DISUSUN OLEH :
ENDANG SULISTYA NINGRUM ( 1762201088 )
DYNASTRI KHAIRUNNISA (1762201241)
QORIAH DWI ANJANI ( 1762201240)
DAFTAR ISI
Halaman cover
…………………………………………………………………………………………………………
……………………… i
Kata pengantar
…………………………………………………………………………………………………………
………………..…… ii
Daftar isi
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………….… iii
Bab I pendahuluan
A. Latar belakang
…………………………………………………………………………………………………
……………….…. 1
B. Rumusan masalah
…………………………………………………………………………………………………
………….…. 2
C. Tujuan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………..….. 3
Bab II pembahasan
A. Hakikat ayat ALLAH SWT
………………………………………………………………………………………………..
……. 4
B. Kesatuan antara ayat Qauliyan dan ayat Kauniyah
………………………………………………………………. 5
C. Interkoneksitas dalam memahami ayat Qouliyah
…………………………………………………………..……. 6
Bab III penutup
A. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
………………….…... 7
B. Saran
…………………………………………………………………………………………………
………………………………... 8
Daftar pusaka
…………………………………………………………………………………………………………
……………………….. 8
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT Tuhan Yang
Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga kami telah menyelesaikan makalah
yang berjudul “Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan” ini bisa selesai pada
waktunya guna memenuhi tugas AIKA V pada semester 5.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu
baik untuk kita. Terkadang ada yang menggunakan bahan – bahan
berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada
yang menyalahgunakan hasil penelitian tsb. Sesungguhnya Allah
melarang kita membuat kerusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya
dalam (Q.S. Al-A’raf : 56).
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang –orang
yang berbuat baik.”
C. Tujuan Masalah
10) Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya menyuburkan tumbuh-
tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan
ternakmu.
11) Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-
tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang memikirkan.
12) Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan
untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan
perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya),
13) dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di
bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang mengambil pelajaran.
14) Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar
kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
15) Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu
tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan
jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
16) dan Dia ciptakan) tanda-tanda (penujuk jalan). Dan dengan
bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.
17) Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang
tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran?
Di dalam Al-Qur'an, Allah mengajak orang-orang yang berakal agar
memikirkan hal-hal yang biasa diabaikan orang lain, atau yang biasa
dikatakan sebagai hasil evolusi, kebetulan, atau keajaiban alam belaka.
Sebagaimana kita lihat dalam ayat tersebut, orang-orang yang berakal
melihat ayat-ayat Allah dan berusaha untuk memahami ilmu, kekuasaan
dan kreasi seni-Nya yang tak terhingga dengan mengingat dan
merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah tak terbatas, dan ciptaan-
Nya sempurna tanpa cacat. Bagi orang yang berakal, segala sesuatu di
sekeliling mereka adalah tanda-tanda penciptaan oleh Allah SWT.
B. KESATUAN AYAT QAULIYAH DAN KAUNIYAH
Allah swt. tidak menampilkan wujud DzatNya Yang Maha Hebat di
hadapan makhluk-makhlukNya secara langsung dan dapat dilihat seperti
kita melihat sesama makhluk. Maka, segala sesuatu yang tampak dan
dapat dilihat dengan mata kepala kita, pasti itu bukan Tuhan. Allah
menganjurkan kepada manusia untuk mengikuti Nabi Muhammad SAW
supaya berpikir tentang makhluk-makhluk Allah. Jangan sekali-kali berpikir
tentang Dzat Allah. Makhluk-makhluk yang menjadi tanda kebesaran dan
keagungan Allah inilah yang disarankan di dalam banyak ayat Al-Qur’an
agar menjadi bahan berpikir tentang kebesaran Allah.
1. Pengertian Ayat Qauliyah dan Kauniyah
a. Ayat Qauliyah
Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah
SWT. di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek,
termasuk tentang cara mengenal Allah.
QS. At-Tin (95) ayat 1-5 , yang artinya :
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota
(Mekah) ini yang aman; sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke
tempat yang serendah-rendahnya (neraka).
b. Ayat Kauniyah
Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang
diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian,
peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam
ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan
peraturanNya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan
keagungan Penciptanya.
QS. Nuh (41) ayat 53 , yang artinya :
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas
bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu ?
Isyarat adanya fenomena “siklus hidrologi” dapat kata lihat pada surat An-
Nur (24) ayat 43, yaitu:
Artinya :
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, Kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, Kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-
celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit,
(yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-
Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat
awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. ( QS. An – Nur : 43 )
Pada ayat diatas, menunjukkan adanya proses inti yang sedang
berlangsung dan merupakan bagian dari proses “siklus hidrologi.”Kedua
proses itu, yaitu proses penguapan (evaparasi)yang ditunjukkan dengan
kata “awan”dan proses hujan (presipitasi)yang berupa keluarnya air dan
butiran es dari awan.
Dengan demikian, pada pasal ini dijelaskan dan diberikan contoh
hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu yang
memberikan isyarat global tentang fenomena iptek, untuk membantu
menjelaskan dan mencocokkan terhadap ayat Kauniyah. Banyak sekali
contoh yang dapat dikemukakan, akan tetapi karena keterbatasan ruang,
maka dalam hal ini akan dikemukakan dua contoh saja yang amat
terkenal yaitu “Siklus Hidrologi” dan “Konsep Tentang Alam Semesta”.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa :
1. Allah SWT menuangkan sebagian kecil dari ilmu Nya kepada umat
manusia. Dalam Al-Qur'an, manusia diseru untuk merenungi berbagai
kejadian dan benda-benda alam yang dengan jelas menunjukkan kepada
keberadaan dan ke-Esaan Allah beserta Sifat-sifat-Nya.
2. Hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu yang
memberikan isyarat global tentang fenomena iptek, untuk membantu
menjelaskan dan mencocokkan terhadap ayat Kauniyah.
B. SARAN
Mungkin inilah yang bisa kami sampaikan pada penulisan tugas makalah
“INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN”. Meskipun penulisan ini jauh
dari sempurna minimal kita dapat mengambil manfaat dan ilmu dari tulisan
ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan yang saya tuliskan, karena saya
hanyalah manusia yang adalah tempat salah dan dosa, dan saya juga butuh
saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik
daripada masa sebelumnya.
Dengan selesainya makalah ini kami berharap dapat mendekatkan
diri kepada sang Khalik sebagai rasa syukur kita terhadap belas kasihnya
yang telah mengutus orang pilihan-Nya kepada kita, dan tak lupa kami
sebagai manusia yang tak luput dari salah tentunya meminta maaf atas
ketidaksempurnaan penyusunan makalah ini karena kami sadar kita masih
dalam tahap belajar.
DAFTAR PUSTAKA