Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SUMBER AJARAN AKHLAQ DALAM HADIST

Disusun Untuk Memenhi Tugas Mata Kuliah Akhlaq Tasawuf

Yang Diampu Oleh Bapak : Dr. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag.

Disusun Oleh :

Shibghatallaah MA (T20193127)
Muzayyin (214101030009)
Na'maluna Qoulan Sabila (214101030034)
Anis Ellyana (213101030004)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
MARET 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT penulis panjatkan atas limpahan rahmat dan hidayahNya,
karena hanya dengan hidayah dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul sumber ajaran akhlaq dalam hadist. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penyusunan makalah ini didasarkan atas pemenuhan tanggung jawab tugas dan
ditujukan sebagai saran penampung informasi berdasarkan tema yang kami tinjau. Makalah
ini terinpretasi oleh usaha maksimal yang tidak luput dari kontribusi para anggota kelompok
serta bimbingan Dosen : Dr. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag.

Kami menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam


proses pembuatan makalah ini. Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki kekurangan dari berbagai segi. Sehingga kritik dan saran sangat kami
perlukan agar makalah ini dapat disempurnakan.

Jember, 21 Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6

C. Tujuan.............................................................................................................................6

BAB II........................................................................................................................................7

PEMBAHASAN........................................................................................................................7

A. Pengertian Perilaku Individu Dalam Organisasi.............................................................7

B. Dasar Dasar hadist sebagai landasan akhlaq...................................................................8

C.. Konsep sumber akhlaq dalam hadist..............................................................................15

BAB III.....................................................................................................................................17

PENUTUP................................................................................................................................17

A. Kesimpulan...................................................................................................................17

B. Saran..............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi umatnya. Akhlak
menjadi suatu yang akan membuat seseorang mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di
akhirat. Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur sedetail-detailnya segala sesuatu.
Islam adalah agama yang selamat dan juga menyelamatkan. Islam adalah agama yang
sempurna dan agama yang mengatatkan bagi siapa yang mengikuti ajarannya dengan benar
sesuai yang diperintahkan Allah dan Rasulnya. Islam sendiri berarti istislam penyerahan diri
kepada yang pemberi selamat, dan Islam juga berati salâmyang berarti keselamatan.
Keselamatan yang diberikan Allah kepada umat Islam bukan hanya sekedar keselamatan di
dunia semata akan tetapi keselamatan yang kekal abadi juga Allah berikan kepada umat
Islam, yaitu keselamatan di akhirat. Islam bukan hanya sekedar penyerahan diri dan
tunduksaja, tapi Islam juga memiliki konsekwensi yang harusdilaksanakan oleh pemeluknya.

1. Pendidikan adalah salah satu sarana untuk membentuk kepribadian manusia, sebagaimana
tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Dengan kata lain, manusia adalah khalifah
di muka bumi ini yang memiliki tanggung jawab untuk memakmurkan bumi dan menjadi
manusia sebaikbaiknya. Sebagaimana Firman Allah dalam al-quran

ُ ِ‫ض خَ لِيفَةً ۖ قَالُوا َأتَجْ َع ُل فِيهَا َم ْن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف‬


َ‫ك ال ِّد َما َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدك‬ ِ ْ‫اع ٌل فِي اَأْلر‬ ِ ‫ال َربُّكَ لِ ْل َماَل ِئ َك ِة ِإنِّي َج‬َ َ‫وَِإ ْذ ق‬
َ‫ك ۖ قَا َل ِإنِّي َأ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُمون‬ َ َ‫َونُقَدِّسُ ل‬

“Dan ketika Rabbmu berkata kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku menciptakan Khalifah di
muka bumi, malaikatpun berkata: Apakah Engkau menciptakan orang yang berbuat
kerusakan di muka bumi dan juga menumphkan darah?Sedangakan kami selalu bertasbih dan
mensucikanMu, Allah berkata: Sesungguhnya Aku MahaMengetahui sedangkan kamu tidak
mengetahui”.QS: al-Baqarah(2): 30.2

Menurut Thobari dalam tafsirnya ayat di atas adalah bahwa Allah menjadikan dimuka
bumi ini khalifah yaitu nabi Adam as. Atau manusia pertama yang Allah ciptakan. Adapun
pertanyaan malaikat tersebut bukan untuk menentang Allah akan tetapi untuk meminta
petunjuk, karena sesungguhnya Malaikat adalah makhluk yang patuh dan tidak suka
menetang atau selalu patuh dan bagi malaikat tidak ada ilmu apapun kecuali hanya yang
diajarkan Allah saja3, sebagaimana dalam al-Qur’an:

4
‫ك اَل ِع ْل َم لَنَا اِاَّل َما َعلَّ ْمتَنَا ِانَّ َكَأ ْنتَ ْال َعلِ ْي ُم ْال َح ِكيْم‬
َ َ‫قَالُوْ ا ُسب َْحن‬

“(Para malaikat) berkata:”Maha Suci Engkau ya Allah, tidak ada Ilmu bagi kami kecuali apa
yang Engkau ajarkan, Sesungguhnya hanya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”. QS: al-Baqarah(2): 32.4

Pada dasarnya pendidikan akhlak adalah pendidikan yang berusaha meluruskan naluri
dan kecenderungan fitrah seseorang yang membahayakan masyarakat, dan membentuk kasih
sayang mendalam yang akan menjadikan seseorang merasa terikat untuk melakukan amalan
yang baik dan menjauhi amalan yang buruk.

Pendidikan Akhlak ternyata sejalan dengan program pemerintah Indonesia.Sejak tahun


2010, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional merancang penerapan
pendidikan karakter bagi semua tingkatan pendidikan, baik sekolah dasar maupun perguruan
tinggi.

Pembahasan tentang pendidikan akhlak ternyata sudah jauh-jauh hari dibahas oleh para
cendikiawan muslim. Imam Abu Hamid al-Ghazali termasuk salah satunya yang membahas
tentang akhlak ini. Beliau mengatakaan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam
diri seseorang, sifatnya spontan dan tanpa berpikir panjang ketika akan melakukannya.

Pada masyarakat yang berada di era digital dan serba maju ini terdapat dekadensi moral
yang terjadi pada peserta didik. Banyak berita di TV, majalah, media socialyang
menyebutkan beberapa prilaku yang sangat mengenaskan. Seperti pelajar tauwan, peserta
didik yang bolos, berani melawan bahkan membunuh orang tua, teman dan saudara atau
masih ditemukan siswa yang notabene berpendidikan agama juga masih meninggalkan shalat,
tidak hormat orang tua, tidak berjilbab keluar rumah bagi yang putri dan lain sebagainya. Hal
ini membuat hati penulis tersentuh untuk melakukan penelitian ini dengan menjadikan al-
Qur’an sebagai jawaban dari masalah-masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat dewasa
ini. Penulis memilih ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an yang dapat menjelaskan secara nyata
tentang pendidikan akhlak dan penulispun akhirnya memutuskan untuk memilih Pendidikan
Akhlak dalam Surat an-Nisa(4): 135-139 Perspektif Ibnu Katsir dan Zamakhsyari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian sumber ajaran akhlaq dalam hadist
2. Apa saja Dasar-Dasar sumber ajaran akhlaq dalam hadist
3. Bagaimana konsep sumber ajaran akhlaq dalam hadist

5
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian sumber ajaran akhlaq dalam hadist
2. Untuk Mengetahui Dasar-Dasar sumber akhlaq dalam hadist
3. Untuk Mengetahui konsep sumber ajaran akhlaq dalam hadist

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Individu Dalam Organisasi


Sumber dari hadist:

‫َاب هللاِ َو ُسنَّةَ َرسُوْ لِ ِه‬ ِ ‫ت فِ ْي ُك ْم َأ ْم َر ْي ِن لَ ْن ت‬


َ ‫ ِكت‬: ‫َضلُّوْ ا َما تَ َم َّس ْكتُ ْم بِ ِه َما‬ ُ ‫ت ََر ْك‬

“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang
kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya” (Hadits Shahih Lighairihi,
H.R. Malik; al-Hakim)

Istilah Akhlak yang dikaitkan dengan al-Hadits memang ada dasarnya. Ada beberapa kutipan
al-Hadits secara eksplisit menyinggung istilah akhlak sebagai berikut:

Istilah tasawuf dalam didalam hadits justru dikenal dengan istilah ihsan. Contohnya hadits
berikut ini:

َ َّ‫َأ ْن تَ ْعبُ َد هللاَ َكَأن‬


َ ‫ك تَ َراهُ فَِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَِإنَّهُ يَ َرا‬
‫ك‬

”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun


engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”

Jika direnungkan secara mendalam, sebenarnya ajaran ihsan ini sudah sangat
mendalam. Disini sudah ditekankan adanya unsur kesadaran dan penghayatan terhadap
ketuhanan. Allah SWT sebagai pengontrol pada perilaku manusia dan sekaligus sangat dekat
dengan manusia dalam kehidupannya.

Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat sabar, tawakkal,
syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga
memahami bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-
sifat tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat tersebut,
akal manusia mungkin akan memberikan nilai yang berbeda-beda. Namun demikian, Islam
tidak menafikan adanya standar lain selain al-Quran dan Sunnah untuk menentukan baik dan
buruknya akhlak manusia.

7
Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan buruk adalah
akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat.Islam adalah agama yang sangat
mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah lain.

Sedangkan hadist menurut bahasa artinya baru. Hadist juga berarti sesuatu yang dibicarakan
dan dinukil. Hadist menurut istilah ahli hadist adalah apa yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan,
sifat, atau sirah beliau, baik sebelum masa kenabian atau sesudahnya.

Sedangkan menurut ahli ushul fiqih. Hadist adalah perkataan, perbuatan, da penetapan
yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, setelah masa
kenabian. Adapun setelah masa kenabian tidak dianggap sebagai hadist, karena yang
dimaksud dengan hadist adalah mengerjakan apa yang menjadi konsekwensinya. Dan ini
tidak dapat dilakukan kecuali dengan apa yang terjadi setelah masa kenabian.

B. Dasar Dasar hadist sebagai landasan akhlaq

ُ ‫ َو‬.» ‫اس ا ْل َج َّن َة َف َقال َ « َت ْق َوى هَّللا ِ َو ُح ْسنُ ا ْل ُخلُ ِق‬


ْ‫سِئل َ َعن‬ َ ‫ َعنْ َأ ْك َث ِر َما ُيدْ ِخل ُ ال َّن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫سول ُ هَّللا‬ ُ ‫سِئل َ َر‬ ُ
ُ ‫ار َف َقال َ « ا ْل َف ُم َوا ْل َف ْر‬
‫ج‬ َ ‫» َأ ْك َث ِر َما ُيدْ ِخل ُ ال َّن‬
َ ‫اس ال َّن‬

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak


memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan
berakhlak yang baik.” Beliau ditanya juga tentang perkara yang banyak memasukkan orang
dalam neraka, beliau menjawab, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.”
[HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246].

Taqwa adalah meninggalkan semua yang di larang dan mengamalkan apapun yang di
perintahkan sesuai dengan petunjuk dan cara yang di contohkan oleh Rasullulah sallallahu
alaihi wassalam, dengan bekal taqwa maka akhlak yang baik akan mudah kita terapkan di
keseharian kita.

Ini menandakan tanpa taqwa maka akhlak yang baik saja tidak akan memasukan kita
kedalam surga keduannya harus beriringan, ini berarti sebaik apapun akhlak seorang muslim,
kalau dia tidak sholat atau tidak melaksanakan amalan wajib, maka akhlaknya tersebut tidak
bisa memasukannya kedalam surga.

8
ٍ ُ‫اس بِ ُخل‬
‫ق َح َس ٍن‬ ِ ِ‫ق هَّللا َ َح ْيثُ َما ُك ْنتَ َوَأ ْتبِ ِع ال َّسيَِّئةَ ْال َح َسنَةَ تَ ْم ُحهَا َوخَال‬
َ َّ‫ق الن‬ ِ َّ‫ات‬

Artinya: “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Ikutilah kejelekan dengan
kebaikan niscaya ia akan menghapuskan kejelekan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia
dengan akhlak yang baik.” [HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153].

Sama seperti hadist pertama di atas, taqwa lebih penting dari akhlak dalam satu sisi.
Lalu, jika kita melakukan suatu kesalahan atau dosa, maka jika kita mengikutinya dengan
melakukan amalan baik maka kesalahan tersebut akan di hapuskan oleh ALLAH Azza wa
jalla, tapi syaratnya bukan kesalahan atau dosa yang besar, karena kalau kita melakukan dosa
besar harus dengan taubatan nashuha.

Di bagian akhir hadist ini memerintahkan kita untuk bergaul dengan manusia dan
memperlakukan orang lain dengan akhlak yang baik, di bawah akan kami tuliskan apa saja
akhlak yang baikmenurut islam,

ً ‫ي َوَأ ْق َربِ ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِسًا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َأحْ َسنُ ُك ْم َأ ْخاَل‬
‫ق‬ َّ َ‫ِإ َّن ِم ْن َأ ِحبِّ ُك ْم ِإل‬

Artinya: “Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat
tempat duduknya pada hari kiamat denganku yaitu orang yang paling baik akhlaknya.” [HR.
Tirmidzi]

Ini adalah salah satu fadhilah atau keutamaan jika kita memiliki akhlak yang baik, dan
ini keuntungan sangat besar, bayangkan…,kita akan di cintai oleh manusia Agung ini dan
kita pada hari kimat akan mendapatkan keutamaan lain yaitu dekat dengan Nabi.

Dekat dengan nabi pada hari kiamat berarti kita akan di jauhkan dari Neraka dan akan
mudah untuk memasuki surga, keutamaan apa lagi yang lebih besar dari ini?.

ِ ‫ب َوِإ ْن َكانَ َم‬


‫ازحًا‬ ٍ ‫ض ْال َجنَّ ِة لِ َم ْن تَ َركَ ْال ِم َرا َء َوِإ ْن َكانَ ُم ِحقًّا َوبِبَ ْي‬
َ ‫ت فِي َو َس ِط ْال َجنَّ ِة لِ َم ْن تَ َركَ ْال َك ِذ‬ ِ َ‫ت فِي َرب‬ ٍ ‫َأنَا َز ِعي ٌم بِبَ ْي‬
ُ‫ت فِي َأ ْعلَى ْال َجنَّ ِة لِ َم ْن َحسَّنَ ُخلُقَه‬ ٍ ‫َوبِبَ ْي‬

Artinya: “Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman (Surga) bagi seseorang yang
meniggalkan perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah ditengah Surga bagi orang yang
meninggalkan dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di Surga
paling atas bagi orang yang memiliki akhlak yang baik.” [HR. Abu Dawud]

9
Penjelasan: Nyambung dengan hadits ke tiga diatas, bahwa Nabi akan menjamin kita untuk
mendapatkan rumah di surga yang paling atas, artinya derajat kita di surga akan tinggi,
syaratnya kita harus memiliki akhlak yang mulia,

‫َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإي َمانًا َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا‬

Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya.” [HR. Abu Daud no. 4682 dan Ibnu Majah no. 1162.]

Iman dalam islam adalah suatu hal yang harus kita jaga dan kita pelihara di dalam hati
agar selalu kuat dan yakin akan semua yang di turunkan dan di jelaskan, baik melalui Al
Quran Maupun Assunnah, dan akhlak baik yang di miliki oleh seseorang merupakan salah
satu tanda akan sempurna imannya.

ُ‫ع ِم ْن َش ْي ٍء ِإاَّل َشانَه‬ َ ‫ِإ َّن ال ِّر ْف‬


ُ ‫ق اَل يَ ُكونُ فِي َش ْي ٍء ِإاَّل َزانَهُ َواَل يُ ْن َز‬

Artinya: “Sesungguhnya kelembutan itu tidak berada pada sesuatu kecuali menghiasinya dan
tidak dicabut dari sesuatu kecuali memperburuknya.” [HR. Muslim]

Lembut merupakan akhlak yang mulia, entah itu lembut kepada manusia ataupun
hewan, lembut disini berarti kita tidak kasar, entah itu dalam berucap maupun dalam
bersikap.

‫ك بِ ُحس ِْن ُخلُقِ ِه َد َر َجةَ الصَّاِئ ِم ْالقَاِئ ِم‬


ُ ‫ِإ َّن ْال ُمْؤ ِمنَ لَيُ ْد ِر‬

Artinya: “Sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan
shalat dengan sebab akhlaknya yang baik.” [HR. Ahmad no. 25013 dan Abu Dawud no.
4165. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhiib no. 2643.]

Alangkah baik dan bahagiannya seseorang yang di berikan taufiq dan hidayah oleh
Allah Subhana hu wataala untuk melakukan amalan puasa sunnah dan sholat, tapi jangan
khawatir, jika kita belum bisa melakukan amalan agama yang sunnah secara rutin, kita masih
bisa menandingi derajat mereka.

Yaitu dengan memiliki akhlak yang mulia, apalagi jika disamping kita rajin puasa dan
rajin sholat, kita juga mempunyai akhlak yang mulia, maka itu adalah salah satu keutamaan
besar yang di berikan Allah Azza wa jalla kepada kita.

10
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ْال ُم ْسلِ ُم َم ْن َسلِ َم ْال ُم ْسلِ ُمونَ ِم ْن لِ َسانِ ِه َويَ ِد ِه‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما ع َْن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َع ْم ٍرو َر‬
ُ‫اج ُر َم ْن هَ َج َر َما نَهَى هَّللا ُ َع ْنه‬ ِ َ‫َو ْال ُمه‬

Artinya: “Orang muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari gangguan ucapan
dan tangannya, dan orang yang hijrah (termasuk kelompok muhajirin) adalah yang
meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah.” [HR. Bukhari]

Seorang yang mempunyai akhlak mulia maka akan menjaga tangan dan lisannya dari
menyakiti dan menganggu orang lain, maka jika kita masih sering menggibah, berkata
bohong dan adu domba maka itu cerminan dari buruknya akhlak kita.

‫ق اإلسال َم ْال َحيَا ُء‬


ُ ُ‫ “ِإ َّن لِ ُك ِّل ِد ْي ِن ُخلُقًا َو ُخل‬: -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫قال رسو ُل هللا‬

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, dia berkata, Nabi shallallahu alaihi was
sallam, bersabda : “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah
rasa malu.” [HR. Ibnu Majah]

َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اِإْل ي َمانُ بِضْ ٌع َو َس ْبعُونَ َأوْ بِضْ ٌع َو ِستُّونَ ُش ْعبَةً فََأ ْف‬
‫ضلُهَا قَوْ ُل اَل ِإلَهَ ِإاَّل‬ َ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫يق َو ْال َحيَا ُء ُش ْعبَةٌ ِم ْن اِإْل ي َما ِن (مسلم‬ ِ ‫هَّللا ُ َوَأ ْدنَاهَا ِإ َماطَةُ اَأْل َذى ع َْن الطَّ ِر‬

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda,“Iman
itu lebih dari 70 atau 60 cabang, cabang iman tertinggi adalah mengucapakna ‘Laa ilaha
illallaah’, dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan rasa malu
merupakan sebagian dari iman.” [HR. Muslim]

Kedua hadist di atas menjelaskan tentang sifat malu yang di miliki oleh seorang
muslim adalah salah satu akhlak islami, dan selain itu sifat malu juga bagian dari cabang
iman.

Pertanyaannya, malu seperti apa yang merupakan akhlak mulia?, malu disini adalah
ketika kita malu kepada ALLAH jika kita kelakukan kemaksiatan, dan malu kepada manusia
jika kita melakukan kemaksiatan dalam artian jika kita melakukan kemaksiatan maka kita
akan menyimpannya sebagai rahasia yang tidak boleh di ketahui oleh orang lain.

11
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإي َمانًا َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا َو ِخيَا ُر ُك ْم ِخيَا ُر ُك ْم لِنِ َساِئ ِه ْم ُخلُقًا‬
َ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬

Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah ia yang memiliki akhlak
terbaik. Yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik akhlaknya kepada pasangannya.”
[HR. At Tirmidzi]

Sama seperti hadist diatas, kesempurnaan iman adalah dengan memiliki akhlak yang
mulia, dan Nabi kita Sallallahu alaihi wassalam meberikan bocoran tentang orang yang
terbaik akhlaknya adalah seseorang yang baik kepada istri atau suaminya.

Seperti kita ketahui kita hidup dengan pasangan kita dalam jangka waktu lama, dan
ini akan mengeluarkan sifat asli kita, berbeda jika kita berakhlak dengan teman atau kerabat
kita, karena pertemuan kita dengan kerabat tersebut dalam jangka waktu yang tidak lama,
maka kita bisa membaguskan akhlak kita.

Berbeda kepada pasangan kita, yang kita lakukan adalah cerminan akhlak kita yang
sebenarnya, jika kita berakhlak kepada pasangan kita maka memang itulah akhlak kita yang
sesungguhnya, jika akhlak kita baik kepada pasangan kita maka kita termasuk orang yang
mempunyai akhlak mulia.

Hadits Tentang Akhlak Tercela

ِ َ‫ِإ َّن هللاَ َك ِر ْي ٌم ي ُِحبُّ ْال َك َر َم َو َم َعالِ َي اَْأل ْخال‬


‫ق َويُ ْب ِغضُ ِس ْف َسافَهَا‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang


mulia serta membenci akhlak yang tercela.” [HR. Bukhari, Muslim]

ٍ ُ‫ان ْال ُمْؤ ِم ِن يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن ُخل‬


َ ‫ق َح َس ٍن َوِإ َّن هَّللا‬ ِ ‫ال َما َش ْي ٌء َأ ْثقَ ُل فِي ِمي َز‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ َّ ِ‫ع َْن َأبِي الدَّرْ دَا ِء َأ َّن النَّب‬
َ ‫ي‬
‫ش ْالبَ ِذي َء‬ َ ‫لَيُ ْب ِغضُ ْالفَا ِح‬

Artinya: Dari Abu Darda’ radhiallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi was sallam
bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak ada
hari kiamat daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah amatlah murka terhadap
seseorang yang keji lagi jahat (mempunyai akhlak tercela).” [HR. Tirmidzi]

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل اَل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ َم ْن اَل يَْأ َمنُ َجا ُرهُ بَ َواِئقَهُ (مسلم‬
َ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬

12
Artinya: “Tidak akan masuk Surga orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.”
[HR. Muslim]

‫ي َوَأ ْق َربِ ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِسًا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َأ َحا ِسنَ ُك ْم َأ ْخاَل قًا َوِإ َّن‬
َّ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ِإ َّن ِم ْن َأ َحبِّ ُك ْم ِإل‬
َ ِ ‫ع َْن َجابِ ٍر َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
َ‫ي َوَأ ْب َع َد ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِسًا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة الثَّرْ ثَارُونَ َو ْال ُمتَ َش ِّدقُونَ َو ْال ُمتَفَ ْي ِهقُونَ قَالُوا يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَ ْد َعلِ ْمنَا الثَّرْ ثَارُون‬ َ ‫َأ ْب َغ‬
َّ َ‫ض ُك ْم ِإل‬
َ‫ال ْال ُمتَ َكبِّرُون‬
َ َ‫َو ْال ُمتَ َش ِّدقُونَ فَ َما ْال ُمتَفَ ْي ِهقُونَ ق‬

Artinya: Dari Jabir radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda
“Sesungguhnya diantara orang yang paling aku cintai dan tempat duduknya lebih dekat
kepadaku pada hari Kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus.

Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya
darilu pada hari Kiamat ialah orang yang paling banyak bicara (berkata-kata yang tidak
bermanfaat dan memeperolok manusia).” Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah
orang yang paling banyak bicara itu?’ Nabi menjawab, ‘Yaitu orang-orang yang sombong
(akhlak tercela).” [HR. Tirmidzi]

Ayat dan Hadits Tentang Akhlak Rasulullah

Ayat Al Quran

ٍ ُ‫وَِإنَّكَ لَ َعلَ ٰى ُخل‬


‫ق َع ِظ ٍيم‬

Artinya:“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak yang agung.” [QS.
Al-Qalam Ayat 4]

Hadits tentang menyempurnakan akhlak

‫ق‬ َ ‫ت ُأِلتَ ِّم َم‬


ِ ‫صالِ َح اَأْل ْخاَل‬ ُ ‫ِإنَّ َما بُ ِع ْث‬

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” [HR.
Ahmad, Bukhari]

َ‫كاَنَ ُخلُقُهُ ْالقُرْ آن‬

13
Artinya: “Akhlak Rasulullah adalah Al Qur’an.” [HR. Muslim]

Penjelasan Ulama Tentang Akhlak Mulia

Abdurrahman bin Nashir as-Si’diy mengatakan:

‫ َم َع حُ صُوْ ِل اَألجْ ِر ْال َع ِظي ِْم‬،‫ َوهُ َو فِي َرا َح ٍة َونَ ِعي ٍْم‬،ً‫وَِإنَّهُ فِي نَ ْف ِس ِه ِعبَا َدةٌ َع ِظ ْي َمةٌ تَتَنَا َو ُل ِم ْن َز َما ِن ْال َع ْب ِد َو ْقتًا طَ ِو ْيال‬

Artinya: “Dan sesungguhnya akhlak mulia itu sendiri pada dasarnya merupakan ibadah yang
agung yang mencakup waktu yang panjang dari seorang hamba, sementara sang hamba
dalam ketenteraman dan kebahagian, disertai memperoleh pahala yang besar” [risalah
“Husnul Khuluq”]

Ini adalah perkataan yang benar adanya, jika kita sholat, puasa dan melakukan ibadah
lainnya, kita sadar bahwa kita sedang melakukan amal ibadah, tapi tatkala kita bergaul
dengan manusia dan berakhlak mulia kita tidak menyadarinya atau tidak menganggap sebagai
ibadah, padahal ini adalah ibadah yang mulia yang akan mendatangkan banyak sekali
keutamaan.

Dan waktu yang kita pakai dalam pergaulan dengan manusia adalah waktu yang
panjang, sehingga jika kita berusaha untuk berakhlak mulia selama dalam pergaulan tersebut,
maka pahala besar menanti kita.

Hasan Al Basri rahimahullah seorang Ulama tabi’in menjelaskan tentang akhlak mulia ini
yaitu dengan menyebutkan 3 perkara.

‫كف األذى ؛ وبذل الندى ؛ وطالقة الوجه‬

Artinya: Tidak menganggu,  suka menolong dan berwajah ceria atau optimis

1. Tidak menganggu

Jika kita belum bisamembantu dan memberikan manfaat kepada orang, maka sebisa mungkin
tidak mengganggu dan membuat orang lain tidak terbebani oleh kita.

14
2. Suka menolong

Menolong sesama baik dengan harta, tenaga maupun gagasan, dengan membantu
orang lain secara tidak langsung sebenarnya sedang membantu kita juga, kenapa demikian,
karena Allah Azza wajalla yang akan membalas kebaikan kita tersebut,baik di dunia maupun
di akhirat.

3. Berwajah ceria atau optimis

Siapa yang tidak senang jika bertemu orang yang murah senyum, dan jika di mintakan
pendapat selalu membuat kita optimis, begitulah orang dengan akhlak yang mulia, selalu
membuat orang lain senang, dan inilah yang banyak orang salah dalam menilai, karena
akhlak merupakan ibadah yang tidak di anggap ibadah.

C. Konsep sumber akhlaq dalam hadist


Dalam islam, dasar atau alat pengukur yang menyatakan bahwa sifat seseorang itu
baik atau buruk adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Segala sesuatu yang baikmenurut Al-
Qu’ran dan As-Sunnah, itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-
hari. Sebaliknya, segala sesuatu yang buruk menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, berarti tidak
baik dan harus dijauhi.

Ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah saw., Aisyah r.a menjawab “Akhlak
Rasulullah adalah Al-Qur’an.” Maksud perkataan Aisyah adalah segala tingkah laku dan
tindakan Rasulullah saw., baik yang zahir maupun yang batil senantiasa mengikuti petunjuk
dari Al-Qur’an. Al-Qur’an selalu mengajarkan umat Islam untuk berbuat baik dan menjauhi
segala perbuatan yang buruk. Ukuran baik dan buruk ini ditentukan oleh Al-Qur’an.

Al-Qur’an menggambarkan akhlak orang-orang beriman, kelakuan mereka yang


mulia dan GAMBARAN kehidupan meraka yang tertib, adil, luhur, dan mulia.Berbanding
terbalik dengan perwatakan orang-orang kafir dan munafik yang jelek, zalim dan rendah hati.
Gambaran akhlak mulia dan akhlak keji begitu jelas dalam perilaku manusia di sepanjang
sejarah. Al-Qur’an juga menggambarkan perjuangan para rasul untuk menegakkan nilai-
nilahi mulia dan murni di dalam kehidupan dan ketika mereka ditenteng oleh kefasikan,
kekufuran, dan kemunafikan yang menggagalkan tegaknya akhlak yang mulia sebagait eras
kehidupan yang liuhur dan murni itu.

15
Allah SWT. Berfirman:

“Wahai ahli kitab!Sungguh, Rasul kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu
banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang
dibiarkannya.Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang
menjelaskan. Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti
keridaan-Nya kejalan keselamatan, dan dengan kitab itu (pula) Allah mengeluarkan orang itu
dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang
lurus.”(Q.S. Al-Maidah [5]:15-16)

Hadits adalah satu dari 4 sumber hukum Islam yang disepakati para ulama. Hadits
menjadi rujukan bagi umat muslim untuk menjelaskan hukum-hukum yang terdapat dalam Al
Quran. Dikutip dari buku Memahami Ilmu Hadits oleh Asep Herdi, secara etimologis hadits
dimaknai sebagai jadid, qarib, dan khabar. Jadid adalah lawan dari qadim yang artinya yang
baru. Sedangkan qarib artinya yang dekat, yang belum lama terjadi.

Sementara itu, khabar artinya warta yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan
dipindahkan dari seseorang kepada yang lainnya. Secara terminologis, hadits dimaknai
sebagai ucapan dan segala perbuatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan
secara bahasa, hadits berarti perkataan, percakapan, berbicara.

Definisi hadits dikategorikan menjadi tiga, yaitu perkataan nabi (qauliyah), perbuatan
nabi (fi'liyah), dan segala keadaan nabi (ahwaliyah). Sebagian ulama seperti at-Thiby
berpendapat bahwa hadits melengkapi sabda, perbuatan, dan taqrir nabi. Hadits juga
melengkapi perkataan, perbuatan, dan taqrir para sabahat dan Tabi'in. Hadits memiliki makna
yang relatif sama dengan sunnah, khabar, dan atsar. Hanya saja penyebutannya bisa
disamakan atau dibedakan.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
pertama, akhlak dalam Islam yang bersumber dari al Qur'an dan Hadis bukanlah moral
kondisional dan situasional, tetapi akhlak yang benar-benar memliki nilai yang mutlak. Nilai-
nilai baik dan buruk, berlaku kapan dan di mana saja dalam segala aspek kehidupan, tidak
dibatasi ruang dan waktu;

kedua, konsep pendidikan akhlak yang bersumber dari wahyu Ilahi yang termaktub
dalam al Quran Hadis merupakan pedoman bagi kehidupan umat Islam, yaitu memperoleh
kcbahagiaan di dunia dan akhirat; ketiga, konseptualisasi sistem pendidikan akhlak dalam
lembaga pendidikan adalah suatu kenicayaan, karena konsep dasar Islam tentang akhlak
terlihat arah pandang yang komperehensif; mencakup semua aspek positif perkembangan
integral, intelektual, spiritual, fisik dan aspek-aspek perkembangan lainnya.

Selain itu juga bersifat mendalam dan menyeluruh, tidak terikat pada suatu pandangan
tertentu dan tidak bertentangan dengan teori atau filsafat pendidikan manapun: keempat,
Pendidikan akhlak penting dilakukan untuk mewujudkan suatu tata kehidupan individu
maupun kolektif yang bermoral bahkan dalam kaitannya dengan aspek moral manusia.

Usaha pendidikan akhlak mempunyai fungsi ganda, yaitu fungsi preventif dan kuratif.
Fungsi preventif mengarah pada usaha dini untuk menghiasi anak didik dengan akhlak dan
mencegah dari tingkah laku yang buruk. Fungsi ini bisa dimaksimalkan pada masa
pembentukan tingkah laku dan watak anak. Sedangkan fungsi kuratif mengemban misi
pembenahan atau perbaikan, yailu berusaha memperbaiki moral anak dari moral negatlif
menuju moral positif

B. Kritik dan Saran


Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
kemampuan kami.

Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk
kami khususnya dan pembaca pada umumnya

17
DAFTAR PUSTAKA

Depertemen Agama RI, 2015, Al-Qur’an dan terjemahannya, Banten : forum pelayanan Al-
Quran

Syeh, Kabbani, Hisyam Muhammad, 2007. Tasauf dan Ihsan, Jakarta : PT.Serambi Ilmu
Semesta.

Ilyas, Y,(2007), Kuliah akhlak, Yogyakarta : LPPI.

Sholikhin, Muhammad, (2008), Filsafat dan metafisika dalam Islam, Yogyakarta : PT.Buku
Kita

Syamsuddin, Ali, (2009), Mengukir Sifat Kepribadian Muslim, Yogyakarta ; Graha Ilmu

Nurwadjah, A. (2010), Tafsir-Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan: Hati Yang Selamat Hingga Kisah
Luqman, (Bandung:Penerbit MARJA,)

Ahmad,Zainuddin bin Abdullathif al-Zabidy,Mukhtasor Shahih Bukhari,(Lahore: Dar al-


Kitab wa al-Sunnah) , 2009

Bakr Jabir al-Jazairi,Abu,Aisar at-Tafasir Li Kalami al-Aly al-Kabir Terj. Tasir al-Quran Al-
aisar,(Jakarta:Darussunnah,) 2007

Bin Sholih al-Utsaimin,Muhammad,Syarah Hadits ‘Arbain Imam an-Nawawi, (Jakarta:


Ummul Qura,) 2013

Farid,Ahmad,Pendidikan Berbasis Metode Ahlus Sunnah Wal Jama’ah,(Surabaya: Pustaka


eLBA) .2011

18

Anda mungkin juga menyukai