Anda di halaman 1dari 58

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah Subhannahuwata‟allah. Shalawat dan salam yang


sempurna, semoga dilimpahkan kepada sebaik-baik makhluk, yang nurnya
menerangi hati manusia, dan kedatangannya merupakan rahmat untuk
seluruh alam, yaitu Baginda Rosulullah Shallallahu‟alaihi wasallam.
Kami ucapkan juga rasa terima kasih kami kepada pihak-pihak yang
mendukung lancarnya pembuatan buku panduan Sanlat ini mulai dari proses
penulisan hingga proses cetak, yaitu orang tua kami, rekan-rekan kami,
penerbit, dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.
Adapun, buku panduan Sanlat ini telah selesai kami buat secara
semaksimal dan sebaik mungkin agar menjadi manfaat bagi teman-teman
santri ataupun pembaca yang membutuhkan informasi dan pengetahuan
mengenai bagaimana mengamalkan agama secara sempurna.
Dalam buku ini, tertulis tentang panduan singkat mengamalkan agama
dalam kehidupan sehari-hari sesuai tuntunan Al-Qur‟an dan Hadits baginda
nabi.
Kami sadar, masih banyak luput dan kekeliruan yang tentu saja jauh dari
sempurna tentang buku ini. Oleh sebab itu, kami mohon agar pembaca
memberi kritik dan juga saran terhadap karya buku panduan Sanlat ini agar
kami dapat terus meningkatkan kualitas buku.
Demikian buku panduan Sanlat ini kami buat, semoga dapat bermanfaat.
Terima kasih.

Temboro, 17 Rajab 1433 H


Team Sanlat Ramadhan

1
Daftar isi

KATA PENGHANTAR ..................... 1


DAFTAR ISI ..................... 2
MATERI MUDZAKARAH RUKUN
..................... 3
IMAN
MATERI MUDZAKARAH RUKUN
..................... 6
ISLAM
MUDZAKARAH ENAM SIFAT ..................... 9
USUL-USUL DA‟WAH ..................... 15
DAFTAR MAHROM ..................... 17
MUDZAKARAH FIQIH ..................... 19
Bab Thoharoh Dan Wudhu ..................... 19
Bab Shalat ..................... 21
Bab Sholat Mayit / Jenazah ..................... 26
Bab Zakat ..................... 27
Bab Mu‟amalah ..................... 30
Bab Waqaf ..................... 32
Bab Nikah ..................... 34
Bab Thalaq ..................... 37
Bab Nadzar ..................... 40
TANGGUNG JAWAB AGAMA ..................... 41
SIFAT ALLAH DAN RASUL-NYA ..................... 42
DZIKIR PAGI DAN PETANG ..................... 45
KUMPULAN FADHILAH ..................... 46
DAFTAR RUJUKAN ..................... 50
CATATAN ..................... 55

2
MATERI MUDZAKARAH RUKUN IMAN

A. Rukun Iman Ada 6:

1. Iman kepada Allah Subhaanahu wata‟ala.


2. Iman kepada para Malaikat.
3. Iman kepada Kitab‐Kitab Allah.
4. Iman kepada para Rasul (Utusan) Allah.
5. Iman kepada Hari Kiamat/Hari Pembalasan.
6. Iman kepada Qodho‟ dan Qodar (Semua ketentuan dari Allah).

B. Maksud dan Hikmah di Dalam Rukun Iman.

1. Iman kepada Allah Subhaanahu wata’ala


Maksudnya adalah: Kita harus meyakini dan membenarkan dengan hati
kita akan keberadaan Allah Subhaanahu wata‟ala dengan segala Sifat‐
sifat‐Nya Yang Maha Sempurna. Sedikitpun tidak ada cacat ataupun
kekurangan di dalam Dzat‐Nya ataupun Sifat‐Nya. Allah adalah Yang
Maha Kaya, Maha Pemberi rezeki, Maha Esa, Maha Kuasa, Maha
Menentukan, Maha Mengetahui, Maha Hidup, Maha Mendengar, Maha
Melihat, dan Maha Berfirman.
Bagaimana kita ragu akan keberadaan Allah Subhaanahu wata‟ala,
sedangkan adanya alam semesta ini merupakan tanda bukti yang nyata
akan keberadaan‐Nya. Bagaimana kita ragu akan Maha Kayanya Allah
Subhaanahu wata‟ala, sedangkan alam semesta ini semua adalah milik‐
Nya. Bagaimana kita ragu akan ke‐Esaan Allah Subhaanahu wata‟ala
sedangkan teraturnya peredaran matahari, bumi, bulan, dan bintang, itu
semua menunjukkan bahwa aturan‐aturan tersebut di bawah satu
perintah. Bagaimana kita ragu akan kekuasaan Allah Subhaanahu
wata‟ala, sedangkan Dia yang telah menciptakan kemampuan dalam
diri setiap makhluk‐Nya. Bagaimana kita ragu akan Ilmunya Allah
Subhaanahu wata‟ala, sedangkan Dia yang meletakkan ilmu
pengetahuan pada setiap makhluk‐Nya. Bagaimana kita ragu bahwa
Allah Subhaanahu wata‟ala adalah Maha Hidup, sedangkan Dia yang
telah meniupkan ruh pada makhluk‐Nya. Bagaimana kita ragu bahwa

3
Allah Subhaanahu wata‟ala adalah Maha Melihat, sedangkan Dia yang
telah menciptakan penglihatan seluruh makhluk‐Nya. Bagaimana kita
ragu bahwa Allah Subhaanahu wata‟ala adalah Maha Mendengar,
sedangkan Dia yang telah menciptakan seluruh pendengaran.

2. Iman kepada Para Malaikat


Maksudnya adalah: Kita harus meyakini bahwasanya Allah Subhaanahu
wata‟ala memiliki segolongan makhluk-makhluk yang suci, yang
seumur hidupnya selalu mentaati semua perintah-Nya, dan tidak pernah
bermaksiat kepada-Nya. Mereka adalah Para Malaikat. Sebagian mereka
ada yang tinggal di sekitar Arsy Ilahi, ada yang tinggal di langit, ada
yang ditugaskan untuk mondar-mandir antara langit dan bumi, ada yang
ditugaskan selalu menyertai manusia, dan lain sebagainya.

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah


Maksudnya adalah: Kita harus meyakini bahwa Allah Subhaanahu
wata‟ala telah menurunkan kitab-kitab suci dari langit sebagai pedoman
hidup manusia. Barangsiapa membenarkan dan mengamalkan isi
kandungannya dalam kehidupannya, maka pasti dia mendapat petunjuk
dan akan berjalan di atas kebenaran. Sebaliknya barangsiapa tidak
meyakini kebenaran isinya, akhirnya tidak mengindahkannya, maka
pasti dia akan tersesat dan menyesatkan.

4. Iman kepada para Rasul (Utusan) Allah


Maksudnya adalah: Kita harus meyakini bahwasanya Allah Subhaanahu
wata‟ala telah mengutus para Nabi dan para Rasul, guna sebagai contoh
dan suri tauladan bagi manusia bagaimana cara mengamalkan dan
mempraktikkan Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada mereka
dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah orang-orang yang istimewa
dari golongan manusia, yang selalu dipelihara dan dijaga oleh Allah
Subhaanahu wata‟ala dari kesalahan dan kekhilafan.
Maka siapa saja, dari keturunan siapa saja, berasal dari negara mana
saja, jika sanggup mengikuti jejak kehidupan mereka, maka pasti dia
akan mendapatkan kesuksesan di dunia dan di akhirat, kemuliaan di
dunia kemuliaan di akhirat.

4
5. Iman kepada Hari Kiamat/Hari Pembalasan
Maksudnya adalah: Kita harus meyakini bahwasanya dunia ini bukanlah
akhir dari kehidupan. Setelah kehidupan dunia ini ada lagi kehidupan
yang kekal abadi selama-lamanya. Itulah Hari Kebangkitan dari kubur,
Hari Pembalasan setiap amal manusia. Pada hari itu ditampakkan
keadilan Allah Subhaanahu wata‟ala, yaitu ketika Allah Subhaanahu
wata‟ala menghukum orang-orang yang durhaka, dengan melemparkan
mereka kedalam Neraka. Pada hari itu ditampakkan keluasan rahmat dan
anugerah Allah Subhaanahu wata‟ala, yaitu ketika Allah Subhaanahu
wata‟ala memberikan balasan kepada hamba-hamba-Nya yang patuh
dan tunduk kepada aturan-aturan-Nya,dengan mempersilahkan mereka
memasuki Syurga-Nya, dan mereka semua kekal di dalamnya.

6. Iman kepada Qodho’ dan Qodar


Maksudnya adalah: Kita harus meyakini bahwa apa saja yang sudah
terjadi, sedang terjadi, dan yang akan terjadi di alam semesta ini, semua
telah diketahui, ditentukan, dan dikehendaki oleh Allah Subhaanahu
wata‟ala. Tidak ada satupun kejadian di alam semesta ini yang terlepas
dari kontrol dan pengawasan serta kehendak Allah Subhaanahu
wata‟ala.

Fadhilah Iman :Dari Sayyidina Abu Huroiroh RadhiALLAHu‟anhu


berkata : “Rasulullah ShallALLAHu „alaihi wasallam bersabda : „Iman
itu ada tujuh puluh sekian cabangan. Yang paling utama ialah
mengucapkan laa ilaha illALLAH. Sedangkan yang paling rendah
adalah menyingkirkan ganguan dari jalan. Dan rasa malu merupakan
salah satu dari cabang iman‟”.

Keterangan : Para ulama‟ berkata : “Hakikat malu adalah akhlak yang


mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan yang tercela dan
mencegahnya dari melalaikan kewajiban kepada yang bersangkutan”.
(Riyadhus Sholihin)

5
MATERI MUDZAKARAH RUKUN ISLAM

A. Rukun Islam Ada 5:


1. Bersaksi bahwasannya tidak ada yang berhak disembah kecuali
hanya Allah Subhaanahu wata‟ala, dan sesungguhnya Baginda Nabi
Muhammad ShallALLAHu „alaihi wasallam adalah Rasul (Utusan) Allah.
2. Menegakkan Shalat.
3. Menunaikan/membayar Zakat.
4. Berpuasa di bulan Ramadhan.
5. Naik Haji bagi yang berkuasa/mampu.

B. Sebuah Intisari, Maksud dan Hikmah di dalam Rukun Islam.


Dalam mafhum sebuah hadits yang telah disabdakan oleh Baginda Nabi
ShallALLAHu „alaihi wasallam, diterangkan bahwasannya Agama Islam
adalah ibarat sebuah bangunan, yang pondasi dasarnya berupa pengenalan
terhadap Allah dan Rasul‐Nya. Sedangkan tiang‐tiang penyangga utamanya
adalah Shalat, Zakat, Puasa dan Haji. Adapun ibadah‐ibadah lainnya, yaitu
Muamalah, Mu‟asyarah (pergaulan) yang baik, dan akhlaq yang mulia,
adalah merupakan komponen‐komponen lain yang berfungsi sebagai
penyempurna dan hiasan pada bangunan.

Apabila pondasi sebuah bangunan dirancang dalam kondisi kuat dan


kokoh, dan didukung pula oleh tiang‐tiang penyangga utama yang kuat,
maka tidak diragukan lagi bahwasanya bangunan tersebut akan bisa
bertahan lama (Insya Allah). Tetapi apabila pondasi dasar itu sendiri sudah
rapuh, atau tiang‐tiang penyangga utama sudah mulai lapuk, maka dalam
jangka waktu yang tidak lama, bisa dipastikan bahwasanya bangunan akan
roboh.

Begitu pula halnya dengan Agama Islam yang ada dalam diri setiap insan.
Apabila hati manusia sudah dipenuhi dengan keagungan, kebesaran, serta
kemuliaan Allah dan Rasul‐Nya, sehingga Allah dan Rasul‐Nya lebih ia
cintai daripada segala‐galanya, maka akan muncul dari dalam diri manusia
tersebut sifat tunduk dan patuh terhadap yang dicintainya.

6
Shalat merupakan simbol ketundukan yang sempurna kepada Sang
Pencipta. Karena di dalam Shalat manusia dituntut untuk tunduk dan patuh
secara sempurna, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, mulai dari
anggota yang zhahir sampai konsentrasi batin. Maka apabila manusia betul‐
betul menjaga Shalatnya sesuai dengan yang dicontohkan oleh yang mulia
Baginda Nabi ShallALLAHu „alaihi wasallam, maka niscaya dia akan
mudah untuk taat kepada Tuhannya selama hidupnya, mulai dari ujung
rambut sampai ujung kaki, baik zhahir maupun batin.

Sebaliknya apabila hati manusia sudah tidak mengenal lagi siapa Allah
dan Rasul‐Nya, maka bagaimana kecintaan kepada Allah dan Rasul‐Nya
akan timbul dalam hatinya. Kalau hati sudah kosong dari kecintaan, maka
yang akan timbul hanyalah sifat pengingkaran dan penentangan terhadap
agama (yaitu aturan‐aturan Allah Subhaanahu wata‟ala yang ditelah di
contohkan oleh Baginda Rasululloh ShallALLAHu „alaihi wasallam).
Karena bagaimana seseorang akan menerima aturan‐aturan berupa perintah
dan larangan yang datang dari pihak yang tidak dikenalnya!
Adapun hikmah disyariatkannya Puasa, di samping melatih ketaatan
kepada Sang Khaliq, yakni walaupun seseorang tinggal di rumah sendirian,
tetapi dia tidak berani makan dan minum hidangan yang sudah disiapkan
untuknya, selagi adzan Maghrib belum dikumandangkan. Maka di samping
itu pula supaya kita juga pernah merasakan bagaimana penderitaan lapar
yang hari‐hari dialami oleh faqir miskin. Sehingga timbul rasa iba dan
sayang terhadap mereka. Akhirnya tanganpun terasa ringan mengulurkan
sedekah untuk mereka.

Maka beriringan dengan disyariatkannya Puasa Ramadhan pada tahun


kedua Hijriyah inilah, Allah Subhaanahu wata‟ala mewajibkan Zakat,
yang di antara hikmahnya di samping sebagai pembersih jiwa dan harta
kita, juga untuk menimbulkan rasa kasih sayang dan saling cinta‐mencintai
di tengah‐tengah umat, sehingga tidak ada pembatas lagi antara si kaya dan
si miskin.

Adapun Haji, diantara hikmahnya adalah merupakan suatu wadah untuk


mengadakan pertemuan tahunan Ummat Islam dari seluruh penjuru dunia.

7
Dengan mengenakan pakaian yang sama, dengan bacaan yang sama, serta
melaksanakan manasik amalan Haji di tempat yang sama pula, sehingga
tampaklah persatuan dan kesatuan ummat, sebagaimana yang dulu telah
dibuat oleh Baginda Nabi ShallALLAHu „alaihi wasallam pada waktu Haji
Wada‟. Beliau telah mengadakan pertemuan dengan Ummat Islam dari
seluruh penjuru dunia yang ada pada waktu itu, kemudian Beliau
memberikan nasehat‐nasehat bagaimana pentingnya menjaga persatuan
dikalangan Ummat Islam, dan juga bagaimana pentingnya menda‟wahkan
agama ke seluruh penjuru dunia.
Di samping itu pula, Mekah adalah merupakan pusat Markaz Da‟wah
seluruh para Nabi dan para Rasul, semenjak Nabi Adam „alaihissalam
sampai Baginda Muhammad ShallALLAHu „alaihi wasallam. Sehingga
tidak ada seorangpun dari mereka kecuali pernah pergi ke Mekah untuk
menunaikan Ibadah Haji. Maka kita datang ke sana di antara maksudnya
adalah untuk menjadikan arah dan tertib hidup kita sebagaimana kehidupan
para Nabi dan para Rasul, yaitu menjadikan da‟wah dan perjuangan sebagai
maksud hidup kita.

8
MUDZAKARAH ENAM SIFAT

A. Pendahuluan
Allah Subhaanahu wata‟ala. meletakkan kejayaan ummat manusia di
dunia dan di akhirat dalam agama yang sempurna seperti yang dibawa
oleh Baginda Rasululloh ShallALLAHu „alaihi wasallam. Ummat pada
saat ini belum ada kekuatan untuk amal agama secara sempurna. Dulu
para Shahabat RadhiyALLAHu „anhum telah amal agama secara
sempurna, karena mereka memiliki enam sifat yang mulia. Keenam sifat
tersebut adalah:
1. Yakin akan Kalimah Thayyibah (Laa ilaaha illAllah-Muhammadur
Rasululloh).
2. Shalat dengan khusyu‟ dan khudhu‟.
3. Ilmu yang disertai dzikir.
4. Memuliakan orang Islam.
5. Meluruskan dan membetulkan niat.
6. Da‟wah dan Tabligh khuruj fi sabilillah.

B. Penjelasan Arti, Maksud dan Tujuan Enam Sifat

1. Yakin Terhadap Kalimah Thayyibah (Laa Ilaaha IllAllah-


Muhammadur Rasululloh)
a. Laa ilaaha illAllah
Artinya : Tidak ada yang berhak disembah selain Allah
Subhaanahu wata‟ala.
Maksudnya : Kita keluarkan keyakinan terhadap makhluk dari hati
kita, kemudian kita masukkan kebesaran Allah Subhaanahu
wata‟ala ke dalam hati kita, sehingga kita yakin dengan sempurna
bahwa makhluk tidak bisa memberi manfaat ataupun bahaya tanpa
izin dan kehendak dari Allah Subhaanahu wata‟ala.
Keutamaannya : Sabda Baginda Nabi ShallALLAHu „alaihi
wasallam, ”Barang siapa bersaksi tidak ada yang berhak disembah
selain Allah dengan sepenuh hatinya, maka ia akan dipersilahkan

9
memasuki semua pintu Surga dari mana saja dia mau”. (HR. Abu
Ya‟la)
Cara mendapatkannya :
1) Menda‟wahkan keutamaan iman,
2) Latihan iman, membentuk majelis-majelis yang membicarakan
iman, dan
3) Berdoa kepada allah subhaanahu wata‟ala agar diberi hakekat
iman.
b. Muhammadur Rasululloh
Artinya : Baginda Nabi Muhammad ShallALLAHu „alaihi
wasallam adalah utusan Allah Subhaanahu wata‟ala.
Maksudnya : Meyakini bahwa satu-satunya jalan untuk
mendapatkan kejayaan dunia dan akhirat, hanyalah dengan
mengikuti cara hidup Baginda Rasululloh ShallALLAHu „alaihi
wasallam.
Keutamaannya : Sabda Baginda Nabi ShallALLAHu „alaihi
wasallam, ”Barang siapa berpegang teguh dengan seluruh sunnahku
(cara hidupku) dikala umatku sudah rusak, maka dia mendapatkan
pahala seorang mati syahid”. Dalam riwayat lain:” … seratus orang
mati syahid”. (HR. Thabaroni, Baihaqi)
Cara mendapatkannya :
a. menda‟wahkan pentingnya sunnah Baginda Nabi ShallALLAHu
„alaihi wasallam,
b. usaha menghidupkan sunnah Baginda Nabi ShallALLAHu „alaihi
wasallam dalam kehidupan kita 24 jam, dan
c. berdo‟a kepada Allah Subhaanahu wata‟ala agar diberi hakekat
sunnah Baginda Nabi ShallALLAHu „alaihi wasallam.

2. Shalat dengan Khusyu’ dan Khudhu’


Artinya : Shalat dengan konsentrasi batin dan merendahkan diri
dengan mengikuti cara yang telah dicontohkan oleh Baginda
Rasululloh ShallALLAHu „alaihi wasallam dengan para shahabat
RadhiyALLAHu „anhum.

10
Maksudnya : Membawa sifat ketaatan dan ketundukan kepada
Allah Subhaanahu wata‟ala di dalam shalat ke dalam kehidupan
sehari-hari.
Keutamaannya : Firman Allah Subhaanahu wata‟ala, ”Carilah
pertolongan Allah Subhaanahu wata‟ala dengan sabar dan shalat,
karena sesungguhnya shalat itu amatlah berat kecuali bagi orang-
orang yang khusyu”. QS. Al-Baqoroh: 45)
Cara mendapatkannya :
1) menda‟wahkan keutamaan Shalat,
2) usaha memperbaiki zhahirnya Shalat,
3) usaha menyelesaikan setiap permasalan dengan Shalat, dan
4) berdoa agar diberi hakekat Shalat.

3. Ilmu yang Disertai Dzikrulloh (Selalu Ingat kepada Allah


Subhaanahu wata’ala)
Artinya ilmu: Semua petunjuk yang datang dari Allah Subhaanahu
wata‟ala melalui Baginda Rasululloh ShallALLAHu „alaihi
wasallam.
Artinya dzikir: Mengingati Allah Subhaanahu wata‟ala sesuai
dengan keagungan-Nya.
Maksud keduanya: Supaya bisa mengamalkan semua perintah-
perintah Allah Subhaanahu wata‟ala, pada setiap saat dan keadaan,
dengan menghadirkan keagungan Allah Subhaanahu wata‟ala
kedalam hati, serta ikut cara Baginda Rasululloh ShallALLAHu
„alaihi wasallam.
Keutamaannya Ilmu : Sabda Baginda Nabi ShallALLAHu „alaihi
wasallam, ”Barang siapa melalui satu jalan untuk menuntut ilmu,
maka Allah Subhaanahu wata‟ala akan mudahkan dia meniti jalan
menuju syurga”. (HR. Muslim)
Keutamaannya Dzikir : Firman Allah Subhaanahu wata‟ala,
”Ingatlah! Bahwasanya hanya dengan mengingati Allah
Subhaanahu wata‟ala, hati akan mendapatkan ketenangan”. (QS.
Al-Ro‟d)

11
Ilmu ada dua :
1) Ilmu Fadhail
2) Ilmu Masail
- Cara mendapatkan Ilmu Fadhail :
1) menda‟wahkan kepentingan Ilmu Fadhail,
2) sesering mungkin duduk dalam Majelis Ta‟lim Fadhail,
3) menghadirkan nilainya amal dalam setiap amalan, dan
4) berdoa agar diberi hakekat Ilmu Fadhail.
Cara mendapatkan Ilmu Masail :
1) menda‟wahkan kepentingan Ilmu Masail,
2) berziarah kepada para „Ulama dan duduk dalam Majelis Masail
mereka,
3) bertanya kepada mereka tentang masail (baik dalam urusan
„ubudiyah ataupun muamalah), dan
4) berdo‟a agar diberi hakekat Ilmu Masail.
Cara mendapatkan Dzikir :
1) menda‟wahkan pentingnya Dzikir,
2) membaca tasbih, shalawat dan istighfar setiap pagi dan petang
minimal seratus kali, dan
3) berdoa agar diberi hakekat Dzikir.

4. Ikromul Muslimin
Artinya : Memuliakan sesama orang Islam.
Maksudnya : Menunaikan hak sesama muslim tanpa menuntut hak
kita dari mereka.
Keutamaannya : Sabda Baginda Nabi ShallALLAHu „alaihi
wasallam, ”Barang siapa menghilangkan satu kesusahan seorang
muslim dari kesusahan-kesusahan urusan dunia dia, maka pasti
Allah Subhaanahu wata‟ala akan menghilangkan darinya satu
kesusahan dari kesusahan-kesusahan dia di akhirat kelak. Dan
barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka pasti Allah
Subhaanahu wata‟ala akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.
Dan Allah Subhaanahu wata‟ala akan selalu menolong seorang
hamba selagi dia ada usaha untuk menolong saudaranya (yang
muslim)”. (HR. Tirmidzi)

12
Cara mendapatkannya :
1) menda‟wahkan pentingnya Ikrom,
2) mengucapkan salam baik kepada orang yang dikenal ataupun
yang tidak dikenal,
3) berbaur dengan orang yang wataknya berbeda-beda,
4) menyayangi yang lebih muda, menghormati yang lebih tua, dan
memuliakan „ulama, dan
5) berdo‟a agar diberi hakekat sifat Ikromul Muslimin.

5. Tashihun Niat
Artinya : Meluruskan dan membetulkan niat.
Maksudnya : Membersihkan niat dalam setiap amalan semata-mata
karena Allah Subhaanahu wata‟ala.
Keutamaannya : Sabda Baginda Nabi ShallALLAHu „alaihi
wasallam, ”Sesungguhnya Allah Subhaanahu wata‟ala tidak
memandang bentuk rupa dan jumlah harta kalian. Tetapi Allah
Subhaanahu wata‟ala memandang kepada hati dan amalan kalian”.
(HR Muslim)
Cara mendapatkannya :
1) menda‟wahkan pentingnya Ikhlas,
2) menjaga kondisi hati dalam setiap beramal (baik sebelum, sedang,
ataupun setelahnya) supaya tetap dalam keadaan Ikhlash, dan
3) berdo‟a agar diberi hakekat sifat Tashihun Niat.

6. Da’wah dan Tabligh (Khuruj fi Sabilillah)


Artinya : Mengajak dan menyampaikan.
Maksudnya : Memperbaiki diri dengan menggunakan diri, harta, dan
waktu sesuai dengan yang diperintahkan Allah Subhaanahu
wata‟ala. Dan usaha menghidupkan agama secara sempurna pada diri
sendiri dan semua manusia di seluruh alam dengan menggunakan
harta dan diri sendiri.
Keutamaannya : Firman Allah Subhaanahu wata‟ala, ”Adakah yang
lebih bagus perkataannya, melebihi orang yang mengajak kepada
Allah, dan dia sendiri beramal shalih, seraya dia berkata :

13
„Sesungguhnya saya adalah termasuk golongan orang-orang yang
berserah diri kepada Allah‟”. (QS. Fushshilat: 33)
Cara mendapatkan :
1) menda‟wahkan pentingnya Da‟wah dan Tabligh,
2) meluangkan waktu keluar di jalan Allah Subhaanahu wata‟ala
untuk menda‟wahkan agama, sekurang-kurangnya 4 bulan seumur
hidup, 40 hari setiap tahun, 3 hari setiap bulan dan 2,5 jam dalam
setiap hari, dan
3) selalu berdo‟a kepada Allah Subhaanahu wata‟ala agar diberi
hakekat Da‟wah dan Tabligh khuruj fi sabilillah.

14
USUL-USUL DA’WAH

Usul-usul da‟wah ada 28 poin yang terbagi menjadi 7 bagian, yaitu :


1. 4 hal yang diperbanyak :
a. Da‟wah IlALLAH
b. Dzikir dan Ibadah
c. Ta‟lim wa Ta‟allu
d. Khidmat

2. 4 hal yang dikurangi :


a. Masa makan dan minum
b. Keluar dari masjid
c. Masa tidur dan istirahat
d. Bicara sia-sia

3. 4 hal yang dijaga :


a. Ketaatan kepada amir rombonga
b. Sifat sabar dan tahan uji
c. Amalan bersama dari kepentingan sendiri
d. Kehormatan masjid

4. 4 hal yang ditinggalkan :


a. Boros dan mubadzir
b. Meminta kepada selain ALLAH
c. Berharap kepada selain ALLAH
d. Ghoshob (memakai tanpa izin)

5. 4 hal yang tidak boleh disentuh :


a. Khilafiah (perbedaan pendapat)
b. Aib masyarakat
c. Politik
d. Status, Jabatan, Sumbangan

6. 4 hal yangdidekati :
a. Ulama dan Santrinya

15
b. Ahli Tarekat (ahli zikir)
c. Muballigh atau Penceramah
d. Moshonnif (pengarang kitab)

7. 4 hal yang dijauhi :


a. Berdebat
b. Meremehkan atau merendahkan
c. Mengkritik
d. Tidak mudah menerima dan menolak

16
DAFTAR MAHROM

I. Mahrom Sebab Nasab


1. Ibu dan Ayah, nenek dan kakek (baik dari ibu/ayah) dan seterusnya ke
atas.
2. Anak dan cucu (baik dari anak laki-laki/anak perempuan) dan
seterusnya ke bawah.
3. Saudara atau saudari (baik sekandung, seayah maupun seibu).
4.Paman dan Bibi (saudara/saudari ayah/ibu , bibinya ayah & ibu
(saudara/saudari kakek & nenek ) dan seterusnya ke atas.
5. Keponakan (anak saudara, baik laki-laki/perempuan), anak keponakan
dan seterusnya ke bawah.

Peringatan !
a. Anak hasil zina adalah mahrom bagi ibunya saja, tetapi bukan mahrom
bagi laki-laki telah yang berzina dengan ibunya. Hanya saja kalau dia
mau bertanggung jawab dan mau menikah dengan wanita yang dia
zinai, maka status dia adalah sebagai ayah tiri bagi anak tersebut.
b. Saudara sepupu (anak paman/bibi) bukan termasuk mahrom.
c. Anak angkat bukanlah mahrom, kecuali kalau dia di susui oleh pihak
ibu 5 kali atau lebih, maka status dia adalah sebagai mahrom sebab
susuan.

Mahrom Sebab Mushoharoh (Pernikahan)


1. Mertua (ibunya istri, nenek istri dan seterusnya ke atas), baik sebab
nasab/sebab menyusui.
2. Menantu (istrinya anak & cucu) dan seterusnya ke bawah, baik sebab
nasab/sebab menyusui.
3. Anak perempuan tiri (anak wanita yang dibawa oleh istri) dengan
syarat suami sudah bersetubuh dengan istri tersebut. Begitu pula cucu
yang di bawa oleh istri, dan seterusnya ke bawah.
4. Ibu tiri (istrinya ayah yang baru). begitu pula nenek tiri (istrinya kakek
yang baru), dan seterusnya ke atas.

17
Peringatan !
Hubungan antara mertua dan mertua (besan), hubungan antara anak
yang dibawa suami dan anak yang dibawa istri, hubungan seseorang
dengan menantu tiri (istrinya anak tiri) dan mertua tiri (ibu tirinya istri),
itu semua adalah bukan mahrom dalam pandangan agama. Sehingga
pergaulan antar mereka tetap seperti orang lain. Yakni tetap wajib
memakai furdah / cadar dan tutup aurat secara sempurna. Minimal harus
menjaga jarak di antara keduanya.

II. Mahrom Hanya dari Segi tidak Boleh Dikumpulkan Bersama Istri
dalam Satu Pernikahan Seorang Suami.
Mereka adalah :
Seluruh mahromnya istri yang seandainya salah satu dari keduanya
diperkirakan seorang laki-laki, maka keduanya haram untuk
dinikahkan. Seperti saudara ipar (saudara perempuan istri), bibinya
istri dan keponakannya. Wanita – wanita tersebut tidak boleh
dikumpulkan bersama istri dalam satu pernikahan seorang suami.
Adapun dalam segi pergaulan dan membatalkan wudhu maka
mereka seperti orang lain (bukan mahrom ).
Maka dari itu apabila ada salah seorang istri sudah meninggal atau
diceraikan, maka kita boleh menikahi saudara perempuannya, bibinya
atau keponakannya. (Al- Bajuri, Ibrahim. 2007)

18
MUDZAKARAH FIQIH
BAB THOHAROH DAN WUDHU

Thaharah (bersuci) adalah perkara yang menjadi syarat sahnya sholat.


Thaharah dibagi menjadi 2 :
1. Thaharah dari najis. Najis yaitu : Madzi, wadi, darah, nanah, muntah,
arak (minuman keras), anjing, babi, segala sesuatu yang keluar dari
kemaluan dan anus kecuali air mani/sperma, bangkai (hewan yang mati
tanpa disembelih dengan cara yang benar sesuai Syari‟at Islam) kecuali
bangkai manusia, ikan, dan belalang.
2. Thaharah dari hadats. Hadats ada 2, yaitu :
A. Hadats kecil yaitu : 1. Keluarnya segala sesuatu dari kemaluan dan
anus selain sperma, seperti : buang air kecil, buang air besar, kentut,
madzi dll. 2. Hilangnya kesadaran, seperti : tidur, gila, pingsan dsb.
3. Bersentuhan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom.
4. Menyentuh kemaluan dan anus.
B. Hadats besar yaitu : 1. Keluarnya sperma. 2. Bersetubuh walaupun
dengan binatang. 3. Suci dari haid dan nifas. 4. Kematian. 5. Usai
melahirkan.

1. Thaharah dari Najis.


a) Cara mencuci pakaian.
b) Cara mencuci najis di lantai dan di tanah.
c) Cara mencuci najis pada badan.
d) Cara istinja‟ baik dengan air, atau dengan batu, tissu, kertas koran
dan sejenisnya.
e) Cara menyembelih hewan.
f) Cara mencuci bahan makanan (untuk dimasak).
g) Ukuran air dua qullah.

2. Thaharah dari Hadats.


a) Cara berwudlu‟(di kolam, di pancuran dan dengan air yang sedikit).
b) Cara mandi besar (jinabat, haid dan nifas).
c) Cara bertayamum.

19
d) Cara bersuci bagi orang yang sebagian anggota badannya terluka.
e) Cara bersuci bagi orang yang sebagian anggota badannya terdapat
pembalut luka (perban) atau sejenisnya.
f) Perkara-perkara yang dilarang bagi orang yang sedang hadats kecil,
jinabat, dan wanita yang sedang haid atau nifas.
g) Cara mengusap muzah/sepatu.

3. Tatacara dan Tertib Gerakan dalam shalat mulai takbir sampai salam.
a) Tatacara shalat dengan berdiri.
b) Tatacara shalat dengan duduk.
c) Tatacara shalat dengan berbaring miring.
d) Tatacara shalat dengan tidur terlentang.

4. Tatacara dan Tertib Shalat Berjamaah.


a) Imam dengan satu makmum.
b) Imam dengan dua makmum yang datang secara berurutan.
c) Imam dengan dua makmum sekaligus.
d) Imam dengan lima makmum yang datang secara berurutan.
e) Imam dengan dua shaf yang mana shaf yang kedua belum sempurna
(tidak penuh).
f) Makmum masbuq yang ketinggalan satu raka‟at.
g) Makmum masbuq yang ketinggalan satu raka‟at dalam Shalat
Maghrib.
h) Makmum masbuq yang ketinggalan satu raka‟at dalam Shalat Subuh.
i) Makmum masbuq yang mendapatkan imam dalam keadaan ruku‟ .
j) Makmum masbuq yang mendapatkan imam dalam keadaan telah
selesai dari ruku‟.

5. Tatacara Shalat dalam Perjalanan.


a) Tatacara jama‟ taqdim dengan diqoshor.
b) Tatacara jama‟ ta‟khir dengan diqoshor.
c) Tatacara shalat fardlu di atas kendaraan.
d) Tatacara shalat sunnah di atas kendaraan.

NB : Keterangan dan praktik dalam Mudzakarah

20
BAB SHALAT

A. Niat Shalat

‫ هللا أمجَش‬,َٚ‫ ٍَأ ٍُْ٘ ٍب (هلل رَعبى‬/‫ض اىظٖ ِْش أَسْ ثَ َع َس َم َعبد ٍُ ْسزَ ْقجِ َو اىقِ ْجيَ ِخ أَدَاء)إ ٍَبٍب‬ َ ْ‫ فَش‬ِّٜ‫صي‬ َ ُ‫أ‬
َ َ
‫ هللاُ أمجَ ُش‬,َٚ‫ ٍَأ ٍُْ٘ ٍب(هلل رعبى‬/‫ض اى َعصْ ِش أسْ ثَ َع َس َم َعبد ٍُ ْسزَ ْقجِ َو اىقِ ْجيَ ِخ أدَاء)إ ٍَبٍب‬ َ ْ‫ فَش‬ِّٜ‫صي‬ َ ُ‫أ‬
‫ هللاُ أمجَ ُش‬,َٚ‫ ٍَأ ٍُْ٘ ٍب(هلل رعبى‬/‫س َس َم َعبد ٍُ ْسزَ ْقجِ َو اىقِ ْجيَ ِخ أَدَاء)إ ٍَبٍب‬ َ َ‫ة ثَال‬ ِ ‫ض اى ََ ْغ ِش‬ َ ْ‫ فَش‬ِّٜ‫صي‬ َ ُ‫أ‬
َ ْ َ
‫ هللاُ أمجَ ُش‬,َٚ‫ ٍَأ ٍُْ٘ ٍب(هلل رعبى‬/‫ض اى ِعشَب ِء أسْ ثَ َع َس َم َعبد ٍُ ْسزَقجِ َو اىقِ ْجيَ ِخ أدَاء)إ ٍَبٍب‬ َ ْ‫ فَش‬ٜ‫صي‬ِّ َ ُ‫أ‬
‫ هللاُ أمجَ ُش‬,َٚ‫ ٍَأ ٍُْ٘ ٍب( هلل رعبى‬/‫ ِِْ ٍُ ْسزَ ْقجِ َو اىقِ ْجيَ ِخ أَدَاء )إ ٍَبٍب‬َٞ‫ْح َس َم َعز‬ ِ ‫صج‬
ُ ‫ض اى‬ َ ْ‫ فَش‬ِّٜ‫صي‬ َ ُ‫أ‬
Artinya: Saya menyengaja shalat … 4/3/2 rakaat, dengan menghadap qiblat,
dengan ada‟ (sebagai imam /makmum) karena Allah ta‟alaa … Allahu
Akbar …

B. Doa Iftitah

ِ ‫ فَطَ َش اى َّس ََ َ٘ا‬ٙ‫ ىيَّ ِز‬َٜ ِٖ ْ‫ْذ َٗج‬


‫د‬ ُ ٖ‫ َٗ َّج‬ّٜ‫الَ إ‬ٞ‫ص‬ ِ ‫ْشا َّٗسُج َحبَُ هللاِ ث ْن َشح َّٗأ‬ِٞ‫ْشا َّٗاى َح َْ ُذ هللِ مث‬ِٞ‫هللاُ أمجَشْ َمج‬
َُٔ‫لَ ى‬ْٝ ‫َش‬ ْ ّ
ِ ‫َِ الَش‬ْٞ َِ َ‫ ِهللِ َسةِّ اى َعبى‬ِٚ‫ ٍَٗ ََبر‬ٛ‫ب‬
َ َٞ ْ‫ َٗ ٍَح‬ٜ‫ َُّٗ ُس ِن‬ِٚ‫صالَر‬ َ َُّ ِ‫َِ إ‬ْٞ ‫فب َّٗ ٍَبأََّب ٍَِْب اى َُ ْش ِش ِم‬ِْٞ‫ض َح‬ َ ْ‫َٗاألَس‬
ُ ْ‫ل أُ ٍِش‬
َِْٞ َِ ِ‫د َٗأََّبْ ٍَِِ اى َُ ْسي‬ َ ِ‫َٗثِ َزى‬

Artinya: ”Allah Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya, segala puji


bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. AKu hadapkan
sekujur tubuhku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi,
dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah termasuk
golongan kaum musyrikin (orang-orang yang menyekutukan Allah dengan
yang lain-Nya). Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku,
semata-mata hanya untuk Allah Tuhan seru sekalian alam. Tidak ada sekutu
bagi-Nya, dan dengan keyakinan seperti inilah aku diperintah. Dan aku
adalah termasuk golongan orang-orang yang berserah diri kepada Allah.”

C. Surat Al Fatihah

َ‫َّبك‬ٝ‫َّبكَ ّ ْعجُ ُذ َٗإ‬ٝ‫ إ‬. ِِ ْٝ ‫َْ٘ ًِ اى ِّذ‬ٝ ‫ ٍَبىِ ِل‬. ٌِ ْٞ ‫ اىشَّحْ َ ِِ اى َّش ِح‬. َِْٞ َِ َ‫ اىح َْ ُذ هللِ َسةِّ اى َعبى‬. ٌِْ ٞ‫َّح‬
ِ ‫ثس ٌِْ هللاِ اىشَّحْ َ ِِ اىش‬
َِِّْٞ‫ ِٖ ٌْ َٗال اَىضَّبى‬ْٞ َ‫ة َعي‬ِ ٘‫ض‬ ْ
ُ ‫شاىَغ‬ٞ َ َ َّ َ
ِ ‫ ِٖ ٌْ َغ‬ْٞ ‫َِ أّ َع َْذَ َعي‬ْٝ ‫ص َشاط اى ِز‬ ْ َ
ِ . ٌَ ْٞ ِ‫ص َشاط اى َُ ْسزَق‬ ِّ ‫ ا ْٕ ِذّب َ اى‬. ُِْٞ‫ّ ْسزَ ِع‬
…..ٍِٞ‫أ‬.

21
Artinya:
“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mulah kami
mengabdi, dan hanya kepada-Mu pulalah kami minta pertolongan. Berilah
kami petunjuk ke jalan yang lurus. Yaitu jalan hidupnya orangorang yang
telah diberi nikmat (yakni para nabi, para syuhada‟, para wali dan orang‐
orang sholeh), bukan jalan hidupnya orang-orang yang Engkau murkai
(Orang Yahudi), dan bukan pula jalan hidup orang-orang yang sesat (Orang
Nasrani).” Amin …(Aku mohon Engkau perkenankan doaku).

D. Contoh Surat yang Sunnah Dibaca selepas Al Fatihah

. ‫بط‬ ِ َْ٘ ‫ ٍِ ِْ َششِّ ْاى َ٘س‬. ‫بط‬


ِ َّْ‫اط اىخ‬ ِ َّْ‫ إِى ِٔ اى‬. ‫بط‬
ِ َّْ‫ل اى‬
ِ ِ‫ ٍَي‬. ‫بط‬ ِ َّْ‫ قُوْ أَ ُعْ٘ ُر ثِ َشةِّ اى‬. ٌِ ْٞ ‫َّح‬ِ ‫ث ْس ٌِ هللاِ اىشَّحْ َ ِِ اىش‬
.‫بط‬ِ َّ ْ‫اى‬ ٗ ‫خ‬َّ
َ ِ ِ ْ‫اىج‬ َِ ٍِ ِ. ‫بط‬ َّ ْ‫اى‬ ‫س‬
ِ ‫ص‬
ْٗ‫ذ‬ُ ُ ِٜ‫ُ َ٘س ِْ٘طُ ف‬ٝ ْٛ‫اىَّ ِز‬

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah! (Wahai Muhammad ShallALLAHu „alaihi wasallam): „Aku
mohon perlindungan pada Tuhan Yang Memelihara manusia. Yang
menguasai sekalian manusia. Yang menjadi Sesembahan manusia. Mohon
perlindungan dari kejahatan setan yang selalu bersembunyi. Yang selalu
membisikkan keburukan ke dalam hati manusia. Dari golongan jin dan
manusia.‟”

.‫َ ُن ِْ ىَُّٔ ُمفُ٘ا أَ َحذ‬ٝ ٌْ َ‫ َٗى‬. ‫ُْ٘ ىَ ْذ‬ٝ ٌْ َ‫َيِ ْذ َٗى‬ٝ ٌْ َ‫ ى‬. ‫ص ََ ُذ‬
َّ ‫ هللاُ اى‬. ‫ قُوْ ُٕ َ٘ هللاُ أَ َحذ‬. ٌِ ْٞ ‫َّح‬ ِ ْ‫ثس ٌِْ هللاِ اىشَّح‬
ِ ‫َِ اىش‬

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah! (Wahai Muhammad ShallALLAHu „alaihi wasallam): „Dialah
Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan Yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dia tidak beranak, dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak
ada seorangpun yang setara (menyamai) dengan-Nya.‟”

E. Doa ketika Ruku’

22
٣× ِٓ ‫ ٌِْ َٗثِ َح َْ ِذ‬ٞ‫ اى َع ِظ‬َٜ ِّ‫ُس ْج َحبَُ َسث‬
Artinya: “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung, serta memujilah aku
kepada-Nya.” ( 3 kali).

F. Doa ketika I’tidal


.‫ء ثَ ْع ُذ‬َٜ ِ ْ‫د َٗ ٍِوْ ُء األَس‬
ْ ‫ض َٗ ٍِوْ ُء ٍَب ِش ْئذَ ٍِ ِْ ش‬ َ ‫ َسثََّْب ى‬. ُٓ‫َس َِ َع هللاُ ىِ ََ ِْ َح َِ َذ‬
ِ ‫ل اىح َْ ُذ ٍِوْ ُء اى َّس ََ َ٘ا‬
Artinya: “Allah mendengar pujian orang yang memujinya. „Yaa Allah Tuhan
kami. Bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa saja
yang Engkau kehendaki sesudah itu.‟”

G. Doa ketika Sujud


٣× ِٓ ‫ َٗثِ َح َْ ِذ‬َٚ‫ األَ ْعي‬َٜ ِّ‫ُس ْج َحبَُ َسث‬
Artinya: “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, serta memujilah aku
kepada-Nya.” (3 kali)

H. Doa ketika Duduk di antara Dua Sujud


ْٜ ِّْ‫ َٗاعْفُ َع‬ْٜ ِِْ‫ َٗعَبف‬ِّٜ‫ َٗا ْٕ ِذ‬ْٜ ِْ‫ َٗاسْ ُص ْق‬ْٜ ِْ‫ َٗاسْ فَ ْع‬ِّٜ ْ‫ َٗاجْ جُش‬ْٚ َِْْ ‫ َٗاسْ َح‬ْٚ ِ‫َسةِّ ا ْغفِشْ ى‬

Artinya: “Ya Allah. Ampunilah dosa-dosaku, belas kasihanilah aku,


cukupkanlah segala kekuranganku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki
kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan ampunilah
aku.”

I. Doa ketika Tahiyat Awal (pertama)


‫َْب‬ْٞ َ‫اى َّسالَ ًُ َعي‬.ُُٔ‫ َٗ َسحْ ََخُ هللاِ َٗثَ َش َمبر‬ِٜ‫َٖب اىَّْج‬َٝ‫ل أ‬ َ ْٞ َ‫اى َّسالَ ًُ َعي‬. ِ‫بد ِ َّهلل‬ ُ َ‫ِّج‬َّٞ‫اد اىط‬ ُ َ٘ َ‫صي‬َّ ‫بد اى‬ ُ ‫بد ْاى َُجَب َس َم‬ ُ َّٞ‫اىزَّ ِح‬
َٚ‫صوِّ َعي‬ َ َّ ٌ ُ ّٖ ‫اىي‬ . ِ ‫هللا‬ ‫ه‬
ُ ُ٘
‫س‬ ‫س‬ ‫ا‬
َ َّ َ‫ذ‬ َ‫ح‬ ٍ َّ
ُ‫أ‬ ُ
‫ذ‬ ٖ ‫ش‬ْ
َ َ ُ َ ‫أ‬ ٗ ‫هللا‬ َّ ‫ال‬‫إ‬ َ َٔ ‫ى‬ ‫إ‬ َّ ‫ال‬ ْ
ُ‫أ‬ ُ
‫ذ‬ َ ٖ‫ش‬ْ َ ‫أ‬ . ِٞ ‫ح‬
ِ ‫َّبى‬‫ص‬ ‫اى‬ ِ ِ ِ َٚ‫َٗ َعي‬
‫هللا‬ ‫د‬َ ‫ب‬ ‫ج‬‫ع‬
.‫ْذ‬ٞ‫ْذ ٍَّ ِج‬َِٞ ‫ل َح‬ ْ
َ َِّّ‫َِ إ‬ْٞ َِ ‫ اى َعبى‬ِٜ‫ ف‬.ٌَ ْٞ ِٕ ‫ِّ ِذّبَ إِ ْث َشا‬ٞ‫ َس‬َٚ‫بسمذَ َعي‬ ْ َ َ‫ َم ََب ث‬.‫ِّ ِذَّب ٍُ َح ََّذ‬ٞ‫َس‬
Artinya:

“Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan hanyalah


milik Allah semata. Semoga keselamatan selalu bersamamu wahai Nabi
(Muhammad ShallALLAHu „alaihi wasallam), begitu pula, rahmat dan
berkah-Nya. Semoga keselamatan selalu menyertai kami, dan seluruh
hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwasannya tidak ada yang

23
berhak di sembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwasannya Baginda
Nabi Muhammad ShallALLAHu „alaihi wasallam adalah utusan Allah. Yaa
Allah! Limpahkanlah rahmat dan kemuliaan atas junjungan kami Baginda
Muhammad ShallALLAHu „alaihi wasallam”

J. Doa ketika Tahiyat Akhir


(Doanya sama dengan doa tahiyat awal, kemudian ditambah doa di bawah
ini).
‫ِّ ِذَّب ٍُ َح ََّذ‬ٞ‫ َس‬َٚ‫بس ْك َعي‬ ِ َ‫ٗث‬. َ ٌَ ْٞ ِٕ ‫ِّ ِذَّبإِث َْشا‬ٞ‫آه َس‬ِ َٚ‫ ٌَ َٗ َعي‬ْٞ ِٕ ‫ِّ ِذَّبإِ ْث َشا‬ٞ‫ َس‬َٚ‫ْذَ َعي‬َّٞ‫صي‬ َ ‫ َم ََب‬.‫ِّ ِذَّب ٍُ َح ََّذ‬ٞ‫ آ ِه َس‬َٚ‫َّٗ َعي‬
.‫ْذ‬ٞ‫ْذ ٍَّ ِج‬َِٞ ‫ل َح‬ َ َِّّ‫َِ إ‬ْٞ َِ َ‫ ْاى َعبى‬ِٚ‫ف‬.ٌَ ْٞ ِٕ ‫ آ ِه َسجِّ ِذَّبإِث َْشا‬َٚ‫ ٌَ َٗ َعي‬ْٞ ِٕ ‫ِّ ِذّبَإِ ْث َشا‬ٞ‫ َس‬َٚ‫ َم ََبثَب َس ْمذَ َعي‬.‫ِّ ِذَّب ٍُ َح ََّذ‬ٞ‫ آ ِه َس‬َٚ‫َٗ َعي‬

Artinya: “Dan atas keluarga Baginda Muhammad (ShallALLAHu „alaihi


wasallam), sebagaimana Engkau telah melimpah‐kan rahmat dan kemuliaan
atas junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Yaa Allah!
Limpahkanlah keberkahan atas junjungan kami Baginda Muhammad
(ShallALLAHu „alaihi wasallam) dan keluaganya, sebagaimana Engkau
telah melimpahkan barakah atas junjungan kami Nabi Ibrahim dan
keluarganya. Di seluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji lagi Maha
Mulia.”

K. Bacaan ketika Salam


ِ ُ‫ ُن ٌْ َٗ َسحْ ََخ‬ْٞ ‫اى َّسالَ ًُ عي‬
‫هللا‬
Artinya: “Semoga keselamatan selalu menyertai kalian, begitu pula rahmat
Allah Subhaanahu wata‟ala.”

L. Doa Qunut
‫ َٗقَِْب‬, َ‫ْذ‬َٞ‫ ََب أَ ْعط‬ْٞ ِ‫بس ْك ىََْب ف‬ ِ َ‫ٗث‬, َ َ‫ْذ‬َّٞ‫ ََ ِْ ر ََ٘ى‬ْٞ ِ‫ َٗرَ َ٘ىََّْب ف‬, َ‫ْذ‬َٞ‫ ََ ِْ عَبف‬ْٞ ِ‫ َٗعَبفَِْب ف‬, َ‫ْذ‬ٝ‫ ََ ِْ َٕ َذ‬ْٞ ِ‫اىيَُّٖ ٌَّ ا ْٕ ِذَّب ف‬
, َ‫ْذ‬ٝ‫ ِعض ٍَ ِْ عَب َد‬َٝ َ‫ َٗال‬, َ‫ْذ‬َٞ‫ ِزه ٍَ ِْ َّٗاى‬َٝ َ‫ َٗإَُِّّٔ ال‬, ‫ل‬ َ ْٞ َ‫ َعي‬ٚ‫ض‬ َ ‫ُ ْق‬ٝ َ‫ َٗال‬ٜ‫ض‬ ِ ‫ل رَ ْق‬ َ َِّّ‫فَإ‬, َ‫ْذ‬ٞ‫ض‬
َ َ‫ل َش َّش ٍَب ق‬ َ ِ‫ثِ َشحْ ََز‬
َّ
‫ِّ ِذَّب ٍُ َح ََّذ‬ٞ‫ َس‬َٚ‫ هللاُ َعي‬ٚ‫صي‬ َ َ
َ ‫ أ ْسزَ ْغفِ ُش‬, َ‫ْذ‬ٞ‫ض‬
َ َٗ , َ‫ل‬ْٞ َ‫ك َٗأرُْ٘ ةُ إِى‬ ْ
َ َ‫ ٍَب ق‬َٚ‫ فَيَلَ اى َح َْ ُذ َعي‬, َ‫ْذ‬َٞ‫بس ْمذَ َسثَّْب َ َٗرَ َعبى‬ َ َ‫رَج‬
.ٌَ َّ‫صحْ جِ ِٔ َٗ َسي‬ ٗ
َ َ ِِ ٔ ‫ى‬ ‫أ‬ َٚ ‫ي‬ ‫ع‬ ٗ ٜ ٍ ُ ‫أل‬‫ا‬ْ
َ َ ِّ ِّ ِّ ِ‫اىَّْج‬
ٜ

Artinya: “Ya Allah! Berilah kami petunjuk, bersama-sama orang yang telah
Engkau beri petunjuk. Berilah kami kesehatan, bersama-sama orang yang
telah Engkau beri kesehatan. Tolonglah kami bersama-sama orang yang

24
telah Engkau tolong. Berkahilah untuk kami, apa saja yang telah Engkau
anugerahkan kepada kami. Dan lindungilah kami dari keburukan apa saja
yang telah Engkau tentukan. Karena sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Menentukan, dan tidak ada yang menentukan atas Engkau. Sesungguhnya
tidak akan hina orang-orang yang Engkau cintai, dan sesekali tidak akan
mulia orang-orang yang Engkau musuhi. Maha Berkah Engkau, Wahai
Tuhan kami, dan Maha Tinggi Engkau. Segala puji bagi-Mu atas apa saja
yang telah Engkau putuskan. Aku memohon pengampunan dari-Mu, dan
pula kembali kepada-Mu. Semoga Allah memberi rahmat, keberkahan dan
salam penghormatan atas yang mulia Baginda Muhammad (ShallALLAHu
„alaihi wasallam), beserta keluarganya dan shahabat-shahabatnya.” (Al-
Bajuri, Ibrahim. 2007)

25
BAB SHOLAT MAYIT / JENAZAH

Sholat mayit dikerjakan dengan empat kali takbir, tanpa ruku‟, tanpa sujud.
Cara sholat mayit:

A. Bacaan Setelah Takbir Yang Pertama


Membaca surat Al-Fatihah

B. Bacaan Setelah Takbir yang Kedua


Membaca sholwat. Yang terbaik adalah sholawat Ibrohimiah
sebagaimana yang dibaca pada waktu tahiyat akhir.

C. Bacaan Setelah Takbir yang Ketiga

‫ اىيَُّٖ ٌَّ ا ْغفِشْ ىََٖب َٗاسْ َح ََْٖب َٗعَبفَِٖب َٗاعْفُ َع َْْٖب‬/ ُْْٔ ‫اىيَُّٖ ٌَّ ا ْغفِشْ ىَُٔ َٗاسْ َح َُْٔ َٗ َعبفِ ِٔ َٗاعْفُ َع‬
Artinya : “Ya ALLAH ! Ampunilah dosa-dosa dia, berilah rahmat dan
kesejahteraan atasnya, dan maafkanlah kesalahan-kesalahannya”.

D. Bacaan Setelah Takbir yang Keempat

َ‫ اىيَُّٖ ٌَّ الَرَحْ ِش ٍَْْب اَجْ َشَٕب َٗالَرَ ْفزَِّْب ثَ ْع َذَٕب َٗا ْغفِشْ ىََْب َٗىَٖب‬/ َُٔ‫اىيَُّٖ ٌَّ الَرَحْ ِش ٍَْْب اَجْ َشُٓ َٗالَرَ ْفزَِّْب ثَ ْع َذُٓ َٗا ْغفِشْ ىََْب َٗى‬
Artinya : “Ya ALLAH ! janganlah engkau halangi kami dari mendapatkan
pahala merawatnya, dan janganlah engkau hadapkan kami dengan fitnah-
fitnah selepas kematiannya, serta ampunilah kami dan dia”.

E. Kemudian Salam Dua Kali dengan Menoleh ke Kanan dan ke


Kiri Sambil Mengucapkan Salam

26
BAB ZAKAT

1. Zakat Emas, Perak dan Uang


Barangsiapa memiliki emas minimal seberat 20 dinar (85 gram),
maka dia wajib zakat 2,5 %. Seumpama dia memiliki 300 gr, maka
zakat setiap tahunnya adalah: 7,5 gr emas.
Barangsiapa yang memiliki uang senilai 20 dinar (85 gram emas)
maka dia wajib zakat 2,5 %. Seandainya sekarang 1 dinar harganya Rp.
2.150.000, maka batas minimal zakatnya adalah Rp. 2.150.000 x 20 =
Rp. 43.000.000, maka zakat setiap tahunnya 2,5 %.
Contoh : Seumpama kita memiliki uang sejumlah Rp. 50.000.000,
maka zakatnya Rp. 1.250.000. Kalau uangnya sejumlah Rp.
60.000.000, maka zakatnya Rp. 1.500.000. Kalau uangnya sejumlah
Rp. 100.000.000, maka zakatnya Rp. 2.500.000. dan seterusnya.

2. Zakat Perdagangan
Setiap tahun kita wajib mengeluarkan zakat untk perdagangan kita.
Seandainya kita mulai dagang tanggal 1 syawal maka setiap 1 syawal
kita harus membayar zakatnya. Adapun caranya :
1. Kita hitung seluruh harta dagangan dengan harga jual grosir
yang berlaku di daerah setempat.
2. Kita hitung semua jumlah uang kita miliki yang ada waktu
itu.
3. Kita total semua piutang yang ada pada orang lain, sekiranya
piutang tersebut ada harapan dibayar/ mudah ditagih.
4. Apabila total keseluruhan dari ketiga poin diatas ada senilai
20 dinar emas / Rp. 43.000.000, atau lebih, maka zakatnya 2,5 %
sama seperti contoh diatas.

3. Zakat Pertanian
Nishob/batas minimal zakat beras, jagung, kacang, kedelai dan
sejenisnya adalah 720 kg. Dan gabah adalah : 1150 kg. Zakat pertanian
itu aslinya dikeluarkan setiap panen kalau setiap panen sudah mencapai
1 nishob. Kalau 1 kali panen tidak ada 1 nisob, maka 2 kali panen.

27
kalau 2 kali panen belum ada 1 nishob, maka setiap 3 kali panen,
dengan syarat masih dalam 1 tahun.
Zakat pertanian adalah 10 % jika pengairan tanpa biaya, Seandainya
pengairannya menggunakan biaya, maka zakatnya 5 %. Seandainya
pengairannya terkadang menggunakan biaya dan terkadang tidak, maka
zakatnya 7,5 %. Kalau hasil panen sawah kita 2 ton, berarti zakatnya 2
kwintal kalau pengairannya tanpa biaya, dan 1 kwintal kalau
pengairannya dengan biaya.

4. Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib dikeluarkan satu tahun sekali setiap malam Hari
Raya Idul Fitri bagi orang yang punya kelebihan di malam hari dan di
siangnya. Jumlah zakat fitrah setiap kepala 2,5 kg, sebagian „ulama
mengatakan 3 kg. zakat fitrah boleh dibayar mulai tanggal 1 Ramadhan
dan batas akhirnya tanggal 1 Syawwal sebelum matahari terbenam.
Afdholnya sudah dibayar sebelum imam naik ke mimbar untuk
khutbah pada Hari Raya.

5. Pembagian Zakat
Zakat harus diberikan kepada salah satu dari delapan golongan yang
telah disebutkan oleh ALLAH subhaanahu wata‟ala di dalam al
quranul karim .
Sebelum kita mengumpulkan dan menghimpun zakat, maka beberapa
hari sebelumnya kita dianjurkan untuk mendata siapa saja orang yang
berhak menerima zakat yang ada di kampung kita. Sehingga sebelum
menerima zakat, kita telah memiliki gambaran kira-kira berapa orang
yang berhak menerima zakat dan berapa bagian masing-masing.
Dari delapan golongan tersebut yag ada di Negara kita tinggal enam
atau tujuh saja, diantaranya:
1. Faqir, yaitu orang yang sama sekali tidak mempunyai harta
atau penghasilan yang halal yang mencukupi kebutuhannya, baik hal
tersebut dikarenakan memang tidak punya apa2 sama sekali ataupun
dikarenakan tidak mampu bekerja karena sakit, atau tidak ada yang
mempekerjakannya, atau ada pekerjaan tetapi tidak halal sehingga dia

28
tidak mau bekerja atau ada pekerjaan halal, tetapi sangat tidak
mencukupi.
2. Miskin, yaitu orang yang mempunyai harta atau penghasilan
tetapi tidak mencukupi kebutuhannya. Fakir-miskin bisa diberi zakat
sesuai kebutuhannya.
3. „Amil, yaitu orang yang ditunjuk oleh pemerintah untuk
mengurus zakat. Dan bisa dikatakan dengan „amil juga yaitu panitia
pengumpul zakat yang ditunjuk oleh tokoh masyarakat setempat.
„Amil diberi zakat sebatas upah kerjanya saja dan tidak boleh lebih
dari itu.
4. Mu‟allaf :
a. Orang yang sudah masuk Islam tetapi keimanannya lemah,
dia diberi zakat supaya teguh imannya.
b. Orang yang sudah masuk Islam dan imannya teguh dalam
Islam, tetapi dia ini seorang pemimpin/tokoh dari kaumnya, yang
kalau dia diberi zakat akan mengajak kaumnya masuk Islam.
5. Ghorim :
a. Orang yang memiliki utang untuk dirinya sendiri atau
keluarga dengan syarat : bukan untuk maksiat dan dia tidak mampu
untuk membayarnya.
b. Orang yang memiliki utang untuk mendamaikan antara dua
kaum yang berselisih, berhutang untuk pembangunan masjid atau
madrasah atau untuk menjamu tamu.
6. Fi sabilillah : yaitu sukarelawan perang dan dia tidak
mendapatkan gaji dari pemerintahan.
7. Ibnu sabil :
a. Orang yang sedang mengadakan perjalanan yang bukan
maksiat dan dia kehabisan bekal di dalam perjalanannya.
b. Orang yang mau mengadakan perjalanan yang bukan maksiat
tetapi dia tidak mempunyai bekal untuk memulai perjalanan. (Al-
Bajuri, Ibrahim. 2007)

29
BAB MU’AMALAH
(HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN PERDAGANGAN)

Mencari nafkah dari sumber mata pencaharian yang halal dengan cara
yang halal hukumnya adalah fardhu „ain (wajib bagi setiap orang).
Sebelum terjun berdagang, hendaklah seseorang memahami masalah fiqih
perdagangan. Khalifah „Umar radhiyALLAHu „anhu tidak mengizinkan
seseorang berjualan di pasar Madinah sebelum mempelajari terlebih
dahulu tata cara berdagang yang benar menurut Islam.
Utamakan kejujuran dalam jual-beli, karena hal ini akan mendatangkan
keberkahan pada harta dan penghasilan.
Syarat orang yang melakukan akad jual-beli : 1) sudah baligh, 2) berakal,
3) dewasa, dan 4) bukan orang yang mengalami inflasi (orang yang
semua hartanya disita) hanya saja ada sebagian para „ulama membolehkan
anak yang belum baligh untuk berjual-beli khusus di dalam perkara-
perkara yang sepele seperti jajan, mainan dan lain-lain.
Syarat barang yang diperjual-belikan harus : 1) suci, 2) bermanfaat, 3)
bisa dilihat, 4) diketahui ukurannya, dan 5) bisa diserah-terimakan.

Maka tidak sah menjual barang najis seperti bangkai, babi, anjing, arak,
darah, dan lain-lain. Tidak sah menjual barang yang tidak ada manfaatnya,
tidak bisa dilihat, kecuali barang dalam segel atau dalam bugkus yang
berfungsi sebagai pelindung. Tidak sah menjual barang yang tidak jelas
kadar ukurannya, atau tidak bisa diserah-terimakan.

Hal-Hal yang Dilarang dalam Jual-Beli.


 Menawar atau membeli barang yang sudah ditawar orang lain dan
sudah ada kesepakatan harga di antara keduanya, begitu pula
menjualnya.
 Menyembunyikan cacat dalam barang dagangan (tidak menerangkan
kepada pembeli).
 Menipu dalam jual-beli, seperti : daging ayam disuntik dengan air
supaya bertambah beratnya, barang yang bagus diletakkan di bagian
luar sedangkan yang buruk di dalam.

30
 Banyak mencela barang ketika membeli dan memujinya ketika
menjual.
 Jangan banyak bersumpah dalam jual-beli, karena sumpah itu akan
menghilangkan keberkahan rezeki walaupun tampaknya melariskan
barang dagangan.
 Munyimpan atau menimbun barag-barang kebutuhan pokok untuk
dijual di waktu barang sedikit dengan harga yang mahal.
 Mengurangi takaran timbangan.
 Mengedarkan atau membelanjakan uang palsu dengan sengaja.

Beberapa Contoh Jual-Beli Yang Dilarang dan Tidak Sah.


 Jual-beli yang tidak memenuhi syarat dan rukun sebagaimana
disebutkan di atas.
 Jual-beli patung atau gambar makhluk yang bernyawa.
 Menjual barang yang sudah dibeli tetapi belum kita terima.
 Jual-beli dengan sistim riba dengan segala bentu dan macamnya.

Beberapa Contoh Penghasilan yang Haram.


 Hasil jual-beli yang tidak sah.
 Hasil dari membungakan uang atau lintah darat, sebagaimana yang
berlaku di BPR, bank-bank konvensional dan yang sejenisnya. Begitu
pula keuntungan bunga yang didapatkan oleh para nasabah dari hasil
menabung di bank-bank tersebut.
 Sebagai solusi untuk menghindari segala macam bentuk riba,
Alhamdulillah sekarang sudah banyak berdiri bank-bank syari‟ah.
 Hasil dari pelacuran, menyanyi yang bertentangan dengan agama,
perjudian, korupsi, suap dengan segala bentuk dan macamnya. (Al-
Bajuri, Ibrahim. 2007)

31
BAB WAQAF

Waqaf adalah mencegah / menahan harta dari suatu penggunaan untuk


penggunaan lain.
Waqaf hukumnya : boleh.
Barang yang sah untuk diwaqafkan harus memenuhi 3 syarat sebagaiberikut
:
1. Berupa barang yang bisa diambil manfaatnya serta tahan lama / kekal
bendanya.
Contoh : Tanah, rumah, kitab, dsb. Sedangkan makanan dan wewangian
atau yang sejenisnya bukanlah barang waqaf karena tidak tahan lama.
2. Diwaqafkan kepada asal (orang / sasaran pertama yang diwaqafi) yang
sudah ada dan far‟u (orang atau sasaran waqaf selanjutnya) yang tidak
putus.
Contoh : Saya waqafkan tanah ini untuk Zaid kemudian untuk orang-
orang fakir.
3. Bukan untuk perkara yang haram / terlarang / maksiat.
Contoh : Bukan untuk membangun gereja, tempat perjudian, dsb.

Menjual Waqaf

Waqaf hanya untuk diambil manfaatnya, barang asalnya tetap, tidak boleh
dijual, diwariskan, atau diberikan, atau dihibahkan.

Waqaf dilaksanakan menurut apa yang disyaratkan oleh waqif (orang yang
waqaf) berupa mendahulukan, mengakhirkan, menyamakan, mengutamakan
sebagian daripada sebagian yang lain.

Contoh :
 “Saya waqofkan rumahku ini kepada Ali kemudian orang-orang fakir”.
Dalam contoh ini Ali disebut “ asal ” dan orang-orang fakir disebut “
far‟u ”.
 Ada sebagian tanah yang diwaqafkan untuk kuburan sedangkan hasilnya
diwaqafkan ke madrasah. Mengingat kebutuhan yang mendesak
kemudian tanah tersebut dijual dengan yang mahal (terletak di kota).

32
Kemudian hasil penjualannya dibeli untuk mengganti kuburan yang asli.
Sedangkan kelebihan uangnya untuk madrasah termasuk kesejahteraan
guru. Bagaimana hukum penjualan tanah tersebut dan bagaimana pula
hukum pergantian tanah kuburan tersebut ?

Jawab :
 Tidak boleh dan tidak sah. Apabila ada masjid/madrasah yang
diwaqafkan dibongkar habis, dan semua peralatannya diganti baru.
Apakah orang yang mewaqafkan peralatan lama yang sudah tidak
dipakai masih mendapat pahala ?

jawab :
 Terjadi perbedaan pendapat antara „ulama, ada yang berpendapat bahwa
pahalanya tidak terputus, dan ada pula yang berpendapat bahwa
pahalanya terputus.

Surat Waqaf.
Keberadaan surat waqaf sangatlah penting, diantaranya ialah :
– Sebagai data / dokumen tertulis.
– Sebagai bukti tertulis yang apabila terjadi sengketa di kemudian hari.
– Sarana pengingat.
– Menghilangkan unsur kecurigaan satu sama lain.
– Dan sebagainya.

33
BAB NIKAH

Barangsiapa yang mampu untuk menikah, hendaklah segera menikah.


Apabila belum mampu, disunnahkan berpuasa untuk membentengi hawa
nafsunya (Al Bukhari – Muslim).
Menikah adalah sunnah Baginda Rasulullah shallALLAHu „alaihi
wasallam. Menolak menikah padahal dia mampu, menyebabkan dia tidak
diakui sebagai Ummat Nabi shallALLAHu „alaihi wasallam. (Muslim).
Menikah dapat menjaga pandangan dan kemaluan dari maksiat. (Al
Bukhari, Muslim, Nasai dan Ahmad).
Nikah adalah suatu akad yang menyebabkan halalnya seorang wanita
untuk laki-laki yang menikahinya untuk mengumpulinya. Diperbolehkan
mengumpulkan 4 istri bagi orang merdeka dalam pernikahannya.

Hukum nikah pada aslinya adalah boleh, maka bisa menjadi sunah, wajib,
makruh, dan haram, sesuai keadaan masing-masing sebagai berikut :
 sunnah, bagi orang yang mampu, baik secara rohani maupun jasmani.
 makruh, bagi orang yang tidak mampu, baik secara rohani maupun
jasmani.
 wajib, ketika seseorang disunnahkan untuk menikah, kemudian dia
menadzarkannya (seperti dia berkata: “Kalau saya lulus S1 maka saya
akan menikah”, kemudian dia lulus, dll).
 haram, bagi orang yang tidak mampu menberikan haq-haq istri,
sekiranya dia menikah.

Memilih Pasangan :
 Laki-laki muslim tidak boleh menikahi wanita pezina, dan wanita
muslimah tidak boleh menikah dengan laki-laki pezina.
 Laki-laki sholeh hanya untuk wanita sholehah, dan wanita sholehah hanya
untuk laki-laki sholeh An Nur ayat 3.
Ciri-ciri wanita sholehah adalah :
1. Menaati suami,
2. Menyenangkan jika dilihat,
3. Menjaga diri dan harta jika ditinggalkan oleh suami. (Ibnu Majah).

34
 Wali hendaknya meminta izin kepada putrinya ketika akan menikahkan
kepada lelaki. Hendaklah wali tidak menikahkan putrinya kepada laki-laki
yang tidak disukai oleh putrinya. (Al Bukhori).
 Disunnahkan menikahi wanita subur dan bersifat penyayang, karena akan
menjadi kebanggaan Baginda Nabi shallALLAHu „alaihi wasallam pada
Hari Kiamat.
 Jangan menikah dengan kerabat dekat karena akan menganggu kesehatan
anak (Nasa‟i).
 Hendaknya menikahi wanita yang taat. Wanita yang taat dalam agama
akan memberkahi rumah tangga. (At Tirmidzi).
 Hendaknya memperhatikan keturunan calon istri. Jangan sampai
menikahi wanita yang cantik, tetapi berasal dari keturunan yang buruk.
(Sayyidina Ali radhiyALLAHu „anhu)
 Sebaik-baik wanita adalah cantik dari jauh, menarik dari dekat dan
diliputi kenikmatan.
 Wajib menikahi wanita atas pertimbangan agamanya. Jangan menikahi
wanita kerena hartanya, martabatnya, atau karena kecantikannya. (Al
Bukhori).

Adab Pernikahan
 Pernikahan yang terbaik dan yang paling diberkahi adalah pernikahan
yang termudah pelaksanaannya, yaitu tidak mahal mas kawinnya dan
mudah prosesnya. (Ibnu Majah).
 Dianjurkan menikah dan menggauli istri pada bulan Syawwal. (Muslim).
 Disunnahkan melihat dahulu wajah wanita yang hendak dinikahi.
(Muslim).
 Beberapa adab dalam pernikahan :
 Mengadakan khutbah sebelum nikah, mencampurkan bacaan “hamdalah”
dengan ijab dan qabul.
 Menyampaikan urusan suami hingga didengarkan oleh istri.
 Mengundang orang-orang sholeh (selain dua orang saksi).
 Berniat untuk menegakkan sunnah Rasulullah ShallALLAHu „alaihi
Wasallam.
 Ketika menghadiri pernikahan disunnahkan membaca do‟a:
.‫ْش‬ٞ‫ َخ‬ِٚ‫َْ ُن ََب ف‬ْٞ َ‫ ُن ََب َٗ َج ََ َع ث‬ْٞ َ‫ك َعي‬
َ ‫ك هللاُ ىَ ُن ََب َٗثَب َس‬
َ ‫ثَب َس‬

35
 Syarat yang paling berhak untuk dipenuhi adalah mahar (Muslim).
 Tanda keberkahan seorang wanita adalah :
* cepat menikah,
* cepat melahirkan anak,
* ringan maharnya. (Al- Bajuri, Ibrahim. 2007)

36
BAB THALAQ
(Perceraian)

Thalaq adalah melepaskan ikatan akad nikah dengan lafadzh tertentu.

Hukum Thalaq :
A. Wajib.
Bagi suami yang sudah bersumpah tidak menggauli istrinya (sumpah
ila‟).
B. Sunnah / mandub.
Bagi suami yang tidak bisa memenuhi hak-hak istri.
Istri sudah tidak bisa menjaga harga diri / kehormatannya.
Perintah salah satu ayah-ibu untuk kemashlahatan dan bukan untuk
menyusahkan.
C. Haram.
Thalaq kepada istri (yang telah disetubuhi) yang dijatuhkan pada waktu
haid tanpa ada tebusan dari sang istri.
Thalaq yang dijatuhkan pada istri di masa suci yang telah disetubuhi
pada masa suci itu.
D. Makruh.
Hukum asal thalaq adalah makruh .

Lafadzh Thalaq
Lafadzh thalaq ada 2 macam :
 Terang (shorih) :kalimat yang tidak ragu-ragu lagi bahwa yang dimaksud
adalah memutuskan ikatan perkawinan dan jatuh thalaq baik dengan niat
atau tidak niat.
Contoh : “ Engkau terthalaq ”, atau “ Saya ceraikan Engkau.”
 Sindiran (kinayah) :kalimat yang apabila diniatkan thalaq jatuh thalaq dan
bila tidak diniatkan thalaq tidak jatuh thalaq.
Contoh : “ Pulanglah Engkau ke rumah keluargamu”, atau “ Pergilah dari
sini.”

Bilangan Thalaq
Bilangan thalaq paling banyak adalah tiga.

37
 Thalaq satu atau dua masih boleh kembali (rujuk) sebelum habis
iddahnya dan boleh nikah kembali setelah iddah.
 Thalaq tiga tidak boleh kembali (rujuk) atau kawin lagi, kecuali apabila
si permpuan telah menikah dengan orang lain dan telah di thalaq pula
oleh suami yang kedua itu.
* Iddah : masa tunggu seorang perempuan untuk bisa dinikahi kembali
setelah terjatuhnya thalaq.

Baginda Rasulullah shalALLAHu‟alaihi wasalam bersabda : “Siapapun


wanita yang meminta thalaq (cerai) dari suaminya tanpa suatu alasan yang
diperbolehkan, maka haram baginya (wanita itu) mencium baunya Surga” .
(H.R. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Thalaq adalah suatu yang diperbolehkan tapi dibenci oleh ALLAH


Subhanahu wata‟ala, dan merupakan perbuatan tercela yang hanya boleh
dilakukan dalam keadaan terpaksa. Dan thalaq yang diminta sendiri oleh istri
kepada suaminya tanpa suatu alasan yang dapat diterima oleh agama, akan
mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi sang istri.

Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq radhiALLAHu‟anhu berkata : “Baginda


Rasulullah shalALLAHu‟alaihi wasalam bersabda : „Jika seorang istri
berkata kepada suaminya “ceraikanlah aku !”, maka ia akan datang pada
Hari Kiamat dengan muka yang tidak berdaging, lidahnya menjulur keluar
dari kuduknya, dan terjungkir di kerak Neraka Jahannam, meskipun siang
harianya ia berpuasa dan malam harinya ia bangun Tahajjud semalamnya‟”.

Thalaq memang bias terjadi dalam sebuah pernikahan, dan merupakan


jalan terakhir untuk menyelesaikan masalah antara dua orang suami istri.
Tetapi hendaknya wanita berlindung kepada ALLAH Subhanahu wata‟ala
dari perceraian yang datang dari permintaaanya sendiri, jika diiringi dengan
alasan yang dibenarkan oleh agama.

Adalah pasti bahwa setiap manusia memiliki kekurangan dan kelemahan,


sedang pernikahan adalah untuk saling menyepurnakan kekurangan-
kekurangan tersebut. Dengan memahami hak dan kewajiban masing-masing,

38
serta diringi rasa syukur atas pasangannya, akan menghindarkan
kemungkinan-kemungkinan terburuk dari sebuah pernikahan. Dalam sebuah
hasits disebutkan, “jika seorang suami memandang istrinya dengan
pandangan rahmat , dan istri memandang suaminya dengan pandangan
rahmat pula, maka ALLAH subhanahu wata‟ala akan memandang keduanya
dengan pandangan rahmat dan kasih sayang. (Al- Bajuri, Ibrahim. 2007)

39
BAB NADZAR

Nadzar adalah janji tentang kebaikan yang asalnya tidak wajib menurut
syara‟, sesudah dinadzarkan, maka menjadi wajib.

Macamnya Nadzar :
1) Menjanjikan ibadah apabila dia mendapat nikmat (keuntungan) atau
karena terhindar bahaya.
Contoh : “ Kalau saya dikaruniai ALLAH anak, saya akan puasa 5 hari
karena ALLAH” atau “ Kalau ALLAH menyembuhkan penyakit saya ini,
saya akan sholat tengah malam 6 kali karena ALLAH.”
2) Menjanjikan ibadah dengan tanpa ada sebabnya.
Contoh : “ Saya akan berpuasa 3 hari di bulan ini karena ALLAH ”
atau “ Saya bernadzar sholat dua rakaat. ”
Bernadzar akan berbuat maksiat ( larangan ),hukumnya adalah tidak sah.
Contoh :
 “Saya bernadzar minum arak kalau lulus ujian. ”
 “Saya akan keliling telanjang bulat kalau sembuh dari penyakit” .(Al-
Bajuri, Ibrahim. 2007)

40
TANGGUNG JAWAB AGAMA

Setiap muslim baik laki-laki ataupun wanita memiliki amanah/tanggung


jawab dalam agama yang sama, yang terangkum dalam 3 perkara, yaitu :
mewujudkan agama, memelihara agama, dan meningkatkan agama.
A. Mewujudkan Agama
Untuk mewujudkan agama bagaimana caranya ? Caranya dengan
mewujudkan dakwah. Untuk mewujudkan dakwah bagaimana caranya ?
Caranya dengan mengirimkan jamaah dakwah ke seluruh penjuru dunia.
B. Memelihara Agama
Untuk memelihara agama bagaimana caranya ? Caranya dengan
memelihara kerja dakwah. Untuk memelihara kerja dakwah bagaimana
caranya ? Caranya dengan mewujudkan amalan masjid 24 jam
sebagaimana masjid Nabi saw , yaitu dengan menghidupkan 4 amal
masjid : Dakwah illALLAH, ta‟lim wata‟allum, ibadah & dzikir, dan
berkhidmat dan berakhlak seperti yang dicontohkan oleh Rosululloh saw.
C. Meningkatkan Agama
Meningkatkan agama bagaimana caranya ? Caranya dengan
meningkatkan kerja dakwah. Untuk meningkatkan kerja dakwah
bagaimana caranya ? Caranya dengan beberapa perkara:
– Menjaga hubungan silaturrahim secara istiqomah.
– Rela menginfaqkan harta, diri, waktu untuk agama, daripada untuk
kesenangan dirinya sendiri.
– Mendahulukan kepentingan agama daripada kepentingan yang lainnya.

Kesimpulannya : mewujudkan, memelihara , dan meningkatkan agama
adalah dengan menjalankan dakwah di tengah – tengah ummat, sebagai
ungkapan tanggung jawab kita dalam agama yang mana dakwah adalah
perintah ALLAH Subhanahuwata‟ala.

41
SIFAT – SIFAT YANG PASTI BAGI ALLAH SWT
DAN RASUL-NYA
Asas agama ini adalah laailaha illALLAH muhammadurrasulullah,
keyakinan yang benar kepada ALLAH dan Rasul-Nya. Maka wajib bagi
setiap muslim untuk mengetahui sifat-sifat yang pasti bagi ALLAH
subhaanahu wata‟ala dan Rasul-Nya, sehingga mempunyai pemahaman dan
keyakinan yang benar.

Sifat yang pasti bagi ALLAH subhaanahu wata’ala :


1. Wujud
Maknanya ALLAH subhaanahu wata‟ala itu pasti ada, kalau ALLAH
tidak ada, siapa yang mengadakan alam semesta ini ? maka ALLAH pasti
ada.
2. Qidam
Artinya ALLAH subhaanahu wata‟ala tidak bermula adanya, apa saja
yang bermula yakni asalnya tidak ada kemudian menjadi ada adalah
makhluk. ALLAH subhaanahu wata‟ala adalah Yang Ada tanpa
permulaan.
3. Baqo‟
ALLAH subhaanahu wata‟ala tidak berakhir, senatiasa ada selama-
lamanya.
4. Mukholafatu Lilhawaditsi
ALLAH subhaanahu wata‟ala tidak sama dengan makhluk apa pun.
Apa yang terlintas dalam hati kita, harus kita pahami ALLAH
subhaanahu wata‟ala tidak seperti itu. ALLAH subhaanahu wata‟ala
tidak bisa dibayangkan, dibatasi, dan digambarkan oleh otak manusia.
5. Qiyamuhu Bina fsihi
ALLAH subhaanahu wata‟ala berdiri sendiri, tidak berhajat kepada
siapa saja dan apa saja dalam perkara apa saja.
6. Wahdaniyah
ALLAH subhaanahu wata‟ala satu, tidak ada tandingannya dan tidak ada
duanya.
7. Qudrah
ALLAH subhaanahu wata‟ala berkuasa berbuat apa saja yang Dia
kehendaki, menciptakan apa saja yang Dia kehendaki.

42
8. Iradah
Semua yang terjadi adalah ketentuan ALLAH subhaanahu wata‟ala.
9. Ilmu
ALLAH subhaanahu wata‟ala Maha Mengetahui segalanya, yang telah
terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi.
10. Hayah
ALLAH subhaanahu wata‟ala Maha Hidup.
11. Sama‟
ALLAH subhaanahu wata‟ala Maha Mendengar segala-galanya.
12. Bashor
ALLAH subhaanahu wata‟ala yang Maha Melihat segala-galanya yang
tampak atau yang tidak tampak, di dunia atau di akhirat, semua dilihat
oleh ALLAH subhaanahu wata‟ala .
13. Kalam
ALLAH subhaanahu wata‟ala Maha Berbicara kepada siapa saja yang
ALLAH subhaanahu wata‟ala kehendaki tanpa bisa dibayangkan
caranya.

Sifat yang pasti bagi Rasul :


1. Shidiq
Maknanya benar, tidak mungkin bohong. ALLAH subhaanahu wata‟ala
telah membela, mendukung, dan membenarkan para Rasul-Nya dengan
mendatangkan mu‟jizat-mu‟jizat yang luar biasa kepada mereka, maka
Rasulullah SallALLAHu „alaihi wasallam tidak mungkin bohong.
2. Amanah
Para Rasul „alaihimus salam tidak mungkin berbuat buruk, karena mereka
adalah orang-orang pilihan ALLAH subhaanahu wata‟ala.
3. Tabligh
Para Rasul „alaihimus salam pasti menyampaikan semua wahyu yang
diperintahkan untuk disampaikan kepada umatnya, tidak mungkin mereka
menyembunyikannya.
4. Fathonah
Para Rasul „alaihimus salam itu cerdas dan bijaksana.

43
Para Rasul „alaihimus salam adalah manusia, tetapi tidak mungkin
mereka mempunyai cacat rohani maupun jasmani, karena mereka adalah
manusia-manusia pilihan ALLAH subhaanahu wata‟ala.

44
DZIKIR PAGI DAN PETANG
Amalan yang dibaca selepas Shalat Subuh (Dzikir Pagi) dan selepas Shalat
Ashar/Maghrib (Dzikir Petang).

 Membaca Ayat Kursi

‫ض ٍَ ِْ َرا‬ ِ ْ‫ ْاألَس‬ِٚ‫د َٗ ٍَب ف‬ ِ َ٘ ََ ‫ اى َّس‬ِٚ‫ْ٘ ًُ الَرَأْ ُخ ُزُٓ ِسَْخ َّٗالَ َّْ٘ ً ىَُٔ ٍَبف‬َٞ‫ ْاىق‬ٜ‫هللاُ الَ إِىََٔ إِالَّ ُٕ َ٘ ْاى َح‬
‫ء ٍِّ ِْ ِع ْي َِ ِٔ إِ َّال ثِ ََب‬ْٜ ‫طُْ٘ َُ ثِ َش‬ْٝ ُِِ ‫ح‬ٝ َ‫ ِٖ ٌْ َٗ ٍَب َخ ْيفَُٖ ٌْ َٗال‬ْٝ ‫ ِذ‬ْٝ َ‫َِ أ‬ْٞ َ‫َ ْعيَ ٌُ ٍَب ث‬ٝ ِٔ ِّ‫َ ْشفَ ُع ِع ْْ َذُٓ إِ َّالثِإ ِ ْر‬ٝ ٙ‫اىَّ ِز‬
.ٌُ ْٞ ‫ ْاى َع ِظ‬ِٚ‫َئُْ٘ ُدُٓ ِح ْفظُُٖ ََب َُٕٗ َ٘ ْاى َعي‬َٝ‫ض َٗال‬
ِ ْ‫د َٗاألَس‬ ِ َ٘ ََ ‫ُٔ اى َّس‬ٞ‫َشب َء َٗ ِس َع ُمشْ ِس‬
 Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas 3x
 Membaca Ayatul Hirzi

45
KUMPULAN FADHILAH

1. THOHARAH
A. WUDLU

Allah Subhaanahu wata‟ala berfirman :

)٠١٨:‫َِ (اىز٘ثخ‬ٝ‫ ُِحتُ اى َُطَّٖ ِِّش‬ٝ ُ‫َٗ هللا‬


“Dan ALLAH Subhanahu wata‟ala menyukai orang-orang yang
membersihkan diri” (Q.S. At-Taubah : 108)

Diriwayatkan dari Sayyidina Humron rodliALLAHu „anhu ( seorang


budak yang telah dimerdekaan oleh Sayyidina „Utsman bin „Affan
rodliALLAHu „anhu) dia berkata, “Saya mendengar Sayyidina „Utsman
bin „Affan rodliALLAHu „anhu (sedangkan beliau berada di suatu
bangunan masjid kemudian mu‟adzin datang untuk mengumandangkan
„adzan Sholat Ashar, maka beliau meminta untuk diambilkan air wudlu
kemudian beliaupun berwudlu kemudian berkata, „Demi ALLAH saya
akan menceritakan suatu Hadits yang kalau bukan karena satu ayat dari
Kitabullah maka tidak akan saya ceritakan, sesungguhnya saya pernah
mendengar Baginda Rosulullah sallALLAHu „alaihi wasallam bersabda,
Tidak ada seorang Muslim yang berwudhu dengan sempurna lalu dia
mengerjakan sholat, kecuali ALLAH subhanahu wata‟ala telah
mengampuni (dosa) antara sholat tersebut dengan sholat setelahnya.„”
(H.R. Muslim).
Diriwayatkan dari Sayyidina Abu Malik Al-Asy‟ari RadhiALLAHu
‟anhu berkata, “Baginda Rasulullah shallALLAHu „alaihi wasallam
bersabda, „Bersuci merupakan separuh dari iman, Alhamdulillah
memenuhi timbangan, SubhanALLAH dan Alhamdulillah keduanya
memenuhi – atau ia memenuhi – antara langit dan bumi, Shalat adalah
cahaya, Shodaqoh adalah bukti, sabar adalah penerang, dan Al Qur‟an
adalah hujjah yang akan membela kamu atau memberatkanmu.” (H.R.
Muslim).

46
Keterangan : Bersuci merupakan separuh iman : karena iman
merupakan sucinya hati dari syirik, sedangkan bersuci adalah sucinya
anggota tubuh dari hadats dan najis.

Ancaman bagi yang tidak menyempurnakan Wudlu


Diriwayatkan dari Sayyidina Abu Huroiroh rodliALLAHu „anhu,
sesungguhnya Baginda Nabi sallALLAHu „alaihi wasallam bersabda,
“Kecelakaan bagi tumit yang tidak terkena basuhan air ketika berwudlu.”
(H.R. At Tirmidzi).

B. ISTINJA
Diriwayatkan dari Sayyidina Anas bin Malik rodliALLAHu „anhu,
sesungguhnya Baginda Rosulullah sallALLAHu „alaihi wasallam suatu
ketika memasuki suatu kebun dan seorang anak (di antara kami yang
paling) muda mengikuti beliau dengan membawa wadah berisi air,
kemudian meletakkannya di samping sidr, maka Nabi menunaikan hajat
beliau, kemudian beliau keluar sedangkan beliau telah beristinja dengan
menggunakan air. (H.R. Muslim).

Ancaman bagi yang tidak menyempurnakan Istinja


Diriwayatkan dari Sayyidina Ibnu Mas‟ud rodliALLAHu „anhuma,
beliau berkata, Pernah Baginda Rosulullah sallALLAHu „alaihi wasallam
melewati dua kuburan kemudian beliau berkata, “Ketahuilah, bahwa
kedua penghuni dua kubur ini sedang di‟adzab dan hal itu tidaklah
disebabkan karena suatu dosa yang besar (menurut prasangka keduanya).
Adapun salah satunya (di‟adzab karena) suka mengadu domba, sedangkan
yang satunya di‟adzab karena tidak berhati-hati dari kencing”. Kemudian
beliau mengambil pelepah kurma yang masih basah dan membelahnya
menjadi dua, lalu meletakkan salah satunya di kuburan yang ini dan yang
satunya lagi di kuburan yang lain, kemudian beliau bersabda, “Semoga
ALLAH subhanahu wata‟ala meringankan („adzab) dari keduanya.”
(H.R. Muslim).

C. SHALAT
A. SHALAT BERJAMA’AH

47
ALLAH Subhanahu wata‟ala berfirman :

)٥٤:‫ ع َِِ اىفَحشَب ِء َٗاى َُْ َن ِش (اىعْنجذ‬ََْٖٚ‫صيَ٘حَ ر‬


َّ ‫اِ َُّ اى‬
“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar
” (Q.S. Al Ankabut : 45).
Diriwayatkan dari Sayyidina Ibnu Abbas rodhiALLAHu„anhuma
berkata, “Baginda Rasulullah shallALLAHu „alaihi wasallam bersabda,
“Islam itu dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwa tiada tuhan
(yang berhak disembah) selain ALLAH dan bahwa Muhammad adalah
Utusan ALLAH, mendirikan Sholat, menunaikan Zakat, Haji dan
Puasa Ramadhan.” (H.R. Al Bukhari).
Diriwayatkan dari Sayyidina Ibnu „Umar rodliALLAHu „anhuma,
sesungguhnya Baginda Rasulullah sallALLAHu „alaihi wasallam
bersabda, “Shalat berjama‟ah lebih utama daripada shalat sendirian
dengan keutamaan 27 drajat.” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan dari Sayyidina Abu Huroiroh radhiALLAHu‟anhu, dari
Baginda Nabi ShallALLAHu „alaihi wasallam bersabda, “Orang-orang
yang sering berjalan menuju masjid dalam kegelapan malam, adalah
orang-orang yang menyelam dalam rahmat ALLAH.” (H.R. Ibnu
Majah).

B. FADHILAH BERDO’A DI DALAM DALAM SHALAT


Diriwayatkan dari Sayyidina Abu Huroiroh rodliALLAHu „anhu,
sesungguhnya Baginda Rusulullah sallALLAHu „alaihi wasallam
bersabda, “Paling dekatnya keadaan seorang hamba kepada tuhannya
adalah ketika dia dalam sujud, maka maka perbanyaklah berdo‟a
(ketika sujud).” (H.R. Muslim).

D. DZIKIR
ALLAH subhanahu wata‟ala berfirman :
)٢٥١: ‫ اَ ْر ُمشْ ُم ٌْ (اىجقشح‬ُِّٚٗ‫فَ ْبر ُمش‬
“Ingatlah kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepada kalian”. (Q.S. Al-
Baqarah : 152).

48
Diriwayatkan dari Sayyidina Hanzalah Al-Usaidi
RadhiALLAHu‟anhu, bahwa Baginda Rasulullah sholALLAHu „alaihi
wasalam bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya! Kalau
saja keadaan kalian selalu sama dengan keadaan kalian ketika berada
bersamaku atau selalu berdzikir, maka Malaikat akan menjabat tangan
kalian di atas tempat tidur kalian dan di jalan-jalan. Akan tetapi, hai
Hanzalah ! Ada kalanya begini dan ada kalanya begitu”. Beliau
mengucapkan sebanyak tiga kali”. (H.R. Muslim).

 Fadlilah Ayat Kursi


Diriwayatkan dari Sayyidina Abdullah bin Mas‟ud
radhiALLAHu‟anhu, bahwasanya ada seorang laki-laki telah berkata
kepada baginda Rasulullah shalALLAHu‟alaihi wasalam. “Wahai
Rasulullah ! Ajarkan kepadaku sesuatu ilmu yamg mudah-mudahan
ALLAH subhanahu wata‟ala akan memberikan manfaat kepadaku
dengan ilmu tersebut.” Maka Baginda Rasulullah shalALLAHu‟alaihi
wasalam bersabda, “Hendaklah engkau selalu membaca Ayat Kursi,
karena sesungguhnya ia akan menjaga dirimu dan keturunanmu serta
rumahmu bahkan sampai beberapa rumah yang ada di sekelilingmu.”
(H.R.)

 Membaca Surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas


Diriwatkan dari Sayyidina Abdullah bin Habib radhiALLAHu‟anhu,
sesungguhnya Baginda Rasulullah shalALLAHu‟alaihi wasalam
bersabda, “Bacalah olehmu Surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas
setiap pagi dan sore sebanyak tiga kali, niscaya surat tersebut akan
mencukupimu dari semua permasalahan.” (H.R. At Tirmidzi).
Diriwayatkan dari Sayyidina Abu Musa rodliALLAHu „anhu,
Baginda Nabi sallALLAHu „alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan
orang yang mengingat ALLAH dan orang yang tidak mengingat
ALLAH adalah seperti orang hidup dan orang mati”.
Dan dalam riwayat lain : “Perumpamaan rumah yang disebut nama
ALLAH di dalamnya dan rumah yang tidak disebut nama ALLAH di
alamnya adalah umpama kehidupan dan kematian”. (H.R. Al Bukhori
dan Muslim).

49
DAFTAR RUJUKAN

Al- Bajuri, Ibrahim. 2007. Hasyiyah Asy Syayikh Ibrahim Al- Bajuri Ala fat-
hul Qarib Syarah Gayatu Al- Takrib. Jakarta: Darl Al-kutub Al-
Islamiyah.
Al Kandhalawi, Maulana Muhammad Sa‟ad, 2004, Hadits-hadits Pilihan,
Dalil-dalil Enam Sifat Para Sahabat, Pustaka Ramadhan, Jakarta.
Al-Muwaththa‟, Abu Abdillah Malik Bin Anas Bin Malik, 179H
Aqidatul Awam, Kitab karangan Syekh Al-'Alim Al-'Allamah Ahmad Al-
Marzuqi Al-Maliki Al-Makki.
At-Targhib Wat Tarhib, Abu Muhammad Abdul Adzim Bin Abdul Qowi Al-
Mundziri, 656 H
Kitab Fadhail A‟mal, Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-
Kandahlawi
Munktakhab Ahadits, Syaikh Muhammad Yusuf Al Khandalawi
Qurratul Uyun, Abu Laits Samarqandi, 606 H
Shahi Muslim, Abu Husain Muslim Bin Hajjaj, 261 H
Shahih Bukhari, Abu Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Al-
Bukhari, wafat 256 H
Sunan Abu Daud, Imam Abu Daud Sulaiman Bin Asyats Sijistani, 205 H
Sunan Ibnu Majah, Abu Abdillah Muhammad Bin Yazid Al Quzhwaini, 273
H
Sunan Nasai, Abu Abdurrahman Ahmad Bin Syuaib Bin Ali, 303H
Sunan Tirmidzi, Abu Isa Muhammad Bin Isa Bin Saurah At-Tarmidzi, 279 H
Thabrani, abu qosim sulaiman bin ahmad bin ayyub, 360 H

NB:
CP. 082232960007
H. Abdulloh JE.,S.Pt

50
FORMAT CEK DAN LAPORAN
BULAN RAMADHAN
2024 M/
Romadhon ke Kegiatan Amalan

Tadarus Qur’an
Sholat 5 waktu Sholat
lengkap Sunnah
Puasa

Maghrib

Tahajud
Shubuh
Dzuhur

Dhuha
Ashar

Witir
Isya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

51
AMALAN SISWA PADAMTSN 1
MAGETAN
1445 H
yang di Ikuti Siswa

TTD
Isya berjama’ah & Kultum ORTU/Wali
Tarawih (TTD Murid
(TTD Imam) Kiyai/Ustad)

Magetan................................2024 M/1445 H
Mengetahui Guru PAI
52
(...........................................)
NIP.......................................
FORMAT CEK DAN LAPORAN
BULAN RAMADHAN
2024 M/
Romadhon ke Kegiatan Amalan

Tadarus Qur’an
Sholat 5 waktu Sholat
lengkap Sunnah
Puasa

Maghrib

Tahajud
Shubuh
Dzuhur

Dhuha
Ashar

Witir
Isya
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

53
AMALAN SISWA PADAMTSN 1
MAGETAN
1445 H
yang di Ikuti Siswa

TTD
Isya berjama’ah & Kultum ORTU/Wali
Tarawih (TTD Murid
(TTD Imam) Kiyai/Ustad)

Magetan................................2024 M/1445 H
Mengetahui Guru PAI
54
(...........................................)
NIP.......................................
Catatan..............................................................................................................
...........................................................................................................................

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

55
Catatan..............................................................................................................
...........................................................................................................................

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

56

Anda mungkin juga menyukai