Anda di halaman 1dari 3

Sejarah kristen protestan

Kekristenan muncul dari wilayah Levant (sekarang Palestina dan Israel) mulai pertengahan abad


pertama Masehi. Asalnya Kekristenan dimulai di kotaYerusalem dan mulai menyebar ke
wilayah Timur Dekat, termasuk ke Siria, Asyur, Mesopotamia, Fenisia, Asia
Minor, Yordania dan Mesir. Sekitar 15 tahun setelahnya Kekristenan mulai memasuki Eropa Selatan
dan berkembang di sana. Sementara itu juga terjadi penyebaran di Afrika Utara serta Asia
Selatandan Eropa Timur. Pada abad ke-4 Kekristenan telah dijadikan agama negara oleh Dinasti
Arsacid di Armenia pada tahun 301, "Caucasian Iberia" (atauRepublik Georgia) pada tahun 319,[1]
[2]
 Kekaisaran Aksumit di Etiopia pada tahun 325,[3][4] dan Kekaisaran Romawi pada tahun 380 M.

Kekristenan menjadi umum bagi seluruh Eropa pada Abad Pertengahan dan mengembang ke seluruh
dunia selama Masa Eksplorasi negara-negara Eropa dari zaman Renaissance sampai menjadi
agama terbesar di dunia.[5] Sekarang terdapat lebih dari 2 milyar orang Kristen, yaitu sepertiga jumlah
manusia di dunia.[6] Kekristenan terbagi menjadi Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks
Timur pada Skisma Timur-Barat atau Skisma Besar pada tahun 1054.Reformasi Protestan memecah
Gereja Katolik Roma menjadi berbagai denominasi Kristen.

Sejarah Agama Kristen Protestan

“SEJARAH AGAMA KRISTEN PROTESTAN”

A.    Sejarah Agama Kristen Protestan di Dunia

Berawal dari dunia Katholik yang memberikan kekuasaan yang begitu besar kepada Paus
ternyata menimbulkan masalah. Terutama dari kalangan raja-raja yang merasa tersaingi khususnya
dalam hal kekayaan. Disamping itu beberapa factor lain seperti factor ekonomi, politik, nasionalisme,
paham individualism Renainsans, dan keperhatinan yang semakin meningkat terhadap
penyalahgunaan wewenang gereja, semua itu memang peranan penting terhadap timbulnya
perpecahan agama Roma Khatolik. Puncak krisis gereja Khatolik Roma adalah ketika Paus Leo X
menganjurkan penjualan surat-surat penebusan dosa secara besar-besaran untuk mengisi kas
gereja.

Anjuran Paus Leo X ini ditentang oleh seorang rahib bernama Luther (1483-1546 M). Dua
tokoh lainnya yaitu Zwingli (1484-1531M), dan Jhon Calvin (1509-1564 M) mengikuti Luther untuk
menentang gereja dengan mengadakan gerakan yang dikenal dengan “Reformasi”.

Reformasi Protestan adalah gerakan reformasi umat Kristiani Eropa yang menjadikan
Protestantisme sebuah cabang tersendiri dalam Agama Kristen pada masa itu. Gerakan ini bermula
pada 1517 tatkala Martin Luther mempublikasikan Sembilan Puluh Lima Tesis, dan berakhir pada
1648 dengan Perjanjian Westphalia yang meredakan Perang agama di Eropa.

Reformasi Protestan lahir sebagai sebuah upaya untuk mereformasi Gereja Katolik,
diprakarsai oleh umat Katolik Eropa Barat yang menentang hal-hal yang menurut anggapan mereka
adalah doktrin-doktrin palsu dan malapraktik gerejawi — khususnya ajaran dan penjualan
indulgensi, serta simoni, jual-beli jabatan rohaniwan — yang menurut para reformator merupakan
bukti kerusakan sistemik hirarki Gereja, termasuk Sri Paus.

Para pendahulu Martin Luther mencakup John Wycliffe dan Jan Hus, yang juga mencoba
mereformasi Gereja Katolik. Reformasi Protestan berawal pada 31 Oktober 1517, di Wittenberg,
Saxonia, tatkala Martin Luther memakukan Sembilan Puluh Lima Tesis mengenai Kuasa dan Efikasi
Indulgensi pada daun pintu Gereja Semua Orang Kudus (yang berfungsi sebagai papan-pengumuman
universitas pada masa itu), tesis-tesis tersebut memperdebatkan dan mengkritisi Gereja dan Sri
Paus, tetapi berkonsentrasi pada penjualan indulgensi-indulgensi dan kebijakan-kebijakan doktrinal
mengenai Purgatorium, Pengadilan Partikular, Mariologi (devosi pada Maria, ibunda Yesus),
perantaraan-doa dan devosi pada Orang-Orang Kudus, sebagian besar sakramen, keharusan selibat
bagi rohaniwan, termasuk monastisisme, dan otoritas Sri Paus. Reformator-reformator lain, seperti
Ulrich Zwingli, segera mengikuti teladan Martin Luther.

Akan tetapi selanjutnya para reformator berselisih faham dan memecah-belah pergerakan
mereka menurut perbedaan-perbedaan doktrinal — pertama-tama antara Luther dan Zwingli,
kemudian antara Luther dan John Calvin — akibatnya terbentuklah denominasi-denominasi
Protestan yang berbeda-beda dan saling bersaing, seperti Lutheran, Reformed, Puritan, dan
Presbiterian. Sebab, proses, dan akibat reformasi agama berbeda-beda di tempat-tempat lain;
Anglikanisme muncul di Inggris dengan Reformasi Inggris, dan banyak denominasi Protestan yang
muncul dari denominasi-denominasi Jerman. Para reformator turut mempercepat laju Kontra
Reformasi dari Gereja Katolik. Reformasi Protestan disebut pula Reformasi Jerman atau Revolusi
Protestan.

B.     Sejarah Agama Kristen Protestan di Indonesia

Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada abad ke-16 M
dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran. Wilayah penganut animisme di wilayah Indonesia
bagian Timur, dan bagian lain, merupakan tujuan utama orang-orang Belanda, termasuk Maluku,
Nusa Tenggara, Papua dan Kalimantan. Kemudian, Kristen menyebar melalui pelabuhan pantai
Borneo, kaum misionarispun tiba di Toraja, Sulawesi. Wilayah Sumatera juga menjadi target para
misionaris ketika itu, khususnya adalah orang-orang Batak, dimana banyak saat ini yang menjadi
pemeluk Protestan.

Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda (VOC), pada
sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses berhasil
meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia. Agama ini berkembang dengan
sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eopa ke beberapa
wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda. Pada
1965, ketika terjadi perebutan kekuasaan, orang-orang tidak beragama dianggap sebagai orang-
orang yang tidak ber-Tuhan, dan karenanya tidak mendapatkan hak-haknya yang penuh sebagai
warganegara. Sebagai hasilnya, gereja Protestan mengalami suatu pertumbuhan anggota, sebagian
besar dari mereka merasa gelisah atas cita-cita politik partai Islam.

Protestan membentuk suatu perkumpulan minoritas penting di beberapa wilayah. Sebagai


contoh, di pulau Sulawesi, 17% penduduknya adalah Protestan, terutama di Tana Toraja dan
Sulawesi Tengah. Sekitar 65% penduduk di Tana Toraja adalah Protestan. dibeberapa wilayah,
keseluruhan desa atau kampung memiliki sebutan berbeda terhadap aliran Protestan ini, seperti
Adventist atau Bala Keselamatan, tergantung pada keberhasilan aktivitas para misionaris.

Di Indonesia, terdapat dua provinsi yang mayoritas penduduknya adalah Protestan, yaitu
Papua dan Sulawesi Utara, dengan 60% dan 64% dari jumlah penduduk.Di Papua, ajaran Protestan
telah dipraktikkan secara baik oleh penduduk asli. Di Sulawesi Utara, kaum Minahasa yang berpusat
di sekeliling Manado, berpindah agama ke Protestan pada sekitar abad ke-19. Saat ini, kebanyakan
dari penduduk asli Sulawesi Utara menjalankan beberapa aliran Protestan. Selain itu, para
transmigran dari pulau Jawa dan Madura yang beragama Islam juga mulai berdatangan. Pada tahun
2006, lima persen dari jumlah penduduk Indonesia adalah penganut Kristen Protestan.

http://junekz.blogspot.com/2012/11/sejarah-agama-kristen-protestan.html

Anda mungkin juga menyukai