Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEKUENSI SYAHADAT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlak

Disusun Oleh :

YUNI WIDYA LESTARI

NIM : 20212068623227

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT STUDI ISLAM MUHAMMADYAH PACITAN
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehdirat Allah SWT karna rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
karya ilmiah yang berjudul “Konsekuensi Syahadat”. Karya ilmiah ini dibuat pada hari Kamis, 13
April 2023 untuk memenuhi salah satu tuga mata kuliah Akidah Akhlak.
Karya ilmiah ini berisi mengenai makna syahadat, syarat-syarat syahadat, rukun syahadat,
konsekuensi syahadat dan perkara-perkara yang bisa membatalkan syahadat. Karya ilmiah ini
diharapkan mampu memberikan atau menambah wawasan pembaca mengenai syahadat.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga penulis
menghrapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki karya ilmiah ini
agar bisa digunakan dengan sebagaimana mestinya.

Terimakasih

Kamis, 13 April 2023

penulis
DAFTAR ISI

MAKALAH ................................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. 3
BAB 1 .......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 4
1. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
2. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
3. Tujuan ............................................................................................................................................. 4
BAB 2 .......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................ 5
MAKNA SYAHADAT ................................................................................................................................ 5
SYARAT DAN RUKUN SYHADAT ............................................................................................................. 6
KONSEKUENSI SYAHADAT .................................................................................................................... 10
PERKARA YANG BISA MEMBATALKAN SYAHADAT.............................................................................. 12
BAB 3 ........................................................................................................................................................ 14
KESIMPULAN ............................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 15
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Syahadat merupakan rukun islam yang pertama. Kalimat syahadat merupakan syarat
pertama dan merupakan syarat paling penting digunakan bagi seseorang yang ingin
menjadi muslim (mualaf). Secara bahasa syahadat berasal dari kata bahasa Arab yakni
syahida (‫ )شهد‬yang artinya "ia telah menyaksikan". Dalam syariat Islam kalimat tersebut
merupakan sebuah pernyataan kepercayaan sekaligus pengakuan akan keesaan Tuhan
(Allah) dan Muhammad sebagai rasulNya. Sedangkan menurut istilah, Syahadat
merupakan penetapan dan persaksian baik secara lahir maupun batin. Bahwa muhammad
adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, yang diutus kepada manusia secara kesekuensinya,
yaitu menuruti perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya.
Syahadat disebut juga dengan Syahadatain yang artinya terdiri dari 2 kalimat, yakni
kalimat ketauhidan dan kalimat kerasullan.
 Kalimat pertama atau yang disebut kalimat ketauhidan :
ُ َٰ ‫َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َٰ َ ا ا‬
‫أشهد أن َل ِإل ه ِإَل ٱلل ه‬
ʾašhadu ʾan lā ʾilāha ʾillā -llāh
artinya: Saya bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak di ibadahi selain Allah
 Kalimat kedua atau yang disebut kalimat kerasullan :
َٰ ‫ََْ َ ُ َا ُ َ ا ً َ ُ ُ ا‬
‫وأشهد أن محمدا رسول ٱلل ِه‬
wa ʾašhadu ʾanna muḥammadan rasūlu -llāh
artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.
2. Rumusan Masalah
1. Apa makna syahadat?
2. Apa saja syarat dan rukun syahadat?
3. Bagaimana konsekuensi syahadat?
4. Apa saja perkara yang bisa membatalkan syahadat?
3. Tujuan
1. Memahami makna syahadat
2. Mengetahui syarat dan rukun syahadat
3. Mengetahui konsekuensi syahadat
4. Mengetahui perkara yang bisa membatalkan syahada
BAB 2

PEMBAHASAN

MAKNA SYAHADAT

Bacaan syahadat merupakan bacaan yang sangat penting dalam Islam karena merupakan
rukun Islam yang pertama. Jika rukun Islam merupakan sebuah bangunan, maka bacaan
syahadat adalah fondasinya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan salah satu hadits
Rasulullah SAW, yang menyebutkan bahwa dua kalimat syahadat sebagai perkara pertama
yang membangun agama Islam. Bunyi hadist tersebut yakni :

َ َ ِّ ْ َ‫ا‬
‫الزك ِاة َوال َحج َو َص ْو ِم َر َمضان‬
َ َ ‫ا‬
‫الصَل ِة َو ِإيت ِاء‬
َ
‫الله َو ِإقا ِم‬ ُ ُ َ ً َ ُ ‫ُ ََا‬ ‫َ َ َ َْ َ ََ ا‬ ْ َ ََ ُ َ ْ ْ
ِ ‫س شهاد ِة أن َل ِإله ِإَل الله وأن مح امدا رسول‬
ٍ ‫ِاْلسَلم على خم‬

Artinya: "Islam dibangun atas lima perkara. Mengucapkan dua kalimat syahadat, sholat
lima waktu, zakat, puasa di bulan Ramadhan, dan ibadah haji di tanah suci,." (HR Bukhari
Muslim).

Dikutip dari buku Cendekia Kementerian Agama (Kemenag), secara etimologis kalimat
syahadat mengandung makna kesaksian, yang artinya syahadat merupakan kesaksian dan
pengakuan yang diiringi dengan pemahaman sehingga kita dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam jurnal Fkultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatra Utara,
Abdul Karim pernah berkata bahwa : "Seorang muslim yang baik tidak hanya mengucapkan
sekali saja ucapan syahadat, sebab setiap menunaikan shalat akan diulangi berkali-kali
bacaan syahadat itu.”

Syahadat mempunyai tiga tempat kedudukan, yakni pada lisan, badan, dan kalbu. Artinya,
syahadat yang diucapkan harus diresapi hingga ke hati, kemudian diwujudkan dengan sikap
untuk melakukan hal-hal baik dan menjauhi larangan Allah. Kalimat syahadat, perlu
diperbarui minimal tiga kali sehari, selain dalam bacaan sholat, adzan, dan iqomah, hal ini
untuk memperbarui iman yang terdapat pada lisan, iman pada badan, dan iman pada kalbu
atau hati, karena mengingat iman manusia yang mudah hilang dan berkurang melalui lisan
dalam mengucapkan kata, perbuatan yang dilakukan anggota badan, dan apa yang
dirasakan dalam hati. Sehingga penting bagi setiap umat muslim untuk terus beribadah
dan mendekatkan diri pada Allah, agar iman dalam diri dapat terus terjaga serta patuh
pada Allah.
Kalimat syahadat sering diucapkan dalam lafadz adzan sebanyak 2 kali serta iqomah 1 kali.
Sedangkan dalam amalan sholat fardhu dalam sehari terdapat 9 kali kalimat syahadat yang
disebut dalam bacaan tasyahud dan juga dalam sholat sunah rowatib. Sehingga dengan
menunaikan sholat dengan tertib setiap hari sudah termasuk salah satu cara untuk
menjaga keimanan kepada Allah dan semakin banyak menunaikan sholat sunah, maka
semakin mendekatkan diri pada kebaikan dan pertolongan Allah. Semakin banyak
mengingat Allah, maka iman dalam diri akan tetap terjaga dan dengan begitu, segala
macam masalah yang dihadapi dalam hidup, meskipun terasa berat, pertolongan Allah
dekat pada orang-orang yang beriman. karena, Allah memiliki segala kekuatan yang dapat
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi hambanya.

Arti dan makna Syahadat perlu diketahui oleh setipa umat muslim. Kata Syahadat artinya
Keesaan Allah SWT dan Kerasulan Nabi Muhammad. Dua kalimat Syahadat yang diucapkan
setidaknya sekali selama seumur hidup ini dapat diartikan sebagai bentuk kepasrahan
seseorang kepada Allah dan menjelaskan bahwa ia percaya dan bersedia untuk
menjalankan apa yang diperintahkan oleh agama dan menjauhi apa yang dilarang oleh
agama.

Kalimat kedua Syahadat artinya sebagai bentuk kesediaan diri untuk mengikuti sunnah
Nabi, ittiba’, tidak taklid atau ikut-ikutan dalam mengerjakan suatu amalan ibadah, terlebih
lagi menjauhi segala perbuatan bid’ah apapun bentuknya sebagai bentuk utama dari
penerapan sekaligus konsekuensi terhadap kalimat syahadat.

Makna kata Muhammad Rasulullah menuntut kesediaan menjadikan Rasullullah sebagai


teladan, sehingga bernilai disisi Allah. Kalimat ini menjadikan seorang muslim memiliki rasa
cinta, ridho dengan segala yang dicontohkan dari segi amal, perkataan dan semua tingkah
laku beliau.

SYARAT DAN RUKUN SYHADAT

 Syarat – Syarat Syahadat

syahadat memiliki syarat-syarat, dan para ulama juga telah menyebutkan


bahwasannya terdapat kurang lebih sembilan syarat-syarat kalimat syahadat, sehingga
dengannya manusia bisa masuk surge.

Syarat-syarat tersebut, anatara lain :

1. Ilmu (‫)العلم‬
Ilmu tentang makna kalimat syahadat yang mengandung peniadaan dan
penetapan, yang menghilangkan kebodohan tentang hal tersebut.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
ُ ْ ُ َّ َ َ َ ُ َّ َ ْ ْ َ َ ْ ْ َ َ َْ ْ َ ْ َ ُ َّ َ َ ُ ‫َ ْ َ َا‬
‫ات َوالله َي ْعل ُم ُمتقل َبك ْم َو َمث َواك ْم‬
ِ ‫فاعل ْم أنه ال ِإله ِإال الله واستغ ِف ْر ِلذن ِبك و ِلل ُمؤ ِم ِنين وال ُمؤ ِمن‬

Artinya : “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak)
melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-
orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu
berusaha dan tempat tinggalmu.” (QS. Muhammad:19)

Al-haq di sini maksudnya adalah kalimat laa ilaaha illallaah dan mereka
mengetahui (mengilmui) dengan hati mereka akan makna kalimat yang
disebutkan lisan mereka. Dalam Shohih Bukhari, dari Utsman bin
Affan radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,

‫من مات وهو يعلم أنه ال إله إال الله دخل الجنة‬

Artinya : “Barang siapa yang meninggal dan dia mengetahui (mengilmui) bahwa
tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah niscaya pasti masuk
surga.”

2. Yakin (‫)اليقين‬

Keyakinan yang menghilangkan keraguan, sehingga setiap orang yang


mengucapkan kalimat syahadat yakin dengan apa yang dikandung oleh kalimat
tersebut secara pasti. Karena sesungguhnya keimanan itu tidak akan
bermanfaat kecuali dengan ilmu yang yakin.

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

َ َ ُ َّ
‫يل الل ِه أول ِئك‬ ‫ب‬ ‫س‬َ ‫اه ُدوا ب َأ ْم َواله ْم َو َأ ْن ُفسه ْم في‬
َ َ َ ُ ََْ َْ ‫ُ ا‬ َّ ُ َ َ َّ َ ُ ْ ُ ْ َ ‫ا‬
‫آمنوا ِبالل ِه َو َر ُس ِول ِه ثم لم يرتابوا وج‬ ‫ِإنما المؤ ِمنون ال ِذين‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ ‫ا‬ ُ
‫الص ِادقون‬ ‫ه ُم‬

Artinya :” Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang


beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah
orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurot:15)
3. Menerima (‫)القبول‬

Allah ‘azza wa jalla berfirman

َ ُ َ ُ ْ َ ََُ َ ْ
‫َم ْن َج َاء ِبال َح َسن ِة فله خ ْي ٌر ِمن َها َوه ْم ِم ْن ف َز ٍع َي ْو َم ِئ ٍذ ِآمنون‬

Artinya : “Barang siapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh


(balasan) yang lebih baik daripadanya, sedang mereka itu adalah orang-orang
yang aman tenteram dari kejutan yang dahsyat pada hari itu.” (QS. An-Naml:89)

4. Taat/patuh (‫)االنقياد‬

Maksudnya adalah kepatuhan terhadap apa yang dikandung oleh kalimat


syahadat dan tidak menyelisihinya.

Allah ‘azza wa jalla berfirman,


َّ
ُ ‫الله َعاق َب ُة‬ َ َ َُْْ َ ْ َ َ ْ َ َ ٌ ْ ُ َ ُ َ َّ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ
‫األمور‬ ِ ِ ‫ومن ي ْس ِل ْم وجهه ِإلى الل ِه وهو مح ِسن فق ِد است ْم َسك ِبال ُع ْرو ِة الوثقى و ِإلى‬

Artinya : “Dan barang siapa yang menyerahkan wajahnya (dirinya) kepada Allah,
sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah
kesudahan segala urusan.” (QS. Luqman:22)

Maksud dari “berpegang kepada buhul tali yang kokoh” adalah berpegang
kepada kalimat laa ilaaha illallaah dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala
urusan. Adapun makna “menyerahkan wajahnya” adalah taat. Sedangkan
makna “sedang dia orang yang berbuat kebaikan ” adalah orang yang bertauhid.

5. Jujur ( ‫) الصدق‬

Yaitu menolak kedustaan, maksudnya adalah mengucapkan kalimat syahadat


dengan jujur dari hati dan lisannya.

Allah ‘azza wa jalla berfirman,


َّ ‫َ َ َ ا ُ َ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ا َ ُ ْ ُ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ا َّ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ا‬
َ ‫الل ُه َّالذ‬
‫ين‬ ِ ‫الم أح ِسب الناس أن يتركوا أن يقولوا آمنا وهم ال يفتنون ولقد فتنا ال ِذين ِمن قب ِل ِهم فليعلمن‬
َ‫ْال َكاذبين‬ َ َ
‫َول َي ْعل َم ان‬
ُ َ
‫َصدقوا‬
ِِ

artinya : “Alif laam miim Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
(saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya
Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut:1-3)

6. Ikhlas (‫)اْلخالص‬

memurnikan amal dengan niat yang benar dari segala bentuk kesyirikan.

Dalam Shohih Bukhari, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, dari Nabi shalallahu
‘alaihi wa salam, beliau bersabda:

‫أو نفسه‬ ‫قلبه‬ ‫من‬ ‫خالصا‬ ‫الله‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ ‫قال‬ ‫من‬ ‫بشفاعتي‬ ‫الناس‬ ‫أسعد‬

Artinya : “Manusia yang paling bahagia dengan syafaatku adalah mereka yang
mengucapkan laa ilaha illallaah ikhlas dari hati atau jiwanya.”

7. Cinta (‫)المحبة‬

mencintai kalimat syahadat dan apa yang dituntut dan dikandungnya,


mencintai orang-orang yang mengamalkan kandungannya, mencintai orang
yang teguh menjaga syarat-syaratnya, dan membenci pembatalnya.

Rsulullah salallahu ‘alaih wa salam bersabda :

‫من قال ال إله إال الله وكفر بما يعبد من دون الله حرم ماله ودمه وحسابه على الله عز جل‬

Aartinya : “Barang siapa yang mengucapkan laa ilaha illa Allah dan mengingkari
apa yang diibadati selain Allah Allah haramkan harta, darah, dan hisabnya.”
(HR Muslim)

 Rukun Syahadat

Rukun syahadat dibagi menjadi 2, yakni :

1. Rukun “Laa ilaaha illallah”

Laa ilaaha illallah mempunyai dua rukun, yitu :


An-Nafyu atau peniadaan: “Laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala
bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah
selain Allah.

Al-Itsbat (penetapan): “illallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak


disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan
konsekuensinya.

2. Rukun “Muhammad Rasulullah”

Syahadat ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat “‘abduhu wa rasuluh ”
hamba dan utusanNya). Dua rukun ini menafikan ifrath (berlebih-lebihan) dan
tafrith (meremehkan) pada hak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau
adalah hamba dan rasulNya. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna
dalam dua sifat yang mulia ini, di sini artinya hamba yang menyembah.
Maksudnya, beliau adalah manusia yang diciptakan dari bahan yang sama
dengan bahan ciptaan manusia lainnya. Juga berlaku atasnya apa yang berlaku
atas orang lain.

Persaksian untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan dua sifat ini
meniadakan ifrath dan tafrith pada hak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena banyak orang yang mengaku umatnya lalu melebihkan haknya atau
mengkultuskannya hingga mengangkatnya di atas martabat sebagai hamba
hingga kepada martabat ibadah (penyembahan) untuknya selain dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Mereka ber-istighatsah (minta pertolongan) kepada
beliau, dari selain Allah SWT.

KONSEKUENSI SYAHADAT

Seorang Muslim yang beriman bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah, dituntut
untuk mewujudkan beberapa hal sebagai bukti kebenaran keimanannya.

Hal hal yang wajib diwujudkan sebagai konsekuensi syahadat Muhammad Rasulullah
adalah:

1. Membenarkan semua berita yang shahih dari Rasul Allah SAW.


Muhammad adalah Rasulullah yang diistimewakan dari manusia lainnya dengan wahyu,
maka jika Beliau memberitakan berita masa lalu maupun berita masa depan maka berita
itu sumbernya adalah wahyu yang kebenarannya tidak boleh ragukan lagi.

Di antara berita-berita dari Rasulullah yang wajib kita terima adalah: Berita tentang tanda-
tanda hari kiamat, seperti munculnya dajjal, turunnya Nabi Isa, terbitnya matahari dari
barat, berita tentang pertanyaan di alam kubur; Adzab dan nikmat kubur, begitu juga berita
tentang datangnya malaikat maut dalam bentuk manusia kepada Nabi Musa untuk
mencabut nyawanya lalu Nabi Musa menamparnya hingga rusak salah satu matanya.
Semua berita itu berasal dari hadits-hadits shahih, wajib kita percayai.

2. Mentaati Rasulullah
Seorang muslim wajib taat kepada Rasulullah sebagai perwujudan sikap pengakuan
terhadap kerasulan Beliau. “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah
mentaati Allah”. (Al-Nisaa’; 80) Syaikh Abdur Rahman Nasir As-Sa'dy berkata: setiap orang
yang mentaati Rasulullah SAW dalam perintah-perintah dan larangan-larangannya dia
telah mentaati Allah, sebab Rasulullah tidak memerintahkan dan melarang kecuali dengan
perintah, syariat dan wahyu yang Allah turunkan.

3. Berhukum kepada sunnah Rasul Allah.


Syahadat Muhammad Rasulullah yang benar akan membawa seorang muslim kepada
kesiapan dan keikhlasan untuk menjadikan sunnah Rasulullah sebagai rujukan, dia pasti
menolak jika diajak untuk merujuk hawa nafsu, maupun warisan nenek moyang dalam
menetapkan suatu hukum, lebih-lebih jika terjadi ikhtilaf (perbedaan), seorang Muslim
yang konsekwen dengan syahadatnya dengan lapang dada akan menjadikan sunnah
Rasulullah sebagai imamnya.
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sehingga mereka menjadikanmu sebagai
hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.” (QS. An Nisaa'; 65).
Rosululloh SAW bersabda :
“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah
telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik
menghalangimu dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu”. (QS. An-Nisaa' : 61).
PERKARA YANG BISA MEMBATALKAN SYAHADAT

Untuk tetap menjaga kalimat tauhid atau syahadat tetap murni, mka perlu menghindari
beberapa hal yang dapat merusak antara lain :

1. syirik
Syirik dalah sikap menyekutukan Allahsecara dzat, sifat, perbuatan dan ibadah. Syirik
secara dzat adalah meyakini dzat Allahsama seperti dzat makhluk-Nya, syirik secara
sifat adalah meyakini sifat Allah samaseperti sifat makhluk, syirik secara perbuatan
adalah meyakini yang diperbuat Allahselama ini sama seperti makhluk mengatur alam
semesta dan syirik secara ibadah adalahmenyembah dan mengagungkan selain dari Allah.

Syirik terbagi menjadi 2 macam, yaitu

a. Syirik besar ( asy syirkul akbar ), yakni tindakan menyekutukan Allah dengan makhluk-
Nya.
b. Syirik kecil ( asy syirkul asghar ), yakni tindakan yang mengarah kepada syirik, tetapi
belum sampai tingkat keluar dari tauhid namun tetap mengurangi kemurniannya.

Bentuk-bentuk syirik :

a. Menyembah berhala atau patung


b. Menyembah matahari
c. Menyembah jin
d. Menyembah rahib atau pendeta
e. Menyembah hawa nafsu
f. Menyembah para nabi ( contohnya menyembah nabi isa yng dilakukan oleh kaum
Kristen )

2. Al Ilhaad (menyimpang dari kebenaran)


Pada hakikatnya al ilhaad adalah segala tindakan yang menyimpang darikebenaran, tetapi
secara definitif ia lebih khusus digunakan untuk sikap menafikan (tidakpercaya) adanya
sifat-sifat, nama-nama dan perbuatan Allah.

3. An Nifaaq ( wjahnya islam, hatinya kafir )


Yakni orang-orang munafik yang ketika bertemu dengan orang-orang Islam mereka suka
menampakkan dirinya sebagai muslim, dan ketika bertemu dengan kawannya sesama
kafir, mereka kembali ke wajah-wajah mereka yang kafir.
Ciri-ciri orang munafik :
a. mulut mereka mengatakan beriman kepada Allah dan hari kiamat, sementara
hatimereka kafir.
b. Ketika dikatakan kepada mereka agar jangan berbuat kerusakan,
mereka mengakuberbuat baik.
c. Ketika bertemu dengan orang-orang beriman mereka menampakkan
keimanan, tetapiketika kembali ke kawan-kawan mereka sesama syetan
mereka kembali kafir.
d. Ibarat orang berbisnis mereka sedang membeli kekafiran dengan keimanan.
Sebab setiapsaat wajah mereka berganti-ganti tergantung dengan siapa
mereka pada saat itu sedang bersama-sama.
e. Ibarat pejalan dalam kegelapan, setiap kali mereka menyalakan obor, seketika
obor itupadam kembalif.
f. Ibarai orang-orang yang ketakutan mendengarkan petir saat hujan turun,
mereka selalumenutup telinga karena takut kebenaran yang disampaikan
Rasulullah Saw. Masuk kehati mereka.
BAB 3

KESIMPULAN

Syahadat artinya kesaksian. Syahadat merupakan rukun Islam yang pertama. Orang yang masuk
agama Islam harus membaca syahadat. Syahadat ada dua, yaitu syahadat tauhid dan syahadat
rasul.
Syarat-syarat syahadat :
1. Ilmu
2. Yakin
3. Menerima
4. Taat/patuh
5. Jujur
6. Ikhlas
7. Cinta
Rukun syahadat :
1. Rukun “la ilahailallah”
2. Rukun “Muhammad rasulullah”
Kosekuensi syahadat :
1. Membenarkan semua berita yang shahih dari Rasulullah SAW
2. Mentaati Rasulullah SAW
3. Berhukum kepada sunnah Rasulullah SAW
Perkara yang bisa membatalkan syahadat :
1. Syirik
2. Al ilhaad
3. An nifaaq
DAFTAR PUSTAKA

https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_15-10-
2020_5f884fc51216f.pdf

https://www.suara.com/news/2021/12/02/125544/apa-arti-syahadat-lengkap-dengan-
penjelasan-dan-keutamaannya

https://id.wikipedia.org/wiki/Syahadat

https://muslim.or.id/28007-7-syarat-diterimanya-dua-kalimat-syahadat.html

https://ummetro.ac.id/nasehat-akhir-pekan-makna-syahadatain-rukun-syarat-
konsekuensi-dan-yang-membatalkannya/

Anda mungkin juga menyukai