Anda di halaman 1dari 16

MANUSIA MAKHLUK YANG SANGAT SEMPURNA DAN MULIA

Disusun oleh :

Nama : Putri Sarah F


NIM : 1910511037
Kelas/Jurusan : Agama-10 / S1 Informatika

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manusia Makhluk yang Sangat Sempurna dan
Mulia” ini dengan tepat waktu.

Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam bagi mahasiswa kelas Agama-10 jurusan S-1 Informatika Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah Pendidikan Agama
Islam yaitu Bapak Drs. Nizom Zaini, M.Pd I. yang telah memberikan tugas ini sebagai
materi ajar PJJ(Pendidikan Jarak Jauh) yang tengah dilaksanakan untuk beberapa minggu ini.

Semoga makalah ini yang berjudul “Manusia Makhluk yang Sangat Sempurna dan
Mulia” dapat bermanfaat untuk pembaca, kampus, ataupun penulis sendiri.

Jakarta, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
II. PEMBAHASAN.................................................................................................................. 2
A. Manusia Makhluk Ciptaan Allah yang Paling Sempurna.............................................. 2
B. Keunggulan Manusia dari Segi Fisik, Rohani, Akal dan Fikiran...................................3
C. Missinglink Penciptaan Menurut Teori Charles Darwin dengan Al Qur’an..................4
D. Pandangan Al Qur’an Terhadap Manusia sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan yang
Paling Sempurna................................................................................................................. 6
III. PENUTUP........................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 12
B. Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 13

ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan
dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal untuk berfikir
dan di beri tugas untuk menjadi khalifah di bumi yang membedakannya dengan binatang.
Mengenai proses kejadian manusia, dalam Al-Qur’an (QS. Al-Hijr (15) : 28-29)
diterangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya
kemudian ditiupkan ruh kepadanya hingga menjadi hidup. Banyak ahli ilmu pengetahuan
mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia berasal dari makhluk yang
mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi
dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Di lain pihak banyak ahli agama
yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. khususnya agama islam yang
meyakini bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam a.s, disusul Siti Hawa dan
kemudian keturunan-keturunannya hingga menjadi banyak seperti sekarang ini. Hal ini
didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci
masing-masing agama yang mengtakan bahwa Adam adalah manusia pertama.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa manusia disebut makhluk yang sempurna?
2. Apa keunggulan manusiadibanding makhluk lain dilihat dari segi fisik, rohani, akal
dan fikiran?
3. Bagaimana misinglink penciptaan menurut teori Charles Darwin dengan Al Qur’an?
4. Bagaimana pandangan Al Qur’an terhadap Manusia sebagai Makhluk ciptaan Tuhan
yang paling sempurna?

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah PAI
(Pendidikan Agama Islam). Selain itu makalah ini juga dapat menambah wawasan
mahasiswa mengenai hakikat manusia sebagai makhluk terbaik serta mengetahui
bagaimana pandangan Al Qur’an terhadap Manusia sebagai Makhluk ciptaan Tuhan yang
paling sempurna.

1
II. PEMBAHASAN

A. Manusia Makhluk Ciptaan Allah yang Paling Sempurna


Manusia adalah ciptaan Allah swt yang paling indah, paling tinggi, paling mulia
dan paling sempurna, dengan demikian tidak ada makhluk lain dialam ini yang menyamai
keberadaan manusia. Kesempurnaan manusia dengan makhluk Tuhan berpangkal dari
manusia itu sendiri yang memang sempurna dari fisik, akal fikiran, kemampuan dan
karya-karyanya. Manusia mampu berbicara untuk menjelaskan, mendengar untuk
menyadari dan mengerti, melihat untuk dapat membedakan dan mendapatkan petunjuk.
Jika kemampuan-kemampuan ini hilang maka hilanglah derajat manusia, hilanglah sifat
kemanusiaannya dan derajatnya turun setara dengan binatang.
Demikianlah, segala kelengkapan dan piranti manusia seperti panca indera, otak,
bahkan rambut, kulit dan kuku dan sebagainnya yang melekat pada diri manusia memiliki
makna yang melebihi apa yang dimiliki binatang. Belum lagi kelengkapan fungsi akal
fikiran manusia dengan berbagai kemampuannya seperti mencipta, berfikir, berintropeksi
dan sebgaiannya.
Dalam pandangan islam, manusia dikaitkan dengan kisah tersendiri. Menurut Al-
Qur’an manusia lebih luhur dari apa yang didefinisikan oleh kata-kata tersebut. Dalam
Al-Qur’an manusia disebut makhluk yang amat terpuji dan disebut pula sebagai makhluk
yang amat tercela.
Allah SWT berfirman :
“Dan sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mmepunyai mata ( tetapi) tidak dipergunakan melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Merka itulah orang-orang lalai.”
(Al-A’raaf[7]: ayat 179)
Apapun yang ada diri kita ini adalah yang terbaik menurut Allah SWT, jadi kita wajib
mensyukuri apapun yang ada pada diri kita masing-masing.

2
B. Keunggulan Manusia dari Segi Fisik, Rohani, Akal dan Fikiran
1. Dari segi fisik
Dari sisi wujud/fisik, manusia memiliki kepantasan menjadi khalifah di muka bumi.
Memiliki potensi dan kelayakan mewarisi serta menjaga bumi agar tetap menjadi tempat
yang layak ditinggali dan tempat makhluk-makhluk lain bertasbih kepada Sang Pencipta.

“Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.” (QS: Albaqarah:30)

2. Dari segi rohani


Manusia dibekali fitrah untuk bertauhid kepada Allah sebagai penciptanya. Manusia
memiliki kecendrungan kepada agama, mencari pencipta lalu tunduk menyembah-Nya.
Jika tidak, niscaya dalam hidupnya akan senantiasa gelisah. Tidak akan pernah tentram
selama belum bersama Tuhan.

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah
disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan
pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (QS: Arrum: 30).

3. Dari segi akal dan fikiran


Di antara keistimewaan penting manusia adalah pengetahuan baik dan buruk yang
dipahami oleh akalnya. Karena pengetahuan akan kebaikan inilah yang akan menjadikan
manusia sempurna menuju kepada kesucian. Namun sebaliknya, jika menentang akal dan
memperturutkan hawa nafsu akan mejerumuskan, dan menjadikannya makhluk yang hina.

“Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya


(jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya
(jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS: Assyam: 7-10).

3
Manusia memiliki potensi kemampuan memahami berbagai macam ilmu, karena manusia
dibekali akal yang dengannya bisa berpikir dan mengolah berbagai macam ilmu
pengetahuan. Suatu kemampuan yang tidak dimiliki makhluk lainnya.

“Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia perlihatkan
kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini,
jika kamu yang benar!. Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami
ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang
Maha Mengetahui, Mahabijaksana. Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam!
Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!” Setelah Adam menyebutkan nama-
namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku
mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan
apa yang kamu sembunyikan?” (QS: Albaqoroh: 31-33).

C. Missinglink Penciptaan Menurut Teori Charles Darwin dengan Al Qur’an


Para ahli mengungkapkan beragam pandangan mengenai penciptaan manusia
yang masih menimbulkan perdebatan. Salah satu teori ternama mengenai asal-usul
manusia dicetuskan oleh Charles Darwin (1809-1882) yang mengklaim bahwa manusia
bukan saja dekat dengan binatang mengenai susunannya, melainkan juga berasal dari
binatang. Teori ini kemudian didukung oleh dunia keilmuan biologi yang membuktikan
kebenaran adanya suatu evolusi dalam tumbuhan dan binatang.
Sedangakan dalam perspektif agama telah diberikan penjelasan yang
komprehensif melalui kitab-kitab suci mereka mengenai penciptaan manusia. Tidak ada
penjelasan tentang evolusi manusia yang berasal dari binatang di dalamnya.
Maurice Bucaille dalam bukunya Asal-Usul Manusia Menurut Bibel, Alquran,
dan Sains (1992) menyebut bahwa Bibel merupakan kitab suci pertama dari agama
monoestik yang memberikan data tentang asal-usul manusia. Alquran sebagai kitab suci
yang datang setelahnya kemudian tidak lupa memberikan gambaran tentang asal muasal
manusia. Penciptaan manusia yang dijelaskan dalam Alquran pada mulanya diterima oleh
umat Muslim sebagai sesuatu yang berasal dari Tuhan dan diyakini sebagaimana adanya.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pola kritis manusia itu sendiri, telah
banyak kajian mendalam yang mengungkap kebenaran dari penjelasan Alquran tentang
penciptaan manusia. Hal ini menunjukkan adanya kesungguhan umat Muslim untuk

4
semakin menguasai ilmu pengetahuan beriringan dengan pemahaman terhadap Alquran
secara baik.
Jika dilihat, Alquran banyak menjelaskan ayat-ayat tentang penciptaan Adam as.
yang dianggap sebagai manusia pertama di dunia ini. Di satu ayat menyatakan Allah
menyebut bahwa manusia tercipta dari nafs wahidah yaitu Adam as., sebagai bapak
manusia dalam QS. az-Zumar 6, selanjutnya Alquran menyebut bahwa Adam tercipta dari
tanah sebagaimana QS. Shad 71-72, sementara ayat QS. Ath Thariq 5-7 menjelaskan
penciptaan manusia dari air mani yang dipancarkan. Lantas sebenarnya dari apa Adam as.
dan manusia seluruhnya tercipta?
Dikutip dalam buku karya Nadiyah Thayyarah, Buku Pintar Sains Dalam
Alquran (2013), sifat-sifat manusia itu beraneka ragam berdasarkan sifat-sifat tanah.
Keturunan Adam as. terlahir serupa dengan ragam dan jenis tanah itu sendiri. Di antara
kita ada yang berkepribadian lembut seperti tanah yang subur. Adapula yang memiliki
kepribadian yang sulit bahkan keras kepala, seperti tanah yang kering yang tak dapat
menumbuhkan tanaman dan tidak mengandung air.
Sifat-sifat manusia tersebut bermacam-macam sesuai dengan sifat-sifat tanah yang
menjadi bahan penciptaan Adam as. Selanjutnya Ada yang berkulit putih, ada pula yang
hitam dan merah warnanya beragam seperti warna-warna tanah. Tabiat manusia juga
mencerminkan contoh sifat-sifat tanah, karena Allah mengambil satu genggam tanah
yang diambil dari seluruh macam tanah untuk menciptakan Adam as.
Kembali pada teori Darwin, bahwa manusia bukan saja dekat kepada binatang
mengenai strukturnya melainkan juga berasal dari binatang-binatang, demikian halnya
dengan kera. Melalui kebiasaan-kebiasaan tertentu yang dilakukan, akhirnya organisme
berubah secara turun temurun dan jadilah manusia. Dari sinilah Darwin sehingga
mengklaim bahwa manusia berasal dari kera.
Bila kita menganalisa teori Darwin, teori ini lebih dapat diterapkan kepada warna-
warna ulat dan binatang serangga semacamnya yang mengalami perubahan sesuai dengan
warna daun-daun. Hal ini sesuai dengan dunia keilmuan biologi yang menjelaskan
kebenaran teori evolusi dalam dunia tumbuh-tumbuhan dan binatang. Namun apakah
teori ini dapat diterapkan pada manusia?
Penerapan teori ini tidak dapat diterapkan pada manusia karena manusia sekarang
ini berasal dari jenis homo sapiens yang sudah tidak mengalami lagi evolusi semenjak
100.000 abad yang lalu. Jika teori ini benar, seharusnya manusia terus mengalami evolusi
hingga saat ini.

5
Bantahan teori ini juga datang dari pemahaman ulama berdasar pada pemahaman
terhadap Alquran surah al-Baqarah ayat 30. Sebelum terciptanya nabi Adam sebagai
nenek moyang manusia, telah ada makhluk lain yang mendiami bumi ini. Mereka saling
menumpahkan darah di antara mereka sendiri yang menyebabkan mereka punah dan
habis. Itulah sebabnya Allah menciptakan Nabi Adam as. untuk mengganti mereka lalu
mendiami dan memakmurkan bumi.
Ada pula pendapat bahwa manusia adalah keturunan Adam as. (bani Adam)
sebagaimana banyak ayat Alquran menyebut demikian. Adam as. bukanlah hasil evolusi
dari makhluk sejenis kera, dengan dalih bahwa Alquran memanggil Nabi Adam as.
dengan huruf nida’ (ya Adam) serta penggunaan kata ganti tunggal (anta) bukan kata
ganti jama’ (antum).
Pada akhirnya, Alquran memang bukan sepenuhnya kitab ilmu pengetahuan.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa di dalamnya terdapat isyarat-isyarat atau pesan-
pesan moral yang penting untuk mengembangkan beragam ilmu pengetahuan. Kajian
Alquran yang dipadukan dengan ilmu pengetahuan dapat diterima asalkan tidak ada
pemaksaan terhadap ayat-ayat Alquran dan tidak memaksa diri secara berlebihan untuk
menangkap makna-makna ilmiah dari ayat tersebut. Wallahu A’lam.

D. Pandangan Al Qur’an Terhadap Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan


yang Paling Sempurna
1. QS. AT-Tiin ayat 4

Dalam ayat-ayat yang lalu, Allah menerangkan tentang manusia agung


yaitu Nabi Muhammad saw dengan berbagai keistimewaannya, seperti keimanan
yang kokoh, kesucian diri dari dosa-dosa, dan kemuliaan namanya. Dalam ayat-
ayat berikut, Allah bersumpah untuk menegaskan bahwa manusia pun telah Allah
ciptakan sebagai makhluk terbaik dan termulia. Oleh karena itu, jangan diubah
menjadi rendah derajatnya dan hina.

() ϳ Ϯ ⺁ ϧ⺁ ϨϮϘ Ϯ () ϴ ϧ⺁ Ϙ΍ ⺁⺁Ϡ Β () ϴϨϴ琀晦 ϟΒ () 䁓ϳ琀 ⺁Β ϴ䁓 ⺁Β

Terjemah :

(1) Demi (buah)Tin dan (buah) Zaitun, (2) demi Gunung Sinai, (3) dan Demi
neger (Mekkah) yang aman ini. (4) Sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. ( Q.S at-Tiin : 1-4 )

6
Tafsir Ayat :

Setelah bersumpah dengan buah-buahan yang bermanfaat atau tempat-


tempat yang mulia itu, Allah menegaskan bahwa dia telah menciptakan manusia
dengan kondisi fisik dan psikis terbaik. Dari segi fisik, misalnya, hanya manusia
yang berdiri tegak sehingga otaknya bebas berpikir, yang menghasilkan ilmu, dan
tangannya juga bebas bergerak untuk merealisasikan ilmunya itu, sehingga
melahirkan teknologi. Bentuk manusia adalah yang paling indah dari semua
makhluk-Nya. Dari segi Psikis, hanya manusia yang memiliki pikiran dan
perasaan yang sempurna. Dan lebih-lebih lagi, hanya manusia yang beragama
dan masih banyak lagi keistimewaan manusia dari segi fisik dan psikis.
Penegasan Allah bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan kondisi fisik dan
psikis terbaik itu mengandung arti bahwa fisik dan psikis manusia itu perlu
dipelihara dan ditumbuh kembangkan. Fisik manusia dipelihara dan ditumbuh
kembangkan dengan memberinya gizi yang cukup dan menjaga kesehatannya.
Dan psikis manusia dipelihara dan ditumbuh kembangkan dengan memberinya
agama dan pendidikan yang baik. Bila fisik dan psikis manusia dipelihara dan
ditumbuh kembangkan, maka manusia akan dapat memberikan kemanfaatan
yang besar kepada alam ini. Dengan demikianlah ia akan menjadi makhluk
termulia.

Ayat inilah permulaan dari yang telah Allah muliakan terlebih dahulu
dengan sumpah. Yaitu bahwasannya diantara makhluk Allah diatas permukaan
bumi, manusialah yang diciptakan oleh Allah dalam sebaik-baiknya bentuk.
Bentuk lahir dan bentuk batin. Bentuk tubuh dan bentuk nyawa. Bentuk tubuhnya
melebihi keindahan bentuk tubuh hewan lainnya. Tentang ukuran dirinya,
tentang manis air mukanya, sehingga dinamai basyar, artinya wajah yang
mengandung gembira, sangat berbeda dengan binatang yang lain. Dan manusia
diberi pula akal, bukan semata-mata nafasnya yang turun naik. Maka dengan
perseimbangan sebaik-baik tubuh dan pedoman pada akalnya itu dapatlah dia
hidup di permukaan bumi ini menjadi pengatur,

7
2. QS. Al-Isra ayat 70

˴Ϙ˴ ˴ϨϘ ˴ ˴Β 䇅 ˴΍ϴ䇅 ⺁ ˴ ˴Ϩ ˴ ˴晦˴Β 䇅 ˴΍ ⺁˴Β 䇅˴΍ ⺁ ˴ϨϘ˴ ˴ ˴Β ˴ϡ˴˴ Ϩ˴Ω ˴Ϩ 䇅˴ ˴Ϯ˴ ˴Β

ϴ ˴ ˴ϨϮ˴Ϙ˴ 䇅ϴϤ˴

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, dan Kami berikan mereka dari rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas banyak dari siapa yang telah Kami
ciptakan, dengan kelebihan yang sempurna.”

Tafsir ayat :

Dan sesungguhnya kami telah memuliakan anak cucu Adam dengan rupa
yang indah, tinggi tubuh dan akal yang sedang, sehingga ia dapat mengetahui
bermacam-macam keahlian dan mengenal bermacam-macam bahasa, bisa
berpikir dengan baik tentang cara-cara mencari penghidupan dan mengeksploitasi
apa yang ada di bumi, serta menundukkan apa saja yang ada di alam atas maupun
bawah. Dan kami angkut mereka diatas binatang-binatang, kereta-kereta,
pesawat-pesawat terbang, balon-balon dan bahtera-bahtera. Kami anugerahkan
rezeki kepada mereka, berupa makanan nabati maupun hewani, dan kami
lebihkan mereka atas sebagian besar makhluk-makhluk kami dengan
kemenangan, kemuliaan dan kehormatan. Maka, wajiblah mereka untuk tidak
menyekutukan sesuatu dengan Tuhan mereka, dan membuang jauh-jauh
peribadatan kepada selain Allah yang mereka lakukan selama ini. Seperti, kepada
patung-patung dan berhala-berhala.

Setelah menggambarkan anugerah-Nya ketika berada di laut dan di darat,


baik terhadap yang taat maupun yang durhaka, ayat ini menjelaskan sebab
anugerah itu, yakni karena manusia adalah makhluk unik yang memiliki
kehormatan dalam kedudukannya sebagai manusia, baik ia taat beragama
maupun tidak. Dengan bersumpah sambil mengukuhkan pernyataan-Nya dengan
kata ( ) qad, ayat ini menyatakan bahwa dan Kami, yakni Allah, bersumpah
bahwa bagus, kemampuan berbicara dan berpikir, serta berpengetahuan dan
Kami beri juga mereka kebebasan memilah dan memilih. Dan Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan dengan aneka alat transport yang Kami ciptakan
dan tundukkan bagi mereka, atau yang Kami ilhami mereka pembuatannya, agar

8
mereka dapat menjelajahi bumi dan angkasa yang kesemuanya Kami ciptakan
untuk mereka. Dan Kami juga beri mereka rezeki dari yang baik-baik sesuai
kebutuhan mereka lagi lezat dan bermanfaat untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan jiwa mereka dan Kami lebihkan mereka atas banyak makhluk dari
siapa yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. Kami lebihkan
mereka dari hewan dengan akal dan daya cipta sehingga menjadi makhluk
bertanggung jawab. Kami lebihkan yang taat dari mereka atas malaikat karena
ketaatan manusia melalui perjuangan melawan setan dan nafsu, sedang ketaatan
malaikat tanpa tantangan. Demikian seterusnya dan masih banyak lainnya.

Kata ( ˴Ϩ 䇅˴ ) karramna terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-
huruf kaf, ra’, dan mim yang mengandung makna kemuliaan serta keistimewaan
sesuai objeknya.

Terdapat perbedaan antara ( ˴ϨϘ ˴ ) fadldlolna dan ( ˴Ϩ 䇅˴ ) karramna. Yang


pertama terambil dari kata ( )fadl, yakni kelebihan, dan ini mengacu kepada
“penambahan” dari apa yang sebelumnya telah di milliki secara sama oleh orang-
orang lain. Rezeki, misalnya, di jamin dan di anugerahkan Allah kepada semua
makhluk. Kelebihan rezeki kepada seseorang menjadikan ia memiliki rezeki
melebihi dari rezeki yang di berikan-Nya kepada orang lain, dan ini
mengakibatkan terjadinya perbedaan antara seseorang dan yang lain dalam
bidang rezeki. Adapun yang kedua, yakni karramna, seperti di kemukakan di atas,
ia adalah anugerah berupa keistimewaan yang sifatnya internal. Dalam konteks
ayat ini, manusia di anugerahi Allah keistimewaan yang tidak di anugerahkan-
Nya kepada selainnya dan itulah yang menjadikan manusia mulia serta harus di
hormati dalam kedudukannya sebagai manusia. Anugerah-Nya itu untuk semua
manusia dan lahir bersama kelahirannya sebagai manusia, tanpa membedakan
seseorang dengan yang lain. Inilah yang menjadikan Nabi Muhammad saw.
Berdiri menghormati jenazah seorang yahudi, yang ketika sahabat-sahabat Rasul
saw. menanyakan sikap beliau itu, Nabi saw. menjawab: “Bukankah yang mati
itu juga manusia?”

Ayat di atas tidak menjelaskan bentuk kehormatan, kemuliaan, dan


keistimewaan yang di anugerahkan Allah kepada anak cucu Adam as. Itu
agaknya untuk mengisyaratkan bahwa kehormatan tersebut banyak dan ia tidak

9
khusus untuk satu ras atau generasi tertentu, tidak juga berdasar agama atau
keturunan, tetapi di anugerahkan untuk seluruh anak cucu Adam as. Sehingga di
raih oleh orang per orang, pribadi demi pribadi. Apa yang penulis sebutkan di
atas adalah sebagian dari kandungan penghormatan itu.

Ada beberapa kesan yang timbul berkaitan dengan firman-Nya:

( ˴ϨϮ˴Ϙ˴ 䇅ϴϤ˴ ˴Ϙ˴ ˴ϨϘ ˴ ˴Β ) wa fadldlalnaahum ‘ala katsirin mimman


khalaqna; "dan Kami lebihkan mereka atas banyak makhluk dari siapa yang
telah Kami ciptakan.

Pertama, penggalan ayat ini tidak menyatakan bahwa Allah swt.


melebihkan manusia atas semua ciptaan atau kebanyakan ciptaan-Nya, tetapi
banyak di antara ciptaan-Nya. Atas dasar itu, sungguh ayat ini tidak dapat di
jadikan alasan untuk menyatakan bahwa manusia adalah makhluk Allah yang
paling mulia atau paling sempurna. Kedua, ayat di atas mengisyaratkan bahwa
kelebihan itu di banding dengan makhluk ciptaan Allah dari siapa yang telah di
ciptakan-Nya. Kata dari siapa merupakan terjemahan dari
kata ( ) mimman yang terdiri dari kata ( )min dan ( ˴ ) man.
Kata man biasa di gunakan untuk menunjuk makhluk berakal. Dari satu sisi, kita
dapat berkata bahwa, jika Allah melebihkan manusia atas banyak makhluk
berakal, tentu saja lebih-lebih lagi makhluk tidak berakal. Di tempat lain, al-
Qur’an menegaskan bahwa alam raya dan seluruh isinya telah di tundukkan
Allah untuk manusia (Q.S. al-Jatsiyah:[45]:13). Di sisi lain, kita juga dapat
berkata bahwa paling tidak ada dua makhluk berakal yang di perkenalkan al-
Qur’an, yaitu jin dan malaikat. Ini berarti manusia berpotensi untuk mempunyai
kelebihan di banding dengan banyak-bukan semua-jin dan malaikat.

Yang dimaksud dengan manusia tentu saja manusia-manusia yang taat


karena manusia yang durhaka di nyatakan-Nya bahwa:

˴g˴W ˴Ω ϡ ˴ ˴䇅 ˴ ϧ⺁ ⺁

“Mereka tidak lain kecuali bagaikan binatang ternak, bahkan lebih buruk”

(Q.S. al-Furqan (25) : 44).

10
Ayat ini merupakan salah satu dasar menyangkut pandangan Islam tentang
Hak-Hak Asasi Manusia. Siapapun manusia itu harus di hormati hak-haknya
tanpa perbedaan. Semua memilik hak hidup, hak berbicara dan mengeluarkan
pendapat, hak beragama, hak memperoleh pekerjaan dan berserikat dan lain-lain
yang di cakup oleh Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia. Hanya saja, perlu di catat
bahwa hak-hak di maksud adalah anugerah Allah sebagaimana di pahami dari
kata karramna; kami muliakan dan, dengan demikian, hak-hak tersebut tidak
boleh bertentangan dengan hak-hak Allah dan harus selalu berada dalam koridor
tuntunan agama-Nya.

11
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas, dalam pandangan Islam manusia dianggap Makhluk yang paling
sempurna karena manusia memiliki kemampuan intelegesi dan daya nalar sehingga manusia
mampu berifikir, berbuat, dan bertindak untuk membuat perubahan dengan maksud
pengembangan sebagai manusia yang utuh. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki
oleh makhluk Tuhan lainnya. Sesuai dengan sifatnya sebagai “Benda Ciptaan” atau biasa
disebut Makhluk, manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Dan sesungguhnya
hanya Sang Penciptalah yang Maha Sempurna.

B. Saran
Hendaknya manusia berperilaku sesuai dengan apa yang allah lebihkan kepada diri
manusia dan hendaknya manusia senantiasa bersyukur akan kelebihan yang diberikan allah
dan senantiasa introspeksi diri dan memposisikan dirinya sebagai makhluk allah yang terbaik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Syueb, Sudono,2011, Buku Pintar Agama Islam, Percetakan Bushido Indonesia : Delta Media.

Departemen Agama RI, 2010, Al-Qur’an Dan Tafsirnya, Jakarta : Lentera Abadi.

https://iqra.id/teori-darwin-dan-penciptaan-manusia-219356/

https://tandaseru.id/keistimewaan-manusia-dalam-al-quran/

13

Anda mungkin juga menyukai