KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA
Disusun Oleh:
1. FALETEHAN SUKMAAJI (222304037)
2. GHEFIRA FATIMAH AZ ZAHRA (222304039)
3. I N D A H N U R Y A N A (222304044)
KELAS : TRANSPORTASI-B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MARITIM AMNI SEMARANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Makassar.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Akidah Akhlak .
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada
mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A. MAKNA SYAHADATAIN...............................................................................................................6
B. PENGERTIAN SYAHADATAIN....................................................................................................6
C. KANDUNGAN SYAHADATAIN..................................................................................................11
D. RUKUN SYAHADATAIN..............................................................................................................11
E. URGENSI SYAHADATAIN...........................................................................................................13
F. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN............................................................14
a. Berbuat syirik....................................................................................................................................14
b. Murtad...............................................................................................................................................14
c. Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan mahdzab mereka.........................................15
d. Meyakini hukum thagut.....................................................................................................................15
f. Mengejek atau memperolok agama Allah..........................................................................................15
g. Mempelajari dan mengamalkan ilmu sihir.........................................................................................15
h. Membantu orang kafir memerangi kaum muslim..............................................................................15
i. Meyakini bahwa diperbolehkan keluar dari syariat Allah..................................................................16
j. Tidak mau mempelajari dan mengamalkan agama............................................................................16
BAB III.........................................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................................17
KESIMPULAN........................................................................................................................................17
SARAN.....................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dua kalimat syahadat (Asyhadu alaa ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah) merupakan rukun Islam yang pertama yang diatasnya didirikanamalan dan tidak
diterima suatu amal tanpa keduanya.
Di kalangan masyarakat awam 2 kalimat syahadat ini tidak bermakna sama sekali. Mereka
merasa telah beragama Islam jika telah mengucapkan 2 kalimat syahadat yang tanpa makna
sama sekali. Kalimat syahadat seharusnya bukan sekedar diucapkan.Maknanya harus masuk ke
dalam hati nurani.Jika sekedar mengucapkan saja yang tanpa makna maka burung beo pun
juga bisa mengucapkannya. Kalimat syahadat harus benar-benar menjadi pondasi dan titik
berangkat bagi perjalanan seorang muslim menuju Tuhan.
Sebaliknya, jika hanya meyakini dalam hati, tetapi tidak mengucapkannya dan
melaksanakan konsekuensinya, maka tidaklah bermanfaat keyakinannya itu.Sebagaimana yang
terjadi pada paman Nabi, Abu Thalib, dan sebagian besar kaum musyrikin jahiliyyah.
Pertanyaan kita sekarang ini mengapa kalimat syahadat ada 2, syahadat pertama kita
‘menyaksikan’ Tuhan yang punya Nama Allah dan syahadat kedua kita ‘menyaksikan’ Nabi
Muhammad sebagai Rasulullah?
Dalam makalah ini materi yang akan dibahas adalah tentang syahadatain yang terdiri dari
syahadat tauhid dan syahadat rasul beserta makna, keutamaan dan implementasinya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
PEMBAHASAN
A. MAKNA SYAHADATAIN
Syahadatain atau dua kalimah syahadat merupakan kalimat yang utama dan pertama yang
harus diucapkan dan dipahami apabila seseorang masuk Islam dan bagi seluruh umat Islam
pada umumnya. Syahadatain ini mengandung dua pengertian yang sangat mendasar yaitu
bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad SAW adalah Rasulullah.
Bagi seseorang yang mengucapkan kalimah syahadat ini ada 3 syarat yang diperlukan agar
syahadatnya diterima oleh Allah SWT yaitu : mengetahui ma’nanya dengan benar,
membenarkan dengan sungguh-sungguh di hati (tashdiq), dan ikhlas yakni mengerti apa yang
dia persaksikan dengan benar. Allah berfirman di dalam Al Qur’an :
"Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Ilah kecuali Allah" (QS. Muhammad(47) : 19)
Dua kalimah syahadat ini merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Ini berarti
bahwa apabila seseorang bersaksi tiada Ilah selain Allah maka ia juga harus mempercayai
bahwa Muhammad SAW adalah pembawa risalah yang harus diikuti.
B. PENGERTIAN SYAHADATAIN
1. SyahadatTauhid
Bunyi kalimat syahadat yang pertama sebagai berikut:
١٤ :ِإنَّنِي َأنَا هَّللا ُ ال ِإلَهَ ِإال َأنَا فَا ْعبُ ْدنِي َوَأقِ ِم الصَّالة ِل ِذ ْك ِري
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhakdisembah selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlahshalat untuk mengingat Aku”
Tuhan mengenalkan Diri-Nya dengan Nama Allah: Innanī Ana Allah “Sesungguhnya AKU
ini (bernama) ALLAH”. Kemudian Nabi Muhammad SAW diperintah untuk mengenalkan
Tuhan Yang Maha Esa dengan Nama ALLAH: Qul Huwa Allahu Aḥad “Katakanlah (hai
Muhammad) DIA itu (bernama) ALLAH, (DIA itu) Maha Esa”.
Jadi, Allah itu adalah Nama Tuhan. Atau lebih tepatnya salah satu Nama Tuhan, karena
DIA mempunyai banyak Nama, yakni Al-Asma`ul Ḥusna. Nama-nama yang baik bagi Tuhan
ada 99 Nama (Allah, al-Raḥman, al-Raḥim, al-Malik, dan seterusnya). Tapi Nama Allah
adalah Nama yang mencakup seluruh Asma. Karena itulah Nama Allah paling sering disebut.
Tapi perlu diingat, Allah itu bukan Tuhan melainkan Nama Tuhan, atau salah satu Nama
Tuhan.
Makna Syahadat "Laa ilaaha illallah" Yaitu beri'tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada
yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala, menta'ati hal
terse-but dan mengamalkannya. La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa
pun orangnya. Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah.
Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah, "Tidak ada sesembahan yang hak selain
Allah". Khabar "Laa " harus ditaqdirkan "bi haqqi" (yang hak), tidak boleh ditaqdirkan dengan
"maujud " (ada). Karena ini menyalahi kenyataan yang ada, sebab Tuhan yang disembah selain
Allah banyak sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah Tuhan-Tuhan tersebut adalah
ibadah pula untuk Allah. Ini Tentu kebatilan yang nyata.
Kalimat "Laa ilaaha illallah" telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil, antara
lain:
a. "Laa ilaaha illallah" artinya: "Tidak ada sesembahan kecuali Allah", Ini adalah batil,
karena maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang batil, itu
adalah Allah.
b. "Laa ilaaha illallah" artinya:"Tidak ada pencipta selain Allah". Ini adalah sebagian
dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti ini hanya
mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum cukup.
c. "Laa ilaaha illallah" artinya:"Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah". Ini
juga sebagian dari makna kalimat " Laa ilaaha illallah". Tapi bukan itu yang dimaksud, karena
makna tersebut belum cukup.
Semua tafsiran di atas adalah batil atau kurang, karena tafsir-tafsir itu ada dalam kitab-kitab
yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut salaf dan para muhaqqiq (ulama
peneliti), tidak ada sesembahan yang hak selain Allah seperti tersebut di atas.
b. Allah Ta’ala akan menghilangkan kesulitan dan kesedihan di dunia dan akhirat bagi
orang yang bertauhid.
Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberikannya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. ath Thalaq:2,3)
Seseorang tidak dikatakan bertakwa kepada Allah jika ia tidak bertauhid. Orang yang
bertauhid dan bertakwa, ia akan diberi jalan keluar dari berbagai problem hidupnya. (Lihat al
Qaulus Sadiid fi Maqaashid Tauhid, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as Sa’di)
c. Allah akan menjadikan dan menghiasi dalam hati seorang yang bertauhid dengan rasa
cinta kepada iman, serta menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada kekafiran, kefasikan
dan kedurhakaan.Allah Ta’ala berfirman:
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman itu) indah
dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. al Hujurat :7)
d. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridha Allah. Dan orang
yang paling bahagia dengan syafa’at Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam ialah
orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan penuh keikhlasan dari dalam hatinya.
Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Orang yang paling berbahagia dengan mendapat syafa’atku pada hari Kiamat, yaitu orang
yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah” secara ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (HR.
Bukharai, dari sahabat Abu Hurairah)
Dalam ayat yang mulia tersebut, Allah menyebutkan dengan “amal yang baik” , tidak
dengan “amal yang banyak” . Amal, disebut baik atau shahih, bila memenuhi dua syarat, yaitu
ikhlas dan ittiba’ kepada Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam. Sebagaimana
disebutkan dalam hadits, bahwa kalimat laa ilaaha illallah, pada hari Kiamat nanti, lebih berat
timbangannya dibandingkan langit dan bumi dengan sebab ikhlas.
2. SyahadatRasul
Bunyi syahadat yang kedua sebagai berikut:
» Pembahasan
✓ Adapun penjelasan 3 kandungan kalimat syahadat tersebut di atas adalah
sebagai berikut:
✓ Al-Iqraar atau Pernyataan, maknanya adalah bahwa kalimat syahadat adalah
pernyataan seseorang atas apa yang ia yakini dengan penuh kesadaran. Dari
pernyataan inilah kemudian akan lahir pembuktian.
D. RUKUN SYAHADATAIN
An-Nafyu atau peniadaan: “Laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan
mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.
Al-Itsbat (penetapan): “illallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.
Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an, seperti firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala
“Artinya : Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri-man kepada Allah,
makasesungguhnya ia telah berpegang kepa-da buhul tali yang amat kuat …” [Al-Baqarah:
256]
Firman Allah, “siapa yang ingkar kepada thaghut” itu adalah makna dari “Laa ilaha”
rukun yang pertama. Sedangkan firman Allah, “dan beriman kepada Allah” adalah makna
dari rukun kedua, “illallah”. Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi
Ibrahim alaihis salam :
“Artinya : Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku
menyembah) Tuhan yang menjadikanku …”. [Az-Zukhruf: 26-27]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala , “Sesungguhnya aku berlepas diri” ini adalah makna
nafyu (peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan, “Tetapi (aku menyembah)
Tuhan yang menjadikanku”, adalah makna itsbat (penetapan) pada rukun kedua.3
E. URGENSI SYAHADATAIN
Islam ibarat sebuah rumah besar yang hanya mempunyai satu pintu masuk, yakni
syahadatain. Orang non-muslim yang ingin masuk Islam harus melafalkan dua kalimat ini.
Andaisaja ada seseorang mengamalkan ajaran Islam seutuhnya tetapi tidak pernah
mengucapkan syahadatain, maka semua amalnya sia-sia. Karena dia sama juga
mengerjakan pekerjaan rumah di luar rumah.
Dalam hal relasi, Islam mempunyai 3 hubungan, yaitu hablun min Allah, hablun
min an- nas, dan hablun min al-alam. Islam begitu luas, mencakup segala sendi kehidupan.
Sampai hal yang dianggap remeh pun dibahas oleh Islam. Akan tetapi, seluruh ajaran
Islam terangkum dalam dua kalimat yang simpel ini.
Dari kafir menjadi Islam, adalah sebuah revolusi (perubahan) besar pada seseorang
maupun kaum. Sejarah zaman Nabi pun menceritakan perubahan peradaban yang amat
besar dari zaman jahiliyah menjadi zaman Islamiyyah. Sekitar 23 tahun dakwah Nabi
sampai akhirnya agama sempurna, banyak orang-orang arab yang masuk ke dalam Islam.
Inilah yang disebut dengan revolusi. Kehidupan masyarakat berubah total dari biadab
menjadi beradab.4
.rasul para dakwah Esensi 4 ()حقيقة دعوة الرسل
Dari zaman Nabi Adam sampai zaman Nabi Muhammad, syahadat adalah ciri khas
wahyu dari Allah. Walaupun berbeda dalam syariatnya masing-masing, seluruh nabi yang
menjadi utusan Allah mempunyai satu ajaran yang sama: ajaran tauhid. Dalam al-Qur’an
(al-Hajj: 78), Allah menyebut umat nabi Ibrahim sebagai muslimin. “…seperti agama
bapak kalian ibrahim. Dia (Allah) menyebut kalian muslimin sebelum (turunnya al-
Qur’an).”
a. Berbuat syirik
Syirik merupakan salah satu dosa besar yang sangat dibenci Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah Ta’aala bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
orang yang menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan mengampuni dosa-dosa lainnya bagi
yang Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 116). Syirik terbagi atas dua macam, yaitu syirik besar
dan kecil. Di mana syirik besar itu mengakui adanya Tuhan selain Allah SWT, sementara
syirik kecil itu berupa mengakui adanya kekuatan selain Allah Ta’ala yaitu memiliki
jimat-jimat, guna- guna dan sebagainya.
b. Murtad
Murtad berarti keluar dari agama Islam. Dengan demikian, hal ini otomatis
syahadatnya juga batal dan semua amalan yang dilakukannya selama menjadi muslim
akan sia-sia dan tidak terhitung.
c. Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan mahdzab mereka
Dalam Islam sudah dijelaskan orang musyrik adalah kafir. Namun, sayangnya
perkembangan dunia saat ini justru terbalik. Hanya dikarenakan ingin disebut kaum
moderat atau karena kedekatan hubungan, maka sebagian muslim enggan menyebut istilah
musyrik dan kafir bagi orang yang keluar dari Islam.
e. Membenci sunnah Rasulullah Perilaku ini tentunya menjadi salah satu perilaku yang
membatalkan syahadat.
Sebab, bagaimana mungkin seseorang mengaku Islam bila membenci sunnah rasul.
Oleh sebab itulah Allah SWT pun menghapus pahala dari setiap amal kebaikan yang telah
diperbuatnya.
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
https://adoc.pub/queue/makalah-kelompok-aqidah-islam-syahadatain-makalah-ini-
disusu.html
https://ummetro.ac.id/nasehat-akhir-pekan-makna-syahadatainrukun-syarat-
konsekuensi-dan- yang-membatalkannya/
https://minanews.net/urgensi-syahadatain/