Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG MAKNA SYAHADATAIN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pedidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Drs. Zainal Arifin, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 3

Vera mustika (20712078)

Nadia orian penta lakova (20712064)

PROGRAM STUDI D3 HORTIKULTURA


POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah Pendidikan Agama Islam “Makna
Syahadatain” ini untuk melengkapi tugas dalam pembelajaran mata kuliah Pendidikan Agama
Islam Politeknik Negeri Lampung.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Bapak Drs. Zainal Arifin M.Pd. yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada penulis
dalam penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan
harapan dapaat memberi manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun
sangat dibutuhkan penulis untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata, penulis
mengucapkan terimakasih dan berharap semoga allah memberikan imbalan yang setimpal
kepada mereka yang telah memberikan bantuan, serta menjadikan ini sebagai ibadah.
Amin ya rabb.

Lampung, 8 September 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan......................................................................................1

Bab II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Syahadat...........................................................................................................2

2.2 Rukun Syahadat.............................................................................................................2

2.3 Syarat Syahadat.............................................................................................................4

2.4 Konsekuensi Syahadat...................................................................................................6

2.5 Hal-Hal Yang Membatalkan Syahadat..........................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................9

3.2 Saran............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


setiap orang yang beragama Islam, tentunya pernah berikrar syahadat untuk kembali ke
firahnya, agama Islam. Dengan syahadat pula, kita bisa menaklukan dunia, seperti pada suatu
hari ketika Rasul mengumpulkan para pembesar Quraisy dari Bani Hasym untuk
mendakwahkan islam, kemudian bersabda, “ Wahai saudara-saudara, maukah kalian aku beri
satu kalimat yang dengan kalimat itu kalian akan dapat menguasai seluruh Jazirah Arab ?”
Abu Jahal yang juga ikut dalam pertemuan tersebut menjawab, “Jangankan satu kalimat.
Sepuluh kalimat pun aku terima!”
Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan “Ucapkanlah laa ilaaha illallah Muhammad
rasulullah…”
namun, mayoritas umat Islam belum memahami kandungan syahadat, sehingga janji Allah
dan rasul-Nya belum terwujud , yakni bahwa tidak akan datang kiamat sebelum umat Islam
kembali berjaya seperti zaman nabi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja definisi syahadat?
2. Apa saja rukun syahadat?
3. Apa saja syarat-syarat syahadat?
4. Apa saja konsekuensi syahadat?
5. Apa saja hal – hal yang membatalkan syahadat?
6. Mengapa orang islam berikrar dengan syahadatain?
7. Mengapa sebagai orang islam wajib menyakini syahadatain?
8. Bagaimana menaklukan dunia dengan syahadatain
9. Apa saja pentingnya memahami makna syahadatain?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami definisi syahadatain
2. Untuk mengetahui dan memahami rukun dan syarat-syarat
3. Untuk mengetahui dan memahami konsekuensi syahadatain
4. Untuk mengetahu dan memahami hal-hal yang membatalkan syahadatain
5. Untuk mengetahui alasan orang islam wajib berikrar dengan syahadatain
6. Untuk mengetahui kenapa orang islam wajib menyakini syahadatain
7. Untuk mengetahui cara menaklukan dunia dengan syahadatain
8. Untuk mengetahui apa saja keutamaan memahamami makna syahadatain

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Syahadat
Syahadat berasal dari kata syahada – yasyhadu – syuhudan – syahidan, artinya
menyaksikan. Menurut istilah, syahadat artinya penyaksian kesadaran manusia, bahwa di lam
raya ini tidak tuhan Allah melainkan Allah SWT (abd. Marjie, 2003:125).
Dr. Shalih (1998) membedakan antara makna syahadat la ilaha illallah dan syahadat
Muhammadan rasulullah.
1. Makna syahadat “laa ilaaha illallah” yaitu beritikad dan berikrar bawasannya tidak ada
yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah subhanahu wa ta`ala,
menta`ati hal tersebut dan mengamalkannya. Di zaman modern ini banyak sekali
penafsiran yang batil untuk itu kita harus bisa memilah-milah tafsiran yang dibaca.
Tafsir yang benar menurut salaf dan para muhaqqiq (ulama peneliti, tidak ada
sesembahan yang hak selain allah) seperti tersebut di atas.
tafsir yang benar menurut salaf dan para muhaqqiq (ulama peneliti, tidak ada
sesembahan yang hak selain Allah) seperti tersebut di atas.
2. Makna Syahadat “Anna Muhammadan Rasulullah”
Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan rasulnya yang
diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya :
mentaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya, dan tidak
menyembah Allah kecuali dengan apa yang disyari`atkan.

2.2 Rukun Syahadat

1. Rukun “laa ilaaha illallah”


Laa ilaaha illallah mempunyai dua rukun:
a) An-nafyu atau peniadaan: “laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala
bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain
Allah.
b) Al-itsbat (penetapan): “ilallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak
disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan
konsekuensinya.

2
Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur`An, seperti firman Allah
subhanahu wa ta`ala. Artinya : karena itu brangsiapa yang ingkar kepada thaghut
dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat…” (al-baqarah : 256)

2. Rukun “Muhammad SAW”


Syahadat ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kaliamat “abduhu wa
rasuluh” (hamba dan utusannya). Dua rukun ini menafikan ifrath (berlebih-
lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak rasulullah shallallahu `alaihi wa
sallam. Beliau adalah hamba dan rasulnya. Beliau adalah makhluk yang paling
sempurna dalam dua sifat yang mulia ini,
Sebagaimana firman allah swt dalam qs. Al-kahfi:110.
Artinya : katakanlah: sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku: “bahwa sesungguhnya tuhan kamu itu adalah tuhan
yang esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan perbuatan yang baik dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada tuhannya”. (qs. Al-kahfi :
110)
Syaikh Muhammad bin shalih Al Utsaimin menjelaskan : dalam ayat di
atas Allah memerintahkan nabinya untuk mengumumkan kepada manusia bahwa
saya hanyalah seorang hamba sam dengan kalian, bukan rabb (tuhan).
Sebagaimana tertulis dalam hadist yang artinya:
“saya hanya seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah dan rasulnya”.
(hr. al-bukhari dan muslim).
Benarkah hanya mengucapkan syahadat masuk surga?
Islam tidak hanya mengucapkan dua kalimat syahadat saja, akan tetapi
wajib mengimplementasikan syarat-syarat yang tercakup dalam dua kalimat
syahadat tersebut sehingga seseorang yang mengucapkan dua kalimat tersebut
menjadi muslim yang sejati. Rukun islam itu meliputi keyakinan, ucapan, dan
perbuatan.

3
Dari ubadah bin shamit radhiallahu`anhu, rasulullah swt bersabda,
“barangsiapa yang bersaksi bahwasannya tidak ada sesembahan yang hak kecuali
Allah dan tidak ada sekutu bagi-nya, juga bersaksi bahwasannya Muhammad
adalah utusan-nya, dan bahwasannya isa adalah hamba Allah dan anak dari budak
wanita-nya serta kalimat-nya yang ia sampaikan kepada Maryam dan ruh dari-
Nya. Bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya. maka Allah akan masukkan
ke dalam surga pintunya yang delapan yang dikehendaki” (hr. bukhari, no. 3252
dan muslim, no. 28).

2.3 Syarat Syahadat


1. Syarat-syarat “laa ilaha illallah”
Bersaksi dengan laa ilaha illallah harus dengan tujuh syarat. Tanpa syarat-syarat itu,
syahadat tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Adapun syarat-syarat tersebut
adalah :
a. `ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan)
`ilmu (mengetahui) artinya memahami makna dan maksudnya. Mengetahui
apa yang ditiadakan dan apa yang ditetapkan, yang menafikan ketidaktahuannya
dengan hal tersebut. Allah swt berfirman yang artinya: “ … akan tetapi (orang yang
dapat memberi syafa`at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka
menyakini (nya). (az-zukhuf:86)
Maksudnya orang yang bersaksi dengan laa ilaaha illallah, dan memahami
dengan haatinya apa yang diikrarkan oleh lisannya. Seandainya ia mengucapkannya,
tetapi tidak mengerti apa maknanya, maka persaksian itu tidak sah dan tidak berguna.
b. yaqin ( yakin) yang menafikan syak (keraguan)
yaqin (yakin) artinya orang yang mengikrarkannya harus menyakini
kandungan syahadat itu. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian
itu. Allah swt. Berfirman yang artinya: “sesungguhnya orang-orang yang beriman
hanyalah orang-orang beriman kepada allah dan rasulnya kemudian mereka tidak
ragu-ragu…”(al-hujurat : 15) kalau ia ragu maka ia menjadi munafik. Nabi SAW
bersabda yng artinya: “siapa yang engkau temui dibalik tembak (kebon) ini, yang

4
menyaksikan bahwa tiada ilahi selain allah dengan hati yang menyakininya, maka
berilah kabar gembira dengan (balasan) surga.” (HR. Al-Bukhari)
maka siapa yang hatinya tidak menyakininya, ia tidak berhak masuk surga.
c. qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).
Qabul (menerima) artinya menerima kandungan dan konsekuensi dari
syahadat; menyembah allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selainnya. Siapa
yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan menta`ati maka ia termasuk orang-
orang yang difirmankan Allah yang artinya: “sesungguhnya merek dahulu apabila
dikatakan kepada mereka:’laa ilaaha illallah’ (tiada tuhan yang berhak disembah
selain Allah) mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata: “apakah
sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang
penyair gila?” (ash-shafat: 35-36)
Ini seperti halnya penyembah kuburan dewasa . mereka mengikrarkan laa
ilaaha illallah, tetapi tidak mau meninggalkan penyembahan terhadap kuburan.
Dengan demikian berarti mereka belum menerima makna laa ilaaha illallah.

d. inqiyad (patuh), yang menafikan tark(meninggalkan)


inqiyad artinya tunduk dan patuh dengan kandungan makna syahadat. Allah
swt berfirman yang artinya: “dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada
allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang kokoh.”(luqman : 22)
al-`urwatul-wutsqa adalah laa ilaaha illallah. Dan makna yuslim wajhahu
adalah yanqadu (patuh, pasrah).
e. shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta)
shidq (jujur) yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkan-
nya. Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah
munafik dan pendusta.
Allah swt berfirman yang artinya : “diantara manusia ada yang mengatakan:
“kami beriman kepada allah dan hari kemudian, padahal mereka itu sesugguhnya
bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu allah dan orang-orang yang
beriman, pada hal mereka hanya dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati

5
mereka ada penyakit, lalu ditambah allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa pedih,
disebabkan mereka berdusta.” (al-baqarah : 8-10)
f. ikhlas yang menafikan syirik.
Ikhlas yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu syirik, dengan jalan tidak
mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya` atau sum`ah. Dalam hadits
`itban, rasulullah SAW berabda yang artinya : “sesungguhnya Allah mengharamkan
atas neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah karena menginginkan ridha
Allah.”(hr. al-bukhari dan muslim)
g. mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghda` (kebencian).
Mahabbah (kecintaan) maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai
orang-orang yang mengamalkan konsekuensinya. Allah saw. Berfirman yang artinya :
“dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintqi Allah. Adapun orang-
orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.”(al-baqarah : 165)
Maka ahli tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan ahli
syirik mencintai Allah dan mencintai yang lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan
isi kandunga laa ilaaha illallah.
2. syarat syahadat “anna muhammadan rasulullah”
Mengakui kerasulannya dan menyakininya di dalam hati. Mengucapkan dan
mengikrarkan dengan lisan. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang
telah dibawahnya serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya. Membenarkan
segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang
akan datang. Mencitainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orangtua
serta seluruh umat manusia. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan
orang lain serta mengamalkan sunnahnya.

2.3 Konsekuensi Syahadat


1. Konsekuensi “Laa ilaha illallah”
Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala ma-cam yang
dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan laa ilaaha illallah . Dan beribadah
kepada Allah semata tanpa syirik sedikit pun, sebagai keharusan dari penetapan illallah.

6
Banyak orang yang mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya. Sehingga
mereka menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa para makhluk,
kuburan, pepohonan, bebatuan serta para thaghut lainnya.
Mereka berkeyakinan bahwa tauhid adalah bid’ah. Mereka menolak para da’i yang
mengajak kepada tauhid dan mencela orang yang beribadah hanya kepada Allah semata.
2. Konsekuensi Syahadat “Muhammad Rasulullah”
Yaitu mentaatinya, membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya,
mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari
hal-hal bid’ah dan muhdatsat (baru), serta mendahulukan sabdanya di atas segala
pendapat orang.

2.4 Hal-Hal Yang Membatalkan Syahadat


1. Menyekutukan Allah (syirik).
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya…” (An-Nisaa’:
48)
Orang yang membuat perantara antara dirinya dengan Allah, yaitu dengan berdo’a,
memohon syafa’at, serta bertawakkal kepada mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
“Katakanlah: ‘Panggillah mereka yang kamu anggap (sekutu) selain Allah, maka
tidaklah mereka memiliki kekuasaan untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak pula
dapat memindahkannya.’ Yang mereka seru itu mencari sendiri jalan yang lebih dekat
menuju Rabb-nya, dan mereka mengharapkan rahmat serta takut akan adzab-Nya.
Sesungguhnya adzab Rabb-mu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” (Al-Israa’: 56-57)
2. Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, atau meragukan kekafiran mereka, atau
membenarkan pendapat mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam…” (Ali ‘Imran:
19)

7
3. Meyakini adanya petunjuk yang lebih sempurna dari Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Allah Ta’ala berfirman:
“Apakah hukum Jahiliyyah yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang
lebih daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (Al Maaidah : 50)
4. Tidak senang dan membenci hal-hal yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, meskipun ia melaksanakannya, maka ia telah kafir.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah
menghapus amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka
benci kepada apa yang di-turunkan Allah (Al-Qur-an), lalu Allah menghapuskan (pahala-
pahala) amal-amal mereka.” (Muhammad: 8-9)
5. Menghina Islam
Allah Ta’ala berfirman:
“… Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu
berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika
Kami memaafkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan
mengadzab golongan (yang lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu
berbuat dosa.” (At-Taubah: 65-66)

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Makna Syahadat “Laa ilaaha illallah “ adalah “Tidak ada sesembahan yang hak selain
Allah”. Dan makna syahadat “Anna Muhammadan Rasulullah” adalah mengakui secara
lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan RasulNya.
2. Rukun syahadat “Laa ilaaha illallah” ada 2 yaitu An-Nafyu ( peniadaan) dan Al-Itsbat
(penetapan). Rukun “Muhammad Rasulullah” juga ada 2 yaitu abduhu (hamba) dan
rasuluh (utusanNya).
3. Syarat syahadat “Laa ilaha illallah” ada 7 yaitu :
a. ‘Ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan).
b. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan).
c. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).
d. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan).
e. Ikhlash, yang menafikan syirik.
f. Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).
g. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’ (kebencian).
Syarat Syahadat “Anna Muhammadan Rasulullah” :
a. Mengakui kerasulannya dan meyakininya.
b. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.
c. Mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya.
d. Membenarkan segala apa yang dikabarkannya.
e. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orangtua
serta seluruh umat manusia.
f. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta
mengamalkan sunnahnya.
4. Konsekuensi syahadat “Laa ilaha illallah” adalah beribadah kepada Allah semata tanpa
syirik sedikit pun, sebagai keharusan dari penetapan illallah. Dan konsekuensi syahadat
“Muhammad Rasulullah” adalah mentaatinya, membenarkannya, meninggalkan apa
yang dilarangnya, mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan

9
meninggalkan yang lain dari hal-hal bid’ah dan muhdatsat (baru), serta mendahulukan
sabdanya di atas segala pendapat orang.
5. Hal-hal yang membatalkan syahadat antara lain :
a. Menyekutukan Allah (syirik).
b. Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, atau meragukan kekafiran mereka,
atau membenarkan pendapat mereka.
c. Meyakini adanya petunjuk yang lebih sempurna dari Sunnah Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam.
d. Tidak senang dan membenci hal-hal yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, meskipun ia melaksanakannya, maka ia telah kafir.
e. Menghina Islam

3.2 Saran
1. Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia
wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima
konsekuensi ucapannya.
2. Seseorang yang bersyahadat harus mendahulukan sabda Rasulullah atas segala
pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan sunnahnya merupakan bagian yang
tidak terpisah dari syahadat la ilaha illallah. Orang-orang yang lebih mengutamakan
hukum atau perundang-undangan manusia di atas petunjuk Nabi, maka jelaslah dia
telah keluar dari konsep syahadatain. Bebas berprilaku dan berekspresi walaupun
bertentangan dengan sunnah Allah dan Rasul-Nya dengan dalih bahwa setiap manusia
mempunyai hak azasi masing-masing, maka bila dia seorang muslim, keyakinan
tersebut telah membatalkan syahadatnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://almanhaj.or.id/2101-makna-syahadatain-rukun-syarat-konsekuensi-dan-
yang-membatalkannya.html

https://muslimnurdin.wordpress.com/2010/10/21/konsekuensi-syahadat-bagi-
seorang-muslim/

11

Anda mungkin juga menyukai