Anda di halaman 1dari 18

TUGAS UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA

KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA

“MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT”


Dosen Pengampuh: Harun Abdul Rahman, S.Ag, Msi

Disusun Oleh:
1. FALETEHAN SUKMAAJI (222304037)
2. GHEFIRA FATIMAH AZ ZAHRA (222304039)
3. I N D A H N U R Y A N A (222304044)

KELAS : TRANSPORTASI-B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MARITIM AMNI SEMARANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Makassar.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Akidah Akhlak .
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada
mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A. MAKNA SYAHADATAIN...............................................................................................................6
B. PENGERTIAN SYAHADATAIN....................................................................................................6
C. KANDUNGAN SYAHADATAIN..................................................................................................11
D. RUKUN SYAHADATAIN..............................................................................................................11
E. URGENSI SYAHADATAIN...........................................................................................................13
F. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN............................................................14
a. Berbuat syirik....................................................................................................................................14
b. Murtad...............................................................................................................................................14
c. Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan mahdzab mereka.........................................15
d. Meyakini hukum thagut.....................................................................................................................15
f. Mengejek atau memperolok agama Allah..........................................................................................15
g. Mempelajari dan mengamalkan ilmu sihir.........................................................................................15
h. Membantu orang kafir memerangi kaum muslim..............................................................................15
i. Meyakini bahwa diperbolehkan keluar dari syariat Allah..................................................................16
j. Tidak mau mempelajari dan mengamalkan agama............................................................................16
BAB III.........................................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................................17
KESIMPULAN........................................................................................................................................17
SARAN.....................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dua kalimat syahadat (Asyhadu alaa ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah) merupakan rukun Islam yang pertama yang diatasnya didirikanamalan dan tidak
diterima suatu amal tanpa keduanya.

Syahadat adalah penyaksian terhadap Allah dan Nabi Muhammad sebagai


Rasulullah.Kalimat syahadat sudah begitu populer di kalangan umat Islam, karena syarat
keislaman seseorang adalah wajib mengucapkan 2 kalimat syahadat.

Di kalangan masyarakat awam 2 kalimat syahadat ini tidak bermakna sama sekali. Mereka
merasa telah beragama Islam jika telah mengucapkan 2 kalimat syahadat yang tanpa makna
sama sekali. Kalimat syahadat seharusnya bukan sekedar diucapkan.Maknanya harus masuk ke
dalam hati nurani.Jika sekedar mengucapkan saja yang tanpa makna maka burung beo pun
juga bisa mengucapkannya. Kalimat syahadat harus benar-benar menjadi pondasi dan titik
berangkat bagi perjalanan seorang muslim menuju Tuhan.

Meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkannya. Adapun


mengucapkan syahadat dengan lisan dan mengingkarinya di dalam hati, ini adalah jalan orang-
orang munafik. Allah Ta’ala berfirman tentang mereka (yang artinya), ”Sesungguhnya orang-
orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapati seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An Nisaa : 145).

Sebaliknya, jika hanya meyakini dalam hati, tetapi tidak mengucapkannya dan
melaksanakan konsekuensinya, maka tidaklah bermanfaat keyakinannya itu.Sebagaimana yang
terjadi pada paman Nabi, Abu Thalib, dan sebagian besar kaum musyrikin jahiliyyah.

Pertanyaan kita sekarang ini mengapa kalimat syahadat ada 2, syahadat pertama kita
‘menyaksikan’ Tuhan yang punya Nama Allah dan syahadat kedua kita ‘menyaksikan’ Nabi
Muhammad sebagai Rasulullah?

Dalam makalah ini materi yang akan dibahas adalah tentang syahadatain yang terdiri dari
syahadat tauhid dan syahadat rasul beserta makna, keutamaan dan implementasinya.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:

1. Apakah definisi iman, tauhid, dan syahadat?


2. Bagaimana pengertian dan penjelasan dari syahadatain?
3. Bagaimana posisi, pengaruh, dan aktualisasi syahadat dalam kehidupan?
4. Apakah syarat syahadat dan penyebab batalnya syahadat?
BAB II

PEMBAHASAN

A. MAKNA SYAHADATAIN

Syahadatain atau dua kalimah syahadat merupakan kalimat yang utama dan pertama yang
harus diucapkan dan dipahami apabila seseorang masuk Islam dan bagi seluruh umat Islam
pada umumnya. Syahadatain ini mengandung dua pengertian yang sangat mendasar yaitu
bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad SAW adalah Rasulullah.

Bagi seseorang yang mengucapkan kalimah syahadat ini ada 3 syarat yang diperlukan agar
syahadatnya diterima oleh Allah SWT yaitu : mengetahui ma’nanya dengan benar,
membenarkan dengan sungguh-sungguh di hati (tashdiq), dan ikhlas yakni mengerti apa yang
dia persaksikan dengan benar. Allah berfirman di dalam Al Qur’an :
"Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Ilah kecuali Allah" (QS. Muhammad(47) : 19)

Juga di dalam surat Az Zukhruf ayat 86 Allah berfirman :


"Kecuali mereka yang menyaksikan kebenaran dan mereka mengerti" (QS Az Zukhruf
(43)86)

Dua kalimah syahadat ini merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Ini berarti
bahwa apabila seseorang bersaksi tiada Ilah selain Allah maka ia juga harus mempercayai
bahwa Muhammad SAW adalah pembawa risalah yang harus diikuti.

B. PENGERTIAN SYAHADATAIN

Kata syahadatain merupakan isim tastniah dari isim mufrodnya syahadat.Syahadatain


artinya dua kalimat syahadat atau dua pernyataan persaksian terhadap Allah dan Rasul-
Nya.Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida, yang artinya ia telah
menyaksikan,yaitu pemberitahuan tentang apa yang diketahui dan diyakini kebenarannya
dengan pasti.Syahadat menurut syari’at adalah pengakuan, pembenaran dan keyakinan bahwa
tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah ‘Azza wa Jalla dan tiada sekutu bagi-Nya.
Syahadatain terdiri dari syahadat tauhid dan syahadat rasul, berikut penjelasannya:

1. SyahadatTauhid
Bunyi kalimat syahadat yang pertama sebagai berikut:

ُ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَٰهَ ِإاَّل هللا‬


“Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.” Dengan mengucapkan kalimat ini
berarti kita telah ‘menyaksikan’ Tuhan yang punya Nama Allah. Sebagaimana dalam QS.
Thaha ayat 14 yang berbunyi:

١٤ :‫ِإنَّنِي َأنَا هَّللا ُ ال ِإلَهَ ِإال َأنَا فَا ْعبُ ْدنِي َوَأقِ ِم الصَّالة ِل ِذ ْك ِري‬
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhakdisembah selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlahshalat untuk mengingat Aku”

Tuhan mengenalkan Diri-Nya dengan Nama Allah: Innanī Ana Allah “Sesungguhnya AKU
ini (bernama) ALLAH”. Kemudian Nabi Muhammad SAW diperintah untuk mengenalkan
Tuhan Yang Maha Esa dengan Nama ALLAH: Qul Huwa Allahu Aḥad “Katakanlah (hai
Muhammad) DIA itu (bernama) ALLAH, (DIA itu) Maha Esa”.

Jadi, Allah itu adalah Nama Tuhan. Atau lebih tepatnya salah satu Nama Tuhan, karena
DIA mempunyai banyak Nama, yakni Al-Asma`ul Ḥusna. Nama-nama yang baik bagi Tuhan
ada 99 Nama (Allah, al-Raḥman, al-Raḥim, al-Malik, dan seterusnya). Tapi Nama Allah
adalah Nama yang mencakup seluruh Asma. Karena itulah Nama Allah paling sering disebut.
Tapi perlu diingat, Allah itu bukan Tuhan melainkan Nama Tuhan, atau salah satu Nama
Tuhan.

Makna Syahadat "Laa ilaaha illallah" Yaitu beri'tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada
yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala, menta'ati hal
terse-but dan mengamalkannya. La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa
pun orangnya. Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah.

Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah, "Tidak ada sesembahan yang hak selain
Allah". Khabar "Laa " harus ditaqdirkan "bi haqqi" (yang hak), tidak boleh ditaqdirkan dengan
"maujud " (ada). Karena ini menyalahi kenyataan yang ada, sebab Tuhan yang disembah selain
Allah banyak sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah Tuhan-Tuhan tersebut adalah
ibadah pula untuk Allah. Ini Tentu kebatilan yang nyata.

Kalimat "Laa ilaaha illallah" telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil, antara
lain:
a. "Laa ilaaha illallah" artinya: "Tidak ada sesembahan kecuali Allah", Ini adalah batil,
karena maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang batil, itu
adalah Allah.
b. "Laa ilaaha illallah" artinya:"Tidak ada pencipta selain Allah". Ini adalah sebagian
dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti ini hanya
mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum cukup.
c. "Laa ilaaha illallah" artinya:"Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah". Ini
juga sebagian dari makna kalimat " Laa ilaaha illallah". Tapi bukan itu yang dimaksud, karena
makna tersebut belum cukup.
Semua tafsiran di atas adalah batil atau kurang, karena tafsir-tafsir itu ada dalam kitab-kitab
yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut salaf dan para muhaqqiq (ulama
peneliti), tidak ada sesembahan yang hak selain Allah seperti tersebut di atas.

Adapun Keutamaan syahadat tauhid ( Laa ilaaha illallah) yaitu:


a. Allah akan menghapuskan dosa-dosa orang yang bertauhid.
Dalilnya yaitu sabda Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam dalam sebuah hadits qudsi,
dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia berkata:”Aku mendengar Rasulullah Shalalallahu
‘Alaihi Wassalam bersabda, Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman:
‘…Wahai Bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi,
sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikitpun juga, pasti Aku akan
memberikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula’. (HR. at Tirmidzi, ia berkata: “Hadits
hasan ghorib”)

b. Allah Ta’ala akan menghilangkan kesulitan dan kesedihan di dunia dan akhirat bagi
orang yang bertauhid.
Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberikannya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. ath Thalaq:2,3)
Seseorang tidak dikatakan bertakwa kepada Allah jika ia tidak bertauhid. Orang yang
bertauhid dan bertakwa, ia akan diberi jalan keluar dari berbagai problem hidupnya. (Lihat al
Qaulus Sadiid fi Maqaashid Tauhid, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as Sa’di)

c. Allah akan menjadikan dan menghiasi dalam hati seorang yang bertauhid dengan rasa
cinta kepada iman, serta menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada kekafiran, kefasikan
dan kedurhakaan.Allah Ta’ala berfirman:
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman itu) indah
dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. al Hujurat :7)

d. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridha Allah. Dan orang
yang paling bahagia dengan syafa’at Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam ialah
orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan penuh keikhlasan dari dalam hatinya.
Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Orang yang paling berbahagia dengan mendapat syafa’atku pada hari Kiamat, yaitu orang
yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah” secara ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (HR.
Bukharai, dari sahabat Abu Hurairah)

e. Allah Ta’ala menjamin akan memasukkan seorang yang bertauhid ke Surga.


Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan benar melainkan Allah, maka ia masuk Surga.” (HR. Muslim, dari sahabat ‘Utsman)
Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia masuk
Surga.” (HR. Muslim, dari sahabat Jabir)

f. Allah Ta’ala akan memberikan kemenangan, pertolongan, kejayaan dan kemuliaan


kepada orang yang bertauhid.
Allah Ta’ala berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)
g. Allah Ta’ala akan memberikan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat bagi seorang
yang bertauhid.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (QS. an Nahl:97)

h. Tauhid akan mencegah seorang muslim kekal di neraka.


Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Setelah penghuni surga masuk ke surga, dan penghuni neraka masuk ke neraka, maka
setelah itu Allah pun berfirman:’Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang didalam hatinya
terdapat seberat biji sawi iman,’ maka mereka pun dikeluarkan dari neraka, hanya saja tubuh
mereka sudah hitam legam (bagaikan arang). Lalu mereka dimasukkan ke sungai kehidupan,
maka tubuh mereka tumbuh (berubah) sebagaimana tumbuhnya benih yang berada di tepian
sungai.Tidakkah engkau perhatikan bahwa benih itu tumbuh berwarna kuning dan berlipat-
lipat?”(HR. Bukhari, dari Abu Sa’ad alkhudri)

i. Tauhid merupakan penentu bagi diterima atau ditolaknya amal manusia.


Sempurna atau tidaknya amal seseorang bergantung pada tauhidnya. Orang yang beramal,
tetapi tidak sempurna tauhidnya, misalnya riya, tidak ikhlas, berbuat syirik, niscaya amalnya
akan menjadi boomerang baginya, yakni tidak mendatangkan kebahagiaan. Oleh karena itu,
seluruh amal harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah, baik berupa shalat, zakat, shadaqah,
puasa, haji dan lainnya.Allah Ta’ala berfirman:
“Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. al Mulk:2)

Dalam ayat yang mulia tersebut, Allah menyebutkan dengan “amal yang baik” , tidak
dengan “amal yang banyak” . Amal, disebut baik atau shahih, bila memenuhi dua syarat, yaitu
ikhlas dan ittiba’ kepada Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam. Sebagaimana
disebutkan dalam hadits, bahwa kalimat laa ilaaha illallah, pada hari Kiamat nanti, lebih berat
timbangannya dibandingkan langit dan bumi dengan sebab ikhlas.

j. Orang yang bertauhid akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk.


Orang yang tidak mentauhidkan Allah dengan sempurna, maka ia selalu was-was, ia selalu
dalam keadaan takut dan tidak tenang. Mereka takut kepada hari sial, atau takut mempunyai
anak lebih dari dua, takut terhadap masa depan, takut hartanya lenyap dan seterusnya.
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan
kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan, dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al An’am:82)[2]

2. SyahadatRasul
Bunyi syahadat yang kedua sebagai berikut:

ِ‫َأ ْشهَ ُد َأ َّن محم ًدا َرس ُْو ُل هللا‬


“Dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah Rasulullah.” Dengan mengucapkan
kalimat ini berarti kita telah ‘menyaksikan’ Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah. Al-
Quran menegaskan tentang hal ini yang artinya:
“(Nabi) Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu,
tetapi dia Rasulullah dan penutup Nabi-nabi“. (QS. Al-Aḥzab: 40).
Makna Syahadat "Anna Muhammadan Rasulullah"
Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang
diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya: mentaati
perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya dan tidak menyembah Allah
kecuali dengan apa yang disyari'atkan.

Adapun makna syahadat bagi muslim yaitu:


Bagi penganut agama Islam, Syahadat memiliki makna sebagai berikut:
a. Pintu masuk menuju islam; syarat sahnya iman adalah dengan bersyahadatain
(bersaksi dengan dua kalimat syahadah).
b. Intisari ajaran islam; pokok dari ajaran Islam adalah syahadatain, sebagaimana ajaran
yang dibawa nabi-nabi dan rosul-rosul sebelumnya.
c. Pondasi iman; bangunan iman dan Islam itu sesungguhnya berdiri di atas dua kalimat
syahadah.
d. Pembeda antara muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban syariat yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang setelah dia
mengucapkan dua kalimat syahadah.
e. Jaminan masuk surga; Allah SWT memberi jaminan surga kepada orang yang
bersyahadatain.
C. KANDUNGAN SYAHADATAIN

Kandungan dalam kalimat syahadat dinamakan dengan Madluul Asy-Syahaadah. Terdapat


3 kandungan dalam kalimat syahadat ini antara lain adalah sebagai berikut:2
• Al-Iqraar atau Pernyataan
• Al-Qasam atau Sumpah
• Al-Mitsaaq atau Perjanjian (yang teguh)

» Pembahasan
✓ Adapun penjelasan 3 kandungan kalimat syahadat tersebut di atas adalah
sebagai berikut:
✓ Al-Iqraar atau Pernyataan, maknanya adalah bahwa kalimat syahadat adalah
pernyataan seseorang atas apa yang ia yakini dengan penuh kesadaran. Dari
pernyataan inilah kemudian akan lahir pembuktian.

✓ Al-Qasam atau Sumpah, maknanya adalah ketika seseorang mengucap kalimat


syahadat maka ia besumpah untuk bersedia menerima akibat juga resiko dari
pengamalan kalimat syahadat tersebut.
✓ Al-Mitsaaq atau Perjanjian (yang teguh), adalak janji yang teguh untuk setia dan taat
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dalam keadaan apapun.

D. RUKUN SYAHADATAIN

Rukun “Laa ilaaha illallah”

Laa ilaaha illallah mempunyai dua rukun:

An-Nafyu atau peniadaan: “Laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan
mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.

Al-Itsbat (penetapan): “illallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.

Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an, seperti firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala

“Artinya : Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri-man kepada Allah,
makasesungguhnya ia telah berpegang kepa-da buhul tali yang amat kuat …” [Al-Baqarah:
256]

Firman Allah, “siapa yang ingkar kepada thaghut” itu adalah makna dari “Laa ilaha”
rukun yang pertama. Sedangkan firman Allah, “dan beriman kepada Allah” adalah makna
dari rukun kedua, “illallah”. Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi
Ibrahim alaihis salam :

“Artinya : Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku
menyembah) Tuhan yang menjadikanku …”. [Az-Zukhruf: 26-27]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala , “Sesungguhnya aku berlepas diri” ini adalah makna
nafyu (peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan, “Tetapi (aku menyembah)
Tuhan yang menjadikanku”, adalah makna itsbat (penetapan) pada rukun kedua.3
E. URGENSI SYAHADATAIN

.Islam agama masuk Pintu 1 (‫)مدخل إلى اإلسالم‬

Islam ibarat sebuah rumah besar yang hanya mempunyai satu pintu masuk, yakni
syahadatain. Orang non-muslim yang ingin masuk Islam harus melafalkan dua kalimat ini.
Andaisaja ada seseorang mengamalkan ajaran Islam seutuhnya tetapi tidak pernah
mengucapkan syahadatain, maka semua amalnya sia-sia. Karena dia sama juga
mengerjakan pekerjaan rumah di luar rumah.

.Islam ajaran Intisari 2 (‫)خالصة تعاليم اإلسالم‬

Dalam hal relasi, Islam mempunyai 3 hubungan, yaitu hablun min Allah, hablun
min an- nas, dan hablun min al-alam. Islam begitu luas, mencakup segala sendi kehidupan.
Sampai hal yang dianggap remeh pun dibahas oleh Islam. Akan tetapi, seluruh ajaran
Islam terangkum dalam dua kalimat yang simpel ini.

Surat al-ikhlas nampaknya mempunyai hubungan yang erat dengan kata


“khulashah”. Keduanya –ikhlas dan khulashah- ber-isytiqaq (bersumber) dari kata dasar
yang sama, yaitu khalasha yang artinya murni, bening. Coba kita amati ayat-ayat surat al-
ikhlas, semuanya berbicara tentang tauhid. Lebih lagi ayat pertama dengan jelas
menyebut, “Qul! Huwa-llaahu ahad.” Jelas ini adalah syahadat, intisari dari ajaran Islam.

.revolusi Asas 3 (‫َ)أساس اإلنقالب‬

Dari kafir menjadi Islam, adalah sebuah revolusi (perubahan) besar pada seseorang
maupun kaum. Sejarah zaman Nabi pun menceritakan perubahan peradaban yang amat
besar dari zaman jahiliyah menjadi zaman Islamiyyah. Sekitar 23 tahun dakwah Nabi
sampai akhirnya agama sempurna, banyak orang-orang arab yang masuk ke dalam Islam.
Inilah yang disebut dengan revolusi. Kehidupan masyarakat berubah total dari biadab
menjadi beradab.4
.rasul para dakwah Esensi 4 (‫)حقيقة دعوة الرسل‬

Dari zaman Nabi Adam sampai zaman Nabi Muhammad, syahadat adalah ciri khas
wahyu dari Allah. Walaupun berbeda dalam syariatnya masing-masing, seluruh nabi yang
menjadi utusan Allah mempunyai satu ajaran yang sama: ajaran tauhid. Dalam al-Qur’an
(al-Hajj: 78), Allah menyebut umat nabi Ibrahim sebagai muslimin. “…seperti agama
bapak kalian ibrahim. Dia (Allah) menyebut kalian muslimin sebelum (turunnya al-
Qur’an).”

5. Keutamaan yang agung ( ‫)عظيمة فضائل‬

Nabi muhammad memprioritaskan ucapan kalimat syahadat sebagai tingkatan


iman level paling tinggi. Keutamaan yang dikandungnya tak dapat terkira lagi. Di
dalamnya terkandung 50 akidah yang berisi sifat wajib Allah (20), sifat muhal Allah (20),
sifat jaiz Allah (1), sifat wajib rasul (4), sifat muhal rasul (4), dan sifat jaiz rasul (1).
Rasulullah barsabda, “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang, yang paling utama
adalah ucapan laa ilaaha illa allah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan bahaya
dari jalan.”
F. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN

a. Berbuat syirik
Syirik merupakan salah satu dosa besar yang sangat dibenci Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah Ta’aala bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
orang yang menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan mengampuni dosa-dosa lainnya bagi
yang Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 116). Syirik terbagi atas dua macam, yaitu syirik besar
dan kecil. Di mana syirik besar itu mengakui adanya Tuhan selain Allah SWT, sementara
syirik kecil itu berupa mengakui adanya kekuatan selain Allah Ta’ala yaitu memiliki
jimat-jimat, guna- guna dan sebagainya.

b. Murtad
Murtad berarti keluar dari agama Islam. Dengan demikian, hal ini otomatis
syahadatnya juga batal dan semua amalan yang dilakukannya selama menjadi muslim
akan sia-sia dan tidak terhitung.
c. Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan mahdzab mereka
Dalam Islam sudah dijelaskan orang musyrik adalah kafir. Namun, sayangnya
perkembangan dunia saat ini justru terbalik. Hanya dikarenakan ingin disebut kaum
moderat atau karena kedekatan hubungan, maka sebagian muslim enggan menyebut istilah
musyrik dan kafir bagi orang yang keluar dari Islam.

d. Meyakini hukum thagut


Dalam sebuah riwayat disebutkan Umar bin Khattab mengatakan, thagut adalah
syaitan. Sementara Jabir menjelaskan, thagut adalah tukang tenung yang turun padanya
syaitan- syaitan. Sementara hukum thagut adalah hukum yang dibuat manusia dan saat ini
banyak orang yang lebih menggunakan hukum ini dibandingkan hukum Islam. Padahal
jika dibandingkan tentunya hal ini sungguh tidak sebanding.

e. Membenci sunnah Rasulullah Perilaku ini tentunya menjadi salah satu perilaku yang
membatalkan syahadat.
Sebab, bagaimana mungkin seseorang mengaku Islam bila membenci sunnah rasul.
Oleh sebab itulah Allah SWT pun menghapus pahala dari setiap amal kebaikan yang telah
diperbuatnya.

f. Mengejek atau memperolok agama Allah


Selain membenci sunnah rasul, tak jarang pula mereka memperolok-olok
agamanya sendiri dengan alasan hanya bermain-main dan bersenda gurau. Dengan
demikian, perilaku seperti ini sudah membatalkan keislaman mereka.

g. Mempelajari dan mengamalkan ilmu sihir


Selain berbuat syirik, perilaku seperti ini juga merupakan salah satu perilaku yang
dibenci Allah SWT. Sehingga meskipun dengan alasan apa pun, jika seorang muslim
melakukannya maka perbuatannya ini telah membatalkan keislamannya.

h. Membantu orang kafir memerangi kaum muslim


Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah SAW bersikap keras terhadap
kaum kafir dan lembut terhadap muslimin. Namun, sayangnya sebagian kaum
muslimin ada yang menjadi duri dalam daging. Di mana mereka hidup dan mengaku
sebagai seorang muslim namun amalannya digunakan untuk memusuhi saudara-
saudara seiman.

i. Meyakini bahwa diperbolehkan keluar dari syariat Allah


Perilaku ini juga salah satu penyebab batalnya syahadat seorang muslim.
Bahkan saat ini kelompok yang seperti ini semakin hari semakin meningkat
jumlahnya. Di mana mereka adalah orang-orang yang hobi mengutak-atik agama
Allah menurut selera akal mereka.

j. Tidak mau mempelajari dan mengamalkan agama


Sebagaimana kita ketahui syarat seorang muslim sejati adalah melaksanakan
ajaran Allah sesuai Alquran dan sunnahnya. Namun dikarenakan kesombongannya,
mereka melakukan rekayasa akal dengan cara menyelewengkan pesan Allah dalam
Alquran dan sunnahnya. Sehingga perilaku seperti inilah yang dapat menyebabkan
batalnya syahadat seorang muslim. 7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulan Syahadatain merupakan inti ajaran Islam. Dengan pemahaman


syahadatain yang benar, seorang muslim akan menjadikan Allah sebagai ghayah (tujuan)nya,
Muhammad sebagai qudwah (teladan)nya, dan Al-Qur an sebagai dustur (pedoman
hidup)nya. Saran Sebagai orang Islam, tentunya kita harus lebih memahami makna syahadat
dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya diucapkan di lisan, tetapi diyakini dalam hati dan
diamalkan dalam kehidupan agar tidak hanya Islam KTP.

SARAN

Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia


wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima
konsekuensi ucapannya.
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat
tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://adoc.pub/queue/makalah-kelompok-aqidah-islam-syahadatain-makalah-ini-
disusu.html
https://ummetro.ac.id/nasehat-akhir-pekan-makna-syahadatainrukun-syarat-
konsekuensi-dan- yang-membatalkannya/
https://minanews.net/urgensi-syahadatain/

Anda mungkin juga menyukai