Dosen Pengampu:
Dr. H.Taufik Abdillah Syukur, MA .
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Lembaga Pendidikan Islam” tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah ilmu pendidikan islam.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. H.Taufik Abdillah Syukur, MA .
selaku dosen pembimbing pada mata kuliah ini, karena atas bimbingan dan pengarahannya
selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu yang tidak dapat
penulis sampaikan satu-persatu.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan agar lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya mengelola dan menata pendidikan Islam harus memiliki teknik serta
keterampilan, pengelolaan yang baik akan mampu memberikan kita tempat yang
baik di hati masyarakat dan kita tidak akan kalah dengan sekolah pada umumnya,
dari itu kita perlu untuk membuat suatu lembaga yang menaungi pendidikan Islam
demi mewujudkan tujuan pendidikan Islam yang diinginkan. Oleh karena itu, para
pemimpin lembaga pendidikan Islam harus mampu “membaca” selera masyarakat.
Agar pendidikan islam mampu menguasai dunia pendidikan di masyarakat kita.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut
1. Apa Pengertian Lembaga?
2. Apa Itu Pengertian Lembaga Pendidikan Islam?
3. Apa Saja Prinsip-Prinsip Pembentukan Lembaga Pendidikan Islam?
4. Apa Saja Macam-Macam Lembaga Pendidikan Islam?
5. Bagaimana Sifat Dan Karakter Lembaga Pendidikan Islam?
1
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengertian
lembaga, pengertian lembaga pendidikan islam, prinsip-prinsip pembentukan,
macam-macam, sifat, karakter lembaga pendidikan islam, dan memenuhi tugas
Ilmu Pendidikan Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga
Lembaga dalam kamus umum Bahasa Indonesia, kosa kata lembaga memiliki
empat arti: 1) asal mula (yang akan jadi sesuatu), benih (bakal binatang, manusia
dan tumbuhan, misalnya Adam segumpal tanah yang dijadikan manusia pertama),
2) bentuk (rupa, wujud) yang asli, acuan, 3) ikatan (tentang mata cincin dan
sebagainya), 4) badan (organisasi) yang bermaksud melakukan sesuatu
penyelidikan keilmuan Atau melakukan sesuatu usaha.1
Dalam tulisan ini, pengertian lembaga yang dimaksud adalah badan atau
organisasi, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris adalah institution dan ke
dalam bahasa Arab adalah muassasah. Dalam perkembangan selanjutnya, kata
lembaga tidak selamanya mengacu kepada pengertian sebuah badan atau organisasi
yang bersifat formal, melainkan segala bentuk kegiatan yang didalamnya
mengandung nilai-nilai atau aturan dapat disebut lembaga.2
ٓ ا َٰيُّيه َا ذ ِاَّل ْي َن ٓا َمنُ ْوا قُ ْوْٓا َانْ ُف َس ُ ُْك َو َا ْه ِل ْي ُ ُْك َنَ را
1
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balain Pustaka, 1991), cet. ke-12,
hlm.582.
2
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), cet. ke-1, hlm. 189-190.
3
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010) hlm.
223.
3
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka.” (At-Tahrim:6).
2. Prinsip pembinaan umat manusia menjadi hamba-hamba Allah yang memiliki
keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia didunia dan diakhirat, sebagai
realisasi cita-cita bagi orang yang beriman dan bertakwa yang senantiasa
memanjatkan doa sehari-hari. Sebagaimana firman Allah Swt.
َو ِمْنْ ُ ْم ذم ْن ي ذ ُق ْو ُل َرب ذ َنا ا ٓاتِ َنا ِِف ادله نْ َيا َح َس َنة ذو ِِف ْ ٓاْل ِخ َر ِة َح َس َنة ذو ِقنَا عَ َذ َاب النذا ِر
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa “ya Rabb kami, Berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api
neraka.” (Al-baqarah: 201)
3. Prinsip pembentukan pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang
kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling membanggakan
hidupnya untuk menghambakan diri pada Kholik nya. Keyakinan dan keimanan
nya sebagai penyuluh terhadap akal budi yang sekaligus mendasari ilmu
pengetahuannya, Bukan sebaliknya, keimanan dikendalikan oleh akal budi.
4. Prinsip Amar ma'ruf nahi mungkar dan membebaskan manusia dari belenggu-
belenggu kenistaan.4
4
Taufik Abdillah Syukur, Ilmu Pendidikan Islam, (Depok, Raja Grafindo Persada, 2020), cet. ke-1, hlm.
218-220.
4
fungsi rumah sebagai tempat pendidikan
Pertama, dari segi pendidikan non-formal, yakni pendidikan yang dilakukan
di rumah yang bentuk materi pengajaran guru, metode pengajaran dan lainnya
tidak dibakukan secara formal. Misalnya pendidikan yang berkaitan dengan
penanaman aqidah, bimbingan membaca dan menghafal Alquran, praktik ibadah
dan akhlak mulia.
Kedua, dari segi pendidikan informal yakni pendidikan yang dilakukan oleh
kedua orang tua terhadap putra-putrinya. Misalnya pembinaan watak, karakter
kepribadian, dan keterampilan mengerjakan pekerjaan atau tugas keseharian
yang biasa terjadi di rumah tangga.
Kewajiban orang tua pada anak-anaknya
a. Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik dan jangan sekali-kali
mengutuk anaknya dengan kutukan yang tidak manusiawi.
b. Memelihara anak dari api neraka.
c. Menyerukan shalat pada anaknya.
d. Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga.
e. Mencintai dan menyayangi anak-anaknya.
f. Bersikap hati-hati terhadap anak-anaknya.
g. Mencari nafkah yang halal.
h. Mendidik anak agar berbakti pada bapak ibu.
i. Memberi air susu sampai 2 tahun.
2. Masjid
Secara harfiah, Masjid adalah tempat untuk bersujud. Namun, dalam arti
terminologi, masjid diartikan sebagai tempat khusus untuk melakukan aktivitas
Ibadah dalam arti yang luas. Masjid merupakan Central kebudayaan masyarakat
Islam, pusat organisasi kemasyarakatan, pusat pendidikan serta tempat ibadah
dan itikaf.
Di dalam Alquran, kosakata masjid disebut sebanyak 18 kali dan
dihubungkan dengan berbagai hal dan kegiatan. diantaranya ada kosa kata
masjid yang dihubungkan dengan Masjidil Haram sebanyak 14 kali dan ada pula
kosa kata masjid yang dihubungkan sebagai tempat melaksanakan salat ada yang
dihubungkan dengan Masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam ketika di Madinah.
5
Fungsi utama masjid
a. Sebagai lembaga pendidikan informal dan nonformal. Fungsi masjid bagi
lembaga pendidikan informal dapat dilihat dari perannya sebagai tempat
ibadah shalat lima waktu, berzikir, dan berdoa. Adapun peran masjid sebagai
lembaga pendidikan non-formal dapat dilihat dari sejumlah kegiatan
pendidikan dan pengajaran dalam bentuk halaqah yang dipimpin oleh seorang
ulama dan materi utamanya tentang ilmu agama Islam dengan berbagai
cabangnya.
b. Fungsi masjid sebagai lembaga pendidikan sosial kemasyarakatan dan
kepemimpinan. Misalnya melibatkan diri dalam berbagai kegiatan dan
bersifat Amaliah, seperti Al suffah.
Fungsi masjid dapat lebih efektif bila di dalamnya disediakan fasilitas-
fasilitas terjadinya proses belajar mengajar seperti: Perpustakaan, ruang diskusi
atau rapat, ruang kuliah, dan teknik khotbah.
3. Pondok pesantren
Pesantren secara etimologi berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe-
dan akhiran -an sehingga menjadi pe-santria-an yang bermakna kata “shastri”
5
yang artinya murid. Sedangkan secara terminologi pengertian pondok
pesantren dapat dikemukakan dari pendapat para ahli antara lain:
a. Abdurrahman Wahid, mendefinisikan pesantren secara teknis, pesantren
adalah tempat di mana santri tinggal.6
b. Mahmud Yunus, mendefinisikan sebagai tempat santri belajar agama Islam.7
c. Imam Zarkasyi, secara definitif mengartikan pesantren sebagai lembaga
pendidikan Islam dengan sistem asrama atau pondok, di mana kyai sebagai
figur sentralnya, mesjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan
pengajaran agama Islam dibawah bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai
kegiatan utamanya. 8 Secara singkat pesantren bisa juga dikatakan sebagai
laboratorium kehidupan, tempat para santri belajar hidup, dan bermasyarakat
dalam berbagai segi dan aspeknya.
5
Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1977), hal
20.
6
Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren, (Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 17.
7
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Hidakarya,1990) hal. 231.
8
Amir Hamzah Wirosukarto,et.al., KH. Imam Zarkasyi dari Gontor Merintis Pesantren Modern,
(Ponorogo: Gontor Press, 1996), hal.5.
6
Sebagai lembaga yang tertua, sejarah perkembangan pondok pesantren
memiliki model-model pembelajaran antara lain:
a. Metode wetonan (halaqah). Metode yang didalamnya terdapat seorang kyai
yang membaca suatu kitab dalam waktu tertentu sedangkan santrinya
membaca kitab yang sama lalu santri mendengar dan menyimak bacaan Kyai.
Metode ini dapat dikatakan sebagai proses belajar mengajar secara kolektif.
b. Metode sorogan. Metode yang santrinya sorogan atau mengajukan sebuah
kitab kepada Kyai untuk dibaca di hadapannya, kesalahan dalam bacaan yaitu
langsung dibenahi Kyai. Metode ini dapat dikatakan sebagai proses belajar
mengajar Individual.9
Ciri-ciri khusus pondok pesantren adalah isi kurikulum yang dibuat terfokus
pada ilmu-ilmu agama misalnya tafsir, al-quran hadis, fiqih, dan tasawuf, materi
retorika, dan lain-lain. Secara literatur ilmu-ilmu tersebut memakai kitab-kitab
klasik yang disebut dengan istilah kitab kuning dengan ciri-ciri:
a. Kitab-kitab-nya berbahasa Arab
b. Umumnya tidak memakai syakal atau harakat
c. Berisi keilmuan yang cukup berbobot
d. Banyak diantara kertasnya berwarna kuning
e. Lazimnya dikaji dan dipelajari di pondok pesantren.10
4. Madrasah
Madrasah yang berasal dari bahasa arab merupakan Isim makna dari fi’il
madhi “darasa” yang artinya tempat duduk untuk belajar tempat atau wahana
untuk mengetahui proses pembelajaran secara formal dan memiliki konoasi
spesefik, maksudnya pada madrasah itulah anak menjalani proses belajar secara
terarah, terpimpin, dan terkendali. Termonologi madrasah pada gilirannya lebih
popular di sebut dengan sekolah.11 Dalam Kamus Bahasa Indonesia, madrasah
artinya sekolah atau perguruan yang biasanya berdasarkan agama Islam;
ibtidaiyah (tingkat dasar), tsanawiyah (tingkat menengah), aliyah (tingkat
menengah atas).12
9
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 236.
10
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 238.
11
Samsul Nizar, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam Indonesia, (Jakarta, Kencana,
2013), hlm. 259.
12
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (aplikasi)
7
5. Kuttab
Kuttab (Arabic: كتابkuttab, plural: كتاتيبkataatib) Adalah pendidikan klasik
yang sudah ada sebelum masa Rasulullah Saw. Sistem inilah yang diadopsi
menjadi pembelajaran dasar kalangan anak-anak di zaman Rasulullah Saw.
Kuttab merupakan juga tempat pertama seorang anak belajar membaca Alquran,
menulis, prinsip-prinsip agama, bahasa dan ilmu hitung. Di Kuttab disediakan
pengasuh pengasuh khusus di bidang tersebut diatas secara penuh.
6. Al-hawanit Al-warraqin
Al-hawanit Al-warraqin (Arab: ) حوانيت الوراقين, Pada masa ini bermunculan
tokoh-tokoh buku sebagai agen komersial dan Sekaligus berfungsi sebagai
center of learning, ini berawal pada permulaan Daulah Abbasyiah. Toko-toko
buku memiliki peranan penting dalam kegiatan keilmuan Islam, pada awalnya
memang hanya menjual buku-buku, tetapi berikutnya menjadi sarana untuk
berdiskusi dan berdebat, bahkan pertemuan rutin sering dirancang dan
dilaksanakan di situ. Di samping toko buku, percetakan juga memiliki peranan
penting dalam kegiatan transfer keilmuan Islam.
7. Al-shalunat Al-adabiyah
Al-shalunat Al-adabiyah (Arab: ) الصالونات االدبية, Lembaga ini merupakan
pengembangan dari majelis-majelis al khulafa al Rasyidin selain mengurus
materi masa pemerintahan, juga memberikan fatwa-fatwa agama melalui forum
masjid ataupun di luar masjid. Forum ini mengalami kemajuan yang cukup pesat
karena sering diadakan semacam perlombaan syair dan perdebatan para fuqaha
dan diskusi di antara para sarjana dari berbagai disiplin ilmu. Sehingga
muncullah tokoh-tokoh yang aktif hadir dalam forum tersebut: 1) dari kalangan
penyair: Abu Nawas, Abu muslim Ibnu Al-Walid dan Al-Abbas Al-Ahnaf. 2)
dari kalangan musisi: Ibrahim Al mawali dan anaknya bernama Ishak. 3) dari
kalangan ahli gramatika: Abu Ubaidah Al-Ismail Al-kisa’I,Ibn-Siman, Al-Wa’iz
dan Al-Waraqid.
8. Zawiyah
zawiyah (Arab: ) زاويةPada awalnya merujuk pada sudut bangunan,
seringkali Masjid, tempat sekelompok orang berkumpul untuk mendengarkan
pengajaran seorang Syaikh. Zawiyah ini adalah bangunan yang lebih kecil
dibandingkan dengan khanaqah. yang dibesarkan di seputar seorang Syaikh,
8
yang semula adalah tidak permanen karena sering syaikhnya adalah seorang
pendatang. Zawiyah memiliki dua jenis yaitu:
a. Zawiyah tradisional yang mempunyai hubungan erat dengan penguasa atau
mamluk.
b. zawiyah yang lebih independen dan zawiyah inilah yang sering menjalankan
fungsinya sebagai masjid dan ribath, yaitu menyediakan fasilitas ibadah,
makanan dan perlindungan bagi orang miskin. Contoh dari bagian kedua ini
adalah zawiyah Syaikh Ibnu Riwam yang selalu menolak bantuan. Meskipun
zawiyah ini pada awalnya hanya berupa bangunan kecil, namun dalam
perkembangannya, menurut Fernandez banyak bangunan zawiyah yang
berupa Allah yang besar, sebagai tempat pertemuan para sufi.13
9. Ribath
Ribath (Arab: ) رباطAdalah tempat kegiatan kaum sufi yang ingin
menjauhkan diri dari kehidupan duniawi, dan mengkonsentrasikan diri untuk
semata-mata ibadah. juga memberikan perhatian terhadap kegiatan keilmuan
yang dipimpin oleh seorang Syekh yang terkenal dengan ilmu dan
kesalehannya.14 Kata ribath dalam bahasa Arab memiliki beberapa arti yaitu:
a. Sesuatu yang dibuat untuk mengikat (tali dan sebagainya), membalut.
b. Sekawan kuda, rombongan (pasukan) berkuda.
c. Tangsi, markas tentara.
d. Tempat diwakafkan untuk fakir miskin.
e. Hati, dalam bahasa Indonesia kata ribath mengandung arti gedung atau
tempat melakukan ibadah dan kewajiban lain.15
Sebagian tokoh mengatakan bahwa istilah ribath di ambil dari firman Allah
Swt. dalam surat al-anfal ayat 60
اّلل َوعَدُ ذو ُ ُْك َو ٓا َخ ِرْي َن ِم ْن ِ ِّ ٓ َو َا ِعد ْهوا لَه ُْم ذما ْاس َت َط ْع ُ ُْت ِِّم ْن قُ ذو ٍة ذو ِم ْن ِِّر ََب ِط الْ َخ ْيلِ ُت ْر ِه ُب ْو َن ِب ٖه عَدُ ذو
اّلل يُ َو ذف ِالَ ْي ُ ُْك َو َان ُ ُْْت َْل ت ُْظلَ ُم ْو َنِ ِّ ٓ َِش ٍء ِ ِْف َس ِب ْيل ْ َ د ُْوِنِ ِ ْ ْۚم َْل تَ ْعلَ ُم ْوِنَ ُ ْ ْۚم َا ٓ ِّ ُّلل ي َ ْعلَ ُمه ْ ُْۗم َو َما تُ ْن ِف ُق ْوا ِم ْن
13
Emroni, Kontribusi Lembaga Sufi Dalam Pendidikan Islam, jurnal tafsir, vol. 3 No. 5, Januari-Maret,
2015, hlm. 122.
14
Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2014),
hlm. 43.
15
Emroni, Kontribusi Lembaga Sufi Dalam Pendidikan Islam, Hlm. 121.
9
“dan siapkanlah untuk menghadapi mereka (orang-orang kafir) kekuatan apa
saja yang kamu sanggup dan dari ribet al-khail (kuda-kuda yang ditambahkan
untuk berperang). (Dengan persiapan itu), kamu menggetarkan musuh-
musuhmu dan orang-orang selain mereka yang tidak kamu ketahui, sedangkan
Allah mengetahui.”
10. Khanaqah
Khanaqah (Arab: ) خانقاهBerasal dari bahasa persi Okhaniqah yang dalam
bentuk jamaknya adalah khanaqaha. Ada juga yang berpendapat bahwa honako
itu berasal dari bahasa Arab khanqah yang dalam bentuk jamaknya adalah
khawaniq, semuanya itu bermakna ruang atau rumah. Namun istilah ini baru
mendapat perhatian dari para sejarawan setelah abad ke-4/10.17
16
Emroni, Kontribusi Lembaga Sufi Dalam Pendidikan Islam, Hlm. 122.
17
Emroni, Kontribusi Lembaga Sufi Dalam Pendidikan Islam, Hlm. 123.
10
5. Lembaga pendidikan Islam bersifat terbuka, yakni dapat diakses atau digunakan
untuk seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai latar belakang keahlian status
sosial ekonomi budaya, dan lain-lain sebagainya. Hal ini sejalan dengan prinsip
Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.
6. Lembaga pendidikan Islam berbasis masyarakat hal ini selain karena lembaga
pendidikan Islam tersebut dapat digunakan oleh seluruh masyarakat, juga karena
dibangun dan diadakan oleh masyarakat.18
18
Abudin Nata, filsafat Pendidikan Islam, hlm. 194-195.
11
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari pemaparan diatas adalah sebagai berikut:
1. Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan
berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
2. Macam-macam lembaga pendidikan islam ada sembilan yaitu:
a. Rumah
b. Masjid
c. Pondok pesantren
d. Madrasah
e. Kuttab ( ) كتاب
f. Al-hawanit Al-warraqin
g. Al-shalunat Al-adabiyah ( ) الصالونات االدبية,
h. zawiyah ( ) زاوية
i. Ribath ( ) رباط
j. Khanaqah ( ) خانقاه
3. Lembaga pendidikan bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak
mulia.
B. Saran
Pemakalah mengharapkan agar apa yang telah dijelaskan di atas dapat dipahami
oleh pembaca sekalian, sekaligus bermanfaat bagi kita semua. Selanjutnya, kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan sebagai pembangun guna memperbaiki dalam
pembuatan makalah berikutnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Abdillah Syukur, Taufik. Ilmu Pendidikan Islam. Depok: Raja Grafindo Persada. 2020.
13