NAWAQIDUL ISLAM
KELOMPOK 1:
Erni Okataviana
Nida An Hafiyya
Rifka Mudrikaturrusydah
Dosen Pengampu: Ust. Asep Setiawan,S.Th.I.,M.Ud
KATA PENGANTAR
Segala puji kami haturkan kepada-Nya sang pemilik pujian tertinggi. Dengan pertolongan-Nyalah
kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul “Pentingnya Menjaga Ikrar Islam
Supaya Terhindar Dari Nawaqidul Islam”
Shalawat serta salam senantiasa kami panjatkan syafaatnya pada hari kiamat kelak. Semoga kita
menjadi salah seorang yang akan menerimanya pada hari kiamat kelak.
Makalah ini ditulis guna menyelesaikan tugas salah satu mata kuliah yaitu aqidah II. Semoga
tulisan ini dapat menambah ilmu dan wawasan khususnya untuk kami dan teman-teman sehimgga dengan
bertambahnya ilmu dan wawasan itu, menjadikan hati lebih tunduk kepada Sang Maha Esa. Tulisan ini
tentu tak luput dari banyak kekurangn dan kesalahan, maka dari itu kami sangat menghharap kritik dan
saran dari dosen ataupun teman-teman sekalian. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua
pihak.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
BAB I............................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Batasan Masalah................................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
PENUTUP.....................................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Umat islam tidak akan lepas dari dua kalimat syahadat karena pada dasarnya manusia itu
terlahir dari fitrahnya. Akan tetapi, banyak orang yang menyepelekan pentingnya dua kalimat
sayadat ini sehingga secara tidak langsung bisa membatalkan iman. Yang mana iman seseorang
itu sendiri bisa naik bisa juga turun.
Makna syahadat " " ان ال اله اال هللاadalah bahwasanya hanya Allah lah yang berhak di
sembah tidak ada yang lainnya. Sedangkan syahadat “ ”محهد الرسول هللاmeyakini secara dhohir dan
bathin bahwa Rasulullah adalah utusan bagi seluruh manusia. Sebagaimana terdapat dalam{ Q.S
Al- Isra’:1} . Nah jika seseorang tidak meyakini dua kalimat syahadat ini maka bisa
membatalkan iman. Nawaqidhul Syahadah ini bisa juga di sebut dengan Nawaqidhul Islam.
B. Batasan Masalah
a. Makna dua kalimat syahadat
b. Rukun dan syarat dua kalimat syahadat
c. Konskuensi dua kalimat syahadat
d. Perkara perkara yang membatalkan dua kalimat syahadat atau Pembatal Iman
e. Solusi supaya terhindar dari pembatal iman
C. TUJUAN
a. Mengetahui makna dua kalimat syahadat
b. Memahami secara detail apa yang bisa membatalkan iman seseorang
BAB II
PEMBAHASAN
Maknanya yaitu beri’tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah
dan menerima ibadah kecuali Allah Subhannahu wa Ta’ala , menta’ati hal tersebut
dan mengamalkannya.
La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya. Illallah
adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah. Jadi makna kalimat ini secara
ijmal (global) adalah, “Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah’.
Kalimat “La ilaaha illallah” telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil,
antara lain:
Ini adalah sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang
dimaksud, karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum
cukup.
Ini juga sebagian dari makna tapi bukan itu yang dimaksud, karena makna
tersebut belum cukup.
Dikatakan Al Hafizh Al Hakami berikut:
“Jika ada yang mengatakan bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang ada kecuali
Allah, maka hal ini mengonsekuensikan seluruh sesembahan yang benar dan
bathil (salah dan keliru) adalah Allah. Maka jadilah segala yang disembah kaum
musyrik baik matahari, rembulan, bintang, pohon, batu, malaikat, para nabi,
orang-orang sholih dan selainnya adalah Allah. Dan bisa jadi dengan
menyembahnya dikatakan telah bertauhid. Dan ini –wal’iyadzu billah (kita
berlindung kepada Allah dari keyakinan semacam ini)- adalah kekufuran yang
paling besar dan paling jelek secara mutlak. Keyakinan semacam ini berarti telah
membatalkan risalah (wahyu) yang dibawa oleh seluruh rasul, berarti telah kufur
(mengingkari) seluruh kitab dan menentang/ mendustakan seluruh syari’at. Ini
juga berarti telah merekomendasi seluruh orang kafir karena segala makhluk yang
mereka sembah adalah Allah. Maka tidak ada lagi pada embel-embel syirik tetapi
sebaliknya mereka bisa disebut muwahhid (orang yang bertauhid). Maha Tinggi
Allah atas apa yang dikatakan oleh orang-orang zholim dan orang-orang yang
menentang ini”.1
Ali Yusuf, salah seorang anggota Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah beliau
mengatakan tentang pentingnya dua kalimat syahadat:
“Agama mana pun sekali pun dia memiliki nilai-nilai kebaikan, kalau dia tidak mengucap
syahadatain, dalam keyakinan kita, maka kebaikannya tidak diterima Allah. Ini menurut
keyakinan kacamata kita umat Islam,”3
1
Muhammad Abduh Tuwaisikal, MSc, Sumber https://rumaysho.com/849-kalimat-syahadat-dalam-
sorotan.html, 12 Maret 2023
2
Syeikh Shalih bin Fauzan, Aqidah Tauhid, Hal.52
3
Ilham, https://muhammadiyah.or.id/mengapa-mengucap-dua-kalimat-syahadat-begitu-penting/, 12 Maret 2023
B. Rukun dan Sy arat Dua Kalimat Syahadat
a. Rukun Dua Kalimat Syahadat
1. Rukun Kalimat “ la ilaaha illallah”
a) An-Nafyu( peniadaan) : membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan
mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang di sembah selain Allah.
b) Al- Istbat ( penetapan ) : menetapkan bahwa tidak ada yang berhak di sembah
kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.4
2. Rukun kalimat “Muhammadarrasulullah”
a) Kalimat Hamba : maksudnya Rasulullah adalah manusia yang diciptakan dari
tanah sama dengan manusi lainnya. Rasulullah pun adalah seorang hamba
yang sama sama seperti manusia lainnya yaitu hanya beribadah kepada Allah
SWT. Maka janganlah kita terlalu berlebihan dalam menempatkan Rasulullah
SAW sehingga menganggapnya lebih dari Allah SWT.
b) Kalimat Rasul : maksudnya adalah manusia yang diutus kepada seluruh
manusia dengan misi dakwah sebagai pemberi kabar gembira kepada orang
orang yang beriman kepada Allah SWT dan pemberi peringatan kepada
manusia.
Sebagaimana rukun rukun dua kalimat syahadat yang telah disebutkan diatas. Kita
sebagai umat islam hendaklah tidak hanya sebatas mengucapkan dua
kalimat syahadat oleh bibir kita saja, akan tetapi kita harus menerapkan makna
rukun rukun syahadat diatas dalam keimanan kita kepada Allah SWT dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Syarat Dua Kalimat Syahadat
1. ‘Ilmu (Mengetahui).
4
Admin4, “Makna Syahadatain, Rukum, Syarat, Konsekuensi dan Yang Membatalkannya” https://www.alquran-
sunnah.com/artikel/buku-islam/online-e-book/kitab-tauhid/63-kitab-tauhid/tauhid-1/666-10-makna-syahadatain-
rukun-syarat-konsekuansi-dan-yang-membatalkannya.html
Artinya memahami makna dan maksudnya. Maksudnya orang yang bersaksi
dengan laa ilaaha illallah, dan memahami dengan hatinya apa yang diikrarkan
oleh lisannya. Sean-dainya ia mengucapkannya, tetapi tidak mengerti apa
maknanya, maka persaksian itu tidak sah dan tidak berguna.
2. Yaqin (yakin).
Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan syahadat itu.
Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian itu. Allah
Subhannahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman
hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian
mere-ka tidak ragu-ragu …” (Al-Hujurat: 15). Kalau ia ragu maka ia menjadi
munafik.
3. Qabul (menerima).
Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyem-bah Allah
semata dan meninggalkan ibadah kepada selainNya. Ini seperti halnya
penyembah kuburan dewasa ini. Mereka mengikrarkan laa ilaaha illallah,
tetapi tidak mau meninggalkan penyembahan terhadap kuburan. Dengan
demikian berarti mereka belum menerima makna laa ilaaha illallah.
4. Inqiyaad (Tunduk dan Patuh dengan kandungan Makna Syahadat).
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: “Dan barangsiapa yang menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.”
5. Shidq (jujur).
Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkan-nya. Manakala
lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik
dan pendusta.
6. Ikhlas.
Yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu syirik, dengan jalan tidak
mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya’ atau sum’ah. Dalam
hadits ‘Itban, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas
Neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illalah karena menginginkan ridha
Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
7. Mahabbah (kecintaan).
Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai orang-orang
yang mengamalkan konsekuensinya. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaima-na mereka mencintai
Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (Al-
Baqarah: 165)
Mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT melalui hati, lisan
dan perbuatan kita. Mengikuti sunnah-sunnah nya dan senantiasa mengajak
manusia kepada kebenaran dan mencegah manusia dar hal yang munkar.
Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang ghaib, baik yang
sudah lewat maupun yang akan datang. Mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi
diri kita sendiri.
5
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wash, “Sepuluh Pembatal Islam” https://www.alquran-
sunnah.com/artikel/pilihan/10-pembatal-islam.html
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita sebagai umat muslim harus berhati-hati agar kita terhindar dari hal-hal yang bisa
membatalkan iman kita. Baik berupa ucapan maupun perbuatan kita . kita juga harus
memperhatikan konsekuensi dari dua kalimat syahadat karna itu sangat penting dan sangat
berpengaruh bagi umat islam dalam Bergama demi menjaga iman kita. Jika mendapati
seseorang yang mengarah ke hal yang merujuk tersebut kita harus mengingatkannya dan jika
memang tidak bisa maka kita jangan loyal terhadap mereka.
Daftar Pustaka
Ilham,https://muhammadiyah.or.id/mengapa-mengucap-dua-kalimat-syahadat-begitu-
penting/,