Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGETAHUAN ZAMAN DAN PERIODASI


Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :
Pemikiran Kontemporer Dalam Islam
Dosen Pengampu : Ansor Bahary, MA,.

Muhamad Iqbal Fauji


Muhamad Zafar Sidiq

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN (PTIQ) JAKARTA


Jl. Lebak Bulus, Pasar Jumat, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, baik nikmat yang
bersifat dzahiriyyah maupun bathiniyyah yang mana berkat nikmat tersebut, dapat
meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Salawat seiring salam, semoga tersampaikan
kepada kekaksih tercinta, sang pembawa cahaya hidayah yang menggebrakkan gelapnya
kezaliman, yakni Nabi Muhammad SAW, dan tak lupa kepada keluarga serta sahabat dan
tabiinya. Dan semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari pembalasan kelak.

Islam, menjadi sebuah tuntunan dan aturan dalam berkehidupan yang mana Allah
turunkan sebagai bentuk cinta dan sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Oleh
karenanya di dalam al-Quran, Allah SWT menegaskan ;

٩١َّ…َّ‫ّللَِّٱ إ ِۡل إس َٰلن‬


َّ ‫إِىََّّٱلدِييََّّ ِعٌدَّٱ‬

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam…” (Qs. Ali
Imran/3: 19)

Di dalam beragama, pemikulnya diminta untuk masuk dan menjalankan Islam beserta
sistem yang di dalamnya secara menyeluruh (kaffah). Agar para pemeluknya mendapati
kenikmatan serta tuntunannya pun secara menyeluruh. Sama halnya ketika dimintai
bergabung dengan sebuah organisasi, maka sang leader meminta anggotanya untuk
mendidikasikan diri para anggotanya secara menyeluruh untuk organisasi tersebut. Dan
begitupun sama halnya dengan Islam. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam al-
Quran;

َِّ ‫ت َّٱلش إي َٰط‬


ّٞ ‫ّو َّ ُّه ِب‬ٞ ‫ي َّ ِإًهَّۥ َّلك إن َّعد‬
َّ‫يي‬ ِ ‫َٰيَٰٓأيُّها َّٱلذِييَّ َّءاهٌىاْ َّٱ إدخلىَّاْ َّفِي َّٱلس إِل َِّن َّكآَٰف ٗة َّوَل َّجح ِبعىاْ َّخط َٰى‬
٨٠٢

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu” (Qs. Al-Baqarah/2: 208)

ii
Semakin berkembangnya zaman, banyak sekali temuan-temuan baru yang mana
menuntut Islam untuk dapat menjawab setiap permasalahan yang menyangkut kepada
peribadatan dan kehidupan penganutnya. Oleh karenanya, Islam banyak melahirkan para
pemikir kontemporer yang mana dapat membantu menjawab dan menemukan titik temu
dari setiap permasalahan yang mana bersifat kontemporer.

Oleh karena itu, maka sebagai pelajar muslim khususnya, wajib bagi kita untuk
mengetahui dan mempelajari berbagai pemikiran para cendikiawan muslim baik salaf
maupun kontemporer. Sebagai bekal untuk menjawab tantangan zaman yang mana
semakin maju dengan pesat.

Makalah ini lahir, menjawab tuntutan tersebut. Sehingga di dalam makalah yang kami
susun ini, kami akan memfokuskan pembahasan kami kepada para tokoh atau
cendikiawan muslim yang mana terkenal dalam pemikirannya. Dan harap kami sangat
besar akan kebermanfaatan dari makalah yang kami susun ini.

Jakarta, 22 Februari 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iv
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
BAB II............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN............................................................................................................................. 2
A. Pengertian Zaman dan Periodasi ..................................................................................... 2
B. Mutaqqdimin dan Mutakhirin ......................................................................................... 2
C. Klasik, Pertengahan, dan Modern-Kontemporer .......................................................... 5
BAB III ......................................................................................................................................... 10
KESIMPULAN ............................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berangkat dari kemajuan zaman, serta manusia semakin berkembang baik dari
perilaku maupun pemikirannya. Maka Islam semakin dituntut untuk menjawab
setiap perkembangan tersebut.
Oleh karenanya, Islam harus melahirkan para pemikir yang mana dapat
menjawab setiap permasalahan manusia yang mana semakin berkembang dari
masa ke masa.
Kemajuan zaman inilah, yang mana dapat berdampak baik namun juga
berdampak buruk bagi Islam. Dampak baiknya Islam semakin berkembang dari
masa ke masa, namun dampak buruknya adalah manusia punya potensi dapat jauh
dari Allah SWT. Karena semakin majunya pemikiran manusia, sehingga
muncullah istilah, jika tidak masuk ke dalam akal, maka enggan menerima.
Sungguh hal ini sangat berbahaya bagi umat Islam. Oleh karenanya, sangat
dibutuhkan para pemikir dalam Islam yang mana dapat menuntukkan juga Islam
berkembang atau mundurnya Islam oleh mereka.
Oleh karenanya, makalah ini berfokus terlebih dahulu kepada pengetahuan
tentang zaman dan periode itu sendiri, serta golongan terdahulu, pertengahan dan
kontemporer, serta ciri dan perbedaa mendasar dari keduanya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Zaman dan Periodasi
2. Golongan Mutaqddimin dan Mutaakhirin (Klasik, Pertengahan dan Modern-
Kontemporer)
3. Ciri dan perbedaanya

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zaman dan Periodasi


Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), zaman diartikan sebagai jangka
waktu yang panjang atau pendek yang menandai suatu masa. Sedangkan periode
adalah lingkarang waktu atau masa.
Hemat kami, zaman adalah suatau jangka waktu baik dia pendek atau panjang
namun menandakan adanya suatu masa terlebih khusus kepada sebuah peradaban.
Contoh kecil adalah zaman pra-sejarah, di mana diisi dengan pradaban manusia
purba dan hewan purba. Sedangkan periode hemat kami, adalah sebuah
perputaran waktu yang di dalamnya terdapat peristiwa yang sangat besar. Seperti
periode Rasulullah SAW di Makkah, yang mana menandakan adanya peristiwa
yang sangat besar di Makkah yang bersangkutan dengan Nabi SAW.
Tentunya berkaitan dengan pemikiran, maka fokus pembahasan adalah
bagaimana dan dari sejak zaman atau periode apa kemajuan berpikir, khususnya
umat muslim maju. Tentunya perlu diurutkan dari periode awal Islam itu muncul,
atau hematnya sejak Nabi SAW itu menerima wahyu hingga di masa sekarang.
Sehingga akan nampak ciri dan perbedaan yang mendasar dari setiap periodenya.

B. Mutaqqdimin dan Mutakhirin


Islam lahir sejak Allah menurunkan Nabi Adam AS ke muka bumi, namun
memang penyempurnaannya adalah di masa Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana firman Allah SWT di dalam al-Quran:

٣…َّ‫ضيثَّلكنَّٱ إ ِۡل إس َٰلنََّّد ِٗيٌا‬


ِ ‫…ٱ إلي إىمََّّأ إكو إلثَّلك إنَّدِيٌك إنَّوأ إجو إوثَّعل إيك إنَّ ًِعإ وحِيَّور‬
“…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. …” (Qs. Al-Maidah/5: 3)
Dari kesempurnaan tersebut, zaman menuntut Islam untuk berkembang dari
masa ke masa. Oleh karenanya, dapat diperhatikan beberapa periode di bawah

2
berikut, yang mana mencirikan bahwa sekian hari, sekian masa Islam selalu
mengalami perkembangan, khususnya dalam pemikiran.
1. Periode Nabi Muhammad SAW
Pada periode ini, Islam mengalami proses penyempurnaan dengan
disempurnakannya tuntunan syariat yang mana disampaikan oleh Allah
kepada nabi-Nya, Muhammad SAW. Pada periode ini, bisa dibagi menjadi
periode makkah dan madinah. Mengapa demikian, karena Nabi SAW tidak
pernah terlepas dari peristiwa-peristiwa besar yang mana Nabi berkaitan
dengan kedua daerah tersebut.
Sebagai contoh Nabi ketika di Makkah, mendapati wahyu pertama yang
diturunkan Allah SWT, melalui malaikat jibril. Kemudian di kota Madinah,
terdapat peristiwa besar yakni persaudaraan antara kaum muhajirin dengan
ansar.
Dalam masa periode Nabi SAW di kota Makkah, dakwah Nabi dilakukan
sementara secara sembunyi-sembunyi, guna untuk mengantisipasi kejaran
dan ancaman dari kaum Quraisy.
Di masa Nabi di kota Makkah belum terlalu mencolok akan kemajuan
Islam tersebut, dikarenakan Islam baru dikenalkan kepada masyarakat dan
itu pun hanya dikalangan keluarga terdekat terlebih dahulu.
Ketika Nabi Menginjakkan kaki di kota Madinah, mulailah Islam
mengalami kemajuan. Baik penganutnya, kamajuan politiknya, ataupun
ekonominya. Hal ini ditandai dengan tindakkan Nabi untuk menjadikan
masjid menjadikan tempat umat muslim berkumpul, baik untuk belajar,
bermusyawarah, dan lainnya. Kemudian Nabi mempersaudarakan kaum
muhajirin dan ansor. Hal ini berdampak pada persaudaran sesama muslim,
serta bertambahnya para pemeluknya.
Kemajuan ini sangat berpengaruh pada kemajuan Islam di masa
selanjutnya, seperti kembalinya kota Makkah di bawah kekuasaan Nabi
SAW, serta perluasan wilayah dan sebagainya.

3
Tentunya ini awal mula dari kemajuan pemikiran dari Islam itu sendiri.
Maka titik awal dari kemajuan Islam itu sendiri, di awali dari masa Nabi
SAW.
2. Periode Sahabat Nabi SAW
Di masa ini, para sahabat Nabi SAW, Abu Bakar, Umar bin Khatab,
Ustman bin Affan, dan Ali RA mulai mengembangkan dan memajukan
Islam.
Pembentukan baitul mal oleh Umar, penyelamatan Islam oleh Abu Bakar
dari nabi palsu, peng-mushafan al-Quran oleh Utsman bin Affan, dan
lainnya, menandakan Islam mengalami perkembangan pesat.
Di masa sahabat Nabi ini pun, mulai lahir keilmuan-keilmuan Islam,
seperti Ilmu Hadits, fiqh, kebahasaan, dan sebagainya. Namun, memang
belum terlalu sempurna, dikarenakan masih dalam tahap penyempurnaan.
3. Periode Tabiin
Selepas para sahabat wafat, khususnya khulafaurrasyidin maka yang
meneruskan kemajuan Islam itu sendiri adalah para tabiin. Di masa ini,
akan disebut sebagai masa pertengahan. Karena memang di masa tersebut,
Islam dalam tahap pemeliharaan, menjaga warisan-warisan, baik dari Nabi
maupun para sahabat. Sehingga kemajuannya belum signifikan.
4. Periode Mutaakhiririn
Pada masa ini, Islam kembali mengalami kemajuan yang pesat oleh para
pemuka Daulah. Seperti Daulah Muawwiyah dan Daulah Abbasyiyah.
Seperti lahirnya karya-karya tulis yang sangat berpengaruh dalam
kemajuan keilmuan keislaman, contohnya munculnya karya tafsir yang
bernama Jami’ al-Bayan fii Tafsiril Quran karangan Ibnu Jarir ath-Thabari,
kemudian lahirnya para muhadditsin seperti imam Bukhari, imam Muslim,
Abu Dawud, an-Nasai, dan lainnya. Kemudian kemajuan arsitektur
keislaman dengan ditandai dengan pembangunan kota dengan bertemakan
paduan antara gaya Persia, Romawi, dan Islam, namun dijiwai dengan
semangat keislaman.

4
kemajuan tersebut, menandakan betapa pesatnya kemajuan berpikir umat
muslim demi memajukan agamanya. Dan bersaing dengan kemajuan
zaman yang sangat pesat.
Dalam uraian di atas telah nampak, bahwa ada dua periode secara umum
dalam kemajuan islam itu sendiri. Pertama mutaqqdimin yang mana
periode ini dari masa Nabi sampai tabiin. Ditandai dengan mulai
munculnya kemajuan dari islam itu sendiri, seperti perluasan wilayah,
kemajuan ekonimi, lahirnya keilmuan islam, dan lainnya. Kemudian
kedua, muta’akhirin yakni periode setelah tabiin, yang mana ditandai
dengan begitu pesatnya perkembangan Islam. Mulai dari kemajuan
keilmuan dengan lahirnya karya-karya tulis keislaman, kemajuan
pemerintahan, kemajuan infrastruktur kota dan bangunan serta yang
lainnya.
Dengan begitu Islam terus mengalami kemajuan, hingga sampai masa
ini, Islam selalu dan terus mengalami kemajuan, baik dalam segi
penganutnya, keilmuannya, budaya, dan lainnya.

C. Klasik, Pertengahan, dan Modern-Kontemporer


Peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia yaitu pada setiap masa
memerlukan suatu pengklasifikasian pada suatu peristiwa yaitu berdasarkan jenis
maupun waktu dan tempat terjadinya peristiwa tersebut. Peristiwa-peristiwa yang
terjadi itu di susun secara kronologis atau berdasarkan waktu kejadian peristiwa,
baik berdasarkan bentuk maupun jenis peristiwa dinamakan Periodesasi.
Periodesasi juga merupakan pembabakan waktu yang digunakan untuk
berbagai peristiwa atau kejadian yang terjadi pada saat itu juga. Periodesasi
digunakan dalam islam untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan serta
penjelasan sejarah perkembangan islam seiring perkembagan zaman.
Periodesasi Sejarah Peradaban Islam sendiri di bagi menjadi 3 periode yaitu:
1. Periode Klasik,
2. Periode pertengahan,
3. Dan Periode modern.

5
1. Periode Klasik
Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan Islam yang dibagi
ke dalam dua fase, yakni fase ekspansi, integrasi dan kemajuan (650–1000 M) dan
fase disintegrasi (1000–1250 M).
Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani
Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas
dari Afrika Utara sampai ke Spanyol di belahan Barat, dan melalui Persia hingga
ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk di bawah kekuasaan Islam.
Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol yang
didiami oleh umat Islam seperti Cordoba dan Granada. Sistem penerangan jalan
dan sistem saluran air sangat baik. Bangunan dengan arsitektur mengagumkan
juga dibangun pada masa itu, seperti istana Az Zahra Cordoba dan istana
Alhambra Granada.
Sejumlah ulama besar juga bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik, Imam
Abu Anifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Ada juga
Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam dan
Al-Jubba’i dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan
alHallaj dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih
dalam bidang Falsafat. Lalu, ada Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-
Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan dalam bidang agama dan non agama mengalami
perkembangan pesat saat itu. Ini disebabkan karena peradaban Islam saat itu
sangat menjunjung tinggi akses ilmu pengetahuan yang terbuka dari berbagai
sumber. Mereka menghargai para ilmuwan lain meskipun berasal dari kelompok
berbeda seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster (Majusi). Mereka sama-
sama berkontribusi mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia lebih baik.
Sayangnya, pada fase disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang politik
mulai pecah. Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan, yang mana
merupakan cucu dari jenhis khan pada tahun 1258.

6
Selain itu, jika sebelumnya secara politik daerah-daerah Islam tunduk pada
kekhalifahan pusat, kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh
dan digantikan pemerintahan otonom di berbagai kawasan.
2. Periode Pertengahan
Periode pertengahan sejarah peradaban Islam juga dibagi dalam dua fase, yaitu
fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250 –
1500 M), desentralisasi dan disintegrasi meningkat. Perbedaan antara Sunni dan
Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia semakin bertambah nyata.
Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari
Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara itu, bagian
Persia yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia
tengah.
Fase kedua adalah tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran
(1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di
Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India. Perhatian
terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang di masa ini. Hasilnya, umat Islam
semakin mundur saat tiga kerajaan tersebut mendapat banyak tekanan.
Kekuatan militer dan politik menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh
serangan-serangan bangsa Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India,
Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, sementara Mesir dikalahkan Prancis
(Napoleon Bonaparte). Tentara muslim yang kalah harus angkat kaki dari benua
Eropa dan kerajaan-kerajaan barat bersatu dan mengusir Islam dari Eropa.
3. Periode Modern
Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam.
Umat Islam mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih
tinggi. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana
meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni
kebangkitan awal (1800-1967) dan kebangkitan kedua (1967- sekarang). Pada
periode kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya pembaharuan dalam
Islam, baik secara politik, militer, sosial, dan budaya.

7
Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967
menjadi titik yang menggugah umat. Kemudian berkembanglah pemikiran-
pemikiran filosofis dan metodologis dalam rangka pembaharuan Islam di era
kontemporer.
Pada uraian di atas, tentunya setiap periode terdapat ciri dan perbedaan yang
membedakan masing-masing periode itu sendiri. Di antaranya sebagai berikut :
Ciri Klasik Perbedaan dengan Periode lainnya
1. Di periode klasik, Islam Perbedaanya periode klasik, dengan
mengalami internasionalisasi. periode pertengahan dan modern-
Dengan munculnya para ulama kontemporer adalah pada letak
yang sangat terkenal di dunia kelahirannya. Di periode pertengahan
keislaman, seperti para Islam hanya mengalami pembaharuan
muhadditisin, imam Bukhari, karena dampak perpecahan itu sendiri.
imam Muslim, Abu Dawud, dan Sedangkan pada periode modern-
lain-lainnya. Sehingga Islam kontemporer, Islam mengalami
seakan-akan seperti telur yang kebangkitan kembali, namun bukan
baru menetas. Sangat luar biasa, bersifat lahir. Maksudnya adalah Islam
dan dunia mulai melirik Islam mengalami perkembangan dan
itu sendiri. penyempurnaan. Seperti kemajuan di
2. Ciri periode pertengahan, adalah bidang teknologi, dan lainnya.
Islam mengalami kemunduran,
disebabkan perpecahan antar
saudara. Seperti perpecahan
sunni dan syiah, kemudian
perbedaan antara Arab dan
Persia, dan lainnya.
3. Pada periode modern, para
cendikiawan Islam mulai
memikirkan bagaimana
memajukan Islam kembali.
Seperti kembangkitan dari mutu

8
keilmuan, serta memajukan
budaya, dan mulai perluasan
wilayah keislaman kembali.

Tentunya dari uraian di atas dapat difahami bahwa, perubahan periode keislaman akan
selalu dan senantiasa terjadi, selama masa atau waktu itu bergilir. Artinya, ada sebuah
tugas yang sangat besar bagi umat penganutnya tentang bagaimana menghadapi
perubahan masa itu. Dan tentunya, dapat menentukan Islam itu sendiri, bisa berkembang
atau menjadi runtuh.

9
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian-uraian tadi, dapat disimpulkan beberapa hal :
1. Islam lahir pada masa mutaqaddimin dan mulai mengalami perkembangan di masa
muta’akhirin.
2. Islam senantiasa mengalami kemajuan, baik di bidang keilmuan, ekonomi, politik,,
budaya, dan lain-lain.
3. Perkembangan Islam itu lahir, karena penganutnya yang mau dan gigih dalam
memajukan Islam.
4. Begitupun kemunduran dapat ditentukan juga oleh para penganutnya, jika tidak ada
keinginan untuk memajukan Islam itu sendiri, maka Islam itu sendiri akan lenyap
dan runtuh di makan masa.

10
DAFTAR PUSTAKA

Esha, Muhammad In’am, 2011, Percikan Filsafat Sejarah dan Peradaban Islam, Malang,
UIN Maliki Pers,.
Nasution, Syamruddin, 2013, Sejarah Peradaban Islam, Riau, Yayasan Pusaka Riau,.
Akhmad Nurul Kawakib, - , Karakter dan Periodisasi Dalam Filsafat, Jurnal Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 9(2), 14-22,.
Surajiyo, 2004, Sejarah dan Strategi Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Jurnal Ilmiah
Universitas Pelita Harapan, 7(2), 81-91,.

11

Anda mungkin juga menyukai