Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RUKUN IMAN
( Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah tauhid dan ilmu kalam )
Dosen pengampu ;

Disusun oleh ;

Rizqi Hidayat 2221030075

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN
INTAN LAMPUNG 2023 M/1443 H

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah yang berjudul “RUKUN IMAN”. Untuk memenuhi tugas
mata kuliah Tauhid dan ilmu kalam pada Universitas islam negeri
raden intan lampung.
terang benderang. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya
yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang
terang benerang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami
menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk
menuju kesempurnaan makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga
terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat
sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Amin

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................4
1.3 TUJUAN......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................5
2.1 PENGERTIAN.................................................................................5

A. IMAN KEPADA ALLAH TA’ALA............................................5


B. IMAN KEPADA MALAIKAT-NYA...........................................5
C. IMAN KEPADA KITAB-KITAB-NYA.....................................6
D. IMAN KEPADA RASUL-RASUL-NYA....................................7
E. IMAN KEPADA KEBANGKITAN SETELAH MATI..............8
F. IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.....................................8

2.2 PENGARUH IMAN TERHADAP SEORANG MUSLIM.............9


A. PENGARUH IMAN TERHADAP ALLAH TA’ALA..................9

B. PENGARUH IMAN TERHADAP MALAIKAT ALLAH..........9


C. PENGARUH IMAN TERHADAP KITAB ALLAH...................10

D. PENGARU IMAN TERHADAP RASUL ALLAH....................11


E. PENGARUH IMAN TERHADAP HARI AHKHIR..................11

F. PENGARU IMAN TERHADAP TAKDIR..................................11


BAB III PENUTUP..............................................................................12

3.1 KESIMPULAN.............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Beragama adalah suatu bentuk keyakinan manusia terhadap
berbagai hal yang diajarkan oleh agama yang dianutnya.
Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap pokok-pokok
ajaran dan keyakinan sebuah agama, oleh karena itu tidak ada
manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa
yang ditetapkan oleh agama tersebut.

Dalam agama islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal


dengan rukun iman, terdiri dari enam pilar, keenam pilar
tersebut adalah keyakinan islam terhadap hal-hal ghaib yang
hanya dapat diyakini secara trasendental, sebuah kepercayaan
terhadap hal- hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun iman
(pilar keyakinan) ini terdiri dari : 1. Iman kepada Allah, 2. Iman
kepada Malaikat, 3. Iman kepada kitab, 4. Iman kepada rasul, 5.
Iman kepada hari akhir, 6. Iman kepada qada dan qadar.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan rukun iman?
2. ada berapakah rukun iman?

1.3Tujuan
1. Mengetahui pengertian rukun iman
2. Mengetahui ada berapa rukun iman

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

A. Iman Kepada Allah Ta’ala


Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah
adalah Rabb dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang
Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya
Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan,
dan segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia
memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan, serta
Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.
Mempercayai bahwa Allah itu adalah Zat (essensi) dan Ada
(eksistensi) pada Allah Maha Esa itu merupakan satuan, Ada pada
Allah itu bersifat mutlak, berbeda dengan eksistensi manusia bersifat
nisbi. Aliran Sunni menambahkan beberapa Sifat-Ilah yang merupakan
suatu kemestian, yaitu Azali (al-Qidam), kekal tanpa batas (al-Baqa),
berbeda dengan setiap kebaharuan (Mukhâlafat lil Hawâdits),
keberadaannya itu pada zat-Nya sendiri (Qiyâmuhu bi Nafsihi), maha
esa (al-Wahdâniyat), berkemampuan tanpa batas (al-Qudrat),
berkemauan tanpa hambatan (al-Irâdat), tahu atas setiap sesuatu (al-u),
hidup (al-Hayt), mendengar (al-Samak), menyaksikan (al-Bashar),
berbicara menurut zat-Nya (al- Kalam).

B. Iman Kepada Para Malaikat-Nya


Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah
memiliki malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka,

5
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba
Allah yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka,
mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti.
Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam riwayat-
riwayat mutawatir dari nash-nash Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Jadi,
setiap gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang
ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Allah Azza wa Jalla.
Maka, wajib mengimani secara tafshil (terperinci), para malaikat yang
namanya disebutkan oleh Allah, adapun yang belum disebutkan
namanya, wajib mengimani mereka secara ijmal (global).

C. Iman Kepada Kitab-Kitab


Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah
memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-
Nya, yang benar-benar merupakan Kalam (firman, ucapan)-Nya. Ia
adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar.
Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain Allah. Wajib beriman
secara ijmal, kecuali yang telah disebutkan namanya oleh Allah, maka
wajib baginya mengimaninya secara tafshil, yaitu Taurat, Injil, Zabur,
dan Al-Qur’an. Selain wajib mengimani bahwa Al-Qur’an diturunkan
dari sisi Allah, wajib pula mengimani bahwa Allah telah
mengucapkannya sebagaimana Dia telah mengucapkan seluruh kitab
lain yang diturunkan. Wajib pula melaksanakan berbagai perintah dan
kewajiban serta menjauhi berbagai larangan yang terdapat di
dalamnya. Al-Qur’an merupakan tolok ukur kebenaran kitab-kitab
terdahulu. Hanya Al-Qur’anlah yang dijaga oleh Allah dari pergantian
dan perubahan. Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan, dan
bukan makhluk, yang berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.

6
D. Iman Kepada Rasul-rasul
Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa
Allah telah mengutus para rasul untuk mengeluarkan manusia dari
kegelapan kepada cahaya. Kebijaksanaan-Nya telah menetapkan
bahwa Dia mengutus para rasul itu kepada manusia untuk memberi
kabar gembira dan ancaman kepada mereka. Maka, wajib beriman
kepada semua rasul secara ijmal sebagaimana wajib pula
beriman secara tafshil kepada siapa di antara mereka yang disebut
namanya oleh Allah, yaitu 25 diantara mereka yang disebutkan oleh
Allah dalam Al- Qur’an. Wajib pula beriman bahwa Allah telah
mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi selain mereka, yang jumlahnya
tidak diketahui oleh selain Allah, dan tidak ada yang mengetahui
nama-nama mereka selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi.
Wajib pula beriman bahwa Muhammad shalalallahu alaihi wa salam
adalah yang paling mulia dan penutup para nabi dan rasul, risalahnya
meliputi bangsa jin dan manusia, serta tidak ada nabi setelahnya.
Kecuali mesti beriman terhadap Nabi Muhammad, yang
merupakan bagian kedua pada Syahadatain, maka setiap Muslim
diwajibkan pula mempercayai Rasul-Rasul Allah pada masa-masa
sebelumnya dan memuliakannya. Di dalam kitab suci Al-Qur'an
terdapat nama dua puluh lima Rasul Allah, yang satu persatunya
disebutkan dengan nyata, yaitu
: Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak, Yaakub,
Yusuf, Ayub, Zulkifli, Syu'aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas, I
lyasa, Yunus, Zakharia, Yahya, Isa,
Beberapa dalil mengenai adanya rasul Allah adalah
sebagai berikut:
1) "Kami utus pada setiap ummat itu seorang Rasul", (Nahal, 16:36).

7
2) "Kami tidak akan memikulkan siksa (atas sesuatu ummat) kecuali
lebih dahulu Kami utus seorang Rasul," (Isra', 17:15).

E. Iman Kepada Kebangkitan Setelah Mati


Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang
kuat tentang adanya negeri akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas
kebaikan orang-orang yang berbuat baik dan kejahatan orang-orang
yang berbuat jahat. Allah mengampuni dosa apapun selain syirik, jika
Dia menghendaki. Pengertian alba’ts (kebangkitan) menurut syar’i
adalah dipulihkannya badan dan dimasukkannya kembali nyawa ke
dalamnya, sehingga manusia keluar dari kubur seperti belalang-
belalang yang bertebaran dalam keadaan hidup dan bersegera
mendatangi penyeru. Kita memohon ampunan dan kesejahteraan
kepada Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

F. Iman Kepada Qada dan Qadar


Iman kepada takdir adalah meyakini secara sungguh-sungguh
bahwa segala kebaikan dan keburukan itu terjadi karena takdir Allah.
Allah ta’ala telah mengetahui kadar dan waktu terjadinya segala
sesuatu sejak zaman azali, sebelum menciptakan dan mengadakannya
dengan kekuasaan dan kehendak-Nya, sesuai dengan apa yang telah
diketahui- Nya itu. Allah telah menulisnya pula di dalam Lauh
Mahfuzh sebelum menciptakannya. Allah berfirman ”Sesungguhnya
Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar (ukuran).” (Al-
Qomar: 49)

8
2.2 Pengaruh Iman terhadap Kehidupan Seorang Muslim
Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengaruh dan dampak
keimanan seseorang muslim terhadap perilakunya sehari-hari.

a. Pengaruh Iman Kepada Allah


Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan
mempengaruhi perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada
dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika
seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha
Mendengar, maka dalam perilakunya akan senantiasa berhati-hati dan
waspada, ia tidak akan merasa sendirian, kendati tidak ada seorang
manusiapun di sekitarnya, sebab ia yakin bahwa Allah itu ada. Karena
itu selama iman itu ada dalam dirinya, tidak mungkin ia dapat berbuat
yang tidak sesuai dengan perintah Allah.

b. Pengaruh Iman Kepada Malaikat


Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas mengetahui
nama dan tugas-tugasnya, akan berpengaruh terhadap perilaku
manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik
dan buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati
dalam setiap perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua
perilakunya tersebut akan dicatat oleh malaikat. Begitu juga dengan
keyakinan adanya malaikat, maka seorang muslim akan senantiasa
optimis dan yakin perbuatan yang baiknya tidak akan sia-sia dilakukan.
Oleh karena itu iman kepada malaikat akan melahirkan sikap berhati-
hati, optimis, dan dimanis, tidak mudah putus asa atau kecewa.

9
c. Pengaruh Iman Kepada Kitab
Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan
keyakinan yang kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena
jalan yang harus ditempuh manusia telah diberitahukan Allah dalam
kitab suci. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa
depan yang akan ditempuhnya setelah kehidupan untuk melihat masa
depan yang akan ditempuhnya setelah hidup berakhir, maka dengan
pemberitahuan kitab suci manusia dapat mengatur hidupnya
menyesuaikan dengan rencana Allah, sehingga manusia mempunyai
masa depan yang jelas.
d. Pengaruh Iman Kepada Rasul
Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena
dengan adanya rasul maka manusia dapat melihat contoh-contoh
perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang diharapkan
Allah. Dengan perilaku yang dicontohkan Rasulullah, maka manusia
akan mempunyai pegangan yang jelas dan lengkap mengenai berbagai
tuntutan kehidupan baik yang berhubungan dengan Allah, hubungan
antar manusia maupun lainnya.

e. Pengaruh Iman Kepada Hari Akhir


Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan
akan datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia.
Keimanan tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak
akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya
akan dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya. Manusia
tidak akan kecewa apabila di dunia ia tidak memperolah balasan dari
amal perbuatannya, karena ia yakin di hari akhir ia akan memperoleh
balasan

10
apa yang ia perbuat di dunia ini. Apabila seorang muslim yakin akan
hari akhir, maka ia akan terhindar dari sikap malas dan suka melamun,
melainkan ia akan terus berproses dan mencari makna kehidupan.

f. Pengaruh Iman Kepada Takdir


Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak
mudah kecewa dan putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini
sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah
akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan
sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu,
jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut
kita belum tentu buruk menurut Allah, sebaliknya baik menurut kita
belum tentu baik menurut Allah. Karena itu dalam kaitan dengan takdir
ini segogjayanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan
terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari
takdir yang terbaik dari Allah.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni
pilar-pilar keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam
pilar keyakinan atau rukun iman dalam ajaran Islam yaitu iman kepada
Allah, iman kepada malaikat-malaikat allah, iman kepada kitab-kitab
allah, iman kepada rasul-rasul allah, iman kepada hari akhir, dan iman
kepada Qada dan Qadar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka


Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung:
Rosdakarya.

13

Anda mungkin juga menyukai