang pribumi
yang sudah Kristen dipersulit dalam hal ekonomi, pendidikan, ditindas dan
dipaksa masuk Islam.
Penganiayaan terbesar di Halmahera, banyak yang pindah agama karena
dipaksa. Ternyata misi tidak mati, masih ada kelompok yang bertahan,
berpindah ke daerah lain, dan membentuk desa-desa Kristen (47 desa baru
yang menjadi Kristen)
Orang Belanda mendukung sulta Hairun
Mereka akan menangkap orang-orang yang mendukung Portugis dan
menyerahkan pada sultan Hairun
Motif yang dipakai berdagang
Setelah itu orang Katolik (Portugis) tidak permisi lagi
Congolution: Kelompok Yesuit (Fx) tidak berhasil menanamkan gereja yang kuat
di Indonesia, karena Belanda lebih mengutamakan perdagangan daripada misi.
MISI DI MALUKU
10
Wilayah : Ternate
Wilayah : Ambon
Metode : Jemaat di Benteng
Metode :
Hambatan : Sultan Hairun Datang PI – pergi, kemudian
Fransiscus Xaverius berkunjung, ada
Hasil : Ternyata orang salah seorang utusan meninggal
Yesuit tidak berhasil membentuk dunia karena diracun pribumi
jemaat yang kuat Membaptis dan mengangkat jadi
pendeta dan pergi lagi
Fransiscus Xaverius di Ambon 15-
16 Bulan
Hambatan:
Sultan Ternate menggunakan
kapal laut, membuat benteng
tahun 1588
Sering terjadi perang saudara
bukan karena agama tetapi
kekuasaan, kampung dan suku
Tahun 1605-1800 => VOC merebut benteng Portugis di Banda dan Ambon
- Orang Kristen menjadi rakyat kompeni
- Orang Islam di Hitu = > menjadi sekutu VOC
*) Keuntungan kedatangan VOC => adanya perjanjian perdamaian antar
kampung / suku-suku
11
- Tahun 1625 di bentuk Majelis Gereja
- Kekristenan mengalami perkembangan dengan pesat 16.000 menjadi (Voc
berkuasa melipat ganda menjadi) 33.000
- Berdiri gedung gedung gereja
- Ada ibadah => Tata ibadah mengikuti gereja gereja Belanda
( menyanyi, doa, Kotbah, doa menyanyi Lagi )
- Ada sakramen perjamuan kudus
- Kunjungan ke rumah
(Pdt. Wiltens => adalah pendeta pertama di Ambon)
- Tahun 1780 Kekristenan mengalami kemerosotan di Ambon
Pada tahun 1560-an agama Kristen mulai masuk di Sulawesi Utara dan
kepulauan Sangir-Talaud. Penyebaran ini terjadi dengan baik tetapi mulai ada
persaingan antara orang-orang Portugis dan Orang Ternate, kemudian orang-orang
Spanyol dan orang-orang Belanda.
Kunjungan Pendeta-Pendeta
1. Seorang pendeta yang berkunjung ke Menado dan kepulauan Sangir. Ia tinggal
di Menado selama dua minggu, berkhotbah enam kali dan menemukan
warisan-warisan sekolah yang didirikan oleh para misionaris orang Portugis
atau Belanda. Ia juga membaptis 16 orang anak, 25 orang yang kebanyakan
menghafal pokok-pokok Iman Kristen dalam bahasa Melayu.
2. Kunjungan ke Sulawesi Utara mengikuti pola yang sudah berlaku sejak zaman
Xaverius. Orang diharapkan untuk menghafal pokok-pokok Iman kristen, ada
pelayanan baptisan tetapi sakramen perjamuan kudus kurang sering
dilayankan.
3. Pada tahun 1683 pendeta De Leeuw berkunjung ke Sangir. Ia berkotbah dalam
bahasa Sangir dan mempersiapkan suatu kitab katekimus dalam bahasa daerah
Sangir.
Gereja Mulai Mengalami Kelemahan
13
Kunjungan-kunjungan singkat yang dilakukan oleh para pendeta-pendeta.
VOC menentukan untuk menempatkan seorang pendeta di Menado dan Sulawesi
Utara, namun usaha itu tidak di wujudkan dan hal inilah yang membuat gereja
mengalami kelemahan karena tidak ada yang membimbing dan mendewasakan
jemaat.
16
Perluasan antara orang-orang Timor
Pada tahun-tahun 1670-an satu dua raja minta agar pengikut-pengikut
mereka di baptis. Untuk sementara waktu jumlah orang-orang Kristen masih kecil,
tidak melebihi 50-80 orang, termasuk anak-anak yang sudah di baptis juga orang-
orang belanda dalam benteng. Mereka di layani seorang penghibur orang-orang
sakita yang di tinggal di benteng; Hanya pada kunjungan-kunjungan itu sakramen-
sakramen di layankan delapan kali antara tahun 1688-1730.
Guru-guru pribumi
Pada tahun 1688 penghibur orang-orang sakit yang berdinas di benteng
menyerang ke pihak Portugis. Dalam keadaan orang mengangkat seorang guru
pribumi, yang bernama Paulus (Paulus Kupang) menjadi pemimpin jemaat.
Pekerjaannya sederhana, karena orang-orang bukan pendeta tidak di perbolehkan
memakai bakat-bakat dan karunia-karunia mereka sendiri. Tetapi guru ini
menjalankan tugasnya dengan baik sehingga Ia di angkatnya menjadi penghibur
orang-orang sakit. Tetapi sekurang-kurangnya statusnya menjadi sama dengan
sekelompok pekerja orang-orang Belanda. Setelah Ia meninggal (1716), seorang
guru dari Ambon mengganti dia. Namanya Amos Thenu, dan tentang dia orang
mencatat bahwa ia dapat berbicara bahasa Belanda dengan sangat baik. Sesudah
dia, jemaat di layani kembali oleh penghibur-penghibur orang-orang sakit
berkembangsaan Belanda.
Peristiwa Penfui
Dalam abad ke-18 suatu peristiwa Yang menunjukan kepada kita betapa
corak berpikir dalam lingkungan portugis-Katolik sama dengan corak berpikir
dalam lingkungan belanda protestan. Pada tahun 1749, orang-orang Portugis
hendak menyerang Kupang dengan pasukan tentara yang kuat. Tetapi penghibur
orang sakit yang pada waktu itu bertugas dalam benteng, mengumpulkan seluruh
penduduk Kupang orang-orang Kristen, orang-orang Belanda, Merdeka, orang-
orang Roti sawu dan beberapa orang Timor. Di tempat itu berbicara dengan penuh
semangat dan dengan bernubuat ia menyampaikan cerita Gedeon yang di ambil
dari kitab Hakim-hakim 7:9 Ia mendorong para pendengarnya dengan kata-
kata:’jangan takut, percayalah kepada Allah Tuhan akan menyertai kamu asalkan
kamu tidak bimbang dan lari’’’. Dan menurut laporannya, ketika mereka
menyerang orang-orang portugis, bala tentara itu dalam sekejap mata menjadi
kacau balau, “satu massa manusia yang berkelahi dan tidak lagi mengetahui siapa
lawan dan kawan. Tuhan membuat pedang yang seorang yang di araahkan kepada
yang lain Hakim-hakim 7:22. Yang pasti ialah bahwa kemenangan ini membuat
17
wibawa orang-orang Belanda naik di antara suku-suku setempat, dan dengan
demikian juga wibawa agama mereka yang justru pada tahum-tahun itu meluas.
- Tata Ibadah sama dengan tata ibadah yang di Eropa (khususnya Belanda),
antara lain
Votum / Salam
Nyanyian jemaat
Pembacaan dasa titah
Doa
Baca Alkitab
Kotbah
Nyanyian jemaat (Perjamuan suci)
Persembahan
Doa
Nyanyian
Berkat (Doa Berkat)
- Pengembalaan
Gereja Roma Katolik => Fransiskus Xaverius
Mengunjungi rumah jemaat
Mengunjungi orang orang sakit
Pengakuan iman rasuli
18
Doa
Baca Alkitab
Petugas Missi terbatas dan kurang efektif
Kesimpulan:
Ibadah tidak memakai bahasa ibu mereka sendiri, melaikan dalam bentuk
bentuk impor dari Belanda.
Alkitab hanya tersedia dalam bahasa Melayu
Orang Kristen Indonesia tidak pernah ikut sakramen perjamuan kudus
Tenaga pengembalaan atau yang melayani orang asing, kurang tenaga pribumi
yang berpendidikan.
Displin gereja tidak dilaksanakan dengan sungguh sungguh, (khususnya bagi
penguasa yang melanggar)
Orang Kristen pada masa itu belum dapat menjadi kesaksian yang kuat ke luar
19
membaharui gereja, setiap oang kristen harus benar benar menghayati iman
mereka), nanti kedua hal ini punya peran dalam penyebaran Injil di Indonesia.
20
Tidak memiliki tata gereja dan pengakuan iman sebagaimana layaknya
di miliki suatu gereja
Tidak memberi suara kepada orang orang Indonesia yang berada
didalamnya dan secara resmi tidak mengaku bertanggungjawab atas
mereka yang masih diluar.
Dengan demikian GPI meneruskan keadaan yang berlaku pada zaman VOC,
khususnya sesudah tahun 1643, keadaan ini berlangsung terus sampai abad ke
20.
Namun pada zaman itu terdapat orang orang yang tidak mau dikurung (Joseph
Kam, Anthing, dll) oleh peraturan peraturannya. Mereka secara khusus
mencurahkan perhatiannya kepada orang orang Indonesia yang belum
mengenal Kristus. Mereka di jiwai semangat Pietisme.
21
Ciri ciri Lembaga Pekabaran Injil
1. Kebanyakan lembaga lembaga tersebut tidak mengikatkan diri kepada gereja
tertentu.
2. Yang diutus adalah orang orang yang sederhana dan mau bekerja keras
3. Yang diutus mengerti betul tentang pertobatan, pengenalan akan Kristus
Disini sering kendala dalam hal kebudayaan, para zending berusaha memasukan
peradaban dari barat (Eropa dan Indonesia, peadaban Barat dan peradaban Timur)
Sampai abad ke 18 sebagaian besar Pulau Jawa dikuasai orang orang Belanda
secara langsung
VOC bubar pada tahun 1799
22
Orang Kristen terdapat di sekitar pantai utara (Surabaya, Semarang, Batavia
(Jakarta))
Orang Kristen ada di pedusunan, biasanya para pengusaha.
Orang Kristen tidak terpanggil PI
(Contoh jemaat Depok => dilarang bergaul dengan desa tetangga yang
beragama Islam)
Gereja (GPI) tidak melakukan PI dan tidak mengijinkan lembaga PI dari
Eropa untuk PI
Pekabaran Injil dilakukan oleh perorangan
Contoh:
- Bapa Emde (1851) di Surabaya
- Coolen (1830) Ngoro
- Ny Philips (istri pengusaha) (1850) di Jawa Tengah
- Mr Anthing (1850) Batavia
- Paulus Tosari (1813-1882)
- Tunggul Wulung (1803-1884)
- Sadrach (1840-1924)
J. Emde (1774-1850)
- Seorang Pietis dari Jerman
- Menetap di Surabaya, bekerja sebagai tukang arloji
- Dikunjungi Joseph Kam => membangkitkan jiwa missi
- Mendirikan perkumpulan PI (1815)
- Mengadakan kumpulan keagamaan di rumahnya
- Meminta kepada Brucker menterjemahkan Perjanjian Baru ke bahasa Jawa
- Terjemahan selesai dicetak pada tahun 1831 => disita pemerintah
- Di penjara karena melakukan PI
- Kurang mendapat sambutan dari kalangan Jawa
Coolen (1775 – 1873)
- Warga negara Belanda, ibunya bangsawan Jawa
- Mewarisi tradisi kebudayaan jawa seperti: Wayang, Gamelan (musik), tari-
tarian Jawa.
- Punya jiwa sosial
- Menerima orang jahat dan membimbing untuk memperbaiki diri => “Ilmu
Kristen”
- Pada hari minggu ibadah di pendopo rumahnya
- Tidak ada sakramen
- Gaya Jawa
Kelompok Wiung
- Desa Wiung, terletak tidak jauh dari Surabaya
- Ada kelompok orang taat beragama
- Berkumpul di rumah pak Dasimah (seorang Modin)
23
- Satu anggota kelompok mendapat buku dari perempuan keturunan Eropa. Isi
buku tersebut : “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus (Markus 1:1)
awalnya tidak suka akan isinya, kemudian menjadi pokok pembicaraan dalam
kelompoknya.
- Tahun 1834 => seorang anggota kelompok bertemu dengan kyai yang telah
berguru dengan Coolen. Rapal = Kedua belas pasal Iman
- Pak dasimah pergi ke Ngoro => “Toyo Wening, Air Jernih (hidup)
- Pekabaran Injil melalui Wayang.
Emde Coolen
- Orang-orang kota - Wujud Jawa
- Biasanya PRT (pembantu org - Derajat sama
Belanda) - Pendekatan dengan budaya Jawa
- Dibaptis
- Adat istiadat Eropa
Potong rambut
pakai celana
melepas keris
tidak boleh nonton wayang
mendengar gamelan, selamatan
dsbnya
- Injil paling pertamna dibawa oleh orang Eropa lalu oleh orang pribumi
disampaikan kepada teman teman sebangsanya, tanpa campur tangan lembaga
lembaga.
- Kristen di Jawa bersifat sinkretisme sehingga memerlukan bimbingan dari
pihak orang luar
- Ada tiga badan gereja yang memiliki corak khas dan ternyata sulit bersatu
(sending kontinental (Kalangan Kristen tradisional di Eropa), Gereja Roma
Katholik dan golongan Protestan (Amerika) seperti Pentakosta dan Adventis.
- DoopSgezinde Zendingsvereniging (DZV) perhimpunan PI menonit dari negeri
Belanda, ciri khas:
menjauhi politik dan budaya, menentang pemakaian kekerasan (tidak
masuk tentara)
mementingkan otonomi jemaat jemaat tersendiri
24
mempertahankan disiplin gereja yang ketat
baptis sesudah dewasa (sesudah sidi)
25
- Pada tahun 1956 mana Patunggilan di ubah menjadi “Gereja Injili di Tanah
Jawa”
Zending Salatiga
- Zending Salatiga melayani di daerah Jawa Tengah Utara, bentuk kerjasama
antara Ermelo dan Neukirchener Mission.
- Kedatangan utusan Injil didahului dengan munculnya jemaat Kristen Jawa
berkat kegiatan orang swasta yakni nyony6a Le Jolle istri seorang pegawai
pekebunan dekat Salatiga, bersama dengan seorang jemaat Mojowarno,
bernama Petrus Sedoyo., Ia menyebarkan injil ditengah buruh perkebunan.
- Zending Salatiga mempunyai ciri ciri umum zending pietis tetapi dengan warna
khas. Mereka tidak mau bergantung kepada pengurus tanah air secara
keuangan maupun secara organisasi. Mereke menekankan otonomi jemaat-
jemaat (Kongregasionalisme) dan mementingkan penyebaran Injil seluas
mungkin. ( mulai dari Salatiga, Tegal, samapai ke Bojonegoro)
26
Ciri-ciri Zending Gereformeerd
- Sesuai dengan suasana Gereja Rereformeerd di negeri Belanda sendiri, ZGKN
relatif lebih cepat bersedia mengakui kelompok kelompok orang Kristen baru
sebagai jemaat yang sungguh sungguh berdiri.
- Tata ibadah dan pengakuan iman , jemaat Jawa mendapat cap Gereformeerd.
- Ditanamkan tradisi memakai kitab Mazmur dan nyanyian gereja.
- Formulir formulir dibaca pada pelayanan sakramen dan cdara merayakan sama
dengan di negeri Belanda.
- Di Jawa Tengah Katekimus dinyatakan sebagai pedoman untuk menjelaskan
dasar gereja yaitu: Alkitab, Pelayanan Firman diharuskan menandatangani tata
gereja tahun 1932.
28
mencerminkan perkembangan golongan Mennonite di Indonesia. (Catatan;
Mennonite ada larangan bersumpah)
Latar belakang
- Pulau Sumba sampai pertengahan abad ke-19 belum mengalami pengaruh
Belanda. Daerahnya terbagi atas sejumlah besar kerajaan. Dalam paroan kedua
abad ke-19, keadaan di Sumba Timur kacau dan kurang aman, sedangkan
daerah Sumba Barat agak tenang.
- Kedua daerah itu berbeda pula dalam hal bahasa dan kebudayaan. Di antara
orang Sumba asli tidak menganut agama Islam, namun ia menyakini agama
suku mereka sendiri yang juga di sebut agama “Marapu”, yang artinya, (Dewa,
roh).
- Adapun juga tiga tingat tanda perbedaan yang tajam antara susunan
masyarakat, yaitu: Para pembesar, orang merdeka, dan kaum budak.
Hambatan-hambatan
1. Orang Sumba tidak mau mendengarkan Injil.
2. Orang Sumba bermusuhan dengan orang Sawu.
3. Salah seorang missionaris harus mengasuh jemaat orang Sawu sambil
menjalin hubungan dengan orang Sumba.
- Sementara itu misi pun menetap di Sumba, tetapi mundur lagi karena hasil
usahanya kurang. (mulai lagi secara resmi 1931).
- Pada tanggal 30 september 1907, setelah dua kali rumah zendeling di bakar, di
buka pos pertama dalam lingkungan orang Sumba asli.
- Itupun pekerjaan paling lancar di Sumba Barat. Selama masa pertama,
pendidikan sekolah merupakan cabang karya zending yang paling penting,
disebabkan kebijakan pemerintah, yang menyerahkan bidang itu kepada
zending.
- Untuk sementara masyarakat Sumba masih mengadakan perlawanan sengit,
berkali-kali rumah seorang Pendeta dan gedung sekolah dibakar, hal itu tidak
membuatnya merasa putus asa, ia tetap mengabarkan injil.
29
- Lalu dengan kerinduan hatinya zending mendatangkan Guru-guru dari Ambon,
Rote dan Sawu, untuk dibimbing agar mengabarkan Injil kepada setiap orang
dalam maupun orang luar sekolah.
Tantangan-tantangan
- Zending tidak mau mengasingkan Orang Kristen dari masyarakatnya, tetapi
membiarkan mereka tetap tinggal di kampungnya.
- Walaupun persekutuan kampung yang pada hakikatnya bersifat religius itu
masih kuat sekali, lebih-lebih di pulau Sumba yang terpencil dan kurang
pengaruh oleh modernisasi.
- Di pihak lain, upacara-upacara yang di adakan oleh persekutuan kampung itu
merupakan godaan besar bagi mereka. Apalagi daging dari kurban itu di antar
ke rumah-rumah mereka. Para zendeling tidak sepakat mengenai hal itu.
- Tetapi mereka merasa sulit untuk menjelaskan larangan menerima daging itu
sedemikian rupa, hingga bagi orang Kristen larangan itu menjadi perkara hati
dan tidak merupakan hukum yang mematikan.
- Dalam hal inipun para zendeling sendiri tidak seratus persen sepakat, dan
ternyata sulit untuk menyakinkan orang Sumba tentang kekeliruan perkawinan
poligami. Terhadap pemukulan gong dan tari-tarian tradisional, zending
mengambil sikap hati-hati, dan hal-hal itu diperbolehkan kecuali kalau ada
hubungan langsung dengan penyembahan dewa.
30
- Lalu bagaimana jika mereka tidak ikut serta dalam upacara itu? Ia harus berani
meninggalkan kebiasannya walaupun itu sulit, namun hal itu harus di
hilangkan dari sedikit-sedikit dari kebiasaan adat itu.
Perpecahan
- Kedua persoalan diatas merupakan tantangan bagi gereja dan menimbulkan
perpecahan. Sebagian besar orang Kristen Sumba Timur mengikuti dia. Ketika
pendeta tersebut diberhentikan oleh klasis di Nederland yang telah mengutus
dia, maka mereka memisahkan diri dari jemaat-jemaat zending dan membentuk
jemaat-jemaat sendiri.
- Pada tahun 1953 berlangsunglah perpecahan dalam lingkungan Gereja itu,
sehingga berdirilah dua gereja bebas.
- Dengan demikian Gereja Kristen Sumba menghadapi pula tantangan dari pihak
misi, yang pada tahun 1931 kembali ke Sumba dan menangani pekerjaan
secara besar-besaran. Sumba merupakan daerah yang sulit bagi zending, karena
di sebabkan adanya faktor kesukuan (Sumba-Sawu).
31
- Sesuai watak gerakan Pentakosta yang bersifat spontan dan tidak memiliki
organisasi yang ketat, gerakan itu secara tidak terencana masuk ke Indonesia
dibawa oleh pedagang asal Inggris, J. Barnhard yang kemudian menetap di
Temanggung, Jawa Tengah.
- Dari Temanggung, gerakan ini menyebar ke beberapa kota di Jawa, seperti
Cepu dan Surakarta.
- Mulai tahun 1922, ajaran Pentakosta dibawa ke sana oleh Cornelius E.
Groesbeck dan Richard van Klaveren, yang diutus oleh Bethel Temple dari
Seatle, Amerika Serikat.
- Pada tahun 1923, tepatnya pada tanggal 19 Maret 1923 di Cepu
berdiri Vereninging De Pinkstergemeente In Nederlandsch Oost Indie (Jemaat
Pentakosta di Hindia Timur Belanda).
- Dan pada tanggal 30 Maret 1923, badan tersebut mendapat SK Gubernur
Hindia Belanda dengan Badan Hukum No. 2924, tertanggal 4 Juni 1923 di
Cipanas, Jawa Barat, serta diakui sebagai Kerkgenootscap (Badan
Gereja) dengan Beslit No. 33, Staatblad No. 368.
- Perkembangan selanjutnya, gerakan ini dengan cepat menyebar dari Surabaya
ke seluruh Jawa Timur, Sumatera Utara, Minahasa, Maluku dan Irian.
32
d. Pdt. D. Sinaga pada tahun 1941 keluar dan mendirikan Gereja Pentakosta
Sumatera Utara (GPSU) atau dikenal dengan nama GPdI-Sinaga.
e. Pdt. Tan Hok Tjwan pada tahun 1946 keluar dan mendirikan Sing Ling Kau
Hwee yang kini dikenal dengan nama Gereja Isa Almasih (GIA).
f. Pdt. Renatua Siburian pada tahun 1948 keluar dan mendirikan Gereja
Pentakosta Sumatera Utara atau dikenal GPdI Siburian.
g. Pada tahun 1951 beberapa pendeta keluar dan mendirikan Gereja Sidang
Jemaat Pentakosta.
h. Pdt. T.G. van Gessel dan H.C. Senduk pada tahun 1952 keluar dan
mendirikan Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS).
i. Pada tahun 1957 GBIS pecah dan Pdt. G. Sutopo dan Ing. Yuwono
mendirikan Gereja Bethel Tabernakel (GBT).
j. Pdt. Ishak Lew keluar pada tahun 1959 dan mendirikan Gereja Pentakosta
Pusat Surabaya (GPPS).
k. Pada tahun 1960 GBIS pecah lagi dan Pdt. A. Parera mendirikan Gereja
Nazareth Pentakosta (GNP).
l. Pdt. Karel Sianturi dan Pdt. Sianipar pada tahun 1966 keluar dan
mendirikan GPSU atau dikenal dengan nama GPdI-Sianturi.
m. Pdt. Korompis keluar pada tahun 1966 dan mendirikan Gereja
Pentakosta Indonesia (GPI).
n. Pada tahun 1967 para pemimpin gereja-gereja Pentakosta di Surabaya dan
Timor keluar dan mendirikan Gereja Pentakosta Elim (GPE).
o. Pada tahun 1969 GBIS pecah lagi dan Pdt. H.L. Senduk mendirikan Gereja
Bethel Indonesia (GBI) dan Pdt. Jacob Nahuway mendirikan GBI Mawar
Saron.
p. Pada tahun 1970 Gereja Bethel Tarbernakel pecah dan Ing. Yuwono
mendirikan Gereja Pentakosta Tarbernakel (GPT).
- Meskipun perpecahan demi perpecahan terjadi, namun mereka tetap berafiliasi
pada satu nama yaitu Pentakosta, sehingga timbul inisiatif untuk menyatukan
kembali sikap dan pandangan gereja-gereja beraliran Pentakosta.
- Hal ini diwujudkan dengan berdirinya Dewan Kerjasama Gereja-gereja
Kristen Pentakosta Seluruh Indonesia DKGKPSI) dan Persekutuan Pentakosta
Indonesia (PPI). Tetapi pada tanggal 10 September 1979, kedua organisasi
tersebut membubarkan diri dan bergabung menjadi satu wadah dengan
nama Dewan Pentakosta Indonesia (DPI).
- Pada Musyawarah Besar (Mubes) I DPI yang diadakan pada tahun 1984,
terpilih sebagai Ketua Umum adalah Pdt. W.H. Bolang.
- Dan pada Mubes II DPI berhasil memilih Pdt. A.H. Mandey sebagai Ketua
Umumnya.
- Dan Pada Mubes DPI III di Caringin, Bogor, terpilih sebagai Ketua Umumnya
adalah Pdt. M.D. Wakkary.
- Hingga saat ini ada sekitar 58 Sinode/organisasi Gereja beraliran Pentakosta
yang bergabung dalam DPI.
- Meskipun sudah mengalami perpecahan beberapa kali, namun GPdI tetap
merupakan gereja Pentakosta yang terbesar di Indonesia.
33
- Di antara Gereja-gereja Pentakosta yang terbesar lainnya terdapat Gereja
Bethel Indonesia dan Gereja Sidang Jemaat Allah.
- Ada beberapa gereja Pentakosta yang sudah masuk menjadi anggota
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), seperti Gereja Isa Almasih,
Gereja Bethel Injil Sepenuh, Gereja Pentakosta Pusat Surabaya, dan Gereja
Gerakan Pentakosta.
- Jumlah anggota seluruh gereja Pentakosta di Indonesia lebih kurang dua juta.
Hal ini berarti, bahwa Gerakan Pentakosta meliputi 10% seluruh umat Kristen
di Indonesia. [disarikan dari: Majalah Penginjilan Indonesia “KABAR BAIK”
No. 13 Th.III Oktober-November 1996 dan van den End & Weitjens, Ragi
Carita 2: Sejarah Gereja di Indonesia 860-1n-sekarang, Jakarta, BPK Gunung
Mulia, 1993]
BEBERAPA CATATAN :
- Aliran Pentakosta di Indonesia sering disebut juga Pantekosta - adalah sebuah
gerakan di kalangan Protestanisme yang sangat menekankan peranan karunia-
karunia Roh Kudus.
- Pentakosta berbeda dengan orang karena mereka lebih menekankan
pengalaman rohani pribadi.
- Orang Pentakosta memiliki pandangan dunia yang trans-rasional.
- Meskipun mereka sangat memperhatikan ortodoksi (keyakinan yang benar),
mereka juga menekankan ortopati (perasaan yang benar)
dan ortopraksis (refleksi atau tindakan yang benar).
- Salah satu ciri paling utama yang membedakan Pentakostalisme adalah
penekanannya pada karya Roh Kudus.Bahasa Roh yang juga dikenal dengan
glossolalia, adalah bukti atau tanda dari baptisan Roh Kudus.
- Beberapa gereja Pentakosta utama juga meyakini bahwa mereka yang tidak
berbahasa
Roh belum menerima berkat yang mereka namakan baptisan Roh Kudus.
34
- Dirintis oleh John Smyth tahun 1608/9, ia adalah pendeta Inggris yang
merantau ke Amsterdam.
- Buku yang terkenal adalah “Perjalanan Seorang Musafir” ditulis sewaktu
dipenjara pada tahun 1660 -1672.
- Tahun 1792 William Carey mendirikan Baptist Missionary Society peristiwa
ini menandai sejarah usaha Pekabaran Injil modern.
- William Carey mendirikan pusat PI Baptis di Calcutta (India), dari sini PI
meluas sampai Asia Tenggara termasuk Indonesia.
- Tahun 1813-1857 ada 20 ututusan Injil baptis yang ada di Indonesia, antara
lain: Nathaniel Ward dan Richard Burton yang mengadakan perjalanan
melintasi pulau Sumatera, yang pada waktu itu belum dipetakan, Ia berhasil
menerobos sampai danau Toba. (Catatan: Ward bertahan sampai kematiannya
menjelang tahun 1850)
- Anak William Carey yang bernama Yabez Carey bekerja di Ambon selama
tahun 1814-1818.
- Pemerintah Belanda tidak suka dengan kegiatan orang asing (misi dr Inggris)
sehingga banyak utusan missi dari Inggris yang kembali ke India.
- Di Semarang Gottlob Bruckner menterjemahkan Perjanjian Baru ke dalam
bahasqa Jawa dan dengan demikian mencetuskan gerakan menuju agama
Kristen di Wiung.
- Sesudah kematian Gottlob Bruckner (th 1857) tidak ada lagi kegiatan Baptis di
Indonesia.
- Tahun 1950 utusan Konvensi Baptis Selatan (South-ern Baptis Convention)
dari Amerika Serikat harus meninggalkan Tiongkok krn kaum Komunis
mengambil alih kekuasaan, tahun 1951 mereka alihkan ke Indonesia
- Konvensi Baptis Selatan (KBS) merupakan golongan baptis terbesar di dunia.
- Dalam ajaran KBS bersifat ortodoks, dan tidak bergabung dengan Dewan
gereja gereja se dunia
- PI nya berpusat di Jawa, dengan sebuah Senimari Teologi di Semarang (1954),
sebuah rumah sakit di Kediri (1955), lembaga Literatur Baptis di Semarang.
- Sesudah tahun 1965 karya PI berkembang dan pada tahun 1971 jemaat jemaat
Indonesia melembagakan dengan nama Gabungan Gereja Baptis Indonesia
(GGBI)
- Bala Keselamatan (Salvation Army) didirikan pada tahun 1878 di London oleh
William Booth (1829-1912)
- Pada awalnya Booth pendeta gereja Metodis di Inggris (Gereja ini terlalu giat
mengadakan kampanye PI dan terlalu banyak berurusan dengan pada
gelandangan, pemabuk, pelacur dll), hal ini yang menjadi alasan Booth
keluar !!
- Tiga tahun kemudian Booth mendirikan lembaga PI yang melakukan
kampanye dengan tenda dan berpindah pindah, baru pada Tahun 1878
organisasi ini dirombak menjadi “The Salvation Army” (Bala
Keselamatan/BK) yang disusun menurut pola militer.
35
- Booth menjadi jendral, para pekerja purna waktu lain disebut kolonel, kapten
dan seterusnya.
- Dalam waktu singkat organisasi ini berkembang sampai ke seluruh dunia.
- Di Bala Keselamatan Pekabaran Injil dan kegiatan sosial terjalin.
- Mereka yang bertobat harus menempuh hidup yang baru (a.l. tidak minum
alkohol).
- Bala Keselamatan tidak bermaksud menjadi gereja disamping gereja gereja
lain, maka tidak ada pelayanan sakramen.
- Bala Keselamatan mendirikan cabang di Belanda, cabang ini pada gilirannya
menjadi induk Bala Keselamatan di Indonesia. Pada tahun 1894 dua perwira di
utus ke Jawa mereka menetap di Purworejo, beberapa tahun kemudian pindah
ke Semarang.
- Tahun 1903 membuka pusat latihan buat perwira perwira bangsa Indonesia
(sejak tahun 1950, terdapat pusat latihan di Jakarta). Dan pusat latihan orang
tuna wisma, serta Koloni Salib Putih di Salatiga. Dan membuka koloni yang
sama di lembah Palu (Sulteng)
- Bala Keselamatan juga mendirikan beberapa rumah sakit kusta dan rumah sakit
umum.
- Salah satu perintis karya di Sluteng adalah Letnan Kolonel Leonard Woodward
bersama istri (1917-1949), metode yang dipakai adalah: mendirikan sekolah
dan rumah sakit, mendidik anak daerah menjadi guru, dan akhirnya
menyerahkan pekerjaannya kepada mereka. Tidak ada pelayanan baptisan
kepada orang yang masuk Kristen dan dalam ibadah jemaat tidak ada perayaan
perjamuan.
- Tiap jemaat di sebut “Korps”. Setiap hari Minggu pagi diadakan kebaktian di
sebut “kebaktian kesucian” dan kebaktian Minggu malam disebut “kebaktian
tebusan”
- Ada majalah internasional “War Cry” di indonesia berjudul “Berita
Keselamatan”
36