Anda di halaman 1dari 11

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.

4 Oktober 2018
ANALISIS PELAPORAN SPT MASA PPN DAN SPT PPH BADAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN PADA PT.MITRA JAYA KENCANA INDAH MEDAN

Wesly Simanjuntak
Dosen Universitas Methodist Indonesia

ABSTRACT

This study aims to determine the amounts listed on the tax invoice, whether obtained from the purchase
transaction or from sales transactions reported in the VAT Notification Period (SPT Masa PPN). The purpose
of this research is to increase knowledge about equalization mechanism between SPT Per VAT period and
SPT Annual Body and impact of the mechanism tersbeut against SPT Annual Agency
The conclusion of this research is that the company has done equalization between SPT Masa PPN with
SPT PPh Agency at the time will report the Income Tax Body. The cause of the difference due to the delivery
of non-voting VAT and does not make the tax invoice so that the value of business in the SPT Annual Income
Tax Agency becomes greater than business circulation on the VAT tax returns.Suggestions that can be given
is for the company to rectify SPT VAT Period so that the business peredaraan value listed in SPT VAT Period
Become the same as the value listed in the Annual Income Tax Return.

Keywords: Equalization, SPT Per VAT, SPT Badan

PENDAHULUAN
Sistem perpajakan di Indonesia mengharuskan pemungutan Pajak Pertambahann Nilai atas
penyerahan barang dan jasa kena pajak. Pemungutan PPN dilakukan dengan media faktur Pajak. Faktur
Pajak digunakan sebagai bukti bahwa telah memungut PPN. PPN yang diperoleh dari transaksi pembelian
disebut pajak masukan, sedangkan PPN yang diperoleh dari transaksi penjualan adalah pajak keluaran.
Jumlah yang tertera pada faktur pajak yang diperoleh dari transaksi pembelian maupun dari
transaksi penjualan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN (SPT Masa PPN). SPT Masa PPN
merupakan media untuk menyampaikan laporan PPN yang memuat informasi tentang posisi PPN setiap
bulannya.
Apabila posisi pajak keluaran lebih besar dibandingkan dengan pajak masukan, maka posisi SPT
Masa Badan adalah kurang bayar. Posisi kurang bayar pada perusahaan diharuskan untuk melakukan
pembayaran atas posisi kurang bayar tersebut dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) sebelum
dilakukan pelaporan SPT Masa PPN.
Apabila posis pajak masukan lebih besar dari faktur keluaran, maka posisi PPN adalah lebih bayar
dan perusahaan memilih untuk melakukan restitusi atau mengkompensasinya untuk ke masa selanjutnya.
Restitusi merupakan suatu mekanisme untuk meminta pengembalian dana dari nilai lebih bayar, sedangkan
kompensasi merupakan mekanisme untuk memindahkan nilai lebih bayar ke periode selanjutnya. Selain dari
kewajiban dalam hal PPN, perusahaan juga mempunyai kewajiban untuk menyampaikan SPT Tahunan. SPT
Tahunan merupakan laporan pajak yang disampaikan satu tahun sekali (tahunan) baik oleh wajib pajak
badan maupun wajib pajak pribadi, yang berhubungan dengan perhitungan dan pembayaran pajak
penghasilan, objek pajak penghasilan, dan/atau bukan objek pajak penghasilan, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai dengan peraturan pajak untuk satu tahun pajak, atau bagian dari tahun pajak. Jika SPT
Masa PPN berisi informasi mengenai penyerahan dan perolehan, maka pada SPT Tahunan berisi kedua
infomasi tersebut disertai dengan biaya lainnya sehingga diperoleh posisi laba perusahaan. Dalam pelaporan
SPT Tahunan Badan, harus terdapat kesesuaian dengan jumlah yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN, hal
inilah yang disebut sebagai mekanisme ekualisasi.
PT. Mitra Jaya Kencana Indah adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa rental dan
jasa kontruksi. Penyerahan atas jasa pada perusahaan adalah penyerahan yang terutang PPN, dan
pembelian dari distributor juga terutang PPN. Pada perusahaan ini, terdapat banyak faktur pajak yang
diterbitkan setiap harinya,

127
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.4 Oktober 2018
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis membuat penelitian dengan judul, “Analisis
Pelaporan SPT Masa PPN dan SPT Tahunan PPh Badan dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada
PT. Mitra Jaya Kencana Indah Medan.”

METODOLOGI PENELITIAN
Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang dikumpulkan berupa Struktur Organisasi, SPT Masa PPN dan
Laporan Keuangan pada 2015
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara :
1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung pada objek dan lokasi yang akan
diteliti.
2. Studi Pustaka, yaitu mengadakan seleksi dari berbagai jenis bahas yang mengandung sudut pandang
yang berbeda-beda dan yang berhubungan dengan objek yang diteliti secara langsung.

Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis secara deskriptif, yaitu meringkas data kedalam
suatu pola pemusatan dan pola pemencaran data. Data yang ada pada penelitian dijelaskan dan didalam
penjabaran data kemudian dirumuskan kesimpulan dan saran. Teknik analisis ini menjabarkan masalah
penelitian yang ada, kemudian menjelaskan masalah dan membuat kesimpulan dan saran.
Teknik Analisis Data
Metode analisis yang diunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Deskriptif, yaitu metode Analisa yang telebih dahulu mengumpulkan data yang ada, kemudian
diklasifikasi, dianalisis, selanjutnya diinterprestasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai keadaan yang diteliti untuk menarik perhatian generalis yang bersifat umum.
2. Metode Deduktif, yaitu suatu analisis yang dilakukan untuk membandingkan peraturan perpajakan
dengan praktek yang terdapat dalam perusahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


Hasil Penelitian
Pencatatan Akuntansi atas Penjualan dan Pembelian
Transaksi penjualan yang terjadi pada PT. Mitra Jaya Kencana Indah adalah sebagai berikut :
Tabel Penjualan Tahun 2015
(Dalam satuan Rupiah)
Penjualan Penjualan
Keterangan dengan Fakur Tanpa Total Penjualan
Pajak Faktur Pajak

Januari 1.908.269.269 198.654.765 2.106.924.034

Februari 350.230.100 245.267.455 595.479.555

Maret 1.547.081.059 387.654.233 1.934.735.292

April 832.680.259 318.763.457 1.151.443.716

Mei 1.817.251.530 276.435.639 2.093.687.169

Juni 730.408.600 213.498.458 943.907.058

Juli 1.952.091.836 378.653.400 2.330.745.236

128
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.4 Oktober 2018

Agustus 637.807.600 165.326.782 803.134.382

September 2.167.577.540 206.745.385 2.374.322.925

Oktober 473.594.450 87.453.855 561.048.305

Nopember 1.149.699.365 95.247.324 1.244.946.689

Desember 2.892.966.378 152.435.565 3.045.401.942

Total 16.459.657.986 2.726.136.318 19.185.794.304

Sumber: PT.Mitra Jaya Kencana Indah,2015

Penjualan perusahaan terbagi atas penjualan dengan faktur pajak dan penjualan tanpa faktur pajak.
Penjualan dengan faktur pajak adalah penjualan kepada yang mempunyai NPWP. Penjualan tanpa faktur
pajak adalah penjualan kepada yang tidak memiliki NPWP.

Berdasarkan data penjualan tersebut, maka data PPN Keluaran perusahaan pada tahun 2015
adalah sebagai berikut:
Tabel PPN Keluaran Tahun 2015
(Dalam Satuan Rupiah)
Penjualan
Periode PPN Keluaran
Dengan Faktur Pajak
Januari 1.908.269.269 190.826.927
Pebruari 350.230.100 35.023.010
Maret 1.547.081.059 154.708.106
April 832.680.259 83.268.026
Mei 1.817.251.530 181.725.153
Juni 730.408.600 73.040.860
Juli 1.952.091.836 195.209.184
Agustus 637.807.600 63.780.760
September 2.167.577.540 216.757.754
Oktober 473.594.450 47.359.445
Nopember 1.149.699.365 114.969.937
Desember 2.892.966.378 289.296.638

Total ... 16.459.657.986 1.645.965.799


Sumber: PT.Mitra Jaya Kencana Indah, 2015

129
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.4 Oktober 2018
Transaksi pembelian yang terjadi pada PT.Mitra Jaya Kencana Indah adalah sebagai berikut:
Tabel
Pembelian Tahun 2015
(Dalam Satuan Rupiah)

Pembelian
PPN
Supplier Dengan Faktur
Masukan
Pajak
PT. Hexindo Adi Perkasa, Tbk. 5.982.617.192 598.261.719
PT. United Tractors, Tbk. 2.911.754.674 291.175.467
PT. Traktor Nusantara 171.654.875 17.165.488
PT. Daya Kobelco Construction
Machinery Indonesia 287.564.355 28.756.436
PT. United Equipment Indonesia 467.346.755 46.734.676
PT. Sacon Indonesia 165.435.733 16.543.573
PT. Altrak 1978 57.873.567 5.787.357
PT. Eka Prima Semesta 1.297.655.345 129.765.535
PT. Putra Andalas Nusantara 32.753.480 3.275.348
PT. Wirastama Abadi 82.567.345 8.256.735
PT. Equipindo Perkasa 76.543.256 7.654.326
CV. Mustika Sakti 2.864.766.735 286.476.674
Total ... 14.398.533.312 1.439.853.331
Sumber: PT.Mitra Jaya Kencana Indah,2015

Transaksi pembelian pada perusahaan dicatat sesuai dengan sistem pencatatan stok yang
menggunakan pencatatan peetual. Pencatatan atas pembelian tersebut adalah sebagai berikut:

Persediaan 14.398.533.312,-

PPN-Masukan 1.439.853.331,-

Hutang Usaha 15.838.368.643,-

SPT Masa PPN


Pemungutan PPN Keluaran yang dilakukan oleh perusahaan kemudian dilaporkan dalam SPT Masa
PPN. Nilai PPN Masukan yang dibayar perusahaan pada saat pembelian barang merupakan PPN yang
dapat dikreditkan dengan PPN Keluaran, sehingga diperoleh posisi PPN apakah lebih bayar atau kurang
bayar.
PPN Masukan yang dapat dikreditkan terhadap PPN Keluaran adalah PPN Masukan yang dilengkapi dengan
faktur pajak yang sah dan tidak lewat masa.

Berdasarkan pada perincian nilai PPN-Keluaran dan nilai PPN-Masukan yang terjadi pada tabel di
atas, maka rincian nilai pada SPT Masa PPN adalah sebagai berikut :

130
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.4 Oktober 2018
Tabel Pengkreditan PPN-Masukan terhadap PPN Keluaran
(Dalam satuan Rupiah)
PPN PPN PPN
Periode
Keluaran Masukan KB/(LB)
Januari 190.826.927 29.968.334 160.858.593
Pebruari 35.023.010 96.089.583 (61.066.573)
Maret 154.708.106 322.902.560 (168.194.454)
April 83.268.026 4.194.361 79.073.665
Mei 181.725.153 38.653.412 143.071.741
Juni 73.040.860 52.976.064 20.064.797
Juli 195.209.184 67.394.395 127.814.788
Agustus 63.780.760 41.040.316 22.740.444
September 216.757.754 75.496.961 141.260.793
Oktober 47.359.445 68.756.309 (21.396.864)
Nopember 114.969.937 384.837.283 (269.867.347)
Desember 289.296.638 257.543.754 31.752.884
Total ... 1.645.965.799 1.439.853.331
Sumber: PT.Mitra Jaya Kencana Indah. 2015

Berdasarkan pada tabel diatas, diketahui bahwa posisi PPN pada masa Januari adalah kurang
bayar, pada masa Februari dan Maret dalah lebih bayar, pada masa April sampai dengan Agustus adalah
kurang bayar, pada masa Oktober dan Nopember adalah lebih bayar, dan pada masa Desember adalah
kurang bayar. Pada saat posisi PPN lebih bayar, maka perusahaan memilih mengkompensasikan PPN ke
masa pajak berikutnya.

Laporan Keuangan dan SPT PPh Badan

Laporan laba rugi pada PT.Mitra Jaya Kencana Indah adalah Sebagai berikut:
Tabel Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2015
(Dalam satuan Rupiah)

1. Penjualan:

Penerimaan Jasa 19.185.794.304

2. Biaya Langsung:
Biaya Gaji dan Tunjangan 1.202.150.000
Biaya Bahan Baku dan Suku Cadang 7.747.915.628
Biaya Bhn. Bakar Minyak dan Pelumas 375.456.850
Biaya Transpor/Perjalan
Dinas 154.765.850
Biaya Perlengkapan Bengkel 22.867.655

131
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.4 Oktober 2018
Retribusi dan Pajak Daerah 1.783.462.065
Biaya Lainnya 9.786.450
Biaya Penyusutan 4.536.518.094
15.832.922.592
Laba Bruto (1-2) 3.352.871.712

3. Biaya Operasi:

Biaya Gaji dan Tunjangan 607.250.000


Biaya Listrik, Air dan
Telepon 66.130.641
Biaya Transpor/Perjalanan Dinas 11.355.800
Biaya Perlengkapan Kantor 9.560.800
Retribusi dan Pajak Daerah 26.785.324
Biaya Bunga Bank 1.184.632.051
Biaya Lainnya 8.685.500
Biaya Penyusutan 94.126.100
2.008.526.216

Laba Neto (2-3) 1.344.345.496


Pajak Penghasilan (PPh) 285.932.317
1.058.413.179

Sumber: PT.Mitra Jaya Kencana Indah, 2015


Perhitungan PPh Badan adalah berdasarkan perkalian dari pembulatan 1.344.345.496,- menjadi
1.344.345.000,- dikalikan dengan tarif PPh badan sebesar 25%. Besarnya PPh terutang perusahaan pada
akhir tahun adalah sebagai berikut:

PPh Terutang 336.086.250

PPh Pasal 25

PPh Pasal 29

Laporan Neraca perusahaan adalah sebagai berikut:

Tabel
Laporan Neraca
Per 31 Desember 2015
(Dalam satuan Rupiah)
Kas 5.575.385

Bank 278.768.495

132
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.4 Oktober 2018

Piutang Dagang 1.599.498.808

PPN Lebih Bayar 259.511.327

Perlengkapan 43.287.565

Total Aset Lancar 2.186.641.580

Tanah 2.742.650.000

Aset Tetap 60.810.215.786

Akumulasi Penyusutan 47.429.749.538

Total Aset Tetap 13.380.466.248

Total Aset 18.310.757.828

Hutang Dagang 1.987.685.575

Hutang PPh 285.932.317

Total Hutang Lancar 2.273.617.892

Hutang Jangka Panjang 8.702.185.002

Total Kewajiban 10.975.802.894

Modal 100.000.000

Laba Ditahan 6.176.541.755

Laba Tahun Berjalan 1.058.413.179

Total Modal 7.334.954.934

Total Kewajiban dan Modal 18.310.757.828

Sumber: PT. Mitra Jaya Kencana Indah, 2015

PEMBAHASAN PENELITIAN
Pembahasan atas Ekualisasi PPN-Keluaran
Jika dibandingkan antara nilai yang tertera pada SPT Masa PPN, dimana nilai keseluruhan Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) adalah 16.459.657.986,-sedangkan pada laporan laba rugi besarnya nilai
penyerahan adalah sebesar 19.185.793.304,- sehingga terdapat selisih 2.726.136.318,-. Nilai ini merupakan
penyerahan kepada pembeli tanpa mengenakan media faktur pajak. Akibatnya tidak ada pemungutan PPN
yang terjadi. Sesuai dengan peraturan UU PPN No.42 Tahun 2009, maka atas seluruh penyerahan BKP
harus dikenakan PPN sehingga atas transaksi tersebut harus dibuka Faktur Pajaknya.
Untuk mendapatkan hasil ekualisasi, maka harus dilakukan pemeriksterhadap peredaraan usaha
pada buku besar penjualan dengan nilai yang tertera dalam SPT Masa PPN. Hal ini perlu dilakukan oleh

133
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.4 Oktober 2018
perusahaan agar pada saat terjadi pemeriksaan pajak, perusahaan sudah mempunyai data tentang
ekualisasi. Apabila terjadi perbedaan antara nilai tersebut, maka perusahaan harus dapat memberikan
penjelasan.
Untuk itulah, perusahaan melakukan pembetulan SPT Masa PPN sehingga perusahaan dapat
menghindari pemeriksaan pajak atau pengenaan sanksi karena tidak melakukan pemungutan PPN.
Perusahaan dapat melakukan perhitungan kembali posisi PPN tahun 2015, dan mengurangkan hasilnya
dengan nilai PPN yang sudah disetor sebelumnya.
Perhitungan pembetulan SPT Masa PPN karena penambahan unsur penyerahan yang belum
dipungut PPN-nya adalah sebagai berikut :

Tabel

Perhitungan untuk Pembetulan SPT Masa PPN

Peredaran
Usaha PPN PPN PPN PPN KB/(LB)
No. Periode Sesuai SPT Setelah
KB/(LB) Sudah Disetor
Tahunan Keluaran Masukan Pembetulan
1 Januari 2.106.924.034 190.826.927 29.968.334 160.858.593 151.658.000 9.200.593
2 Pebruari 595.497.555 35.023.010 96.089.583 (61.066.573) - -
3 Maret 1.934.735.292 154.708.106 322.902.560 (168.194.454) - -
4 April 1.151.443.716 83.268.026 4.194.361 79.073.665 70.073.665 9.000.000
5 Mei 2.093.687.169 181.725.153 38.653.412 143.071.741 140.071.741 3.000.000
6 Juni 943.907.058 73.040.860 52.976.064 20.064.797 15.164.797 4.900.000
7 Juli 2.330.745.236 195.209.184 67.394.395 127.814.788 120.614.728 7.200.060
8 Agustus 803.134.382 63.780.760 41.040.316 22.740.444 20.540.144 2.200.300
9 September 2.374.322.925 216.757.754 75.496.961 141.260.793 131.260.113 10.000.680
10 Oktober 561.048.305 47.359.445 68.756.309 (21.396.864) - -
11 Nopember 1.244.946.689 114.969.937 384.837.283 (269.867.347) - -
12 Desember 3.045.401.943 289.296.638 257.543.754 31.752.884 30.752.114 1.000.770
Total ... 19.185.794.304 1.645.965.799 1.439.853.331 680.135.302 46.502.403
Sumber: Penulis

Pembahasan atas Ekualisasi PPN-Masukan


Bila terdapat selisih, penyebab dari perbedaan selisih adalah :

1. Adanya pembelian yang Faktur Pajaknya diterima setelah lewat masa pelaporan PPN, sehingga atas
nilai faktur pajaknya sudah tidak dapat dikreditkan dan tidak dilaporkan dalam lampiran.
2. Pembelian yang faktur pajaknya belum diterima per Tahun 2015, sehingga baru dikreditkan pada tahun
2016, atas nilai ini sudah diakui dalam laporan keuangan dimana DPP diakui sebagai komponen
pembelian dan nilai PPN masukan berada pada posisi debet dari laporan keuangan.

Laporan Keuangan Perusahaan setelah Pembetulan SPT Masa PPN


Setelah terjadinya pembetulan SPT Masa PPN, maka akan terjadi perubahan pada neraca
perusahaan. Perubahan yang terjadi pada neraca perusahaan terdiri dari transaksi sebagai berikut :
3. Terjadinya perubahan pada nilai Hutang PPN

134
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.4 Oktober 2018
Nilai hutang PPN sebelumnya Nihil, akan berubah menjadi Rp 46.502.403,- yaitu karena ditambah
dengan nilai kurang bayar setelah pembetulan SPT Masa PPN sebesar Rp 46.502.403,-
4. Terjadinya perubahan pada nilai
Nilai laba tahun berjalan sebelumnya adalah Rp 1.058.413.179,-berubah menjadi Rp 1.011.910.776,-
karena dikurangkan dengan nilai PPN keluaran yang sebelumnya tidak dipungut dan menjadi beban bagi
perusahaan, akan tetapi tidak dapat menjadi deductible expense dalam perhitungan PPh terutang.
Neraca perusahaan setelah pembetulan PPN adalah sebagai berikut :
Tabel Laporan Neraca (Setelah Pembetulan SPT Masa PPN)
Per 31 Desember 2015 (Dalam Satuan Rupiah)

Kas 5.575.385

Bank 278.768.495

Piutang Dagang 1.599.498.808

PPN Lebih Bayar 259.511.327

Perlengkapan 43.287.565

Total Aset Lancar 2.186.641.580

Tanah 2.742.650.000

Aset Tetap 60.810.215.786

Akumulasi Penyusutan 47.429.749.538

Total Aset Tetap 13.380.466.248

Total Aset 18.310.757.828


Hutang Dagang 1.987.685.575

Hutang PPh 285.932.317

Hutang PPN 46.502.403

Total Hutang Lancar 2.320.120.295

Hutang Jangka Panjang 8.702.185.002

Total Kewajiban 10.975.802.894

Modal 100.000.000

Laba Ditahan 6.176.541.755

Laba Tahun Berjalan 1.011.910.776 7.288.452.531

Total Modal 7.334.954.934


Total Kewajiban dan Modal 18.310.757.828
Sumber: Penulis

135
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.4 Oktober 2018
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Penjualan pada PT.Mitra Jaya Kencana Indah terbagi atas penjualan yang menggunakan Faktur Pajak
dan penjualan yang tidak menggunakan Faktur Pajak
2. Pada ekualisasi PPN Keluaran dari SPT Tahunan PPh Badan terhadap SPT Masa
PPN, terdapat perbedaan yang disebabkan karena adanya penjualan yang dilakukan
tanpa Faktur Pajak atau tidak dipungut PPN-nya oleh perusahaan.
3. Pada ekualisasi PPN Masukan dari SPT Tahunan PPh Badan terhadap SPT Masa PPN, terdapat
perbedaan yang disebabkan oleh adanya Faktur Pajak yang terlambat atau sudah lewat masa sehingga
pada SPT Masa PPN tidak dilaporkan.

Saran
Beberapa saran dari penelitian ini adalah:
1. Penulis menyarankan agar perusahaan tetap melakukan ekualisasi SPT Masa PPN terhadap buku besar
perusahaan setiap bukan, sehingga memudahkan perusahaan pada saat membuat SPT Tahunan PPh
Badan
2. Penulis menyarankan agar perusahaan selalu memperhatikan jika adanya Faktur Pajak yang terlambat,
perusahaan dapat mengkreditkan Faktur Pajak tersebut secara tepat masa.

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, Diana dan Lilis, Setiawan.2011. Sistim Informasi Akuntansi. Yokyakarta: Penerbit ANDI

Baridwan, Z.2009. Sistim Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode,Edisi Kelima, Badan Penerbitan
Fakultas Ekonomi,Yogyakarta.

Bodnar H.G dan Hopwood,S.W.2010.Sistim Informasi Akuntansi, Salemba Empat,Jakarta


Hall, James,A. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Pertama. Jakarta:Salemba Empat.
Jogiyanto. 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi Empat.Yogyakarta: CV. Andi

K, Fred Skousen.2013. Intermediate Accounting, Edisi 16. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
.
Kieso,Donald E.,Jerry J.Weygandt, dan Terry D. Warfield,2011. AkuntansiIntermediete,Terjemahan Emil
Salim, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakartta.

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi 4. Yogyakarta: Penerbit Salemba Empat.

_______, 2010.Sistim Akuntansi. Edisi 3.Yogyakarta: Penerbit Salemba Empat

Romney,Marshall and Paul Jhon Steinbart 2009. Accounting Information System,Sistem Informasi
Akuntansi, Ahli Bahasa: Deny Arnos, Buku Satu, Edisi Kesembilan.Jakarta: Salemba Empat.

Rudianto ,2014.Akuntansi Manajemen. Jakarta.PT Grasindo

Sujawerni, V.Wiratna, 2015.Sistem Akuntansi.Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Susanto, Azhar.2013. Sistem Informasi Akuntansi. Lingga Jaya, Bandung

Sutabri,Tata. 2012. Analisis Sistim Informasi. Andi, Yogyakarta.

136
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.4 Oktober 2018
Widjajanto, N. 2008. Sistim Informasi Akuntansi, Erlangga, Gelora Aksara Pratama, Jakarta

137

Anda mungkin juga menyukai