PENDAHULUAN
menerjemahkan kata ini dengan kata dasar patok, sedangkan dalam bahasa Inggris
kata itu diterjemahkan dengan rule atau measure. Patok atau kanon atau measure
ialah sebuah ketetapan atau sebuah ukuran. Ini biasanya dipakai untuk tindakan
pengukuran tanah, misalnya setelah sebidang tanah diukur, kemudian diberi patok
yang menandakan telah diukur. Kalau tanah itu dijual maka patok itu telah
disetujui oleh baik penjual maupun pembeli atau bahkan telah diperiksa oleh
departemen pertanahan sebuah negara.
1
1.2. KANON ALKITAB
Tujuan
Penerima: Orang-orang Kristen dari bangsa bukan Yahudi. (Dan juga setiap orang
yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Injil Markus terdiri dari 16 pasal. Injil Markus menunjukkan bagaimana
Yesus Kristus, sebagai hamba yang setia, sibuk dengan pelayanan-Nya. Dalam
Injil ini Tuhan Yesus dilukiskan sebagai hamba yang setia.
2
yang terutama cocok bagi bangsa Romawi dan sekutunya– tetapi juga isinya
sendiri yang membuat Injil Markus spesial. Walaupun Injil Markus berisi
banyak peristiwa yang sama dengan Matius dan Lukas –ada juga beberapa
yang unik –Injil Markus mempunyai detil-detil yang elok dibandingkan dengan
yang lain. Sebagai contoh, dia menyebutkan bagaimana cara Yesus
memandang murid-murid-Nya, bagaimana Yesus marah, dan bagaimana Yesus
berjalan di depan ketika Ia menuju Yerusalem. Tidak diragukan lagi bahwa
Markus mendapat detil-detil tersebut dari Petrus, karena ia bekerja bersama
dengan Petrus di saat-saat terakhir kehidupan Petrus. Tradisi mengatakan, dan
mungkin benar, bahwa Injil Markus pada dasarnya adalah cerita kenangan
Petrus, yang dapat menerangankan detil-detil kepribadian, tindakan yang
bersifat langsung, dan kesan saksi mata dari buku ini. Dipercayai secara umum
bahwa Markus adalah orang muda yang lari dalam keadaan telanjang (14:51),
dan peristiwa tersebut menandai bahwa Markus adalah penulis buku ini.
(Judul-judul dalam kitab-kitab Injil bukanlah bagian asli dari kitab-kitab itu
sendiri). Tetapi karena Yohanes Markus hidup di Yerusalem, maka untuk apa
menceritakan cerita pendek tersebut jika orang muda ini tidak ada
hubungannya dengan kitab Injil ini dalam salah satu hal, apa yang dikatakan
oleh tradisi itu sepertinya benar. 1
I.Penulis
3
lain), yang mengatakan bahwa Markus, rekan Petrus, menulis Injil ini. Justin
Martyr, Irenaeus, Tertullian, Klement dari Aleksandria, Origen dan Anti-
Marcionite Prologue pada kitab Markus, semuanya setuju. 2
II. Tanggal
2
(6:31-32) William Kelly, An Exposition of the Gospel of Mark, hal. 85.
4
khotbah Petrus tentang kehidupan Tuhan kita sebelum (sebelum 64-68) atau
sesudah wafatnya Rasul Petrus. Terutama jika kitab Markus adalah Injil
pertama yang ditulis, seperti yang kebanyakan diajarkan sekarang ini, maka
seharusnya Markus menulis pada suatu periode waktu yang agak awal sehingga
Lukas kemudian memakai bahan tulisan tersebut. Beberapa sarjana Alkitab
memperkirakan awal tahun 50-an, tetapi kurun waktu antara 57 sampai 60
tampaknya lebih tepat.
Di dalam Injil ini, kita mempunyai cerita yang indah tentang Hamba
Tuhan yang Sempurna, Tuhan kita Yesus Kritus. Ini adalah kisah tentang
Seseorang yang meletakkan kemuliaan-Nya di surga dan mengambil rupa
seorang Hamba di bumi (Flp. 2:7) Ini suatu cerita yang tidak tertandingi
tentang Seseorang yang “tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani
dan memberikan hidup-Nya sebagai tebusan untuk banyak orang” (Mrk.
10:45). Jika kita mengingat bahwa Hamba yang Sempurna ini tidak lain
adalah Anak Tuhan, dan bahwa Dia bersedia untuk bersiap-siap dengan baju
seorang budak, menjadi Hamba manusia, kitab Injil ini akan bersinar dengan
kemegahan yang terus menerus. Di sini kita melihat Anak Tuhan yang
berinkarnasi hidup sebagai Manusia yang memiliki ketergantungan di bumi.
Segala sesuatu dilakukan-Nya dalam ketaatan yang sempurna kepada
kehendak Bapa-Nya, dan semua pekerjaan-Nya yang dahsyat dilakukan-Nya
dengan kuasa Roh Kudus. Sang penulis, Yohanes Markus, adalah hamba
Tuan Yesus yang memulai dengan baik, mengalami kemunduran sesaat (Kis.
15:38), dan akhirnya dipulihkan kepada kehidupan yang berguna (2Tim.
4:11). Markus memiliki gaya bahasa yang cepat, bersemangat dan ringkas.
Dia memberi penekanan kepada perbuatan Tuan Yesus lebih dari kata-kata-
5
Nya, terbukti dari kenyataan bahwa dia mencatat sembilan belas mujizat,
tetapi hanya empat perumpamaan. – 2 – Ketika kita mempelajari Injil ini, kita
harus mencoba menemukan tiga hal: (1) Apa yang dikatakannya? (2) Apa
artinya? (3) Apa pelajaran yang dapat saya peroleh? Bagi semua orang yang
berharap menjadi pelayan Tuhan yang sejati dan setia, Injil ini telah terbukti
sebagai petunjuk pelayanan yang berguna.
BAB II
Pada dasarnya, Mrk adalah Injil yg paling gamblang dan ringkas dari
semua Injil; Mat memuat banyak hal bersifat khas Yahudi yg tidak muncul di
mana pun dalam Mrk; dan dalam Luk terdapat beberapa ihwal 'medis' atau
6
'peri kemanusiaan' tapi alpa dalam Mrk, ump ketiga perumpamaan yg
terkenal dalam Luk 15. Bagian akhir Mrk yg tiba-tiba terhenti merupakan
masalah tersendiri. Tapi hal itu lebih baik di nalar sebagai masalah naskah
daripada masalah teologis. Berbagai alternatif yg dikemukakan dalam naskah-
naskah tulis tangan, menyarankan bahwa aslinya berakhir pada tempat yg
sama, apa karena suatu bencana atau hancur karena disengaja: hal yg terakhir
ini sukar dipercaya. Bisa dimaklumi apabila dipersoalkan bahwa sajian di atas
adalah melulu definisi negatif tentang sifat dan isi Mrk. Memang dan justru
itulah sebabnya mengapa Mrk pernah dipandang oleh Kritik Sumber sebagai
Injil paling tua dan paling primitif dari semua Injil, sumber bagi kedua
Sinoptik lainnya. Tapi jika semua sumber dokumen lenyap dalam kebalauan
7
lainnya harus menerima pola kronologis Mrk. Tapi terbukti hal ini tak
mungkin, sebab Mat dan Luk harus lebih dahulu dirombak atau dibuat carat
Guru Sekolah Minggu yg sudah lanjut usianya di suatu gereja di desa, tepat
dijadikan gambar ibarat dari peristiwa itu. Oleh kebiasaannya yg terus-
menerus 'berdoa tanpa persiapan', dia nampaknya seperti berpura-pura liturgis
dalam suasana demikian. Dan bentuk doanya pun seperti sudah klise. Dalam
terang gambar ibarat ini, Injil Mrk bukanlah yg paling primitif dan paling
lamban dari semua Injil. Injil kedua ini bukanlah melulu pembeberan
8
peristiwa-peristiwa, yg dibumbui dengan bermacam-macam rincian yg elok-
elok oleh penulis lain, seturut khayal mereka. Sebaliknya, Mrk adalah Injil yg
paling maju dari semua Injil sejauh bertalian dengan kegamblangan,
penyajian langsung tentang pokok-pokok bahasan, dengan sejumlah bentuk
ajaran yg terus mantap berjaya menghadapi ujian dan cobaan zaman. Itulah
Hal ini belum mengatakan apa-apa tentang tarikh yg sebenarnya dari Injil
Mrk dalam bentuknya yg sekarang. Bahasan ini baru berupa penelitian
empiris yg menunjukkan lebih jelas, bahwa Mrk melebihi semua Injil lainnya,
yakni khas berciri Buku Panduan Guru pada abad pertama, ringkasan dari
kejadian-kejadian, semua hal yang tidak penting tidak dicatat. Sebaliknya Luk
khusus disusun sebagai dokumen tertulis, di antara dokumen-dokumen
tertulis lain yg sudah ada (Luk 1:1-4), dan dengan perbedaan yg lumayan
tajamnya dari ajaran lisan, seperti dicatat dalam Mrk. Memang Injil Luk
menuntut supaya dipandang sebagai karya sastra, demikian juga Kis (Kis
1:1); Mrk tidak demikian. Markus -- dalam segala segi -- bukanlah orang yg
berpendidikan seperti Lukas atau Paulus. Hal ini jelas dari dalam kejujuran
Injilnya yg begitu polos. Tapi sidang pendengar atau pembaca Mrk juga
bukan orang berpendidikan. Dan maksud Markus bukanlah untuk meraih
karya sastra yang luar biasa hebatnya, melainkan untuk mengkomunikasikan
kebenaran. Injil Mat dan Yoh juga mempunyai tanda-tanda perencanaan yg
cermat, sekalipun prinsip-prinsipnya berbeda. Tapi bagi bahan-bahan seperti
yang terdapat dalam Mrk, prinsip penyusunan agaknya hanya untuk
membantu ingatan. Cerita-cerita dan ungkapan-ungkapan digabungkan
dengan kata-kata kunci atau kesamaan inti bahasan ketimbang dengan
kronologis yg ketat. Jika urutan peristiwa berbeda dari yg tertera dalam Mat
dan Luk, hal itu kadang-kadang terjadi karena perbedaan kata kunci atau mata
rantai penghubung digunakan.
9
1.8 Kesimpulan
Uraian di atas sangat cocok dengan bagan seperti telah disinggung tentang
bentuk asli dan sifat Mrk. Bila kecocokan itu sudah dirasakan selaras benar
dengan tradisi-tradisi terdahulu tentang Injil Mrk, maka pandangan itu
menjadi lebih mantap lagi. Papias, saksi utama dan paling terdahulu, dalam
ringkasan seperti dikemukakan di atas, membela Markus justru terhadap
tuduhan-tuduhan yg diajukan oleh ahli-ahli modern terhadap dia, yakni
menuduh dia menghilangkan hal-hal rinci yg penting dan lemah dalam hal
kronologis. Pembelaan Papias nampak terletak pada sifat khas Injil itu, yg
menurut Papias, hanya merupakan catatan permanen dari ajaran Petrus, justru
dilestarikan untuk masa-masa yg akan datang, bila suatu waktu kelak sumber
aslinya tidak ada lagi. Urutan kronologis yg cermat dan susunan fakta-fakta
yg lengkap, kata Papias, janganlah diharapkan dari Petrus karena bukan itu
tujuannya, melainkan melulu yg praktis dan bersifat mengajar. Tidaklah adil
mencap seseorang gagal mencapai sesuatu yg memang ia tidak berusaha
untuk itu karena menganggapnya asing dari tujuannya. Karena demikianlah
adanya, maka Markus bebas dari tuduhan, bersama Petrus, dan alasan-alasan
bagi banyak unsur lain dari Injilnya dengan sendirinya menjadi jernih.
10
DAFTAR PUSTAKA
(1:2,3) Teks kritis (NU) tertulis “Yesaya sang nabi,” tetapi kutipan pertama adalah dari Maleaki;
istilah tradisional, “Nabi-nabi,” yang didukung oleh sebagian besar naskah-naskah, adalah lebih
akurat.
2
(6:31-32) William Kelly, An Exposition of the Gospel of Mark, hal. 85.
3
(7:2-4) E. Stanley Jones; Growing Spiritually, hal. 109.
4
(9:44-48) Tiga kali (ayat 44,46 dan 48) Tuhan kita mengutip Yesaya 66:24 untuk
memperingatkan tentang bahaya neraka. Kesamaan bentuk yang tegas ini (ditemukan dalam TR
[textus recepticus] dan M [naskah mayoritas]) diperhalus, kita percaya, oleh teks kritis (NU), yang
menghilangkan teks tersebut dua kali.
KEPUSTAKAAN.
Buku tafsiran oleh A Menzies, The Earliest Gospel, 1901; H. B Swete, 1913; C. H Turner, 1928; A. E. J
Rawlinson, 1936; V Taylor, 1952; C. E. B Cranfield, CGT, 1960; R. A Cole, TNTC, 1961; D. E Nineham,
1963; W. L Lane, 1974; M Black, An Aramaic Approach to the Gospels and Acts, 1946; G. R Beasley-
Murray, A Commentary on Mark 13, 1957; N. B Stonehouse, The Witness of Matthew and Mark to Christ,
1958; A. M Farrer, A Study in St Mark, 1951; E Trocme, The Formation of the Gospel according to Mark,
ET, 1975; R. P Martin, Mark -- Evangelist and Theologian, 1972.
11