A. Pendahuluan
Agama Kristen adalah agama yang banyak pengikutnya, yang merupakan
bagian dari gereja Kristen yang memisahkan diri dari gereja Katolik Roma pada
waktu reformasi, yaitu sustu revolusi dalam agama Kristen di Eropa pada abad XVI.
Nama protestan berasal dari kata ”Protes” yang dilancarkan oleh raja-raja atau
pangeran-pangeran Jerman yang mendukung reformasi melawan keputusan mayoritas
yang beragama Katolik, pada waktu sidang Dewan Kekaisaran kedua di kota Speyer
tahun 1529, karena melarang bertambah luasnya reformasi. Pangeran-pangeran
Jerman tersebut adlah pengikut Injil kaum Luther yang menentang tekanan yang kuat
dari penguasa Roma Katolik. Dari adanya protes mereka dalam sidang di Speyer itu,
maka lahirlah kaum Protestan.
2. Pembaruan Gereja
Ketika terjadinya reformasi masyarakat Eropa sedang mengalami perubahan
sosial yang demikian cepat serta lahirnya semangat individualisme dan adanya
penganut mistik serta para pemikir yang mempunyai pemikiran atas kebenaran Injil.
Pada abad pertengahan ajaran mistik gereja berpendapat bahwa jiwa manusia
harus diarahkan seluruh perhatiannya kepada Yesus yang sengsara. Sehingga
diperlukan tiga tahap pencapaian yaitu (1). Bila melihat Yesus jiwa akan menyesali
dosanya dan bertobat, (2). Jiwa memikirkan dengan mencoba mencontoh kasih
Kristus yang tampak dalam penderitaannya, (3). Jiwa dilimpahi dengan kasih Kristus
dan dinyatakan oleh-Nya dalam keasyikan yang tidak dapat dikatakan. Sementara itu,
ada juga yang berpendapat bahwa jiwa itu dapat bersatu dengan Allah. Hanya Allah
yang sesungguhnya ada dan makhluuk itu tidak ada artinya dibanding Allah. Tetapi
manusia dari hakikat Ilahi di dalam dirinya merupakan hati nurani. Maka manusia
harus mengosongkan diri agar menjadi sadar akan kehadiran Allah di dalam dirinya.
Pada tingkat kesadaran yang tertinggi, begitu dekatnya manusia dengan Allah,
maka tidak ada lagi yang dapat dibedakan. Para penganut mistik lebih suka berserah
diri dengan jalan mistik berdasarkan Alkitab bahwa mereka dapat dipanggil sebagai
sahabat Tuhan atau menjadi saudara dari Roh Kudus. Dengan demikian, kaum mistik
menolak gereja dan upacara sakramen. Karena menurut mereka manusia adalah Allah
juga tanpa dosa.
Desiderus Erasmus dari Belanda mempunyai pandangan humanisme dan
bersifat campuran antara pandangan Yunani-Romawi dan ajaran Injil. Ia berpendapat
bahwa Injil merupakan ajaran yang indah tentang kebijakan manusia. Menurutnya
Yesus adalah kegenapan yang paling sempurna dari segala hal yang bersih dan benar
yang memang sudah ada pada agama-agama terdahulu. Karya-karya tulis Erasmus
yang dapat disebut bapak aliran Kristen yang liberal ini menenjadi dasar bagi Luther
untuk menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman.
Pada tahun 1512 ia berhasil merai doctor dalam bidang Teologia dari
universitas Wittenberg dan aktif di almamaternya. Secara perlahan ia berhasil
mengurangi kebimbangan dan keraguannya dengan menemukan kepastian bahwa
rahmat Tuhan itu bukanlah dicurahkan dengan sakramen ke dalam jiwa manusia
melainkan pada firman keampunan Tuhan semata. Tuhan dapat memberikan
kebebasan manusia dari segala dosanya, namun Tuhan tidak pernah menuntut sesuatu
dari manusia. Yang terpenting adalah iman.
Luther menyerang cita hidup mistik dalam gereja yang berusha mendapatkan
keselamatan dan persekutuan rohani langsung dari Yesus. Ia mendasarkan ajarannya
pada iman dan rahmat sebagai sumber hidup manusia. Tuhan telah mengenalkan
kepada manusia tentang kebenaran Kristus dan memandangnya sebagai yang benar.
Hukuman atas kesalahan manusia maupun belas kasihnya atas kebinasaan manusia
ditebusnya dalam salib Kristus.
Ia berpendirian bahwa Tuhan itu hanya di atas tidak ada Tuhan yang
menjelma dalam diri manusia, pengalaman manusia tidak akan dapat mencapai
kemauan Tuhan. Perbuatan manusia itu mempunyai nilai sedangkan perbuatan Tuhan
tidak dapat dinilai. Manusia hanya dapat berusaha mencari jalan keselamatan dengan
imannya. Oleh karenanya apa yang disebut api penyucian dan indulgensi itu tidak
benar dan tidak perlu ada penghormatan terhadap orang-orang kudus. Apa yang
dibenarkan Luther hanya tentang pemandian dan perjamuan.
Penyebab reformasi gereja adalah adanya jurang perbedaan yang dalam antara
teologi serta praktek gereja dengan ajaran Alkitab sebagaimana yang disadari oleh
Luther. Adapun peristiwa yang memulai terjadinya reformasi adalah adanya
penjualan surat- surat indulgensi di Jerman oleh para biarawan dominikan, yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan gereja Santo Petrus. Jual
beli nilai rohani dengan uang atau barang dalam gereja pada saat itu merupakan hal
yang sudah biasa dan dikenal dengan sebutan Simoni gereja
1. Aku percaya kepada Allah Bapa yang Maha Kuasa, Pencipta/penguasa Langit dan
Bumi
2. Dan akan Yesus Kristus, anak Tuhan yang tunggal, Tuhan kita
3. Yang dikandung dari/dalam Roh Kudus, dilahirkan/lahir dari Perawan Maria
4. Yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat
dan dikuburkan (turun dalam kerajaan maut)
5. (Yang turun ketempat penantian), pada hari ketiga bangkit diantara orang mati
6. Yang naik ke Surga duduk disebelah kanan Allah Bapa yang maha Kuasa
7. Dari situ, ia akan datang mengadili orang hidup dan mati
8. Aku percaya akan Roh Kudus
9. Gereja yang Kudus, dalam persekutuan orang Kudus
10. Pengampunan Dosa
11. Kebangkitan badan/daging
12. Kehidupan yang kekal.
Dari urutan iman rasuli tersebut, maka dapat diuraikan bahwa pada mulanya
pengakuan gereja cukup dengan rumusan singkat Yesus adalah Tuhan atau Yesus
adalah Kristus. Dengan adanya pengakuan tersebut, maka seseorang dapat dibaptis.
Ketika itu gereja Kristen masih berada ditengah-tengah kaum Yahudi. Tetapi
dikarenakan kemudian orang-orang Yahudi sudah mempercayai Tuhanya Israel,
sedangkan umat Kristen percaya kepada Yesus Kristus, maka untuk melaksanakan
pembaptisan diperlukan lagi satu pasal tambahan yaitu pengakuan bahwa Yesus
Kristus adalah Anak Allah, sang Mesiah yang dijanjikan Tuhan.
Kemudian yang menumbuhkan pengakuan bahwa Yesus Kristus itu adalah
Roh Kudus. Dalam hal ini berarti bahwa Roh Kudus yang menyatakan pada diri
manusia bahwa Yesus adalah Tuhan. Jadi, Roh Kudus adalah Tuhan yang berbicara
dalam hati manusia. Demikian seterusnya, sehingga pengakuan itu terdiri dari tiga
bagian yaitu tentang Tuhan Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus, yang ketiga-tiganya
diyakini sungguh-sungguh merupakan Tritunggal.
Rukun Rasuli merupakan dasar Iman Kristen yang bertumpu pada ajaran Trinitas
yaitu percaya pada; Allah Bapa, Allah Putra, dan Roh Kudus.
b. Trinitas
1). Allah Bapa;
Dalam Perjanjian Lama banyak yang menyebutkan bahwa Allah yang esa
disebut “Bapa” sebab Ia adalah pencipta manusia (Mal 2:10; Yes 64:8). Dalam Mal
1:6 Ia disebut Bapa Israel. Yesus Kristus istilah ini dikenal orang karena Ia sering
memakainya, menunjuk kepada hubungan antara diri-Nya dengan Allah dan orang-
orang yang percaya kepada-Nya (lihat Yoh 20:17).
Sebutan Bapa memperlihatkan macam hubungan yang harus ada antara Allah
dan manusia; kasih dan pemeliharaan dari pihak Allah, kepatuhan dalam sukacita dari
pihak manusia. Umat Kristiani percaya bahwa Allah yang esa itu tritunggal. Apabila
suatu penamaan diperlukan untuk membedakan Yesus dan Roh Kudus dan oknum
yang satu lagi dalam tritunggal, orang Kristen memakai sebutan ‘Bapa’, yang sudah
dipakai oleh Yesus sendiri sebagai sebutan khusus bagi oknum pertama.
Allah Bapa cenderung sebagai Pencipta yang diserahi untuk mengurus dunia
ini (dengan Malaikat-Malaikatnya). Dalam menyebut Allah sebagai “Bapa”, orang-
orang Kristiani ingin mengungkapkan iman mereka bahwa Allah itu bagaikan
seorang “bapak (atau ibu) yang penuh kasih” dalam kasih- pemeliharaan-Nya kepada
umat manusia.
c. Sakramen :
Sakramen adalah pusat dari ibadah yang merupakan perbuatan yang ilahi, atau
juga disebut firman yang nyata. Sakramen diterima oleh umat Kristen sebagai karya
atau anugrah Allah yang nyata, seperti misalnya sakramen Pembabtisan, Ekaristi dll.