Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

PARADIGMATIK PENDIDIKAN ISLAM


LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Disusun oleh :
IMA RAHWANI

SEMESTER III

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


SERDANG BEDAGAI

TA. 2019 / 2020


KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur dan sholawat serta salam selalu saya
limpahkan kepada ALLAH SWT serta NABI MUHAMMAD SAW. Atas rahmat dan
hidayahnya saya mampu menyusun makalah ini sesuai dengan harapan.
Dalam makalah ini saya membahas tentang “Lembaga Pendidikan Islam”. Semoga
adanya makalah ini dapat membantu referensi bagi teman-teman dalam menambah
pengetahuan yang luas.
Tak ada gading yang tak retak, kritik dan saran tetap saya nanti-nantikan guna
perbaikan makalah selanjutnya.

Medan, 22 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN 
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam ................................................................... 3
B. Tanggung Jawab Lembaga-Lembaga Pendidikan .................................................. 4
C. Jenis-Jenis Lembaga Pendidikan Islam .................................................................. 5
D. Tri Pusat Pendidikan ............................................................................................... 10

BAB III PENUTUP......................................................................................................... 11


KESIMPULAN ................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan komponen terpenting untuk membentuk dan mewarnai corak hidup
masyarakat. Pendidikan Islam sangat penting bagi ummat Islam karena dapat mempelajari
ilmu pengetahuan dan yang lainnya. Pendidikan Islam dikenal sejak zaman Nabi sampai
sekarang. Di Indonesia mengenal pendidikan Islam sejak Islam datang ke Indonesia.
Pendidikan ini memakai sistem sorongan/perorangan dan berlangsung secara sangat
sederhana serta tidak mengenal strata atau tingkatan seperti pada pesantren dan kemudian
berkembang dengan sistem kelas seperti pada pendidikan madrasah.
Kalau kita berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia, sangatlah erat hubungannya
dengan lembaga-lembaga pendidikan karena suatu pendidikan pasti ada lembaga yang
membantu. Lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses
pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan, dan itu dimulai dari
lingkungan keluarga. Seperti dalam firman Allah swt dalam QS. At-Tahrim: 6, yaitu: “Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Pada ayat ini diperintahkan untuk memberi peringatan dan dakwah pada keluarga.
Berdasarkan beberapa bentuk lembaga pendidikan Islam tersebut, tampaknya sangat berperan
dalam penyelenggaraaan pendidikan Islam. Oleh karena itu kami akan membahas lebih
mendalam mengenai lembaga pendidikan Islam dalam makalah kami kali ini yang berjudul
“Lembaga Pendidikan Islam”

B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari lembaga pendidikan Islam ?
2. Apa tanggung jawab lembaga pendidikan Islam ?
3. Apa jenis-jenis lembaga-lembaga pendidikan ?
4. Apa-apa saja tri pusat pendidikan ?

1
C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui dari lembaga pendidikan Islam
2.      Untuk mengetahui tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis lembaga pendidikan Islam
4.      Untuk mengetahui Apa-apa saja tri pusat pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya


pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Adanya
kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses pemberdayaan umat, merupakan tugas
damn tanggung jawabnya yang kultural dan edukatif terhadap anak didik dan masyarakatnya
yang semakin berat. Tanggung jawab lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya
menurut pandangan Islam adalah erat kaitannya dengan usaha menyukseskan misi sebagai
seorang muslim.
Lembaga pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran yang dicetuskan oleh
kebutuhan–kebutuhan masyarakat yang didasari, digerakkan dan dikembangkan oleh jiwa
Islam (al-Quran dan Al-Sunnah). Lembaga pendidikan Islam secara keseluruhan, bukanlah
sesuatu yang datang dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya
mempunyai hubungan erat dengan Islam secara umum. Islam telah mengenal lembaga
pendidikan sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. Rumah al-
Arqam bin Abi al-Arqam merupakan lembaga pendidikan yang pertama.

A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam


Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk
pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan
atau melakukan sesuatu usaha. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa lembaga
mengandung dua arti, yaitu:
1) Pengertian secara fisik, materil, konkrit
2) Pengertian secara non-fisik, non-materil dan abtsrak
Dalam bahasa Inggris, lembaga disebut institut (dalam pngertian fisik), yaitu sarana atau
organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, dan lembaga dalam pengertian non-fisik atau
abstrak disebut institution, yaitu suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga
dalam pengertian fisik disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam pengertian nonfisik
disebut dengan pranata.
Ada dua unsur yang kontradiktif dalam pengertian lembaga, pertama pengertian fisik
materil, konkret, dan kedua pengertian secara nonfisik, non materil dan abstrak. Terdapat dua
versi pengertian lembaga dapat dimengerti karena lembaga diinjau dari beberapa orang yan
mengerakkannya, dan ditinjau dari aspek nonfisik lembaga merupakan suatu sistem yang
berperan membantu mencapai tujuan.

3
Adapun lembaga pendidikan Islam secara terminologi dapat diartikan suatu wadah atau
tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam. Dari definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian konkrit berupa sarana dan prasarana
dan juga pengertian secara abstrak, dengan adanya norma-norma dan peraturan-peraturan
tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri.
Secara terminologi menurut Hasan Langgulung lembaga pendidikan adalah suatu sistem
peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma,
ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang tertulis atau tidak, termasuk perlengkapan
material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang
dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat
kelompok itu melaksanakan peraturan-peraturan tersebut adalah mesjid, sekolah, kuttab dan
sebagainya.
Pendidikan Islam termasuk bidang sosial sehingga dalam kelembagaannya tidak
terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga sosial tersebut terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
1) Asosiasi, misalnya universitas, persatuan atau perkumpulan
2) Organisasi khusus, misalnya penjara, rumah sakit dan sekolah-sekolah
3) Pola tingah laku yang menjadi kebiasaan atau pola hubungan sosial yang mempunyai
hubungan tertentu.
Lembaga sosial adalah himpunan norma-norma tentang keperluan-keperluan pokok di
dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan lembaga pendidikan
adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola tingkah laku,
peranan-peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai
otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.
Berdasarkan uraian di atas, lembaga pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai
badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap
anak didik. Adapun lembaga pendidikan Islam dapat diartikan dengan suatu wadah atau
tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses
pembudayaan.

B. Tanggung Jawab Lembaga-lembaga Pendidikan


Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam
adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi dalam tiga macam tunttan hidup seorang
muslim,yaitu:

4
1. Pembebasan manusia dari ancaman api neraka sesuai firman Allah: “Jagalah dirimu
dan keluargamu dari ancaman api neraka” (QS. At-Tahrim: 6)
2. Pembinaan umat manusia menajdi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan
keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat
3. Membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya dengan
ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya untuk
menghambakan dirinya kepada Khaliqnya.

C. Jenis-jenis Lembaga Pendidikan Islam


Berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan,
maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut
dilaksanakan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang jenis-jenis lembaga
pendidikan Islam harus ditinjaunya dari berbagai aspek, seperti yang akan dijelaskan sebagai
berikut.
a) Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Ajaran Islam sebagai Asasnya
Dalam ajaran islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah melembaga
dalam jiwa seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan Allah swt maupun
amal yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmud
Syaltut mengemukakan bahwa ajaran Islam mencakup aspek aqidah, syariah dan
muamalah yang dapat membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik.
Asas seluruh ajaran dan amal islam adalah iman. Islam telah menetapkan norma- norma
dalam mengajarkan ajaranya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sidi Ghazalba.
Bahwa jenis lembaga pendidikan Islam yang serba tetap dan tidak boleh berubah dan
tidak mungkin berubah adalah:
1) Rukun iman adalah asas ajaran dan amal islam
2) Ikrar, keyakinan atau pengucapan dua kalimat syahadat, adalah lembaga
pernyataan
3) Thaharah, lembaga penyucian
4) Shalat, lembaga utama diri
5) Zakat, lembaga pemberian wajib
6) Puasa, lembaga menahan diri
7) Haji, lembaga kunjungan ke Baitullah
8) Ihsan, lembaga membaiki
9) Ikhlas, lembaga yang menjadikan amal agama
10) Taqwa, lembaga menjaga hubungan dengan ALLAH SWT

5
Adapun lembaga-lembaga yang dapat berubah, karena perubahan norma- norma adalah
sebagai berikut:
1) Ijtihad, lembaga berpikir
2) Fiqih, lembaga putusan tentang hukum yang dilakukan dengan metode ijtihad
3) Akhlak, lembaga nilai- nilai tingkah laku perbuatan
4) Lembaga pergaulan masyarakat (social)
5) Lembaga ekonomi
6) Lembaga politik
7) Lembaga pengetahuan dan tekhnik
8) Lembaga seni
9) Lembaga negara
Agama Islam adalah agama yang universal, serba tetap dan tidak terikat oleh ruang dan
waktu, dan merupakan agama yang diridhai Allah Swt.
b) Lembaga Pendidikan Islam ditinjau dari Aspek Penanggung Jawab
Tanggung jawab kependidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan,
karena tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat dan bangsa dalam upaya
pengembangan manusia sebagai khalifah dibumi. Tanggung jawab ini dapat
dilaksanakan secara individu dan kolektif. Secara individu dilaksanakan oleh orang tua
dan kolektif kerja sama seluruh anggota keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Menurut Al-Qabisy, pemerintah dan orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan
anak baik berupa bimbingan, pengajaran secara menyeluruh. Konsep tanggung jawab
pendidikan yang dikemukakannya ini berimplikasi secara tidak langsung dalam
melahirkan jenis-jenis lembaga pendidikan sesuai dengan penanggung jawabnya.
a. Lembaga pendidikan in-formal (keluarga)
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah persekutuan antar
sekelompok orang yang mempunyai pola-pola kepentingan masing-masing dalam
mendidik anak yang belum ada dilingkungannya.
Dalam islam keluarga dikenal dengan istilah Usrah, dan Nasb. Sejalan dengan
pengertian diatas, keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan pemerdekaan.
Pentingnya serta keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan Islam disyaratkan
dalam Al-Qur’an.
Artinya: “ hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga mu
dari api neraka”. (Tahrim 66:6)
b. Lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah)

6
Abu Ahmad dan Nur Uhbiyato memberi pengertian tentang lembaga pendidikan
sekolah, yaitu bila dalam pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur,
sistematis, mempunyai perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung
mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dan
dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Gazalba memasukkan
lembaga pendidikan formal ini dalam jenis pendidikan sekunder, sementara pendidiknya
adalah guru yang profesional.
Lembaga pendidikan Islam di Indonesia antara lain: raudhatul athfal atau bustanul
athfal, madrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar Islam, madrasah tsanawiyah, sekolah
menengah pertama Islam dan berbagai sekolah lainnnya yang setingkat.
c. Lembaga pendidikan non-formal (masyarakat)
Lembaga pendidikan non-formal adalah lembaga pendidikan yang teratur namun
tidak mengkuti peraturan-peraturan yang tetap dan kuat. Masyarakat merupakan
kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, negara,
kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat memiliki cita-cita yang diwujudkan melalui
peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Islam tidak membebaskan manusia
dari tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, dia merupakan bagian yang
integral sehingga harus tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.
Begitu juga dengan tangung jawabnya dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan.
Berpijak pada tanggung jawab masyarakat di atas, lahirlah lembaga pendidikan
Islam yang dapat dikelompok dalam jenis ini adalah:
1. Mesjid, mushalla, langgar, surau dan rangkang
2. Madrasah diniyah yang tidak mengikuti ketetapan resmi
3. Majlis ta’lim, taman pendidikan al-Quran, taman pendidikan seni al-Quran,
wirid remaja/dewasa
4. Kursus-kursus keislaman
5. Badan pembinaan rohani
6. Badan-badan konsultasi keagamaan
7. Musabaqah tilawah al-Quran

c) Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Aspek Tempat dan Waktu


Pada mulanya pendidikan Islam oleh Nabi saw secara sembunyi dan disampaikan
melalui individu ke individu. Tetapi setelah pemeluk Islam bertambah banyak diperlukan
lembaga pendidikan supaya pelaksanaan pendidikan lebih efektif dan efektif.

7
Untuk lebih sistematisnya uraian, maka akan membagi bentuk lembaga pendidikan itu
berdasarkan babakan sejarah pendidikan Islam, yaitu:
a. Periode Pembinaan
Lembaga pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga. Dalam
sejarah, bahwa rumah tangga yang dijadikan basis dan markas pendidikan Islam
pertama adalah rumah tangga (dar) Arqam bin Abi Arqam. Rumah sebagai lembaga
sosial pendidikan dalam Islam diisyaratkan Al-Qur'an. Firman Allah swt:
Artinya: “Ajarilah keluargamu yang terdekat” (Asy-Syu'ara’ ayat 214)
Secara formal di rumah Arqam inilah Nabi saw mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam
kepada para sahabat, dan di sini pula Nabi saw menerima para tamu yang ingin bertanya
tentang ajaran Islam dan orang yang ingin masuk Islam.
Hijrah Nabi saw ke Madinah merupakan pertanda bagi terbukanya lembaga pendidikan
baru dalam sejarah pendidikan Islam, di samping keluarga. Lembaga pendidika baru
adalah masjid. Sudah menjadi tradisi di dalam Islam semenjak Nabi bahwa rumah suci
mesjid menjadi tempat melatih dan memimpin anak-anak muda dengan berbagai
kepandaian dan dengan latihan akhlak yang tinggi. Masjid dalam sejarah pendidikan
Islam tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai
pusat pendidikan dan kebudayaan. Di masjid dilaksanakan proses pembelajaran, baik di
dalam masjid itu sendiri maupun di samping masjid dalam bentuk Suffah atau Kuttab.
Proses pendidikan di masjid ini pada umumnya dengan menggunakan sistem balaghah
(guru duduk di masjid dan murid-murid duduk mengelilinginya).
Karakteristik yang menonjol dari pendidikan Islam pada periode ini adalah bahwa
pendidikan itu diberikan dengan cuma-cuma dan merupakan kewajiban bagi setiap anak
orang Islam untuk mendapatkannya serta dapat mendorong anak didik untuk
menggunakan pikiran dan mendorong mereka melakukan penyelidikan Illahiyah.
b. Periode Keemasan
Periode keemasan dan kejayaan pendidikan Islam terjadi pada masa Dinasti Abasiyah
ataupun masa Dinasti Umayah di Spanyol. Pada periode ini daerah kekuasaan Islam
meluas dari India dan Asia Tengah dan sampai ke Spanyol dan Maroko. Lembaga
pendidikan periode ini selain keluarga, masjid dan kuttab adalah masjid jami’, istana
khalifah, umah-rumah para pangeran, menteri dan ulama, kedai dan toko buku, salon-
salon kesusastraan, ribath, rumah-rumah sakit (al-birraristan), observaorim, dan tempat-
empat eksperimen ilmiah serta dar al hikmah, bait al-hikmah dar al-ilm, ataupun dar al-
kutub. Adapun karateristik yang menonjol pada periode ini adalah:

8
1. Kesempatan untuk mendapat pendidikan kepada anak setiap orang Islam dengan
cuma-cuma
2. Sifatnya universal, toleran, berpikiran luas, kreatif, dinamis, rasional, terdapat
keseimbangan antara ilmu dan agama dan sumbernya dari al-Quran dan al-
Hadits.

c. Periode Penurunan
Periode dimulai pada permulaan abad ke-11 M sampai abad Ke-15 M. Pada periode ini
perkembangan kebudayaan, peradaban dan sains menurun di Timur Tengah. Lembaga-
lembaga pendidikan Islam umumnya ditekankan fungsinya kepada studi keagamaan dan
tempat pendidikan dan latihan bagi keperluan politik guna mempertahankan
kepercayaan dan politik Islam. Karakteristik yang menonjol adalah tumbuhnya sekolah-
sekolah untuk anak yatim dan anak-anak orang miskin, yaitu di bawah raja-raja Mamluk
di Mesir dan Syiria.
d. Periode Stagnasi dan Kehancuran
Periode ini terjadi pada abad ke-15 sampai abad ke-19. Keadaan lembaga pendidikan
Islam pada masa ini mundur dan bahkan mengalami kehancuran. Masjid-masjid dan
sekolah-sekolah yang terbesar dalam dunia Islam tampak megah dan indah, namun
muridnya hanya sedikit dan mereka umumnya hanya mempelajari fiqh. Perhatian
mereka terhadap ilmu keduniaan seperti ilmu ekonomi berkurang sekali. Akibatnya
bantuan ekonomi dan kebudayaan bagi pendidikan juga berkurang.
e. Periode Modern
Pada permulaan abad ke-19 M dari periode ini umat Islam sudah mulai sadar akan
kelemahan dan kemunduran kebudayaan dan peradabannya bila dibandingkan dengan
dunia barat yang sudah maju. Kemajuan yang didapat oleh dunia Islam dalam bidang
pendidikan sekarang di samping hasil gerakan reformasi yang dilancarkan oleh
pemimpin umat Islam sebelumnya seperti Muhammad Ibn Abd Wabhab yang antara
lain menganjurkan kembali kepada al-Quran, Hadits, masa kehidupan Nabi saw di masa
Khulafaur Rasyidin. Di bawah pengaruh kebudayaan Barat modern sistem sekolah-
sekolah dasar, menengah, sekolah-sekolah kejuruan, sekolah-sekolah teknik, dan sampai
pada sistem universitas yang ada di Arab dan dunia Islam dipengaruhi ata disesuaikan
(adaptasi) menurut pola Barat dan begitu juga halnya dalam hal penyusunan silabus dan
kurikulum. Usaha-usaha umat Islam dalam memodernisasikan pendidikan kebudayaan
Barat modern telah menimbulkan dualisme lembaga (institusi) pendidikan, yaitu:

9
1) Lembaga pendidikan Islam yang hanya berorientasi ke Barat dalam membangun
masa depannya
2) Lembaga pendidikan yang hanya berorientasi ke masa lampau (zaman klasik.
Kedua bentuk pertentangan yang ada dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam ini
harus diatasi, agar masyarakat tidak salah tafsir dalam menilai warisan peninggalan
kebudayaan, adat dan peradaban Islam klasik dan dalam menerima kemajuan yang
didapat dari kebudayaan modern mengingat warisan zaman klasik Islam masa lampau
itu jiwa dan semangat pendidikan dan ilmiahnya masih relevan dengan masa sekarang.

D. Tri Pusat Pendidikan


Di Indonesia terkenal pula Tri Pusat Pendidikan, yaitu:
1. Lingkungan Keluarga : Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan
pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan
bimbingan.
2. Lingkungan Sekolah : Kehidupan di sekolah merupakan suatu jembatan yang
menghubungkan antara kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam
masyarakat. Di sekolah anak-anak mendapatkan pengajaran dan pendidikan
dibawah asuhan seorang guru.
3. Lingkungan Masyarakat : Lingkungan masyarakat mempunyai arti yang lebih
dari arti suatu lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Pengawasan tingkah
laku perbuatan anak dalam lingkungan masyarakan dilakukan oleh petugas-
petugas hukum dalam masyarakat, atau juga orang-orang lain yang berada dalam
masyarakat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari pemaparan di atas adalah seagai berikut:
2. Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya
pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
3. Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam
adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi dalam tiga macam tunttan hidup
seorang muslim,yaitu: Pembebasan manusia dari ancaman api neraka, pembinaan umat
manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup
bahagia di dunia dan di akhirat, membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan
sinar keimanan.
4. Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu dilihat dari
ajaran Islam sebagai asasnya, ditinjau dari aspek penanggung jawab, dan dilihat dari
aspek tempat dan waktu.
5. Di Indonesia dikenal juga Tri Pusat Pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Diakses dari : http://www.tugasku4u.com/2013/07/makalah-lembaga-pendidikan-islam.html


Ahmad, H. Zainal Arifin. 1976. Memperkembangkan dan Mempertahankan Pendidikan Islam
di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang
M. Arifin. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Ramayulis, H. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

12

Anda mungkin juga menyukai