Anda di halaman 1dari 10

Perkembangan Gereja Abad Pertengahan

Makalah ini untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


SEJARAH GEREJA UMUM

Di Serahkan Kepada Dosen :


Pdt. Bert Haniko, M.Pd.K.

O
L
E
H

ISRAEL IRVAN ADU

SEMESTER I
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN LANTERA BANGSA MANADO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kepercayaan iman Kristen, Yesus Kristus adalah kepala gereja.


Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus disebut gereja.
Gereja didirikan oleh-Nya, sementara Roh Kudus-Nya tentu berkarya dalam
mengembangkan serta memelihara gereja di dunia. Tanda penyertaan Tuhan bagi
gereja-Nya nampak pada saat Ia berjanji bahwa Ia akan menyertai kita sampai
akhir zaman (Matius 28:20b). Dalam menjalankan misinya bagi dunia, gereja
diperlengkapi dengan berbagai karunia melalui umat yang Tuhan tempatkan
dalam gereja untuk menjadi para pelayan-Nya. Dalam panggilan misinya bagi
dunia, gereja mengalami berbagai tantangan dan hambatan, namun dalam keadaan
demikian, gereja terus bertumbuh dan semakin bertumbuh. Untuk mengetahuinya
dengan lebih baik, kita akan menelusuri sejarah perkembangannya, khusunya
Perkembangan Gereja pada Abad Pertengahan.

Abad pertengahan di tandai dengan jatuhnya Romawi dan kekaisaran


jerman lala. Pada masa ini terjadi peristwa perang salib yang berakhir dengan
pembagian terbaginya Yerusalem menjadi 3 wilayah : barat untuk islam timur
untuk kristen dan selatan untuk yahudi kesusastraan di pegang terutama oleh
golongan agama (Geistlichedichtung) dan bahasa yang di gunakan adalah bahasa
jerman tinggi kuno (Althochdeutsch). Masa ini di sebut pula sebagai abad
kegelapan (Dark Ages). Abad pertengahan (Jerman : Mittelalter) adalah sebuah
masa yang terletak antara abad kuno dan abad modern.Merupakan masa peralihan
di mana gereja bersama dengan raja menguasai kehidupan masyarakat Eropa
secara ideologis.
BAB II
PEMBAHASAN

 Sejarah gereja abad pertengahan (590-1492/1517)

1. Arti abad pertengahan

Selama abad ini gereja di Eropah  Barat memainkan peranan menentukan seluruh
kehidupan masyarakat.pada waktu yang sama Eropah keluar keseluruh
dunia(1492: colombus menemukan Amerika ).  Saat dimana gereja tidak lagi
terbatas pada Eropah dan Timur Tengah seperti dahulu. Juga kesatuan gereja
Barat yang dapat dipertahankan  selama abad pertengahan, mejadi hilang karena
Reformasi Martin Luther(1517).

2.      Sejarah gereja abad pertengahan

 awal abad pertengahan(590-910)

Agama  kristen mulai tersebar ke batas Utara dan Timur laut benua Eropa,
sedangkan di Timur Tengah dan Afrika Utara gereja terancam oleh serbuan pihak
Islam. Sejak itu gereja di Barat dan Timur menjalankan sejarahnya masing-
masing.
Di Eropa Barat gereja dinamakan gereja katolik Roma, yang dipimpin oleh uskup
Roma, pusat gereja disebut paus. Paus tidak hanya sebagai kepala gereja tapi juga
pemimpin masyarakat. Gereja berperan di bidang politik dan kebudayaan
sehingga Gereja Katolik-Roma menentukan seluruh kehidupan masyarakat. Di
Timur adalah kebalikan dari Barat. Ibukota Konstantinopel adalah pusat gereja
Timur. Gereja Timur dinamakan gereja ortodoks (benar) kehidupan gereja
terpusat pada kebaktian, dimana para anggota gereja melalui perayaan liturgy
(terutama sakramen Perjamuan Kudus) mendapat bagian dalam keselamatan
abadi.
 abad pertengahan yang jaya (910-+1300)
1. awal kejayaan abad pertengahan

ditandai oleh suatu reformasi atau pembaharuan kebiaraan yang mulai di


Cluny Perancis. Reformasi ini merupakan reaksi terhadap perkembangan
kebiaraan pada awal abad pertengahan dimana biara-biara, karena kedudukannya
yang istimewa dalam masyarakat memperoloh kuasa besar dibidang duniawi.
Biara-biara diberi tanah dan kekayaan sehingga semakin menjadi mewah. Namun
perkembangan ini didobrak pada tahun 910, di Cluny karena didirikan biara baru
yang berusaha memulihkan cita-cita asli kebiaraan. Yaitu suatu kehidupan yang
suci dan sederhana diserahkan kepada Tuhan dan kepada studi, ini memberi
semangat baru kepada gereja untuk kehidupan kebiaraan.

2.      Timbulnya theologi yang kreatif

diperkembangkan pertama-tama disekolah-sekolah untuk pendidikan para


imam yang ada dirumah uskup-uskup dan untuk para biarawan di biara-biara.
Theologi ini disebut theologi skholastik yang memakai jalan berfikir dan istilah
fisafat Yunani dan filsafat Aristoteles. Lazimnya diberikan tiga periode dalam
Skholastik :

 Awal skholastik( 1000-1200yaitu abad ke 11dan 12): seorang tokoh


theologi pada periode ini adalah Anselmus dari Canterbury.
 Kejayaan skholastik (abad ke 13), dimana Thomas dari Aquiono paling
menonjol.
(Yang bersamaan dengan periode berikutnya  akhir abad pertengahan)
akhir skholastik(1300-1500 yaitu abad ke 14 dan 15) antara lain William
dari Ockham.

3.     Pada abad ini juga ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang besar
lahir universitas-universitas yang pertama. Universitas yang tertua adalah
universitas Paris (sorbonne), universitas Oxford dan Cambridge di Inggris dan
Bologna di Italia termasuk yang pertama di Eropah.
4.   Pada periode ini juga kepausan mencapai puncaknya  yang berperan dibidang
politik. Hal ini nyata dalam perang salib(1100-1300), yang diadakan atas
dorongan dan dukungan para paus  yang bertujuan  untuk merebut Palestina
khususnya Yerusalem, dari tangan Islam. Tidak sulit untuk membayangkan bahwa
tujuan rohani ini disertai dengan tujuan politik, yaitu memperluas kuasa paus di
Eropa Timur. Paus berhasil mempertahankan kuasanya dibidang politik dimana
kepausan dicapai waktu paus Innocentius III(1200) menduduki takhta yang
disebut kursi Petrus(sebab petrus dianggap sebagai paus pertama). Tetapi
kemudian kuasa paus mulai berkurang sampai akhirnya paus Bonifatius
VIII(1300) gagal memperahankan kuasa kepausan terhadap raja Prancis. Paus
berikutnya memindahkan kepausan dari Roma ke Perancis(kota Avignon) pada
tahun 1309.

 akhir abad pertengahan(1300-1492/1571)

Ini merupakan masa peralihan dari abad pertengahan ke zaman reformasi.


Kepausan mengalami krisis, sedangkan penguasa-penguasa duniawi makin lama
makin lebih menentukan  kehidupan diwilayah mereka termasuk kehidupan
rohani. Sesudah paus Bonifatius VIII terjadilah pembuangan kepausan ke
Babylon. Sebagai akibat pembuangan dan kemudian Skhisma kepausan
kehidupan gereja merosot sebaba tidak ada pimpinan yang kuat. Kontrol atas
rohaniawan menjadi berkurang sehingga tingkah laku merosot. Ini terjadi karena
unsur kuasa dan uang semakin dipentingkan. Yang dicari oleh paus untuk
memperoleh kembali kedudukan politiknya adalah kuasa, pengaruh dan uang
untuk membiayai kepausan dan segala usahanya.

Keadaan gereja menyedihkan banyak orang, sehingga mereka ingin


memperbaiki gereja atau mereformasinya. Yang diperjuangkan adalah para
rohaniawan berhenti memikirkan status dan uang saja dan kembali kepada
kehidupan yang terarah kepada Allah. Hasil usaha-usaha untuk mereformasi
gereja antara lain: skhisma kepusan dipulihkan(1415). Raja-raja berperan
mengakhiri perpecahan gereja. Namun, peranan penguasa duniwi semakin
menonjol bidang-bidang tradisional dikuasai oleh gereja: kebudayaan, ilmu
pengetahuan, pendidikan bahkan theologi lebih bebas dibawah lindungan
pemerintah. Akibatnya kelahiran kembali kebudayaan(renaissance) khususnya
kebudayaan Yunani  dan Romawi berlangsung dari abad 14-16 mulai di Italia,
Perancis, Spanyol, Inggirs dan Jerman.

Tujuannya untuk menggali sumber-sumber gereja yang ada di gereja kuno,


dan untuk kembali kepada sumber kebudayaan kristen yang ada dikebudayaan
Yunani dan Romawi.

Keadaan gereja pada abad pertengahan diwarnai oleh berbagai masalah.


Beberapa masalah yang akan dibahas disini adalah kebudayaan, kehidupan rohani,
dan politik pada masa tersebut, yang menjadi latar belakang gerakan reformasi.

  Kebudayaan

Kehidupan kebudayaan di Eropa pada saat itu dipengaruhi oleh suatu


kebangkitan minat terhadap kebudayaan kuno yang disebut Reinaisans (mulai
sekitar abad XIII-XIV). Gerakan ini mendorong orang meminati kembali karya –
karya klasik budaya Yunani, dari lingkungan kafir, dan belakangan, dari
lingkungan gereja mula – mula.

Kritik diberikan terhadap gereja yang telah menyalahgunakan kekuasaan.


Minat terhadap karya – karya klasik gereja menolong orang untuk membaca teks-
teks  Alkitab dalam bahasa aslinya, bebas dari penafsiran paus dan pimpinan
gereja pada waktu itu.

Pada tahun 1400-an, mesin cetak ditemukan, sehingga orang dapat


memperbanyak tulisan dengan sangat mudah dan cepat. Hal ini di kemudian hari
mempercepat penyebaran ide- ide baru, dan juga pencetakan Alkitab dalam
bahasa sehari – hari.

 
 Kehidupan Rohani

Gereja di masa – masa menjelang reformasi menghadapi tantangan


tantangan dari berbagai pihak yang menuntut pembaruan. Gerakan – gerakan ini
menyerang struktur gereja yang hierarkhis dan legalistik.  Muncul gerakan
gerakan yang menamai dirinya Waldens (Alpen) yang dipimpin oleh Peter Waldo,
Kaum Lollard (Inggris) yang dipengaruhi oleh John Wycliff, dan kaum Husit
diBohemia yang diilhami oleh kritik dari Yohanes Hus.

Banyak pemimpin gereja yang menyeleweng dan menyalahgunakan


kekuasaan. Terjadi  praktek simony, yatiu penjualan berkat – berkat rohani
sehingga siapa pun bisa diselamatkan dengan membeli surat pembebasan siksa
neraka (indulgensia).Penjualan indulgensia juga untuk membiayai
pembangunangedung gereja Santo Petrus di  Vatikan.

Simoni juga dilakukan dalam jual-beli jabatan gerejawi, sehingga siapa


pun dapat menjadi pejabat gereja, uskup, dengan uangnya. Tidak mengheranakan
kalau kemudian terjadi perebutan kekuasaan bahkan sampai tingkat kepausan.
Kepercayaan atas diri Paus pun hilang karena ia harus menyingkir dari Roma ke
Avignon.
Di lingkungan gereja mucul pula petanyaan yang besar : siapakah yang
memilikki kekuasaan tertinggi, Paus ataukah persidangan gereja (konsili) ? Paus,
yang sudah terbiasa menikmati kekuasaan yang sangat besar, bahkan melebihi
kaisar, tidak ingin kekuasaannya dibatasi. Di pihak lain, ada cukup banyak
pemimpin gereja yang mengatakan bahwa kalau kekuasaan tidak dibatasi, akan
muncul kecenderungan untuk menyalahgunakan kekuasaan tersebut.

 Politik

Dalam lingkup politik, muncul kesadaran baru akan ras dan etnis bangsa –
bangsa Eropa. Eropa yang tadinya bersatu di bawah kekaisaran Roma Suci, kini
terpecah – pecah di antara bebagai kepangeranan yang ingin memisahakn diri
sebagai bangsa sendiri, dengan identitas dan bawahsanya sendiri pula.
Di lingkungan ekonomi, muncul ketidakpuasan di antara kaum petani yang
dieksploitasi. Berkembang pula suatu kelas ekonomi yang baru, yaitu kaum
borjuis. Mereka mempunyai tuntutan – tuntutan yang kian meningkat sehingga
mengacsukan sistem ekonomi yang lama.

.
BAB III
PENUTUP

Selama abad Pertengahan, gereja menekankan agar kepercayaan dan


kesalehan dihubungkan dengan sakramen. Pola pendekatan ini dianggap kaku.
Sebab kasih karunia Tuhan dapat diperoleh secara otomatis melalui sakramen,
perbuatan-perbuatan amal, bahkan kadang-kadang dengan hanya membayar uang,
tanpa perubahan hati yang sungguh-sungguh. Karena itu ada beberapa upaya yang
menghayati kasih-karunia Tuhan dengan cara mengabdi dan mencari Tuhan
dengan segenap hati.

Tetapi yang tampak pada akhir abad Pertengahan adalah munculnya


tokoh-tokoh mistik, yaitu Bernhard dari Clairvaux (1150) dan Eckhard (1300).
Mereka mengajarkan agar manusia dapat mengalami dan merasai Allah secara
langsung. Pengalaman ini bukanlah soal akal, tetapi dalam persekutuan mistis
dengan Dia sehingga keakuan manusia hilang tenggelam di dalam ke-Allah-an.
Dasar pemikiran mistis, karena jiwa manusia bersifat ilahi dan kembali ke
asalnya. Tetapi perlu ditegaskan, bahwa para mistikus Kristen pada umumnya
tetap mempertahankan perbedaan antara Khalik dengan manusia sebagai mahluk.
Bernhard sangat terkesan dengan kemanusian dan kelemahan Kristus. Karena itu
ia mengajarkan bahwa jiwa manusia akan mencapai kesatuan dengan Kristus
melalui 3 tahap, yaitu: a). Bila melihat Kristus, jiwa itu akan menyesali dosa dan
bertobat, b). jiwa itu memikirkan dan mencoba meneladani kasih Kristus yang
tampak dalam penderitaanNya, c). jiwa itu dilimpahi dengan kasih Kristus dan
dinyalakan oleh api kasihNya. Sedangkan Eckhard lebih berani berbicara tentang
kemungkinan persatuan jiwa dengan Allah. Pada tingkat kesadaran dan persatuan
yang tertinggi, manusia dapat begitu dekat dengan Allah sehingga tidak dapat
dibedakan lagi denganNya.

Di samping itu telah berkembang para perintis Reformasi, yaitu Wyclif


dan Yohanes Hus. Menurut para perintis reformasi ini, Alkitab harus merupakan
pusat perhatian dari Gereja, karena itu Wyclif (1350) menterjemahkan Alkitab ke
dalam bahasa Inggris. Mereka juga mengecam kekayaan yang ditumpuk oleh
gereja dan kekuasaan kaum klerus atas kaum awam, serta menolak ajaran
transubtansiasi.

Sedang kaum humanis yang ingin kembali ke suasana gereja perdana,


salah seorang tokohnya adalah Erasmus (1500). Aliran humanisme sudah muncul
sejak abad XIV. Mereka menginginkan agar orang-orang Kristen mencari
kebaikan bukan dengan berbagai macam upacara dan latihan lahiriah; melainkan
dengan mempelajari Alkitab dan mengikuti teladan Kristus dengan kerendahan
hati dan pelayanan kepada sesama manusia. Karena itu kaum humanisme
menerbitkan Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani, dan menghidupkan kembali
studi bahasa asli Perjanjian Lama yaitu bahasa Ibrani.

Secara umum gereja mengalami kemerosotan moral khususnya para


pimpinan gereja termasuk Paus melakukan berbagai tindakan yang immoral.
Selain itu gereja makin terancam dengan majunya orang-orang Turki yang
berhasil merebut kota Konstantinopel tahun 1453, sehingga kekaisaran Romawi
Timur hilang dan kemudian orang-orang Turki juga berhasil menduduki seluruh
Eropa Tenggara. Sehingga Gereja Orthodoks Timur akhirnya tunduk ke bawah
kekuasaan Islam kecuali di Rusia sampai abad XIX.

Anda mungkin juga menyukai