Anda di halaman 1dari 23

Carik Sini..! Mana Tau Ada..

Beranda

Sabtu, 12 Mei 2018

Tafsiran Metode Historis Krtis

Penafsiran Kitab Markus 4:1-20 Dengan Metode Histori Kristis

I. Pendahuluan

Pada sajian kali ini kita akan membahas sajian dengan menggunakan metode histotis krits. Semoga
sajian kami pada hari dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

II. Pembahasan

2.1. Pengertian Historis Kritis

Historis Kritis adalah metode modern dan teruji untuk menggali bermacam-macam asal-usul serta
melacak perkembangan, makna, dan waktu, peristiwa-peristiwa maupun orang-orang dan tempat-
tempat yang disebut dalam cerita yang teliti secara cermat.[1] Historis kritis ini adalah salah satu
metode penafsiran yang dimana memakai makna teks secara historis (sejarah) dengan pengertian lain
bahwa memahami teks berdasarkan konteks atau situasi kehidupan (Sitz In Leben). Metode ini disebut
metode Historis, bukan saja karena dikaitkan kepada teks-teks kuno Kitab Suci, dan pemahamannya
secara historis. Tetapi juga terutama karena metode ini mencoba menerangkan proses-proses historis
yang memunculkan teks-teks Kitab Suci, proses- proses sehubung dengan perubahan sistem bahasa
yang seringkali kompleks dan terjadi dalam kurun waktu yang panjang. Metode ini juga disebut metode
kritis, karena dalam setiap langahnya (dari kritik tekstual sampai kritik redaksi), metode ini bekerja
dengan bantuan kriteria ilmiah yang maksudnya adalah agar menjadi subjektif mungkin. Dengan cara ini,
metode ini bermaksud untuk menyingkapkan teks-teks Kitab Suci yang sering sulit dimengerti, kepada
para pembaca modern. Sebagai metode analisa, metode ini mempelajari teks Kitab Suci dengan cara
seperti mempelajari teks-teks kuno lainnya, dan memberikan keterangan atas teks tersebut sebagai
ekspresi pemaparan manusia. Namun demikian, terutama dibidang kritik redaksi, metode ini
memungkinkan ahli tafsir Kitab Suci untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik akan isi Wahyu
ilahi.[2]
2.2. Kelebihan dan Kekurangan Historis Kritis

a. Kelebihan Metode Histori Kritis

- Metode ini memperhatikan aspek sejarah yang mencakup pada aspek kehidupan pada zaman itu.
[3]

- Metode ini mengoreksi apabila ada penyimpangan-penyimpangan di masa lampau dengan cara
menggaliarkeologi teks.[4]

b. Kekurangan Hitoris Kritis[5]

- Analisa sejarah bersifta dugaan

- Alkitab dipahami sebagai buku sejarah

- Dalam penafsiran yang digunakan tidak sama dengan kitab lain, sehingga banyak orang
mengabaikan Alkitab secara totalitas

- Bersifat ilmiah dan sering kehilangan makna teks sampai saat ini

- Adanya perubahan-perubahan teks sehingga tidak terlihat kesinambungan dengan teks yang
lainnya

2.3.Tujuan Historis Kritis

Tujuan Historis Kritis ini adalah untuk menemukan arti dan makna dari sebuah teks dengan
mengutamakan dari segi kesejarahannya secara kritis dan menjaga agar penafsir-penafsir tidak
memaksakan teks dari kebudayan asing atau masa-masa yang lebih awal dari kebudayaan seseorang ke
dalam horizon pengertian masa kini.[6]

2.4. Penjelasan Kitab Markus

2.4.1. Pengertian Kitab Markus

Injil Markus adalah suatu kisah yang menyajikan suatu gambaran tentang diri dan karya Tuhan Yesus
Kristus. Tetpi Injil ini bukanlh semata-mata sebuah riwayat hidup, karena ia tidk berbicara tentang asal-
usul, keturunan, latar belakang lingkungan, kelahiran, pendidikan, atau keluarga tokoh utamanya, ia jug
tidak berusaha memberikan keterangan lengkap mengenai tahap tertentu dalam kehidup Yesus.
Sebaliknya data-data kehidupan-Nya diberikan secara singkat, mungkin dalam urutan kronologis yang
umum, yang merupakan suatu rangkaian peristiwa dalam kehidupan Kristus.[7]

2.4.2. Latar Belakang Kitab Markus

Sekarang Injil Markus dianggap sebagai kitab Injil yang pertama ditulis bahkn diakui sebagai sumber
pokok kedua injil sinoptik lainya. Pada masa lalu injil Markus cenderung diabaikan oleh jemaat karena
cerita-cerita yang lebih panjang dalam Injil Matius dan Injil Lukas lebih disenangi. Memang ada bukti
bahwa injil Markus dihargai oleh kalangan Kristen tidak lama setelah penyusunan. Paias, umpamanya
yang menullis sekitar tahun 140 M menyatakan bahwa Markus adalah penerjemah Petrus dan
mengatakan ia menulis secara teliti tetapi idak secara berurut sebanyak mungkin daria apa yang dapat
diingatnya tentang hal-hal yang dikatakan oleh Kristus.[8]

2.4.3. Waktu dan Tempat Penulisan Kitab Markus

Penulis kitab Injil Markus tidaklah jelas diketahui, karna di dalam kitab Markus tidak jelas dikatakan siapa
penulis dari kitab ini. Tetapi menurut tradisi yang menyatakan bahwa Yohanes Markus anak Mariam dari
Yerusalem adalah penulis dari kitab Injil Markus. Yohanes Markus adalah teman sekerja Paulus dan
Barnabas (Kis12:25; 15:37-41).[9] Menurut sumber yang terpercaya, Injil kedua ini ditulis oleh
seseorang yang bernama Markus (lih Kis 12:12; 13:13; 15:37-38). Sumber terpercaya lainnya
mengatakan bahwa Markus adalah pembantu dan penerjemah Petrus. Markus menulis Injilnya
berdasarkan apa yang Petrus ceritakan kepadanya.[10] Markus bertugas sebagai pembantu dalam
perjanjian rasul Paulus yang pertama memnberikan Injil ke Siprus. Menurut tradisi, Injil Markus
mengungkapkan pengalaman-pemgalamn Petrus yang ceritakannya pada Markus. Markus menulis kitab
ini untuk orang-orang percaya bukan Yahudi yang berbahasa Yunani. Mereka tinggal di luar Palestina
dan tidak terbiasa dengan kebisaan-kebiasaan Aram, Ibrani dan Yunani.[11] Penulis injil Markus biasanya
menjelaskan istilh-istilah bahasa Aram dan adat istiadat Yahudi yang muncul dalam tulisannya. Hal ini
biasanya sebagai tanda bahwa injil ini diharapkan untuk dimengerti oleh bangsa-bangsa lain atau untuk
orang-oran non Yahudi. Dalam injil Markus Petrus memainkan peran yang cukup menonjol. Menurut 1
Petrus 5:13 Mrkus memiliki hubungan dengan Petrus. Oleh karena itu sejak abad ke 2 tradisi meyakini
bahwa Markuslah yang menulis injil ini.[12] Markus memperoleh bahan cerita dari khotbh-khotbah
Petrus, yng kemudin ditulisnya dalam bentuk kitab Injil i menulis kitabnya itu di Roma.[13]

Tidak mudah menetapkan waktu penulisan injil Markus ini, ada beberapa alasan, antara lain:

1. Clemens Dato Alexandria mengtakan bahwa Markus menulis kitab injil tersebut berdasarkan
pendikten Petrus, dan naskah terakhir yang disetujui oleh Petrus sendiri. Tetapi Irenius berkat bahwa
kitab Ijil itu baru ditulis setelah kematian baik Petrus maupun Paulus.

2. Ada dugaan bahwa kesengsaran dan penganiayaan yang sering disebut dalam kitab Injil Markus
memberi gambaran bahwa para pembacanya sedang ditindas oleh karena imn mereka kepada kristus
(Mrk 8:34-38; 10:34-35; 13 :8-13). Jika dugaan ini benar maka Injil Markus ditulis antra tahun 60 dan 70
M, ketika Kaisar Nero berusah menyalahkan orang-orang Kristen mengenai pristiwa terbakarnya kot
Roma.[14]

2.4.4. Ciri-Ciri Kitab Markus

Adapun ciri-ciri dalam kitab Markus, antra lain:

1. Injil Markus dibuka dengan kalimat “inilah permulaan injil tentang Yesus Kristus, anak Allah”. Dari
awal sampai akhir injlnya, penilis Markus ingin menunjukkan kebenaran pernyataan tersebut. Perkataa-
perkataan dan tindakan-tindakan Yesus menjadi bukti bahwa ia sungguh Kristus dan anak Allah.[15]
2. Banyak terdapat ungkapan bahasa Aram (Mrk 5:41; 7-34)

3. Markus menjadi injil terpendek

4. Gaya penulisannya telah dlukiskan sebagai jelas, kuat dan dramatis

5. Semua peritiwa dilukiskan tanpa perubahan atau penafsiran berkepanjangan, dan disajikan dengan
gaya laporan “langsung” oleh saksi mata.

6. Isilah khas dalam injil ini ialah euthys, yang muncul sekitar empat puluh satu kali dn diterjemahkan
dengan pada saat, seketika itu juga, segera.[16]

2.4.5. Tujuan Penulisan Kitab Markus

Tujuan penulisan kitab ini adalah keinginan memelihar cerita-cerita Petrus sebagai kesaksian yang
langgeng bagi jemaat. Hal ini lebih mudah dimengerti jika Markus menulis pada waktu sebelum
kematian Petrus, atau segera sesudahnya. Tetapi itab injl juga ditulis dengan mengingat suatu situasi
khusus. Ada sejumlah aspek yang menonjol dan khusus tentang potert Yesus di dalam Injil Markus. Ia
diperkenalkan disini sebagai seorang tokoh yang sangat manusiawi. Yesus kadang-kadang marah (Mrk
1:43; 3:5; 8:12,33; 10:4), ia tidak sanggup melakukan mijizat jika kondisi-kondisi iman yang tepat tidk
terepenuhi (6:1-6); dan Dia menderita secara fisik sedemikian rupa sehingga hal itu dianggap tidak cocok
dengan kependudukannya sebagai anak Allah (8:31-33; 9:31). Hal-hal semacam ini pernah dinggap
sebagai tanda dari teologi “Primitif”Markus. Tetapi mungkin sekali ada penjelasan lain mengenai hal
tersebut.[17]

2.4.6. Struktur Kitab Markus

Struktur Kitab menurut Survey Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yaitu:[18]

a. Hadirnya Sang Hamba (1:1-2:12)

1. Pembuka jalan bagi sang Hamba, 1:1-8

2. Sang Hamba dibabtis, 1:9-11

3. Sang Hamba dicobai, 1:12-13

4. Misi Sang Hamba, 1:14-2:12

b. Perlawanan terhadap Sang Hamba (2:13-8:26)

1. Perlawanan mula-mula terhadap Sang Hamba, 2:13-13:35

2. Perumpamaan tentang Sang Hamba, 4:1-34

3. Mukjizat-mukjizat Sang Hamba, 4:35-5-43

4. Perlawanan terhadap Sang Hamba makin meningkat 6:1-8:26


c. Pengajaran Sang Hamba (8:27-10:52)

1. Pengakuan Petrus tentang Kristus, 8:27-33

2. Syarat-syarat mengikut Kristus, 8:34-36

3. Transfugurasi, 9:1-13

4. Anak Kerasukan Roh bisa disembuhkan, 9:14-29

5. Yesus menubuatkan kematianNya, 9:30-32

6. Yesus mengajar dan mempersiapkan murid-muridNya, 9:33-10:45

7. Bartimeus yang buta dicelikkan, 10:46-52

d. Penolakan Sang Hamba (11:1-15:47)

1. Kehadiran Sang Hamba di depan khalayak, 11:1-19

2. Nasihat terang doa, 11:20-26

3. Perlawanan oleh para pemimpin agama, 11:27-22:44

4. Pengajaran tentang Musa yang akan datang, 13:1-37

5. Kesengsaraan Sang Hamba, 14:1-15:47

e. Kebangkitan Sang Hamba (16:1-20)

1. Kebangktan Yesus, 16:1-8

2. Yesus menampakkan diri, 16:9-18

3. Yesus naik ke Sorga, 16:19-20

Struktur Kitab menurut Buku Alkitab Edisi Studi, yaitu:[19]

a. Isi

1. Yesus mempersiapkan karyaNya (1:1-20)

2. Yesus memberitakan Kerajaan Allah di Galilea (1:21-9:50)

- Penyembuhan, Mujizat, dn perumpamaan (1:21-8:26)

- Yesus adalah Mesias (8:27-9:13)

- Karya-karya lain di Galilea (9:14-50)


3. Yesus mengajar dan membuat Mujizat di Yudea (10:1-52)

4. Yesus di Yerusalem (11:1-15:47)

- Pengajaran di bait Allah

- Kedatangan Kerajan Allah (13:1-37)

- Saat-saat terakhir (14:43-15:47)

5. Yesus bangkit (16:1-20)

b. Struktur Kitab Markus

1. Persiapan (Mrk. 1:2-13)

· Pratanada (1:2-8)

· Babtisan (1:9-11)

· Pencobaan (1:12-13)

2. Awal elayanan (Mrk. 1:14-5:43)

· Pengenalan kekuasaan: pekerjaan (1:14-2:12)

· Kelanjutan di Galila: Pengajaran (2:13-4:34)

· Pelayanan lebih lanjut: kekuasaan (4:35-5:43)

3. Pelayanan penuh

· Pertentangan (6:1-8:26)

· Ketidakpercayaan (6:1-6)

· Bahaya Politik (6:7-29)

· Sambutan masa (6:30-56)

· Sensasi (7:24-8:26)

4. Akhir pelayanan

· Tantangan (8:27-10:31)

· Pembukaan rencana Allah pada Rasul (8:27-9:50)

· Pertanyaan kepada orang banyak (10:1-31)


5. Perjalanan terakhir

· Kayu Salib (10:32-13:37)

· Mengajar para rasul (10:32-45)

· Menyembuhkan orang sakit (10:46-52)

· Di elu-elukan ketika masuk Yerusalem (11:1-11)

· Nubuat tentang akhir zaman (11:12-12:44)

6. Penderitaan: Malapetaka (Mrk. 14:1-15:47)

· Rencana komplotan (14:1-2, 10-12)

· Istirahat di Betania (14:12-26)

· Perjamuan terakhir (14:12-46)

· Getsemani (14:27-52)

· Diadili di hadapan Kyafas (14:53-65)

· Penyangkalan Petrus (14:66-72)

· Dihadapan Pilatus (15:1-20)

· Penyalipan (15:21-41)

· Penguburan (15:42-47)

7. Kebangkitan

· Permulaan (16:1-8)

· Kata-kata sambutan (16:9-20)

Keputusan: penafsir melihat bahwa struktur yang termuat di dalam buku Survey Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru lebih terperinci sehingga lebih mudah memahaminya.

2.4.7. Tema-Tema Teologis

Tema injil Markus adalah “Yesus Sang Putera Hamba”, dimana Yesus datang kebumi dengan wujud
manusia yang telah menjadi hamba untuk menebus dosa manusia.[20]

Didalam Injil Kitab Markus di jelaskan:

- Yesus Sang Manusia


- Yesus Anak Allah

- Yesus Anak Tuhan

- Mujizat Yesus

- Kuasa Yesus

- Yesus adalah Hamba

Injil Markus ini merupakan suatu kisah yang menceritakan suatu gambaran tentang diri dan karya Yesus
Kristus tetapi bukanlah semata-mata sebuah riwayat hidup karena tidak membicarakan tentang asal usul
keturunan, latar belakang, kelahiran, pendidikan, dan juga tidak memberikan keterangan lengkap
mengenaitahap dalam kehidupan Yesus. Injil Markus lebih menitik beratkan pada Yesus sebagai anak
Allahdan juga Hamba Allah.[21]

2.4.8. Sifat –Sifat Kitab Markus

a. Kelahiran Tuhan Yesus tidak disebutkan, karena keturunan seorang hamba tidak penting,
lain halnya keturunan seoang raja.

b. Tidak ada keterangn mengenai orang-orang Majus, karena bagi seorang hamba tidak perlu
ditunjukkan penghormatan.

c. Tidak ada keterangan mengenai Khotbah di bukit yang perna disebut sebagai pengumuman
Kerajaan Tuhan, karena seorang hamba tidak memerintah.

d. Markus tidak memakai gelar seperti Matius ialah “Raja, Imanuel” dan sebagainya, melainkan
ia hanya memanggil Yesus “Guru” (Markus 4:38)

2.5. Analisa Redaksi

Disini materi disusun secara sistematis, seperti ada kalanya terdapat di tempat lain. Markus menemukan
banyak bahan yang sudah terangkai dengan cara ini. Semua tradisi dan kumpulan yang terpisah yang
diambil Markus ini sebenarnya ditujukan untuk maksud pemberitaan. Sejauh segi formalnya,Markus
mengaitkan bahan ini melalui suatu proses redaksional. Ia tidak semata-mata menempelkan tradisi yang
terpisah atau sama lainya sebab akan berarti ”penyerahan” melainkan pekerjaan redaksional itu selalu
dilakukan dengan maksud interpretasi atas bahan tradisional yang dilakukan untuk mempertahankan
sifat kerigmatisnya.

2.6. Analisa Sastra

Dalam abad ke-20 bahasa Yunani dalam inji Markus sering cap canggung. Tetapi “cacat” ini (cacat kalau
dilihat dari sudt pandang bahasa Yunani) dinili positif sebab dianggap sebagai bukti keaslian Markus.
Karena bahasa Markus terpengaruh oleh gaya bahasa semit (tegas bahasa Aram), ia masih dekat dengan
lapis tradisi yang paling tua yang masih memakai bahasa Aram.[22] Untuk memulai dengan dasar-dasar,
Markus adalah sangat narasi, menyampaikan perasaan tindakan cepat. Gaya Yunaninya sederhana dan
canggih, menggunakan banyak kalimat sederhana dihubungkan dengan kata “dan”. Markus
menggunakan teknik tertentu yang menunjukkan beberapa keterampilan dan niat sastra. Seperti yang
akan kita lihat, kadang-kadang ia mengutip, tetapi lebih sering menyinggung, PL dan tampaknya telah
diharapkan para pembacanya untuk menjadi cukup akrab dengan itu untuk menghargai sindiran
tersebut, untuk Mark dan pembacanya, PL adalah kitab Suci dan bayangan kenabian karya Yesus.[23]

2.7. Analisa Bentuk

Injil Markus berisikan kisah-kisah aksi yang menegangkan, artinya Injil Markus penuh dengan kisah-kisah
bersorak drama yang aksinya semakin meningkat. Didalamnya tidak ada pidato-pidato panjang, tetapi
banyak dialog singkat, padat, dan tajam.[24] Kitab-kitab Injil termasuk jenis biografi Yahudi dini dan
Yunani Romawi. Hal ini cukup menonjol, tetapi jelas juga bahwa perdebatan mengenai masalah ini
belum selesai. Namun, ada umat yang penting bagi tafsiran, yakni keyakinan bahwa jenjang kitab-kitab
injil berupaya mengisahkan kehidupan Yesus.

2.8. Analisa Sumber

Studi atas injil markus dalam kebersamaannya dengan ketiga injil yang lain (terutama dengan injil
matius dan lukas) menghadapakn kita dalam sebuah fenomena yang menarik. Jika keempat injilm ini
dibaca dalam kolom paralel yang menyejajarkan kisah yang terdapat didalamnnya, akan ditemukan akan
banyak kesamaan dan banyak perbedaan. Kalau diteliti kembali ketika injil pertama(matius,markus,dan
lukas) mempunyai kesamaan yang sangat dominan. Kesamaan itu terdapat dalam materi, urutan
kisah,bahkan dalam kata-kata yang diprgunakan. Dalam hal ini, injil yohanes tampil sebagai injil yang
berbeda dari ketiga injil sinoptik.[25]

2.9. Sitz Im Leben (Analisa Sejarah)

2.9.1. Konteks Keagamaan

Agama primitif di Roma pada awalnya adalah animisme. Semua petani kecil menyembah dewa sawah
dan dewa perapiannya sendiri, yang melambangkan kekuatan-kekuatan yang harus ia hadapi dalam
kehidupannya sehari-hari.[26]

2.9.2. Konteks Ekonomi

Perekonomian berkembang pada masa Kaisar Nero. Perdagangan berkembang pesat dan pelabuhan
disekitar laut tengah menjadi pusat perdagangan dan pelayaran. Romawi juga menjamin hubungan
perdagangan disekitar laut tengah dan bangsa China.[27]

2.9.3. Konteks Sosial dan Budaya

Orang kaya dan miskin, baik dan jahat, majikan dan budak hidup secara berdampingan. Pada masa itu
penduduk Italia, memiliki tanah-tanah yang bebas sudah tidak ada lagi. Tempat mereka digantikan kaum
nigrat baru, yaitu para pemilik tanah yang menguasai tanah-tanah rakyat oleh kekuasaannya dan
membeli tanah-tanah itu dengan harga murah dari keluarga-keluarga yang jatuh mikin oleh karena
perperangan.[28]

2.9.4. Konteks Politik

Situasi kehidupan yang melatar belakangi Injil ini cukup jelas. Suatu keadaan genting muncul di Kota
Roma yang mempengaruhi masyarakat Kriten disana, yaitu penindasan oleh Nero dalam tahun 64. Sikap
kaisar yang keji dan tidak bertanggung jawab, mengancam umat Kristen disana.[29]

2.10. Analisa Teks

2.10.1. Perbandingan Bahasa

Ayat 1 : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 2

LAI : Mengajarkan

BDE : Di Podahon (di Nasehati)

NIV : Taught (Mengajar)

NTG : διδάσκειν (Mengajar)

Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV dan LAI

Ayat 3

LAI : Dengarlah

BDE : Tangihon hamu ma (Kalian dengarkanlah)

NIV : Listen (dengarkanlah)

NTG : άκούετε (dengarkanlah)

Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV dan LAI

Ayat 4

LAI : Menabur

BDE : Manabur (menabur)

NIV : Scattering (Menyebarkan)


NTG : σπείρειν (menabur)

Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah LAI dan BDE

Ayat 5 : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 6

LAI : Layulah

BDE : Rahar (Layu)

NIV : Scorched (hangus)

NTG : ματίσθν (hangus)

Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV

Ayat 7

LAI : Menghimpitnya

BDE : Di pisat (dihimpit)

NIV : Choked (menghimpit)

NTG : συνέπνιξαν (menghimpit)

Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah LAI dan NIV

Ayat 8

LAI : Berbuah

BDE : Diparbuehon (dihasilkan)

NIV : Produced (menghasilkan)

NTG : έδίδου (menghasilkan)

Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV


Ayat 9 : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 10

LAI : Menanyakan

BDE : Disungkun (ditanyakan)

NIV : Asked (Menanyakan)

NTG : πρώτων (menanyakan)

Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV dan LAI

Ayat 11

LAI : Diberikan

BDE : Dilehon (diberikan)

NIV : Has been given (telah diberikan)

NTG : δέδοται (telah diberikan)

Keputusan : Yang mendekati NTG adalah NIV

Ayat 12

LAI : Berbalik

BDE : Mulak (pulang)

NIV : Might turn (berbalik)

NTG : έπιδιρέγω (berbalik)

Keputusan : Yang mendekati NTG adalah NIV dan LAI

Ayat 13 : Tidak ada perbedaan yang signifikan


Ayat 14 : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 15 : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 16 : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 17

LAI : Murtad

BDE : Targasip (berubah)

NIV : Fall away (salah arah)

NTG : σκανδαλιςονται (salah arah)

Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV

Ayat 18 : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 19 : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 20

LAI : Menyambut

BDE : Manjangkon (menerima)

NIV : Accept (menerima)

NTG : παραδέχονται (menerima)

Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV dan BDE

2.10.2. Kritik Apparatus


Ayat 8

Dalam NTG terdapat kata και αύ ξανόμενα yang artinya dan menghasilkan buah yang diberi huruf C
berarti tingkat keragu-raguan cukup besar yang dipakai dalam teks naskah Sinaiticus, Vaticanus, dan
Syria namun dusulkan untuk diganti dengan kata καί άύ έξνόμενον yang artinya dan dihasilkan buah
yang dipakai dalam naskah Alaxandrius, Cambridge, Regius, dan Wanghiston suatu naskah yang dipakai
dalam naskah Koptik.

Keputusan : Penafsir tidak menerima usulan dari catatan aparatus karena hal tersebut malah
memperkabur makna teks, karena dalam perikop tersbut dimaksudkan kalau tumbuhan tersebut
menghasilkan dan bukan dihasilkan.

Ayat 16

Dalam NTG terdapat kata έίσιν meruapakn bentuk present indikatif orang ketiga yang artinya
they are/ mereka yang , yang dipakai dalam naskah Paris, Wanghiston, Tiflus, dan oleh Bapa Gereja yaitu
Origenes, dan diberi nilai huruf B berarti menunjukkan adanya sedikit keragu-raguan. Diusulkan untuk
digantikan dengan kata έίσιν όμόιως yang artinya mereka yang tahu/mereka yang beijaksana yang
diapaki dalam naskah London, Vaticanus, dan Paris.

Keputusan : penafsir tidak menerima usulan dari catatan aparatus karena malah memperkabur makna
teks.

2.10.3. Terjemahan Akhir

Ayat 1: Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang
sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik kesebuah perahu yang sedang berlabuh lalu
duduk disitu, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu.

Ayat 2: Dan ia banyak mengajar banyak hal dalam perumpaan kepada mereka. Dalam ajaranNya itu Ia
berkata kepada mereka:

Ayat 3: “Dengarkanlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur

Ayat 4: Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan
memakannya sampai habis.

Ayat 5: Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun
segera tumbuh, karena tanahnya tipis

Ayat 6: tetapi sesudah matahari terbit, hangus ia dan menjadi kering karena tidak berakar
Ayat 7: Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpit sampai
mati, sehingga ia tidak berbuah

Ayat 8: Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, menghasilakan
ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat

Ayat 9: dan kata-Nya: “siapa mempunyai telinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!”

Ayat 10: ketika Ia sendirian, pengikut-pengikutnya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang
perumpamaan itu.

Ayat 11: jawab-Nya: “kepadamu telah diberikan rahasia kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar
segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,

Ayat 12: supaya: sekalipun melihat, mereka tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak
mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.”

Ayat 13: lalu Ia berkata kepada mereka: “tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian
bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?

Ayat 14: penabur itu menaburkan Firman.

Ayat 15: orang-orang yang dipinggir jalan, tempat Firman itu ditaburkan, ialah mereka yang medengar
Firman, lalu datanglah iblis dan mengambil Firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.

Ayat 16: demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar
Firman itu dan segera menerimanya dengan gembira,

Ayat 17: tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudia datang penindasan atau
penganiayaan karena Firman itu, mereka segera salah arah.

Ayat 18: dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar Firman itu,

Ayat 19: lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain
masuklah menghimpit Firman itu sehingga tidak berbuah.

Ayat 20: dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah yang mendengar dan menyambut
Firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang
seratus kali lipat.”

2.11. Tafsiran

Ayat 1-2 :

Pada suatu kali yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat
besar jumlahnnya mengerumuni Dia, sehingga ia naik kesebuah perahu yang sedang berlabuh lalu
duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. Dan ia mengajarkan banyak
hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajarannya itu ia berkata kepada mereka:”Dengarlah!
Adalah seorang penabur keluar untuk menabur”. Dalam bagian ini kita melihat Yesus membuat
perubahan baru. Ia tidk lagi mengajar di dalam rumah ibadat. Ia mengajar di tepi danau. Ia telah
mengadakan pendekatan ortodoks kepada umat. Kini ia harus memakai metode-metode yang tidak
biasa. Kita diperlihatkan dengan baik bahwa Yesus disiapkan untuk menggunakan metode-metode baru.
Ia bersedia membawa keluar pemberitaan dan pengajaran agama dari tempat yang biasa, di dalam
rumah ibadat, ke alam terbuka di tengah-tengah kerumunan orang-orang biasa, laki-laki dan
perempuan. John Wesley adalah orang yang selama bertahun-tahun merupakan pelayan setia dan
ortodoks dalam gereja inggris. Di Bristol, george whitefield, temannya, memberitakan injil kepada
buruh-buruh tambang sebanyak 20.000 orang dalam suatu kesempatan, di alam terbuka. Ratusan
pendengarnnya bertobat. Ia memanggil jhon wesley. Wesley berkata, “ saya menyukai ruangan yang
luas, bantal duduk yang emouk, mimbar yang bagus”. Pemberitaan injil di alam terbuka seperti itu
agaknya mengganggungnya. Katanya tentang dirinya sendiri,”mulanya, saya hampir tidak bisa
menyesuaikan diri dengan cara yang aneh karena selama hidup saya selalu berusaha dalam segala hal
supaya tertib dan teratur sehingga saya sampai berpikir bahwa keselamatan jiwa itu merupakan suatu
dosa kalau tidak diadakan dalam gereja. “namun , Wesley melihat bahwa pemberitaan injil di lapangan
telah memenangkan banyak jiwa. Lalu ia berkata, “ saya tak bisa membantah hal ini karena memang
merupakan fakta”. Pasti ada banyak orang yahudi ortodoks yang menganggap perubahan yang
dilakukan oleh Yesus ini sebagai suatu upaya untuk mempertunjukkan kehebatannya. Katakanlah
sebagai suatu esensasi. Namun, yesus cukup bijaksana untuk mengetahui kapan metode-metode baru
diperlukan dan ia cukup berani untuk menggunakannya. Alangkah baiknya kalau gerejanya juga sama
bijaksana dan sama beraninya dengan dia. Perubahan ini memerlukan metode dan metode baru yang
dipilih oleh yesus adalah berbicara kepada pendengarnnya dalam perumpamaan. Secara harafiah
perumpamaan bermakna sesuatu yang ditempatkan disamping sesuatu yang lain. Dapat dikatakan
bahwa pada dasarnya perumpamaan adalah suatu perbandingan. Perumpamaan adalah cerita duniawi
dengan makna sorgawi. Sesuatu yang ada didunia diperbandingkan dengan sesuatu yang ada disorga
supaya kebenaran sorgawi bisa dipahami dengan lebih baik dalam terang ilustrasi dari bahan yang
diambil dari dunia. Mengapa yesus memilih metode ini? Mengapa metode ini menjadi ciri khasnya
sehingga ia dikenal sebagai mahaguru perumpamaan? (i) pertama dan terutama, Yesus memilih metode
ini dengan maksud agar orang-orang mendengarkannya. Kini ia tidak sedang berhadapan dengan
persekutuan umat di dalam rumah ibadat yang sedikit banyak terikat di sana samapi ibadat usai. Ia
sedang berhadapan dengan orang banyak di alam terbka yang bebas pergi kapan saja. Karena itu, hal
hakiki pertama adalah menarik perhatian mereka. Bila mereka tidak tertarik, mereka akan pergi. Sir
Philip Sidney berbicara tentang rahasia penyair,” dengarkanlah kisah yang menyejukkan ia datang
kepadamu, dengan cerita yang membuat anak-anak enggan pergi bermain, dan orang-orang tua enggan
pergi ke tempat kerja mereka. “ cara yang paling menyakinkan untuk menarik minat orang adalah
dengan bercerita kepada mereka, dan Yesus tahu itu.

(ii) Selanjutnya, ketiak Yesus mempergunakan metode perumpamaan, sesungguhnya ia sedang


mneggunakan sesuatu yang sudah sangat dikenal oleh guru-guru dan para pendengar Yahudi. Dalam
perjanjian lama ada perumpamaan. Yang paling dikenal adalah cerita tentang seekor anak domba yang
diceritakan oleh Natan kepada Daud ketika dengan liciknya Daud telah menyisihkan Uria kemudian
mengambil Batsyeba menjadi milinya sendiri( 2 sam 12:1-7). Para rabi terbiasa menggunakan
perumpamaan dalam pengajaran mereka. Tentang rabi Meir dikatakan bahwa sepertiga ia berbicara,
dalam keputusan-keputusan resmi, sepertiga lagi dalam eksposisi, dan sepertiga lagi dalam
perumpamaan. Ketika Yesus memakai perumpamaan sebagai metode pengajarannya. Ia membuat
gagasan abstrak menjadi sesuatu yang konkret Hanya sedikit orang yang dapat memahami gagasan
abstrak. Kebanyakn orang berpikir dalam gambaran-gambaran. Kita bisa saja berbicara cukup panjang
tentang kecantikan dan tak seorang pun yang akan menjadi lebih bijaksana. Namun, jika kita dapat
menunjuk kepada seseorang dan berkata,” itu adalah orang yang cantik”, maka arti kata ini menjadi
jelas. Kita dapat berbicara cukup panjang lebar tentang kebaikan, namun kita tidak akan samapai pada
definisi tentang hal itu. Akan tetapi, setiap orang akan mengenali suatu perbuatan baik bila melihatnya
langsung.

(iv) Akhirnya, kegunaan penting dari perumpamaan adalah bahwa perumpamaan mendorong seseorang
untuk berpikir bagi dirinya sendiri. Perumpamaan tidak melakukan pemikiran bagi pendengarnya ,
pendengarnyalah yang harus berpikir sendiri. perumpamaan mendorong seseorang untuk mengambil
keputusan sendiri dan menemukan kebenaran itu bagi dirinya sendiri. cara terburuk untuk menolong
seorang anak adalah denagn melakukan pekerjaan untuknya. Kita sama sekali tidak akan pernah
menolong seprang anak itu kita sendiri yang melakukan pekerjaannya, misalnya dalam melakukan
pekerjaan rumah dan sebagainya. Sebaliknya kita akan membantu seorang anak kalau kita memberikan
bantuan seperlunya agar ia melakukan bagi dirinya sendiri. inilah yang sebenarnya yang menjadi tujuan
yesus. Dimana kebenaran itu selalu berdampak ganda kalau kalau kebenaran itu merupak penemuan
pribadi. Dimana Yesus ingin manusia itu supaya berusaha kerasa dalam berpikir. Yesus tidak ingin
membuat pikiran manusia itu malas. Oleh sebab itu ia menggunakan metode perumpamaan agar
manusia terdorong untuk berpikir sendiri. ia menghadirkan kebenaran yang dapat mereka temukan
sendiri, jika mereka mau melakukan usaha yang tepat didalam kerangka berpikir yang tepat.[30]

Ayat 3-9:

Dalam penafsiran mengenai perumpamaan ini kita diberika markus sendiri kepada pembaca. Dimana
kita hendak memandang hanya sebagai contoh mengenai pengajaran perumpamaan Yesus dalam
tindakannya. Arenanya adalah Arenanya adalah tepi danau. Dimana Yesus duduk di perahu di pinggir
pantai. Pantai itu berunduk-unduk ke tepi air sehingga merupakan alamiah bagi bnayak orang. Bahkan
pada saat Ia berbicara, Ia bisa melihat seorang penabur sibuk untuk menaburkan benih di dekat ladang
itu. Katanya,”Lihat! Penabur itu hendak menaburkan benih”.

(i) Yesus mulai dari sini dan kini untuk sampai ke sana dan nanti. Ia memulai sesuatu yang
terjadi pada waktu itu dibumi untuk menuntun pemikiran manusia ke sorga. Ia mulai melihat sesuatu
yang bisa dilihat oleh semua orang menuju sesuatu yang dapat dilihat. Ia tidak membingungkan manusia
dengan memulai sesuatu yang asing dan yang sulit dimengerti. Oleh sebab itu ia memulai dengan hal-hal
yang sederhana hingga anak-anak dapat mengerti.

(ii) Dengan berbuat demikian, Yesus menunjukkan keyaknannya bahwa ada hubungan yang
nyata antara bumi dan sorga. Yesus tidak akan setuju kalau dikatakan bahwa “ bumi adalah padang
gurun yang suram”. Dimana dia yakin bahwa dalam kehidupan sehari-hari yang biasa dan umum,
manusia itu bisa melihat Allah. Sebagaimana yang dikatakan oleh William Temple,”Yesus mengajar
manusia untuk melihat bagaimana tindakan Allah di dalam hal-hal yang berlangsung secara tetap dan
normal di bumi ini, sepertinya: terbitnya matahari, turunnya hujan, dan bertumbuhnya tanaman.

(iii) Yang sangat hakiki dalam perumpamaan adalah sifatnya yang spontan tanpa persiapan. Yesus
menatap sekitarnya untuk menjalin kontak dengan orang yang banyak. Perumpamaan bukanlah kisah
yang dihasilkan dari suatu studi. Perumpamaan tidak dipikirkan dengan saksama, dan tidak
dipersiapkan. Yang luar biasanya adalah Yesus mengubah kisah-kisah pendek yang abadi didalam jangka
waktu seketika saja. Dan perumpamaan itu dihasilkan oleh suatu desakan situasi dan dalam suasana
debat.

(iv) Oleh sebab itu hal ini yang membawa kita pada satu hal yang harus kita ingat dalam upaya
kita untuk menafsirkan perumpamaan. Dimana pada dasarnya perumpamaan bukan untuk dibaca,
melainkan untuk didengar. Oleh karena itu, yang harus kita cari dalam sebuah perumpamaan adalah
sesuatu yang didengar dan hanya sekali aja. Oleh karena itu, yang dapat kita cari dalam sebuah
perumpamaan ialah bukanlah situasi yang didalamnya diamana setiap detail mempunyai makna,
melainkan situasi yang ada didalamnya ada satu gagasan besar yang disingkap dan bersinar bagaikan
kilatan petir.

Ayat 9-11:

Disini kita melihat apa yang ditunjukkan oleh pewartaan Yohanes diperkuat oleh Allah sendiri. meskipun
Yesus datang dari Nazaret untuk dibabtis oleh Yohanes di sungai yordan. Dimana markus membuatnya
bahwa Allah sendirilah yang memberkati Yesus. Bahwa Allah lah yang membelah langit dan mengutus
Roh keatas Yesus dalam bentuk seekor merpati dan berkata”Engkaulah anakku yang kukasihi, kepada
Mulah Aku berkenan”. Demikianlah turun keatas orang kisten dalam babtisan mereka, membuat mereka
anak-anak terkasih Allah[31].

Ayat 12-15:

Cerita markus mengenai penggodaan di gurun jauh lebih singkat daripada cerita Matius dan Lukas.
Namun, singkatnya membuat makana semakin jelas. Dimana roh memimpin Yesus ke padang guru,
digoda,dicobai,oleh iblis selama empat puluh hari, seperti bangsa israel dicobai sebelum dia . dimana
Yesus dilindungi oleh malaikatnya. Markus hanya menyatakan bahwa Yesus telah lulus dari pencobaan
ini dan siap untuk menjalani hidup yang singkat tetapi menyelamatkan untuk melayani Allah dan
manusia. Demikian markus menceritakan kepadannya pembaca bahwa Roh yang melindungi Yesus
adalah bersama mereka dalam kelemahan mereka, sama seperti Allah ada bersamanya dalam
pengalaman padang gurun. Dengan pemahaman Yohanes mulai lah karya Yesus. Dimana injil markus ini
mengenai Yesus kristus, Anak Allah. Dalam ayat yang ke 15 dikatakan bahwa pemerintahan Allah yang
kuasa telah mulai dalam diri Yesus, yang merupakan kabar baik Allah dalam wujud pribadi. Pemberitaan
Yesus akan menggembirakan orang-orang israel yang percaya pada zaman itu. Namun, ia dengan segera
menghubungkan berita baik dengan seruan yang sama pentingnya untuk menjawab secara
radikal:”maka dari itu bertobatlah dan percayalah kepada injil Allah!”. Dalam kata-kata pemakluman
yang singkat dalam pelayanan yesus ini dimana markus meringkas pesan injil yang diwartakan yesus:
kuasa Allah dapat dimiliki oleh mereka yang membuka dirinya terhadap Yesus dan injilnya sehubungan
dengan jalan pelayanan yang penuh kasih.” [32]

Ayat 16-20:

Ada tanah yang keras dipinggir jalan. Benih bisa saja jatuh ditanah jenis ini dengan dua cara. Ladang-
ladang di palestina berbentuk panjang, bidang-bidangnya sempit . diakibatkan karena jalan setapak
tersebut mengeras bagaikan batu karena ini atas pijakan kaki orang-orang yang berjalan diatasnya.
Ketika seorang penabur itu menaburkan benih. Kadang-kadang karung benih dtaruh di atas punggung
keledai. Dan dibagian sudut karung itu dibuat lubang. Lalu ketika berjalan , benih itu akan berjatuhan
dari badan hewan itu. Sementara keledai itu dibawa untuk melintasi jalan menuju ladang. Sebagian
benih mau tak mau jatuh dijalan: burung-burung datang lalu memkan benih yang berjatuhan terebut.

Ada orang-orang yang hatinya tidak bisa dimasuki oleh kebenaran kristen. Ini adanya sangkut paut
dalam adanya minat pada diri orang tersebut. Hal ini merupakan akibat dari kegagalan mereka
menyadari betapa pentingnya keputusan kristen itu sendiri. kekristenan gagal membawa pengaruh
kepada banyak orang, bukan karna orang-orang ini bersikap memusuhinya, melainkan karena mereka
tidak merasa tertarik. Mereka berpikir kekristenan itu tidak relevan untuk kehidupan; kehidupan mereka
akan baik-baik saja tanpa kekristenan. Ada tanah yang berbatu maksudnya dimana bukanlah tanah yang
sepenuhnya terdiri atas batu. Ini adalah tanah yang tipis sekali sedangkan dibagian bawahnya adalah
batu. Kebanyakan tanah di Galilea adalah jenis ini. Banyak ladang terlihat jelas batu-batu yang muncul
dipermukaan tanah. Benih yang jatuh disana memang akan berkecambah denagn baik. Namun, karena
tanahnya tipis sekali dan hanya menyimpan sedikit makanan dan kelembapan, panas matahari
membuat tunas benih layu akan mati. Oleh sebab itu ada dua yang menjadi kesulitan yang
menyebabkan terjadinya kejatuhan ini. Kesulitan pertama adalah kegagalan untuk memikirkan dan
menyelami sesuatu, kegagalan untuk menyadari apa arti adan apa risiko dari sesuatu sebelum langkah
awal diambil. Kesulitan lainnya adalah kenyataan ada bahwa ribuan orang yang merasa tertarik pada
kekristenan, tetapi tak pernah memberinya kesempatan untuk masuk lebih dalam ke kehidupan mereka.
Tapi kenyataannya adalah kekristenan dapat menjadi segala-galanya atau malah sebaliknya, tidak
berarti apa-apa. Dimana seseorang hanya akan selamat jika ia menyerahkan dirinya dalam omitmen
yang penuh kepada Kristus. Ada tanah yang penuh semak duri maksudnya disini seorang petani
Palestina adalah orang-orang malas. Mereka hanya memotong bagian atas rumput liar. Mereka hanya
membakar bagian atasnya. Oleh sebab itu, diatas permukaan ladang bisa saja tampak bersih tetapi
dibawah berakar-akar semak itu masih tetap ada pada saatnya akan muncul kembali dengan segenap
kekuatannya. Oleh sebab itu memang mudah memenuhi kehidupan beranekaragam minat sehingga
tidak ada waktu yang tersisa untuk kristus. Ada tanah yang baik,bersih,dan dalam, sehingga benih
bertumbuh dengan subur. Jika kita memang benar-benar ingin memperoleh manfaat dari berita
kristen ,perumpamaan ini memberitahukan kepada kita bahwa harus mengerjakan berbagai hal ini: kita
harsu mendengarnya, kita harus menerimanya, dan kita harus mewujudkannya.[33]

2.12. Skopus
“mendengar ajaran Yesus”

2.13. Refleksi Teologis

Dari pemaparan diatas kami dapat merefleksikannya bahwa disaat Yesus mulai mengajar di tepi danau
maka datanglah orang banyak untuk mendengar ajaran Yesus “ dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada
mereka: dengarkanlah! Ada seorang penabur keluar unuk menabur”, markus 4:2-3. Markus menuliskan
peritiwa ini memiliki kesan bahwa jika diibaratkan dengan seperti yang ditabur ditanah yang berbatu-
batu ialah orang yang gembira tetapi tahan hanya sebentar saja, lain dengan yang ditabur di tengah
semak duri itulah yang mendengar Firman itu. Maka jika diibaratkan dengan orang yang mendengarkan
perkataan atau ajaran Yesus dan menyambut Firman Tuhan itu lalu berbuah, ada yang tigapuluh kali
lipat ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat. Serta kita sebagai orang percaya
harus mendengarkan Yesus Kristus supaya kita juga dapat menerima berkata dengan gembira. Bukan
seperti yang ditabur di tanah yang berbatu-batu.

III. Kesimpulan

Injil Markus adalah suatu kisah yang menyajikan suatu gambaran tentang diri dan karya Tuhan Yesus
Kristus. Injil Markus ini merupakan suatu kisah yang menceritakan suatu gambaran tentang diri dan
karya Yesus Kristus tetapi bukanlah semata-mata sebuah riwayat hidup karena tidak membicarakan
tentang asal usul keturunan, latar belakang, kelahiran, pendidikan, dan juga tidak memberikan
keterangan lengkap mengenaitahap dalam kehidupan Yesus. Injil Markus lebih menitik beratkan pada
Yesus sebagai anak Allahdan juga Hamba Allah.

IV. Daftar pustaka

http://berbagiilmuteologia.blogspot.co.id/2017/03/tafsiran-dengan-metode-historis-kritis_26.html?m=1
dikses, 26 februari 208.Browning W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK-Gunung Muia, 2012.

Alkitab Rainbow, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004.

..., Alkitab Edisi Studi, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2012.

Barclay William,Pemahaman Alkitab Setiap Hari:Injil Markus,Jakarta:Gunung Mulia, 2015.

David Tracy Robert M. Grand &, Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 1998.

D. F. Alkitab Penuntun Hiduo Berkelimpahan, Malang: Gndum Mas, 1974.

Drane John, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2012.

Hurtdo Larry. W., New International Biblical Comntary: Mark, U.A.S: Hendickson Publishers, 1989.

Komisi Kitab Suci Kepausan, Penafsiran Alkitab dalam Gereja, Yogyakarta: Kanisius, 2003

Karris Robert J.,Tafsir Alkitab Perjanjian Baru,Yogyakarta:Kanisius,2002.


Klapwijk Jasper, Kabar Baik Dari Perjanjian Baru, Amesterdam: Bina Kasih, 2009.

Lieks Stefan , Tafsir Injil Markus,Yogyakarta: Kanisius, 2002.

Marxen Willy, Pengantar Perjanjian Baru,Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2014.

Otwell John H., A NewApproach to the OldTestament, London: SCM Press, 1967.

Palmer R.E,. Hermeneutiks: Interpretation Theory inScheiermacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer,
Evanston, III: Northwesterm Univ. Press. 1969.

Riady Eko ,Markus”Engkau adalah Mesias,Yogyakarta:Kanisius,2011.

Tenney Merril C, , Survey Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 1985.

Tenney C, , Survey Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 1985

Situmorang Jonar, Sejarah Gereja Umum, Yogyakarta: ANDI, 2008.

Van Bruggen Jakob, Markus: Ijil Menurut Petrus Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2003..

Wilkinson Brunce, Kenneth Boa, Survey PL dan PB Malang: Gnadm Mas, 2017.

[1]

.,

[1] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta: BPK-Gunung Muia, 2012), 22

[2] Palmer, R.E. Hermeneutiks: Interpretation Theory inScheiermacher, Dilthey, Heidegger, and
Gadamer, (Evanston, III: Northwesterm Univ. Press. 1969), 23
[3] Komisi Kitab Suci Kepausan, Penafsiran Alkitab dalam Gereja, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), 402

[4]John H. Otwell, A NewApproach to the OldTestament, (London: SCM Press, 1967), 25

[5] http://berbagiilmuteologia.blogspot.co.id/2017/03/tafsiran-dengan-metode-historis-kritis_26.html?
m=1(dikses, 26 februari 208)

[6] Robert M. Grand & David Tracy, Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 1998), 173

[7] Merril C, Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1985), 202

[8] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2012), 202

[9] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2012), 22

[10] Jasper Klapwijk, Kabar Baik Dari Perjanjian Baru, (Amesterdam: Bina Kasih, 2009), 45

[11] ..., Alkitab Rainbow, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004),148-149

[12] Willy Marxen, Pengantar Perjanjian Baru,(Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2014), 171

[13] ..., Alkitab Rainbow, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004), 53

[14] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2012), 209-210

[15] ..., Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2012), 16-18

[16] Jakob Van Bruggen, Markus: Ijil Menurut Petrus (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2003), 61

[17] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2012), 210

[18] Brunce Wilkinson, Kenneth Boa, Survey PL dan PB (Malang: Gnadm Mas, 2017), 396-399

[19] ..., Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2012), 16-19

[20] D. F. Alkitab Penuntun Hiduo Berkelimpahan, (Malang: Gndum Mas, 1974), 15

[21] C, Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1985), 202-205

[22] Jakob Van Bruggen, Markus: Injil Menurut Petrus, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 15

[23] Larry. W. Hurtdo, New International Biblical Comntary: Mark, (U.A.S: Hendickson Publishers, 1989),
11

[24] Stefan Lieks, Tafsir Injil Markus,(Yogyakarta: Kanisius, 2002), 35

[25] Eko Riady,Markus”Engkau adalah Mesias,(Yogyakarta:Kanisius,2011),15

[26] Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, 81


[27] Jonar Situmorang, Sejarah Gereja Umum, (Yogyakarta: ANDI, 2008), 85

[28] Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, 201

[29] Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, 201-202

[30] William Barclay,Pemahaman Alkitab Setiap Hari:Injil Markus,(Jakarta:Gunung Mulia, 2015),1-21

[31] Jakob Van Bruggen,Markus Injil Menurut Petrus,(Jakarta: Gunung Mulia,2011),36-40

[32] Robert J.Karris,Tafsir Alkitab Perjanjian Baru,(Yogyakarta:Kanisius,2002),88-89

[33] William Barclay,Pemahaman Alkitab Setiap Hari,(Jakarta:Gunung Mulia,2011)150-156

di Mei 12, 2018

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

Yulia Christina Bordam

Yulia Christina Damanik Bandung, 04 Agustus 1998 Mahasiswa STT Abdi Sabda Medan

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai