Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas


mata kuliah wajib umum Al Islam Universitas Muhammadiyah Jember

Dosen Pengampu :
Ahmad Nur Mahfuda, M. Pd. I

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Nur Azizah (2110411234)
2. Fina Pratna Paramita (2110411214)
3. Khoirunnisa Nur Fauziyah (2110411224)
4. Ayuni Alda Wati Cantika Putri (2110411211)
5. Aditya Irvan Shehan Widodo (2110411222)

MATA KULIAH AL ISLAM UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH JEMBER
2021

I
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... II

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... III

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1

1.2 Tujuan..................................................................................................................... 1

BAB 2. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

1.1 Kajian tentang hakikat manusia dalam islam .................................................... 2

1.2 Asal usul kajian manusia ...................................................................................... 4

1.3 Potensi-potensi manusia ........................................................................................ 5

1.4 Kelemahan-kelemahan manusia .......................................................................... 6

1.5 Sifat-sifat manusia ................................................................................................. 9

1.6 Kelebihan atas makhluk lain ................................................................................ 9

BAB 3. PENUTUP ............................................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

II
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat ALLAH Ta’ala, yang melimpahakan kasih sayang
dan rahmatnya, sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ahmad Nur Mahfuda, M. Pd. I selaku
Dosen pengampu mata kuliah Al Islam.
Makalah ini membahas mengenai Hakikat Manusia dalam Pandangan
Islam. Semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca untuk memperdalam ilmu agama islam.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis terbuka dalam menerima saran serta kritik yang dapat membangun
kesempurnaan dari makalah ini. Akhir kata, besar harapan bagi penulis makalah
ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Jember, 23 September 2021

Penyusun

III
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan yang melibatkan manusia secara
penuh, dilakukan oleh manusia, antar manusia, dan untuk manusia. Dengan
demikian berbicara tentang pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
pembicaraan tentang manusia. Banyak pendapat tentang pendidikan yang
dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada umumya sepakat bahwa
pendidikan itu diberikan atau diselengarakan dalam rangka mengembangkan
seluruh potensi manusia ke arah yang positif. Melalui pendidikan, manusia
diharapkan mampu meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi
pemberian Tuhan kepadanya sehingga menjadi manusia yang lebih baik, lebih
berbudaya, dan lebih manusiawi. Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan
harus terarah, sehingga hasilnya berupa pengembangan potensi manusia, yang
nantinya dapat berdaya guna dan berhasil guna dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan pemahaman yang tepat,
utuh, dan komprehensif tentang hakikat manusia. Berbicara tentang hakikat
manusia, akan mengarahkan kita kepada pertanyaan penting dan mendasar
tentang manusia, yaitu apakah manusia itu?

1.2 Tujuan

1. Menjelaskan kajian tentang hakikat manusia

2. Untuk mengetahui asal-usul manusia

3. Untuk mengetahui potensi-potensi manusia

4. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan manusia

5. Untuk mengetahui sifat-sifat manusia

6. Menjelaskan kelebihan atas makhluk lain

1
BAB 2. PEMBAHASAN

Dalam bagian ini dibahas teori-teori yang berkaitan dengan beberapa


pandangan terkait hakikat manusia meliputi beberapa pandangan yang sedikit
banyaknya memberikan gambaran yang lebih jelas tentang apa sebenarnya
yang dimaksud dengan hakikat manusia, asal-usul kajian manusia, potensi-
potensi manusia, kelemahan-kelemahan manusia, sifat-sifat manusia, dan
kelebihan atas makhluk lain. usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam upaya
pengembangan potensi-potensi manusia tersebut.

1.1 Kajian tentang hakikat manusia dalam islam

Manusia adalah keyword yang harus dipahami terlebih dahulu bila kita
ingin memahami pendidikan. Untuk itu perlu kiranya melihat secara lebih rinci
tentang beberapa pandangan mengenai hakikat manusia.

Menurut pandangan Islam Ada beberapa dimensi manusia, yaitu :


1. Manusia Sebagai Hamba Allah (Abd Allah)
Sebagai hamba Allah, manusia wajib mengabdi dan taat kepada Allah
selaku Pencipta karena adalah hak Allah untuk disembah dan tidak
disekutukan.9 Bentuk pengabdian manusia sebagai hamba Allah tidak
terbatas hanya pada ucapan dan perbuatan saja, melainkan juga harus dengan
keikhlasan hati, seperti yang diperintahkan dalam surah Bayyinah: “Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus …,” (QS:98:5).
Dalam surah adz- Dzariyat Allah menjelaskan: “Tidaklah Aku ciptakan jin
dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Aku.” (QS51:56)

Dengan demikian manusia sebagai hamba Allah akan menjadi


manusia yang taat, patuh dan mampu melakoni perannya sebagai hamba yang
hanya mengharapkan ridha Allah.

2. Manusia sebagai Al-nas


Manusia, di dalam al- Qur’an juga disebut dengan al- nas. Konsep al-
nas ini cenderung mengacu pada status manusia dalam kaitannya dengan
lingkungan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan fitrahnya manusia
memang makhluk sosial. Dalam hidupnya manusia membutuhkan pasangan,
dan memang diciptakan berpasang-pasangan seperti dijelaskan dalam surah
an- Nisa’, “Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah
2
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
istirinya, dan dari pada keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah dengan
(mempergunakan) namanya kamu saling meminta satu sama lain dan
peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.” (QS:4:1).

3. Manusia sebagai khilafah Allah SWT


Hakikat manusia sebagai khalifah Allah di bumi dijelaskan dalam
surah alBaqarah ayat 30: “Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para
malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi.” Mereka berkata:”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu
tidak ketahui.” (QS:2: 30), dan surah Shad ayat 26,“Hai Daud, sesungguhnya
Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi, maka berilah
keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. …” (QS:38:26).

4. Manusia sebagai Bani Adam


Sebutan manusia sebagai bani Adam merujuk kepada berbagai
keterangan dalam al- Qur'an yang menjelaskan bahwa manusia adalah
keturunan Adam dan bukan berasal dari hasil evolusi dari makhluk lain
seperti yang dikemukakan oleh Charles Darwin. Konsep bani Adam mengacu
pada penghormatan kepada nilai- nilai kemanusiaan. Konsep ini
menitikbertakan pembinaan hubungan persaudaraan antar sesama manusia
dan menyatakan bahwa semua manusia berasal dari keturunan yang sama.
Dengan demikian manusia dengan latar belakang sosia kultural, agama,
bangsa dan bahasa yang berbeda tetaplah bernilai sama, dan harus
diperlakukan dengan sama. Dalam surah al- A'raf dijelaskan: “Hai anak
Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa
itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah

3
kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu
bapamu dari surga, …” (QS : 7; 26-27).

5. Manusia sebagai al-insan


Manusia disebut al- insan dalam al- Qur'an mengacu pada potensi
yang diberikan Tuhan kepadanya. Potensi antara lain adalah kemampuan
berbicara (QS:55:4), kemampuan menguasai ilmu pengetahuan melalui
proses tertentu (QS:6:4-5), dan lain-lain. Namun selain memiliki potensi
positif ini, manusia sebagai al- insan juga mempunyai kecenderungan
berprilaku negatif (lupa). Misalnya dijelaskan dalam surah Hud: “Dan jika
Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami ›abut
dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS:
11:9).

6. Manusia sebagai makhluk biologis (al-basyar)


Hasan Langgulung mengatakan bahwa sebagai makhluk biologis
manusia terdiri atas unsur materi, sehingga memiliki bentuk fisik berupa
tubuh kasar (ragawi). Dengan kata lain manusia adalah makhluk jasmaniah
yang secara umum terikat kepada kaedah umum makhluk biologis seperti
berkembang biak, mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan, serta
memerlukan makanan untuk hidup, dan pada akhirnya mengalami kematian.
Dalam al- Qur'an surah al- Mu'minūn dijelaskan: “Dan sesungguhnya Kami
telah men›iptakan manusia dari sari pati tanah. Lalu Kami jadikan saripati itu
air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging, dan
segumpal daging itu kemudian Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk berbentuk lain, maka Maha 1u›ilah Allah, Pencipta yang paling
baik.”(QS: 23: 12-14).

1.2 Asal usul kajian manusia


Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang paling mulia,
baik dilihat dari segi bentuk, kepribadian, akal, pikiran, perasaan, dan
sebagainya. Berbeda dengan makhluk yang lain, meskipun memiliki
kehidupan tetapi tidak memiliki sifat-sifat seperti manusia. Sebagai makhluk
yang paling mulia, ternyata bahan dasar yang dipakai dalam menciptakan
manusia adalah tanah. Maha Besar Allah swt, pencipta yang paling baik. Hal
ini sesuai dengan finnan Allah swt: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman
kepada malaikat, sesunguhnya Aku menciptakan manusia dari tanah. Apabila
telah Ku sempumakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh
(ciptaan)Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."

4
(QS. Shaad: 71-72).

Dalam ayat yang lain juga dijelaskan: "Allah menumbuhkan kamu


dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke
dalam tanah dan mengeluarkan kamu (dari padanya pad.a hari kiamat) dengan
sebenarnya-benarnya. Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,
supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu" (QS. Nuh: 17-20).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa proses (tahapan) penciptaan manusia


melibatkan tanah (kerak bumi) sebagai bahan dasar, penyempurnaan dan
proses pembentukan, serta ditiupkan ruh Allah swt. Proses tersebut
merupakan salah satu tahapan pembentukan manusia dari tanah yang
merupakan salah satu unsur bumi, sebagaimana yang tersurat di dalam ayat
al-Qur'an tentang proses penciptaan manusia.

1.3 Potensi-potensi manusia


Manusia adalah satu – satunya makhluk Allah yang diberi tugas
sebagai khalifah di dunia ini. Maka didalam diri manusia pasti memiliki
potensi – potensi yang dapat mendukung tugasnya sebagai khalifah. Potensi
yang ada pada diri setiap manusia dapat membedakan dengan makhluk
lainnya. Ada tiga potensi yang terdapat pada diri manusia, antara lain :

1. Potensi Akal
Akal adalah karunia Allah Swt yang diberikan kepada manusia yang
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Derajat manusia lebih
tinggi dibandingkan dengan makhluk lain, karena manusia memiliki akal.
Namun Allah Swt menghendaki agar akal manusia tidak digunakan untuk
memikirkan tentang keberadaan dan keEsaan Allah Swt. Jika akal manusia
digunakan untuk memikirkan keberadaan dan keEsaan Allah Swt maka
manusia akan mengenal Allah Swt dan akal akan menjadi bernilai di sisi
Allah Swt. Dengan potensi akal, manusia mampu mencari ilmu pengetahuan,
penemuan-penemuan dan menciptakan segala sesuatu. Sehingga akal dapat
manusia gunakan untuk menciptakan ilmu yang bermanfaat dan menciptakan
segala sesuatu yang mempunyai kemaslahatan bagi manusia lain, dan begitu
pula sebaliknya.

2. Potensi Rohani
Potensi rohani merupakan potensi yang penting bagi manusia. Jiwa
atau Ruh merupakan potensi asasi manusia yang sepenuhnya ditentukan oleh
Allah Swt. Dengan potensi rohani, manusia dapat melihat mana yang haq dan
mana yang bathil, mana yang salah dan mana yang benar, mana yang bersih
dan mana yang kotor. Jika hati manusia bersih tentunya manusia akan
memilih yang haq, benar dan bersih. Dan apabila hati manusia kotor tentunya
5
manusia akan memilih yang bathil, salah dan kotor. Maka dari itu kita sebagai
manusia yang memiliki potensi rohani, kita harus memperkuat keyakinan
agar potensi ini berjalan dengan baik dan benar.

3. Potensi Jasmani
Potensi jasmani manusia sangat didukung oleh kuatnya jasmani.
Kuatnya jasmani sangat didukung oleh asupan makanan bergizi mengandung
zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan juga diikuti oleh istirahat yang cukup.
Selain itu olahraga akan membantu membuat jasmani kita semakin bertambah
kuat. Manusia dapat menggunakan potensi jasmani untuk berbuat amal
kebaikan dan melakukan apa saja yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga,
masyarakat, agama, nusa dan bangsa.

Kesimpulan dari uraian diatas adalah bahwa manusia yang sukses


adalah manusia yang mampu mengoptimalkan ketiga potensi yang dimiliki
semaksimal mungkin secara seimbang sehingga akan terbentuk sosok
manusia yang kuat jasmani, akal dan rohani. ketiga potensi itu harus diisi
bersama-sama secara proporsional.

1.4 Kelemahan-kelemahan manusia


Manusia memang diciptakan Allah sebagai makhluk yang terbaik dari
segi penciptaannya. Manusia di anugerahi akal dan nafsu yang karenanya bisa
membawanya pada kebahagiaan termasuk juga pada kesengsaraan, baik di
dunia terutama di akhirat. Dalam kesempurnaan penciptaan manusia, terselip
juga celah kelemahan dan kekurangan. Kelemahan-kelemahan manusia yang
diberitahu oleh Allah itu lebih kepada sifat, sikap atau perilaku manusia itu
sendiri. Dan sebetulnya kelemahan-kelemahan itu bukan tidak bisa untuk
diantisipasi (dihindari dan diperbaiki), namun bisa tidaknya itu bergantung
bagaimana kemampuan manusia dalam mengelola akal dan nafsunya.
Fakta kelemahan manusia disebutkan dalam Al Quran. Secara kodrati
manusia memiliki kelemahan (QS an-Nisa [4]: 28). Kelemahan manusia yang
disebutkan dalam Al Quran bermacam-macam. Di antaranya merupakan tabiat
buruk manusia.
Berikut beberapa contohnya :
1. Manusia itu suka membantah.
Hal ini terungkap dalam Al Quran surat Al-Kahfi ayat 54 :

‫سانُ ا َ ْوث َ َش ش َْيءٍ َجذ ًَل‬ ِ ‫ٌَََمَ ْذ ص ََّش ْف َىا فِ ْي ٌٰزَا ا ٌْمُ ْش ٰا ِن ٌٍِ َّى‬
ِ ْ َ‫اس ِم ْه ُو ِ ًّ َمث َ ٍۗ ًٍ ََوَان‬
َ ‫ال ْو‬

“Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada


manusia dalam Al-Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan.
Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah.”

6
2. Manusia itu bersifat lemah.
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat An-Nisa ayat 28 :

‫ض ِع ْيفًا‬ َ ‫ال ْو‬


َ ُ‫سان‬ َ ٍِ ‫ع ْى ُى ْم ۚ ََ ُخ‬
ِْ ‫ك‬ َ ّ‫ّٰللاُ ا َ ْن يُّ َخ ِف‬
َ ‫ف‬ ‫يُ ِش ْي ُذ ه‬

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia


diciptakan (bersifat) lemah.”
3. Manusia itu zalim dan bodoh.
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Ahzab ayat 72 :

ْ َ‫ض ََا ٌْ ِجبَا ِي فَاَبَ ْيهَ ا َ ْن يَّحْ ِم ٍْ َىٍَا ََا‬


‫شفَ ْمهَ ِم ْىٍَا‬ ِ ‫ت ََ ْالَ ْس‬ ِ ُٰ ٰ‫سم‬ َ َ‫ضىَا ْالَ َماوَة‬
َّ ٌ‫عٍَى ا‬ ْ ‫اِوَّا ع ََش‬
ٍۗ ‫س‬
‫انُ اِوَّ ًٗ وَانَ َظٍُ ُْ ًما َج ٍُ ُْ ًلا‬ ْ ِ ‫ََ َح َمٍٍََا‬
َ ‫الو‬ْ

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan


gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat
bodoh.”
4. Manusia itu kikir.
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Isra’ ayat 100 :

‫سانُ لَت ُُْ ًسا‬


َ ‫ال ْو‬ ِ ْ َ‫شيَة‬
ِ ٍۗ َ‫ال ْوف‬
ِ ْ َ‫اق ََوَان‬ َ ‫لُ ًْ ٌَّ ُْ ا َ ْوت ُ ْم ت َ ْم ٍِى ُُْنَ َخ َز ۤا ِٕىهَ َسحْ َم ِة َس ِبّ ْي اِرًا َّلَ ْم‬
ْ ‫س ْىت ُ ْم َخ‬ ࣖ
“Katakanlah (Muhammad), “Sekiranya kamu menguasai perbendaharaan
rahmat Tuhanku, niscaya (perbendaharaan) itu kamu tahan, karena takut
membelanjakannya.” Dan manusia itu memang sangat kikir.”
5. Mencintai kehidupan dunia.
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 20 :

‫ا‬
‫اجٍَ َة‬
ِ ‫و َََّّل َب ًْ ت ُِح ُّب ُْنَ ا ٌْ َع‬

“Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia)


mencintai kehidupan dunia.”

7
6. Berputus asa.
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surah Al Fushilat ayat 49 :

َّ ‫سانُ ِم ْه ُدع َۤا ِء ا ٌْ َخي ِِْۖش ََا ِْن َّم‬


ٌ ُْ ُٔ‫سًُ اٌش َُّّش فَ َيـ‬
‫س لَىُ ُْ ٌط‬ َ ‫ال ْو‬
ِ ْ ‫سـَٔ ُم‬
ْ ‫َل َي‬

“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika ditimpa malapetaka,


mereka berputus asa dan hilang harapannya.”
7. Manusia sering tergesa-gesa.
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Anbiya ayat 37 :

ْ َ ‫َس ْي ُى ْم ٰا ٰيتِ ْي فَ ََّل ت‬


‫ست َ ْع ِجٍُ ُْ ِن‬ َ ًٍ ٍۗ ‫ع َج‬
ِ ُ ‫سا‬ َ ‫ال ْو‬
َ ‫سانُ ِم ْه‬ ِْ ‫ك‬
َ ٍِ ‫ُخ‬

“Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan


kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Ku. Maka janganlah kamu meminta
Aku menyegerakannya.”
8. Mudah terpedaya.
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surah Al Infithar : 6

‫غ َّشنَ بِ َشبِّهَ ا ٌْى َِشي ِاْم‬


َ ‫سانُ َما‬
َ ‫ال ْو‬
ِ ْ ‫ٰياَيٍَُّا‬

“Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat


durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Mahamulia.”
9. Menuruti prasangka / dugaan.
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surah Yunus : 36

َ‫ع ٍِ ْي ٌم ۢبِ َما يَ ْفعٍَُ ُْن‬ ‫شيْـًٔ ٍۗا اِنَّ ه‬


َ َ‫ّٰللا‬ َ ِ ّ‫ََ َما يَتَّبِ ُع ا َ ْوث َ ُش ٌُ ْم ا َِّل َظىًّ ٍۗا اِنَّ اٌ َّظهَّ َل يُ ْغىِ ْي ِمهَ ا ٌْحَك‬

“Dan kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan. Sesungguhnya dugaan


itu tidak sedikit pun berguna untuk melawan kebenaran. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
10. Kufur nikmat.
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surah Az Zukhruf : 15

ࣖ ٍۗ ٌ‫سانَ ٌَ َىفُ ُْ ٌس ُّمبِ ْيه‬ ِ ْ َّ‫ََ َجعٍَُ ُْا ٌَ ًٗ ِم ْه ِعبَاد ِٖي ُج ْز ًءا ٍۗاِن‬
َ ‫ال ْو‬

8
“Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian
dari-Nya. Sungguh, manusia itu pengingkar (nikmat Tuhan) yang nyata.”

1.5 Sifat-sifat manusia


Manusia adalah makhluk yang paling mulia dalam pandangan Allah.
Manusia adalah makhluk terbaik yang diciptakan-Nya. Manusia diakui juga
sebagai makhluk sempurna yang dalam dirinya diberikan sifat-sifat. Contohnya
yaitu :
1. Sifat ke-Tuhanan
Manusia memiliki sifat pengasih dan penyayang seperti sifat Allah,
tetapi tentunya dalam kadar yang berbeda dengan yang dimiliki-Nya.
2. Sifat malaikat
Sifat ini yang memberikan manusia berpotensi melakukan kebaikan dan
ketaatan hingga ia menjadi makhluk pilihan Allah SWT yang bisa
sangat mungkin derajatnya sama dengan malaikat.
3. Sifat binatang (bahaim)
Adalah sifat yang menimbulkan nafsu pada diri manusia ketika
menemui lawan jenis. Sifat ini tidak Allah berikan kepada malaikat,
karena malaikat tidak pernah melakukan kemaksiatan.
4. Sifat setan
Sifat setan atau disebut dengan sifat syayathin. Sifat ini memungkinkan
manusia melakukan kesalahan dan dosa. Karena sifat ini kemudian
manusia diharuskan untuk menahan diri dan tidak banyak melakukan
kesalahan sebagaimana dilakukan oleh setan.
Setiap manusia memiliki kecondongan jiwa untuk melakukan
kebaikan dan kemuliaan, tetapi manusia juga memiliki sifat serakah dan rakus
seperti binatang, dan beberapa sifat buruk lainnya. Hal ini lebih bergantung
bagaimana cara kita membawa diri. Jika kita taat kepada Allah SWT serta
meneladani sifat dan sikap tauladan Nabi Muhammad SAW, InsyaAllah kita
akan dijauhkan dari sifat-sifat buruk.

1.6 Kelebihan atas makhluk lain


Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan.
Kelebihan-kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang
bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang
bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat
dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa
melampaui manusia. Ada 4 kelebihan manusia di banding dengan makhluk
lainnya yaitu :
9
1. Makhluk tuhan paling sempurna

Manusia adalah makhluk ciptaan yang berasal dari tanah yang disebut
juga anak keturunan dari nabi Adam as dan Hawa, nabi Adam as adalah
makhluk paling sempurna yang pertama kali diciptakan Allah SWT., atau
dengan kata lain, manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan
sebaik-baik ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain.

2. Makhluk yang dianugrahi akal

Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia
mampu berbudaya.

3. Bertanggung jawab atas segala perbuatannya

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia


bertanggung jawab karena menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya. Ia
menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau
pengorbanannya. Apabila ditelaah lebih lanjut, tanggung jawab merupakan
kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat
perbuatan kita kepada orang lain, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain
kepada kita.

4. Mengabdi kepada allah

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada Ku” (QS. Az-Zariyat: 56
dengan niat mengabdi kepada Allah, kita akan mau mengerti tentang pesan
Allah dalam Alquran bahwa kekuasaan akan dipergilirkan di kalangan
manusia. Dengan demikian, di saat berkuasa akan berusaha mengingat saat-
saat tak berkuasa lagi agar siap apabila hal itu datang.

10
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna dan dalam berbagai
ayat al- Qur'an dijelaskan tentang kesempurnaan penciptaan manusia tersebut.
Kesempurnaan penciptaan manusia itu kemudian semakin “disempurnakan”
oleh Allah dengan mengangkat manusia sebagai khalifah di muka bumi yang
mengatur dan memanfaatkan alam. Allah juga melengkapi manusia dengan
berbagai potensi yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebuTuhan hidup
manusia itu sendiri. Di antara potensi-potensi tersebut adalah potensi akal,
potensi rohani, dan potensi jasmani. Keseluruhan potensi manusia ini harus
dikembangkan sesuai dengan fungsi dan tujuan pemberiannya oleh Tuhan.

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada


hakikatnya manusia berbeda dengan makhluk Tuhan yang lain seperti hewan
ditinjau dari karakteristiknya, potensi-potensi yang dimilikinya dan
kemampuan manusia dalam mengembangkan potensinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Khasinah, Siti. "Hakikat manusia menurut pandangan islam dan Barat." JURNAL
ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran 13.2 (2013).

Kiptiyah, Kiptiyah. "Embriologi dalam al-Qur'an: Kajian pada proses penciptaan


manusia." ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam 8.2 (2007): 163-188.

Tina Aulia, 2010., “Potensi-Potensi Manusia”.


https://tianista.wordpress.com/2010/10/26/potensi-potensi-manusia/. Diakses pada
tanggal 19 September 2021 pukul 15.30

“Kelemahan-kelemahan manusia” https://www.obsessionnews.com/inilah-kelemahan-


manusia-yang-disebut-dalam-al-quran/. Diakses pada tanggal 22 September 2021 pukul
23.22

“Sifat-sifat manusia” https://akurat.co/mengenal-tiga-sifat-manusia-menurut-gus-


miftah#:~:text=Tiga%20sifat%20itu%20adalah%20sifat%20binatang%2C%20setan%2C
%20dan%20malaikat.&text=Sifat%20ini%20yang%20memberikan%20manusia,derajatn
ya%20sama%20dengan%20derajatnya%20malaikat. Diakses pada tanggal 23 September
2021 pukul 12.45

“Kelebihan atas makhluk lain” http://dominique122.blogspot.com/2015/04/kelebihan-


manusia-dibandingkan-
dengan.htmlhttp://dominique122.blogspot.com/2015/04/kelebihan-manusia-
dibandingkan-dengan.html. Diakses pada tanggal 22 September 2021 pukul 22.50

12

Anda mungkin juga menyukai