AGAMA ISLAM
Di Susun Oleh :
Ruang C.010
KATA PENGANTAR
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Karena tidak ada gading yang tak retak.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .............................................................................................. 12
PENDAHULUAN
Proses pengklasifikasian ilmu yang berawal dari ranah filsafat Islam akan
dapat dipahami sesuai dengan metode dan landasan yang berlaku di dalam Islam
itu sendiri. Metode dan landasan yang berlaku tersebut merupakan karakteristik
tersendiri dalam kajian keilmuan Islam. Sehingga dari segi katagori wilayah, akan
terlihat jelas perbedaan antara kajian keilmuan timur dengan keilmuan barat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dalam makalah yang sederhana
ini penulis akan berupaya untuk membahasnya sesuai dengan rumusan
permasalahan berikut:
1. Perbedaan antara akal dan wahyu.
2. Klasifikasi ilmu dalam Islam.
3. Ilmu kaumiyah dan ilmu tanziliyah
C. Tujuan Pembahasan
Setiap adanya pembahasan tentu mesti adanya tujuan, maka yang menjadi
tujuan dari pembahasan makalah ini ialah untuk memperoleh pemahaman
terhadap pengertian dan islam dan ilmu pengetahuan.
PEMBAHASAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akal adalah daya pikir untuk
memahami sesuatu atau kemampuan melihat cara-cara memahami
lingkungannya. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan akal adalah
gabungan dari dua pengertian di atas, yang disampaikan oleh ibnu Taimiyah dan
menurut kamus, yakni daya pikir untuk memahami sesuatu, yang di dalamnya
terdapat kemungkinan bahwa pemahaman yang didapat oleh akal bisa salah atau
bisa benar.
Berikur adalah fungsi akal, akal memiliki banyak fungsi dalam kehidupan,
antara lain :
Dan masih banyak lagi fungsi akal, karena hakikat dari akal adalah sebagai
mesin penggerak dalam tubuh yang mengatur dalam berbagai hal yang akan
dilakukan setiap manusia yang akan meninjau baik, buruk dan akibatnya dari hal
yang akan dikerjakan tersebut.
1. Menurut Mu’tazilah
Menurut Mu’tazilah, fungsi wahyu adalah dibawah fungsi akal.
Mereka lebih memuji akal mereka dibanding dengan ayat-ayat suci dan
hadits-hadits Nabi saw.
2. Menurut Salafiyah
Menurut Salafiyah, fungsi wahyu jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan fungsi akal. Jalan untuk mengetahui aqidah dan hukum-hukum
dalam Islam dan segala sesuatu yang bertalian dengan itu, baik yang pokok
maupun yang cabang, baik aqidah itu sendiri maupun dalil-dalil
pembuktiannya, tidak lain sumbernya ialah wahyu Allah SWT yakni Al-
Qur’an dan juga Hadits-hadiits Nabi SAW sebagai penjelasannya. Apa yang
telah ditetapkan oleh Al-Qur’an dan dijelaskan oleh Sunnah Nabi harus
diterima dan tidak boleh ditolak.
Jadi fungsi akal pikiran tidak lain hanya menjadi saksi pembenaran
dan penjelas dalil-dalil Al-Qur’an , bukan menjadi hakim yang mengadili
dan menolaknya.
3. Menurut Asy’ariyah
Menurut Asy’ariyah, fungsi wahyu (Al-Qur’an) dan hadits adalah
sebagai pokok, sedang fungsi akal adalah sebagai penguat Nash-nash wahyu
dan hadits.
4. Menurut Maturidiyah samarkand dan Bukhara
Menurut Maturidiyah, fungsi wahyu dan akal adalah sejajar atau
seimbang. Al-Maturidi mangakui adanya kebaikan dan keburukan terhadap
pada sesuatu perbuatan itu sendiri, dan akal bisa mengetahui kebaikan dan
keburukan sebagai suatu perbuatan.
“dan Allah SWT mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, Dia memberikan pendengaran, penglihatan dan hati
agar kamu bersyukur.” (Q.S An-nahl : 78).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara konseptual, istilah wahyu menunjukkan kepada nama-nama yang lebih
populer seperti Al-Kitab, Al-Qur’an, Risalah, dan Balagh.Dalam terminologi
Islam, wahyu yang dibawa oleh Nabi Muhammad itu dinamakan Al-Qur’an.
Sedangkan pembahasan tentang akal, sampai sekarang masih berkelanjutan.
Didalam bahasa arab, akal diartikan kecerdasan, lawan kebodohan, dan diartikan
pula dengan hati (qalb), suatu kekuatan yang membedakan manusia dari semua
jenis hewan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akal adalah daya pikir untuk
memahami sesuatu atau kemampuan melihat cara-cara memahami
lingkungannya. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan akal adalah
gabungan dari dua pengertian di atas, yang disampaikan oleh ibn Taimiyah dan
menurut kamus, yakni daya pikir untuk memahami sesuatu, yang di dalamnya
terdapat kemungkinan bahwa pemahaman yang didapat oleh akal bisa salah atau
bisa benar.
1. Menurut Mu’tazilah, fungsi wahyu adalah dibawah fungsi akal. Mereka lebih
memuji akal mereka dibanding dengan ayat-ayat suci dan hadits-hadits Nabi.
2. Menurut Salafiyah, fungsi wahyu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
fungsi akal. Menurut Asy’ariyah, fungsi wahyu (Al-Qur’an) dan hadits adalah
sebagai pokok, sedang fungsi akal adalah sebagai penguat Nash-nash wahyu
dan hadits.
3. Menurut Maturidiyah, fungsi wahyu dan akal adalah sejajar atau seimbang.
Al-Maturidi mangakui adanya kebaikan dan keburukan yang terhadap pada
Al-Quran
Nasution, Harun, Akal dan Wahyu dalam Islam, UI Press, Jakarta, cetakan kedua,
1986.
Http://jimmygeneh.blogspot.com/2012/07/klasifikasi-ilmu-dalam-islam.html
Ghazali, Adeng Muchtar. 2003, Pengembangan Ilmu Kalam dari Klasik Hingga
Modern, Bandung: Pustaka Setia.
Rifai, Moh, dan Abdul Aziz, 1988. Pelajaran Ilmu Kalam. Semarang: CV.
Wicaksana.
Sufriyadi, Dedi. 2010. Pengantar Filsafat Islam: Konsep, Filsuf, dan Ajarannya.
Cet. II. Bandung: Pustaka Setia.