Anda di halaman 1dari 1

Asal usul kata Liturgi adalah kata Yunani leitourgia, yang terdiri atas kata-kata untuk

“bekerja” (ergon) dan “umat atau rakyat” (laos). Dalam dunia Yunani kuno, liturgi adalah
pekerjaan yang dilakukan oleh rakyat, sesuatu yang dilakukan demi kepentingan kota atau
Negara. Arti itu adalah sama seperti membayar pajak, tetapi liturgi dapat melibatkan pelayanan
yang diberikan secara rela, sama halnya seperti pajak. Paulus berbicara tentang pemerintahan
Romawi secara harfiah sebagai “liturgists [leitourgoi] of God” (pelayan-pelayan Allah) dalam
Roma 13 : 6 dan tentang dirinya sebagai “a liturgist [leitourgon] of Christ Jesus to the Gentiles”
(pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi) dalam Roma 15 : 16.

Menyebut suatu ibadah bermakna “liturgis” adalah untuk mengindikasikan bahwa


kegiatan itu adalah sedemikian rupa sehingga semua orang yang beribadah itu mengambil
bagian secara aktif dalam menyajikan ibadah mereka bersama-sama. Sama halnya dengan
kutipan dari Rasid Racham dalam bukunya Pembimbing ke dalam Sejarah Liturgi dikatakan
bahwa sebisa mungkin mengubah liturgi agar menjadi hidup. Maka, peserta utama dalam
liturgi yang dituju ialah umat, bukan imam. Dengan demikian, liturgi sekadar tontonan,
melainkan ibadah yang hidup yang dirayakan oleh segenap umat dengan aktif dan memiliki
pengertian.
Liturgi juga penting dipelajari agar kita dapat mengetahui bagaimana membuat liturgi
yang baik, benar, juga sesuai dengan keadaan atau ibadah yang akan dilakukan, agar juga kita
mampu dan mengetahui unsur-unsur dalam liturgi dan pentingnya suatu kesatuan unsur-unsur
itu dalam liturgi, itulah bagaimana jika kita mempelajari tentang Liturgi, sehingga bisa
dikatakan liturgi sebagai suatu ilmu, dan kita dapat menarik suatu pengertian liturgi dari segi
ilmu karena melalui pembelajaran liturgi dengan kata lain liturgi sebagai ilmu kita memperoleh
pengetahuan tentang bagaimana beribadah yang benar melalui unsur-unsur dalam liturgi dan
kesatuan unsur itu dalam liturgi sehingga penghayatan karya Allah dalam kehidupan manusia
dapat direalisasikan melalui ibadah.[2]

Anda mungkin juga menyukai