Oleh :
SULKIFLI
ZAL ZABILAH
YUSWIDA
KELAS B
INTENS MUHAMMADIYAH
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah AIK. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang
sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan
negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran yang
sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia. Syahadat
adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah salah satu syarat
utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka,
maka tiada pula islam dalam kehidupan manusia.
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh,
sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada
atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah,
mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam.
Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh
yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah
satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui
Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan
kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui
mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Dua kalimat syahadat (syahadatain) adalah sesuatu yang sangat penting (urgen) dan
mendasar dalam kehidupan setiap muslim. Bahkan, selama tiga belas tahun Nabi Muhammad SAW
berdakwah dan berjuang di kota Makkah “hanya” untuk menanamkan nilai-nilai syahadat dalam
kehidupan masyarakat Makkah kala itu.
Urgensi Syahadatain dapat kita lihat pada firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Annisa’ (4)
ayat 41:
“Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul)
dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka”.
Dari ayat ini, kita dapat ambil kesimpulan bahwa orang-orang yang mengingkari terhadap risalah
kenabian dengan tidak pernah bersyahadat (bersaksi) ketika masih hidup di dunia, maka kelak di
akhirat para rasul mereka akan bersaksi bahwa mereka adalah orang-orang yang mendurhakai
ajaran para rasul. Meskipun mereka berbuat baik selama hidup di dunia, namun amal perbuatan
mereka itu semua akan sia-sia belaka dan ucapan mereka hanya sekedar pengakuan palsu semata.
”Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)
kamu”.(Q.S Al-Baqarah [2]: 143).
Ada beberapa alasan yang menjadi sebab pentingnya kita memahami Dua Kalimat Syahadat,
yaitu :
Islam ibarat sebuah rumah besar yang hanya mempunyai satu pintu masuk, yakni
syahadatain. Orang non-muslim yang ingin masuk Islam harus melafalkan dua kalimat ini.
Andaisaja ada seseorang mengamalkan ajaran Islam seutuhnya tetapi tidak pernah
mengucapkan syahadatain, maka semua amalnya sia-sia. Karena dia sama juga mengerjakan
pekerjaan rumah di luar rumah.
Sesungguhnya, seluruh ajaran Islam terdapat dalam 2 kalimah syahadat yang sederhana
ini. Pemahaman muslim terhadap Islam bergantung kepada pemahamannya terhadap kalimah
syahadat ini. Di dalam kalimah syahadat terkandung 3 prinsip penting, yaitu :
Allah SWT. mengutus setiap rasul, semenjak Nabi Adam AS. hingga Nabi Muhammad
SAW., mereka mengemban dan membawa misi suci dakwah yang satu, yaitu kalimat syahadat
dan apa yang diwahyukan kepada Rasulullah sama dengan apa yang diwahyukan kepada nabi-
nabi sebelumnya.
7
Nabi Ibrahim berdakwah kepada masyarakat untuk membawa mereka menuju kepada
pengabdian kepada Allah serta membebaskan diri dari kesyirikan. Demikian pula Nabi yang
lain, mereka berdakwah membawa dan menyampaikan kepada kaumnya bahwa Tuhan yang
berhak disembah hanya Allah SWT saja.
Konsep perubahan yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W adalah perubahan total
yang langsung pada akar permasalahan. Pangkal masalah dari seluruh kebobrokan
(kejahiliyahan) yang ada kala itu adalah kesyirikan yang merajalela. Akibatnya adalah maksiat
di mana-mana, perpecahan dan peperangan antar suku (kabilah) menjadi tradisi, kepemimpinan
yang tidak bijaksana dan menindas, serta kezaliman yang senantiasa dialami oleh kaum yang
lemah. Ummat manusia kala itu serasa berada dalam kegelapan yang nyata, tanpa penerang.
Untuk itulah Islam hadir laksana pelita yang memberi jalan terang terhadap kegelapan yang ada.
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan
kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah
masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang
sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu
memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S Al An’am (6);122).
8
Bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya berarti mereka telah
memilih jalan yang terang dan keluar dari jalan yang gelap. Dengan mereka beriman kepada
Allah SWT dan menyatakan ikrar bahwa: “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhamad
S.A.W adalah rasul-Nya”, maka sesungguhnya mereka telah berpegang pada buhul tali yang
sangat kuat dan tidak akan putus. Allah SWT adalah peindung mereka, sementara orang-orang
yang enggan beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka mereka telah menjadikan setan
sebagai pelindungnya.
Syahadatain atau dua kalimah syahadat merupakan kalimat yang utama dan pertama yang
harus diucapkan dan dipahami apabila seseorang masuk Islam dan bagi seluruh umat Islam pada
umumnya. Syahadatain ini mengandung dua pengertian yang sangat mendasar yaitu bahwa tiada
Ilah selain Allah dan Muhammad SAW adalah Rasulullah.
Bagi seseorang yang mengucapkan kalimah syahadat ini ada 3 syarat yang diperlukan agar
syahadatnya diterima oleh Allah SWT yaitu : mengetahui ma’nanya dengan benar, membenarkan
dengan sungguh-sungguh di hati (tashdiq), dan ikhlas yakni mengerti apa yang dia persaksikan
dengan benar. Allah berfirman di dalam Al Qur’an :
"Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada AIlah kecuali Allah" (QS. Muhammad(47) : 19)
"Kecuali mereka yang menyaksikan kebenaran dan mereka mengerti" (QS Az Zukhruf (43)86)
Dua kalimah syahadat ini merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Ini berarti
bahwa apabila seseorang bersaksi tiada Ilah selain Allah maka ia juga harus mempercayai bahwa
Muhammad SAW adalah pembawa risalah yang harus diikuti.
9
1. Al-Iqraar (Pernyataan): Dengan ikrar ini, seseorang telah menyatakan apa yang
diyakininya. Dengan mengucap kalimat syahadat, berarti seseorang telah menyatakan
bahwa dia adalah seorang muslim dan amalan yang dia lakukan berlandaskan pada
keyakinan tersebut.
2. Al-Qasam (Sumpah): Dengan bersumpah, berarti seseorang telah siap menanggung resiko
yang mungkin terjadi pada dirinya. Jika seseorang menyatakan masuk Islam tetapi tidak
mau menanggung resikonya, maka dia termasuk golongan orang-orang munafik.
3. Al-Miitsaaq (Perjanjian): Pada perjanjian, seseorang pasti terikat dengan pihak lain, dalam
hal ini yaitu kepada Allah dan rasulnya. Saat di alam ruh, manusia sudah melakukan
perjanjian dengan Allah, yakni untuk selalu “mendengar dan taat” atas perintah-perintah
Allah yang disampaikan oleh Rasulullaah.
C. RUKUN SYAHADAT
1. Rukun syahadat ada tiga, pertama ialah Nafyu yang artinya peniadaan seluruh yang
disembah kecuali Allah SWT. Tergambar jelas pada firman Allah SWT di Alquran surat
Al Ikhlas.
"Qul huwallhu aad. Allahus-samad. Lam yalid wa lam yulad. Wa lam yakul lah kufuwan
aad"
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta
segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu
yang setara dengan Dia'."
2. Itsbat, yaitu menetapkan ibadah hanya untuk Allah SWT semata. Tidak ada sekutu bagi-
Nya. Seperti firman Allah SWT pada Quran surat Al-Baqarah 256.
"Laa ikraaha fii alddiini qad tabayyana alrrusydu mina alghayyi faman yakfur
bialththaaghuuti wayu/min biallaahi faqadi istamsaka bial’urwati alwutsqaa laa
infishaama lahaa waallaahu samii’un ‘aliimun"
Artinya: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
10
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui."
3. Rasulullah adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang tidak boleh disembah. Di sisi lain,
Rasulullah adalah utusan Allah dalam menyampaikan wahyu. Maka beliau harus
dimuliakan. Hal ini sudah tercantum pada Alquran surat Al Kahfi: 110.
"Qul innama ana basyarum mislukum yuha ilayya annama ilahukum ilahuw waid, fa mang
kana yarju liqa'a rabbihi falya'mal 'amalan saliaw wa la yusyrik bi'ibadati rabbihi aada"
artinya: "Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
1. Berbuat syirik
Syirik merupakan salah satu dosa besar yang sangat dibenci Allah SWT. Sebagaimana
firman Allah Ta’aala bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang
menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan mengampuni dosa-dosa lainnya bagi yang Dia
kehendaki.” (An-Nisa’: 116). Syirik terbagi atas dua macam, yaitu syirik besar dan kecil. Di
mana syirik besar itu mengakui adanya Tuhan selain Allah SWT, sementara syirik kecil itu
berupa mengakui adanya kekuatan selain Allah Ta’ala yaitu memiliki jimat-jimat, guna-
guna dan sebagainya.
2. Murtad
Murtad berarti keluar dari agama Islam. Dengan demikian, hal ini otomatis
syahadatnya juga batal dan semua amalan yang dilakukannya selama menjadi muslim akan
sia-sia dan tidak terhitung.
Dalam Islam sudah dijelaskan orang musyrik adalah kafir. Namun, sayangnya
perkembangan dunia saat ini justru terbalik. Hanya dikarenakan ingin disebut kaum
moderat atau karena kedekatan hubungan, maka sebagian muslim enggan menyebut istilah
musyrik dan kafir bagi orang yang keluar dari Islam.
11
Dalam sebuah riwayat disebutkan Umar bin Khattab mengatakan, thagut adalah
syaitan. Sementara Jabir menjelaskan, thagut adalah tukang tenung yang turun padanya
syaitan- syaitan. Sementara hukum thagut adalah hukum yang dibuat manusia dan saat ini
banyak orang yang lebih menggunakan hukum ini dibandingkan hukum Islam. Padahal jika
dibandingkan tentunya hal ini sungguh tidak sebanding.
Perilaku ini tentunya menjadi salah satu perilaku yang membatalkan syahadat.
Sebab, bagaimana mungkin seseorang mengaku Islam bila membenci sunnah rasul. Oleh
sebab itulah Allah SWT pun menghapus pahala dari setiap amal kebaikan yang telah
diperbuatnya.
Selain membenci sunnah rasul, tak jarang pula mereka memperolok-olok agamanya
sendiri dengan alasan hanya bermain-main dan bersenda gurau. Dengan demikian, perilaku
seperti ini sudah membatalkan keislaman mereka.
Selain berbuat syirik, perilaku seperti ini juga merupakan salah satu perilaku yang
dibenci Allah SWT. Sehingga meskipun dengan alasan apa pun, jika seorang muslim
melakukannya maka perbuatannya ini telah membatalkan keislamannya. 6
Perilaku ini juga salah satu penyebab batalnya syahadat seorang muslim. Bahkan
saat ini kelompok yang seperti ini semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Di mana
mereka adalah orang-orang yang hobi mengutak-atik agama Allah menurut selera akal
mereka.
Sebagaimana kita ketahui syarat seorang muslim sejati adalah melaksanakan ajaran
Allah sesuai Alquran dan sunnahnya. Namun dikarenakan kesombongannya, mereka
melakukan rekayasa akal dengan cara menyelewengkan pesan Allah dalam Alquran dan
sunnahnya. Sehingga perilaku seperti inilah yang dapat menyebabkan batalnya syahadat
seorang muslim.
12
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan Syahadatain merupakan inti ajaran Islam. Dengan pemahaman syahadatain yang benar,
seorang muslim akan menjadikan Allah sebagai ghayah (tujuan)nya, Muhammad sebagai qudwah
(teladan)nya, dan Al-Qur an sebagai dustur (pedoman hidup)nya. Saran Sebagai orang Islam,
tentunya kita harus lebih memahami makna syahadat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya
diucapkan di lisan, tetapi diyakini dalam hati dan diamalkan dalam kehidupan agar tidak hanya
Islam KTP. Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia
wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi
ucapannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://adoc.pub/queue/makalah-kelompok-aqidah-islam-syahadatain-makalah-ini-disusu.html
https://ummetro.ac.id/nasehat-akhir-pekan-makna-syahadatainrukun-syarat-konsekuensi-
dan- yang-membatalkannya/
https://minanews.net/urgensi-syahadatain/
https://terbitkanbukugratis.id/ropiyadi-alba/11/2020/urgensi-dua-kalimat-syahadat/
https://tarbiyah.net/ahammiyatus-syahadatain/