KELOMPOK 1 :
Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka
menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin. Namun, sebagai
manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak luput dari
berbagai kekurangan
Kelompok 1
DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................5
A. Alquran sumber ilmu pengetahuan.....................................................5
B. Al-quran, Ilmu pengetahuan, dan Agama...........................................5
C. Motivasi Islam dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan...............6
BAB III PENUTUP........................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
ajaran agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama
yang artinya “tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada
kehendak atau ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah
menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi,
selalu berada dalam keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-
aturan Ilahi. Allah memerintahkan manusia untuk meneliti alam semesta
yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu
menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu pengetahuan.
Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf yang sama:
ain-lam-mim.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang
tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu
karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang
diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk
yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita
selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi
dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita
gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus
memperhatikan beberapa hal yang penting.
Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu
baik untuk kita. Terkadang ada pula yang menggunakan bahan – bahan
berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada
yang menyalahgunakan hasil penelitian tsb. Sesungguhnya Allah melarang
kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S.
Al-A’raf : 56).
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah sangat dekat kepada orang – orang yang berbuat baik.”
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai
khalifah dimuka bumi. Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan
seluruh isinya agar tetap asri. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita
sebagai khalifah dibumi ini?!!, yaitu karena manusia memiliki akal untuk
berfikir dan mengenali lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia
dengan makhluk hidup lainnya. Bahkan malaikat pun pernah protes
lantaran adam memiliki jabatan sebagai khalifah. Seperti yang dikatakan
Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-Baqarah : 34
“Dan ingatlah tatkala kami berkata kepada malaikat: Sujudlah
kamu kepada Adam! Maka sujudlah mereka, kecuali iblis enggan dia dan
menyombongkan diri, karena dia adalah dari golongan makhluk yang
kafir.”
Dengan surat tersebut menjelaskan bahwa kemampuan berfikir
itulah yang membuat manusia dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi ini
jika dibandingkan dengan malaikat yang kita ketahui sebagai makhluk
yang maksum dari dosa. Bisa disimpulkan bahwa untuk menjadi khalifah
tidak hanya bertasbih menyebut asma-Nya tapi juga kemampuannya dalam
mengenali lingkungannya dan berfikir. Ini adalah karunia yang besar bagi
kita. Seharusnya kita bersyukur dan mampu memanfaatkannya dengan
baik.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah alquran sebagai sumber ilmu pengetahuan ?
2. Bagaimanakah Al-quran, Ilmu pengetahuan, dan Agama?
3. Bagaimanakah Motivasi Islam dalam Mengembangkan Ilmu
Pengetahuan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui alquran sumber ilmu pengetahuan
2. Untuk mengetahui al-quran, Ilmu pengetahuan dan Agama?
3. Untuk mengetahui motivasi islam dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Ilmu Pengetahuan
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan secara umum
Kata Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan (dalam bahasa Inggris:
science; dalam bahasa Arab: )الع ْلـ ُم
ِ memiliki pengertian “usaha-usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia”.
Ilmu adalah pengetahuan, pengetahuan yang berasaskan
kenyataan dan telah disusun dengan baik. Ilmu bukan sekadar
pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumi sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu.
Pengertian secara ilmiah yang paling sering digunakan, ilmu
adalah kumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari
aktivitas penelitian dengan metode ilmiah. Pengetahuan merupakan
akuisisi terendah yang diperoleh dari rangkaian pengalaman tanpa
melalui kegiatan penelitian yang lebih intensif.
Namun, pada dasarnya ilmu dan pengetahuan itu berbeda.
Perbedaan terlihat dari sifat sistematisnya dan cara memperolehnya.
Dalam perkembangannya, pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti,
sedangkan dalam arti material keduanya mempunyai perbedaan. Segi-
segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Dengan kata lain
“Ilmu” berbeda dengan “ilmu pengetahuan”. Demikian juga
“pengetahuan” yang berbeda dengan “ilmu pengetahuan”. Istilah
“pengetahuan” sangat luas maknanya. Oleh karena itu, tambahan kata
“ilmu” dapat mempersempitnya.
Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi, dengan
kata lain ilmu terbentuk dari 3 cabang filsafat yakni ontologi,
epistemologi dan aksiologi, jika ketiga cabang tersebut terpenuhi
berarti sah dan diakui sebagai sebuah ilmu.
b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Menurut Para Ahli
Selain pengertian ilmu pengetahuan secara umum, masih
banyak pendapat dan pandangan para ahli yang berbeda-beda dalam
mendefinisikan apa itu ilmu pengetahuan. Diantaranya adalah sebagai
berikut:
Mohammad Hatta
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang
teratur tentang pekerjaan hukum umum, sebab akibat dalam suatu
kelompok masalah yang sifatnya sama baik dilihat dari
kedudukannya maupun hubungannya.
Dadang Ahmad S
Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan
pengetahuan yang terus menerus hingga dapat menjelaskan
fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
Minto Rahayu
Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara
sistematis dan berlaku umum.
Syahruddin Kasim
Ilmu pengetahuan adalah pancaran hasil metabolisme
ragawi sebagai hidayah sang pencipta yang berasal dari proses
interaksi fenomena fitrawi melalui dimensi hati, akal, nafsu yang
rasional empirik dan hakiki dalam menjelaskan hasanah alam
semesta demi untuk menyempurnakan tanggung jawab
kekhalifahan
Helmy A. Kotto
Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan
pengetahuan yang terus menerus sampai menjelaskan fenomena
dan keberadaan alam itu sendiri.
3. Agama
Definisi ‘agama’menurut wikipedia bahasa Indonesia bisa di klik
disini yaitu sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian
dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Bisa dilihat bahwa definisinya sangat lebar dan tidak spesifik.Kata lain
untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa latin
religio
Religio pada masa Romawi sekitar abad ke satu SM mulanya
digunakan untuk menggambarkan benda-benda atau tempat yang
mempunyai ‘ruh’, atau praktek tertentu dengan sanksi berat karena kuasa
di luar manusia, atau tabu.Lalu kata religio juga digunakan oleh Jerome
ketika menerjemahkan Injil ke bahasa latin untuk menerjemahkan
threskeia dalam bahasa Yunani yang terdapat di Perjanjian Baru yang
maknanya ketaatan religius, praktik ritual, cara pemujaan.
Ketika Calvin menulis tentang Christiana religio pada abad ke 17,
mulailah istilah religi digunakan sebagai suatu tatanan dan konsep
mengenai religi yang paling benar dari bermacam religi-religi.
Dalam masa modern abad ke 19 Marsilio Ficino menerjemahkan
karya Plato ke dalam bahasa latin De Christiana Religione (Agama
Kristen).Sejak itu ungkapan ini menjadi lazim hingga sekarang tetapi
dengan perubahan makna yang hebat dan mendalam.
Pemahaman itu lalu berkembang untuk melabeli konsep-konsep
keimanan di masyarakat lain dengan penambahan –ism, misalnya Hiduism
untuk tradisi di India, Taoism, Confucianism dan Buddhism di
Cina.Masyarakat yang diberi label itu sendiri tidak mengatakan apa yang
dikerjakannya sebagai ‘agama’ karena padanan kata dalam bahasa asli nya
tidak ada.Orang Jawa tidak merasa beragama Jawa, tetapi keyakinan itu
bersatu dengan adat istiadat sehari-hari dan tidak bisa dipisahkan menjadi
suatu entitas tersendiri bernama ‘agama’.Sama halnya dengan bangsa
Mesir kuno, Inca, atau Banten.
Bahasa Ibrani klasik tidak mempunyai kata yang berarti
‘religi’.Perjanjian lama bersih dari konsep dan istilah ini.Dalam Perjanjian
Baru kata yang sering muncul adalah pistis, iman.
Dalam islam ada kata yang hampir sepadan dengan kata religi yaitu
‘diin’.Bentuk jamak diin adalah adyan, tetapi kata ini tidak ada dalam Al
Quran.Dalam Al Quran kata Allah muncul 2697 kali sedang kata Islam
muncul 8 kali.Islam adalah kata benda verbal dari akar kata aslama yang
artinya menyerah, memasrahkan diri, memberikan diri.Kafara merupakan
asal dari kata kafir yang berarti menolak atau menampik.
Dari rangkaian pengetahuan diatas yang saya baca dari buku
Wilfred C Smith - The Meaning and End of Religion membuat saya
mempertanyakan kembali pertanyaan diatas. Apakah ‘agama’ itu? Apakah
dia ada? Kalau istilah agama dengan makna yang sekarang kita fahami
diciptakan pada abad ke 19 oleh Ficino, masih pentingkah istilah itu?
Kita sudah biasa melabeli sifat rekan kita diam-diam.Kita melabeli
mereka sebagai ‘sombong’, ‘saleh’, ‘lurus’, ‘pembohong’, ‘sesat’, ‘murah
hati’.Label ini lebih murni dan jujur untuk menggambarkan sebagian iman
dari rekan yang kita kenal.Adalah mustahil untuk mengetahui iman
seseorang dengan gamblang.Muslim satu dengan yang lainnya bisa
berbeda keimanannya juga tingkah lakunya .Keimanan adalah sangat
personal sekaligus juga komunal.Tetapi seharusnya tidak ada garis merah
perbatasan yang membedakan keimanan seseorang seperti yang sekarang
dilakukan oleh ‘agama’.
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu menguasai IPTEK, antara lain :
1. Negara-negara Barat sudah banyak menguasai ilmu pengetahuan yang
berasal dari dunia Islam. Hal ini menjadikan Negara Barat bisa dengan
leluasa menjatuhkan kekuatan yang dimiliki oleh umat muslim.
2. Negara-negara Barat juga berupaya untuk mencegah Negara-negara Islam
dalam mengembangkan IPTEKnya agar tidak bisa melawan kekuatan
Negara-negara Barat.
https://kemenag.go.id/read/al-quran-dan-ilmu-pengetahuan-v39zy-v39zy-
v39zy-v39zy
https://www.pendidik.co.id/pengertian-al-quran/
https://www.kompasiana.com/mita/54febcbea33311666650fb6e/apa-itu-
agama#:~:text=Apakah%20agama%20itu%3FDefinisi
%20%E2%80%98agama%E2%80%99menurut%20wikipedia
%20bahasa%20Indonesia%20bisa,kebhaktian%20dan
%20kewajiban-kewajiban%20yang%20bertalian%20dengan
%20kepercayaan%20tersebut