KONSEKUENSI SYAHADAT
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
AL ISLAM
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
KELAS :D
FAKULTAS VOKASI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia nikmat dan
kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen
mata kuliah Al Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang
berguna bagi agama, bangsa dan negara. Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap
perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian kaum muslimin masih belum mengerti makna dan konsekuensi kalimat syahadat,
mereka hanya mengetahui kalimatnya saja dan mereka ucapkan tanpa mengetahui makna yang
terkandung di dalamnya. Dua kalimat syahadat ini adalah kalimat thoyyibah yang mana dalam
kalimat inilah seseorang dikatakan seorang muslim. Rasullah Bersabda “Apabila mereka
mengucapkan (Laa Illaaha Illallah), maka kehormatan dan harta mereka terjaga dariku kecuali
dengan hak nya, dan perhitungan mereka atas Allah Subhanahu Wa Ta’ala”. (Hadis Shahih
diriwayatkan oleh Al-Bukhari (25) dan pada tempat lainnya, dan muslim (22), dan selainnya, dari
Hadis Ibnu Umar Radhiyallahu Anhum).
Namun perlu diketahui pengucapan tanpa keyakinan adalah sia-sia belaka, maka dari itu
pengucapan kalimat syahadat diperlukan pengertahuan dan keyakinan yang kuat bukan hanya
pengucapan saja karena iman adalah di ucapkan oleh lisan, diyakini oleh hati, dan dilaksanakan
oleh anggota tubuh. Seseorang belum dikatakan bberiman jika tidak merealisasikan tiga paket
tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah 8-10. Artinya “ Di antara manusia
ada yang mengatakan : “ Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian”, padahal mereka itu
sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang
yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedangkan mereka tidak sadar. Dalam
hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta”. (QS Al-Baqarah: 8-10)
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latarbelakang yang telah kami paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dan memahami defenisi syahadat
2. Untuk mengetahui dan memahami rukun dan syarat syahadat
3. Untuk mengetahui dan memahami konsekuensi syahadat
4. Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang membatalkan syahadat
5. Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang bisa merusak keimanan
6. Untuk mengetahui dan memahami cabang-cabang iman
7. Untuk mengetahui dan memahami manfaat dan hikmah bagi kehidupan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. DEFENISI SYAHADAT
Syahadat berasal dari kata syahada – yasyhadu – syuhudan – syahidan, artinya menyaksikan.
Menurut istilah, syahadat artinya penyaksian kesadaran manusia, bahwa di alam raya ini tidak ada
ilah melainkan Allah swt (Abd. Marjie, 2003:125). DR. Shalih (1998) membedakan antara makna
syahadat la ilaha illallah dan syahadat muhammadan Rasulullah.
B. RUKUN SYAHADAT
1. Rukun “Laa ilaaha illallah”
Laa ilaaha illallah mempunyai dua rukun :
a) An-Nafyu atau peniadaan: “Laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan
mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.
b) Al-Itsbat (penetapan): “illallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali
Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.
Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an, seperti firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala Artinya : Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri-man kepada
Allah, makasesungguhnya ia telah berpegang kepa-da buhul tali yang amat kuat …” (Al
Baqarah : 256)
2. Rukun “Muhammad Rasulullah”
Syahadat ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat “‘abduhu wa rasuluh ” (hamba dan
utusanNya). Dua rukun ini menafikan ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah hamba dan rasulNya. Beliau adalah
makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini, Sebagaimana firman Allah SWT
dalam QS. Al Kafi : 110. Artinya : Katakanlah : Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti
kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang
Esa”. barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan
perbuatan yang baik dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya”. (QS. Al-Kahfi : 110)
Syaikh Muhammad bin Shalih A1 Utsaimin menjelaskan: Dalam ayat di atas Allah
memerintahkan NabiNya untuk mengumumkan kepada manusia bahwa saya hanyalah seorang
hamba sama dengan kalian, bukan Rabb (Tuhan). Sebagaimana tertulis dalam hadist yang artinya
“Saya hanya seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah dan RasulNya”. (HR. Al-Bukhari dan
Muslim). Benarkah Hanya Mengucapkan Syahadat Masuk Surga? Islam tidak hanya mengucapkan
dua kalimat syahadat saja, akan tetapi wajib mengimplementasikan syarat-sayarat yang tercakup
dalam dua kalimat syahadat tersebut sehingga seseorang yang mengucapkan dua kalimat tersebut
menjadi muslim yang sejati. Rukun Islam itu meliputi keyakinan, ucapan, dan perbuatan.
C. SYARAT-SYARAT SYAHADAT
1. Syarat-syarat “Laa ilaha illallah”
Bersaksi dengan laa ilaaha illallah harus dengan tujuh syarat. Tanpa syarat-syarat itu syahadat
tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Adapun syarat-syarat tersebut adalah:
D. KONSEKUENSI SYAHADAT
F. RUKUN IMAN
Rukun iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan seorang
muslim, dalam hal-hal ini terdapat enam pilar keyakinanatau rukun iman dalam ajaran islam
yaitu :
>Iman kepada Allah SWT
Patuh dan taat kepada ajaran Allah dan hukum-hukum-Nya.
>Iman kepada malaikat (makhluk ghaib)
Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah si alam semesta.
>Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
- Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitab-Nya secara hanif. Salah satu kitab Allah adalah
Al-Qur’an.
- Al-Qur’an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab zabur, taurat, dan injil.
> Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT.
- Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran
yang disertai kesabaran.
>Iman kepada hari akhir
- Paham bahwa setiap perbuatan aka nada pembalasan.
> Iman kepada Qada dan Qadar
- Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta.
G. CABANG-CABANG IMAN
a) Mengimani Wujudiyah (keberadaan) Allah Yaitu meyakini keberadaan Allah maka hal
tersebut ditunjukan banyak dalil, baik secara fitrah, akal, nash(syar’i), maupun dalil-dalil dari
panca indera.
b) Mengimani Rububiyah Allah Yaitu meyakini bahwa Allah lah satu-satunya Tuhan, tidak ada
sekutu bagiNya.
c) Mengimani keuluhiyahan Allah Yaitu meyakini bahwasannya hanya Dia saja satu-satunya
sesembah yang berhak disembah dan tidak ada sekutu baginya.
d) Asma’ wasiat Yaitu menetapkan nama atau sifat yang telah Allah tetapkan bagi diriNya dalam
kitabNya atau dalam sunnah rasulNya sesuai apa yang disampaikan. Beriman kepada Allah adalah
kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang.
2. Beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya.
Iman kepada malaikat adalah meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa
Allah telah menciptakan malaikat yang diutus untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dari
Allah. Fungsi iman kepada malaikat diantaranya:
• Selalu melakukan perbuatan baik dan anti melakukan perbuatan buruk karena dirinya selalu
di awasi oleh malaikat.
• Berupaya masuk kedalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan,dengan cara bertawakal
dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qodar.
• Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk mengikuti/meniru sifat
dan perbuatan malaikat.
• Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan.
3. Beriman kepada Kitab-kitab-Nya.
Iman kepada Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT
telah menurunkan kitab-kitabNya kepada para nabi dan rasul yang berisi wahyu Allah untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia.Fungsi iman kepada Kitab Allah diantaranya:
• Untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi
• Untuk membangun kehidupan bermasyarakat
• Untuk menjalin kerukunan dalam hidup berbanga dan bernegara Hikmah
8. Beriman adanya hari dikumpulkan manusia di Padang Mahsyar setelah dibangkitkan dari
kubur. "Tidaklah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka dibangkitkan, pada suatu hari
yang besar, (yaitu) hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan semesta alam." (QS. 83/ Al-
Muthoffifin: 4-6).
9. Beriman bahwa tempat kembalinya orang-orang yang beriman adalah surga, dan tempat
kembalinya orang-orang kafir adalah neraka. "Dan orang-orang yang beriman serta
mengerjakan kebajikan, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya." (QS. 2
Al- Baqarah: 82). Sungguh orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-
orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk." (QS. 98 Al- Bayyinah: 6).
10. Beriman bahwa mencintai Allah SWT itu wajib. "Adapun orang-orang yang beriman
sangat besar cintanya kepada Allah." (QS. 2 Al-Baqarah:165)
11. Beriman bahwa takut kepada Allah SWT itu wajib. "Karena itu janganlah kamu takut
kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku." (QS. 5 Al-Maidah: 44).
12. Beriman bahwa mengharap rahmat Allah itu wajib. "Mereka mengharapkan rahmat-
Nya, dan takut akan azab-Nya. Sungguh azab Tuhanmu itu sesuatu yang harus
ditakuti." (QS. 17 Al-Isra': 57)
13. Beriman bahwa kita wajib bertawakkal kepada Allah setelah berusaha. "Karena itu,
hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal." (QS. 3 Ali Imran:
122).
14. Beriman bahwa mencintai Nabi Muhammad itu wajib. "Tidaklah beriman seseorang di
antara kamu, sebelum dia mencintai aku lebih dari mencintai anak-anaknya dan
semua manusia." (HR. Bukhari dan Muslim).
15. Beriman bahwa kita wajib mengagungkan dan menghormati Nabi Muhammad saw.
"Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah
orangorang yang beruntung." (QS. 7 Al-'Araf: 157).
16. Setia terhadap agama yang dianutnya. Orang yang demikian jika disuruh memilih
antara mati dan menjadi kafir, akan memilih yang pertama. Anas bin malik ra.
Menceritakan, pernah ada seorang lelaki meminta kambing kepada nabi saw.
Sebanyak di antara dua lembah. Lalu nabi memberinya. Setelah itu orang tersebut
kembali kepada kaumnya, dan berkata: "islamlah kalian semuanya. Sungguh,
muhammad telah memberikan sesuatu yang banyak sekali kepadaku tanpa takut menjadi
miskin." anas berkata: "jika seseorang masuk islam hanya karena menginginkan
dunia, maka itu bukan islam namanya. Islam harus lebih dicintai daripada dunia
dengan segala isinya." (HR. Muslim).
17. Mencari ilmu. "dan allah telah menurunkan kitab (al-qur'an) dan hikmah (sunnah )
kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui.
Sungguh karunia allah yang dilimpahkan kepadamu amat besar." (QS. 4 An-nisa':
113).
18. Menyebarkan ilmu pengetahuan. "tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu pergi
semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara
mereka tidak tinggal untuk memperdalam ilmu agama, dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya."
(QS. 9 At-taubah: 122). Maksudnya dengan ilmu yang diajarkan itu ketakwaan dan
kehidupan kaum muslimin tetap terpelihara.
19. Memuliakan al-qur'an. "dan sesungguhnya al-qur'an itu dalam ummul kitab (lauh
mahfuz) di sisi kami, benar-benar bernilai tinggi dan penuh hikmah" (QS. 43 Az-
zukhruf: 4).
20. Bersuci (wudhu, mandi atau tayammum). Nabi muhammad rosulullah saw. Bersabda:
"allah tidak menerima sholat (seseorang) tanpa bersuci, dan tidak menerima sedekah
dari hasil kejahatan, yakni hasil mencuri, pungli, korupsi, dan sebagainya." (HR.
Muslim)
21. Mendirikan sholat. "sungguh sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman." (QS. 4 Annisa': 103).
22. Mengeluarkan zakat. "jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan yang diberikan
allah kepada mereka dari karunia-nya menyangka, bahwa (kikir) itu lebih baik bagi
mereka. Padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu
akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat." (QS. 3 Ali imran: 180)
23. Berpuasa Romadhon. "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa." (QS. 2 Al-Baqoroh:183).
24. Ber'itikaf (berdiam diri di masjid berniat ibadah) walau sejenak. 'Aisyah ra.
Menuturkan, "Rosulullah saw. Biasa ber'itikaf sepuluh (ma'am) yang terakhir bulan
Romadhon sampai beliau wafat. Kemudian istri-istri beliau ber'itikaf juga
sepeninggal beliau. (HR. Bukhari dan Muslim).
25. Menunaikan haji. "Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu. Barang
siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari seluruh alam." (QS. 3 Ali Imran: 97).
26. Berjuang/berjihad di jalan Allah. "Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad
yang sebenar-benarnya." (QS. 22 Al-Hajj: 78).
27. Siap berjuang di jalan Allah. "Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu,
dan teguhkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu)
dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (QS. 3 Ali Imran: 200).
28. Pantang mundur menghadapi musuh dalam pertempuran. "Wahai orang-orang yang
beriman, apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah, dan
sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berdzikir dan berdoa) agar kamu beruntung."
(QS. 8 Al-Anfal: 45).
29. Membagi harta rampasan perang kepada yang berhak. "Tidak mungkin seorang nabi
berkhianat (dalam urusan harta rampasan perang). Barang siapa berkhianat (korupsi),
niscaya pada hari kiamat dia akan datang membawa apa yang clikhianatkannya itu"
(QS. 3 Ali Imran: 161).
30. Memerdekakan budak karena Allah. Nabi Muhammad Rosulullah saw. Bersabda,
"Barangsiapa memerdekakan hamba sahaya, maka Allah akan melepaskan semua
anggota badannya dari api neraka. Sama halnya dengan semua anggota badan budak
itu lepas dari belenggu perbudakan hingga kemaluannya." (HR. Bukhari).
31. Membayar denda adalah bagian dari iman.
32. Menepati janji. "Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji." (QS. 5 Al
Maidah: 1). Yang dimaksud janji dalam ayat itu adalah janji setia seorang hamba
kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dengan sesamanya.
33. Menghitung nikmat karunia Allah sambil mensyukurinya. "Dan terhadap nikmat
Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)." (QS. 93 Adh-Dhuha:
11).
34. Memelihara lidah dari ucapan yang sia-sia. "Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang
tidak kamu ketahui. Sebab pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan
diminta pertanggung jawaban." (QS. 17 Al- Isra': 36).
35. Menyampaikan amanah kepada yang berhak. "Wahai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rosul, juga janganlah mengkhianati amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. 8 Al-Anfal: 27). Yang
dimaksud amanat di sini adalah ketentuan-ketentuan Allah yang harus ditaati.
36. Tidak melakukan kejahatan dan tidak membunuh orang. Sabda Nabi Muhammad
Rosulullah saw. "Seorang muslim selalu dalam kelapangan agamanya, selama tidak
terlibat dalam perkara hukum pertumpahan darah yang haram." (HR. Bukhari dan
Muslim).
37. Tidak melakukan zina dan menjaga kehormatan. "Dan janganlah kamu mendekati zina,
sungguh (zina) itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. 17 Al-
Isra': 32).
38. Memelihara diri dari harta yang diperoleh dengan jalan haram. "Dan janganlah kamu
makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap
dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan
sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui." (QS. 2/
Al-Baqoroh: 188).
39. Memelihara diri dari makanan dan minuman yang di haramkan. "Wahai orang-orang
yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan
mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan
setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu, agar kamu beruntung." (QS. 5 Al-
Maidah: 90).
40. Tidak memakai segala sesuatu yang diharamkan — antara lain pakaian sutera dan
bejana emas. Nabi Muhammad Rasulullah saw. Bersabda, "Janganlah kamu memakai
kain sutera, janganlah minum di bejana perak dan emas, dan janganlah kamu makan
di piring emas. Karena perak dan emas itu untuk orang-orang kafir di dunia, tapi untuk
kamu di akhirat nanti." (HR. Bukhari).
41. Menjauhi permainan dan hiburan yang bertentangan dengan ajaran Islam, sebab
permainan dan hiburan semacam itu hukumnya haram. Sabda Nabi Muhammad
Rosulullah saw. "Barangsiapa bermain dadu, maka dia seolah-olah mencelupkan
tangannya ke dalam daging babi dan darahnya." (HR. Muslim).
42. Sederhana dalam membelanjakan harta, dan mengharamkan memakan harta dengan
batil. "Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang
apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (juga) kikir,
(melainkan) di antara keduanya secara wajar." (QS. 25 Al-Furqan: 67). Maksudnya
kehidupan seorang muslim itu tidak ada yang mubadzir dan tidak pelit.
43. Meninggalkan sifat dengki dan sejenisnya. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan
yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan, dan dari
kejahatan malam apabila telah gelap-gulita, dan dari kejahatan (perempuan-
perempuan)penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan
orang yang dengki apabila dia dengki." (QS. 113 Al-Falaq: 1-5).
44. Tidak menodai kehormatan orang lain dan menjauhi perbuatan menggunjing. "Dan
orang-orang yang menyakiti orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada
kesalahan yang mereka lakukan, maka sungguh mereka telah memikul kebohongan
dan dosa yang nyata." (QS. 33 Al Ahzab: 58).
45. Beramal dengan ikhlas. "Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan
ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama." (QS. 98 Al-
Bayyinah: 5).
46. Gembira berbuat baik dan sedih berbuat jahat. Nabi Muhammad Rosulullah saw.
Bersabda, "Barangsiapa gembira karena amal kebaikannya, dan sedih karena amal
kejelekannya, maka dia orang yang beriman." (H.R. Abu Dawud, Thabrani Nasai, dan
Ahmad).
47. Apabila menyadari melakukan dosa segera bertobat. "Dan bertobatlah kamu semua
kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung." (QS. 24
An Nur: 31).
48. Mengadakan kurban (termasuk juga aqiqah). "sungguh kami telah memberimu
(muhammad) nikmat yang banyak, maka dirikanlah sholat karena tuhanmu dan
berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada allah)." (QS. 108 Al-
kautsar 1-2).
49. Taat kepada pemerintah. "wahai orang-orang yang beriman, taatilah allah, taatilah rosul
(muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan pemerintahan) di antara kamu."
(QS. 4 An-nisa': 59).
50. Memegang teguh pendapat jama'ah - menurut sebagian ulama, jama'ah ialah mereka
yang di atas kebenaran, walau ia seorang diri.
51. Mengadili orang lain dengan adil. "dan apabila kamu menetapkan hukum di antara
manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil." (QS. 4/ An-nisa': 58).
52. Menyeru kepada kebajikan (amar ma'ruf) dan mencegah kemungkaran. "dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
(berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-
orang yang beruntung" (QS. 3 Ali Imran: 104). Ma'ruf adalah segala perbuatan yang
mendekatkan diri kepada allah, sedangkan mungkar adalah perbuatan yang dapat
menjauhkan diri dari allah.
53. Tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa. "dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan." (QS. 5 Al-maidah: 2).
54. Memelihara sifat malu. Nabi muhammad rosulullah saw. Bersabda, "sesungguhnya
malu itu hanya membawa kepada kebaikan." (HR. Bukhari dan Muslim).
55. Berbakti kepada ibu-bapak. "... Dan berbuat baiklah kepada kedua orang-tua (ibu-
bapak)." (QS. 2 Al-baqarah: 83).
56. Bersilaturrahmi untuk memelihara hubungan baik dengan sanak saudara. "apakah
sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan dimuka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk oleh
Allah, lalu dibuat tuli (pendengarannya), dan dibutakan penglihatannya." (QS. 47
Muhammad: 22-23).
57. Berbudi luhur, menahan amarah, dan rendah hati dalam pergaulan. "dan bersegeralah
kamu mencari ampunan dari tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, ialah orang yang
berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. 3 Ali imran: 133-134).
58. Memperlakukan pembantu dengan baik adalah bagian dari iman. "sembahlah allah dan
janganlah kamu memperekutukan-nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah
kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan jauh, teman sejawat, ibnu sabil (musafir) dan hamba
sahayamu." (QS. 4 An-nisa': 36) yang dimaksud dengan "tetangga yang dekat dan
jauh" dalam ayat itu ada yang mengartikan dekat tempatnya, bisa juga karena ada
hubungan kekeluargaan, dan ada yang mengartikan antara yang muslim dan bukan
muslim. Sedangkan ibnu sabil itu adalah orang yang dalam perjalanan yang bukan
maksiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak terlantar yang tidak diketahui ibu
bapaknya.
59. Melaksanakan perintah majikan (selama tidak bertentangan dengan ajaran islam) .
60. Memenuhi hak keluarga. "hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.
Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak mendurhakai allah."
(QS. 66 At-tahrim: 6).
61. Memperkokoh rasa cinta kepada sesama umat islam. Muhammad rosulullah saw.
Bersabda, "sesungguhnya Allah azza wa jalla di hari kiamat nanti bertanya:
dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena aku? Akan aku naungi mereka
dengan naunganku, pada hari tiada naungan, kecuali naungan-ku." (HR. muslim).
62. Menjawab salam. "apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka
balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, ataubalaslah (penghormatan itu,
yang sepadan) dengannya." (QS. 4 An- nisa': 86).
63. Menjenguk orang sakit, (Dalilnya pada nomor 64)
64. Mensholati mayat. Muhammad rosulullah saw. Bersabda, "hak seorang muslim ada
lima, yaitu menjawab salam, mengunjungi orang sakit, mendoakan orang bersin,
mengantarkan jenazah, dan memenuhi undangan." (HR. Muslim).
65. Mendoakan orang bersin. (Dalilnya ada pada hadist no. 64)
66. Menjauhi orang kafir, orang yang membuat kerusakan serta bersikap keras dan tegas
kepada mereka. "wahai nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-
orang munafik, dan bersikaplah keras terhadap mereka." (QS. 9/ At-taubah: 73).
67. Menghormati tetangga adalah bagian dari iman. "sembahlah allah dan janganlah kamu
menyekutukan-nya. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib kerabat,
anak-anak yatim, orangorang miskin, tetangga yang dekat dan jauh, teman sejawat,
ibnu sabil (musafir), dan hamba sahayamu." (QS. 4 An-nisa': 36).
68. Menyimpan aib dan dosa orang lain. "sesungguhnya orang-orang yang ingin agar
perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang
beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat." (QS. 24 An-nur:
19).
69. Memuliakan tamu adalah bagian dari iman.
70. Sabar menghadapi segala musibah adalah bagian dari iman. "hanya orang-orang yang
bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas." (QS. 39 Az-zumar: 10).
71. Menahan diri dari mencintai dunia (zuhud) dan tidak suka berhayal. Muhammad
rosulullah sew. Bersabda, "dua nikmat yang bisa memperdaya orang banyak yaitu
kesehatan dan kesempatan." (HR. Bukhori dan Muslim).
72. Cemburu dan tidak membiarkan lelaki bergaul bebas dengan wanita. "cemburu itu
adalah bagian dari iman, sedangkan pergaulan bebas antara pria dan wanita yang
bukan muhrim adalah sebagian dari kemunafikan." (al hadits).
73. Menjauhkan diri dari perbuatan yang sia-sia. Nabi Muhammad rasulullah saw.
Bersabda, "di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan segala sesuatu
yang tidak penting baginya." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majjah).
74. Dermawan. "dan barang siapa kikir/pelit, maka sesungguhnya dia kikir/pelit terhadap
dirinya sendiri." (QS. 47 Muhammad: 38).
75. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih mudah. Muhammad
rasulullah saw. Bersabda, "barangsiapa tidak menyayangi yang lebih muda dan tidak
menghormati yang lebih tua di antara kamu, maka ia bukan dari golongan kami." (hr.
Muslim dan abu dawud).
76. Menciptakan perdamaian antar sesama manusia. "sesungguhnya orang-orang
mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan
bertakwalah kepada allah supaya kamu mendapat rahmat." (QS. 49 Al-Hujurat:
10).
77. Mencintai sesama muslim sebagaimana mencintai diri sendiri. Muhammad
rosulullah saw. Bersabda: "tidaklah beriman seseorang di antara kamu, sehingga ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhori
dan muslim).
78. Memelihara kebersihan diri dan lingkungan.
79. Menyingkirkan duri dari jalan. Nabi muhammad rosulullah saw. Bersabda: "iman
memiliki 60 atau 70 cabang lebih. Cabangnya yang paling tinggi adalah ucapan
laa ilaaha illallaah (tiada tuhan selain allah) sedangkan cabangna yang paling
rendah adalah menyingkirkan gangguan yang terdapat dijalan. Sifat malu itu juga
bagian dari cabang iman." (HR. Bukhari dan Muslim).
H. MERUSAK KEIMANAN
Secara garis besar, hal-hal yang dapat merusak keimanan seseorang ada dua hal yaitu :
1. Syirik
Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak
istimewa-Nya. Hak Istimewa Allah seperti : Ibadah, mencipta, mengatur, member manfaat
dan mudharat, membuat hokum dan syari’at dan lain-lain. Syirik terbagi ke dalam berbagai
macam tergantung dikelompokkan pada kelompok yang mana. Diantaranya adalah:
Menanamkan semangat berani menghadapi mautBanyak diantara manusia yang tidak berani
mengemukakan kebenaran karena takutmenghadapi resiko atau kematian. Orang beriman yakin
sepenuhnya bahwa kematian itu di tanganAllah. Oleh karena itu pegangan orang beriman mengenai
kehidupan dan kematian adalah firmanAllah pada surat An-Nisa ayat 48 :
“Dimana saja kamu berada, kematian akan datang mendapatkan kamu kendatipun kamu di
dalambenteng yang tinggi lagi kokoh”
1.Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi aman, tenteram,
damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan.
(keterangan selanjutnya lihat QS Thaha :
Artinya: Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
2.Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan
perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun
berbeda pendapat tetap diperbolehkan (keterangan selanjutnya lihat QS Yunus : 19.
Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah
karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di
antara mereka], tentang apa yang mereka perselisihkan itu.
3.Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa (keterangan
selanjutnya lihat QS Ali Imran : 138,
Artinya: (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa.
5.Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat
(aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah (keterangan selanjutnya lihat Al
Hajj : 67
Artinya: Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, maka
janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari’at) ini dan serulah kepada
(agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.
6 Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah
(keterangan selanjutnya lihat QS Al Hijr : 90-91, Al Anbiya : 92-93, Al Mukminun : 52-54, Ar
Rum : 30-32, Al Maidah : 54, an An Nisa : 150-152.
8. Al Qur’an adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat manusia sejak nabi
Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia yang takwa
kepada Allah untuk mencapai islam selama ada langit dan bumi (keterangan selanjutnya lihat QS
Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 88-85, Shad : 87, dan At Takwir : 27)
Manusia ingin mencapai kehidupan yang selamat sejahtera, baik didunia maupun di akhirat
harus menggunakan pedoman hidup yang lurus dan benar yaitu Al Qur’an (keterangan selanjutnya
lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 84-85, dan At Takwir : 27).
4. Menjadikan para rasul sebagai uswah hasanah Para rasul yang ditetapkan oleh Allah swt. untuk
memimpin umatnya adalah orang-orang pilihan di antara mereka. Sebelum menerima wahyu dari
Allah swt, mereka adalah orang-orang yang terpandang di lingkungan umatnya, sehingga selalu
menjadi acuan perilaku atau suri tauladan bagi orang-orang di lingkungannya.Apalagi setelah
menerima wahyu, keteladanan mereka tidak diragukan lagi, karena mereka selalu mendapat
bimbingan dari Allah swt. Dalam surah Al Ahzab ayat 21 Allah swt. menegaskan sebagai berikut:
“Sungguh pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kamu,” (Q.S. Al
Ahzab ayat 21) Sebab itu, apa yang diucapkan atau yang dikerjakan rasulullah harus dicontoh atau
diikuti, dan sebaliknya apa -apa yang dilarangnya harus dihindarkan.
(Q.S. Al Hasyr ayat 7).
Selain itu, keharusan kita meneladani rasul-rasul Allah karena alasan-alasan sebagai berikut:
a. Semua rasul-rasul dima’shum oleh Allah swt. Artinya mereka selalu dipelihara dan dijaga oleh
Allah swt. untuk tidak melakukan perbuatan - perbuatan keji atau dosa. Selaku manusia sebenarnya
bisa jadi mereka berbuat kesalahan, tetapi langsung oleh Allah swt. ditegur atau diluruskan.(
Sebagai contoh coba anda baca asbabunnuzul surah ‘Abasa).
b. Semua rasul Allah mempunyai sifat-sifat terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan pribadi
mereka. Sifat-sifat terpuji tersebut adalah sebagai berikut:
1). Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan bagaimanapun
mereka tidak akan berdusta (kadzib).
2). Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat.
3). Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekwen menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada
umatnya. Tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah swt.
(kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar.
4). Fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas yang dipilih Allah swt.
Tidak mungkin mereka bodoh atau idiot (baladah).
c. Khusus nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin para rasul (sayyidul mursalin) mendapat
sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah swt. disebabkan karena akhlaknya sebagaimana
tersebut dalam surah Al Qalam ayat 4 yang artinya “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-
benar berbudi pekerti yang agung “ (Q.S. Al Qalam: 4)
Adapun beriman kepada hari akhir akan dapat memberikan dampak sebagai berikut:
Pertama : Senang dan tekun menjalankan ketaatan serta mengharap-kan pahala untuk
persiapan hari pembalasan.
Kedua : Takut dan gelisah di saat bermaksiat karena mengimani akan adanya suatu siksaan yang
sangat pedih di hari pembalasan.
Ketiga : Penghibur bagi orang mukmin yang tidak sempat menda-patkan kenikmatan dunia,
sebagai gantinya ia punya harapan yang akan ia peroleh di hari akherat berupa kenik-matan dan
pembalasan pahala.
Sesungguhnya percaya kepada Allah, hari akhir, pahala serta siksaan akan memberi arah
yang nyata terhadap perilaku manusia untuk berbuat kebaikan. Tidak ada undang-undang ciptaan
manusia yang mapu menjadikan perilaku manusia tetap tegak dan lurus seperti beriman kepada hari
akhir. Oleh karena itu, dalam masalah ini akan ada perbedaan perilaku antara orang yang ingkar
terhadap Allah dan hari akhir dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Orang yang
beriman mengetahui dunia adalah tempat simpanan sementara, sedang amal sholeh adalah bekal
untuk mal akherat.
Maka bagi orang yang percaya hari pembalasan dia akan berbuat dengan melihat kepada
timbangan langit, bukan timbangan bumi. Dan dia akan melihat hisab akherat, bukan hisab dunia.
Adapun bagi orang yang tak beriman kepada Allah dan hari akhir, hisab dan balasan, maka ia
mencoba menjalani rutinitas kehidupan dunia ini dengan mengejar kesenangan yang disertai
kerakusan, mengumpulkan harta benda dengan berbagai cara tak peduli halal dan haramnya. Karena
itu dia akan dihisab dan akan celaka karena dia tidak menghiraukan hari pembalasan.
"Bahkan manusia itu hendak berbuat maksiat terus-menerus. Ia bertanya" Bilakah hari
kiamat itu datang?" (Al-Qiyamah : 5-6)
Begitulah pemikiran orang-orang bodoh dan sempit yang banyak menjadi pemicu terjadinya
berbagai tindakan kriminalitas di muka bumi karena keingkaran mereka terhadap hari pembalasan.
Sebagaimana Allah gambarkan tentang keadaan mereka dalam firman-Nya: "Dan tentu mereka
akan mengatakan (pula), "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja dan kita sekali-kali tidak
akan dibangkitkan." (Al-An'am: 29)
Bahkan paham-paham kekufuran terhadap hari akhir di zaman ini selalu berkembang
dengan sangat suburnya. Seperti kita lihat misalnya pengingkaran secara total di balik alam materi,
yang dilakukan orang komunis dengan berbagai kelompok dan organisasinya sekarang. Menurut
mereka , kehidupan itu meteri belaka dan di balik materi itu tidak ada sesuatu yang lain. Hal itu
sebagaimana dikatakan pemimpin mereka Karl Marx yang berpendapat bahwa , Tuhan itu tidak ada
dan kehidupan itu hanya materi. Oleh Karena itu, tak heran bila mereka seperti binatang. Mereka
tak bisa menangkap arti kehidupan.
Demikian juga aliran Materialisme, mereka menjadikan harta sebagai tujuan dan tenggelam
dalam pencarian-nya tanpa memperhitungkan batas hidup yang sangat sempit dan singkat. Dan
mereka bila melihat kehidupan di dunia, meraka berani berkorban demi untuk memperoleh
kesenangan yang berlipat ganda dengan tanpa memikir-kan datangnya kematian. Mereka tidak
perduli pertangungjawaban kehidupan lain, dan tidak memperdulikan kejadian yang akan menimpa
pada masa yang akan datang dalam kehidupannya. Wallahu a'lam bisshowab (Khanif Muslim Bin
Hasyim)
Maraji':
Tafsir Al-Qur'anul 'Adzim, Ibnu katsir
Asyratus Sa'ah, Yusuf bin Abdullah Al-Wabil
Kitabut Tauhid, Syaikh Al-Fauzan.
Syarh Salatsatul Ushul, Muhammad
Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu:
hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang
dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya
tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut
bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau
kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai
dengan iradah-Nya. Firman Allah:
Artinya: yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan
tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan
Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS .Al-Furqan ayat 2).
Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemkakan contoh. Saat ini
Abdurofi melanjutkan pelajarannya di SMK. Sebelum Abdurofi lahir, bahkan sejak zaman azali
Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdurofi akan melanjutkan pelajarannya di
SMK. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut
qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Makna Syahadat “Laa ilaaha illallah “ adalah “Tidak ada sesembahan yang hak selain
Allah”. Dan makna syahadat “Anna Muhammadan Rasulullah” adalah mengakui secara
lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan RasulNya.
2. Rukun syahadat “Laa ilaaha illallah” ada 2 yaitu An-Nafyu ( peniadaan) dan Al-Itsbat
(penetapan). Rukun “Muhammad Rasulullah” juga ada 2 yaitu abduhu (hamba) dan rasuluh
(utusanNya).
3. Syarat syahadat “Laa ilaha illallah” ada 7 yaitu :
a. ‘Ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan).
b. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan).
c. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).
d. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan).
e. Ikhlash, yang menafikan syirik.
f. Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).
g. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’ (kebencian).
Syarat Syahadat “Anna Muhammadan Rasulullah” :