Dosen Pengampu :
Ahmad Nur Mahfuda, M. Pd. I
I
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... II
1.2 Tujuan..................................................................................................................... 1
3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 11
II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat ALLAH Ta’ala, yang melimpahakan kasih sayang
dan rahmatnya, sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ahmad Nur Mahfuda, M. Pd. I selaku
Dosen pengampu mata kuliah Al Islam.
Makalah ini membahas mengenai Hakikat Manusia dalam Pandangan
Islam. Semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca untuk memperdalam ilmu agama islam.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis terbuka dalam menerima saran serta kritik yang dapat membangun
kesempurnaan dari makalah ini. Akhir kata, besar harapan bagi penulis makalah
ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penyusun
III
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
BAB 2. PEMBAHASAN
Manusia adalah keyword yang harus dipahami terlebih dahulu bila kita
ingin memahami pendidikan. Untuk itu perlu kiranya melihat secara lebih rinci
tentang beberapa pandangan mengenai hakikat manusia.
3
kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu
bapamu dari surga, …” (QS : 7; 26-27).
4
(QS. Shaad: 71-72).
1. Potensi Akal
Akal adalah karunia Allah Swt yang diberikan kepada manusia yang
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Derajat manusia lebih
tinggi dibandingkan dengan makhluk lain, karena manusia memiliki akal.
Namun Allah Swt menghendaki agar akal manusia tidak digunakan untuk
memikirkan tentang keberadaan dan keEsaan Allah Swt. Jika akal manusia
digunakan untuk memikirkan keberadaan dan keEsaan Allah Swt maka
manusia akan mengenal Allah Swt dan akal akan menjadi bernilai di sisi
Allah Swt. Dengan potensi akal, manusia mampu mencari ilmu pengetahuan,
penemuan-penemuan dan menciptakan segala sesuatu. Sehingga akal dapat
manusia gunakan untuk menciptakan ilmu yang bermanfaat dan menciptakan
segala sesuatu yang mempunyai kemaslahatan bagi manusia lain, dan begitu
pula sebaliknya.
2. Potensi Rohani
Potensi rohani merupakan potensi yang penting bagi manusia. Jiwa
atau Ruh merupakan potensi asasi manusia yang sepenuhnya ditentukan oleh
Allah Swt. Dengan potensi rohani, manusia dapat melihat mana yang haq dan
mana yang bathil, mana yang salah dan mana yang benar, mana yang bersih
dan mana yang kotor. Jika hati manusia bersih tentunya manusia akan
memilih yang haq, benar dan bersih. Dan apabila hati manusia kotor tentunya
5
manusia akan memilih yang bathil, salah dan kotor. Maka dari itu kita sebagai
manusia yang memiliki potensi rohani, kita harus memperkuat keyakinan
agar potensi ini berjalan dengan baik dan benar.
3. Potensi Jasmani
Potensi jasmani manusia sangat didukung oleh kuatnya jasmani.
Kuatnya jasmani sangat didukung oleh asupan makanan bergizi mengandung
zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan juga diikuti oleh istirahat yang cukup.
Selain itu olahraga akan membantu membuat jasmani kita semakin bertambah
kuat. Manusia dapat menggunakan potensi jasmani untuk berbuat amal
kebaikan dan melakukan apa saja yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga,
masyarakat, agama, nusa dan bangsa.
سانُ ا َ ْوث َ َش ش َْيءٍ َجذ ًَل ِ ٌَََمَ ْذ ص ََّش ْف َىا فِ ْي ٌٰزَا ا ٌْمُ ْش ٰا ِن ٌٍِ َّى
ِ ْ َاس ِم ْه ُو ِ ًّ َمث َ ٍۗ ًٍ ََوَان
َ ال ْو
6
2. Manusia itu bersifat lemah.
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat An-Nisa ayat 28 :
ا
اجٍَ َة
ِ و َََّّل َب ًْ ت ُِح ُّب ُْنَ ا ٌْ َع
7
6. Berputus asa.
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surah Al Fushilat ayat 49 :
ࣖ ٍۗ ٌسانَ ٌَ َىفُ ُْ ٌس ُّمبِ ْيه ِ ْ َََّ َجعٍَُ ُْا ٌَ ًٗ ِم ْه ِعبَاد ِٖي ُج ْز ًءا ٍۗاِن
َ ال ْو
8
“Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian
dari-Nya. Sungguh, manusia itu pengingkar (nikmat Tuhan) yang nyata.”
Manusia adalah makhluk ciptaan yang berasal dari tanah yang disebut
juga anak keturunan dari nabi Adam as dan Hawa, nabi Adam as adalah
makhluk paling sempurna yang pertama kali diciptakan Allah SWT., atau
dengan kata lain, manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan
sebaik-baik ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain.
Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia
mampu berbudaya.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada Ku” (QS. Az-Zariyat: 56
dengan niat mengabdi kepada Allah, kita akan mau mengerti tentang pesan
Allah dalam Alquran bahwa kekuasaan akan dipergilirkan di kalangan
manusia. Dengan demikian, di saat berkuasa akan berusaha mengingat saat-
saat tak berkuasa lagi agar siap apabila hal itu datang.
10
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna dan dalam berbagai
ayat al- Qur'an dijelaskan tentang kesempurnaan penciptaan manusia tersebut.
Kesempurnaan penciptaan manusia itu kemudian semakin “disempurnakan”
oleh Allah dengan mengangkat manusia sebagai khalifah di muka bumi yang
mengatur dan memanfaatkan alam. Allah juga melengkapi manusia dengan
berbagai potensi yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebuTuhan hidup
manusia itu sendiri. Di antara potensi-potensi tersebut adalah potensi akal,
potensi rohani, dan potensi jasmani. Keseluruhan potensi manusia ini harus
dikembangkan sesuai dengan fungsi dan tujuan pemberiannya oleh Tuhan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Khasinah, Siti. "Hakikat manusia menurut pandangan islam dan Barat." JURNAL
ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran 13.2 (2013).
12