Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok

Akidah Akhlak

Dosen Pengampu: Drs. H. Kusdani, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Azian Fajri Fiqori (12210313184)

Fatmawati Mahabu (12210321526)

Sri wahyana Br tarigan (12210322388)

Hakikat dan Dampak Dua Kalimat Syahadat

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUSKA RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan makalah tepat
waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan
kelak.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah “AKIDAH AKHLAK”. Penulis berharap makalah tentang
“HAKIKAT DAN DAMPAK DUA KALIMAT SYAHADAT” dan dapat menambah wawasan untuk kita semua.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Apa bila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, Oktober 2022


HAKIKAT DAN DAMPAK DUA KALIMAT SYAHADAT

1. Pengertian Dua Kalimat Syahadat

Kalimat syahadat yang pastinya sudah kita kenal sebelumnya adalah Asyhadu an laa ilaaha illaAllah wa
asyhadu anna Muhammad Rasulullah, yang berarti Aku bersaksi bahwa tiada Sesembahan selain Allah
dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah.

Kalimat “Asyhadu” dalam tatanan bahasa Arab adalah bentuk fi’il mudhori’ (kata kerja sekarang atau
yang akan dilakukan) dari fi’il madhi (kata kerja lampau) syahida yang berarti persaksian, pernyataan,
janji dan sumpah. Maka pernyataan, janji dan sumpah seseorang yang telah bersyahadat tidak hanya
berlaku pada saat diucapkan saja, tetapi juga untuk waktu seterusnya. Ia berlaku mengikat sepanjang
hayat yang setiap detiknya menuntut pembuktian dari syahadat tersebut.

Dari lafadz laa ilaaha illallah, ilah berarti tidak ada sesembahan, dan taalluh berarti ta’abbud
(penyembahan). Adapun makna laa ilaaha illallah adalah tidak ada sesembahan (yang haq) melainkan
Allah. Jadi, syahadat laa ilaaha illallah adalah seseorang mengakui lisan dan hatinya bahwa tidak ada
sesembahan yang haq melainkan Allah SWT, sebab kalimat laa ilaah illallah mengandung unsur
peniadaan dan unsur penetapan. Unsur peniadaan adalah laa ilaaha, sedangkan unsur penetapan adalah
illallah. Dalam ilmu nahwu, lafadz Allah adalah pengganti khabar laa yang dihapus, dan ma’na
eksplisitnya adalah laa ilaaha haq illallah. Adapun dalil syahadat adalah kalam Allah Ta’ala:

‫شهد هللا أنه ال إله إال هو‬..

“Allah bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq melainkan Dia… .” Kalam Allah Ta’ala ( ‫)شهد‬,
maksudnya adalah menetapkan, memutuskan, memberitahukan, dan mengharuskan. Syahadat dari
Allah berkisar pada keempat makna ini: penetapan, pemutusan, pemberitahuan, dan pengharusan. Jadi,
makna ( ‫ )شهد‬adalah Allah Ta’ala memutuskan, memberitahukan, dan mengharuskan hamba-hamba-Nya
dengan hal demikian, yaitu ((‫ال إله إال هو‬. Dalam ilmu nahwu, kalimat ((‫ال إله‬, laa disini adalah laa nafiyah
(laa yang berfungsi peniadaan) yang meniadakan semua sesembahan selain Allah, sedangkan ( ‫)إال هو‬
menetapkan peribadatan hanya untuk Allah. Jadi, makna ((‫ ال إل ه إال هو‬adalah tidak ada yang berhak
disembah melainkan Allah SWT.

Sedangkan dalil syahadat Muhammad adalah utusan Allah adalah dalam surat al- Fath: 29,

‫محمد رسول هللا‬


“Muhammad adalah utusan Allah,”
‫قل يأيها الناس إني رسول هللا إليكم جميعا‬
Katakanlah, “Hai manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.” (Al-A’raf: 158)
Makna syahadat bahwa Muhammad adalah utusan Allah adalah menyatakan dengan lisan dan mengimani dalam
hati dengan kuat, serta menjelaskannya kepada orang lain bahwa junjungan kita adalah Muhammad bin Abdullah
al-Qurasyi Al-Hisyam adalah utusan Allah kepada seluruh makhluk; baik jin maupun manusia, yang benar dalam
segala apa yang dia sampaikan dari Allah. Seluruh makhluk-Nya wajib membenarkan dan mengikutinya. Dan
barang siapa yang mendustakannya, maka dia dzalim dan kafir, dan barang siapa menyalahi petunjuknya, dia
adalah pelaku maksiat dan pasti merugi.
2. Dampak Dua Kalimat Syahadat
Beberapa dampak dari dua kalimat syahadat yaitu;
1). Memperoleh ketenangan menjalankan hidup ini tanpa terpengaruh oleh situasi dan kondisi bagaimanapun.
2). “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, .. “ (QS.ar-Ro’d : 28)
3). Memotivasi seseorang untuk hidup selalu optimis dengan bimbingan hidayah Allah “ Sesungguhnya orang-
orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-
malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata),’Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih
hati dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu” (Q.S. Fussilat : 30)
4). Hidup yang penuh berkah yang dirasakan oleh mereka yang mengamalkan dengan sebaik-baiknya kalimat
syahadat.“ Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, .. “ (Q.S. al-A’raf : 96)
5). Tidak boleh dibunuh. Seperti yang tercantum dalam hadits Rasulullah,
‫امرت ان اقاتل الناس حتى يشهد ان ال إله إال هللا و أن محمدا رسول هللا‬
“ Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai dia bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak
disembah) melainkan Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah “.
6). Harta dan jiwanya dijamin oleh Islam.
7). Seseorang yang telah bersyahadat mempunyai konsekuensi bahwa dia harus melaksanakan apa yang
diperintahkan dan yang dilarang oleh Allah, sesuai yang telah tercantumkan di al-Quran atau yang telah
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dan masih banyak pula dampak dari Syahadatain, yang mana bisa kita dapatkan di al-Quran ataupun as-Sunnah.

Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :


1. Syahadatain adalah kalimat persaksian yang menyatakan bahwa Allah adalah sesembahan yang satu
dan Muhammad adalah utusan Nya.
2. Syahadatain menduduki posisi penting dalam Islam.Karena tanpa kalimat syahadatain, amal manusia
akan sia-sia.
3. Syahadatain mempunyai banyak dampak yang semuanya akan kembali pada orang yang
mengucapkannya.

Anda mungkin juga menyukai