Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANUSIA DAN AKHLAK


Dosen pengampu : Agus Saefudin, S.Ag.

Disusun Oleh :
Ahmad Muzammil 19311006
Jenni Miranda 9882405121311057
Rachma Meidisar Dwikinanti 9882405121311046
Shafira Qurrotu Ainin Afa 9882405121311035

PRODI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN DESAIN
UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS INDONESIA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 16 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan...............................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAAN......................................................................................................2
2.1 Hakekat dan kelebihan manusia dari mahluk hidup lain...............................2
2.2 Fungsi dan tanggung jawab manusia dalam Islam.........................................4
2.3 Akhlak dan tipe kepribadian dalam Islam......................................................5
2.4 Ruang lingkup akhlak dan fungsinya..............................................................5
BAB 3 PENUTUP................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbicara mengenai akhlak merupakan pembahasan yang nir terdapat
habisnya. Topik mengenai akhlak adalah pembahasan yang selalu menarik untuk
dibicarakan. Hal ini disebabkan, akhlak yang baik lalu akan berperan menjadi
sistem perangai yang akan membangun harmonisasi pada kehidupan kita.
Sebagaimana akhlak terbagi pada akhlak terpuji & tercela. Namun, sayangnya
akhir-akhir ini akhlak tercela acapkali kita jumpai pada informasi yang menghiasi
paras televisi juga dimedia masa mengenai kemorosotan akhlak.

Contohnya, kehidupan yang berpola bebas yang melanda remaja sebagian


besar dan kasus-kasus lainnya, seperti korupsi, kekerasan, serta lain-lain yang
memperlihatkan bahwa kita sedang menghadapi krisis akhlak. Salah satu upaya
pencegahan akhlak ini tercela dengan menggunakan pendidikan akhlak itu
sendiri.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa hakekat dan kelebihan manusida dari mahluk lain?
2. Bagaimana fungsi dan tanggung jawab manusia dalam Islam?
3. Apa saja akhlak dan tipe kepribadian dalam Islam?
4. Bagaimanakah ruang lingkup akhlak dan fungsinya?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui hakekat dan kelebihan manusia
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tanggung jawab manusia dalam
Islam
3. Untuk mengetahui apa saja akhlak dan tipe kepribadian yang ada dalam
Islam
4. Untuk mengetahui bagaimanakah ruang lingkup akhlak dan fungsinya.

1
BAB 2 PEMBAHASAAN
2.1 Hakekat dan kelebihan manusia dari mahluk hidup lain
Hakikat adalah berasal dari kata Haq yaitu Kebenaran. Hakikat adalah
pancaran dari Ilmu Makrifat. Menyatakan kebenaran serta menghapuskan
kebatilan

Dalam banyak ayat, Alquran memuji-muji manusia karena memiliki


keistimewaan dibanding ciptaan Allah lainnya. Keistimewaan inilah yang
menjadikan manusia memiliki posisi yang lebih mulia dan utama dari
malaikat sekalipun.

Allah SWT berfirman:

“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami
angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami
ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS: Alisra:70

Apa saja keistimewaan yang dimiliki manusia dalam ayat-ayat


Alquran?

a Memiliki Ilmu Pengetahuan

Manusia memiliki potensi kemampuan memahami berbagai macam ilmu,


karena manusia dibekali akal yang dengannya bisa berpikir dan mengolah
berbagai macam ilmu pengetahuan. Suatu kemampuan yang tidak dimiliki
makhluk lainnya.

“Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia


perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama
semua (benda) ini, jika kamu yang benar!. Mereka menjawab, “Mahasuci
Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana. Dia
(Allah) berfirman, “Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama
itu!” Setelah Adam menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah
telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi,

2
dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu
sembunyikan?” (QS: Albaqoroh: 31-33)

b Menjadi Khalifah

Dari sisi wujud, manusia memiliki kepantasan menjadi khalifah di muka


bumi. Memiliki potensi dan kelayakan mewarisi serta menjaga bumi agar tetap
menjadi tempat yang layak ditinggali dan tempat makhluk-makhluk lain bertasbih
kepada Sang Pencipta.

“Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak


menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,
“Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS: Albaqarah:30)

c Malaikat pun Bersujud Kepada Manusia

Di antara bukti lain dari kedudukan tinggi manusia adalah Allah


menyuruh para malaikat-Nya untuk bersujud kepada manusia, sebagai bukti
ketundukan dan ketaatan malaikat kepada perintah Allah.

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya


Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Kemudian apabila telah Aku
sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka
tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.” (QS: Shad:71-72)

d Mampu Mengungkap Rahasia Alam Semesta

“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat


memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu
mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar
padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu
bersyukur.” (QS. Anahl: 14)

e Memiliki Akal Sempurna untuk Mengetahui Baik dan


Buruk

3
Di antara keistimewaan penting manusia adalah pengetahuan baik dan
buruk yang dipahami oleh akalnya. Karena pengetahuan akan kebaikan inilah
yang akan menjadikan manusia sempurna menuju kepada kesucian. Namun
sebaliknya, jika menentang akal dan memperturutkan hawa nafsu akan
mejerumuskan, dan menjadikannya makhluk yang hina.

“Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan


kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang
menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS:
Assyam: 7-10)

f Dibekali Fitrah Tauhid

Manusia dibekali fitrah untuk bertauhid kepada Allah sebagai


penciptanya. Manusia memiliki kecendrungan kepada agama, mencari
pencipta lalu tunduk menyembah-Nya. Jika tidak, niscaya dalam hidupnya
akan senantiasa gelisah. Tidak akan pernah tentram selama belum bersama
Tuhan.

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam);


(sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut
(fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS: Arrum: 30)

2.2 Fungsi dan tanggung jawab manusia dalam Islam


Allah menciptakan manusia dengan segala kesempurnaannya, berbeda
dengan makhluk lain. Karena Allah melengkapi penciptaannya, dengan
adanya akal dan fikiran. Semua ciptaan-Nya tidaklah sia-sia dan dengan
keistimewaan yang Allah berikan, manusia dijadikannya menjadi seorang
khalifah di muka bumi dan menjadikannya seorang ‘abdun.

Peran dan tanggung jawab seorang hamba sangatlah besar dalam


kehidupannya di dunia ini, dan dalam dirinya telah melekat melalui tiga peran
pokok: Yang utama adalah berperan sebagai hamba Allah, selanjutnya

4
sebagai makhluk sosial merupakan peran yang kedua. dan ketiga atau terakhir
adalah sebuah peran yang teramat mulia yaitu sebagai kholifah di muka bumi.

2.3 Akhlak dan tipe kepribadian dalam Islam


2.4 Ruang lingkup akhlak dan fungsinya
Ruang lingkup akhlak dalam pandangan Islam sangatlah luas
sepanjang sikap jiwa atau hajat manusia, mulai dari hajat yang terkecil sampai
hajat yang terbesar.

Muhammad Abdullah Darraz membagi ruang lingkup akhlak menjadi


5 bagian, diantaranya:

1. Akhlak Pribadi (Al-Akhlaq Al-Fardiyah). Terdiri dari:


a. Yang diperintahkan (Al Awanir)
b. Yang dilarang (An-Nawahi)
c. Yang dibolehkan (Al Mubahal)
d. Akhlak dalam keadaan darurat (Al- Mukholafah Bi-Al
Idhtbirar).
2. Akhlak berkeluarga (Al – Akhlaq Al – Usrawiyah)/
Terdiri dari:
a. Kewajiban timbal balik orang tua dan anak (Wajibal nahwa
al-Usbul wa-Alfuru’)
b. Kewajiban suami istri (Wajibal Baina al- Azwaja)
c. Kewajiban terhadap karib kerabat (Wajibal nahwa al-
aqarib)
3. Akhlak bermasyarakat (Al – Akhlak Al – Ijtima’iyah).
Terdiri dari:
a. Yang dilarang (Al- Mahzurrat)
b. Yang diperintahkan (Al- Awamir)
c. Kaidah-kaidah adab (Qowaid al- Adab)
4. Akhlak bernegara (Akhlaq Ad-Daulah). Terdiri dari:
a. Hubungan antara pemimpin dan rakyat (Al – Alaqah baina
Ar-Rais wa As- sya’b)

5
b. Hubungan luar negeri (Al-Alagat Al-Kharijiyyah)
5. Akhlak beragama (Al – Akhlaq Ad – Diniyah).

Yaitu kewajiban terhadap Allah SWT. (Wajibat nahwa Allah).

Dari beberapa uraian diatas Yunahar Ilyas berpendapat bahwa ruang


lingkup akhlak itu sangat luas, mencakup seluruh aspek kehidupan, baik
secara vertikal dengan Allah SWT. maupun secara gorizontal sesama
makhluk Tuhan.

Dan Yunahar Ilyas pun membagi ruang lingkup akhlak menjadi 6


bagian, diantaranya:

a. Akhlak terhadap Allah SWT.


b. Akhlak terhadap Rasulullah SAW.
c. Akhlak terhadap diri sendiri.
d. Akhlak dalam keluarga.
e. Akhlak bermasyarakat.

Fungsi Akhlak :

1. Sebagai Pengamalan Syariat Islam


Sebagai pengamalan Syariat Islam. Islam sebagai agama rahmat
bagi seluruh alam semesta telah, memberikan tuntunan perilaku dan etika
secara sempurna, sehingga dengan niat karena Allah SWT. pengamalan
akhlak yang mulia itu insyaallah akan menjadi ibadah bagi umat islam
yang mengamalkannya.
2. Sebagai Identitas
Sebagai identitas karena akhlak mulia ini di peruntuk kan oleh
Allah kepada manusia yang berakal budi karena dengan tuntunan akhlak
yang mulia akan bisa membedakan antara manusia dengan hewan.
3. Pengatur Tatanan Sosial
Akhlak Mulia Sebagai Pengatur Tatanan Sosial berarti dengan
pengamalan akhlak mulia yang sudah dicontohkan oleh yang Mulia
Saydina Muhammad SAW mengukuhkan bahwa manusia sebagai
makhluk sosial tidak akan pernah bisa dan lepas dari pengaruh

6
lingkungannya. Dengan akhlak mulia ini tatanan sosial yang terbentuk
semakin memberikan makna dan nilai yang tidak saling merugikan.
4. Rahmat Bagi Seluruh Alam
Akhlak Mulia Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam berarti akhlak
mulia yang diperuntukkan bagi manusia tidak hanya mengatur tatanan
hubungan manusia dengan manusia lainnya tetapi juga hubungan antara
manusia dengan makhluk – makluk lain selian manusia dan alam
sekitarnya.
5. Perlindungan Diri dan Hak Asasi Manusia (HAM)
Akhlak Mulia Sebagai Perlindunagn Diri dan Hak Asasi Manusia (
HAM ) berarti dengan menjalin hubungan yang baik berdasarkan hukum
dan syariat agama akan terbentuk hubungan yang saling menghargai dan
saling menguntungkan.

7
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akhlak yang lalu akan berperan menjadi sistem perangai yang akan
membangun harmonisasi pada kehidupan kita. Sebagaimana akhlak terbagi pada
akhlak terpuji & tercela. Adapun itu manusia memiliki kelebihan dari mahluk lain
yang menjadikannya lebih istimewa. Namun, kelebihan itu juga datang dengan tanggug
jawab yang luar biasa untuk dijalankan. Seperti yang utama adalah berperan sebagai
hamba Allah, selanjutnya sebagai makhluk sosial merupakan peran yang kedua. dan
ketiga atau terakhir adalah sebuah peran yang teramat mulia yaitu sebagai kholifah di
muka bumi.

8
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Moh Rivaldi, et al. "Pembentukan Akhlak Dalam Memanusiakan Manusia:
Perspektif Buya Hamka." Pekerti 2.1 (2020): 79-99.
Atik Mardiati, Nurwadjah Ahmad, & Andewi Suhartini. (2021). Konsep Peran dan
Tanggung Jawab Manusia dalam Kehidupan di Dunia dan Implikasinya terhadap
Pendidikan Islam. Jurnal NARATAS, 3(1), 50–54
Khairullah, Khairullah. " Peran dan Tanggung Jawab Manusia dalam al-Qur’an." Al-Fath
[Online], 5.1 (2011): 79-96. Web. 14 Mar. 202
Sahnan, Ahmad. "Konsep akhlak dalam Islam dan kontribusinya terhadap
konseptualisasi pendidikan dasar Islam." Ar-Riayah: Jurnal Pendidikan Dasar
2.2 (2019): 99-112.
Sumber: https://www.jatikom.com/pengertian-akhlakfungsi-ruang-lingkup/

Anda mungkin juga menyukai