Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DAKWAH DALAM PERSPEKTIF AL QURAN DAN HADIS

URGENSI DAKWAH DAN TANTANGAN DAKWAH


Dosen Pengampu: Hj. Sitti Asiqah Usman Ali, Lc., M. Th.I

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
KELAS KPI C

ANDI AIDIL SALSABIL (50100122092)

MULYADI (50100122078)
NUR ALYHA ARWIN (50100122081)

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah swt. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan Puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang “AYAT AYAT DAN
HADIS” URGENSI DAKWAH DAN TANTANGAN DAKWAH”. Makalah ini sudah kami
susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Solawat dan salam kita hantarkan kepada baginda Nabi besar Muhammad saw. yang telah
mendakwahkan ajaran islam sehingga umat manusia mengetahui hal-hal yang di ridhoi oleh Allah
dan yang dimurkai-Nya terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh Karenanya kami dengan
lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi
untuk pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb.

Samata, 1 OKTOBER 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ 2
BAB I............................................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 2
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ...................................................................................................................... 3
BAB 2 ............................................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4
A. Ayat ayat tentang urgensi dakwah dan tantangannya ....................................................................... 5
B. Hadis hadis tentang urgensi dakwah dan tantangannya ................................................................... 7
C. Kaitan ayat dan hadis tentang urgensi dakwah ................................................................................ 9
BAB III .......................................................................................................................................................10
PENUTUP ..................................................................................................................................................10
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................10
B. Saran ...................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

2
Dakwah Islam adalah suatu aktivitas untuk merubah situasi dari yang kurang baik kepada yang
lebih baik, sehingga terbentuk sebuah tatanan kehidupan keluarga (usrah), kelompok sosial
(jama’ah), dan masyarakat (ummah) yang baik(kharu ummah), yaitu masyarakat yang terdiri dari
individu-individu yang baik,berkualitas sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Untuk
mewujudkan masyarakat yang Islami (khairu Ummah), di perlukan dakwah Islam yang tidak
hanya dalam bentuk ajakan atau seruan dalam dakwah lisan semata, tetapi diperlukan sebuah
gerakan yang berorientasi pada pengembangan masyarakat berupa pelayanan, bantuan sosial, dan
pembinaan sehingga terwujud kesejahteraan. Inilah yang difahami sebagai dakwah bil hal.

Dengan demikian, dakwah Islam tidak dipahami dalam pengertian yang sempit, yakni upaya
peningkatan mencakup sasaran yang luas, yaitu pelaksanaan Islam secara menyeluruh yang
menuntun perjalanan hidup manusiasebagai pemeluknya. Memahami konsep gerakan dakwah
secara komprehensip, berarti problematika dakwah Islam yang sedang kita jalani dan hadapi di
masa-masa mendatang juga mencakup berbagai segi yang terkait dengan kehidupan manusiabaik
hubungannya dengan sesama makhluk Allah (Horizontal) maupun yang terkait dengan hubungan
manusia dengan sang khalik (Vertikal).

Untuk mempermudah memahami persoalan problematika dakwah menjadi dua, yaitu:


Pertama, pemahaman umat Islam khususnya para da’i sebagai pelaku dakwah tentang dakwah
Islam dan mereformulasi atau merekontruksi kegiatandakwah. Atau, katagorikan sebagai
problematika internal. Kedua, problematika eksternal, yaitu berbagai problematika umat mulai dari
pemahaman tentang keislaman sampai kepada permasalahan ekonomi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan ayat ayat urgensi dakwah.
2. Menjelaskan hadis hadis tentang urgensi dakwah.
3. Menjelaskan kaitan ayat dan hadis tentang urgensi dakwah.

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping untuk memenuhi tugas
dalam perkuliahan juga agar kami khususnya dan semua mahasiswa pada umumnya mampu
mengetahui ayat ayat dan hadis tentang urgensi dakwah.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

4
A. Ayat ayat tentang urgensi dakwah dan tantangannya
Dalam Qur’an surat Ali Imran ayat 104; Allah Swt. berfirman: “dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung” Menurut Abu Ja’far;
bahwa seagianya ada di antara kamu (orang beriman) sekumpulan orang (ummah/ jama’ah) yang
menyeru manusia kepada kebaikan (al-khayr/ Islam dan syari’atnya) yang telah disyari’atkan oleh
Allah Swt. Kepada para hamba-Nya, dan menyuruh manusia mengikuti (Nabi) Muhamma Saw.
Serta agama yang dia bawa dari sisi Allah Swt. dan mencegah dari kemunkaran. Artinya,
mencegah ke-kufur-an (baca: perlawanan) kepada Allah Swt. dan mendustakan agama yang
dibawanya dari sisi Allah Swt, dengan segenap usaha, sehingga mereka taat dan patuh (al-
Thabariy, Tafsir al-Thabariy, Juz VII, hlm. 90). Di pengujung ayat dapat diperhatikan, bahwa
orang-orang yang selalu berdakwah tidak pernah mengalami kerugian, tetapi selalu mendapatkan
keuntungan (al-muflihûn).

Senada dengan ayat tersebut, Nabi Muhammad Ibn ‘Abdillah Saw. juga pernah bersabda yang
diriwayatkan dari ‘Abdillah ibn ‘Umar ra., katanya: bahwa Nabi Saw. bersabda:

‫بلغوا عني ولو آية وحدثوا عن بني إسرائيل ول حرج ومن كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار‬

Dari ayat dan hadis Nabi Saw. di atas dapat diketahui, bahwa ber-dakwah dalam Islam sangat
penting, yang dilakukan oleh sekelompok orang (Shahih al-Bukhariy, Vol. III, hlm. 1275).

Kata da’wah disebut sebanyak enam kali dalam al-Qur’an. Sementara kata dâ’I sebanyak
tiga kali, seperti surat al-Baqarah ayat 186; beerkaitan dengan pernyataan Tuhan, bahwa Dia sangat
dekat dengan hamba-Nya dan akan mengabulkan permohonan orang yang berdo’a hanya kepada-
Nya. Dan al-Qamar ayat 6, yang berkaitan keadaan hari Kiamat.

Kemudian, terkait dengan tugas dakwah tersebut, di dalam al-Qur’an Allah Swt. telah menjelaskan
beberapa metode yang harus diterapkan. Hal ini telah cukup jelas dalam surat al-Nahl ayat 125,
Allah Swt. berfirman:

‫ع ْن َسبِي ِل ِه َوه َُو أَ ْعلَ ُم‬ َ ‫ظ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم بِالَّتِي ه‬
َ ‫ِي أَحْ َسنُ إِنَّ َربَّكَ ه َُو أَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫ادْعُ إِلَى َسبِي ِل َربِكَ بِ ْالحِ ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬
َ‫بِ ْال ُم ْهتَدِين‬

5
Artinya: bahwa Allah Swt. memerintah Nabi Muhammad Saw. supaya mengajak manusia
(makhluq) dengan penuh kelembutan (al-hikmah, bijaksana dengan makna qaul layyin) kepada
syari’at Islam yang telah diwahyukan kepadanya (Tafsir al-Thabariy, Vol. XVII, hlm. 321). Ayat
di atas turun ketika ada perintah gencatan senjata (muhâdanah/ truce) dengan Kafir Quraisy di
Makkah, supaya mengajak mereka dengan persuasif (ajakan yang lembut) kepada syari’at agama
Allah Swt. (lihat al-Qurthubiy, Vol. X, hlm. 200).

Hal ini menggambarkan, bahwa metode dakwah yang Islamiy adalah persuasif, sekaligus
membantah anggapan, bahwa Islam disi’arkan dengan kekerasan (melalui pedang). Di dalam surat
al-Baqarah : 256 dijelaskan;

‫الر ْشدُ مِنَ ْالغَي‬ ِ ‫َل إِ ْك َراهَ فِي الد‬


ُّ َ‫ِين قَدْ تَبَيَّن‬

Artinya : Bahwa tidak ada paksaan dalam menganut agama (Islam), karena telah jelas mana yang
benar dan mana yang sesat.

Surat al-Nahl di atas juga menggambarkan, bahwa selain dengan cara yang persuasif dan
mendidik atau nasehat yang baik (al-maw’idzatul hasanah) juga lewat diskusi yang elegan
(mujâdalah hasanah, tukar pikiran yang dialogis). Dengan metode yang persuasif, materi dakwah
akan dapat diharapkan lebih signifikan dibanding dengan kekerasan.

Terkait dengan sosok orang yang melakukan dakwah, semestinya mereka lebih dulu
menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji (akhlaq al-karimah, budi pekerti mulia), seperti: jujur,
lemah lembut, rendah hati (tawâdhu’), pema’af, pemurah dan sebagainya. Sifat-sifat ini penting,
karena sebagai pewaris Nabi (waratsatul anbiya’) akan mengajak orang banyak untuk menegakkan
kebenaran dan mencegah kemunkaran. Orang yang diajak akan memperhatikan orang yang
berdakwah seberapa jauh dia berprilaku konsisten dengan materi yang dia sampaikan.

Sebagaimana dalam surat Al-Qasas ayat 56 dijelaskan bahwa:

َ‫ِي َم ْن يَّش َۤا ُء َۚوه َُو اَ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهتَ ِديْن‬ َ ٰ ‫ِي َم ْن اَحْ َببْتَ َو ٰل ِك َّن‬
ْ ‫ّللا َي ْهد‬ ْ ‫اِنَّكَ َل تَ ْهد‬
Artinya : Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk.

6
Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu
Talib, paman Rasulullah ‫ ﷺ‬sebagaimana yang diketahui Abu Talib adalah orang yang
melindunginya, membantunya dan berdiri di pihaknya, serta mencintainya dengan kecintaan yang
sangat secara naluri, bukan secara syar'i. Tatkala ajal menjelang dan sudah tiba saat ajalnya,
Rasulullah ‫ ﷺ‬menyerunya untuk beriman dan masuk Islam. Tetapi takdir telah mendahuluinya dan
nyawanya telah meregang, sedangkan ia masih tetap berada di dalam kekafirannya. Hanya bagi
Allah-lah hikmah yang sempurna.

Sebagai Seorang pendakwah harus terlebih dahulu berperang dengan musuh yang bersarang dalam
dirinya melalui jihad bi al-nafs sebelum berhadapan dengan musuh lain. Untuk memeperoleh
keberhasilan yang gemilang, seorang pendakwah juga perlu mempersiapkan beberapa hal, seperti:
wawasan yang luas terutama dalam bidang agama, memahami kandungan al-Qur’an, iman yamg
kuat, sabar, optimis dan rela berkorban, baik waktu, pikiran dan tenaga maupun harta. Tidak kalah
pentingnya, yaitu semangat yang tinggi dalam mencapai tujuan, menyiapkan diri bekerja secara
terus menerus, teratur dan berkesinambungan.

B. Hadis hadis tentang urgensi dakwah dan tantangannya


Rasulullah SAW telah berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik
sepanjang zaman dengan dakwahnya. Beliau juga terus mencetak para penerus dakwahnya untuk
membentuk basis dan cikal bakal masyarakat terbaik di Madinah (Anshar). Dan dengan dakwahlah
kita bisa kembali bangkit menuju kejayaan sebagai khairu ummah. Berdakwah termasuk ibadah
yang utama dan besar pahalanya. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman: "Siapakah yang lebih
baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Terj. QS. Fushshilat:
33) Syaikh As Sa'diy berkata tentang ayat ini, "Ini merupakan pertanyaan yang mengandung
penafian yang tetap, yaitu tidak ada seorang pun yang lebih baik perkataannya; maksudnya ucapan,
jalan dan keadaannya, dibanding orang yang mengajak manusia kepada Allah, dengan
mengajarkan orang yang tidak tahu, menasehati orang yang lalai dan berpaling, mendebat orang
yang batil dengan menyuruh beribadah kepada Allah dengan berbagai macamnya, mendorong
untuk itu serta memperbaiki ibadah tersebut sesuai kemampuan, dan melarang orang lain dari
mengerjakan larangan Allah, memunjukkan keburukan perbuatan tersebut dengan berbagai cara
agar dapat ditinggalkan.

7
Yang lebih khusus lagi adalah mengajak manusia ke dalam agama Islam, memperbaiki
citranya dan membantah musuh-musuh Islam dengan cara yang baik, melarang kebalikannya
berupa perbuatan kufur dan syirk, beramr ma'ruf dan bernahi munkar. Termasuk berdakwah
kepada Allah adalah membuat manusia mencintai Allah dengan menyebutkan secara rinci nikmat-
nikmat-Nya, kepemurahan-Nya yang luas dan rahmat-Nya yang lengkap serta menyebutkan sifat-
sifat sempurna-Nya dan sifat-sifat agung-Nya. Termasuk berdakwah kepada Allah adalah
mendorong manusia mengambil ilmu dan petunjuk dari kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya,
mendorong kepadanya dengan berbagai cara yang bisa mengantarkan kepadanya.

Termasuk pula mendorong berakhlak mulia, berbuat baik kepada manusia secara umum,
membalas keburukan dengan kebaikan, memerintahkan bersilaturrahim dan berbakti kepada kedua
orang tua. Termasuk pula memberi nasihat kepada manusia secara umum pada waktu-waktu
tertentu, pada momen-momen tertentu dan saat datang musibah sambil menyesuaikan dengan
keadaan, dan lain sebagainya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, di mana hal tersebut
termasuk ke dalam mengajak kepada kebaikan di samping memperingatkan terhadap semua
keburukan." (Taisirul Karimir Rahman pada tafsir surat Fushsilat ayat 33). Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam juga bersabda menerangkan keutamaan orang yang berdakwah: ِ

“Barang siapa yang menunjukkan kepada petunjuk, maka ia akan memperoleh pahala
seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala mereka, dan
barang siapa yang menunjukkan kepada kesesatan, maka ia akan menanggung dosa seperti dosa
orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka. “ (HR. Muslim)

Dakwah merupakan nikmat terbesar. Yang mana sudah di jelaskan diatas hanya Allah
berikan kepada hamba-hambanya, mereka masuk dalam barisan para nabi dan rosul, baik secara
pelaku maupun penerima. Dakwahlah yang akan membwa kegelapan menuju terang benderang
cahaya Islam. Ketika Allah mengamanahkan kepada kita karunia dakwah maka itulah yang akan
tak ternilai pahalanya. Dakwah adalah sebaik-baik amal. Dakwah identik dengan kebaikan, karna
dalam dakwah kebaikan akan melekat kepada kita dengan sendirinya. Apapun yang dilakukan
dalam dakwah adalah kebaikan dan selalu merupakan kebaikan, karna dakwah akan memberikan
yang terbaik. Amal kebaikan yang selalu diawali dengan niat yang baik, disampaikan dengan
perkataan yang baik, dan diamalkan dengan pekerjaan yang baik pula

8
C. Kaitan ayat dan hadis tentang urgensi dakwah

Dakwah adalah Kewajiban Syari’at (‫)الدعوة فريضة رشعية‬

Allah ta’ala berfirman dalam surat Ali Imran ayat 104 sebagai berikut,

‫ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali
Imran 104)

Huruf lam pada lafaz waltakun dalam firman Allah ini adalah untuk menyatakan perintah[1], sedangkan
perintah itu menuntut suatu kewajiban. Demikian menurut Ibnu Asyur, shigat (bentuk) lafaz waltakun
minkum ummah merupakan bentuk wajib karena menerangkan perintah.[2] Dalam menafsirkan ayat ini,
Wahbah az Zuhaili berpendapat,

‫ وأولئك الك ّمل‬،‫يأمر هللا تعالى األمة اإلسالمية بأن يكون منها جماعة متخصصة بالدعوة إلى الخير واألمر بالمعروف والنّهي عن المنكر‬
]3[”‫هم المفلحون في الدّنيا واآلخرة‬

Allah ta’ala memerintahkan bagi ummat Islam tentang keharusan adanya sekelompok jama’ah yang
khusus menangani perintah berda’wah kepada kebaikan menyeru yang ma’ruf dan mencegah
kemungkaran, mereka itulah kemenangan yang sempurna di dunia dan akhirat.

Sayyid Quthb berpendapat bahwa “ ]4[”‫إن قيام هذه الجماعة ضرورة من ضرورات المنهج اإللهي ذاته‬menegakkan
jamaa’ah da’wah ini merupakan kewajiban darurat sebagaimana kedaruratan menegakkan system
Ilahiyah itu sendiri. Menurut Ibnu Katsir, maksud yang terkandung dalam ayat ini adalah,

]5[”ِ‫علَى كُ ِّل فَ رْ ٍد مِنَ ْاأل ُ َّم ِة بِ َح ْسبِه‬ ِ ‫ َوإِ ْن كَانَ ذَلِكَ َو‬،‫ص ِ ّديَةٌ ِل َهذَا الشَّأْ ِن‬
َ ‫اجبًا‬ َ َ‫أَ ْن تَكُونَ فرْ قَة مِنَ األ َّمة ُمت‬
Bahwa hendaklah ada sekelompok orang dari ummat Islam yang dikerahkan untuk menanangani
perintah da’wah ini, walaupun tuhgas ini merupakan kewajiban bagi setiap individu ummat Islam sesuai
dengan kadar kemampuan masing-masing.

Dari Abu Sa’id ra, bahwasanya Rasulullah telah bersabda,

]6[.‫ان‬ ِْ ‫ف‬
ِ ‫اإلي َم‬ ْ َ‫ َوذَلِكَ أ‬،ِ‫ فَإِ ْن لَ ْم يَ ْستَطِ ْع فَبِقَلْبِه‬،ِ‫سانِه‬
ُ َ‫ضع‬ َ ‫ فَإِ ْن لَ ْم يَ ْستَطِ ْع فَبِ ِل‬،ِ‫َم ْن َرأَى ِمنْكُ ْم ُمنْك ًَرا فَلْيُغَيِّرْ هُ بِيَ ِده‬
“Barangsiapa diantara kalian melihat sebuah kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak
mampu maka dengan perkataannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemah
iman ”

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Urgensi dakwah dalam Al-Quran Sebagaimana dalam surat Al-Qasas ayat 56 dijelaskan
bahwa : Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk.

Adapun hadis yang dijelaskan oleh :Abu Sa’id ra, bahwasanya Rasulullah telah
bersabda,“Barangsiapa diantara kalian melihat sebuah kemungkaran maka ubahlah dengan
tangannya, jika tidak mampu maka dengan perkataannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya
dan itulah selemah-lemah iman.

Dakwah merupakan nikmat terbesar. Yang mana sudah di jelaskan diatas hanya Allah berikan
kepada hamba-hambanya, mereka masuk dalam barisan para nabi dan rosul, baik secara pelaku
maupun penerima. Dakwahlah yang akan membawa kegelapan menuju terang benderang cahaya
Islam. Ketika Allah mengamanahkan kepada kita karunia dakwah maka itulah yang akan tak
ternilai pahalanya. Dakwah adalah sebaik-baik amal. Dakwah identik dengan kebaikan, karna
dalam dakwah kebaikan akan melekat kepada kita dengan sendirinya.

B. Saran

1.Di dalam Islam dakwah merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat Manusia yang harus
diterapkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, Agar ajaran Islam terealisasi dalam
masyarakat

2.Metode dakwah yang diterapkan KH. Munif Muhammad Zuhri dalam Berbagai macam, gagasan
beliau sangat tepat dan sangat diperlukan bagi Perkembangan masyarakat khususnya masyarakat
Girikusuma, maka dari Itu perlu dikembangkan agar apa yang menjadi tujuan dakwah dapat
Tercapai secara maksimal.

10
3.alam melaksanakan dakwah tentu ada hambatan, tetapi hambatan Tersebut jangan sampai
menjadikan untuk melaksanakan kegiatan dakwah Tetapi hendaknya hambatan tersebut dapat
dijadikan sebagai penyemangat Dalam berdakwah serta mencari keridhoan Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms, 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Pustaka Belajar : Yogyakarta.


Hak Dan Kewajiban Warga Negara. http://id.wikipedia.org/wiki/
Feri, 2015. Hak dan Kewajiban Warga Negara. http://tifferi.blogspot.co.id/2015/01/hak-dan-
kewajiban-warga-negara.html
Hanifah, 2015. Hak dan Kewajiban Warga Negara. aniiev.blogspot.co.id/2015/03/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
Eddy, 2015. Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara. http://pkn-
ips.blogspot.co.id/
Alyanis, 2015. Contoh Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Sebagai Warga Negara.
aanswm.blogspot.co.id/2015/07/contoh-pelanggaran-hak-dan-pengingkaran.html

11
12

Anda mungkin juga menyukai