DI SUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 3
A. RIDHO BINTANG A : 023040090
B. M RIO NOVARI : 023040094
C. LILIS SATIFA : 023040002
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus
dapat menimba ilmu di Universitas Islam al azhar.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah pendidikan
agama Islam Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi
mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan,
kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. MAKNA SYAHADATAIN.................................................................................................5
B. DALIL SYAHADATAIN....................................................................................................5
C. KANDUNGAN SYAHADATAIN......................................................................................6
D. RUKUN SYAHADATAIN..................................................................................................7
E. URGENSI SYAHADATAIN...............................................................................................8
F. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN.................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................13
A. KESIMPULAN.................................................................................................................13
B. SARAN...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia.
Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia.
Syahadat adalah salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat
dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam
kehidupan manusia.
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat
ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh
tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang
menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah
satu bagian yang primer bagi umat islam.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan di atas dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
1. Apakah definisi iman, tauhid, dan syahadat?
A. MAKNA SYAHADATAIN
Syahadatain atau dua kalimah syahadat merupakan kalimat yang utama dan pertama
yang harus diucapkan dan dipahami apabila seseorang masuk Islam dan bagi seluruh
umat Islam pada umumnya. Syahadatain ini mengandung dua pengertian yang sangat
mendasar yaitu bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad SAW adalah Rasulullah.
Bagi seseorang yang mengucapkan kalimah syahadat ini ada 3 syarat yang diperlukan
agar syahadatnya diterima oleh Allah SWT yaitu : mengetahui ma’nanya dengan benar,
membenarkan dengan sungguh-sungguh di hati (tashdiq), dan ikhlas yakni mengerti
apa yang dia persaksikan dengan benar. Allah berfirman di dalam Al Qur’an :
berfirman :
Dua kalimah syahadat ini merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Ini
berarti bahwa apabila seseorang bersaksi tiada Ilah selain Allah maka ia juga harus
mempercayai bahwa Muhammad SAW adalah pembawa risalah yang harus diikuti.1
B. DALIL SYAHADATAIN
1. Al-qur’an
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak
disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan dia (yang
berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Qs: Ali-Imran ayat 18
enjelasan ayat :
{ َّىفو ْن َم َّ قَح أَأَاَنَاو }هلال الا هالال هنا هلل ا دهش، َى َالَعت هلُال لُو َقَيفِ ةمََايِْق ال َْم َو يَ ءاُجي َُّه نِإف ةيآلا ََة نَْج اَل ِيْد َبع ْاُو لَْخ دأَأ: ََي ٌاِلْد َهع ِيْد َبع
ًاْد َهع،
Muhammad Ali ash-Shabuni menjelaskan dalam kitab Sofwah at-Tafasir bahwa ”
Syahidallahu annahu laa ilaha illa ana. Bahwa ayat ini menjelaskan,sesungguhnya
orang yang menyatakan ( syahadat tauhid ) maka didatangkan pada hari kiamat.lalu
Allah Azza wa jalla berfirman: “ Hamba-Ku telah berjanji kepada-Ku ,dan Aku adalah
yang paling berhak menepati janji,masukanlah hamba-Ku ke syurga.”
Syahadat yang dimaksud dalam ayat diatas menurut ulama tafsir ialah sebuah
perjanjian yang sifatnya mengikat antara Allah dan hamba-Nya *
Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami
wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku,
Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku”.( Qs: Al-anbiyaa’ ayat 25 )
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah”
(Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,
( Qs : Ash-shaffat ayat 35)
C. KANDUNGAN SYAHADATAIN
» Pembahasan
D. RUKUN SYAHADATAIN
An-Nafyu atau peniadaan: “Laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala bentuknya
dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.
Al-Itsbat (penetapan): “illallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.
Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an, seperti firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala
“Artinya : Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri-man kepada
Allah, makasesungguhnya ia telah berpegang kepa-da buhul tali yang amat kuat …”
[Al-Baqarah: 256]
Firman Allah, “siapa yang ingkar kepada thaghut” itu adalah makna dari “Laa ilaha”
rukun yang pertama. Sedangkan firman Allah, “dan beriman kepada Allah” adalah
makna dari rukun kedua, “illallah”. Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
kepada Nabi Ibrahim alaihis salam :
“Artinya : Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku
menyembah) Tuhan yang menjadikanku …”. [Az-Zukhruf: 26-27]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala , “Sesungguhnya aku berlepas diri” ini adalah makna
nafyu (peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan, “Tetapi (aku menyembah)
Tuhan yang menjadikanku”, adalah makna itsbat (penetapan) pada rukun kedua.3
E. URGENSI SYAHADATAIN
Islam ibarat sebuah rumah besar yang hanya mempunyai satu pintu masuk, yakni
syahadatain. Orang non-muslim yang ingin masuk Islam harus melafalkan dua
kalimat ini. Andaisaja ada seseorang mengamalkan ajaran Islam seutuhnya tetapi
tidak pernah mengucapkan syahadatain, maka semua amalnya sia-sia. Karena dia
sama juga mengerjakan pekerjaan rumah di luar rumah.
2. Intisari ajaran Islam ()مالسإلا ميالعت ةصالخ
Dalam hal relasi, Islam mempunyai 3 hubungan, yaitu hablun min Allah, hablun
min an-nas, dan hablun min al-alam. Islam begitu luas, mencakup segala sendi
kehidupan. Sampai hal yang dianggap remeh pun dibahas oleh Islam. Akan tetapi,
seluruh ajaran Islam terangkum dalam dua kalimat yang simpel ini.
bening. Coba kita amati ayat-ayat surat al-ikhlas, semuanya berbicara tentang
tauhid. Lebih lagi ayat pertama dengan jelas menyebut, “Qul! Huwa-llaahu ahad.”
Jelas ini adalah syahadat, intisari dari ajaran Islam.
3. Asas revolusi ()بالقنإلا ساسَأ
Dari kafir menjadi Islam, adalah sebuah revolusi (perubahan) besar pada
seseorang maupun kaum. Sejarah zaman Nabi pun menceritakan perubahan
peradaban yang amat besar dari zaman jahiliyah menjadi zaman Islamiyyah.
Sekitar 23 tahun dakwah Nabi sampai akhirnya agama sempurna, banyak orang-
orang arab yang masuk ke dalam Islam. Inilah yang disebut dengan revolusi.
Kehidupan masyarakat berubah total dari biadab menjadi beradab.4
4. Esensi dakwah para rasul ()لسرال ةوعد ةقيقح
Dari zaman Nabi Adam sampai zaman Nabi Muhammad, syahadat adalah ciri khas wahyu
dari Allah. Walaupun berbeda dalam syariatnya masing-masing, seluruh nabi yang menjadi
utusan Allah mempunyai satu ajaran yang sama: ajaran tauhid. Dalam al-Qur’an (al-Hajj: 78),
Allah menyebut umat nabi Ibrahim sebagai muslimin. “…seperti agama bapak kalian ibrahim.
Dia (Allah) menyebut kalian muslimin sebelum (turunnya al-Qur’an).”
Nabi muhammad memprioritaskan ucapan kalimat syahadat sebagai tingkatan iman level
paling tinggi. Keutamaan yang dikandungnya tak dapat terkira lagi. Di dalamnya
terkandung 50 akidah yang berisi sifat wajib Allah (20), sifat muhal Allah (20), sifat jaiz
Allah (1), sifat wajib rasul (4), sifat muhal rasul (4), dan sifat jaiz rasul (1). Rasulullah
barsabda, “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang, yang paling utama adalah ucapan
laa ilaaha illa allah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan bahaya dari jalan.”
1. Berbuat syirik
Syirik merupakan salah satu dosa besar yang sangat dibenci Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah Ta’aala bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni
dosa orang yang menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan mengampuni dosa-dosa
lainnya bagi yang Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 116). Syirik terbagi atas dua macam,
yaitu syirik besar dan kecil. Di mana syirik besar itu mengakui adanya Tuhan selain
Allah SWT, sementara syirik kecil itu berupa mengakui adanya kekuatan selain Allah
Ta’ala yaitu memiliki jimat-jimat, guna-guna dan sebagainya.
2. Murtad
Murtad berarti keluar dari agama Islam. Dengan demikian, hal ini otomatis
syahadatnya juga batal dan semua amalan yang dilakukannya selama menjadi
muslim akan sia-sia dan tidak terhitung.5
Dalam sebuah riwayat disebutkan Umar bin Khattab mengatakan, thagut adalah
syaitan. Sementara Jabir menjelaskan, thagut adalah tukang tenung yang turun
padanya syaitan-syaitan. Sementara hukum thagut adalah hukum yang dibuat
manusia dan saat ini banyak orang yang lebih menggunakan hukum ini dibandingkan
hukum Islam. Padahal jika dibandingkan tentunya hal ini sungguh tidak sebanding.
Selain berbuat syirik, perilaku seperti ini juga merupakan salah satu perilaku yang
dibenci Allah SWT. Sehingga meskipun dengan alasan apa pun, jika seorang
muslim melakukannya maka perbuatannya ini telah membatalkan keislamannya.6
A. KESIMPULAN
B. SARAN
https://adoc.pub/queue/makalah-kelompok-aqidah-islam-syahadatain-makalah-ini-disusu.html
https://ummetro.ac.id/nasehat-akhir-pekan-makna-syahadatainrukun-syarat-konsekuensi-
dan-yang-membatalkannya/
https://minanews.net/urgensi-syahadatain/