Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

AKIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH

Disusun untuk memenuhi tugas MK Pemahaman akidah ahlussunnah wal jamaah

Dosen Pengampu : Muhari Syahlaili Saragih,S.Pd,M.Pd

Disusun oleh:

Nazuwa suci nabila NIM: 123107144

Afri Anata Br Sipayung NIM: 123107014

Rima sari NIM: 123107155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATERA UTARA

T.A 2023/22024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam. Atas
bimbingan, petunjuk dan dorongan Bapak Muhari Syahlaili Saragih,S.Pd,M.Pd t saya
hanya dapat berdo' a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah
mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.

Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.

Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan
saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin
Yaa Robbal 'Alamin.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................................2

BAB 1................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.............................................................................................................3

1.1 Latar Belakang....................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4

1.3 Tujuan.................................................................................................................4

BAB 2................................................................................................................................5

PEMBAHASAN................................................................................................................5

A. An-Nubuwat...........................................................................................................5

Sifat wajib bagi Rasul................................................................................................5

Sifat mustahil bagi Rasul...........................................................................................8

B. As-Sam'iyyat.........................................................................................................11

Iman kepada Malaikat Allah....................................................................................11

Iman Kepada Kitab Allah SWT...............................................................................14

Hikmah Iman kepada Hari Akhir.............................................................................18

BAB 3..............................................................................................................................22

PENUTUP.......................................................................................................................22

Kesimpulan..................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa Rasulullah SAW. masih hidup, istilah Aswaja sudah pernah ada tetapi
tidak menunjuk pada kelompok tertentu atau aliran tertentu. Yang dimaksud dengan
Ahlus sunnah wal Jama‟ah adalah orang-orang Islam secara keseluruhan. Ada sebuah
hadits yang mungkin perlu dikutipkan telebih dahulu, Rasulullah SAW bersabda yang
artinya:

“Sesungguhnya bani Israil akan terpecah menjadi 70 golongan dan ummatku terpecah
menjadi 73 golongan dan semuanya masuk neraka kecuali satu golongan. Para
Shohabat bertanya : Siapa yang satu golongan itu? Rasulullah SAW. menjawab : yaitu
golongan dimana Aku dan Shahabatku berada.”

Ahlus sunnah wal jama‟ah adalah suatu golongan yang menganut syariat islam yang
berdasarkan pada al qur`an dan al hadis dan beri`tikad apabila tidak ada dasar hukum
pada alqur`an dan hadis

Inilah kemudian kita sampai pada pengertian Aswaja. Pertama kalau kita melihat
ijtihadnya para ulama-ulama merasionalkan dan memecahkan masalah jika didalam
alqur`an dan hadis tidak menerangkanya. Definisi kedua adalah (melihat cara berpikir
dari berbagai kelompok aliran yang bertentangan); orangorang yang memiliki metode
berpikir keagamaan yang mencakup aspek kehidupan yang berlandaskan atas dasar
moderasi menjaga keseimbangan dan toleransi. Ahlus sunnah wal Jama‟ah ini tidak
mengecam Jabariyah, Qodariyah maupun Mu‟tazilah akan tetapi berada di tengah-
tengah dengan mengembalikan pada ma anna alaihi wa ashabihi. Nah itulah latar
belakang sosial dan latar belakang politik munculnya paham Aswaja. Jadi tidak muncul
tiba-tiba tetapi karena ada sebab, ada ekstrim mu‟tazilah yang serba akal, ada ekstrim
jabariyah yang serba taqdir, aswaja ini di tengah-tengah. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Aswaja sebagai sebuah paham keagamaan (ajaran) maupun sebagai
aliran pemikiran (manhajul fiqr) kemunculannya tidak bisa dilepaskan dari pengaruh

3
dinamika sosial politik pada waktu itu, lebih khusus sejak peristiwa Tahqim yang
melibatkan Sahabat Ali dan sahabat Muawiyyah sekitar akhir tahun 40 H.

Ahli sunnah wal jamaah pemikiranya menggunakan pemikiran al asyari dan


hukum fiqihnya menggunakan imam madzhab sehingga golongan aswaja inilah
golongan yang sifatnya luas. Dari uraian diatas maka penulis tertarik mengangkat tema
ASWAJA (Ahlus sunnah wal jama‟ah).

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa saja sifat sifat Rasul SAW yang terkandung dalam An-Nubuwat
B. Apa saja iman-iman yang terkandung dalam As-Sam'iyyat

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui apa saja sifat sifat Rasul SAW yang terkandung dalam An-
Nubuwat
B. Untuk mengetahui apa saja iman-iman yang terkandung dalam As-Sam'iyyat

4
BAB 2

PEMBAHASAN
A. An-Nubuwat
 Sifat wajib bagi Rasul

Sifat wajib bagi Rasul ialah sifat yang pasti dimiliki oleh para Rasul dan dapat
ditunjukkan dalam kisah keseharian mereka. Berikut, sifat-sifat wajib yang dimiliki oleh
para rasul.

1. Siddiq

Siddiq mempunyai arti yaitu benar. Maksudnya ialah tiap-tiap perkataan yang
diucapkan atau disampaikan oleh rasul sifatnya selalu benar. Baik benar dalam
menyampaikan wahyu yang sumbernya dari Allah SWT maupun benar dalam
perkataan-perkataan yang memiliki hubungan dengan persoalan dunia.

Siddiq menjadi salah satu sifat yang wajib bagi para rasul ini juga telah dibenarkan di
dalam Al-Qur’an. Salah satunya yakni surah Maryam ayat 41,

‫َو اْذ ُك ْر ِفي اْلِكَتاِب ِإْبَر اِهيَم ۚ ِإَّنُه َك اَن ِص ِّديًقا َنِبًّيا‬

Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur’an),


sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi,”

Kata Siddiq dalam konteks sifat khusus yang dimiliki para rasul pun disinggung dalam
surah Maryam ayat 50,

‫َو َو َهْبَنا َلُهْم ِم ْن َر ْح َم ِتَنا َو َجَع ْلَنا َلُهْم ِلَس اَن ِص ْد ٍق َع ِلًّيا‬

Artinya: “Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan
Kami jadikan mereka buah tutur yang baik dan mulia.”

Maka dari itulah, tidak mungkin bagi para rasul untuk memiliki sifat sebagai pendusta.

5
2. Amanah

Sifat wajib bagi para rasul yang selanjutnya yakni amanah yang artinya yaitu
dapat dipercaya. Para rasul senantiasa menjaga diri dari segala perbuatan dosa untuk
menjaga kepercayaan umat atas dirinya.

Bukti bahwa para rasul memiliki sifat yang amanah ditunjukkan melalui surah An Nisa
ayat 58,

۞ ‫ِإَّن َهَّللا َيْأُم ُر ُك ْم َأْن ُتَؤ ُّد وا اَأْلَم اَناِت ِإَلٰى َأْهِلَها َو ِإَذ ا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّناِس َأْن َتْح ُك ُم وا ِباْلَع ْد ِل ۚ ِإَّن َهَّللا ِنِعَّم ا َيِع ُظُك ْم ِبِهۗ ِإَّن‬
‫َهَّللا َك اَن َسِم يًعا َبِص يًرا‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang


berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.”

3. Tablig

Tablig yaitu sifat wajib bagi para rasul yang memiliki makna yakni
menyampaikan wahyu. Dalam menjalankan tugas kerasulannya, seorang rasul wajib
menyampaikan wahyu yang harus diimani oleh umat manusia.

Wahyu yang telah disampaikan oleh para rasul tersebut dapat berupa
pengetahuan, syariat, maupun pedoman, ataupun risalah kenabian yang lain. Sekalipun
wahyu yang disampaikannya tidak mudah maupun bukan sesuatu yang menyenangkan,
para rasul akan senantiasa menyampaikannya tanpa mengurangi satu huruf pun sesuai
dengan surah Al Maidah ayat 67,

۞ ‫َيا َأُّيَها الَّرُسوُل َبِّلْغ َم ا ُأْنِز َل ِإَلْيَك ِم ْن َر ِّبَكۖ َو ِإْن َلْم َتْفَع ْل َفَم ا َبَّلْغ َت ِر َس اَلَتُهۚ َو ُهَّللا َيْع ِصُم َك ِم َن الَّناِسۗ ِإَّن َهَّللا اَل‬
‫َيْهِد ي اْلَقْو َم اْلَك اِفِريَن‬

6
Artinya: Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika
tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan
amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.

Maka dari itu sifat mustahil bagi rasul yakni kitman atau menyembunyikan.

4. Fatanah

Sifat wajib bagi para rasul yang terakhir ialah fatanah yang artinya yaitu pandai,
cerdas, dan bijaksana. Sebagai utusan Allah SWT bagi umat manusia, para rasul mampu
untuk memahami berbagai permasalahan umat sekaligus memberikan jalan keluarnya.

Allah SWT memberikan kemampuan kepada para rasul dalam menyampaikan


ajaran di antara kaumnya. Termasuk ketika berargumentasi menghadapi kaum yang
menentang ajarannya seperti disinggung dalam surah Al An’am ayat 83,

‫َوِتْلَك ُحَّج ُتَنا آَتْيَناَها ِإْبَر اِهيَم َع َلٰى َقْو ِمِهۚ َنْر َفُع َد َر َج اٍت َم ْن َنَش اُء ۗ ِإَّن َر َّبَك َحِكيٌم َع ِليٌم‬

Artinya: “Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki.
Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui.”

7
 Sifat mustahil bagi Rasul

Sifat mustahil bagi Rasul artinya sifat yang tak mungkin ada dalam diri rasul.
Karena, Rasul adalah manusia yang dipilih oleh Allah yang dan diberikan tugas untuk
menyampaikan seluruh risalah-Nya untuk mengajak umat manusia beriman kepada
Allah SWT. Sifat mustahil bagi para rasul ini ada empat yakni kidzib, khianah, Kitman,
dan juga baladah. Berikut empat sifat mustahil bagi rasul yang perlu untuk diketahui:

1. Kidzib

Al-Kidzib artinya yakni berdusta. Mustahil bagi rasul untuk melakukan dusta
atau bohong. Semua perkataan dan juga perbuatan rasul tidak pernah palsu dan
mengada-ada. Hal ini telah ditegaskan melalui surah an-Najm: 2-4, berikut ini:

‫ ِإْن ُهَو ِإاَّل َو ْح ٌي ُيوَح ٰى‬. ‫ َو َم ا َيْنِط ُق َع ِن اْلَهَو ٰى‬. ‫َم ا َض َّل َص اِح ُبُك ْم َو َم ا َغ َو ٰى‬

Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah
yang diucapkan itu (al-Qur’ān) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an) adalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. an-Najm: 2-4)

2. Khianah

Khianah, artinya yaitu mustahil bagi rasul untuk berkhianat. Semua yang
diamanatkan kepadanya pasti akan dilaksanakan. Hal ini telah dijelaskan di dalam surat
al-An’am ayat 106:

‫اَّتِبْع َم ا ُأوِح َي ِإَلْيَك ِم ْن َر ِّبَك ۖ اَل ِإَٰل َه ِإاَّل ُهَو ۖ َو َأْع ِر ْض َع ِن اْلُم ْش ِر ِكيَن‬

Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada
Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. al-An’am: 106).

8
3. Kitman

Kitman, berarti mustahil jika rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman


yang rasul terima dari Allah SWT pasti akan disampaikan kepada para umatnya. Hal ini
juga telah disebutkan dalam surat al-An’am ayat 50:

‫ُقْل اَل َأُقوُل َلُك ْم ِع ْنِد ي َخ َزاِئُن ِهَّللا َو اَل َأْعَلُم اْلَغْيَب َو اَل َأُقوُل َلُك ْم ِإِّني َم َلٌك ۖ ِإْن َأَّتِبُع ِإاَّل َم ا ُيوَح ٰى ِإَلَّي ۚ ُقْل َهْل َيْسَتِو ي‬
‫اَأْلْع َم ٰى َو اْلَبِص يُرۚ َأَفاَل َتَتَفَّك ُروَن‬

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa


perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak
(pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di
wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang
melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (QS. al-An’am: 50)

4. Baladah

Baladah berarti mustahil apabila rasul itu bodoh. Rasulullah memanglah


merupakan orang yang ummi (tak dapat membaca dan menulis) tetapi beliau diberikan
anugerah kecerdasan yang luar biasa dari Allah SWT.

Secara sederhana, sifat jaiz rasul adalah sesuatu yang bersifat dapat dan
dirasakan oleh manusia pada umumnya. Sifat jaiz pada rasul hanya ada satu, yakni
A'radhul Basyariyah atau mempunyai sifat yang sama dengan manusia lainnya.

Beberapa contoh yang mencerminkan sifat jaiz rasul yakni:

a. Dapat merasakan haus dan membutuhkan minum


b. Bisa merasa lelah dan butuh waktu untuk tidur atau istirahat
c. Bisa meninggal dunia
d. Dapat menikah serta menjadi anggota keluarga
e. Dapat merasa takut dan bersedih
f. Dapat jatuh sakit

9
Dalil yang Menjelaskan Sifat Jaiz Rasul:

Al-Furqan ayat 20

ۗ ‫َو َم ا َأْر َس ْلَنا َقْبَلَك ِم َن اْلُم ْر َسِليَن ِإاَّل ِإَّنُهْم َلَيْأُك ُلوَن الَّطَع اَم َو َيْم ُش وَن ِفي اَأْلْس َو اِق ۗ َو َجَع ْلَنا َبْع َض ُك ْم ِلَبْع ٍض ِفْتَنًة َأَتْص ِبُروَن‬
‫َو َك اَن َر ُّبَك َبِص يًرا‬

Wa mā arsalnā qablaka minal-mursalīna illā innahum laya`kulụnaṭ-ṭa’āma wa


yamsyụna fil-aswāq, wa ja’alnā ba’ḍakum liba’ḍin fitnah, a taṣbirụn, wa kāna rabbuka
baṣīrā

“Kami tidaklah mengutus beberapa orang Rasul sebelum kamu melainkan mereka itu
juga makan makanan dan berjualan di pasar.

10
B. As-Sam'iyyat
 Iman kepada Malaikat Allah

Iman artinya percaya, Beriman kepada Malaikat Allah artinya percaya bahwa
malaikat benar” mahluk Allah yang diciptakan dari Nur, dan tidak memiliki sahwat,
sehingga selalu taat pada perintah Allah.

Malaikat berasal dari bahasa Arab ‘malak’ yang memiliki arti pembawa pesan,
bentuk jamaknya adalah ‘malaikah’. Malaikat diyakini sebagai makhluk surgawi,
diciptakan dari cahaya oleh Allah SWT. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh muslim. Hadits tersebut berbunyi,

‫َع ْن َعاِئَشَة َقاَلْت َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا َص َّل ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلم ُخ ِلَقِت الَم ٰل ِئَك ُة ِم ْن ُنْو ِر َو ُخ ِلَق اْلَج اُّن ِم ْن َم اِر ِج ِم ْن َناٍر َو ُخ ِلَق ٰا َد َم‬
‫( ِمَّم ا ُوِص َف َلُك ْم‬HR. Muslim:5314)

“an ‘aa`isyat qaalat qala rasulullahi shallalahu ‘alaihi wa sallam khuliqatil malaaikati
min nuri wa khuliqal jaannu min maari min naar wa khuliqa aadama mimmaa
wushifalakum

Artinya: “Malaikat diciptakan dari cahaya dan Jin diciptakan dari campuran api, dan
adam diciptakan dari tanah.”

Malaikat memiliki peran seperti memuji Allah SWT dan menjalankan hukum
alam. Islam bahkan tidak memiliki representasi grafik atau simbolik dari malaikat.
Namun demikian, malaikat sering digambarkan sebagai makhluk indah yang bersayap.
Malaikat membentuk hierarki dan tatanan kosmik yang berbeda.

Malaikat tidak makan atau minum, tidak memiliki amarah, dan tidak pernah lelah.

{‫َفَلَّم ا َر َأى َأْيِدَيُهْم اَل َتِص ُل ِإَلْيِه َنِكَر ُهْم َو َأْو َجَس ِم ْنُهْم ِخ يَفًة َقاُلوا اَل َتَخْف ِإَّنا ُأْر ِس ْلَنا ِإَلى َقْو ِم ُلوٍط َو اْمَر َأُتُه َقاِئَم ٌة‬
‫( }َفَض ِح َك ْت‬Surat Hud: 70-71)

Artinya: Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim


memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut terhadap mereka. Malaikat itu
berkata, “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang
diutus kepada kaum Lut.” Dan istrinya berdiri (di balik tirai), lalu dia tersenyum.

11
Dalil man Kepada Malaikat Allah

Iman kepada malaikat merupakan kewajiban yang Allah perintahkan. Hal ini
tertera dalam Al-Quran surat An-nisa ayat 136 yang berbunyi,
‫ٰۤل‬
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ٰا ِم ُنْو ا ِباِهّٰلل َو َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْي َنَّز َل َع ٰل ى َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْٓي َاْنَز َل ِم ْن َقْبُل َۗو َم ْن َّيْكُفْر ِباِهّٰلل َو َم ِٕىَك ِتٖه‬
‫َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖه َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِر َفَقْد َض َّل َض ٰل اًل ۢ َبِع ْيًدا‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-
Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa yang ingkar kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.”

Di dalam ayat tersebut Allah tidak hanya memerintahkan manusia untuk beriman
kepada malaikat saja, namun Allah memerintahkan kita untuk beriman kepada kitab-
kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir atau hari kiamat. Pelajari buku SD/MI Iman
Kepada Malaikat Allah SWT untuk lebih memiliki pengetahuan, pemahaman, serta
mengamalkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Nama-Nama malaikat dan tugasnya

Ada berapa malaikat yang diciptakan oleh Allah SWT? Sebetulnya jawaban itu
hanya Allah yang mengetahuinya. Malaikat tidak memiliki status yang sama karena
mereka diberikan tugas yang berbeda-beda.

Beberapa malaikat ada yang ditugaskan untuk menjalankan hukum Tuhan di


dunia. Misalnya, malaikat Mikail bertanggung jawab atas hujan dan mengarahkannya
kemanapun Tuhan inginkan.

12
Malaikat Mikail memiliki pembantu yang membantunya dalam menjalankan
perintah Allah SWT, mereka mengarahkan angin dan awan sesuai kehendak Tuhan. Ada
juga yang bertugas untuk meniup sangkakala ketika hari kiamat dan ada juga yang
bertugas mencabut nyawa dari tubuh manusia.

Ada juga sekelompok malaikat yang memanjatkan doa untuk mereka makhluk
Tuhan yang memberikan amal kebaikan kepada yang lain. Malaikat mencintai orang-
orang yang percaya dan memohon kepada Tuhan-Nya untuk diampuni dosa-dosanya.

Di antara mereka ada juga malaikat yang melindungi orang beriman sepanjang
hidupnya, baik ketika ia di dalam rumah, di luar rumah maupun saat tertidur. Pelajari
lebih dalam mengenai keberadaan malaikat, mulai dari mengimani keberadaannya,
kemampuannya, jenis malaikat serta fungsinya pada buku Malaikat Dalam Al Quran:
Seri Makhluk Ghaib.

10 Malaikat yang wajib kita Imani:

 Malaikat Jibril Tugasnya menyampaikan wahyu


 Malaikat Mikail Tugasnya membagi Rizki
 Malaikat Izroil Tugasnya mencabut nyawa
 Malaikat isrofil Tugasnya meniup sangkakala
 Malaikat Rokib Tugasnya mencatat perbuatan manusia
 Malaikat Atid Tugasnya mencatat perbuatan manusia
 Malaikat Munkar Tugasnya menanya dialam kubur
 Malaikat nakir Tugasnya menanya dialam kubur
 Malaikat Malik Tugasnya menjaga neraka
 Malaikat Ridwan Tugasnya menjaga surga

13
Hikmah beriman kepada malaikat

1. Merupakan salah satu bentuk dari ketakwaan manusia kepada Allah SWT.
2. Memperkuat keimanan kepada Allah SWT.
3. kerap akan selalu mendoakan dan selalu memaafkan untuk orang lain.
4. Orang yang beriman kepada malaikat senantiasa dijauhkan untuk berbuat dosa.
5. Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT, bersyukur karena menyadari bahwa
Allah sudah menciptakan malaikat untuk membantu segala kehidupan manusia.
6. Menubuhkan perasaan senang untuk beramal soleh.

 Iman Kepada Kitab Allah SWT

Penjelasan pengertian iman kepada kitab Allah SWT adalah meyakini Allah
SWT telah menurunkan kitab tersebut pada Nabi dan Rasul. Kitab berisi wahyu Allah
SWT tersebut disampaikan pada manusia.

Kitab-Kitab Yang Allah Turunkan dan Nabi Penerimanya

1. Taurat

Taurāt adalah kitab yang diturunkan kepada Nabī Musa as sebagai pedoman hidup bagi
kaum Banī Israil. Firman Allah SWT:

‫َو ٰا َتْيَنا ُم ْو َس ى اْلِكٰت َب َو َجَع ْلٰن ُه ُهًدى ِّلَبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل َااَّل َتَّتِخ ُذ ْو ا ِم ْن ُد ْو ِنْي َوِكْيۗاًل‬

Artinya: "Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurāt) dan Kami jadikan kitab
Taurāt itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil
penolong selain Aku." (QS Al-Isrā [17]:2)

14
Adapun isi pokok Kitab Taurāt adalah:

a. Jangan ada padamu Tuhan lain di hadirat-Ku.


b. Jangan membuat patung ukiran dan jangan pula menyembah patung karena Aku
Tuhan Allah mu.
c. Jangan kamu menyebut Tuhan Allah mu dengan sia-sia.
d. Ingatlah akan hari sabat (sabtu), supaya kamu sucikan dia.
e. Berilah hormat kepada bapak ibumu.
f. Jangan membunuh sesama manusia.
g. Jangan berzina.
h. Jangan mencuri.
i. Jangan menjadi saksi palsu.
j. Jangan berkeinginan memiliki hak orang lain.

2. Zabur

Zabūr adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud as untuk dijadikan
pedoman hidup bagi kaumnya. Firman Allah SWT:

‫َو َر ُّبَك َاْعَلُم ِبَم ْن ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض َو َلَقْد َفَّض ْلَنا َبْع َض الَّنِبّٖي َن َع ٰل ى َبْع ٍض َّو ٰا َتْيَنا َداٗو َد َز ُبْو ًرا‬

Artinya: "Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan
sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain),
dan Kami berikan Zabūr kepada Daud." (QS. Al-Isrā [17]:55)

Isi dari Kitab Zabūr adalah nyanyian pujian kepada Allah atas segala nikmat illahiah.

15
3. Injil

Injil adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa as sebagai pedoman dan
petunjuk hidup bagi Bani Israil. Firman Allah SWT:

‫َو َقَّفْيَنا َع ٰٓلى ٰا َثاِر ِهْم ِبِع ْيَس ى اْبِن َم ْر َيَم ُمَص ِّد ًقا ِّلَم ا َبْيَن َيَد ْيِه ِم َن الَّتْو ٰر ىِة ۖوٰا َتْيٰن ُه اِاْل ْنِج ْيَل ِفْيِه ُهًدى َّو ُنْو ٌۙر َّوُمَص ِّد ًقا ِّلَم ا َبْيَن‬
‫َيَد ْيِه ِم َن الَّتْو ٰر ىِة َو ُهًدى َّو َم ْو ِع َظًة ِّلْلُم َّتِقْيَۗن‬

Artinya: "Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Banī Isrāīl) dengan Isa putra
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurāt. Dan Kami telah
memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya
(yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurāt. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Māidah
[5]:46)

Isi pokok Kitab Injil adalah ajaran untuk hidup dengan zuhud dan menjauhi kerakusan
dan ketamakan dunia. Ini dimaksudkan untuk meluruskan kehidupan orang-orang
Yahudi yang materialistis.

4. Al-Qur'an

Al-Qurān adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi terakhir, Muhammad SAW
sebagai petunjuk hidup umatnya. Berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang hanya
terbatas untuk satu kaum, al Qurān tidak hanya diturunkan untuk bangsa Arab,
melainkan untuk seluruh umat. Firman Allah SWT:

‫ِاَّنٓا َاْنَز ْلٰن ُه ُقْر ٰا ًنا َع َر ِبًّيا َّلَع َّلُك ْم َتْع ِقُلْو َن‬

Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qurān dengan berbahasa


Arab, agar kamu memahaminya." (QS. Yūsuf [12]:2)

16
Cara Menerapkan Iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT:

1. Cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Qur'an:


 Meyakini bahwa kitab-kitab itu (Zabur, Taurat, Injil) adalah benar-benar wahyu
Allah, bukan buatan para Rasul.
 Meyakini bahwa isi kitab-kitab itu benar.

2. Cara beriman kepada Al-Qur'an:


 Meyakini bahwa Al-Qur'an itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi
Muhammad SAW.
 Meyakini bahwa isi Al-Qur'an itu benar dan tidak ragu sedikitpun.
 Mempelajari, memahami, dan menghayati isi Al-Qur'an.
 Mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.

17
 Hikmah Iman kepada Hari Akhir

Pengertian dan Hikmah Iman kepada Hari Akhir – Secara umum, pengertian hari
akhir atau hari kiamat menurut agama Islam adalah hari hancurnya semua alam semesta
ini beserta seluruh kehidupan yang ada di dalamnya. Iman kepada hari akhir adalah
percaya dan meyakini bahwa seluruh alam, termasuk dunia dan seisinya, akan
mengalami kehancuran.

Bagi umat Islam, memercayai hari akhir merupakan rukun iman kelima. Umat
Islam wajib percaya dan yakin bahwa hari itu pasti akan datang. Kelak manusia akan
dibangkitkan kembali dari kubur untuk menerima pengadilan Allah SWT.

Dalil mengenai hari akhir tercantum dalam Al-Qur’an Surah Al-Hajj ayat ke-7 yang
berbunyi sebagai berikut.

“Dan sesungguhnya, (hari) kiamat itu pasti datang terjadi, tidak ada keraguan
kepadanya. Dan sungguh, bahwasanya Allah SWT akan membangkitkan semua orang
yang ada di dalam kubur“.

Ayat ini menegaskan bahwa hari akhir itu bukanlah omong kosong, tetapi kejadian yang
benar adanya. Hanya saja, manusia tidak ada yang tahu waktu terjadinya. Ini adalah
rahasia Allah SWT dan hanya Dia sajalah yang tahu. Ketika kiamat tiba, bumi akan
hancur, semua makhluk mati, lalu Allah SWT menghidupkan kembali manusia dari
dalam kubur.

Ajaran ini sebenarnya diyakini oleh umat tiga agama samawi, yaitu Islam,
Kristen dan Yahudi. Al-Qiyāmah juga merupakan nama surah ke-75 di dalam kitab suci
Al-Qur’an. Kalimat kiamat di dalam bahasa Indonesia berarti “hari kehancuran dunia”.
Kata ini diserap dari bahasa Arab yaum al-qiyamah, yang arti sebenarnya adalah “hari
kebangkitan umat”. Adapun kalimat hari kiamat (kehancuran alam semesta beserta
isinya) dalam bahasa Arab adalah as-saa’ah.

18
Menurut bahasa, yaum al-qiyamah berarti “hari kebangkitan umat”. Kalimat tersebut
terdiri atas tiga suku kata, yaitu:

1. Yaum (‫ )يوم‬berarti hari, masa, atau periode;


2. Qiyam (‫ )قيام‬berarti tegak, bangkit, dan berdiri;
3. `Ummah (‫ )أمة‬berarti umat atau bangsa

Salah satu dalil yang menjelaskan mengenai gambaran terjadinya hari akhir ada di
dalam Surah Al-Qari’ah ayat ke-1–11 yang berbunyi sebagai berikut.

“Demi malapetaka yang mendebarkan hati. Apakah malapetaka yang mendebarkan


hati itu? Sejauh mana yang kau ketahui tentang malapetaka yang mendebarkan hati
itu? Pada hari itu manusia bagai kelekatu (sejenis serangga yang beterbangan
mengerumuni lampu, terutama pada malam hari) yang berterbangan. Dan, gunung-
gunung berserpihan bagai bulu yang dihambur-hamburkan. Barangsiapa yang berat
timbangan amal kebaikanya, dia akan berada dalam kehidupan yang menyenangkan.
Adapun mereka yang ringan timbangan amal kebaikannya, tempat pulangnya ke
lembah hawiah. Sampai di mana pengetahuanmu tentang hawiah itu? Itulah api neraka
yang sangat panas“.

Ada beberapa nama hari akhir, sebagai tahapan manusia untuk menerima ibadah
dan amal yang mereka perbuat selama berada di dunia. Al-Qur’an menyebutkan nama-
nama lain untuk hari akhir ini, antara lain:

 Yaumul Qiyamah atau hari kiamat;


 Yaumul Mahsyar atau hari berkumpul (bagi semua manusia);
 Yaumul Hisab atau hari perhitungan (amal manusia);
 Yaumuz Zilzalah atau hari kegempaan (goncangan);
 Yaumul Waqi’ah atau hari kejatuhan;
 Yaumul Qari’ah atau hari keributan;
 Yaumul Ghasyiyah atau hari pembalasan;
 Yaumul Haqqah atau hari kepastian;

19
 Yaumut Tammah atau hari bencana agung;
 Yaumul Jaza’ atau hari pembalasan;
 Yaumul Wa’id atau hari ancaman;
 Yaumul Mizan atau hari pertimbangan;
 Yaumul Jami’ atau hari pengumpulan;
 Yaumut Taghabun atau hari terbukanya segala kecurangan;
 Yaumul Ba’ts atau hari kebangkitan;
 Yaumud Din atau hari perhitungan;
 Yaumul Khulud atau hari yang kekal.

Dua Macam Hari Kiamat

Para ulama mengelompokkan hari kiamat menjadi dua macam, yaitu:

1. Kiamat sugra (kiamat kecil)


yaitu tanda-tanda kerusakan yang dialami sebagian alam dan terjadi
setiap waktu. Tanda-tanda kiamat sugra seperti terjadinya bencana alam, gunung
meletus, meninggalnya manusia karena sakit, tsunami, banjir, tanah longsor,
kebakaran hutan, dan sebagainya;
2. Kiamat kubra (kiamat besar)
yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam
semesta. Dunia porak-poranda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia akan
berganti dengan alam yang baru yakni alam akhirat.

20
Adapun beberapa hikmah beriman kepada hari akhir adalah sebagai berikut.

1. Bersikap Mawas Diri

Sebagai hamba Allah SWT di muka bumi, kita tidak boleh berperilaku semena-
semena dan mengikuti semua hawa nafsu kita. Mengapa? Semua yang kita lakukan di
dunia ini akan berakibat kepada kehidupan di alam akhirat. Inilah yang menyebabkan
kita harus bermawas diri.

2. Rendah Hati dan Tidak Sombong

Sehebat apapun manusia dan setinggi apa pun jabatannya, tak ada apa-apanya
jika dibandingkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Semua manusia akan
hancur dan binasa. Ilmu, kekuasaan, dan harta yang dimiliki manusia, semua itu
hanyalah titipan atau amanah dari Allah SWT.

3. Kesadaran untuk Taat Beribadah

Surga dan neraka adalah tempat tinggal manusia di alam akhirat. Surga sebagai
balasan amal baik yang disediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa, sedangkan neraka
sebagai balasan amal buruk yang disediakan bagi hamba-Nya yang durhaka.

4. Bertanggung Jawab

Pada hari akhir, manusia akan diminta pertanggungjawaban atas segala


perbuatannya di dunia. Itu artinya bahwa kita harus bertanggung jawab atas segala
perbuatan yang kita lakukan di dunia, serta mempertanggungjawabkannya di hadapan
Allah SWT kelak di akhirat. Besar atau sekecil apa pun amal perbuatan kita pasti akan
mendapatkan balasannya di akhirat nanti.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai Pengertian dan Hikmah Iman kepada
Hari Akhir. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui waktu terjadinya kiamat.
Namun yang pasti, kiamat akan terjadi sewaktu-waktu nanti. Manusia hanya diberi
informasi terkait tanda-tandanya saja. Sebagai manusia, tugasnya hanya berbuat sebaik-
baiknya dan bersiap menghadapi hari akhir.

21
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan
Pengertian Aswaja (Ahlu Sunnah Wal Jama‟ah), Secara etimologi, Aswaja
berasal dari bahasa Arab ahl artinya keluarga. Al-sunnah, berarti jalan, tabi„at dan
perilaku kehidupan. Sedangkan al-jama„ah, berarti sekumpulan. Secara istilah
(terminologi) yang dimaksud dengan Aswaja adalah kaum yang mengikuti amaliah Nabi
Muhammad saw dan para sahabatnya.

Pada hakikatnya, Ahlus sunnah wal Jama‟ah, adalah ajaran Islam yang murni
sebagaimana diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah saw. bersama para sahabatnya.
Dinamika Aswaja, pada akhirnya karena lahirnya ulama bernama Abu Hasan al Asyari.
Ia sebelumnya pengikut Mu'tazilah setelah itu keluar. Ia memproklamirkan paham
dimana rasulullah dan sahabat berada di dalamnya, dan menyebut paham dengan
sebutan Ahlus sunnah wal Jama‟ah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hâzimî, Khâlid Bin Hâmid. 1420 H/2000 M. Ushûl at-Tarbiyah al-Islâmiyah.


Madinah Munawwaroh: Dâr „Âlam al-Kutub.

Belajar prinsip Ahlussunnah wal Jamaah. Diakses pada 16 Oktober 2023. Tersedia di:
https://ruangbelajar.unisnu.ac.id/belajar-prinsip-ahlussunnah-wal-jamaahNasir,
Sahilun A. 2010, cet.

NU, Aswaja Pengenalan Ahlussunnah Wal Jama'ah. Diakses pada 16 Oktober 2023.
Tersedia di: https://www.assobariyyah.or.id/pengenalan-ahlussunnah-wal-
jamaah/

Pemikiran Kalam (Teologi Islam), Sejarah, Ajaran, dan Perkembangannya. Jakarta:


Rajawali Press.

Pengertian Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA). Diakses pada 16 Oktober 2023.


Tersedia di: https://jaibnajhan.blogspot.com/2012/12/pengertian-ahlus-sunnah-
wal-jamaah.html Kilas

Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja. Diakses pada 16 Oktober 2023. Tersedia di:


http://rumahbuku.weebly.com/bangku-ii/prinsip-prinsip-ajaran-aswaja

Sejarah Aswaja An-Nahdliyah. Diakses pada 16 Oktober 2023. Tersedia di:


https://suaranahdliyin.com/kilas-sejarah-aswaja-an-nahdliyah-22387

”https://www.gramedia.com/literasi/sifat-wajib-rasul/

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-iman-kepada-malaikat-allah/

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6693678/pengertian-iman-kepada-kitab-
allah-swt-dan-dalilnya-dalam-al-quran

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-dan-hikmah-iman-kepada-hari-akhir/

23

Anda mungkin juga menyukai