Anda di halaman 1dari 19

AKHLAK TASAWUF

Prinsip Prinsip Kewajiban Akhlak Seorang Muslim

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu : Drs. Hadis Purba, MA

Kelompok II

Bagus Nurmansyah 0301182152

Khairunnisa Lubis 0301181011

Rika Fauziah 0301182199

Halimatun Sakdiah 0301182202

Khirur Ro’atu Rodhiyah 0301181065

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
kelompok mata kuliah Akhlak Tasawuf dengan judul “Prinsip Prinsip Kewajiban
Akhlak Seorang Muslim".

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Muhammad ‫ﷺ‬.


“Allahumma sholli wasallim wabarik ‘alaih”. Kepada keluarga, sahabat dan semoga
dengan bersholawat kepadanya kita bisa mendapatkan kebahagiaan fiddunya wal
akhiroh.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala urusan kita. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................. ii


Daftar isi .................................................................. iii

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 4
B. Rumusan Masalah .................................................................. 7
C. Tujuan Penulisan .................................................................. 7

Bab II Pembahasan
1. Prinsip Prinsip Kewajiban Akhlak Seorang Muslim

A. Akhlak Terhadap Allah swt .................................................................. 9


B. Akhlak Terhadap Rasulullah .................................................................. 11
C. Akhlak Terhadap Orang Tua .................................................................. 12
D. Akhlak Terhadap Diri Sendiri .................................................................. 13
E. Akhlak Terhadap Sesama Manusia dan Makhluk Lain .................................. 16

Bab III Penutup


A. Kesimpulan .................................................................. 17
B. Saran .................................................................. 17
C. Daftar Pustaka .................................................................. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi

umatnya. Akhlak menjadi suatu yang akan membuat seseorang mendapatkan

kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Islam adalah agama yang sempurna yang

mengatur sedetail-detailnya segala sesuatu. Islam adalah agama yang selamat dan

juga menyelamatkan. Islam adalah agama yang sempurna dan agama yang

mengatatkan bagi siapa yang mengikuti ajarannya dengan benar sesuai yang

diperintahkan Allah dan Rasulnya. Islam sendiri berarti istislam penyerahan diri

kepada yang pemberi selamat, dan Islam juga berati salâm yang berarti keselamatan.

Keselamatan yang diberikan Allah kepada umat Islam bukan hanya sekedar

keselamatan di dunia semata akan tetapi keselamatan yang kekal abadi juga Allah

berikan kepada umat Islam, yaitu keselamatan di akhirat. Islam bukan hanya sekedar

penyerahan diri dan tunduk saja, tapi Islam juga memiliki konsekwensi yang harus

dilaksanakan oleh pemeluknya.1

Pendidikan adalah salah satu sarana untuk membentuk kepribadian manusia,

sebagaimana tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Dengan kata lain,

manusia adalah khalifah di muka bumi ini yang memiliki tanggung jawab untuk

memakmurkan bumi dan menjadi manusia sebaik- baiknya. Sebagaimana Firman

Allah dalam al-Qur’an:

1
Ishom ad-Din, Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin, (Kairo: Dar al-Hadist, 1998), vol.
1, hlm. 183-184.

4
‫ض َخ لِ ي ف َ ة ً ۖ ق َ ا ل ُوا‬ ْ ‫ك لِ لْ َم ََل ئ ِ كَ ِة إ ِ ن ِ ي َج ا ِع ٌل ف ِ ي‬
ِ ‫اْل َ ْر‬ َ ُّ ‫َو إ ِ ذْ ق َ ا َل َر ب‬

‫ك الدِ َم ا َء َو ن َ ْح ُن ن ُسَ ب ِ ُح‬ ْ َ ‫أ َت َ ْج ع َ ُل ف ِ ي َه ا َم ْن ي ُفْ ِس د ُ ف ِ ي َه ا َو ي‬


ُ ِ‫س ف‬

ْ َ ‫ك ۖ ق َ ا َل إ ِ ن ِ ي أ‬
‫ع ل َ مُ َم ا ََل ت َعْ ل َ ُم و َن‬ َ َ‫س ل‬
ُ ِ‫ك َو ن ُ ق َ د‬
َ ‫ب ِ َح ْم ِد‬

“Dan ketika Rabbmu berkata kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku


menciptakan Khalifah di muka bumi, malaikatpun berkata: Apakah
Engkau menciptakan orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dan
juga menumphkan darah?Sedangakan kami selalu bertasbih dan
mensucikanMu, Allah berkata: Sesungguhnya Aku MahaMengetahui
sedangkan kamu tidak mengetahui”.QS: al-Baqarah(2): 30.2

Menurut Thobari dalam tafsirnya ayat di atas adalah bahwa Allah

menjadikan dimuka bumi ini khalifah yaitu nabi Adam as. Atau manusia pertama

yang Allah ciptakan. Adapun pertanyaan malaikat tersebut bukan untuk menentang

Allah akan tetapi untuk meminta petunjuk, karena sesungguhnya Malaikat adalah

makhluk yang patuh dan tidak suka menetang atau selalu patuh dan bagi malaikat

tidak ada ilmu apapun kecuali hanya yang diajarkan Allah saja3, sebagaimana dalam

al-Qur’an:

ُ‫ت الْ ع َ لِ ي مُ الْ َح ِك ي م‬ َ َّ ‫ك ََل ِع لْ َم ل َ ن َا إ ِ ََّل َم ا عَ ل َّ ْم ت َن َا ۖ إ ِ ن‬


َ ْ‫ك أ َن‬ َ َ ‫ق َ ا ل ُوا سُ بْ َح ا ن‬

“(Para malaikat) berkata:”Maha Suci Engkau ya Allah, tidak ada


Ilmu bagi kami kecuali apa yang Engkau ajarkan, Sesungguhnya hanya

Al-Qur’an terjemahan Departement Agama RI special for women, (Bandung: PT Sygma


2

Examedia Arkanleema, 2009), hlm. 6


3
At-Thobary, Jami’ al-Bayan ‘anTa’wil ayial-Qur’an, (Kairo: Dar as-Salam, 2008),cet.

.8, vol. 1, hlm. 306

5
Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. QS: al-
Baqarah(2): 32.4

Ayat di atas menggambarkan tentang ketidaktahuan malaikat terhadap

sesuatu dan hanya Allah saja yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Pada dasarnya pendidikan akhlak adalah pendidikan yang berusaha

meluruskan naluri dan kecenderungan fitrah seseorang yang membahayakan

masyarakat, dan membentuk kasih sayang mendalam yang akan menjadikan

seseorang merasa terikat untuk melakukan amalan yang baik dan menjauhi amalan

yang buruk.5

Pendidikan Akhlak ternyata sejalan dengan program pemerintah

Indonesia.Sejak tahun 2010, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional

merancang penerapan pendidikan karakter bagi semua tingkatan pendidikan, baik

sekolah dasar maupun perguruan tinggi.6

Pembahasan tentang pendidikan akhlak ternyata sudah jauh jauh hari dibahas

oleh para cendikiawan muslim. Imam Abu Hamid Al-Ghazali termasuk salah

satunya yang membahas tentang akhlak ini. Beliau mengatakan bahwa akhlak

adalah sifat yang tertanam di dalam diri seseorang, sifatnya spontan dan tanpa

berpikir panjang ketika akan melakukannya.7

4
Al-Qur’an Terjemahan Depag, hlm. 6.
5
Basuki dan Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Ponorogo, Stain po Press,
2007), hlm. 40-41.
6
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jakarta:

Laksana, 2011), hlm. 9.


7
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Kairo: D r al-Gad al Jad d, 2005), cet. 1, vol. 3, hlm.

63.

6
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan untuk dijadikan
sebagai rumusan masalah, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa saja akhlak terhadap Allah SWT?
2. Apa saja akhlak terhadap Rasulullah?
3. Apa saja akhlak terhadap Orang Tua?
4. Apa saja akhlak terhadap Diri Sendiri?
5. Apa saja akhlak terhadap Manusia dan Makhluk lain disekitarnya?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa saja akhlak terhadap Allah SWT


2. Untuk mengetahui apa saja akhlak terhadap Rasulullah
3. Untuk mengetahui apa saja akhlak terhadap Orang Tua
4. Untuk mengetahui apa saja akhlak terhadap Diri Sendiri
5. Untuk mengetahui apa saja akhlak terhadap Manusia dan Makhluk lain
disekitarnya

7
BAB II

PEMBAHASAN

1. Prinsip Prinsip Kewajiban Akhlak Seorang Muslim

Agama Islam merupakan agama yang di dalamnya mengandung

ajaranajaran bagi seluruh umatnya. Salah satu ajaran Islam yang paling

mendasar adalah masalah akhlak. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam

salah satu firman Allah, yang mana Akhlakul Karimah sangat diwajibkan

oleh Allah. Dalam Q.S. Luqman:17 :

‫ف َو ا نْ ه َ عَ ِن‬ ِ ‫ص ََل ة َ َو أ ْ ُم ْر ب ِ الْ َم عْ ُر و‬


َّ ‫ي أ َق ِ ِم ال‬
َّ َ ‫ي َ ا ب ُن‬
ِ ‫اْل ُ ُم‬
‫ور‬ ْ ‫ك ِم ْن عَ ْز ِم‬ َ ِ‫ك ۖ إ ِ َّن ٰذ َ ل‬ َ َ ‫ص ب ِ ْر عَ ل َ ٰى َم ا أ‬
َ َ‫ص اب‬ ْ ‫الْ ُم نْ كَ ِر َو ا‬
Artinya: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya
yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah)”.8

Berdasarkan ayat di atas maka Akhlakul Karimah diwajibkan pada

setiap orang. Dimana akhlak tersebut banyak menentukan sifat dan karakter

seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang akan dihargai dan

dihormati jika memiliki sifat atau mempunyai akhlak yang mulia (Akhlakul

Karimah).

Demikian juga sebaliknya dia akan dikucilkan oleh masyarakat

apabila memiliki akhlak yang buruk, bahkan di hadapan Allah seseorang

akan mendapatkan balasan yang sesuai dengan apa yang dilakukannya.

8
Al-Quran Dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah AlQur‟an),
1971. hal.655.

8
Pembahasan Akhlakul Karimah ini agar tidak terjadi kesalah pahaman

dalam penafsiran, maka penulis akan menguraikan pengertian Akhlakul

Karimah. Pada pembahasan mengenai akhlak, penulis akan mekaji dari dua

tinjauan yaitu dari segi etimologi dan terminologi, dengan tujuan agar dapat

dipahami dengan jelas.

Dari segi etimologi akhlak berasal dari bahasa Arab al- Akhlak Sedangkan

perangai 9artinya yang (‫ )خلق‬Khuluq dari jamak bentuk (‫ )أالخالق‬akhlak dalam


10
arti keseharian artinya tingkah laku, budi pekerti, kesopanan. Pengertian

lain, (akhlak karimah) ialah “segala tingkah laku yang terpuji (mahmudah)

juga bisa dinamakan (fadilah)”.11 Jadi (akhlak karimah) berarti “tingkah laku

yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada

Allah”. 12(akhlak karimah) di lahirkan berdasarkan sifat- sifat dalam bentuk

perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung

dalam AL-Qur‟an dan AL-Hadis. Sebagai contoh ”malu berbuat jahat adalah

salah satu dari akhlak yang baik. Akhlak yang baik disebut juga akhlak

karimah”.13

1. Akhlak terhadap Allah SWT


Adapun akhlak yang harus dibangun dan dipelihara oleh setiap manusia
beriman kepada Allah Swt adalah:

a. Mengakui Keesaan Allah


Allah sebagai pencipta alam semesta adalah zat yang Maha Tunggal.
(Esa = Ahad dan Wahid). Karena itu salah satu tujuan Allah

9
Depag RI, Aqidah Akhlak, (Jakarta:Direktorat Jendral Kelembagaan Islam, 2002), hal.59.
10
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), hal. 26.
11
Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Rosda Karya,2007),
hal. 200.
12
A.zainuddin dan Muhammad Jamhari, AlIslam 2: Muamalah dan Akhlak,(Bandung:
Pustaka Setia, 1999) hal. 78.
13
HamZah Ya‟qub, Etika Islam, (Bandung: Diponegoro, 1983), hal.62.
9
menciptakan makhluk makhlukNya adalah agar makhluk makhluk
tersebut mengakui keesaan Allah swt.

‫س ِه ْم‬ ِ ُ ‫ور هِ مْ ذ ُ ِر ي َّ ت َهُ ْم َو أ َشْ هَ د َ ه ُ ْم ع َ ل َ ٰى أ َن ْ ف‬ ِ ُ‫ك ِم ْن ب َ ن ِ ي آ د َ مَ ِم ْن ظ ُ ه‬ َ ُّ ‫َو إ ِ ذ ْ أ َ َخ ذ َ َر ب‬


‫ت ب ِ َر ب ِ ك ُ مْ ۖ ق َ ا ل ُ وا ب َ ل َ ٰى ۛ ش َ ِه د ْ ن َا ۛ أ َ ْن ت َق ُ و ل ُ وا ي َ ْو مَ ال ْ ق ِ ي َ ا َم ةِ إ ِ ن َّ ا ك ُ ن َّ ا ع َ ْن ٰه َ ذ َ ا‬
ُ ْ‫أ َ ل َ س‬
‫غ َا ف ِ ل ِ ي َن‬
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)".

Karena itu, tidak mengakui adanya Allah (Atheis) atau mengakui


banyak tuhan (Musyrik) adalah akhlak yang sangat tercela kepada Allah.
Bahkan syirik ini oleh Islam dipandang sebagai suatu perbuatan zhalim
yang nyata.14

b. Zikir

Untuk memelihara pengakuan akan keesaan Allah seperti dikemukakan


diatas, maka selanjutnya setiap orang beriman diperintahkan untuk selalu
berzikir yaitu menyebut atau mengingat Allah sebanyak banyaknya.

c. Beribadah Kepada Allah dan Mematuhi Hukum Hukumnya


Seperti dijelaskan dalam Al Qur’an surah Adz Zariyat ayat 56
‫س إ ِ ََّل ل ِ ي َ ع ْ ب ُ د ُو ِن‬ ْ ‫ت ال ْ ِج َّن َو‬
َ ْ ‫اْلِ ن‬ ُ ْ‫خ ل َ ق‬
َ ‫َو َم ا‬

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.

Tawakal Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala


urusan kepada Allah „azza wa jalla, membersihkannya dari
ikhtiar yang keliru, dan tetap menapaki kawasan-kawasan

14
Rahmat hidayat, dkk Akhlak Tasawuf, (Perdana Publishing), 2018. h. 51
10
hukum dan ketentuan. Dengan demikian, hamba percaya
dengan bagian Allah SWT. Untuknya, Apa yang
ditentukan Allah SWT SWT. Untuknya, ia yakin pasti akan
memperolehnya. Sebaliknya, apa yang tidak di tentukan
Allah SWT. Untuknya, diapun yakin pasti tidak
memperolehnya. 15

2. Akhlak Kepada Rasulullah

Muhammad Saw adalah rasul terakhir yang diutus Allah kepada


umat manusiauntuk membawa ajaran Islam yang menjadi tuntutan dan
pedoman hidup dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena
itu, setiap muslim diwajibkan berakhlak kepada rasulullah sebagai
berikut:

a. Menerima dan mengikuti ajaran yang dibawanya, seperti diperintahkan


dalam surah Al Hasyr ayat 7:
‫َم ا أ َ ف َ ا َء َّللاَّ ُ ع َ ل َ ٰى َر س ُ و ل ِ هِ ِم ْن أ َ هْ ِل ال ْ ق ُ َر ٰى ف َ ل ِ ل َّ هِ َو ل ِ ل َّر س ُ و ِل َو ل ِ ِذ ي ال ْ ق ُ ْر ب َ ٰى‬
‫اْل َغْ ن ِ ي َ ا ِء ِم ن ْ ك ُ مْ ۚ َو َم ا‬
ْ ‫ي ََل ي َ ك ُ و َن د ُو ل َ ة ً ب َ ي ْ َن‬ ْ َ ‫َو ال ْ ي َ ت َا َم ٰى َو ال ْ َم س َ ا ِك ي ِن َو ا ب ْ ِن ال س َّ ب ِ ي ِل ك‬
ِ‫خ ذ ُو ه ُ َو َم ا ن َ هَ ا ك ُ مْ ع َ ن ْ ه ُ ف َ ا ن ْ ت َه ُ وا ۚ َو ا ت َّق ُ وا َّللاَّ َ ۖ إ ِ َّن َّللاَّ َ ش َ دِ يد ُ ال ْ ِع ق َ ا ب‬
ُ َ ‫آ ت َا ك ُ م ُ ال َّر س ُ و ُل ف‬
Apa yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang
berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk
Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.

b. Bersholawat kepadanya, seperti diperintahkan Al Qur’an dalam surah Al

15
Rosihon, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia,2010). hlm. 89-92.
11
Ahzab ayat 56:
‫ص ل ُّ وا عَ ل َ ي ْ هِ َو سَ ل ِ ُم وا‬
َ ‫ص ل ُّ و َن ع َ ل َ ى ال ن َّ ب ِ ي ِ ۚ ي َ ا أ َي ُّ هَ ا ا ل َّ ذِ ي َن آ َم ن ُ وا‬
َ ُ ‫إ ِ َّن َّللاَّ َ َو َم ََل ئ ِ ك َ ت َ ه ُ ي‬
‫ت َسْ ل ِ ي ًم ا‬
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

3. Akhlak Terhadap Orang Tua


Orang tua adalah orang yang membuat kita terlahir kedunia, memelihara kita,
memenuhi kebutuhan hidup kita, mendidik dan membesarkan kita dengan
penuh kasih sayang, dan penuh pengorbanan. Atas segala upaya yang
dilakukan itu orang tua tidak pernah melakukan perhitungan terhadap anak.

a. Berbakti kepada orang tua.

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan faktor utama


diterimanya doa seseorang, juga merupakan amal saleh paling
utama yang dilakukan seorang muslim. Banyak sekalih ayat AL-
Qur‟an ataupun hadis yang menjelaskan keutamaan berbuat baik
kepada kedua orang tua. Oleh karena itu, perbuatan terpuji ini
seiring dengan nilai-nilai kebaikan untuk selamanaya dan di cintai
oleh setiap orang sepanjang masa.16
b. Berkata sopan dan lemah lembut kepada orang tua
c. Menjaga hubungan baik dengan orang tua
d. Mendoakan orang tua

4. Akhlak Terhadap Diri Sendiri

16
Ibid, hal.104-107.

12
Akhlak Terpuji terhadap diri sendiri adalah sebagai berikut:

a. Sabar

Menurut penuturan Abu Thalib Al-Makky (w. 386/996), sabar


adalah menahan diri dari dorongan hawa nafsu demi menggapai
keridoaan tuhanya dan menggantinya dengan sunggu-sungguh
menjalani cobancobaan Allah SWT. Terhadapnya. Sabar dapat di
definisikan pula dengan tahan menderita dan menerima cobaan
dengan hati rida serta menyerahkan diri kepada Allah SWT. Setelah
berusaha.selain itu, sabar bukan hanya bersabar terhadap ujian dan
musibah, tetapi dalam hal ketaatan kepada Allah SWT., yaitu
menjalankan perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya.

b. Syukur.

Syukur merupakan sikap seseorang untuk tidak menggunakan


nikmat yang di berikan oleh Allah SWT. Dalam melakukan maksiat
kepada-Nya. Bentuk syukur ini di tandai dengan keyakinan hati
bahwa nikmat yang di peroleh berasal dari Allah SWT., bukan
selain-Nya, lalu di ikiti oleh lisan, dan tidak menggunakan nikmat
tersebut untuk sesuatu yang di benci pemberinya.17

17
Ibid, h.109.

13
c. Menunaikan amanah.

Pengertian amanah menurut arti bahasa adalah kesetiaan, ketulusan


hati, kepercayaan (tsiqah), atau kejujuran, kebalikan dari khianat.
Amanah adalah suatu sifat dan sikap peribadi yang setia, tulus hati,
dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan padanya,
berupa harta benda, rahasia, atau pun tugas kewajiban pelaksanaan
amanat dengan baik biasa di sebut al-amin yang berarti dapat di
percaya, jujur, setia, amanah.

d. Benar atau jujur.

Maksud akhlak terpuji ini adalah berlaku benar dan jujur, baik
dalam perkataan maupun dalam perbuatan. Benar dalam perkataan
adalah mengatakan keadaan sebenarnaya, tidak mengada-ngada,
tidak pula menyembunyikannya. Lain halnya apabila yang
disembunyikan itu bersifat rahasia atau karena menjaga namabaik
seseorang. Benar dalam perbuatan adalah mengerjakan sesuatu
sesuai dengan petunjuk agama. Apa yang boleh di kerjakan menurut
perintah agama, berarti itu benar. Dan apa yang tidak boleh
dikerjakan sesuwai dengan larangan agama, berarti itu tidak benar.

14
e. Menepati janji (al-wafa‟).

Janji dalam islam merupakan utang. Utang harus dibayar


(ditepati). Kalau kita mengadakan sustu perjanjian pada hari
tertentu,kita harus menunaikanya tepat pada waktunya. Janji
mengandung tanggung jawab. Apabila kita tidak kita penuhi atau
tidak kita tunaikan, dalam pandangan Allah SWT., kita termasuk
kita orang yang berdosa. Adapun dalam pandangan manusia,
mungkin kita tidak dipercaya lagi, dianggap remeh, dan
sebagainya. Akhirnya, kita merasa canggung bergaul, merasa
rendah diri, jiwa gelisa, dan tidak tenang.

f. Memelihara kesucian diri Memelihara kesucian diri (al-iffah)


adalah menjaga diri dari segala tuduhan, fitnah, dan memelihara
kehormatan, upaya emelihara kesucian diri hendaknya dilakukan
setiap hari agar diri tetap berada dalam setatus kesucisn. Halini
dapat di lakukan mulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak
membuat rencana dan angan-angan yang buruk. Menurut
ALGhazali, dari kesucian diri akan lahir sifat-sifat terpuji lainya,
seperti kedermawanan, malu, sabar, toleran, qanaah, wara‟,
lembut, dan membantu.

5. Akhlak Terhadap Sesama Manusia dan Makhluk Lain di Alam


Sekitar

Islam memerintahkan setiap muslim untuk berperilaku baik terhadap


sesama manusia. Firman Allah dalam Al Qur’an surah Al Qashash ayat 77:

ۖ ‫ك ِم َن ال د ُّ ن ْ ي َ ا‬َ َ ‫َص ي ب‬
ِ ‫س ن‬ َ ْ ‫ۖ َو ََل ت َن‬ ْ ‫ك َّللاَّ ُ ال د َّا َر‬
َ ‫اْل ِخ َر ة‬ َ ‫َو ا ب ْ ت َغ ِ ف ِ ي َم ا آ ت َا‬
‫ض ۖ إ ِ َّن َّللاَّ َ ََل‬ ْ ‫ت َب ْغ ِ ال ْ ف َ س َ ا د َ ف ِ ي‬
ِ ‫اْل َ ْر‬ ‫ك ۖ َو ََل‬َ ْ ‫س ْن ك َ َم ا أ َ ْح س َ َن َّللاَّ ُ إ ِ ل َ ي‬ ِ ‫َو أ َ ْح‬
ِ ْ ‫ب ال ْ ُم ف‬
‫س دِ ي َن‬ ُّ ‫ي ُِح‬

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

15
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Juga firman Allah dalam surah An Nisa ayat 36:


‫َو ا عْ ب ُ د ُوا َّللاَّ َ َو ََل ت ُشْ ِر ك ُ وا ب ِ هِ ش َ ي ْ ئ ً ا ۖ َو ب ِ ال ْ َو ا ل ِ د َ ي ْ ِن إ ِ ْح س َ ا ن ً ا َو ب ِ ِذ ي ال ْ ق ُ ْر ب َ ٰى َو ال ْ ي َ ت َا َم ٰى‬
‫ج ن ْ بِ َو ا ب ْ ِن ال سَّ ب ِ ي ِل‬ َ ْ ‫اح ب ِ ب ِ ال‬ِ َّ‫ج ن ُ ب ِ َو ال ص‬ ُ ْ ‫ار ال‬ ِ ‫ار ِذ ي ال ْ ق ُ ْر ب َ ٰى َو ال ْ َج‬ ِ ‫َو ال ْ َم س َ ا ِك ي ِن َو ال ْ َج‬
ُ َ ‫َاَل ف‬
‫خ و ًر ا‬ ُّ ‫ت أ َي ْ َم ا ن ُ ك ُ مْ ۗ إ ِ َّن َّللاَّ َ ََل ي ُِح‬
ً ‫ب َم ْن ك َا َن ُم ْخ ت‬ ْ َ ‫َو َم ا َم ل َ ك‬

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.18

18
Rahmat hidayat, dkk. Op. Cit. h. 67

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlakul Karimah diwajibkan pada setiap orang. Dimana akhlak

tersebut banyak menentukan sifat dan karakter seseorang dalam kehidupan

bermasyarakat. Seseorang akan dihargai dan dihormati jika memiliki sifat atau

mempunyai akhlak yang mulia (Akhlakul Karimah). Demikian juga

sebaliknya dia akan dikucilkan oleh masyarakat apabila memiliki akhlak yang

buruk, bahkan di hadapan Allah seseorang akan mendapatkan balasan yang

sesuai dengan apa yang dilakukannya.

Pembahasan Akhlakul Karimah ini agar tidak terjadi kesalah

pahaman dalam penafsiran, maka penulis akan menguraikan pengertian

Akhlakul Karimah. Pada pembahasan mengenai akhlak, penulis akan

mekaji dari dua tinjauan yaitu dari segi etimologi dan terminologi, dengan

tujuan agar dapat dipahami dengan jelas.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami perbuat. Kami menyadari masih banyak


kekurangan dalam penulisan makalah ini dan makalah ini pun masih jauh dari
kesempurnaan serta kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan dari
pembaca. Semoga apa yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi penyusun makalah ini sendiri dan seluruh teman-teman yang
telah mendukung terwujudnya makalah ini. Pesan dari penyusun untuk kelas
semester II/PAI/6 yaitu tetaplah berproses menuju dewasa. Sekian.

17
C. Daftar Pustaka

Ad-Din, Ishom, 1998. Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin. Kairo:


Dar al-Hadist. vol. 1.

Al-Qur’an terjemahan Departement Agama RI. 2009.special for women.


Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema.

At-Thobary, 2008. Jami’ al-Bayan ‘anTa’wil ayial-Qur’an, Kairo: Dar as-


Salam, cet..8, vol. 1.

Al-Qur’an Terjemahan Depag.

Basuki dan Miftahul Ulum, 2007.Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo,


Stain po Press.

Isna Aunillah, Nurla, 2011.Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di


Sekolah. Jakarta: Laksana.

Al-Ghazali, 2005. Ihya Ulumuddin, Kairo: D r al-Gad al Jad d. cet. 1, vol. 3.

Al-Quran Dan Terjemahnya, . 1971. Jakarta: Yayasan Penyelenggara


Penterjemah AlQur‟an

Depag RI, 2002.Aqidah Akhlak, Jakarta:Direktorat Jendral Kelembagaan Islam.


Daryanto, 1997.Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo.

Abdul Hakim, Atang dan Jaih Mubarok, 2007.Metodologi Studi Islam, Bandung:
Rosda Karya.

Zainuddin, A. dan Muhammad Jamhari, 1999.AlIslam 2: Muamalah dan


Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.

Ya‟qub, HamZah, 1983.Etika Islam, Bandung: Diponegoro.

Hidayat, Rahmat, dkk 2018.Akhlak Tasawuf, Perdana Publishing.

Rosihon, 2010.Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia.

18
19

Anda mungkin juga menyukai