Anda di halaman 1dari 14

PENTINGNYA MENJAGA IKRAR ISLAM SUPAYA TERHINDAR DARI BAHAYA

NAWAQIDUL ISLAM

KELOMPOK 1:

Aula Zakiyyatul Mujahidah

Erni Okataviana

Nida An Hafiyya

Rifka Mudrikaturrusydah
Dosen Pengampu: Ust. Asep Setiawan,S.Th.I.,M.Ud

PENDIDIKAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

TAHUN AJARAN 2022-2023

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

‫الحمد هلل رب العالمين‬

Segala puji kami haturkan kepada-Nya sang pemilik pujian tertinggi. Dengan pertolongan-Nyalah
kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul “Pentingnya Menjaga Ikrar Islam
Supaya Terhindar Dari Nawaqidul Islam”

Shalawat serta salam senantiasa kami panjatkan syafaatnya pada hari kiamat kelak. Semoga kita
menjadi salah seorang yang akan menerimanya pada hari kiamat kelak.

Makalah ini ditulis guna menyelesaikan tugas salah satu mata kuliah yaitu aqidah II. Semoga
tulisan ini dapat menambah ilmu dan wawasan khususnya untuk kami dan teman-teman sehimgga dengan
bertambahnya ilmu dan wawasan itu, menjadikan hati lebih tunduk kepada Sang Maha Esa. Tulisan ini
tentu tak luput dari banyak kekurangn dan kesalahan, maka dari itu kami sangat menghharap kritik dan
saran dari dosen ataupun teman-teman sekalian. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua
pihak.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

BAB I............................................................................................................................................

PENDAHULUAN........................................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Batasan Masalah................................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II...........................................................................................................................................

PEMBAHASAN...........................................................................................................................

A. Makna Dua Kalimat Syahadat..........................................................................................


B. Syarat dan Rukun Kalimat Syahadat................................................................................
C. Konsukuensi Dua Kalimat Syahadat................................................................................
D. 10 Indikator Pembatal Pembatal keislaman /Dua Kalimat Syahadat...............................
E. Solusi Agar Terhindar Dari Pembatal Pembatal Islam....................................................
BAB III.........................................................................................................................................

PENUTUP.....................................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Umat islam tidak akan lepas dari dua kalimat syahadat karena pada dasarnya manusia itu
terlahir dari fitrahnya. Akan tetapi, banyak orang yang menyepelekan pentingnya dua kalimat
sayadat ini sehingga secara tidak langsung bisa membatalkan iman. Yang mana iman seseorang
itu sendiri bisa naik bisa juga turun.

‫االيمان يزيد بالطاعة و ينقص بالمعصية‬

Makna syahadat "‫ " ان ال اله اال هللا‬adalah bahwasanya hanya Allah lah yang berhak di
sembah tidak ada yang lainnya. Sedangkan syahadat “‫ ”محهد الرسول هللا‬meyakini secara dhohir dan
bathin bahwa Rasulullah adalah utusan bagi seluruh manusia. Sebagaimana terdapat dalam{ Q.S
Al- Isra’:1} . Nah jika seseorang tidak meyakini dua kalimat syahadat ini maka bisa
membatalkan iman. Nawaqidhul Syahadah ini bisa juga di sebut dengan Nawaqidhul Islam.

B. Batasan Masalah
a. Makna dua kalimat syahadat
b. Rukun dan syarat dua kalimat syahadat
c. Konskuensi dua kalimat syahadat
d. Perkara perkara yang membatalkan dua kalimat syahadat atau Pembatal Iman
e. Solusi supaya terhindar dari pembatal iman

C. TUJUAN
a. Mengetahui makna dua kalimat syahadat
b. Memahami secara detail apa yang bisa membatalkan iman seseorang

BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Dua Kalimat Syahadat


a. Syahadat ‫ان ال اله اال هللا‬
La ilaaha disini menafikan hak penyembahan dari selain Allah. Sedangkan illallah
adalah hak semata-mata hanya untuk Allah. Disini dimaknai dengan menggunakan
lafadz “Haq” bukan “Maujud” Karena itu menyalahi makna. Jika yang dimaksud
adalah makna maujud maka arti menyembahnya tidak diperuntukkan hanya untuk
Allah sebab banyak tuhan yang di sembah selain Allah. Dan memakai lafadz Haq itu
bahwasanya hanya Allahlah tuhan satu-satunya.

Maknanya yaitu beri’tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah
dan menerima ibadah kecuali Allah Subhannahu wa Ta’ala , menta’ati hal tersebut
dan mengamalkannya.

La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya. Illallah
adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah. Jadi makna kalimat ini secara
ijmal (global) adalah, “Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah’.

Kalimat “La ilaaha illallah” telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil,
antara lain:

1. “Tidak ada sesembahan kecuali Allah”

Ini adalah batil, karena maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah,


baik yang hak maupun yang batil, itu adalah Allah.

2. “Tidak ada pencipta selain Allah”

Ini adalah sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang
dimaksud, karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum
cukup.

3. “Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah”

Ini juga sebagian dari makna tapi bukan itu yang dimaksud, karena makna
tersebut belum cukup.
Dikatakan Al Hafizh Al Hakami berikut:
“Jika ada yang mengatakan bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang ada kecuali
Allah, maka hal ini mengonsekuensikan seluruh sesembahan yang benar dan
bathil (salah dan keliru) adalah Allah. Maka jadilah segala yang disembah kaum
musyrik baik matahari, rembulan, bintang, pohon, batu, malaikat, para nabi,
orang-orang sholih dan selainnya adalah Allah. Dan bisa jadi dengan
menyembahnya dikatakan telah bertauhid. Dan ini –wal’iyadzu billah (kita
berlindung kepada Allah dari keyakinan semacam ini)- adalah kekufuran yang
paling besar dan paling jelek secara mutlak. Keyakinan semacam ini berarti telah
membatalkan risalah (wahyu) yang dibawa oleh seluruh rasul, berarti telah kufur
(mengingkari) seluruh kitab dan menentang/ mendustakan seluruh syari’at. Ini
juga berarti telah merekomendasi seluruh orang kafir karena segala makhluk yang
mereka sembah adalah Allah. Maka tidak ada lagi pada embel-embel syirik tetapi
sebaliknya mereka bisa disebut muwahhid (orang yang bertauhid). Maha Tinggi
Allah atas apa yang dikatakan oleh orang-orang zholim dan orang-orang yang
menentang ini”.1

b. Syahadat " ‫"ان محمدا رسوالهلل‬


Mengakui secara lahir dan bathin bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-
Nya yang di utus untuk seluruh manusia serta mengamalkan konsekuensinya yaitu
dengan menta’ati perintahnya ,membenarkan ucapannya ,dan menjauhi larangannya . 2

Ali Yusuf, salah seorang anggota Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah beliau
mengatakan tentang pentingnya dua kalimat syahadat:

“Agama mana pun sekali pun dia memiliki nilai-nilai kebaikan, kalau dia tidak mengucap
syahadatain, dalam keyakinan kita, maka kebaikannya tidak diterima Allah. Ini menurut
keyakinan kacamata kita umat Islam,”3

1
Muhammad Abduh Tuwaisikal, MSc, Sumber https://rumaysho.com/849-kalimat-syahadat-dalam-
sorotan.html, 12 Maret 2023
2
Syeikh Shalih bin Fauzan, Aqidah Tauhid, Hal.52
3
Ilham, https://muhammadiyah.or.id/mengapa-mengucap-dua-kalimat-syahadat-begitu-penting/, 12 Maret 2023
B. Rukun dan Sy arat Dua Kalimat Syahadat
a. Rukun Dua Kalimat Syahadat
1. Rukun Kalimat “ la ilaaha illallah”
a) An-Nafyu( peniadaan) : membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan
mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang di sembah selain Allah.
b) Al- Istbat ( penetapan ) : menetapkan bahwa tidak ada yang berhak di sembah
kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.4
2. Rukun kalimat “Muhammadarrasulullah”
a) Kalimat Hamba : maksudnya Rasulullah adalah manusia yang diciptakan dari
tanah sama dengan manusi lainnya. Rasulullah pun adalah seorang hamba
yang sama sama seperti manusia lainnya yaitu hanya beribadah kepada Allah
SWT. Maka janganlah kita terlalu berlebihan dalam menempatkan Rasulullah
SAW sehingga menganggapnya lebih dari Allah SWT.
b) Kalimat Rasul : maksudnya adalah manusia yang diutus kepada seluruh
manusia dengan misi dakwah sebagai pemberi kabar gembira kepada orang
orang yang beriman kepada Allah SWT dan pemberi peringatan kepada
manusia.

Sebagaimana rukun rukun dua kalimat syahadat yang telah disebutkan diatas. Kita
sebagai umat islam hendaklah tidak hanya sebatas mengucapkan dua
kalimat syahadat oleh bibir kita saja, akan tetapi kita harus menerapkan makna
rukun rukun syahadat diatas dalam keimanan kita kepada Allah SWT dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Syarat Dua Kalimat Syahadat

Secara global tujuh syarat kalimat “ la ilaaha illallah” itu adalah:

1. ‘Ilmu (Mengetahui).
4
Admin4, “Makna Syahadatain, Rukum, Syarat, Konsekuensi dan Yang Membatalkannya” https://www.alquran-
sunnah.com/artikel/buku-islam/online-e-book/kitab-tauhid/63-kitab-tauhid/tauhid-1/666-10-makna-syahadatain-
rukun-syarat-konsekuansi-dan-yang-membatalkannya.html
Artinya memahami makna dan maksudnya. Maksudnya orang yang bersaksi
dengan laa ilaaha illallah, dan memahami dengan hatinya apa yang diikrarkan
oleh lisannya. Sean-dainya ia mengucapkannya, tetapi tidak mengerti apa
maknanya, maka persaksian itu tidak sah dan tidak berguna.
2. Yaqin (yakin).
Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan syahadat itu.
Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian itu. Allah
Subhannahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman
hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian
mere-ka tidak ragu-ragu …” (Al-Hujurat: 15). Kalau ia ragu maka ia menjadi
munafik.
3. Qabul (menerima).
Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyem-bah Allah
semata dan meninggalkan ibadah kepada selainNya. Ini seperti halnya
penyembah kuburan dewasa ini. Mereka mengikrarkan laa ilaaha illallah,
tetapi tidak mau meninggalkan penyembahan terhadap kuburan. Dengan
demikian berarti mereka belum menerima makna laa ilaaha illallah.
4. Inqiyaad (Tunduk dan Patuh dengan kandungan Makna Syahadat).
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: “Dan barangsiapa yang menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.”
5. Shidq (jujur).
Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkan-nya. Manakala
lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik
dan pendusta.
6. Ikhlas.
Yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu syirik, dengan jalan tidak
mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya’ atau sum’ah. Dalam
hadits ‘Itban, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas
Neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illalah karena menginginkan ridha
Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
7. Mahabbah (kecintaan).
Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai orang-orang
yang mengamalkan konsekuensinya. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaima-na mereka mencintai
Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (Al-
Baqarah: 165)

Syarat Syahadat “Muhammadanrasulullah”

Mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT melalui hati, lisan
dan perbuatan kita. Mengikuti sunnah-sunnah nya dan senantiasa mengajak
manusia kepada kebenaran dan mencegah manusia dar hal yang munkar.
Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang ghaib, baik yang
sudah lewat maupun yang akan datang. Mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi
diri kita sendiri.

C. Konsukuensi Dua kalimat Syahadat


Konsukuensi dua kalimat syahadat adalah kita tidak boleh menyembah kepada
selain Allah SWT dan senantiasa beribadah hanya kepada-Nya. Begitupun kepada
Rasulullah SAW kita sebagai umat islam harus mentaatinya ajaran Rasullah SAW yang
telah diwahyukan oleh Allah SWT, membenarkannya, meninggalkan apa yang di-
larangnya, mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang
lain dari hal-hal bid’ah dan muhdatsat (baru), serta mendahulukan sabdanya di atas segala
pendapat orang.
D. 10 Indikator Pembatal-Pembatal Keislam

1. Syirik dalam beribadah kepada Allah. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah


tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya.” (An-Nisa’: 48). Contohnya
yaitu menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburan yang
dikeramatkan atau untuk jin dan lain-lain.
2. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara. Ia berdo’a
kepada mereka, meminta syafa’at kepada mereka dan bertawakkal kepada
mereka. Orang seperti ini kafir secara ijma’.
3. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik dan orang yang masih
ragu terhadap kekufuran mereka atau mem-benarkan madzhab mereka, dia itu
kafir.
4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi lebih sempurna dari petunjuk
beliau, atau hukum yang lain lebih baik dari hukum beliau. Seperti orang-orang
yang mengutamakan hukum para thaghut di atas hukum Rasulullah,
mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di atas hukum Islam,
maka dia kafir.
5. Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam sekali pun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir.
6. Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rasul Shallallaahu alaihi wa Salam atau
pahala maupun siksanya, maka ia kafir. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah
Subhannahu wa Ta’ala : “Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan
Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta ma`af, karena
kamu kafir sesudah beriman.” (At-Taubah: 65-66). Termasuk orang yang
memperolok-olok Allah atau Rasul-Nya, Al-Qur'an, agama Islam, malaikat, dan
para ulama yakni ilmu yang dihasung ulama tersebut. Atau, memperolok-olok
salah satu syiar Islam, seperti shalat, zakat, puasa, haji, thawaf di Ka'bah, wukuf
di Arafah, masjid, azan, jenggot, sunnah-sunnah Nabi, dan lain-lain dari syiar-
syiar Allah dan kesucian Islam, maka orang yang semacam ini dihukumi kafir.
7. Sihir, di antaranya sharf dan ‘athf contohnya sesorang menggunakan pellet agar
orang yang dicintainya membalas cintanya. Barangsiapa melakukan atau
meridhainya, maka ia kafir. Dalilnya adalah firman Allah Subhannahu wa Ta’ala
“… sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada se-orangpun sebelum
mengatakan: ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah
kamu kafir’.” (Al-Baqarah: 102)
8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat
Islam. Dalilnya adalah firman Allah Subhannahu wa Ta’ala : “Barangsiapa di
antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang
itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zhalim.” (Al-Ma’idah: 51)
9. Meyakini bolehnya keluar dari syariat Allah, Nabi itu diutus pada suatu kaum
tertentu, dan setiap kaum mengikuti syariat sesuai masanya. Kita yang hidup di
zaman sekarang tentunya tidak boleh keluar dari syariat Allah SWT yang
diwahyukan kepada Rasulullah SAW.5
10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula
mengamalkannya. Dalilnya adalah firman Allah Subhannahu wa Ta’ala : “Dan
siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-
ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (As-Sajadah: 22)

E. Solusi Agar Terhindar Dari Pembatal-Pembatal Islam


Karena ada suatu permasalahan maka membutuhkan suatu solusi, diantaranya
1. Menanamkan rasa nikmat nya iman dalam melakukan amal shaleh
2. Memperkuat ilmu aqidah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
3. Selalu ber tabayun dan bersikap hati hati dalam mendapatkan informasi/ilmu yang
masih belum jelas benar salah nya
4. Senantiasa berdo'a kepada Allah SWT agar terhindar dalam perkara perkara yg
membatalkan islam

5
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wash, “Sepuluh Pembatal Islam” https://www.alquran-
sunnah.com/artikel/pilihan/10-pembatal-islam.html
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita sebagai umat muslim harus berhati-hati agar kita terhindar dari hal-hal yang bisa
membatalkan iman kita. Baik berupa ucapan maupun perbuatan kita . kita juga harus
memperhatikan konsekuensi dari dua kalimat syahadat karna itu sangat penting dan sangat
berpengaruh bagi umat islam dalam Bergama demi menjaga iman kita. Jika mendapati
seseorang yang mengarah ke hal yang merujuk tersebut kita harus mengingatkannya dan jika
memang tidak bisa maka kita jangan loyal terhadap mereka.
Daftar Pustaka

Abduh Tuwaisikal, Muhammad .MSc, Sumber https://rumaysho.com/849-kalimat-


syahadat-dalam-sorotan.html, 12 Maret 2023
Admin4, “Makna Syahadatain, Rukum, Syarat, Konsekuensi dan Yang Membatalkannya”
https://www.alquran-sunnah.com/artikel/buku-islam/online-e-book/kitab-tauhid/63-kitab-tauhid/
tauhid-1/666-10-makna-syahadatain-rukun-syarat-konsekuansi-dan-yang-membatalkannya.html

Ilham,https://muhammadiyah.or.id/mengapa-mengucap-dua-kalimat-syahadat-begitu-
penting/,

Shalih bin Fauzan, Syeikh. 2012 Aqidah Tauhid,


Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wash, Syaikh “Sepuluh Pembatal Islam”
https://www.alquran-sunnah.com/artikel/pilihan/10-pembatal-islam.html

Anda mungkin juga menyukai