Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, yang telah
memberi rahmat serta hidayahnya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan
makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW sang  pilihan dan sang pemilik ukhwah.
Penulis membuat makalah tentang bukti adanya iman ini bertujuan untuk
memenuhi tugas Agama Islam. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
ibu dosen pembimbing Dra. Siti Mahmudah., M.Pd yang juga selaku dosen Agama
Islam kami.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan karena masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka
akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan
para pembaca khususnya.

Kediri,27 September 2018

Tim Penyusun,

i
DAFTAR ISI

         
          Kata Pengantar ...............................................................................................      i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN     1
A.    Latar Belakang..........................................................................................     1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................  1
C. Tujuan Makalah....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN     2
A. Bukti adanya iman....................................................................................     2
BAB III PENUTUP........................................................................................ 6
Kesimpulan...................................................................................................... 6
Saran................................................................................................................. 6
Daftar Pustaka................................................................................................      7

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesungguhnya menurut ajaran Islam hanya iman yg disertai dgn amal shaleh
yg dapat menghantarkan kita baik sebagai individu maupun masyarakat ke arah
yang lebih baik.
“Barangsiapa yg mengerjakan amal shaleh baik laki-laki-laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yg baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dgn pahala yg lbh baik dari apa yg telah mereka kerjakan.”
Dengan iman umat Islam generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil
merubah keadaan duni dari kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman
masyarakat mereka menjadi masyarakat adil dan makmur. Para umara’
melaksanakan perintah Allah para ulama beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan
rakyat saling tolong-menolong atas kebajikan dan kebaikan. Kalimatul Haq mereka
junjung tinggi tiada yg mengikat antar mereka selain tali persaudaraan iman.

B. Rumusan Masalah
     1. apakah bukti adanya iman?
2. tahapan keimanan orang islam
3. apa ciri – ciri orang yang beriman?
4. apa manfaat orang yang beriman?

C. Tujuan Makalah
1. mengetahui bukti adanya iman
2. mengetahui tahapan keimanan
3. ciri – ciri orang yang beriman
4. mengetahui manfaat dari orang yang beriman

i
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bukti adanya iman


Keimanan sering disalahpahami dengan 'percaya', keimanan dalam Islam
diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari
sana pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan
tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang
didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama dengan dogma atau persangkaan
tapi harus melalui ilmu dan pemahaman. Iman mencakup perbuatan, ucapan hati dan
lisan, amal hati dan amal lisan serta amal anggota tubuh. Iman bertambah dengan
ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata, "Beberapa orang sahabat
Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia mampu berakhlak terpuji.
Allah sangat menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji. Akhlak terpuji
dalam islam disebut sebagai akhlak mahmudah. Beberapa contoh akhlak terpuji antara
lain adalah bersikap jujur, bertanggung jawab, amanah, baik hati, tawadhu, istiqomah
dll. Sebagai umat islam kita mempunyai suri tauladan yang perlu untuk dicontoh atau
diikuti yaitu nabi Muhammad SAW. Ia adalah sebaik-baik manusia yang berakhlak
sempurna. Ketika Aisyah ditanya bagaimana akhlak Rasul, maka ia menjawab bahwa
akhlak Rasul adalah Al-quran. Artinya Rasul merupakan manusia yang
menggambarkan akhlak seperti yang tertera di dalam Al-quran
"Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.
Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. Yunus: 36)
Adapun sikap 'percaya' didapatkan setelah memahami apa yang disampaikan
oleh mu'min mubaligh serta visi konsep kehidupan yang dibawakan. Percaya dalam
Qur'an selalu dalam konteks sesuatu yang ghaib, atau yang belum terrealisasi, ini
artinya sifat orang yang beriman dalam tingkat paling rendah adalah mempercayai
perjuangan para pembawa risalah dalam merealisasikan kondisi ideal bagi umat
manusia yang dalam Qur'an disebut dengan 'surga', serta meninggalkan kondisi buruk
yang diamsalkan dengan 'neraka'. Dalam tingkat selanjutnya orang yang beriman ikut
serta dalam misi penegakkan Din Islam. Adapun sebutan orang yang beriman

i
mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu mereka bertanya kepadanya,
'Kami merasakan dalam diri kami apa yang terasa berat untuk kami sampaikan." Beliau
bersabda, 'Apakah kalian telah mendapatkannya?' Mereka berkata, 'Ya,' Beliau
bersabda, 'Itulah tanda iman yang nyata." (HR.Muslim)
Dalam Ash-Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim), juga diriwayatkan bahwa
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
‫يأتي الشيطان أحدكم فيقول من خلق كذا ؟ من خلق كذا ؟ حتى يقول من خلق ربك؟! فإذا بلغه فليستعذ باهلل ولينته‬

"Setan akan mendatangi salah seorang di antara kalian, lalu dia akan bertanya, 'siapa
yang menciptakan ini, siapa yang menciptakan itu?' Hingga akhirnya dia bertanya,
'Siapa yang menciptakan tuhanmu?' Jika sampai kepadanya hal tersebut, maka
hendaknya dia berlindung kepada Allah dan berhenti (tidak meneruskan)."

Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam
didatangi seseorang, lalu dia berkata, 'Sungguh aku merasakan dalam jiwaku yang
seandainya aku menjadi burung merpati lebih aku sukai daripada aku
mengucapkannya.' Maka Nabi shallallahu alaihi wa slalam bersabda,

)‫الحمد هلل الذي رد أمره إلى الوسوسة (رواه أبو داود‬

"Segala puji bagi Allah yang hanya dapat menggoda orang mukmin berupa bisikan."
(HR. Abu Daud)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiah rahimahullah berkata dalam Kitab Al-Iman.


Seorang mukmin akan diuji dengan bisikan setan dan bisikan kekufuran yang akan
membuat dadanya sempit. Sebagaimana perkataan seorang shahabat, "Ya Rasulullah,
sesungguhnya salah seorang di antara kami mendapatkan dalam dirinya yang sekiranya
langit runtuh menimpa bumi, lebih dia sukai daripada dia berbicara tentang hal
tersebut." Maka beliau bersabda, "Itulah iman yang nyata."

Dalam riwayat lain, ketika shahabat itu menyatakan dirinya berat mengatakan hal
tersebut, beliau bersabda, "Segala puji bagi Allah yang membuat setan hanya dapat
membisikkan (tidak dapat membuatnya kafir)." Maksudnya orang mukmin itu
merasakan bisikan tersebut di dada orang beriman sementara dirinya sangat

i
membencinya. Upayanya untuk mengusir bisikan tersebut dari hatinya merupakan
bentuk iman yang nyata, sebagaimana seorang mujahid yang menghadapi musuh, maka
dia akan melawannya hingga dia dapat mengalahkannya. Ini merupakan jihad yang
agung."

Kemudian beliau berkata, "Karena itu, ada di kalangan penuntut ilmu dan ahli
ibadah akan mengalami bisikan dan syubhat tersebut melebihi dari yang lainnya, karena
orang selainnya tidak menempuh syariat dan pedoman Allah, akan tetapi dia menuruti
hawa nafsunya dan lalai dari zikir kepada Tuhannya. Dan itu yang diinginkan setan.
Berbeda dengan orang yang menghadap Allah dengan ilmu dan ibadah, maka mereka
adalah musuh setan yang akan selalu dikejar untuk mencegah mereka dari jalan Allah
Ta'ala." (Dikutip dari cetakan India, hal. 147)

Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

)‫إن هللا تجاوز عن أمتي ما وسوست به صدورها ما لم تعمل به أو تتكلم (متفق عليه‬

"Sesungguhnya Allah akan mengampuni umatku keragua-ruguan yang dibisikkan setan


di dadanya selama dia tidak mengerjakannya dan mengatakannya." (Muttafaq alaih)

Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada kita obat mujarab
yang mengandung kesembuhan, yaitu dengan sabdanya, "

‫فليستعذ باهلل ولينته‬


"Maka berlindunglah kepada Allah, dan sudahilah."

Jika seseorang menyudahi hal tersebut, dan melanjutkan penghambaannya kepada Allah
untuk memohon apa yang ada pada-Nya, maka atas kekuasaan Allah, hal itu akan
hilang. Maka berpalinglah dari segala bisikan yang mendatangi hatimu dalam masalah
ini. Beribadahlah kepada Allah, berdoa dan mengagungkan-Nya. Maka, apa yang
dibisikkan selama ini, bukanlah hakikat nyata, akan tetapi hanyalah lintasan pikiran,
keragu-raguan yang tidak ada dasarnya.

Tahapan keimanan Orang islam

i
1. Dibenarkan didalam qalbu ( kenyakinan mendalam akan kebenaran yang
disampaika )
2. Diikrarkan dengan lisan ( menyebarkan kebenaran )
3. Diamalalkan ( merialisasikan iman dengan mengikuti contoh rasul )

Ciri – Ciri orang yang beriman


1. Mengerjakan amal sholeh
2. Bila disebut nama Allah bergetar hatinya
3. Bila dibacakan ayat Allah bertambahlah imannya
4. Menyerahkan segala persoalanya hanya kepada Allah ( bertawakal )
5. Orang – orang yang mengerjakan sholat
6. Memelihara sifat amanah dan menepati janji

Manfaat orang yang beriman


1. Iman memberikan rasa menentramkan jiwa
2. Iman mewujudkan kehidupan yang baik
3. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
4. Iman memberikan keberuntungan

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Keimanan sering disalahpahami dengan 'percaya', keimanan dalam Islam
diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari

i
sana pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan
tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang
didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama dengan dogma atau persangkaan
tapi harus melalui ilmu dan pemahaman. Iman mencakup perbuatan, ucapan hati dan
lisan, amal hati dan amal lisan serta amal anggota tubuh. Iman bertambah dengan
ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.
Dalam tingkat selanjutnya orang yang beriman ikut serta dalam misi
penegakkan Din Islam. Adapun sebutan orang yang beriman mendatangi Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam, lalu mereka bertanya kepadanya, 'Kami merasakan dalam
diri kami apa yang terasa berat untuk kami sampaikan." Beliau bersabda, 'Apakah
kalian telah mendapatkannya?' Mereka berkata, 'Ya,' Beliau bersabda, 'Itulah tanda
iman yang nyata." (HR.Muslim).

SARAN
Hendaknya umat muslim senantiasa berperilaku terpuji agar iman dalam dirinya
meningkat. Hindari sifat-sifat tercela agar iman dalam diri kita senantiasa terjaga.
Hendaknya umat muslim senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh
AllahSWT. Senantiasa tawakkal dan muhasabah diri agar tidak mengalami kesesatan
hidup.

DAFTAR PUSTAKA

·
Ustaimin, Muhammad bin Sholeh Al-. 2007. Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan. Ebook
islamhose.com
Wahab, Muhammad Bin Abdul. 2007. Tiga Landasan Utama. Ebook islamhose.com

i
Makalah Pendidikan Agama islam
“ BUKTI ADANYA IMAN “

i
Dosen Pembimbing : Dra. Siti Mahmudah.,M.Pd

Nama kelompok :

1. Aprilia Novita Cahyaningtiyas ( 30318012 )


2. Bestu Cloudya Nahara ( 30318014 )
3. David hermawan ( 30318019 )

Institut ilmu kesehatan bhakti wiyata kediri


Tahun 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai